Anda di halaman 1dari 157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI KUALITAS AIR SUNGAI OPAK–OYO DI KABUPATEN BANTUL

BERDASARKAN INDEKS PENCEMARAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Agung Budi Nugroho

NIM : 151434051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Halaman persembahan ini dipersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus yang

selalu memberkati penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk orang tua

yang selalu mendukung dan mendoakan setiap apa yang penulis kerjakan dan

butuhkan. Untuk teman teman yang ikut serta membantu penelitian ini saya

mengucapkan terima kasih.

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat kasih dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian serta penyusunan
skripsi yang berjudul “UJI KUALITAS AIR SUNGAI OPAK–OYO DI
KABUPATEN BANTUL BERDASARKAN INDEKS PENCEMARAN”.
Pencapaian penulis sampai sejauh ini tak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan, semangat dan harapan untuk berjuang menyelesaikan studi.

Selama pelaksanaan peneltian dan penysunan skripsi ini, penulis mendapatkan


banyak dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan pertolonganNya bagi penulis
selama ini dari awal perencanaan penelitian, hingga akhir penulisan skripsi
sehingga dapat berjalan dengan baik.
2. Bpk. Sudiro dan Ibu Ngatini, selaku orang tua yang selalu memberikan
dukungan motivasi, materi dan spiritual kepada penulis.
3. Puspita Ratna Susilawati, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang
mendampingi penulis dengan sabar memberikan pengarahan, kritik dan saran
dalam penulisan tugas akhir ini.
4. Dr. Yohanes Harsono S.Pd.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
5. Dr. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma.
6. Dosen-dosen penguji yang memberi masukan kritik dan saran kepada penulis
skripsi ini.
7. Seluruh dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu kepada penulis.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI KUALITAS AIR SUNGAI OPAK-OYO DI KABUPATEN BANTUL


BERDASARKAN INDEKS PENCEMARAN

Agung Budi Nugroho

151434051

ABSTRAK
Sungai Opak-Oyo merupakan sungai yang terbentuk dari aliran Sungai Opak
dan Sungai Oyo. Aliran Sungai Opak melintasi daerah perkotaan dan Sungai Oyo
melintasi daerah pegunungan. Karakteristik daerah yang dialiri sungai Opak dan
Sungai Oyo menjadikan aliran Sungai Opak-Oyo memiliki potensi adanya
pencemaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas dan kondisi air
Sungai Opak-Oyo berdasarkan baku mutu air kelas II dan Indeks Pencemaran.
Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Juli 2019 dengan
penentuan titik lokasi pengambilan sampel yaitu sebanyak 5 titik di sepanjang aliran
Sungai Opak-Oyo. Purposive sampling digunakan sebagai dasar dalam penentuan
titik lokasi pengambilan sampel dan setiap titik lokasi dilakukan pengambilan sampel
sebanyak 3 kali. Parameter yang yang diuji yaitu TSS, pH, DO, BOD, COD, Fosfat
dan Nitrat. Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan baku mutu air kelas II
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 dan Indeks Pencemaran
menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003.
Hasil analisis kualitas air Sungai Opak-Oyo dibandingkan dengan baku mutu
air kelas II menurut PP Nomor 82 Tahun 2001, parameter TSS tidak memenuhi baku
mutu air kelas II, sedangkan parameter pH, DO, BOD, COD, Fosfat dan Nitrat telah
memenuhi baku mutu air kelas II. Untuk hasil analisis kondisi air Sungai Opak-Oyo
berdasarkan Indeks Pencemaran dari KepMen LH Nomor 115 Tahun 2003 termasuk
dalam kategori tercemar ringan dengan hasil perhitungan indeks pencemaran di 5 titik
pengambilan sampel menunjukan nilai >5.
Kata Kunci : Sungai Opak-Oyo, Kualitas Air, Baku Mutu Kelas II, Indeks
pencemaran.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

