Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Media Pembelajaran
“Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran”

DISUSUN

KELOMPOK 2

1. Sri Ayu Anggriani


2. Cristy Natalia Daniel
3. Muhajiratul Haq Suburan
4. Yuliani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA ICP


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

          Alhamdulillah, penyusun mengucapkan syukur atas hidayah serta inayah Allah SWT
yang karenaNya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah Media Pembelajaran, dengan
judul “Fungsi dan manfaat media pembelajaran” sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Media Pembelajaran semester 4 (empat). Shalawat serta salam semoga selamanya tercurah
limpahkan atas uswah dan qudwah hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.

          Dengan selsainya makalah ini dengan segala kekurangannya, penyusun berharap
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi rekan rekan, serta dapat memberikan sumbangan
pengetahuan bagi rekan rekan. Semoga Allah bekenan memberikan taufik dan hidayah-Nya
untuk setiap langkah kita. Amin.

  

Penulis

Makassar, 12 April 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….. i

Daftar Isi………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………. … 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………............ 2

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………. 3

A. Fungsi Media Pembelajaran…………………………………………………. 3

B. Manfaat Media Pembelajaran menurut beberapa ahli:……………………… 4

BAB III PENUTUP…………………………………………………………… 8

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 8

Daftar Pustaka…………………………………………………………………. 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam
pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa
pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan
tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber
belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa
pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Dalam kondisi seperti ini, guru atau
pengajar lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar
sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan
yang dimaksud (menurut Arsyad, 2002) adalah guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah,
petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, selebaran, majalah,
rekaman video, atau audio, dan yang sejenis), dan berbagai sumber belajar serta fasilitas
(OHP, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium,
pusat-pusat sumber belajar, termasuk alam sekitar).
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, maka proses belajar mengajar pada
hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi
ajar) dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar
atau mungkin juga guru). Penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui simbul-simbul
komunikasi berupa simbul-simbul verbal dan non-verbal atau visual, yang selanjutya
ditafsirkan oleh penerima pesan (Criticos, 1996). Adakalanya proses penafsiran tersebut
berhasil dan terkadang mengalami kegagalan. Kegagalan ini bisa saja disebabkan oleh
beberapa faktor, misalnya adanya hambatan psikologis (yang menyangkut minat, sikap,
kepercayaan, inteligensi, dan pengetahuan), hambatan fisik berupa kelelahan, keterbatasan
daya alat indera, dan kondisi kesehatan penerima pesan. Faktor lain yang juga berpengaruh
adalah hambatan kultural (berupa perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan
dan nilai-nilai panutan), dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh
situasi dan kondisi keadaan sekitar (Sadiman, dkk., 1990).
Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses
penafsiran dan agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka sedapat mungkin
dalam penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan menggunakan media
pembelajaran. Diharapkan dengan pemanfaatan sumber belajar berupa media pembelajaran,
proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif (Gagne, 1985)
dan efisien.
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah
pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dalam melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau
bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih
(sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih dari itu, guru
diharapkan mampu mengembangkan ketrampilan membuat media pembelajarnnya sendiri.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana fungsi dari media pembelajaran
2. Bagaimana manfaat dari media pembelajaran
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi dari media pembelajaran
2. Untuk mengetahui manfaat dari media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Media Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari
sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk
membantu siswa dalam menerima danmengolah informasi guna mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Hamalik yang di kutip Azhar Arsyad (2002: 15) mengemukakan
bahwa “Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psokologis terhadap siswa".
Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton dalam bukunya Azhar Arsyad(2002: 9)
menyatakan bahwa “ Media pembelajaran dapat memnuhi tiga fungsi utama apabila media itu
digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya,
yaitu:
 Memotivasi minat atau tindakan
 Menyampikan informasi
 Memberi instruksi.

Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media
adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber
belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.
1. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang
bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di
lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik,
gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu
sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar
dicerna dan dipahami oleh setiap siswa.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya
tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran
dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang
waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media
akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan
media.
2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk
belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi
lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan
media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut
membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa,
serta dapat memperkaya wawasan siswa.
3. Fungsi Semantik
Fungsi semantik merupakan kemampuan media dalam menambah
pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar
dipahami anak didik (tidak verbalistik). Manusialah yang memberi makna pada kata
atau dalam konteks pendidikan dan pembelajaran, gurulah yang memberi makna pada
setiap kata yang disampaikannya. Bila simbol-simbol kata verbal tersebut hanya
merujuk pada benda, misalnya Candi Borobudur, jantung manusia, atau ikan paus,
maka masalah komunikasi akan menjadi sederhana, artinya guru tidak terlalu
kesulitan untuk menjelaskannya. Ia bisa menjelaskan kata verbal itu dengan
menggunakan photo Candi Borobudur, mock up jantung manusia, dan gambar ikan
paus. Bila kata tersebut merujuk pada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan, hubungan
konsep, misalnya kata iman, etika, akhlak, atau tanggung jawab, maka masalah
komunikasi menjadi rumit, yakni bila komunikasinya melalui bahasa verbal. Namun
bagi guru yang kreatif dan mampu dengan mudah diatasi, yakni dengan memberikan
penjelasan melalui bahasa dramatisasi, simulasi, cerita (dongeng), cerita bergambar,
dan lain-lain.
4. Fungsi Manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri umum, dan media memiliki dua
kemampuan. Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas
ruang dan waktu, diantaranya kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa
yang sulit dihadirkan seperti bencana alam, kemampuan media menjadikan objek
atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat seperti proses ibadah
haji, dan kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa telah terjadi
(terutama pada mata pelajaran sejarah) seperti kisah Nabi Nuh dan kapalnya.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan indrawi
manusia, yaitu (1) membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati
karena terlalu kecil, seperti molekul, sel, atom, yakni dengan memanfaatkan gambar,
film, dan lain-lain. (2) membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak
terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti proses metamorphosis, dapat dimanfaatkan
melalui gambar. (3) membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan
kejelasan suara, seperti cara membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid, belajar
menyanyi, yakni dengan memanfaatkan kaset atau tape recorder.
5. Fungsi Psikologis
Pada fungsi psikologis, media pembelajaran terbagi dengan berbagai macam
fungsi, diantaranya:
a. Fungsi atensi, media pembelajaran dapat meningkatkan perthatian (attention)
siswa terhadap media ajar. Ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu
sambil membuang rangsangan yang lainnya, disebut perhatian selektif /
selective attention (Rakhmat, 1985:67).
b. Fungsi Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan
atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan adanya media pembelajaran,
terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk
itu perhatiaannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya.
c. Fungsi kognitif, siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representatif yang mewakili
objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau
kejadian/peristiwa. Objek-objek itu direpresantasikan atau dihadirkan dalam
diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang yang dalam
psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental (Winkel,
1989:42).
d. Fungsi imajinatif, media pembelajaran dapat meningkatkan imajinasi siswa.
Imajinasi berdasarkan Kamus Lengkap Psikologi (C.P. Chaplin, 1993:239)
adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data
sensoris (Munadi, 2008:46)
Namun, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media memiliki empat fungsi
yaitu:
1. Fungsi atensi
Media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi
pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan dalam materi
pelajaran.
2. Fungsi afektif
Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/mahasiswa ketika
proses belajar mengajar berlangsung.
3. Fungsi kognitif
Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris
Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk memahami
teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali
5. Fungsi Psikomotoris
Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan siswa melakukan
suatu kegiatan, terutama yang berkenaan dengan hafalan-hafalan.
6. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi dimaksudkan agar segala kegiatan belajar mengajar yang
telah dilaksanaka dapat dilakukan penilaian kemampuan siswa dalam merespon
pembelajaran.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa, fungsi media pembelajaran antara lain:
1. Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.
2. Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Mendorong motivasi belajar.
4. Menambah variasi dalam penyajian materi.
5. Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan.
6. Memungkinkan siswa memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan
minatnya.
7. Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan (informasinya sangat
membekas dan tidak mudah lupa) (Rohani, 1997: 9).

