SEMINAR KE SD AN
Oleh
Kelompok 2
Irma Achmarani
Sekar Wibiyanti
Sonia Mariska
18 BKT 13
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul “Isu-isu Media Pembelajaran di SD” tepat waktu.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Seminar ke SD an. Dalam makalah ini akan diantarkan kepada suatu pemahaman
mengenai pengetahuan tentang Isu-isu Media Pembelajaran di SD.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Hakikat Media Pembelajaran?
2. Apa Peranan/ Fungsi Media Pembelajaran?
3. Bagaimana Isu terkait Media Pembelajaran?
C. Tujuan Pembahasan
1. Dapat Mengetahui Hakikat Media Pembelajaran
2. Dapat Mengetahui Peranan/ Fungsi Media Pembelajaran
3. Dapat Mengertahui Isu terkait Media Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Karo- Karo (2018 : 87) “ media merupakan suatu alat atau sarana sebagai
perantara untuk menyampaikan bahan pelajaran dari guru kepada anak didik”.
Dalam proses belajar mengajar seorang guru hendaknya trampil dalam memilih,
menggunakan dan menyesuaikan media yang digunakan. Adapun jenis-jenis media
pendidikan yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai berikut;
Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster kartun,
komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media
yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua media tiga dimensi yaitu dalam
bentuk model seperti model padat (solit model), model penampang, model susun, model
kerja, mock up, dan lain-lain. Ketiga, model proyeksi spserti slide, film strips, film,
penggunaan OHP dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media
pengajaran.
1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok,
field trip).
2) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja dan
lembaran lepas).
3) Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar,
transparansi, slide).
4) Media berbasis audio visual (video, film, program slide-tape, televisi).
5) Media berbasis komputer (pengajaran dengan berbasis komputer, video
interaktif, hypertext).
2. Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi
guru dan siswa, dengan maksud untuk membantu siswa belajar secara optimal. Namun
demikian, secara khusus manfaat media pembelajaran seperti dikemukakan oleh Kemp
dan Dayton (1985), yaitu:
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
2) Guru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang sesuatu hal.
Melalui media, penafsiran yang beraneka ini dapat direduksi, sehingga materi
tersampaikan secara seragam.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
4) Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat
(visual), sehingga dapat mendeskripsikan prinsip, konsep, proses maupun prosedur
yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.
5) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
6) Jika dipilih dan dirancang dengan benar, maka media dapat membantu guru dan
siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Tanpa media, guru mungkin
akan cenderung berbicara “satu arah” kepada siswa.
7) Jumlah waktu belajar dapat dikurangi.
8) Seringkali terjadi, para guru banyak menghabiskan waktu untuk menjelaskan materi
ajar. Padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu, jika mereka
memanfaatkan media dengan baik.
9) Kualitas belajar siswa dapat lebih ditingkatkan.
10) Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efesien, tetapi
juga membanu siswa menyerap materi ajar secara lebih mendalam dan utuh.
11) Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
12) Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar
di mana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa bergantung pada keberadaan guru.
13) Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
14) Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Hal ini dapat
meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa pada ilmu pengetahuan dan proses
pencarian ilmu.
15) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
16) Dengan media, guru tidak perlu mengulang-ulang penjelasan, namun justru dapat
mengurangi penjelasan verbal (lisan), sehingga guru dapat memberikan perhatian
lebih banyak kepada aspek pemberian motivasi, perhatian, bimbingan, dan
sebagainya.
B. Peranan/ Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Nana (dalam Tafonao, 2018 : 110) bahwa peranan media pembelajaran
dalam proses mengajar adalah sebagai berikut:
Menurut Rosdiana (2013 : 94) secara keseluruhan, media terdiri dari fungsi yaitu
“a).Mengubah titik berat pendidikan formal, artinya dengan media pembelajaran yang
sebelumnya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang sebelumnya teoritis menjadi
fungsional praktis. b) Membangkitkan motivasi belajar Memperjelas penyajian pesan dan
informasi. c). Memberikan stimulasi belajar atau keinginan untuk mencari tahu”.
a. Aktif: memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang
menarik dan bermakna.
b. Konstruktif: memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau
keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
c. Kolaboratif: memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang
saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi
masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
d. Antusiastik: memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
e. Dialogis: memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses
sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi
tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.
f. Kontekstual: memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang
bermakna (real-world) melalui pendekatan ”problem-based atau case-based
learning”
g. Reflektif: memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta
merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu
sendiri.
h. Multisensory: memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai
modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik
i. High order thinking skills training: memungkinkan untuk melatih kemampuan
berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.)
serta secara tidak langsung juga meningkatkan KOMPUTER & media literacy.