WATER QUALITY ASSESMENT OF OPAK-OYO RIVER


IN BANTUL REGENCY BASED ON POLLUTION INDEX

Agung Budi Nugroho

151434051

ABSTRACT

Opak-Oyo River is made by the flow of Opak River and Oyo River. Flow of
Opak River is in city area and Oyo River is in the mountain. Characteristic of Opak
Rover and Oyo River make Opak -Oyo River have a pollution potential. The objective
of this research is to analyze the quality and condition of water in Opak-Oyo River
based on water quality class II and pollution index.
This research was held in April until July 2019. It has five locations of taking
sample along Opak-Oyo River. Purposive sampling was used as a fundamental to
determined the location for sampling and the sampling was repreat for three times.
As parameter, it tested TSS, pH, DO, BOD, COD, Fosfat and Nitrat. The data result
analized with descriptive based on PP No. 82 tahun 2001 and Pollution index in
KepMen LH No. 115 Tahun 2003.
The result of water quality of Opak-Oyo River analysis compares with the
water quality class II in PP no. 82 Tahun 2001, TSS parameter does not acceptable,
then pH, DO, BOD, COD Fosfat and Nitrat parameter are acceptable. The analysis
result of water in Opak Oyo River based on Pollution index is in polluted with
pollution index >5 in all of five location.
Keyword : Opak Oyo River, Water quality, Quality in class II, Pollution index

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan .................................................................................................... ii


HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................................... v
PRAKATA ................................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
C. Tujuan masalah .................................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 8
A. Landasan Teori ................................................................................................... 8
1. Pencemaran sungai ......................................................................................... 8
2. Sumber Pencemaran Sungai ......................................................................... 10
3. Air Sungai ..................................................................................................... 12
4. Kualitas Air .................................................................................................. 12
5. Baku Mutu Air .............................................................................................. 14
6. Indeks Pencemaran ....................................................................................... 15
7. Parameter Kualitas Air Secara Fisika dan Kimia ......................................... 18
8. Penelitian yang relevan ................................................................................ 25
9. Kerangka berfikir ......................................................................................... 27
10. Hipotesis ................................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 29
A. Jenis penelitian ................................................................................................. 29

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Deskripsi Area Penelitian................................................................................. 29


C. Batasan penelitian ............................................................................................ 31
D. Alat dan Bahan ................................................................................................. 31
E. Cara kerja ......................................................................................................... 31
1. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 31
2. Penentuan Lokasi ......................................................................................... 32
3. Pengambilan dan pengawetan sampel air ..................................................... 37
4. Pengukuran Parameter kualitas air ............................................................... 38
F. Analisis data ..................................................................................................... 38
G. Rancangan pemanfaatan hasil penelitian dalam pembelajaran .................... 41
BAB IV42 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 42
A. Kualitas air Sungai Opak-Oyo berdasarkan Baku Mutu Air ........................... 42
1. TSS (Total Suspended Solid) ........................................................................ 44
2. pH (Derajat Keasaman) ................................................................................ 48
3. DO (Dissolved Oxygen) ............................................................................... 51
4. BOD (Biologycal Oxygen Demand) ............................................................. 53
5. COD (Chemical Oxygen Demand) ............................................................... 56
6. Nitrat ............................................................................................................. 58
7. Fosfat ............................................................................................................ 60
B. Kualitas air Sungai Opak-Oyo berdasarkan Indeks Pencemaran (IP) ............. 62
C. Hambatan, Kendala dan Keterbatasan ............................................................. 65
BAB V IMPLEMENTASI67 HASIL PENELTIAN DALAM PEMBELAJARAN
..................................................................................................................................... 67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 70
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 72
LAMPIRAN - LAMPIRAN

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Klarifikasi Mutu Air Berdasarkan PP No.82 Tahun 2001 .......................... 14