Kehadiran media pembelajaran sebagai media antara guru sebagai pengirim informasi
dan penerima informasi harus komunikatif, khususnya untuk obyek secara visualisasi. Dalam
pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khusunya konsep yang berkaitan dengan alam semesta
lebih banyak menonjol visualnya, sehingga apabila seseorang hanya mengetahui kata yang
mewakili suatu obyek, tetapi tidak mengetahui obyeknya disebut verbalisme. Masing-masing
media mempunyai keistimewaan menurut karakteristik siswa. Pemilihan media yang sesuai
dengan karakteristik siswa akan lebih membantu keberhasilan pengajar dalam pembelajaran.
Secara rinci fungsi media memungkinkan siswa menyaksikan obyek yang ada tetapi sulit
untuk dilihat dengan kasat mata melalui perantaraan gambar, potret, slide, dan sejenisnya
mengakibatkan siswa memperoleh gambaran yang nyata (Degeng,1999:19).
Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri media pendidikan yang layak
digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Fiksatif (fixative property)
Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.
2. Manipulatif (manipulatif property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam
waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
3. Distributif (distributive property)
Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang
terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama
pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu.
Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa fungsi dari media pembelajaran yaitu media
yang mampu menampilkan serangkaian peristiwa secara nyata terjadi dalam waktu lama dan
dapat disajikan dalam waktu singkat dan suatu peristiwa yang digambarkan harus mampu
mentransfer keadaan sebenarnya, sehingga tidak menimbulkan adanya verbalisme.
Proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik jika siswa berinteraksi dengan semua
alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses
dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan
mengolah informasi, semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan
dapat dipertahankan dalam ingatan siswa. Siswa diharapkan akan dapat menerima dan
menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan. Penyampaian
suatu konsep pada siswa akan tersampaikan dengan baik jika konsep tersebut mengharuskan
siswa terlibat langsung didalamnya bila dibandingkan dengan konsep yang hanya melibatkan
siswa untuk mengamati saja.
B. Pemanfaatan media pembelajaran
Pemanfaatan media pengajaran pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pengajaran. Dengan bantuan media, siswa diharapkan menggunakan
sebanyak mungkin alat inderanya untuk mengamati, mendengar, merasakan, meresapi,
menghayati dan pada akhirnya memiliki sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan
sebagai hasil belajar. Lebih lanjut R. Rahardjo menyatakan bahwa media memiliki nilai-nilai
praktis berupa kemampuan untuk:
a. Membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit, misalnya untuk menjelaskan sistem
peredaran darah.
b. Membawa objek yang berbahaya dan sulit untuk dibawa ke dalam kelas, seperti
binatang buas, bola bumi, dan sebagainya.
c. Menampilkan objek yang terlalu besar, seperti candi borobudur.
d. Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang, seperti micro-
organisme.
e. Mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion.
f. Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
g. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar.
h. Membangkitkan motivasi belajar.
i. Memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota kelompok belajar.
j. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan
menurut kebutuhan.
k. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak, mengatasi batasan waktu
dan ruang.
l. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

