Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

“PENGUKURAN PARAMETER FISIKA DAN KIMIA AIR”

DISUSUN OLEH :

NAMA : APRIYANSAH DJANO

NIM : 433420024

KELOMPOK : 5 (LIMA)

ASISTEN : ADRIAN BAKARI

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO

DAFTAR NILAI PRAKTIKUM EKOLOGI


PAS PHOTO
NAMA : APRIYANSAH DJANO
NIM : 433420024 3X4
PRODI : PENDIDIKAN IPA
KELAS :A
ASISTEN : 1. ILYAS H. HUSAIN, S.Pd, M.Pd
2. ADRIAN BAKARI

Aspek
Judul
Penilaian R
No Tanggal Praktikum
P K L
1
2
3
4
5
6
7
8
9
TOTAL
Ket : P=Pretest, K=Keterampilan, L=Laporan, R=Rata-rata
Total R+ Nilai Ujian
Nilai = =
8
Gorontalo, November 2021

Mengetahui
Kepala Laboratorium Biologi

Dr. Chairunnisah J.Lamangantjo, M.Si


NIP. 196611211992032002
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pratikum Ekologi Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pratikum
Ekologi dan Lulus Mata Kuliah Ekologi

Gorontalo, 11 November 2021

Koordinator asisten Asisten pendamping

Ilyas H. Husain, S.Pd,M.Pd Adrian Bakari

Nip. 198909022019031009 Nim: 431415056


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga saya dapat menyusun laporan praktikum
ekologi ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang uraian hasil penelitian mengenai
“pengukuran parameter fisika dan kimia air”.

Laporan ini saya susun dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak
diantaranya; Pak Abubakar Sidik Katili, S.Pd, M.Sc selaku dosen mata kuliah ekologi,
Bapak Ilyas H.Husain, S.Pd, M.Pd selaku Asisten dosen dan Kak Adrian Bakari. Oleh
karena itu saya sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah
diberikan.

Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa hasil laporan praktikum
ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata
Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuksaya khususnya, dan
masyarakat Indonesia umumnya.

Gorontala, 11 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................4
DAFTAR ISI................................................................................................................................5
1. PENDAHULUAN................................................................................................................5
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................5
1.2. Tujuan Praktikum.......................................................................................................6
1.3. kegunaan praktikum..................................................................................................6
1.4. waktu Dan Tempat.....................................................................................................7
2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................7
3. METODOLOGI...................................................................................................................8
3.1. Fungsi alat..................................................................................................................8
3.2. Fungsi Bahan.............................................................................................................8
3.3. Skema kerja (Diagram Alir)......................................................................................9
4. ANALISA HASIL..............................................................................................................13
4.1. Data hasil pengamatan...........................................................................................13
4.2. Analisa prosedur......................................................................................................13
4.3. Analisa hasil (pembahasan)...................................................................................15
5. PENUTUP.........................................................................................................................18
5.1. Kesimpulan...............................................................................................................18
5.2. saran..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................19
LAMPIRAN...............................................................................................................................20
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air adalah kebutuhan esensi untuk semua kebutuhan manusia mulai
dari air minum, pertanian, dan energi (Kodoatie, 2010). Air sangat
diperlukan bagi tubuh dan volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65%
dari total berat badan, dan volussme tersebut sangat bervariasi pada
masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh
seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung banyak air,
antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah
83%.
Chandra( 2005)mengatakan, ditinjau dari sudut ilmu kesehatan
masyarakat,
ketersediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. Sebab, keterbatasan air bersih akan memudahkan timbulnya
penyakit di lingkungan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
itu, manusia memerlukan air yang sehat, bersih. Sebab kualitas air
merupakan syarat untuk kualitas kesehatan manusia, karena tingkat
kualitas air dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan
masyarakat (Situmorang, 2007).
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang
dikaitkan
dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian, kualitas
air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain. Misalnya, kualitas air
untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air
minum.
Menurut Rusmanto (2005), kualitas air sungai pada musim kemarau
dipengaruhi oleh sumber air yang mengalir ke sungai. Pada musim
penghujan,
kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas air sungai yang masuk ke
sungai, baik
yang langsung maupun setelah melewati lahan pertanian/perkebunan yang
akhirnya masuk ke sungai. Diperkirakan kualitas air sungai pada musim
penghujan memiliki harga Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical
Oxygen Demand (COD), bakteri Echerichia coli yang lebih tinggi
dibandingkan pada musim kemarau.
Mengkonsumsi air yang tidak memenuhi standar baku air akan
berakibat
kurang baik bagi kesehatan. Pada jangka pendek, kualitas air yang tidak
baik dapat
mengakibatkan muntaber, diare, kolera, tipus, dan disentri. Hal ini dapat
terjadi pada lingkungan yang kurang baik. Bila air tanah dan air permukaan
tercemari oleh
kotoran, mengakibatkan kuman-kuman tersebar ke sumber air yang dipakai
untuk
keperluan rumah tangga. Dalam jangka panjang, mengakibatkan keropos
tulang,
korosi gigi, anemia, dan kerusakan ginjal. Hal ini terjadi karena terdapat
logamlogam berat yang bersifat toksik (racun) dan pengendapan pada ginjal
(Kusnaedi,2010).