Tabel 2.2 Kriteria Kualitas Air Berdasarkan Kelas menurut PP No.82 Tahun 2001... 14
Tabel 2.3 Kelas Nilai Cemaran Air Berdasarkan Indeks Pencemaran......................... 17
Tabel 2.4 Penelitian Yang Relevan .............................................................................. 25
Tabel 3.1 Titik Lokasi Pengambilan Sampel Air Di Sungai Opak-Oyo ...................... 32
Tabel 3.2 Metode Uji Parameter Lab BBTKLH ......................................................... 37
Tabel 3.3 Kelas Nilai Cemaran Air Berdasarkan Indeks Pencemaran......................... 40
Tabel 4.1 Hasil Analisa Kualitas Air Berdasarkan Baku Mutu Air Kelas II ............... 41
Tabel 4.2 Perhitungan Indeks Pencemaran Sungai Opak-Oyo. .................................. 60

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Lokasi Pengambilan Sampel ............................................................ 30


Gambar 3.2 Lokasi Pengambilan Sampel Air…………………………………..….…33
Gambar 4.1 Nilai TSS Pada Lokasi Pengamatan. ........................................................ 44
Gambar 4.2 Nilai pH Pada Lokasi Pengamatan ........................................................... 47
Gambar 4.3 Nilai DO Pada Lokasi Pengamatan .......................................................... 50
Gambar 4.4 Nilai BOD Pada Lokasi Pengamatan ....................................................... 52
Gambar 4.5 Nilai COD Pada Lokasi Pengamatan ....................................................... 55
Gambar 4.6 Nilai Nitrat Pada Lokasi Pengamatan ...................................................... 57
Gambar 4.7 Nilai Fosfat Pada Lokasi Pengamatan ...................................................... 59
Gambar 4.8 Nilai Indeks Pencemaran Sungai Opak-Oyo ............................................ 61

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Silabus Pencemaran Lingkungan ....................................................... 76


LAMPIRAN 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 80
LAMPIRAN 3 Lembar Kerja Peserta Didik ............................................................... 92
LAMPIRAN 4 Instrumen Penilaian Portofolio .......................................................... 96
LAMPIRAN 5 Instrumen Penilaian Sikap.................................................................. 98
LAMPIRAN 6 Instrumen Penilaian Keterampilan ................................................... 101
LAMPIRAN 7 Intrumen Penilaian Pengetahuan ...................................................... 104
LAMPIRAN 8 Soal Latihan...................................................................................... 107
LAMPIRAN 9 Metode Pengujian Parameter ........................................................... 114
LAMPIRAN 10 Hasil Perhitungan Parameter Lab BBTKLPP ................................ 126
LAMPIRAN 11 Hasil Perhitungan Nilai Indeks Pencemaran .................................. 141

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh

semua makhluk hidup. Air digunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan setiap makhluk hidup. Manusia memanfaatkan air dalam

berbagai hal dalam mencukupi kebutuhan sehari–hari, dan kebutuhan

industri. Volume mencukupi kebutuhan sehari–hari air digunakan untuk

mencuci, memasak, minum, mandi, dan sebagainya. Untuk kebutuhan

industri seperti untuk rekreasi, tenaga pembangkit listrik, industri

perikanan / pertanian, dan lain-lain. Untuk kebutuhan sehari-hari manusia

tentunya memerlukan air dalam jumlah yang cukup dan sesuai dengan

kebutuhannya (Rahayu, dkk 2018)

Pemanfaatan sumber daya alam seperti air sangat dibutuhkan

manusia, hal tersebut akan memberikan dampak terkait dengan kualitas air

itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan yaitu terjadinya pencemaran air

akibat aktivitas dari manusia yang tidak bertanggung jawab seperti

membuang limbah rumah tangga di sungai, membuang limbah pabrik

serta penggundulan vegetasi tanaman di sekitar aliran sungai (Nugroho,

2008)

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makhluk

hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia

sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya (PP No. 82

Tahun 2001). Pencemaran tersebut dapat menimbulkan kerusakan yang

akan berdampak pada penurunan kualitas perairan tersebut

(Murtianingtyas, 2006)

Sungai merupakan salah satu ekosistem perairan mengalir yang

berperan dalam menunjang kegiatan dan kehidupan manusia (Nuralim

dkk, 2014). Sungai Opak-Oyo dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk

penambangan pasir dan pengairan lahan pertanian. Sebagian besar

masyarakat di sekitar Sungai Opak-Oyo memanfaatkan sungai tersebut

untuk mencari nafkah dengan cara menambang pasir di aliran sungai

tersebut. Sungai Opak-Oyo berasal dari sungai Opak dan Sungai Oyo.