2) Isu dari Berbagai Pihak Seperti Guru, Siswa, dan Pihak Lainnya
Media pembelajaran merupakan bagian teknologi pembelajaran yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan. Hal tersebut tentu sudah disadari
oleh berbagai pihak, yaitu guru, siswa, dan pihak lain, seperti: pihak sekolah
dan komunitas para guru (KKG). Namun demikian, justru dari pihak-pihak
tersebut, masalah yang berkaitan dengan media pembelajaran muncul.
- Dari pihak guru
Masalah yang tampak yaitu 1) asumsi bahwa media pembelajaran
tidak terlalu penting, 2) penggunaan media yang monoton pads saat
pembelajaran, dan 3) kesalahan persepsi bahwa media pembelajaran harus
identik dengan teknologi yang canggih dan mahal. Asumsi bahwa
penggunaan media pembelajaran tidak penting, karena banyak guru yang
beranggapan bahwa media pembelajaran hanya merupakan alai bantu.
Jadi, apabila tidak digunakan, dianggap tidak memiliki dampak apa pun.
Padahal, kenyataannya, dalam aktivitas pembelajaran secara tatap muka,
peran media sangat penting. Media berperan untuk membantu guru yang
sedang melaksanakan peran informator.
Seperti diketahui bahwa kehadiran guru merupakan syarat mutlak
yang tidak dapat diabaikan karena guru merupakan komponen penting
dalam aktivitas pembelajaran. Guru memiliki banyak peran dalam
pembelajaran tatap muka, salah satunya sebagai informator. Guru harus
berusaha menginformasikan materi/pesan pembelajaran secara jelas dan
mudah diterima oleh siswa. Ini berarti guru harus menyiapkan teknologi
pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi. Sebagai
salah satu bagian teknologi pembelajaran, media pembelajaran dapat
membantunya dalam menyajikan pesan secara efektif dan efisien. Hal itu
perlu dipahami oleh para guru.
Kalau ada guru yang sudah menggunakan media tidak berarti
pembelajaran yang dilakukan tanpa masalah. Hal itu terjadi karena masih
banyak guru menggunakan media yang monoton. Hal tersebut dapat
dibuktikan melalui pencermatan pada rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang dibuat guru. Dalam RPP, banyak guru yang menuliskan
bahwa metode yang digunakan untuk pembelajaran yang dilakukan yaitu
metode ceramah dan penugasan, sedangkan media yang digunakan hanya
buku sekolah. Jadi, saat melakukan pembelajaran, para guru memberi
penjelasan materi sesuai dengan yang ada dalam buku sekolah dilanjutkan
dengan mengerjakan soal yang ada di dalamnya. Padahal, dalam
kurikulum 2013 dinyatakan bahwa dalam pembelajaran, siswalah yang
menjadi subjek. Guru hanya fasilitator karena bertugas memfasilitasi
pembelajaran yang mampu menumbuhkan keaktifan siswa.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan
keaktivan siswa yaitu dengan memanfaatkan media pembelajaran. Media
pembelajaran sebagai bagian teknologi pembelajaran, bisa merealisasikan
suatu konsep teaching less learning more. Artinya, secara fisik kegiatan
guru di kelas dikurangi karena ada sebagian tugas guru yang didelegasikan
pada media, namun tetap mendorong tercapainya hasil belajar siswa.
Dengan menggunakan bermacam-macam alternatif media, para siswa
dapat ditumbuhkan keaktivannya karena para siswa lebih banyak belajar;
tidak hanya mendengarkan. Bahan ajar juga lebih bermakna karena
melibatkan siswa untuk berpikir secara, aktif dan kritis. Selain itu,
pembelajaran menjadi lebih bervariasi karena tidak hanya dihadapkan
pembelajaran secara verbal dan membosankan.