Sejalan dengan pendapat di atas, Ely dalam Danim, menyebutkan manfaat media
dalam pengajaran adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan kecepatan belajar (rate of
learning), membantu guru untuk menggunakan waktu belajar siswa secara baik,
mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi dan membuat aktivitas guru lebih
terarah untuk meningkatkan semangat belajar.
b. Memberi kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan
memperkecil atau mengurangi kontrol guru yang tradisional dan kaku, member
kesempatan luas kepada anak untuk berkembang menurut kemampuannya serta
memungkinkan mereka belajar menurut cara yang dikehendakinya.
c. Memberi dasar pengajaran yang lebih ilmiah dengan jalan menyajikan atau merencanakan
program pengajaran yang logis dan sistematis, mengembangkan kegiatan pengajaran
melalui penelitian, baik sebagai pelengkap maupun sebagai terapan.
d. Pengajaran dapat dilakukan secara mantap karena meningkatnya kemampuan manusia
untuk memanfaatkan media komunikasi, informasi dan data secara lebih konkrit dan
rasional.
e. Meningkatkan terwujudnya kedekatan belajar (immediacy learning) karena media
pengajaran dapat menghilangkan atau mengurangi jurang pemisah antara kenyataan di luar
kelas dan di dalam kelas serta memberikan pengetahuan langsung.
f. Memberikan penyajian pendidikan lebih luas, terutama melalui media massa, dengan jalan
memanfaatkan secara bersama dan lebih luas peristiwa-peristiwa langka dan menyajikan
informasi yang tidak terlalu menekankan batas ruang dan waktu.
Karenanya semakin jelas bahwa media pembelajaran merupakan kebutuhan yang
tidak dapat dielakkan dalam rangka menyukseskan program belajar siswa agar dapat tercapai
perubahan tingkah laku yang diharapkan. Konsekuensinya, guru hendaknya memiliki peran
yang tidak terbatas dalam menciptakan, menggunakan maupun mengembangkan media
pembelajaran. Sebagai seorang pendidik, media memiliki peran dan fungsi sangat penting.
Media merupakan integrasai dari sistem
pembelajaran sebagai dasar kebijakan dalam pemilihan pengembangan, maupun
pemanfaatan. Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pengajaran yang gilirannya diharapkan mempertinggi hasil belajar yang hendak
dicapai. Dengan demikian peran dan fungsi media pembelajaran di samping sebagai alat
bantu mengajar juga sebagai sumber belajar yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin
sehingga dapat terciptanya suasana belajar yang kondusif, efektif, efisien dan menyenangkan.
Peran guru dalam inovasi dan pengembangan media pengajaran sangat diperlukan
mengingat guru dapat dikatakan sebagai pemain yang sangat berperan dalam proses belajar
mengajar di kelas, yang hendaknya dapat mengolah kemampuannya untuk membuat media
pengajaran lebih efektif dan efisien. Hal ini, menurut Wijaya disebabkan perkembangan
zaman yang terus terjadi tanpa henti dengan kurun waktu tertentu. Lembaga pendidikan
hendaknya tidak hanya puas dengan metode dan teknik lama, yang menekankan pada metode
hafalan, sehingga tidak atau kurang ada maknanya jika diterapkan pada masa sekarang.
Perkembangan jaman yang begitu pesat dewasa ini membuat siswa semakin akrab dengan
berbagai hal yang baru, seiring dengan perkembangan dunia informasi dan komunikasi.
Karena itu, sangat wajar jika kondisi ini harus diperhatikan oleh guru agar terus mengadakan
pembaharuan (inovasi).
Pembaharuan atau inovasi dalam dunia kependidikan sering diartikan sebagai suatu
upaya lembaga pendidikan dalam menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang
dengan cara memperkenalkan program kurikulum atau metodologi pengajaran yang baru
sebagai jawaban atas perkembangan internal dan eksternal dalam dunia pendidikan yang
cenderung mengejar efisiensi dan efektivitas. Guru merupakan faktor utama dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan sekolah yang pada gilirannya akan sangat mempengaruhi
kemajuan masyarakat yang menjadi suprasistem sekolah yang bersangkutan. Masyarakat
yang semakin rasional dan teknologis semakin membutuhkan jasa sekolah dan atau guru yang
bermutu.
Terkait dengan inovasi di bidang media pengajaran, mutu guru akan dapat ditentukan
dari seberapa jauh atau kreatif ia dalam pengembangan dan inovasi media pengajaran. Hal ini
akan sangat membantu tugasnya sebagai profesional. Lebih lanjut Suharsimi Arikunto telah
merumuskan bahwa kompetensi profesional guru menuntut seorang guru untuk memiliki
pengetahuan yang luas serta mendalam tentang bidang
studi (subject matter) yang diajarkannya beserta penguasaan metodologis, dalam arti
memiliki pengetahuan konsep teoritis, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu
menggunakannya dalam proses belajar-mengajar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kemampuan guru dalam mengembangkan dan melakukan pembaharuan media pengajaran
merupakan salah satu indikator kompetensi profesionalnya.
Guru dalam melaksanakan pengembangan atau pengadaan media pembelajaran
hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau seandainya guru
harus membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah ada di antara
sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan media
pembelajaran yang dibutuhkan. Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media
secanggih apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas.
Apa artinya tersedia media pembelajaran online apabila di sekolah tidak tersedia perangkat
komputer dan
fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh Local Area Network (LAN).
Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (seperti misalnya: media kaset audio)
untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas
pemanfaatannya tersedia di sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat.
Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam
pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah kemudahan guru atau peserta
didik memanfaatkannya. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang
dikembangkan sendiri atau yang dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah
dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Media yang dikembangkan atau
dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah. Atau, dibutuhkan
waktu yang memadai untuk melatih guru tertentu sehingga terampil untuk mengoperasikan
peralatan pemanfaatan media tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru hendaknya
benarbenar dapat mempertimbangkan kegunaan maupun aksesibilitas media tersebut. Jika
suatu media tidak dapat diakses karena alas an tertentu, guru hendaknya mencari dan
menemukan alternatif lainnya, misalnya dengan memproduksi sendiri suatu media menurut
sarana yang dimilikinya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa ke
dewasa, dimulai dari pubertas, yang ditandai dengan perubahan yang pesat dalam berbagai
aspek perkembangan, baik fisik maupun psikis. Secara harfiyah pubertas berasal dari
bahasa latin pubescence (yang berarti “to grow hairy”, yang berarti tumbuhnya bulu-bulu,
seperti bulu disekitar kelamin, ketiak, dan muka. Secara istilah, kata pubertas berarti
proses pencapaian kematangan seksual dan kemampuan untuk berproduksi. Untuk
mengetahui karakteristik perkembangan remaja kita harus faham mengenai karakteristik
setiap aspek perkembangan pada suatu individu.
B. Saran
Setiap calon guru wajib mengetahui keadaan peserta didik, untuk itu setiap aspek
yang berkaitan dengan perkembangan remaja harus dipahami serta di kaji lebih mendalam,
agar dapat menjadi guru yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Syamsu L.N dan Nani M. Sughandi. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Rajawali
Pers : Depok.
Pertanyaan:
1. Sebutkan 2 fungsi utama dari media pembelajaran yang perlu kita ketahui!
Jawab: Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua
adalah sebagai media sumber belajar.
2. Jelaskan ciri media pendidikan yang layak digunakan dalam pembelajaran menurut
Gerlach dan Ely!
Jawab:
1. Fiksatif (fixative property)
Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan,
dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.
2. Manipulatif (manipulatif property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu
dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
3. Distributif (distributive property)
Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegrasi
dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu.

Anda mungkin juga menyukai