Sungai Opak berhulu di Gunung Merapi dan bermuara di Pantai Samas,

sedangkan sungai Oyo berhulu di Gunung Gajahmungkur- Kukusan dan

bermuara ke sungai Opak di Desa Sriharjo. Sungai Opak-Oyo behulu di

Desa Sriharjo sebagai tempat awalnya dua aliran sungai dari Sungai Opak

dan Sungai Oyo bertemu, sedangakan hilir sungai Opak Oyo berada di

Jembatan Kretek karena setelah jembatan tersebut terdapat aliran sungai

baru yaitu Sungai Winogo.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Aktivitas manusia di Sungai Opak dan Sungai Oyo dapat berpotensi

penyebab adanya pencemaran, lalu pencemaran tersebut dapat terbawa

oleh arus aliran air sungai hingga masuk dalam Sungai Opak-Oyo. Hal

tersebut menjadikan penelitian ini perlu dilakukan untuk menguji kualitas

air sungai dan kondisi air Sungai Opak-Oyo yang terbentuk dari aliran

Sungai Opak dan Sungai Oyo. Perbedaan fisik air aliran Sungai Opak

ketika musim penghujan terlihat jernih, sedangkan aliran Sungai Oyo

terlihat keruh. Dimusim penghujan, aliran air di Sungai Opak terlihat

jernih daripada Sungai Oyo. Hal ini karena adanya perbedaan daerah yang

dialiri oleh sunai Opak dan Sungai Oyo. Ketika musim penghujan aliran

Sungai Oyo lebih deras dari pada Aliran Sungai Opak, karena Sungai Oyo

ini lebih besar daripada Sungai Opak dan Sungai Oyo juga berasal dari

dataran yang lebih tinggi daripada Sungai Opak.

Menurut data dari Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) di

Badan Lingkungan Hidup Yogyakarta menyebutkan bahwa Sungai Code,

Sungi Winogo, Sungai Manunggal dan Sungai Gadjah Wong termasuk

dalam kategori tercemar berat (Executive Summary Informasi Kinerja

Penelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Yogyakarta, 2017). Dari data

SLHD di Yogyakarta tahun 2017, Sungai Opak dan Sungai Oyo tidak ada

pemantauan / monitoring. Tetapi data kualitas sungai air Sungai Opak dan

Sungai Oyo terbaru yaitu pada tahun 2016, diterbitkan oleh Badan

Lingkungan Hidup Yogyakarta (BLH ,2016). Data dari BLH hanya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menunjukan data kualitas air dalam ruang lingkup secara besar yaitu dari

sungai – sungai besar yang ada di Yogyakarta, seperti Sungai Opak,

Sungai Oyo, Sungai Gadjah Wong dan lain-lain. Penelitian ini mengkaji

kualitas aliran sungai dalam lingkup kecil dimana aliran sungai yang diuji

yaitu dari aliran Sungai Opak dan Sungai Oyo yang menjadi satu di

sepanjang alirannya.

Penelitian mengenai tingkat pencemaran air menggunakan indeks

pencemaran telah banyak dilakukan dari berbagai tempat perairan. Metode

indeks pencemaran ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai

kondisi perairan sesuai dengan peruntukannya (Guntur dkk, 2017).

Penelitian terkait sungai Opak ini pernah di lakukan oleh Aisyah (2018).