Permasalahan lain yang juga muncul dari guru yaitu kesalahan
persepsi bahwa media pembelajaran harus identik dengan teknologi yang
canggih dan mahal. Hal tersebut jelas salah, bahkan dapat menimbulkan
masalah baru yaitu keluhan guru akan ketidakmampuannya untuk
menggunakan media yang canggih tersebut. Padahal, nada berbagai
pendapat para, pakar, tidak pernah ada yang menyebutkan bahwa media
pembelajaran harus media yang berteknologi canggih dan mahal. Sudjana
dan Rivai (2001:4) menyatakan bahwa untuk memilih media
pembelajaran, guru perlu memperhatikan aspek kemudahan dan
kemampuan untuk menggunakan media. Aspek kemudahan berarti media
yang dipergunakan mudah dibuat, mudah ditemukan, tidak mahal, dan
praktis digunakan oleh guru; aspek kemampuan berarti apa pun jenis
media yang ditetapkan, diusahakan dapat digunakan dan disajikan oleh
guru.
- Siswa
Kesalahan persepsi bahwa media pembelajaran harus identik
dengan teknologi yang canggih dan mahal juga bisa muncul dari pihak
siswa. Hal ini tedadi karena kurangnya pemberian pemahaman oleh pihak
guru dan sekolah bahwa media pembelajaran yang ada di sekitar,
misalnya: lingkungan juga bisa menjadi sarana untuk menyampaikan
pesan yang dapat bermanfaat bagi para siswa, bahkan lebih kontekstual.
Pernyataan ini juga bukan sebagai penolakan kecanggihan teknologi sebab
kemampuan untuk menggunakan media pembelajaran yang mempunyai
kecanggihan teknologi juga harus dimiliki para guru dan siswa untuk
mewadahi perkembangan jaman. Akan tetapi, penggunaan media
berteknologi canggih hanya salah satu alternatif. Kalau ternyata kondisi
sekolah dan ekonomi sosial, tidak memungkinkan pesan pembelajaran
harus disampaikan melalui teknologi yang canggih, dapat digunakan
media pembelajaran lain yang dapat tedangkau tanpa harus mengorbankan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
- Pihak lain
Dari pihak lain permasalahan yang berhubungan dengan media
dapat dilihat dari pihak sekolah clan komunitas guru (KKG). Dari pihak
sekolah, permasalahan yang muncul yaitu kurangnya kepedulian sekolah
untuk memfasilitasi pengadaan media pembelajaran secara maksimal. Hal
itu mungkin tedadi karena pihak sekolah beranggapan bahwa pengadaan
media pembelajaran hanya menjadi tugas guru. Contohnya, banyak
sekolah yang mengubah taman sekolah menjadi kelas karena merasa
bahwa kebutuhan penambahan kelas lebih penting daripada taman
sekolah. Padahal, taman atau kebun sekolah dapat menjadi media realia.
Seharusnya, pihak sekolah memfasilitasi pengadaan media pembelajaran,
misalnya: dengan menyediakan atau memberi bantuan dana. Pihak lain
yang juga kurang memfasilitasi pengadaan media pembelajaran yaitu
forum komunikasi guru, seperti: KKG. Yang teriadi selama ini, para guru
berkumpul dalam wadah KKG, ada kecenderungan berkonsentrasi pads
masalah materi, metode (termasuk model), dan penilaian. Media
pembelajaran yang selalu dibahas hanyalah media pembelajaran yang
berupa buku (dulu berkonsentrasi ke buku teks dan LKS). Sangat jarang,
bahkan tidak pernah penulis ketahui (dalam kenyataan), para guru
berkumpul dalam KKG yang khusus membahas pengadaan alternatif
media pembelajaran lain, seperti: mencoba menyediakan CD yang di
dalamnya terdapat pembacaan puisi oleh para sastrawan. Seharusnya,
komunitas KKG juga mempunyai kepedulian terhadap pengadaan
alternatif media pembelajaran yang mampu menciptakan konsep PAIKEM
yaitu pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media pembelajaran berasal dari dua kata dasar yaitu media dan pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah,
perantara atau pengantar”. Lebih lanjut Mahnun (212 : 27) berpendapat bahwa “ media
merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh
sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut”.
B. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.
Diharapkan setiap mahasiswa program studi pendidikan guru sekolah dasar, khususnya bagi
para calon guru, selalu berusaha menambah wawasan tentang isu media pembelajaran. Penulis
menyarankan pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang membangun untuk
kesuksesan makalah selanjutnya.
Daftar Pustaka