Anda di halaman 1dari 13

“ GAYA BELAJAR DAN BERFIKIR”

(Makalah ini di susun untuk melengkapi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik yang di
ampuh oleh pak Dr. muhammad yusuf, S.pd, M.pd)

MAKALAH

NAMA : APRIYANSAH DJANO

NIM : 433420024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidaya-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “GAYA BELAJAR DAN
BERFIKIR” sehingga penyusun makalah ini untuk menyelesaikan tugas sebagai penunjang
dalam nilai semester nanti. Saya berharap bahwa makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya dalam bidangperkembangan peserta didik. Menyadari haknya,
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, saya sangat mengharapkan kritikan dan saran guna
untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Saya juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang
selama ini membantu saya dalam penyusunan makalah ini.

Gorontalo, 26 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Tujuan................................................................................................................................................4
1.3. Manfaat.............................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1 GAYA BELAJAR.............................................................................................................................5
2.2 GAYA BERFIKIR............................................................................................................................6
2.2.1 Pengertian Gaya Berpikir............................................................................................................6
2.2.2 Macam-Macam Gaya Berpikir....................................................................................................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agarmampu mengelola
proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepadasiswa sehingga ia mau dan mampu belajar.
Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah
sebuah tindakanaktif untuk memahami dan mengalami sesuatu.Belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon.Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan)
yangdiberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing
oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka milikiyang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran
mereka (Kognitif) denganmenggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu
belumterjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:

a. Mengetahui makna karakteristik belajar.


b. Mengetahui karakteristik belajar dalam berbagai dimensi.
c. Mengetahui karakteristik belajar individu

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini sebagai berikut untuk mengetahui maknakarakteristik belajar
serta mengetahui karakteristik belajar dalam berbagaidimensi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 GAYA BELAJAR


Berikut ini konsep belajar yang di bahas adalah proses belajar internalyang berlangsung pada diri
individu sebagai hasil proses pembelajaran.Pembahasan ini di awali dengan memahami terlebih dahulu
factor- faktor yangmempengaruhi individu dalam beraktifitas termasuk belajar yaitu perhatian,
pengamatan, pendengaran, perabaan dan penciuman.

Dalam konteks belajar, setiap orang memiliki kecenderungan untuk lebihsensitif pada salah satu
indranya. Misalnya, ada orang yang lebih mudahmenangkap dan meresapkan sesuatu dari penglihatannya
dibanding dengan perasaaannya. Sejalan dengan kondisi ini, individu dapat digolongkan atas limatipe
pengamatan yaitu tipe visual, auditif, taktil, dan olfaktoris.

Jika kondisi ini dihubungkan dengan proses belajar internal, setiap orang perlu menyeimbangkan
ketiga gaya belajar ini di dalam diri. Tidak terpaku kepadasatu gaya saja. Sebagaimana dikemukakan
Gordon Dryden (1996) bahwa jika peserta didik hanya belajar melalui penglihatannya maka perolehannya
hanyasebesar 10%, dengan mendengar hanya sebesar 30%, dari penglihatan dan pendengeran sebesar
50%, sedangkan jika ingin mendapatkan hasil 100% adalahdengan mengajarkan pada orang lain
pegetahuan hasil 100% adalah denganmengerjakan pada orang lain pengetahuan yang telah di milikinya.

Gaya belajar dapat dikelompok atas dua elemen yang mempengaruhinya.Pertama adalah gaya
belajar independen dan kedua gaya belajar tergantung. Gayaindependen membutuhkan suasana yang
terang dan tidak mau diganggu suarasedikitpun sedangkan gaya tergantung perlu ditemani radio atau
lagu- lagu ketika belajar.

Gaya belajar mengacu ke cara siswa dalam belajar. Menurut Woolfolkcara yang konsisten yang
dilakukan oleh seseorang mencakup informasi, caramengingat, berfikir, mengolah informasi dan
memecahkan persoalannya.Seseorang yang bergaya belajar bergantung ( field dependent ) adalah yang
mudahterpengaruh lingkungan pada saat belajar.

Gaya belajar bergantung mempunyai dampak positif yaitu anda bisamendapatkan gambaran
secara keseluruhan, pandangan yang lebih luas,konfirgurasi suatu masalah atau gagasan, atau kejadian
secara umum. Gaya belajar ini menurut Dunn dipengaruhi oleh 4 faktor dan elemen dasar. Faktor – faktor
elemen dasar tersebut adalah:

a)Lingkungan langsung ( Immediate Environment)

b) Emosional
c) Sosiologis

d) Fisi

2.2 GAYA BERFIKIR

2.2.1 Pengertian Gaya Berpikir


Menurut KBBI gaya diartikan sebagai kesanggupan untuk berbuat,sedangkan berpikir adalah cara
yang menggunakan akal budi untukmempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Jadi gaya berpikir
adalahkesanggupan untuk berbuat yang menggunakan akal budi untukmempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu.

Gaya berpikir merupakan cara yang dipilih seseorang untuk menggunakan kemampuannya
(Sternberg, 1997 dalam Santrock, 2004). Sementara Taylor dkk(1977:55) mendefinisikan berpikir sebagai
proses penarikan kesimpulan(Thinking is an inferring process). Berpikir sebagai proses penarikan
kesimpulandari persoalan yang dipahami yang kemudian mampu menemukan pemecahan persoalan itu
sehingga menghasilkan kesimpulan dan temuan baru. Tentunya, penarikan kesimpulan dalam proses
berpikir ini dipengaruhi rekayasa danmanipulasi data-data dan atau pengertian-pengertian yang tersimpan
dalam longterm memori seseorang.

2.2.2 Macam-Macam Gaya Berpikir


Gaya berpikir menurut tindakannya dapat digolongkan atas gaya impulsif,reflektif,mendalam dan
dangkal.

1. Gaya Impulsif

Gaya berfikir impulsif dalah cenderungan gaya belajar dan berpikir bertindak cepat dan secara
tiba-tiba. gaya berfikir impulsif cenderung spontan,cepat dan menggunakan lebih banyak waktu untuk
merespon dan mengakurasisuatu jawaban. peserta didik yang impulsif perlu
mengembangkankemampuannya untuk berpikir dulu sebelum memberi respon, memahami terlebihdahulu
informasi ynag diterimanya dan menyusun rencana untuk mengendalikanimpulsivitasnya. Peserta didik
yang impulsif seringkali lebih banyak melakukankesalahan daripada siswa bergaya reflektif.

a. Strategi belajar untuk anak Impulsif:


 Pantau murid di kelas untuk mengetahui mana anak-anak yang impulsive.
 Bicara dengan mereka agar mau meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir sebelum
memberikan jawaban.
 Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat mereka membahasnya.
 Jadilah guru bergaya reflektif.
 Bantu murid untuk menentukan standar tinggi bagi kinerjanya.
 Hargai murid impulsif yang mau meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir.
 Pujilah peningkatan kinerja mereka.
 Bimbing murid untuk menyusun sendiri rencana guna mengurangiimpulsivitas.

b. Cara mengatasi anak yang impulsif:


 Identifikasi siswa yang impulsif
 Dorong mereka agar meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir sebelummemberikan
jawaban
 Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat mereka membahasnya
 Jadilah guru bergaya reflektif
 Bantu siswa untuk menentukan standar tinggi bagi kinerjanya
 Hargai siswa impulsif yang mau meluangkan banyak waktu untuk berpikir.
 Beri pujian untuk peningkatan kinerjanya
 Bimbing murid untuk menyusun sendiri rencana guna mengurangi impulsivitas

2. Gaya Reflektif

Gaya berfikir reflektif adalah gaya belajar siswa yang menggunakan lebih banyak waktu untuk
merespons dan merenungkan akurasi dari suatu jawaban.Sedagkan peserta didik yang memiliki gaya
berfikir reflektif lebihmemungkinkanmengingat informasi yang terstruktur, membaca denganmemahami
dan menginterprestasi teks dan memcahkan problema dan membuatkeputusan. Peserta didik yang
reflektif lebih mungkin menetukan sendiri tujuan belajar dan brkonsentrasi pada informasi yang relevan
standar kinerja tinggi dancenderung lebih berhasil daripa yang impulsive.

Hal yang sering dilakukan oleh peserta didik yang memiliki gaya berfikir reflektif,yaitu

 Mengingat informasi yang terstruktur


 Membaca dengan memhami dan mengiterpretasi teks
 Memecahkan problem dan membuat keputusan
 Lebih mungkin menentukan sendiri tujuan belajar
 Lebih mungkin berkosentrasi terhadap informasi yang relefan
Standar kinerja siswa reflektif biasanya lebih tinggi daripada standarkinerja siswa impulsif.
Walaupun demikian, ada juga siswa yang bisa cepat belajar secara tepat dan cepat mengambil keputusan
sendiri. Sebenarnya diareflektif, namun dukungan inteligensi yang tinggi membuatnya cepat bereaksi,
berkesan impulsif.

Bereaksi cepat adalah strategi buruk hanya jika jawaban/kesimpulan yangdihasilkan salah. Jika
benar, malah itu yang lebih baik. Kadang-kadang gayareflektif terlalu lama berkutat dengan memikirkan
suatu persoalan yang bisa saja tak terpecahkan dan berakibat menambah beban belajar. Guru tetap
mendorongsiswa seperti ini untuk tetap reflektif namun harus mencapai jawaban akhir.

Menurut John Dewey metode reflektif di dalam memecahkan masalah,yaitu suatu proses berpikir
aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir ke arahkesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui lima
langkah yaitu :

 Siswa mengenali masalah, masalah itu datang dari luar diri siswa itu sendiri.
 Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisa kesulitannya danmenentukan masalah yang
dihadapinya.
 Lalu dia menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu samalain, dan
mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalahtersebut. Dalam bertindak ia
dipimpin oleh pengalamannya sendiri.
 Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis denganakibatnya masing-masing.
 Selajutnya ia mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahanyang dipandangnya
terbaik. Hasilnya akan membuktikan betul-tidaknya pemecahan masalah itu. Bilamana
pemecahan masalah itu salah atau kurangtepat, maka akan di cobanya kemungkinan yang lain
sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat.

Konsep reflektif dari John Dewey berkenaan dengan kemampuan berfikir reflektifdan
bersikap reflektif. Kemampuan berfikir reflektif terdiri atas lima komponenyaitu:
 Recognize or felt difficulty/problem, merasakan dan mengidentifikasikanmasalah;
 Location and definition of the problem, membatasi dan merumuskan masalah;
 Suggestion of posible solution, mengajukan beberapa kemungkinan alternatifsolusi pemecahan
masalah;
 Rational elaboration of an idea, mengembangkan ide untuk memecahkanmasalah dengan cara
mengumpulkan data yang dibutuhkan;
 Test and formation of conclusion, melakukan tes untuk menguji solusi pemecahan masalah dan
menggunakannya sebagai bahan pertimbanganmembuat kesimpulan

3. Gaya Mendalam

Gaya berpikir mendalam adalah sejauh mana siswa mempelajari materi pelajaran dengan satu
cara untuk membantu mereka memahami makna materitersebut.Peserta didik yang menggunakan gaya
mendalam lebih memugkinkan untuksecara aktif memahami apa-apa yang mereka pelajari dan memberi
makna padaapa yang perlu untuk di ingat.

4. Gaya Dangkal

Gaya belajar dangkal adalah sekadar mencari apa-apa yang perlu untukdipelajari. Gaya dangkal
tidak dapat mengaitkan apa-apa yang mereka pelajaridengan kerangka konseptual yang lebih luas.
Seringkali hanya mengingatinformasi dan bersikap pasif. Sedangkan pelajar mendalam (deep learner )
lebih mungkin untuk secara aktif memahami apa-apa yang mereka pelajari danmemberi makna pada apa
yang perlu diingat.Jadi, pelajar mendalam menggunakan pendekatan kostruktivis dalam belajarnya.Deep
learner lebih banyak memotivasi dirinya sendiri, sedangkan pelajar dangal( surface learner ) lebih
termotivasi jika ada penghargaan dari luar, misalnya pujiandan tanggapan positif dari guru (Snow, Corno,
dan Jackson, 1996 dalam Santrock,2004:157)

Individu yang belajar menggunakan gaya dangkal cenderung mengalamikesulitan mengaitkan


apa-apa yang mereka pelajari degan kerangka konseptualyang lebih luas. Cenderung belajar pasif,
seringkalihanya mengigat informasi.Strategi pembelajaran untuk gaya berpikir dangkal agar belajar
mendalam:

 Identifikasi siswa bertype surface learner


 Beritahu mereka bahwa ada yang lebih penting dari sekadar mengingat materi.Rangsang mereka
untuk menghubungkan materi pelajaran sekarang dengan apayang mereka pelajari sebelumnya.
 Ajukan pertanyaan/beri tugas yang mensyaratkan untuk menyesuaikaninformasi dengan kerangka
materi belajar yang lebih luas
 Jadilah model yang memproses informasi secara mendalam, bukan sekedarmemberi informasi.
Bahas topic pelajaran secara mendetail/mendalam
 Jangan menggunakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya atau tidak.
(Milfayetty, Sri.2018)
Identifikasi gaya berpikir favorit seseprang melalui bahasa yang merekagunakan, dan melalui
bahasa tubuh.

1. Gaya Berfikir Visual

Gaya ini digunakan oleh orang yang berpikir sambil membuat ambar-gambar dikepala. Sekitar 35
persen poopulasi masuk kedalam kategori ini.Mereka cenderung menggunakan kata-kata:

 Dapatkah Anda memperlihatkannya kepada saya?


 Itu ide cemerlang
 Saya bisa membayangkannya
 Sangat jelas bagi saya
2. Gaya Berfikir Auditori
Gaya ini digunakan oleh mereka yang suka mendengar cara Andamengucapkan sesuatu-
kedalaman suara, laju bicara, warna suara, dan intonasi darisuara Anda sangatlah penting dalam
komunikasi sekitar 25 persen dari populasimasuk ke dalam kategori ini. Bahasa mereka didirikan
oleh frase-frase seperti :
 Terdengar oke bagi saya
 Beri tahu saya apa yang bisa hal tersebut lakukan
 Saya tidak suka mendengarnya
 Kedengarannya bagus
3. Gaya Berpikir Kinetik
40 persen populasi yang tersisa, dan mereka mendapatkan informasi darisentuhan, naluri
firasat, dan barangkali jerawat. Frasenya seperti :
 Ini tersa pas
 Saya perlu mencerna secara detailnya.
 Ini menyentuh perasaan saya.
 Saya bisa memahaminya

Identifikasi gaya berpikir menurut informasi yang di dapat

1. Berpikir Sekuensial Konkret


Gaya berpikir ini mendasarkan diri pada realitas serta memproses informasi dngan cara
teratur, urut, dan linier. Tipe ini menganggap realitas adalahapa yang dapat diserap melalui
pancaindra. Gaya berpikir ini memprosesinformasi tahap demi tahap, berusaha sampai sempurna,
dan belajar sambil praktik. Gaya berpikir sekuensial konkret berbakat menjadi pengatur yang
perfeksionis.
2. Berpikir sekuensial abstrak
Gaya ini suka dengan dunia teori, pikiran yang abstrak, berpikir konseptualdan
menganalisis informasi. Orang dengan gaya ini mudah mengetahui apa yang penting seperti poin-
poin utama dan detail yang signifikan sehingga berpotensimenjadi filsuf dan ilmuwan peneliti
yang hebat.
3. Berpikir acak konkret
Gaya ini menggunakan cara berpikir divergen, berwawasan luas, dan suka bereksperimen
seperti pada sekuansial konkret yang mendasarkan diri padarealitas tetapi cenderung melakukan
pendekatan dengan coba-coba. Oleh karenaitu, gaya berpikir tipe ini sering membuat lompatan
intuitif yang sangt diperlukanuntuk menciptakan pemikiran kraetif sejati.
4. Berpikir acak abstrak
Gaya berpikir acak abstrak mengatur informasi melalui refleksi berkembang pesat dalam
lingkungan yang tidak terstruktur, dan berorientasi kepada manusia. Tipe ini dapat mengingat
dengan baik jika informasi dibuatsesuai kessukaannya, dan merasa sangat dibatasi jika
ditempatkan dalamlingkungan yang sangat terstruktur. Orang yang memiliki gaya acak
abstrakadalah pemikir global yang spontan, dan cenderung menggunakan perasaan yang menjadi
bagian utama dunianya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
setiap orang memiliki karakteristik yang khas dalam belajar. Kekhasantersebut dapat
dilihat dari berbagai dimensi. Satu diantaranya dalah inteligensi.Seseorang yyang memiliki
inteligensi yang tinggi akan tampil dalam kemampuanmenangkap informasi dan menyelesaikan
masalah secara cepat dan tepat. Selainkecerdasan, gaya belajar dan gaya berpikir juga
mempengaruhi cara individudalam belajar. Gaya belajar meliputi kecenderungan seseorang dalam
memasukaninformasi. Gaya tersebut anatara lain visual, auditori, dan kinestik. Mengaju
padaelemen yang mempengaruhi gaya belajar ini ada individu yang memiliki cara belajar mandiri
dan tergantung. Gaya belajar tergantung lebih menyenangilingkungan belajar yang tenang dan
tertib, sedangkan gaya belajar tergantungmemerlukan lingkungan belajar dalam bentuk fisik,
psikologis, emosional dansosial. Gaya berpikir seperti gaya impulsif, reflektif, mendaalm dan
dangkalmerupakan karakteristik individu yang mempengaruhi proses belajar seseorang.

3.2 Saran
sebagai seorang manusia tentulah penulis memiliki kesalahan dan kekurangan. maka dari
itu penulisan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Tiffani, Haqqinna. Profil proses berpikir siswa SMP dalam menyelesaikan soal perbandingan
berdasarkan gaya belajar dan gaya kognitif. Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.

Wanelly, Widya, and Ahmad Fauzan. "Pengaruh Pendekatan Open Ended dan Gaya Belajar Siswa
terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis." Jurnal Basicedu 4.3 (2020): 523-533.

Sitorus, Masganti. "Perkembangan peserta didik." (2012).

Mentari, Nia, Hepsi Nindiasari, and Aan Subhan Pamungkas. "Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif
Siswa SMP Berdasarkan Gaya Belajar." NUMERICAL: Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika (2018): 31-42.

Aisyah, Siti. Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar. Deepublish, 2015.

Anda mungkin juga menyukai