Penelitian tersebut menguji Evaluasi Spasial dan Temporal parameter

BOD, COD, Amonial terhadap kualitas air Sungai Opak. Terdapat titik

sampling dari penelitian Aisyah yang menguji aliran Sungai Opak–Oyo

tetapi titik tersebut hanya dibagian hilir aliran sungai yang terletak di

Jembatan Kretek. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu

penentuan titik dimana penentuan titik dalam penelitian ini yaitu berfokus

di sepanjang aliran Sungai Opak–Oyo dengan pembagian lima titik, serta

penelitian ini memiliki parameter uji kandungan air yang lebih banyak

dari pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian lain

yaitu dilakukan oleh Pradhana, dkk (2014) dengan penelitian yang

membahas mengenai baku mutu air yang diteliti dibandingkan dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ketetapan pemerintah, menganalisis indeks pencemaran serta faktor–faktor

yang mempengaruhi adanya pencemaran tersebut. Dari penelitian yang

disebutkan, penelitian ini ingin mengetahui baku mutu air aliran Sungai

Opak–Oyo Berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 Tentang Pengeloahan

Kualitas Air dan Pengendalian Air. Acuan untuk baku mutu air

menggunakan Peraturan Pemerintah karena di dalamnya terdapat

informasi yang lebih lengkap terkait satuan angka untuk memenuhi

standar baku mutu air, sedangkan Peraturan Gubernur di Daerah Isimewa

Yogyakarta hanya menyebutkan peruntukan baku mutu air tanpa memberi

informasi standar angka untuk memenuhi setiap kelas baku mutu air

tersebut. Selain untuk mengetahui baku mutu air, penelitian ini ingin

mengetahui tingkat pencemaran Sungai Opak–Oyo berdasarkan metode

indeks pencemaran yang sesuai dengan Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 Lampiran II tentang Pedoman

Penentuan Status Mutu Air.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat diangkat

dalam penelitian ini, adalah ;

1. Apakah kualitas air Sungai Opak-Oyo telah memenuhi baku mutu air

Kelas II menurut PP No 82 Tahun 2001 Tentang Pengeloahan Kualitas

Air dan Pengendalian Air ?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagimanakah kondisi air Sungai Opak–Oyo berdasarkan Indeks

Pencemaran (IP) dari Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

115 Tahun 2003 Lampiran II tentang Pedoman Penentuan Status Mutu

Air?

C. Tujuan masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk;

1. Menganalisis kondisi air Sungai Opak-Oyo dibandingkan dengan baku

mutu air kelas II menurut PP No 82 Tahun 2001 Tentang Pengeloahan

Kualitas Air dan Pengendalian Air.

2. Menganalisis kualitas air Sungai Opak-Oyo berdasarkan indeks

pencemaran (IP) dari Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

115 Tahun 2003 Lampiran II tentang Pedoman Penentuan Status Mutu

Air.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti :

Menentukan kualitas air Sungai Opak–Oyo berdasarkan Indeks

Pencemaran

2. Bagi Masyarakat :

Memberikan informasi mengenai kondisi pencemaran air


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sungai yang terjadi di Sungai Opak Oyo sehingga dapat membuat

masyarakat sadar akan pentingnya menjaga ekosistem sungai.

3. Bagi Pendidikan :

Sebagai sumber informasi dan sumber belajar kepada guru dan

peserta didik SMA Kelas X semester genap mengenai Bab

“Ekologi” Sub Bab “Perubahan Lingkungan, Pencemaran

Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan” .


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pencemaran sungai

Sungai merupakan sebuah fenomena alam yang terbentuk secara

alamiah. Fungsi sungai adalah sebagai penampung, penyimpan irigasi dan

bahan baku air minum bagi sejumlah kota di sepanjang alirannya. Sungai

merupakan bentuk ekosistem perairan yang mempunyai peran pentig

dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi

daerah sekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh

karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya (Suparminingsih

2016).

Sungai juga merupakan tempat yang mudah dan praktis untuk

membuah limbah, baik padat maupun cair sebagai hasil dari kegiatan

rumah tangga, industri rumah tangga, garment, peternakan perbengkelan

dan usaha-usaha lainya. Buangan berbagai jenis limbah dan sampah yang

mengandung beraneka ragam jenis bahan pencemar ke badan-badan

perairan, baik yang dapat teruai maupun yang tidak dapat teruai, akan

menyebabkan semakin berat beban yang diterima oleh sungai tersebut.