1.2. Tujuan Praktikum


Untuk menetukan status ekologi dari suatu habitat perairan dengan
menggunakan pendekatan fisika-kimia perairan dan ekologis

1.3. kegunaan praktikum


Menambah pengetahuan, wawasan, dan menjadi proses mengaplikasikan
ilmu yang telah dipelajari serta memberikan informasi .

1.4. waktu Dan Tempat


waktu : Minggu, 7 november 2021
tempat : Lokasi pengamatan dilakukan dikampus 4 UNG, Tepatnya di
depan fakultas teknik yang memiliki genangan air. Pemilihan lokasi ini
sudah di tentukan berdasarkan berbagai macam factor abiotic sebagai
tolak ukur dalam pengukuran parameter fisika-kimia air.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia
dengan rumus H2O, satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau pada kondisi standar.
Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna
dan terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Karena air
mempunyai sifat yang hampir bisa digunakan untuk apa saja, maka air
merupakan zat yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan (tumbuhan,
hewan, dan manusia) sampai saat ini selain matahari yang merupakan sumber
energi.
Air dapat berupa air tawar dan air asin (air laut) yang merupakan bagian
terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam proses, perubahan wujud,
gerakan aliran air (di permukaaan tanah, di dalam tanah, dan di udara) dan
jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan istilah siklus
hidrologi (Kodoatie dan Sjarief, 2010).
Air tawar adalah air dengan kadar garam dibawah 0,5 ppt (Nanawi,
2001). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2001 Tentang Pengadilan Kualitas Air dan Pengadilan Kualitas Pencemaran,
Bab I Ketentuan Umum pasal 1, menyatakan bahwa : “Air tawar adalah semua
air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air
fosil”, sedangkan menurut Undang-Undang RI No.7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air (Bab I, Pasal I), butir 2 disebutkan bahwa “Air adalah semua
air yang terdapat pada di atas ataupun dibawah permukaan tanah, termasuk
dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang
berada di darat”. Butir 3 menyebutkan “Air tanah adalah air yang terdapat
dalam lapisan atau batua dibawah permukaan tanah”. Karakteristik kandungan
sifat fisik dari air tawar tergantung dari tempat sumber air itu berasal dan teknik
pengolahan air tersebut apakah menghasilkan air yang baik dikonsumsi.
3. METODOLOGI

3.1. Fungsi alat


1. Thermometer raksa : mengukur suhu
2. pH Meter : mengukur derajat keasaman
3. keeping secchi : mengukur derajat kecerahan air
4. Do meter : mengukur kadar oksigen terlarut
5. Pipet tetes : alat ukur untuk memindahkan cairan dari wadah aslinya ke
wadah lain dalam jarak tertentu
6. Elenmeyer : fungsinya untuk menjadi wadah dari bahan kimia cair.
7. Botol sampel : sebagai penampung sample / bahan sementara, atau
bisa digunakan sebagai penyimpan zat sementara.

3.2. Fungsi Bahan


1. Larutan NaOH : Digunakan dalam Penentuan kandungan CO2 bebas
terlarut.
2. Akuades : Digunakan dalam Penentuan kandungan CO2 bebas terlarut.
3. Indicator Fenoftalein 0,5% : Digunakan dalam Penentuan kandungan
CO2 bebas terlarut.
4. Alcohol 95% : Digunakan dalam Penentuan kandungan CO2 bebas
terlarut.

3.3. Skema kerja (Diagram Alir)

Pengukuran Suhu

- Siapkan alat dan bahan

Hasil
Pengukuran pH air

- Siapkan alat dan bahan

Hasil

Pengukuran kecerahan air

- Siapkan alat dan bahan


Pengukuran kadar o2 terlarut

- siapkan alat dan bahan

Hasil

Pengukuran kadar o2 terlarut

Hasil

Pengukuran salinitas air

- Siapkan alat dan bahan


- Gunakan pipet untuk mengambil cairan yang ingin diukur.
- Tutup secara hati-hati refraktometer dengan mengembalikan
pelat ke posisi awal.
- Prisma jangan dipaksakan masuk jika sedikit tertahan.
- Untuk mendapat hasil salinitas, lihat ke dalam ujung bulat
refraktometer.
- Ukuran salinitas terlihat pada garis pertemuan bagian putih
dan biru
Hasil

Pengukuran salinitas air

Hasil
4. ANALISA HASIL

4.1. Data hasil pengamatan


No Parameter Alat Hasil

1. Suhu Thermometer Raksa 32OC

2. Keasaman pH Meter 7
Kecerahan : 35 cm
3. Kecerahan Air Keping Secchi
Kekeruhan : 62 cm
Larutan NaOH 1/44n
4. O2 Terlarut Dan Indicator
Fenoftalein 0,5%
6. CO2 Bebas Terlarut

7. Salinitas Air

4.2. Analisa prosedur


Pengukuran Suhu
Suhu diukur dengan thermometer biasa (alcohol, air raksa) secara
langsung pada bagian permukaan perairan, dengan mencelupkan
thermometer kedalam perairan tersebut, sebelum mengangkatnya, biarkan
selama 3 sampai 5 menit untuk memberi waktu air raksa bergerak. Bacalah
ujung air raksa yang menunjukkan suhu cairan tersebut.

Pengukuran Derajat Keasaman (pH) Air


dilakukan dengan menggunakan kertas indicator universal dengan
loncatan skala kecil (0,2 atau 0,5 ) secara langsung dari permukaan
perairan atau dari air cuplikan (untuk kedalaman tertentu). Dengan
melupkan kertas indikator ke dalam larutan yang ingin diuji Tunggu sampai
berubah warna, cek angka atau warna pada kertas, hitung nilai pH nya.

Pengukuran Derajat Kecerahan Air


Penentuan derajat kecerahan air dari suatu perairan dilakukan dengan
menggunakan keeping secchi. Dengan memegang ujung talinya,keeping
secchi diturunkan kedalam air secara perlahan-lahan sambil terus
diperhatikan . tepat pada saat warna putih tidak dapat dibedakan lagi dari
warna hitam, ukuran kedalaman panjang tali yang masuk kedalam air
dibaca. Keeping secchi lagi lebih dalam sedikit lalu secara perlahan-lahan
ditarik naik.tepat pada saat warna putih timbul, kedalamanya dibaca lagi
angka rata-rata kedalaman tersebut menunjukan derajat kecerahan, dan
dinyatakan dalam cm atau m.

Penentuan kadar O 2 terlarut


Kadar atau kandungan oksigen terlarut diukur secara langsung dengan
relative cepat dengan alat khusunya yaitu DO-meter (Dissolved Oxygen-
meter ).

Penentuan Kadar CO2 Bebas terlarut


Penentuan kandungan CO2 bebas terlarut dilakukan pada air cuplikan
dengan menggunakan metoda titrasi juga.
Reagen-reagen yang diperlukan :
Larutan NaOH 1/44 N
Sebanyak 0,909 g NaOH dilarutkan kedalam akuades hingga mencapai 1 L
Indicator Fenoftalien 0,5%
Sebanyak 0,5 g Fenoftalien dilarutkan dalam 100cc alcohol 95%
Air cuplikan sebanyak 100 cc didalam labu elenmeyer berukuran 250cc
diberi 10 tetes indikator fenoftalien.
 Larutan kemudian ditritasi dengan larutan NaOH 1/44N hingga
menjadi warna Merah Jambu-muda
 Catat banyaknya larutan NaOH yang dipakai. Lakukan titrasi secara
Duplo dan hasilnya dipuratakan
 Jumlah cc larutan NaOH yang terpakai x 10 menunjukan kandungan
CO2 bebas terlarut dalam satuan mg/L.
Pengeukuran salinitas air
Salinitas adalah kadar garam atau tingkat keasinan yang
terkandung pada air, salinitas jugaterdapat pada tanah. Salinitas
yang terkandung pada air danau dan sungai terhitung rendah
makaair pada danau dan sungai dikategorikan sebagai air tawar.
Kandungan garam pada air sungaidan danau kurang dari 0,05%. Jika
melebihi itu atau sekitar 0,05 % sampai 3% maka air
tersebutdikategorikan sebagai air payau. Jika tingkat salinitasnya
diantara 3% sampai 5% air tersebutdikategorikan sebagai air saline
dan jika melebihi 5% maka dikategorikan sebagai brine.Hasil
pengukuran salinitas air dengan menggunakan alat hand refrakto
meter adalah 0,2 ppt.Hasil tersebut menunjukkan bahwa air pada
lokasi atau selokan mengandung garam. Hal inidisebabkan karena
selokan tersebut banyak digunakan warga sekitar sebagai tempat
pembuangansampah, baik sampah organik maupun anorganik

4.3. Analisa hasil (pembahasan)


1. Pengukuran Suhu
Pada pengamatan yang dilakukan Lokasi pengamatan dilakukan
dikampus 4 Universitas Negeri Gorontalo, tepatnya didepan
Fakultas Tekhnik yang memiliki genangan air. Pemilihan lokasi ini
sudah ditentukan berdasarkan berbagai macam faktor abiotik
sebagai tolak ukur dalam pengukuran parameter Fisika-Kimia
Air.Hal ini sesuai dengan kondisi tempat tersebut, yang mana di
sepanjang jalannya banyak tumbuh-tumbuhan tahunan yang dapat
mempengaruhi besarnya kisaran suhu pada tempat tesebut. Hal ini
juga dibuktikan dengan dilakukannya pengukuran suhu secara
langsung pada genangan air yang ada didepan fakultas tekhnik
tersebut. Dari pengukurannya, didapati bahwa suhu air yang ada
adalah 28oC. Ini menandakan bahwa suhu air di genangan tersebut
masih memenuhi batas kisaran optimal suhu, karena batas kisaran
optimal untuk suhu umum, yaitu 28-34oC dan konsumsi oksigen
mencapai 2,2 mg/g/jam.
2. Pengukuran Derajat Keasaman (pH)
Air Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu parameter
yang dapat menentukan produktivitas suatu perairan. Setiap
organisme membutuhkan derajat keasaman (pH) yang optimum bagi
kehidupannya. Batas toleransi organisme terhadap pH bervariasi
bergantung pada faktor fisika,kimia dan biologi. pH yang ideal untuk
kehidupan fitoplankton berkisar antara 6,5–8,0.Biasanya angka pH
dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya
keseimbangan unsur-unsur kimia dan dapat mempengaruhi
ketersediaan unsur-unsur kimia dan unsur-unsur hara yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik. Tinggi rendahnya pH
dipengaruhi oleh fluktuasi kandungan O2 maupun CO2. Tidak
semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu
alam telah menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan
tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan (Anonim,
2012).Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar
tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan
nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7 dikatakan kondisi perairan bersifat
asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa.
Pada pengamatan yang dilakukan, diperoleh bahwa pH air
digenangan depan fakultas teknik adalah 6. Kondisi ini membuktikan
bahwa air digenangan tersebut bersifat asam dan kurang baik untuk
habitat dan pertumbuhan biota akuatik.
3. Pengukuran Derajat Kecerahan Air
Kejernihan dapat diukur dengan alat yang sangat sederhana
yang disebut dengan keeping sechii. Prinsip penentuan kecerahan
air dengan keping sechii adalah berdasarkan batas pandangan
kedalam air untuk melihat warna putih yang berada dalam air.
Semakin keruh suatu badan air akan semakin dekat dengan batas
pandangan, sebaliknya kalau air jernih akan jauh batas pandangan
tersebut. Keping sechii berupa suatu kepingan yang berwarna hitam
putih yang dibenamkan ke dalam air. Kekeruhan merupakan
intensitas kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh bahan-
bahan yang melayang. Kekeruhan perairan umumnya disebabkan
oleh adanya partikel-partikel suspense seperti tanah liat, lumpur,
bahan-bahan organik terlarut, bakteri, plankton dan organisme
lainnya. Kekeruhan perairan menggambarkan sifat optik air yang
ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan
dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air.Jika diamati,
pada genangan tempat dilakukannya pengamatan, batas kecerahan
airnya, yaitu sekitar kedalaman 64 cm, sedangkan batas
kekeruhannya, yaitu 98,5 cm, sehingga dapat disimpulkan bahwa
genagan tersebut bersifat dalam.
4. Penentuan Kadar O2 Terlarut
Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas
perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi
dan reduksi bahan organik dan anorganik. Sumber utama oksigen
dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara
bebas dan hasil fotosintesisorganisme yang hidup dalam perairan
tersebut. Oksigen diperlukan oleh organisme air untuk menghasilkan
energi yang sangat penting bagi pencernaan dan asimilasi makanan
pemeliharaan keseimbangan osmotik, dan aktivitas lainnya. Jika
persediaan oksigen terlarut di perairan sangat sedikit maka perairan
tersebut tidak baik bagi ikan dan makhluk hidup lainnya yang hidup
di perairan, karena akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
organisme air tersebut. Kandungan oksigen terlarut minimum 2 mg/l
sudah cukup mendukung kehidupan organisme perairan secara
normal (Salmin, 2005).
5. Penentuan Kadar CO2 Bebas Terlarut
Karbondioksida bebas dalam perairan berasal dari hasil
penguraian bahan-bahan organik oleh bakteri dekomposer atau
mikroorganisme, naiknya CO2 selalu diiringi oleh turunya kadar O2
terlarut yang diperlukan bagi pernafasan hewan-hewan air. Dengan
demikian walaupun CO2 belum mencapai kadar tinggi yang
mematikan, hewan-hewan air sudah mati karena kekuranganO2.
Untuk mendapatkan kadar CO2 bebas terlarut, yaitu menggunakan
air cuplikan denganmenggunakan metode titrasi.
6. Pengukuran salinitas air
Salinitas adalah kadar garam atau tingkat keasinan yang
terkandung pada air, salinitas jugaterdapat pada tanah. Salinitas
yang terkandung pada air danau dan sungai terhitung rendah
makaair pada danau dan sungai dikategorikan sebagai air tawar.
Kandungan garam pada air sungaidan danau kurang dari 0,05%.
Jika melebihi itu atau sekitar 0,05 % sampai 3% maka air tersebut
dikategorikan sebagai air payau. Jika tingkat salinitasnya diantara
3% sampai 5% air tersebut dikategorikan sebagai air saline dan jika
melebihi 5% maka dikategorikan sebagai brine.Hasil pengukuran
salinitas air dengan menggunakan alat hand refrakto meter adalah
83 C.

5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, tingkat kehidupan
atau habitat suatu organisme terutama organisme akuatik sangat
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi habitatnya tersebut. Kondisi-kondisi ini
dapat berupa :
1. Suhu
2. pH
3. derajat kecerahan air
4. kadar oksigen terlarut
5. kadar karbon dioksida terlarut
6. salinitas air

5.2. saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki
makalah tersebut penulis meminta kritik yang membangun dari para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Tatangindatu, Frits, Ockstan Kalesaran, and Robert Rompas. "Studi


parameter fisika kimia air pada areal budidaya ikan di Danau Tondano,
Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa." E-Journal Budidaya Perairan 1.2
(2013).

Amani, Fauzi, and Kiki Prawiroredjo. "Alat ukur kualitas air minum dengan
parameter pH, suhu, tingkat kekeruhan, dan jumlah padatan terlarut."
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro 14.1 (2016).

Rozaq, Imam Abdul, and Noor Yulita DS. "Uji karakterisasi sensor suhu
DS18B20 waterproof berbasis arduino uno sebagai salah satu
parameter kualitas air." Prosiding SNATIF (2017): 303-309.

Kurniawan, Agusta. "Pengukuran parameter kualitas udara (CO, NO2, SO2,


O3 dan PM10) di Bukit Kototabang berbasis ISPU." Jurnal Teknosains
7.1 (2018): 1-13.

Miefthawati, Nanda Putri. "Analisa Penentuan Kualitas Air Tasik Bera di


Pahang Malaysia Berdasarkan Pengukuran Parameter Fisika-Kimia."
SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri 12.1 (2014): 32-40.

Koniyo, Yuniarti. "Analisis Kualitas Air pada Lokasi Budidaya Ikan Air Tawar
di Kecamatan Suwawa Tengah." Jurnal Technopreneur (JTech) 8.1
(2020): 52-58.
LAMPIRAN
ss

Anda mungkin juga menyukai