Anda di halaman 1dari 16

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN PENJAS

MAKALAH

Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran Penjas.

Dosen : Mochamad Fajar Permana M.pd, Gr. AIFO

Disusun oleh :

Winda Silviana (2185210003)

Regas Andrean (2185210009)

Firman Hafid Al Haq (2185210015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

( PJKR )

UNIVERSITAS MANDIRI

(UM)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini, yang berjudul MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besaarnya saya sampaikan kepada
semua pihak terutama kepada teman-teman yang telah membantu baik moril
maupun spiritual sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan
lancar dan baik.
Juga ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat
Mochamad Fajar Permana M.pd, Gr. AIFO selaku dosen Mata Kuliah Media
Pembelajaran Penjas yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan
dalam penyusunan makalah ini.

Dengan dibuatnya makalah ini, saya berharap semoga makalah ini


dapat bermanfaat bagi saya sebagai penulis pada khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.

Pepatah mengatakan “ Tak ada gading yang tak retak.” Begitupun makalah
ini, saya yakin masih banyak kekurangan-kekurangannya. Untuk itu saya
mengharapkan saran-saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan
makalah ini.

Subang, Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
1.1 Latar belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................
1.3 Maksud dan tujuan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
2.1 Pengertian Media Pembelajaran Penjas...............................................................
2.2 Tujuan Media Pembelajaran Penjas..................................................................
2.3 Manfaat Media Pembelajaran Penjas................................................................
2.4 Jenis-jenis Media Pembelajaran Penjas............................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi modern dan teknologi tinggi ini setiap manusia dapat
melakukan sesuatu dengan cepat, bermakna, kreatif, dan inovatif. Namun suatu
realita sehari-hari masih banyak guru dalam kegiatan belajar mengajar siswa di
sekolah mengandalkan sistem lama, diantaranya pidato, menulis, berbicara, dan
lain lain. Dalam kegiatan penjas sebenarnya siswa tidak hanya dituntut seperti
itu, pengajar sebagai pengarah dan motivator. Materi-materi dalam Pendidikan
Jasamani (Penjas) dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja/kelas yang dalam
arti, teori melainkan praktek di lapangan. Dalam praktek di lapangan sering
sekali didapati pembelajaran Penjas yang kurang efektif dan efisien.

Dalam pengajaran materi, kebanyakan guru tidak menggunakan media atau


alat bantu. Padahal jika dikaji lebih mendalam, dengan menggunakan alat
bantu informasi/pesan yang akan disampaikan akan lebih mudah ditangkap
dan dicerna oleh siswa sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Hal ini disinyalir karena tidak tersedianya alat bantu tersebut dan kurangnya
kreativitas para guru. Tidak tersedianya media pembelajaran/alat bantu di
sekolah menjadi salah satu faktor penyebab guru malas dan kurang kreatif
dalam mengelola pembelajaran sehingga hanya bermodalkan pidato,menulis di
papan tulis dan mendikte.
Hal ini tentu bertentangan dengan tujuan pengajaran Penjas yang sangat
kompleks yang seharusnya bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor, melainkan hanya aspek kognitifnya. Hal ini sesuai
dengan tuntutan dari UU RI No: 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 40 ayat 2A: “Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media pembelajaran penjas?
2. Apa tujuan media pembelajaran penjas?

1
3. Apa saja manfaat media pembelajaran penjas?
4. Apa saja jenis-jenis media pembelajaran penjas?

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran penjas.
2. Untuk mengetahui tujuan media pembelajaran penjas.
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat media pembelajaran penjas.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis media pembelajaran penjas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Pembelajaran Penjas
A. Pengertian Media

Dr. Soepartono dalam bukunya, “Media Pembelajaran” (2000:3)


menyatakan bahwa media adalah kata jamak dari medium, berasal dari bahasa
Latin yang berarti perantara atau pengantar. Pengertian secara harfiah ini
selanjutnya menurunkan berbagai definisi media seirama dengan
perkembangan teknologi dalam pendidikan seperti yang dikatakan dosen
Program D2 PGSD Pendidikan Jasmani (1991), Association for Education and
Communication Technology (AECT) mendefinisikan media sebagai segala
bentuk yang dipergunakan untuk memproses penyaluran informasi. Sedangkan
National Education Association (NEA) mendefinisikan bahwa media adalah
segala hal yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta penggunaannya untuk kegiatan tersebut. Media sering juga disebut
sebagai perangkat lunak yang bukan saja memuat pesan atau bahan ajar untuk
disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga dapat merangsang pikiran, perasaan
dan kemauan sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
dapat terjadi (Sadiman,2002:6).
Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan,
alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud
agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat
berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi
tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan
siswa mempelajari materi pelajaran.