Jika beban yang diterima oleh sungai tersebut melampaui ambang batas

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang ditetapkan berdasakan baku mutu, maka sungai tersebut dikatakan

tercemar, baik secara fisik, kimia, maupun biologi (Suparminingsih 2016).

Jika sungai berfungsi sebagai sumber air bagi masyarakat sekitarnya,

maka kualitas sungai tersebut harus dijaga pencemaran, antara lain melalui

pembagian kelas air, pengurangan beban limbah yang termasuk ke dalam

air sungai dan memperketat aturan baku mutu limbah, dan penegak hukum

yang konsisten, serta meningkatan partisipasi masyarakat (Marlena, 2012).

Menurut undang-undang tentang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup Nomor 32 Tahun 2009, Pencemaran lingkungan hidup

adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau

komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Pencemaran air terjadi bila ada suatu bahan atau keadaan (misalnya panas)

yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas badan air sampai

suatu tingkat tertentu sehingga tidak memenuhi baku mutu atau tidak

dapat digunakan untuk keperluan tertentu (Miller, 2002).

Menurut Tresna (2009), pencemaran air dapat disebabkan oleh

berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda seperti

pembuangan limbah pabrik ke sungai dan pencemaran air oleh sampah

yang dapat merusak ekosistem sungai dan menyebabkan banjir. Dampak

pencemaran air dapat mempengaruhi perubahan struktur dan fungsi

ekosistem sungai baik hewan maupun tumbuhan. Pencemaran air dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

bentuk aktivitas yang dilakukan oleh manusia seperti membuang sampah,

dapat menyebabkan tekanan terhadap lingkungan dan memberikan

pengaruh yang berbahaya kapada individu, populasi, komunitas dan

ekosistem.

Untuk mencegah adanya penyakit yang timbul oleh pencemaran air

maka kualitas badan air harus dijaga sesuai dengan baku mutu air yang

diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomer 82 tahun

2001.

2. Sumber Pencemaran Sungai

Penyebab pencemaran sungai berdasarkan sumbernya secara umum

dapat dikategorikan sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak

langsung. Sumber langsung meliputi limbah yang keluar dari industri,

TPA, dan sebagainya. Sumber tidak langsung yaitu kontaminan yang

memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfer berupa hujan.

Penyebab pencemaran sungai dapat juga digolongkan berdasarkan

aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu limbah

yang berasal dari industri, tumah tangga dan pertanian (Sasongko, 2006).

Sumber domestik (rumah tangga) yaitu sumber yang berasal dari

perkampungan, kota, pasar, jalan, terminal, dan sebagainya. Limbah

pertanian biasanya terdiri atas padat bekas tanaman yang bersifat organis,

bahan pemberantas hama dan penyakit (pestisida), bahan pupuk yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

mengandung nitrogen, sulfur, fosfor, mineral (K,Ca) dan sebagainya

(Purwandhani, 2007). Kegiatan industri dapat menyebabkan timbulnya

polutan yang mencemari lingkungan, baik udara, daratan maupun

perairan, apabila limbah industri tidak ditangani dengan baik.

Soegianto (2010) mengatakan bahwa bahan pencemaran terbagi

beberapa jenis. Ada bahan pencemaran yang mudah terurai menjadi

tingkat yang tidak berbahaya di dalam air melalui proses dekomposisi oleh

organisme dekomposer maupun proses alam, tetapi ada pula bahan

pencemar yang sulit terdekomposisi, dan bahkan terakumulasi di dalam

jaringan berbagai organisme akuatik. Bahan pencemar air dapat

diklasifikasikan ke dalam:

a. Bahan yang degradable

Bahan pencemar yang dapat terdegradasi (degradable)

secara cepat (nonpersistent) dapat terurai dengan cepat melalui

proses kimia secara alami, sepanjang bahan pencemar tersebut

tidak terlampau banyak (overload) terdapat dalam sistem.

Misalnya limbah domestik dan nutrien tumbuhan.

b. Bahan yang nondegradable.

