MAKALAH
Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran Penjas.
Disusun oleh :
( PJKR )
UNIVERSITAS MANDIRI
(UM)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini, yang berjudul MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besaarnya saya sampaikan kepada
semua pihak terutama kepada teman-teman yang telah membantu baik moril
maupun spiritual sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan
lancar dan baik.
Juga ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat
Mochamad Fajar Permana M.pd, Gr. AIFO selaku dosen Mata Kuliah Media
Pembelajaran Penjas yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan
dalam penyusunan makalah ini.
Pepatah mengatakan “ Tak ada gading yang tak retak.” Begitupun makalah
ini, saya yakin masih banyak kekurangan-kekurangannya. Untuk itu saya
mengharapkan saran-saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
1.1 Latar belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................
1.3 Maksud dan tujuan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
2.1 Pengertian Media Pembelajaran Penjas...............................................................
2.2 Tujuan Media Pembelajaran Penjas..................................................................
2.3 Manfaat Media Pembelajaran Penjas................................................................
2.4 Jenis-jenis Media Pembelajaran Penjas............................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi modern dan teknologi tinggi ini setiap manusia dapat
melakukan sesuatu dengan cepat, bermakna, kreatif, dan inovatif. Namun suatu
realita sehari-hari masih banyak guru dalam kegiatan belajar mengajar siswa di
sekolah mengandalkan sistem lama, diantaranya pidato, menulis, berbicara, dan
lain lain. Dalam kegiatan penjas sebenarnya siswa tidak hanya dituntut seperti
itu, pengajar sebagai pengarah dan motivator. Materi-materi dalam Pendidikan
Jasamani (Penjas) dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja/kelas yang dalam
arti, teori melainkan praktek di lapangan. Dalam praktek di lapangan sering
sekali didapati pembelajaran Penjas yang kurang efektif dan efisien.
1
3. Apa saja manfaat media pembelajaran penjas?
4. Apa saja jenis-jenis media pembelajaran penjas?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Pembelajaran Penjas
A. Pengertian Media
B. Pengertian Pembelajaran
3
Pembelajaran berasal dari kata belajar. Sebelum kita mengartikan apa itu
pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa arti belajar.
Drs. Husdarta dan Drs. Yudha M. Saputra M.Ed menyatakan dalam
bukunya “Belajar dan Pembelajaran” (2000: 2) bahwa belajar itu dimaknai
sebagai proses perubahan tingkahlaku sebagai akibat adanya interaksi antara
individu dengan lingkungannya. Tingkahlaku itu menyangkut aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tingkahlaku dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu yang dapat diamati dan yang tidak. Tingkahlaku yang dapat
diamati disebut dengan behavioral performance, sedangkan yang tidak dapat
diamati disebut behavioral tendency.
Muhibbin Syah M.Ed dalam bukunya “Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru” (1995:89) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan
rumah atau keluarganya sendiri. Beberapa pendapat dari para pakar tentang
belajar yang dikutip dari buku “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru” (1995:90) karangan Muhibbin Syah, M.Ed adalah sebagai berikut :
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational
Psychology :The Teaching-Learning Proces, berpendapat bahwa belajar adalah
suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkahlaku yang berlangsung secara
progesif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa
belajar adalah. A process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan
eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan
mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguatan (reinforcer).
Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori
belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat
dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara
stimulus (rangsangan) dengan respons. Namun, patut dicatat bahwa definisi
yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan
menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit pakar yang menentangnya.
4
Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and
Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience
which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
organisme tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang
ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila
mempengaruhi organisme.
Dalam penjelasan lanjutannya, pakar psikologi belajar itu menambahkan
bahwa pengalaman pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat
memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu
pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian
organisme yang bersangkutan.
Witting dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar
sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire
that occurs as a result of experience. Belajar adalah perubahan yang relatif
menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil pengalaman.
Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum
belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkahlaku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu
diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat
proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh, tidak dapat
dipandang sebagai proses belajar.
5
2.2 Tujuan media pembelajaran penjas
Tujuan utama dari adanya media pembelajaran penjas adalah untuk dapat
membantu penyampaian pembelajaran di Sekolah guna mencapai Tujuan
pendidikan Nasional. Dengan menggunakan media atau alat bantu dalam
pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah diyakini akan membantu proses
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Mengapa? Karena dengan
pemikiran secara logika untuk mengajari jumlah siswa kurang lebih 30 orang
tanpa menggunakan media atau alat bantu, sangat kecil kemungkinannya semua
siswanya dapat menangkap apa yang diajarkan guru. Dari kenyataan yang
diamati Penulis terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani tanpa menggunakan
media, kebanyakan siswanya komplain dan sebagai dampaknya adalah siswa
lebih senang bermain–main dan bahkan sama sekali tidak ikut dalam proses
pembelajaran.
Dr. Soepartono dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2000: 14)
menyatakan bahwa penggunaan media atau alat bantu dalam proses
pembelajaran sangat bermanfaat bukan hanya untuk siswa saja melainkan
bermanfaat juga bagi guru.
6
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan
pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri
keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk
memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan–pesan atau materi
pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media,
maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa,
terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245)
adalah:
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan
perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau
pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
9
Dalam proses belajar mengajar khususnya pada pembelajaran
pendidikan jasmani yang lebih melibatkan kegiatan fisik, tentunya diperlukan
media-media yang lebih beragam lagi guna mendukung tercapainya tujuan
pendidikan secara maksimal. Oleh sebab itu saya berharap agar para guru dapat
menggali dan meningkatkan lagi daya kreatvitasnya guna mencapai tujuan
pendidikan tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12
13