B. Pengertian Pembelajaran
3
Pembelajaran berasal dari kata belajar. Sebelum kita mengartikan apa itu
pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa arti belajar.
Drs. Husdarta dan Drs. Yudha M. Saputra M.Ed menyatakan dalam
bukunya “Belajar dan Pembelajaran” (2000: 2) bahwa belajar itu dimaknai
sebagai proses perubahan tingkahlaku sebagai akibat adanya interaksi antara
individu dengan lingkungannya. Tingkahlaku itu menyangkut aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tingkahlaku dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu yang dapat diamati dan yang tidak. Tingkahlaku yang dapat
diamati disebut dengan behavioral performance, sedangkan yang tidak dapat
diamati disebut behavioral tendency.
Muhibbin Syah M.Ed dalam bukunya “Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru” (1995:89) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan
rumah atau keluarganya sendiri. Beberapa pendapat dari para pakar tentang
belajar yang dikutip dari buku “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru” (1995:90) karangan Muhibbin Syah, M.Ed adalah sebagai berikut :
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational
Psychology :The Teaching-Learning Proces, berpendapat bahwa belajar adalah
suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkahlaku yang berlangsung secara
progesif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa
belajar adalah. A process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan
eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan
mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguatan (reinforcer).
Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori
belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat
dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara
stimulus (rangsangan) dengan respons. Namun, patut dicatat bahwa definisi
yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan
menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit pakar yang menentangnya.

4
Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and
Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience
which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
organisme tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang
ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila
mempengaruhi organisme.
Dalam penjelasan lanjutannya, pakar psikologi belajar itu menambahkan
bahwa pengalaman pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat
memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu
pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian
organisme yang bersangkutan.
Witting dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar
sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire
that occurs as a result of experience. Belajar adalah perubahan yang relatif
menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil pengalaman.
Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum
belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkahlaku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu
diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat
proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh, tidak dapat
dipandang sebagai proses belajar.

Berdasarkan definisi dari media dan pembelajaran tersebut, maka dapat


ditarik suatu pengertian bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran,
perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi
edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara
tepat guna dan berdayaguna.

5
2.2 Tujuan media pembelajaran penjas
Tujuan utama dari adanya media pembelajaran penjas adalah untuk dapat
membantu penyampaian pembelajaran di Sekolah guna mencapai Tujuan
pendidikan Nasional. Dengan menggunakan media atau alat bantu dalam
pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah diyakini akan membantu proses
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Mengapa? Karena dengan
pemikiran secara logika untuk mengajari jumlah siswa kurang lebih 30 orang
tanpa menggunakan media atau alat bantu, sangat kecil kemungkinannya semua
siswanya dapat menangkap apa yang diajarkan guru. Dari kenyataan yang
diamati Penulis terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani tanpa menggunakan
media, kebanyakan siswanya komplain dan sebagai dampaknya adalah siswa
lebih senang bermain–main dan bahkan sama sekali tidak ikut dalam proses
pembelajaran.
Dr. Soepartono dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2000: 14)
menyatakan bahwa penggunaan media atau alat bantu dalam proses
pembelajaran sangat bermanfaat bukan hanya untuk siswa saja melainkan
bermanfaat juga bagi guru.

Kemp dan Dayton (1985) dalam buku karangan Dr. Soepartono


“Media Pembelajaran (2000: 15) juga mengatakan bahwa media itu sangat
bermanfaat dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1. Penyampaian materi dapat diseragamka


2. Proses instruksional menjadi lebih menarik
3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7. Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses
belajar itu sendiri dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.