Bahan pencemar nondegradable tidak dapat terurai oleh

proses purifikasi (permurnian) alami. Yang termasuk bahan

pencemar ini adalah beberapa logam seperti merkuri, timah,

arsen, beberapa garam logam, plastik, bakteri dan virus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

3. Air Sungai

Air sungai dicirikan dengan arus yang searah dan relatif kencang,

dengan kecepatan berkisar antara, 1–1,0 m/detik, serta sangat dipengaruhi

oleh waktu, iklim dan pola drainase. Perairan sungai biasanya terjadi

percampuran massa air secara menyeluruh dan tidak terbentuk stratifikasi

vertikal kolom air pada perairan lentik (perairan tergenang). Kecepatan

arus, erosi dan sedimentasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di

sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga

variabel tersebut.

Menurut Effendi (2003), klasifikasi perairan lentik sangat

dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan perbedaan suhu air. Kecepatan arus

dan pergerakan air sangat dipengaruhi oleh jenis bentang alam, jenis

batuan dasar dan curah hujan. Semakin rumit bentang alam, semakin besar

ukuran batuan dasar dan semakin tinggi curah hujan, pergerakan air

semakin kuat dan kecepatan arus semakin tinggi. Sedimen penyusun dasar

sungai memiliki ukuran yang bervariasi. Peredaan jenis sedimen dasar ini

mempengaruhi karakteristik kimia air sungai, pergerakan air dan porositas

dasar sungai. Sedimen dasar sungai dapat diklarifikasi menjadi batu kali

(bedrock), bulder (Boulder), Kobel (cole), pebel (pebble), kerikil (gravel),

pasir (sand), lumpur (silt), dan tanah liat (clay).

4. Kualitas Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Kualitas air adalah kondisi kualitas air yang diukur atau diuji

berdasarkan parameter–parameter tertentu dan metode tertentu

berdasarkan peraturan perundang–undangan yang berlaku (pasal 1

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomer : 115 tahun 2003).

Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini

meliputi marameter fisik, kimia dan mikrobiologis.

Syarat kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan–

ketentuan berdasarkan permenkes RI Nomer 492 / Menkes / Per / IV /

2010 yang biasanya dituangkan dalam bentuk penyataan atau angka yang

1 persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi. Kualitas air adalah sifat

air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain dalam

air yang mencakup kualitas fisik, kimia dan biologis (Effendi, 2003).

Parameter fisik menyatakan kondisi air atau keberadaan bahan yang

dapat diamati secara visual atau kasat mata. Parameter fisik adalah

kekeruhan, kandungan partikel atau padatan, warna, rasa, bau, suhu dan

sebagainya. Parameter kimia menyatakan kandungan unsur atau senyawa

kimia dalam air seperti kandungan oksigen, bahan organik (BOD, COD,

DO) mineral atau logam, derajat keasaman, kesadahan dan sebagainya.

Parameter mikrobiologis menyatakan kandungan mikroorganisme dalam

air, seperti bakteri, virus dan mikroba patogen lainnya. Sebagai acuan

dalam kondisi tersebut yaitu baku mutu air yang diatur dalam Permenkes

RI Nomer 492 /Menkes/ Per / IV /2010 (Masduqi, 2009)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

5. Baku Mutu Air

Klasifikasi dan kriteria mutu air mengacu pada peraturan pemerintah

Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolahan kualitas air dan pengendalian

pencemaran air yang menetapkan mutu air ke dalam empat kelas yaitu

pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Klasifikasi mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001
Kelas Kegunaan
I Air baku air minum atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
II Prasarana/sarana rekreasi air, budidaya ikan air tawar,
perternakan, pengairan tanaman peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
III Pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
IV Mengairi pertanaman dan untuk peruntukan lain yang mempersya

Tabel 2.2 Krirteria mutu air berdasarkan kelas menurut Peraturan


Pemerintah No.82 Tahun 2001
Satuan Kelas Keterangan
Parameter I II III IV
TSS mg/L 50 50 400 400 Bagi pengelolahan
air minum secara
konvensional, residu
tersuspensi ≤ 5000
mg/L
pH 6- 6-9 6-9 5-9 Apabila secara
9 alamiah di luar
rentang tersbut, maka
ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

berdasarkan kondisi
alamiah
DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas
minimum
BOD mg/L 2 3 6 12
COD mg/L 10 25 50 100
Fosfat mg/L 0,2 0,2 1 5
Nitrat mg/L 10 10 20 20

