Anda di halaman 1dari 17

Strategi Pembelajaran di SD

“ Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran ”

Oleh

Kelompok 3 :
Aisyah Putri Fahmi (18129219)
Aulia Delvira (18129233)
Hanifah Chairatun Madihah (18129262)

Seksi : 18 BKT 08

Dosen Pembimbing: Dra. Zaiyasni S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebutnama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapatmenyelesaikanmakalah strategi
Pembelajaran di SD tentang “Fungsi dan Peran Media Pembelajaran”. Makalah ini telah kami
susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan
sumber. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan maupun isi materinya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan
untuk para pembaca.

Bukittinggi, 4 April 2019

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1

B.   Rumusan Masalah............................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................1

II. PEMBAHASAN.................................................................................................................2

1. Fungsi Media Pembelajaran..............................................................................................2

2. Peran Media Pembelajaran................................................................................................4

III. KESIMPULAN................................................................................................................7

A.  Kesimpulan.......................................................................................................................7

B. Saran..................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

ii
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Media pembelajaran memiliki peran dan fungsi yang strategis


dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran
yang kaya dan bervariasi, tidak saja membuat motivasi belajar meningkat,
tetapi juga menjadikan hasil belajar lebih bermakna. Media pembelajaran
dapat dimaknai sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh
manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat
sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada
penerima yang dituju.

Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi


pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik didalam
maupun diluar kelas, terutama membantu dalam peningkatan prestasi belajar
siswa dan membantu juga dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Namun, dalam implementasinya tidak banyak guru yang memanfaatkannya,
bahkan penggunaan metode ceramah (lecture method) monoton masih
cukup populer dikalangan guru dalam proses pembelajarannya.

Maka dari itu dalam makalah ini penulis akan sedikit menjelaskan
tentang peran dan fungsi media yang harus diketahui dan difahami oleh
pengajar dalam proses pembelajaran  yang berfungsi dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diperoleh beberapa
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa saja fungsi media pembelajaran ?
2. Apa saja peranan media pembelajaran?

1
3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulis
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui fungsi media pembelajaran
2. Mengetahui peranan media pembelajaran

2
II. PEMBAHASAN
1. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang sangat
amat penting yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek
ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang dipakai, meskipun masih ada
berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, anatara
lain tujuan pembelajaran yang tentu sesuai dengan materi yang ingin
diajarkan, jenis rangsangan belajar yang diinginkan dan respon yang
diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, ketersediaan
waktu serta sarana prasarana dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Namun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu
fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang diciptakan oleh
guru.

Ada beberapa pendapat pula yang menyatakan tentang fungsi


media pembelajaran ini, salah satunya menurut Hamalik (dalam Arsyad,
2008: 15) mengemukakan bahwa :

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar


dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran
akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu. Selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran
juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahamannya
terhadap materi pelajaran yang di ajarkan saat digunakan media
pembelajaran.
Media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan
dapat lebih menjamin pemahaman bagi penggunanya. Orang yang
mendengarkan saja tidak akan sama tingkat pemahaman dan lama

3
bertahanya tentang apa yang dipahami tersebut, tentu akan berbeda dengan
mereka yang melihat dan mendengarnya secara langsung.

Media pembelajaran diperlukan karena media pembelajaran dapat


membawa serta membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid
dan juga dapat memperbaharui semangat mereka. Media pembelajaran dapat
membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta
menghidupkan pelajaran yang akan dipelajari.

Dari uraian dan pendapat ahli di atas, kelompok dapat


menyimpulkan bahwa adanya media pembelajaran pada proses belajar
mengajar sangat penting, terutama bagi siswa karena dapat meningkatkan
motivasi serta rangsangan dalam belajar, dapat juga meningkatkan
pemahaman siswa akan pelajaran yang diajarkan dalam proses belajar
mengajar serta dapat membangkitkan keinginan juga minat yang baru bagi
siswa, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan
gembira bagi murid-murid yang akan berdampak terperbaharuinya semangat
siswa.

Selain itu masih ada pendapat menurut Levie & Lentz (dalam
Arsyad, 2008: 16) ada empat fungsi media pembelajaran, khususnya media
visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi
kompensatoris.

a) Fungsi Atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan


mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan
atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal
pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata
pelajaran itu karena merupakan salah satu mata pelajaran yang
tidak disenangi oleh mereka, sehingga membuat mereka tidak
memperhatikan. Media gambar, khususnya gambar yang
diproyeksikan dengan menggunakan overhead projector dapat
menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran
yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk
memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

4
b) Fungsi Afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar
atau lambang visual dapah menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
c) Fungsi Kognitif, media visual terlihat dari temuan-temuan
penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau
gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d) Fungsi Kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasika infomasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Dengan kata lain media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan
secara verbal.
Berdasarkan teori tersebut, kelompok menyimpulkan bahwa, media
pembelajaran itu mempunyai fungsi afektif, yaitu dengan adanya media
dapat menimbulkan rasa senang dari hasil keingintahuan si anak. Fungsi
atensi, maksudnya dengan adanya media dapat menimbulkan semangat dan
anak merasa termotivasi karenanya. Fungsi kognitif, ialah fungsi yang
merupakan proses untuk anak dari awalnya tidak tahu menjadi tahu akan
sesuatu karena telah mencobakannya secara langsung dengan menggunakan
media pembelajaran yang terkait dengan materi yang di ajarkan pada si
anak. Dan yang terakhir yaitu fungsi kompensatoris, asal katanya adalah
kompensasi yang berarti mengganti. Maksud dari fungsi kompensatoris ini
adalah fungsi media dapat digantikan jika berjalan tidak efektif untuk si
anak. Misalnya ada anak yang lemah dalam memahami konteks secara teks
dapat menggunakan media visual untuk dapat membantu anak memahami
konteks tersebut.

Berdasarkan perkembangan iptek, maka media pembelajaran dapat


berfungsi seperti membantu memudahkan belajar bagi siswa terutama dalam
memahami sebuah materi dan juga memudahkan pengajaran bagi guru
karena dapat mengefesienkan waktu dan tenaga; memberikan pengalaman
lebih nyata (abstrak menjadi kongkret) kepada siswa contohnya dengan

5
menggunakan media gambar berbentuk 3 dimensi; dapat menarik perhatian
siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan) dengan guru menggunakan
media film dan video; semua indera murid dapat diaktifkan apalagi
menggunakan media yang menuntut siswa untuk bergerak secara aktif; lebih
menarik perhatian dan minat murid dalam belajar, merupakan sebuah
tantangan guru untuk dapat menggunakan media yang dapat mengalihkan
perhatian siswanya; serta dapat membangkitkan dunia teori dengan realita
yang artinya media dapat memperlihatkan objek secara nyata kepada anak,
disaat teori tidak bisa dan hanya menggambarkan objek secara verbal
dengan kata-kata.

Dengan konsepsi yang semakin mantap, fungsi media dalam


kegiatan mengajar tidak lagi peraga dari guru, melainkan pembawa
informasi atau pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa.

2. Peranan Media Pembelajaran


Peranan media pengajaran pada hakekatnya bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengajaran. Dengan bantuan media,
siswa diharapkan menggunakan sebanyak mungkin alat inderanya untuk
mengamati, mendengar, merasakan, meresapi,menghayati dan pada
akhirnya memiliki sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai
hasil belajar.
Peranan dan fungsi media pembelajaran sangat di pengaruhi oleh
ruang, waktu, pendengar atau peseta didik serta sarana dan prasarana yang
tersedia, juga sifat dari media tersebut. Menurut Rohani dalam Media
Intruksional Edukatif (2004: 6) peranan media pembelajaran sebagai
berikut:

1) Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, misalnya


peserta didik yang bertempat tinggal di daerah pegunungan yang
belum pernah melihat lautan dapat digunakan media film, video
kaset.

6
2) Mengatasi batas-batas ruang kelas, misalnya benda-benda yang
akan diajarkan sulit dibawa kedalam kelas, dapat diajarkan melalui
film strip, film, slide, dan sebagainya.
3) Mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara langsung tidak
dapat diamati karena terlalu kecil, misalnya sel, bakteri, atom dapat
digunakan media gambar, slide, film, dan sebagainya.
4) Mengatasi gerak benda secara cepat atau terlalu lambat sedangkan
proses gerakan itu menjadi pusat perhatian peserta didik.
5) Mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks dapat dipisahkan demi
bagian untuk diamti secara terpisah.
6) Mengatasi suara yang terlalu halus untuk didengar secara langsung
melalui telinga. Misalnya alat bantu sistem pengeras suara.
7) Mengatasi peristiwa-peristiwa alam. Misalnya terjadinya letusan
gunung berapi, pertumbuhan tumbuhan atau pembiakkan binatang,
dapat digunakan media gambar,fil,dan sebagainya.
8) Memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat
atau dengan keadaan alam sekitar. Misalnya kunjungan ke
museum, kebun binatang, dan sebagainya.
9) Memberikan kesamaan / kesatuan dalam pengamatan terhadap
sesuatu yang pada awalnya pengamatan peserta didik berbeda-
beda.
10) Membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan
motivasi kegiatan belajar peserta didik.

Berdasarkan teori di atas dapat di simpulkan bahwa peranan dari


media pembelajaran yaitu :
1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehinggadapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebihlangsung antara
siswa dan lingkungannya, dan kemungkinansiswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuandan minatnya.
3. Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu;
a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkanlangsung
di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto,slide, realita,
film, radio, atau model;
b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak
olehindera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop,
film,slide, atau gambar;

7
c. Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi
sekalidalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui
rekamanvideo, film, foto, slide disamping secara verbal.
d. Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darahdapat
ditampilkan secara konkret melalui film, gambar,slide, atau
simulasi komputer;
e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan
dapatdisimulasikan dengan media seperti komputer, film,
danvideo.
f. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapiatau
proses yang dalam kenyataan memakan waktu lamaseperti
proses kepompong menjadi kupu-kupu dapatdisajikan dengan
teknik-teknik rekaman seperti time-lapseuntuk film, video, slide,
atau simulasi komputer.
4. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentangperistiwa-
peristiwa di lingkungan mereka, sertamemungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru,masyarakat, dan lingkungannya
misalnya melalui karyawisata,kunjungan-kunjungan ke museum
atau kebun binatang.

Media pembelajaran tentu mempunyai kaitan dengan kegiatan


belajar mengajar, karena memang media digunakan oleh guru saat dalam
kegiatan mengajar dengan harapan untuk dapat tercapainya tujuan dari
pembelajaran yang diajarkan dengan baik. Menurut Wibawa dalam
Media Pengajaran (1991: 59) peranan media dalam kegiatan belajar-
mengajar dapat dibedakan menjadi beberapa tahapan diantaranya:

1) Peranan Media pada Tahap Pra-Instruksional


Tahap pra-instruksional disebut sebagai tahap awal pelajaran atau
awal kegiatan belajar-mengajar. Pada tahap ini guru sering
mengalami kesulitan dalam mengarahkan perhatian, minat atau
motivasi siswa terhadap pokok bahasan yang akan di pelajari.
Keadaan tersebut akan terasa semakin sulit apabila guru

8
menginginkan siswanya berperan serta secara aktif atau mendorong
terjadinya interaksi instruksional. Interaksi instruksional adalah
interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru, siswa dengan
siswa, dan antara siswa dengan sumber belajar lainnya yang
menghasilkan perubahan pada aspek-aspek tertentu pada diri siswa,
seperti aspek intelektual, keterampilan psikomotorik, interaktif,
kognitif, dan afektif. Contoh media sederhana yang digunakan
yaitu foto, dibuat dari guntingan gambar dari koran, majalah,
brosur, atau kelender. Peranan dari media ini adalah untuk dapat
merangsang rasa ingin tahu dan minat siswa tentang isi pokok
bahasan dan pelajaran yang akan mereka pelajari. Contoh lainnya,
realis seperti mata uang lokal/asing, perangko, peralatan upacara,
model boneka yang berpakaian adat dapat merangsang tumbuhnya
diskusi tentang pokok bahasan dari berbagai bidang studi. Ada pula
contoh media lain seperti poster, rekaman audio dari sepotong
percakapan, sepenggal sajak atau lagu, dapat menumbuhkan
motivasi siswa untuk mencari lebih banyak informasi dari sumber
belajar lain di dalam dan di luar sekolah. Upaya tersebut biasanya
ditempuh siswa guna memenuhi rasa ingin tahunya tentang pokok
bahasan yang relevan dengan media yang digunakan. Besar atau
kecilnya peranan media, ini sangat bergantung pada kemauan dan
kreatifitas guru dalam menciptakan dan mengkondisikan
lingkungan yang dibutuhkan. Lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan yang mampu merangsang rasa ingin tahu siswa dan
mampu mengembangkan interaksi instruksional di kelas.
2) Peranan Media pada Tahap Penyajian Pelajaran
Pada tahap ini, masalah yang dihadapi guru lebih banyak
berhubungan dengan cara bagaimana mengikat perhatian siswa
selama pelajaran berlangsung, dan bagaimana cara membantu
siswa untuk mengingat kembali pengetahuan dan keterampilan
yang sudah dipelajari sebelumnya, dengan cepat dan pada saat yang
tepat. Media seperti transparansi, papan tulis, atau lembar balik
(flip chart), dapat dipakai untuk menyajikan pokok bahasan dan
permasalahan yang akan dipelajari secara garis besar. Apabila
siswa sejaka awal sudah memperoleh gambaran tentang isi
pelajaran yang akan diikuti, maka siswa bisa mengadakan
persiapan yang diperlukan. Ada pula contoh media yaitu bagan
(chart), dapat digunakan untuk membantu siswa memahami
hubungan antar berbagai konsep. Contoh media lainnya rekaman
video dan film dapat digunakan untuk menyajikan bagian seperti
proses perkembangbiakan kupu-kupu dari telur sampai menjadi
kupu-kupu dewasa dalam waktu yang relatif singkat. Lalu ada
media rekaman pita audio dan video yang bisa menyajikan model
ucapan dan percakapan yang dapat ditiru siswa secara secara
berulang-ulang tanpa distorsi yang berarti.
3) Peranan Media untuk Mengundang Partisipasi Aktif Siswa

9
Menurut prinsip-prinsip belajar, dalam kegiatan belajar-mengajar
apapun siswa dituntut harus aktif. Karena itu guru harus berusaha
menumbuhajan peran serta aktif siswa dalam pelajaran yang
diberikan. Namun upaya tersebut sering terhambat oleh cara dan
kemampuan guru yang kurang dalam mengelola kelas, keadaan
pribadi siswa yang pemalu, tidak cukup keberanian untuk berbicara
di depan kelas, serta kurangnya gagasan dalam diri siswa dan
perasaan takut akan kegagalan. Dalam hal ini media mempunyai
peranan yang dapat membantu mengatasi hambatan tersebut. Media
dapat digunakan untuk merangsang diskusi di antara guru dengan
siswa, dan antar sesama siswa, serta dapat membantu menemukan
gagasan untuk mengawali kegiatan siswa, seperti mengarang,
bercerita, dan kegiatan kerja kelompok, serta dapat dipakai sebagai
sumber kegiatan belajar mandiri untuk melengkapi atau
memperkaya pengetahuan yang dipelajari di kelas.
4) Peranan Media pada Tahap Tindak Lanjut
Tahap tindak lanjut yaitu bagian dari kegiatan belajar-mengajar
yang memberi kesempatan kepada siswa mengetahui seberapa jauh
pemahaman siswa tentang berbagai pengetahuan yang baru
dipelajari. Kesempatan tersebut dapat diberikan dalam bentuk
latihan, tugas terstruktur, atau tugas mandiri sesuai pilihannya.
Peranan media dari tahap ini sebagai pengukur pemahaman siswa
akan materi yang sudah dipelajari.

Supaya media pembelajaran itu efektif, pemanfaatan media itu


harus direncanakan dan dirancang secara sistematis, agar memiliki
peranan yang baik untuk proses belajar siswa dan guru yang mengajar.
Menurut Sadiman dalam Media Pendidikan (2009: 189) ada beberapa
pola peranan media pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu sebagai
berikut :

1. Pemanfaatan Media dalam Situasi Kelas (Classroom Setting)


Dalam tatanan ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk
menunjang tercapainnya tujuan tertentu. Pemanfaatannya pun
dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.
Dalam merencanakan pemanfaatan media itu, guru harus melihat
tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung
tercapainnya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yang sesuai
untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih
haruslah sesuai dengan ketiga hal tersebut.
2. Pemanfaatan Media di Luar Situasi Kelas
Pemanfaatan media pembelajaran di luar situasi dapat dibedakan
dalam dua kelompok utama:

10
a. Pemanfaatan Media Secara Bebas, maksudnya adalah
media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi. Pembuat
program media ini, mendistribusikan program medianya di
masyarakat pemakai media. Hal itu dilakukan dengan
harapan media itu akan digunakan orang dan cukup efektif
untuk mencapai tujuan tertentu. Karena pemakai media
menggunakan media tersebut menurut kebutuhan masing-
masing. Dalam menggunakan media ini pemakai tidak
dituntut untuk mencapai tingkat pemahaman tertentu, dan
juga tidak diharapkan untuk memberikan umpan balik
kepada siapapun dan juga tidak perlu mengikuti tes atau
ujian. Berikut contoh jenis pemanfaatan medianya yaitu:
pemakaian kaset pelajaran bahasa inggris dan pemanfaatan
program siaran radio pendidikan.
b. Pemanfaatan Media Secara Terkontrol, maksudnya adalah
media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang
diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
Apabila media itu berupa media pembelajaran, sasaran
didik diorganisasikan dengan baik. Dengan begitu, mereka
dapat menggunakan media itu secara teratur dan
berkesinambungan. Pembuat media perlu menyediakan alat
evaluasi untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.
Berikut contoh pemanfaatan program media secara
terkontrol, yaitu: pemanfaatan siaran radio pendidikan
untuk penataran guru dan pemanfaatan media untuk
mencapai ijazah persamaan SMA di AS.
c. Pemanfaatan Media Secara Perorangan, artinya media itu
digunakan oleh per orang saja. Media seperti ini biasanya
dilengkapi dengan petunjuk pemanfaatan yang jelas
sehingga orang dapat menggunakannya dengan mandiri.
d. Pemanfaatan Media Secara Berkelompok. Keuntungan
belajar menggunakan media secara berkemlompok ialah
bahwa kelompok itu dapat melakukan diskusi tentang bahan
yang sedang dipelajari
e. Pemanfaatan Media secara Massal, yaitu digunakan oleh
orang yang jumlahnya puluha, ratusan bahkan ribuan.
Media yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui
pemancar, seperti radio, televisi atau alat yang bisa
digunakan dalam ruang yang besar. Untuk memudahkan
orang yang belajar dengan menggunakan media seperti ini
sebaiknya pembuat media memberikan bahan tercetak
sebelumnya mengenai media kepada para peserta.
Agar dapat tecapai peranan yang sesuai dengan tujuan dari media
pembelajaran, maka terdapat tiga langkah utama yang perlu diikuti dalam

11
menggunakan media, sebagaimana yang disajikan oleh Sadiman dalam
buku Media Pendidikan (2009: 198), yaitu:

1. Persiapan Sebelum Menggunakan Media


Sebelum penggunaan media dapat berjalan dengan baik, perlu
dibuat persiapan yang baik pula. Pertama-tama pelajari buku
petunuk yang telah disediakan. Kemudian ikuti pentunjuk, jika
terdapat petunjuk yang menyarankan untuk membaca buku atau
bahan belajar lain yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
maka lakukan. Hal tersebut akan memudahkan untuk belajar
menggunakan media itu. Peralatan yang diperlukan untuk
menggunakan media juga perlu disiapkan sebelumnya. Dan
peralatan media perlu ditempatkan dengan baik.
2. Kegiatan Selama Menggunakan Media
Yang perlu dijaga selama menggunakan media ialah suasana
ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu
perhatian dan konsentrasi harus dihindari. Ruangan yang digunakan
saat penggunaan media jangan digelapkan sama sekali, supaya
dapat menulis jika menjumpai hal-hal penting yang perlu diingat,
tetapi jangan sampai kegiatan tersebut mengganggu konsentrasi
dan jangan sampai perhatian tercurah banyak pada apa yang ditulis
sehingga kita tidak dapat memperhatikan sajian media yang sedang
berjalan dengan baik.
3. Kegiata Tindak Lanjut
Maksudnya ialah untuk memastikan apakah tujuan telah tercapai.
Selain itu, untuk memantapkan pemahaman terhadap materi
instruksional yang disampaikan melalui media bersangkutan.

12
III. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Media pendidikan yang dipergunakan dalam rangka komunikasi
dan interaksi pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat
dikatakan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran secara khusus
dipergunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan atau
kompetensi tertentu yang dirumuskan.

Sumber belajar sebagai semua sumber (data, manusia, dan barang)


yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu sumber tersendiri atau dalam
kombinasi untuk memperlancar belajar dan meliputi pesan, orang,
material, alat, teknik, dan lingkungan.

Peran media dalam pembelajaran sangat signifikan, karena media


pembelajaran merupakan suatu bagian integral dari keseluruhan proses
pendidikan dalam semua program dan jenjang. Kualitas outpot dari sebuah
sekolah termasuk media sebai salah satu unsur yang menentukan,
Karenanya seorang guru profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai
materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada anak didiknya, akan
tetapi juga harus mampu memanfaatkan mengembangkan media
pembelajaran, agar pencapaian prestasi belajar akan sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai.

2. Saran
Dengan adanya makalah ini dapat membantu kita sebagai calon
guru harus memperhatikan dan melaksanakan tugas sebagai seorang guru
dengan peran dan tanggungjawab yang sudah diberikan kepada kita.

13
DAFTAR RUJUKAN

Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Rohani, Ahmad. 2004. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Wibawa, Basuki, & Mukti, Farida. 1991. Media Pengajaran. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sadiman, Arief S., Raharjo, R., & Haryono, A. 2009. Media Pendidikan.
Jakarta: Rajawali Pers

14

Anda mungkin juga menyukai