2.3 Manfaat Media Pembelajaran Penjas

6
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan
pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri
keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk
memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan–pesan atau materi
pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media,
maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa,
terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245)
adalah:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu kata–


katanya, tetapi tidak tahu maksudnya).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi


dapat diatasi sikap pasif siswa.
4. Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :

1. Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan


peredaran darah.
2. Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam
lingkungan belajar.
3. Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
4. Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
5. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
6. Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan
lingkungannya.
7. Membangkitkan motivasi belajar.
8. Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok
belajar.
9. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang
maupun disimpan menurut kebutuhan.
10. Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan
7
ruang).
11. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

2.4 Jenis-jenis Media Pembelajaran Penjas


Seiring perkembangan jaman dan semakin majunya teknologi maka
media juga semakin berkembang, sekarang ini makin banyak muncul dengan
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari banyaknya pendapat dari para
ahli, belum ada suatu kesepakatan dalam penggolongan atau taksonomi media
yang berlaku umum dan mencakup segala aspek.
Menurut Sukiman (2012: 85-225), karakteristik media yang dipakai
dalam kegiatan belajar mengajar dibedakan menjadi media pembelajaran
berbasis visual, media pembelajaran berbasis audio, dan media pembelajaran
berbasis audio visual.
a. Media pembelajaran berbasis visual

Menurut Sukiman (2012: 85), Media pembelajaran berbasis visual


adalah media pembelajaran yang menyalurkan pesan lewat indera
pandang/penglihatan. Secara umum media pembelajaran berbasis visual
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu media grafis dan media cetak. Media
grafis antara lain meliputi media foto, gambar sketsa, bagan, grafik, papan tulis,
flannel dan bulletin, poster dan kartun, peta dan globe. Media cetak meliputi
transparansi (OHT) dan modul.
b. Media Pembelajaran berbasis audio

Media pembelajaran berbasis audio adalah media pembelajaran yang


digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan lewat indera pendengaran. Ada
beberapa jenis media berbasis audio, antara lain media perekam audio dan
media radio.
c. Media Pembelajaran berbasis audio visual

Media pembelajaran berbasis audio visual adalah media yang


digunakan untuk menyalurkan pesan lewat indera penglihatan sekaligus
pendengaran. Jenis media ini meliputi media televisi dan media film/video.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan
perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau
pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,


tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh mencakup domain kognitif,
afektif dan psikomotor. Dengan kata lain bahwa melalui aktivitas jasmani anak
diarahkan untuk belajar, sehingga terjadi perubahan perilaku, tidak saja
menyangkup fisikal, tetapi juga intelektual, emosional, sosial dan moral. Untuk
itu agar beberapa perubahan tercipta, maka guru pendidikan jasmani lebih
kreatif dalam menganalisis setiap bentuk pelayanan pembalajaran.
Jadi, dari pembahasan di atas bahwa media atau alat bantu itu sangat
bermanfaat bagi keefektifan dan keefisienan proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan juga bermanfaat bagi guru. Dalam pengadaannya juga tidak terlalu
sulit, hanya butuh kemauan dan kreatifitas dari guru.
Penggolongan media pembelajaran menurut Sukiman (2012: 85-225), yaitu:
a. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik,
foto, buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi dan
barang hasil cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai/slide,
film rangkai (film stip), transparansi, mikrofis, overhead proyektor,
grafik, bagan, diagram.
b. Media Audio : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
c. Media Audio Visual : televise dan film/video.
3.2 Saran

9
Dalam proses belajar mengajar khususnya pada pembelajaran
pendidikan jasmani yang lebih melibatkan kegiatan fisik, tentunya diperlukan
media-media yang lebih beragam lagi guna mendukung tercapainya tujuan
pendidikan secara maksimal. Oleh sebab itu saya berharap agar para guru dapat
menggali dan meningkatkan lagi daya kreatvitasnya guna mencapai tujuan
pendidikan tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

(Online)Tersedia Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/ JENIS MEDIA Pembelajaran


(03November2012).
D,Idrus.(2011).PengertianMediaPembelajaran.[Online].Diaksesdari:http://
drusminto.co.id/2011/06/pengertian-media-pembelajaran.html

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai