Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI BELAJAR PEMBELAJARAN

SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Dosen : Windi Megayanti, M.Pd.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA TIMUR
2020

a
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki, dan juga kami berterima kasih pada selaku
Dosen mata kuliah Strategi Belajar Pembelajaran yang telah membimbing kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai materi Sumber Belajar dan Media Pembelajaran. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekuranga-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usukan demi
perbaikan yang akan datang , mengingat tidak adanya sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Jakarta, 05 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….. iii

BAB II PEMBAHASAN
SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN
2.1 Pengertian Sumber Belajar………………………………………………………1

2.2 Kegunaan/fungsi sumber belajar………………………………………………2

2.3 Macam-Macam (Klasifikasi) Sumber Belajar…………………………………4

2.4 Pengertian Media Belajar…………………………………………….....6

2.5 Manfaat Media Belajar………………………………………………….. 8

2.6 Jenis-Jenis Media Belajar…………………………………………………. 9

2.7Fungsi Media Belajar……………………………………………….…. 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang
sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia,, baik dalam ekonomi, sosial,
budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari
perkembangan IPTEK tersebut perlu penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang
berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media
pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai guru/calon guru, sehingga mereka dapat
menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa secara baik berdaya guna dan berhasil
guna.
Hasil penelitian telah memperihatkan media yang menunjukkan keunggulannya
membantu para guru dan staf pengajar dalam menyampaikan pesan mempelajaran serta lebih
cepat dan lebih mudah ditangkap oleh para siswa. Media memiliki kekuatan-kekuatan yang
positif dan sinergi yang merubah sikap dan tingkah laku mereka kearah perubahan yang
kreatif dan dinamis. Sehubung dengan hal ini, peran media sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran dimana perkembangannya saat ini media bukan lagi dipandang sekedar alat
bantu tetapi merupakan bagian yang penting dalam sistem pendidikan dan pembelajaran.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Belajar merupakan usaha sadar yang dilakakukan secara terencana, sistematis, dan
menggunakan metode tertentu untuk mengubah perilaku kreatif menetap melalui interaksi
dengan sumber belajar dan media pembelajaran. Sehingga dapa mempermudah dan
membantu secara optimal peserta didik dalam rangka meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar peserta didik.

2.1 Pengertian Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan
pembelajaran. Menurut AECT (Association for Educational Communications and
Technology (1977) sumber belajar adalah semua sumber (data , dan orang) yang dapat
digunakan oleh pengajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, unuk
kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisien tujuan
pembelajaran.

Menurut Sudjana dan Rivai dalam bukunya Teknologi Pengajaran menuliskan bahwa
pengertian sumber belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara
sempit dimaksudkan misalnya buku-buku atau bahan-bahan tercetak lainnya. Sedang secara
luas itu tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar
mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan. M.
Husnan dan kawan-kawan dalam makalahnya yang berjudul sumber belajar dan Alat Peraga
menuliskan Sumber Belajar merupakan sumber bahan yang berupa data, benda-benda, atau
informasi yang sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.

Menurutnya sumber belajar tidak terbatas pada benda-benda fisik, misal : (a) radio; (b) surat
kabar; (c) sawah; (d) sungai dan sebagainya, tetapi dapat juga berupa peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita dan sumber belajar dapat pula berupa media
pengajaran.

Sadiman (dalam buku Pengelolaan Pengajaran oleh Rohani, Ahmad dan Abu) berpendapat
bahwa segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
memungkinkan/memudahkan terjadinya proses belajar disebut sebagai sumber belajar.

Dengan peranan sumber-sumber belajar (seperti guru/dosen, buku, film, majalah,


laboratorium, peristiwa dan sebagainya) memungkinkan individu berubah dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil dan
menjadikan individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana
yang terpuji dan mana yang tidak terpuji dan seterusnya. Dengan perkataan lain,
sesungguhnya sumber belajar mempunyai arti yang luas sebab segala apa yang bisa
mendatangkan manfaat dan mendukung atau menunjang individu untuk berubah ke arah yang

1
lebih positif, dinamis (belajar), atau menuju perkembangan, dapat disebut sebagai sumber
belajar. Bahkan proses/aktivitas pengajaran itu sendiri juga dapat disebut sumber belajar.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan jelas bahwa sumber belajar sangat berperan untuk
menunjang guru dan siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.

AECT juga menguraikan bahwa sumber belajar meliputi  pesan, orang, bahan, alat, teknik,
dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan
belajar mengajar dilihat dari keberadaan sumber belajar yang digunakan dapat dibedakan dua
cara, yaitu:

1.   Sumber belajar yang sengaja direncanakan (by design), yaitu semua sumber yang secara
khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan
fasilitas belajar terarah dan bersifat formal.

2.   Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak
secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan,
dan digunakan untuk keperluan belajar.

Dalam proses belajar mengajar menurut Sudjarwo, ada enam kejadian penting yang
perlu ada dan perlu diperhatikan, yaitu:

1.   Ciptakan dan jaga perhatian. Tanpa adanya perhatian maka proses belajar mengajar tidak
akan terjadi. Perhatian ini sebaiknya bertingkat, mula-mula harus menarik, kemudian tingkat
ketertarikan tersebut perlu dijaga terus sampai berakhirnya proses belajar. Caranya dengan
menciptakan rangsangan-rangsang-an yang tepat dan memukau, kemudian berangsur-angsur
rangsangan tersebut perlu disesuaikan dengan perkembangan situasi belajar.

2.   Tunjukkan keterkaitan pesan yang sedang diajarkan dengan pesan yang telah diterima
sebelumnya. Menurut Gagne dan Ausubel dalam proses belajar penting sekali untuk
menyebutkan hal-hal tertentu yang telah diketahui sasaran didik yang berkaitan dengan pesan
yang sedang dijelaskan.

3.   Arahkan proses belajar dengan menggunakan bahan-bahan visual, audio, verbal, dan
kombinasi dari berbagai bahan tersebut karena bahan tersebut merupakan bahan yang dapat
menyajikan isyarat-isyarat dan tekanan bagi berbagai pesan baru.

4.   Ciptakan komunikasi dua arah yang  fair dan seimbang sehingga umpan balik dari dan ke
sasaran didik dapat dimanfaatkan untuk mempercepat tingkat kesamaan bahasa dan persepsi
sasaran didik.

5.   Ciptakan dan pelihara kondisi untuk mengingat-ingat, menganalisis, meng-inventarisasi,


menyimpulkan, menerapkan, dan mengevaluasi pesan yang diterima, Dengan cara seperti ini
fungsi transfer of learning yang sesungguhnya terjadi.

6.   Selama dan setelah selesai belajar, sebaiknya dilakukan kegiatan evaluasi sesuai dengan
tingkat formalitas masing-masing situasi belajar (Sudjarwo, 1989).

2
Ada beberapa definisi pengertian sumber belajar dapat diartikan secara sempit dan luas.

1.   Dalam arti sempit, sumber belajar hanya terkait dengan buku dan bahan-bahan cetak
untuk memperlancar kegiatan proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendidik.

2.   Dalam arti luas, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar guna memudahkan pencapaian tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.

2. Kegunaan/Fungsi Sumber Belajar

Peranan sumber belajar dalam proses belajar saat ini masih belum optimal. Biasanya selain
guru, sumber belajar lain yang digunakan hanya buku, itu pun tidak selalu seluruh isi buku
tersebut relevan dengan isi dan tujuan kurikulum. Keterbatas-an dalam penggunaan sumber
belajar terjadi karena metode belajar yang utama hanyalah metode ceramah atau kuliah yang
verbalistis dan tidak efektif.

Dengan melihat potensi yang dimiliki sumber belajar yang demikian besar untuk pencapaian
tujuan pendidikan sumber belajar dapat berfungsi sebagai berikut:

1.   Menimbulkan kegairahan belajar. Gairah belajar akan timbul karena bukan hanya guru
saja yang dapat dijadikan tumpuan untuk memecahkan masalah dalam proses belajar
mengajar, melainkan lingkungan sekitar, manusia sumber (narasumber) juga dapat dijadikan
pegangan dalam memecahkan masalah.

2.   Memungkinkan adanya interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan
lingkungan. Lingkungan yang sudah dirancang oleh pendidik untuk disajikan dalam proses
belajar mengajar akan memberikan peluang kepada peserta didik untuk berinteraksi secara
langsung dengan lingkungannya. Dengan interaksi tersebut peserta didik dapat secara
langsung belajar terhadap objek yang dikehendaki atau pada sumber yang asli.

3.   Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari pengalaman. Pengalaman
langsung mempunyai nilai tersendiri bagi peserta didik, lebih-lebih nilai pengalaman yang
diperolehnya itu langsung dari sumbernya akan terkesan dan tetap mengakar pada pikirannya
untuk waktu yang relatif lama.

4.   Memungkinkan peserta didik untuk belajar mandiri sesuai dengan tingkat
kemampuannya. Tingkat kemampuan peserta didik itu beraneka ragam, ada yang tingkat
kemampuannya tinggi, tingkat  kemampuannya sedang, dan ada juga yang tingkat
kemampuannya rendah. Pemaksaan belajar kepada peserta didik untuk berpikir di luar
kemampuannya akan mengakibatkan malapetaka bagi peserta didik.

5.   Menghilangkan kekacauan penafsiran. Penafsiran yang berbeda itu akibat sumber yang
digunakan belum bisa menggambarkan atau menjelaskan hakikat/ pengertian dari sesuatu
yang diajarkan. Peserta didik yang dihadapkan pada sumber belajar secara langsung akan
dapat menafsirkan sendiri tentang hakikat atau pengertian sesuatu itu.

3
3. Macam-Macam (Klasifikasi) Sumber Belajar

Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik dapat memanfaatkan berbagai sumber
belajar yang sangat dimungkinkan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien.

Ditinjau dari objeknya, sumber belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sumber
belajar yang berkaitan dengan manusia dan sumber belajar yang ber-kaitan dengan benda.
Dari pembagian sumber belajar tersebut, dapat dikembang-kan lagi menjadi:

4. Sumber belajar yang direncanakan

Sumber belajar yang direncanakan adalah sumber belajar yang dengan sengaja direncanakan
dan dipersiapkan untuk menunjang keberhasilan dari satu proses belajar mengajar. Contoh:
laboratorium, perpustakaan, bengkel dan lain-lain.

2.   Sumber belajar yang tidak direncanakan

Sumber belajar yang tidak direncanakan adalah sumber belajar yang pada dasarnya tidak
direncanakan dalam kegiatan pendidikan namun karena keadaan dan kondisinya
dimungkinkan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pendidikan maka keadaan atau situasi
tersebut dapat dijadikan sebagai sumber balajar. Contoh sebuah pasar, pada awalnya pasar
tersebut hanya digunakan untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan suatu masyarakat, tetapi
pasar tersebut dapat digunakan sebagai sumber belajar apabila seorang guru sedang
membicarakan pokok bahasan tentang pasar.

Penggolongan sumber belajar menjadi dua bagian tersebut tidaklah mutlak, masing-masing
ahli membagi berdasarkan pengetahuannya. Terbukti dalam pem-bagian yang dikemukakan
oleh AECT (Association of Education Communication Technology) melalui karyanya The
Definition of EducationalTechnology (1977) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi
enam macam, sebagai berikut:

5. Pesan (Massage) yaitu informasi yang harus diteruskan oleh komponen lain dalam
bentuk ide atau gagasan, fakta, pengertian, dan data. Termasuk dalam kelompok
pesan adalah semua bidang studi/mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik.

Contoh sumber belajar yang dirancang untuk jenis ini adalah semua bahan pelajaran
yang digunakan dalam proses belajar mengajar, misalnya bahan pelajaran IPS, PPKn,
Kerajinan dan sebagainya, sedangkan sumber belajar yang tidak direncanakan, tetapi
dapat dimanfaatkan adalah cerita rakyat, dongeng, nasihat dan lain-lain.

6. Manusia (People) yakni orang yang bertindak sebagai penyimpan informasi atau
menyalurkan informasi. Sangatlah tepat jika dikatakan bahwa manusia  adalah
sumber dari segala sumber belajar. Hal ini mengingat potensi yang dimiliki manusia
dapat mewujudkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan. Dengan
pemikirannya manusia dapat menciptakan atau menemukan berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi, berbagai metode atau teknik yang tepat untuk mentransfer
ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk orang lain. Selain dengan daya
pemikirannya manusia juga memiliki perasaaan yang dapat menimbulkan berbagai

4
ekspresi seni, estetika, dan etika yang semuanya dapat dijadikan sebagai sumber
belajar.

Contoh sumber belajar yang dirancang untuk jenis ini adalah guru yang memang
sengaja dipersiapkan sebagai pendidik sekaligus sebagai sumber belajar, konselor,
tutor, dan fasilitator. Sedangankan, sumber belajar yang tidak dirancang, tetapi dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar adalah para pejabat
pemerintah mulai dari pejabat tingkat RT, RW, Kelurahan hingga pejabat tingkat
pusat, pemuka masyarakat baik dalam bidang politik maupun dalam bidang lainnya.
Kelompok masyarakat tertentu yang memiliki keahlian dalam bidangnya umpamanya
pedagang, pengusaha, petani, nelayan, dan masih banyak lagi manusia yang memiliki
kelebihan yang dapat digunakan oleh peserta didik sesuai dengan topik belajar yang
sedang dipelajari.

7. Bahan (Materials) yakni perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan
kepada peserta didik dengan menggunakan perantara melalui alat/ perangkat keras
ataupun oleh dirinya sendiri.

Contoh sumber belajar yang dirancang untuk bahan (materials) ini adalah
transparansi, film, slide, kaset tape, buku, majalah dan lain sebagainya. Sedangkan
sumber belajar yang tidak dirancang, tetapi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
proses belajar mengajar adalah relief yang terdapat di candi-candi, arca, peralatan
listrik dan lain sebagainya.

8. Peralatan (Device) yakni sesuatu peralatan yang digunakan untuk menyampai-kan


pesan yang tersimpan dalam bahan (materials).

Contoh sumber belajar yang dirancang adalah Overhead Projector (OHP), projector
slide, televisi, kamera dan lain sebagainya. Sedang sumber belajar yang tidak
dirancang, tetapi dapat dimanfaatkan adalah mesin, generator, mobil.

9. Teknik/metode (Technique) yaitu prosedur atau alur yang dipersiapkan dalam


mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi, dan orang untuk menyampai-kan
pesan.

Contoh sumber belajar yang dirancang adalah ceramah, demonstrasi, tanya jawab,
diskusi, simulasi, belajar mandiri. Sedang untuk sumber belajar yang tidak dirancang
adalah permainan, sarasehan, percakapan biasa, atau spontanitas.

10. Lingkungan (Setting) yaitu situasi atau suasana sekitar di mana pesan disampai-
kan/ditransmisikan baik lingkungan fisik: (ruang kelas, gedung sekolah) maupun
nonfisik: (suasana belajar).

Contoh sumber belajar yang direncanakan untuk jenis ini adalah ruangan kelas,
perpustakaan, auditorium. Sedang sumber belajar yang tidak direncanakan adalah
taman, kebun, museum, toko dan lain sebagai-nya.

5
2.4Pengertian Media Pebelajaran

Pengklasifikasian tersebut pada dasarnya tidak terpisah sendiri-sendiri, tetapi masih


saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, misalnya seorang guru sedang
menerangkan cara mengoperasikan Overhead Projector. Pada saat proses belajar tersebut
terdapat enem macam sumber belajar yang saat itu sedang berinteraksi di antaranya OHP itu
sendiri, transparansi, situasi, infrormasi, teknik penyampaian pesan, dan guru itu sendiri.
Sehingga pada saat proses belajar berlangsung bisa jadi keenam macam sumber belajar ini
muncul dalam satu kegiatan.

Klasifikasi lain mengenai sumber belajar menurut Sudjana  sebagai berikut:

1.   Sumber belajar tercetak: buku, majalah, brosur, koran, poster, denah ensiklopedia, rumus,
booklet dan lain-lain.

2.   Sumber belajar noncetak: film, slide, video, model, audiocassette, transparansi, realita,
objek dan lain-lain.

3.   Sumber belajar yang berbentuk fasilitas: perpustakaan, ruangan belajar, carrel, studi,
lapangan olahraga dan lain-lain.

4.   Sumber belajar berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi,
permainan dan lain-lain.

5.   Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat: taman, terminal, pasar, toko, pabrik,
musium dan lain-lain (Sudjana dan Rivai, 1989).

Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang
dapat digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua
sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga
sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain, seperti: gambar, model, dan Overhead
Projektor (OHP) dan objek-objek nyata. Sedangkan media lain  seperti kaset audio, video,
VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang digunakan
meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Namun demikian,
sebagai seorang guru alangkah baiknya juga mengenal beberapa jenis media pembelajaran
tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mendorong kita untuk mengadakan dan memanfaatkan
media tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolong-golongkan jenis media. Rudy Bretz
(1971), misalnya, mengidentifikasi jenis-jenis media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu:
suara, visual, dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklafikasikan media 
dalam  tujuh kelompok, yaitu:

1.   Media audio

2.   Media cetak

3.   Media visual diam

6
4.   Media visual gerak

5.   Media audio semi gerak

6.   Media semi gerak

7.   Media audio visual diam

8.   Media audio visual gerak

A. Pengertian Media Pembelajaran

Media Pembelajaran diartikan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar.

Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras. Sementara dalam dunia pendidikan kata ‘media’ disebut
dengan media pembelajaran. Arsyad (2013: 10) menyampaikan bahwa media pembelajaran
adala segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam
proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat peserta didik dalam
belajar.

Pengertian media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk untuk
membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga
memudahkan pencapaian tujuan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan.

Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang
meliputi (Hamalik, 1994 : 6)

•   Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;

•   Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;

•   Seluk-beluk proses belajar;

•    Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;

•    Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;

•    Pemilihan dan penggunaan media pendidikan

•    Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;

•    Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;

7
•    Usaha inovasi dalam media pendidikan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan
pembelajaran di sekolah pada khususnya.

2.5 Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.  Tetapi secara
lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya,
mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :

1.    Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

2.    Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

3.    Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

4.    Efisiensi dalam waktu dan tenaga

5.    Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

6.    Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

7.    Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar

8.    Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan Dayton
tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-manfaat praktis yang lain. 
Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga


dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga


dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu seperti :

a. Obyek yang terlalu besar, dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai,
film, gambar video, atau model.

b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor mikri, film slide, gambar vidao atau
gambar.

8
c. Kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu dapat ditampilkan lagi melalui
rekaman film, video, atau foto.

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang


peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya
wisata.  Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

2.6 Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya.  Mulai yang paling kecil sederhana
dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya.  Ada media yang dapat dibuat
oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik.  Ada media yang sudah tersedia di
lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja
dirancang untuk keperluan pembelajaran.

Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang
biasa digunakan oleh guru di sekolah.  Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua
sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku).  Selain itu banyak juga sekolah yang telah
memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan Overhead Projector (OHP) dan obyek-
obyek nyata.  Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai),
program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak
asing lagi bagi sebagian besar guru.

Adapun terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut Heinich and Melonde
(2005) yaitu :

1. Teks, merupakan elemn dasar bagi penyampaikkan suatu informasi yang mempunyai
berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dalam
penyampaian informasi.

2. Media Audio, membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan membantu


meingkatkan daya tarikan terhadap sesuatu pembasan. Jenis audio termasuk suara
latar, musik, atau rekaman suara dan lainnya.

3. Media Visual, media yag dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti


gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan
lainnya.

4. Media Proyeksi Gerak, termasuk didalamnya film gerak, film gelang, program TV,
video kaset (VCD, CD, atau DVD).

5. Benda-benda Tiruan/miniatur, seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh


dan diraba oleh peserta didik. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik
obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

9
2.7 FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN

Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah
audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials
(materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan
nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam
perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari
“elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia
Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.

Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media
visual, yaitu:

1. Fungsi Atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak
tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang
tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar
khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan
mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan
demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

2. Fungsi Afektif

Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks
yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.

3. Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4. Fungsi Kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual
yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah

10
dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan
secara verbal.

Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama
apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang
besar jumlahnya, yaitu :

1. Memotivasi minat atau tindakan,


2. Menyajikan informasi,
3. Memberi instruksi.

Adapun secara rinci fungsi media dalam proses pembelajaran antara lain :

1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan
perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, peserta didik
dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
2. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh,
berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan,
keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara
langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau
terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket peserta didik dapat memperoleh
gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit litrik, dengan slide
dan film peserta didik memperoleh gambaran tentang bakteri, dan sebagainya.
4. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung
karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video peserta
didik dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan
sebagainya.
5. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.
Dan lain-lain.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sumber belajar meliputi segala sesuatu yang digunakan untuk memfasilitasi belajar.
Klasifikasi sumber belajar terdiri dari pesan, manusia, bahan, peralatan, teknik, dan latar.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola sumber belajar yaitu
pengadaan dan pemanfaatkan sember dan sarana belajar. Terdapat manfaat dan fungsi dari
sumber belajar.
Media pembelajaran diartikan sebagai sagala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan, merangsang pikirin, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga
mendorong proses belajar.
Berdasarkan kemampuan inderanya, jenis media pembelajaran terdiri atas media audio,
visual, dan audio visual. Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, media
pembelajaran terdiri atas media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya
yang terbatas. Berdasarkan pengguna atau pemakai yang memanfaatkan media
pembelajaran, media pembelajaran terdiri atas media pembelajaran yang digunakan secara
massal dan individual. Berdasarkan pembuatan dan pemanfaatannya, media pembelajaran
terdiri atas media by design dan media by utilizatin. Berdasarkan dimensinya, media
pembelajaran terdiri atas media dua dimensi dan tiga dimensi. Berdasarkan proyeksinya,
media pembelajaran terdiri atas media proyeksi dan tidak diproyeksikan.
Dan media pembelajaran memiliki penggunaan, fungsi, dan manfaatnya.

12
Daftar Pustaka
https://wahanasdn1kapuan.wordpress.com/2011/07/21/sumber-belajar-dan-media-
pembelajaran/

Azhar Arsyad,  Media Pengajaran, (Jakarta :  Raja Grafindo Persada, 2000) h. 2


Ibid, h.3
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.  (Jakarta :  Raja Grafindo Persada, 2007). h. 4
Ibid. h.15
………., Media Pembelajaran,  (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan,
2003). h. 17
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.  (Jakarta :  Raja Grafindo Persada, 2007), h.27
………., Media Pembelajaran,  (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan,
2003). h. 22
Arief S. Sadiman, et al.  Media Pendidikan,  (Jakarta :  PT. Raja Grafindo Persada,
2007), hal. 84
https://herminegari.wordpress.com/perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-media-pembelajaran/

13

Anda mungkin juga menyukai