Setiap baku mutu air yang telah ditentukan oleh peraturan

pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolahan kualitas air dan

pengendalian pencemaran air, menunjukkan bahwa setiap kelas memiliki

peruntukannya masing masing dan setiap baku mutu air dengan kelas dan

parameter yang berbeda-beda memiliki satuan nilai kriteria yang berbeda–

beda pula.

6. Indeks Pencemaran

Indeks Pencemaran (IP) telah ditetapkan oleh Menteri Negara

Lingkungan hidup dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

No. 115 Tahun 2003 Lampiran II tentang Pedoman Penentuan Status

Mutu Air. Dalam perhitungan indeks pencemaran (IP) terdapat beberapa

tahap dan rumus yang telah ditentukan.

Tahap pertama dalam penentuan status mutu air menggunakan

metode indeks pencemaran (IP) adalah menghitung nilai

dimana :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Ci : Nilai dari hasil pengukuran parameter kualitas air

yang digunakan.

Lij : Nilai baku mutu dari parameter kualitas air tersebut

yang mengacu pada PP No 82 Tahun 2011 Tentang

Pengelolahan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air.

Pij : Indeks Pencemaran bagi peruntukan (J)

(Ci/Lij) M : Nilai, Ci/Lij maksimum

(Ci/Lij) R : Nilai Ci/Lij rata - rata

Apabila nilai yang diperoleh bernilai >1 maka dihitung nilai

baru dengan persamaan 1,0 + P.log (Ci/Lij), dimana P adalah konstanta

dan nilainya ditentukan bebas dan disesuaikan dengan hasil pengamatan

lingkungan atau persyaratan yang dikehendaki suatu peruntukan (biasanya

digunakan nilai 5) (Kepmen LH No 115 Tahun 2003).

Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat

pencemaran meningkat, misalnya parameter DO. Tentukan nilai teoritik

atau nilai maksimum Cim ( missal untuk DO, maka Cim merupakan nilai

DO jenuh). Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh

Ci/Lij hasi perhitungan, yaitu :

(Ci/Lij)baru =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Jika nilai aku Lij memiliki rentang yang seperti nilai DO dan pH,

untuk Ci ≤ Lij rata – rata dengan persamaan :

(Ci/Lij)baru =

Jika nilai aku Lij memiliki rentang yang seperti nilai DO dan pH,

untuk Ci > Lij rata – rata dengan persamaan :

(Ci/Lij)baru =

Setelah nilai Ci/Lij untuk semua parameter telah diketahui, selajutnya

menghitunng nilai indeks pencemaran (Pij). Perhitungan nilai Pij diaali

dengan mencari nilia Ci/Lij rata – rata dan nilai Ci/Lij. M untuk

maksimum dari keseluruhan nilai Ci/Lij unutk setuiap segmen. Nilai Pij

diketahui dengan persamaan Pij :

Pij =

Evaluasi terhadap nilai Indeks Pencemaran pada tabel 2.2:

Tabel 2.3 Kelas Nilai Cemaran air berdasarkan indeks pencemaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Nilai Keterangan
Memenuhi baku mutu
0 ≤ Pij ≤
(kondisi baik)
1 < Pij ≤ 5,0 Cemar ringan
5,0 < Pij ≤ Cemar sedang
10 > Pij Cemar berat

7. Parameter Kualitas Air Secara Fisika dan Kimia

a. Parameter fisika

Parameter fisika meliputi suhu, kecerahan, warna, kedalaman

dan TSS. TSS terdiri atas material anorganik, organik serta sisa

kejadian vulkanik. Material anorganik yaitu berasal dari pelapukan

bebatuan sedangkan material organik itu berasal dari partikel

planktonik (fitoplankton, zooplankton, dan bakteri) dan untuk material

sisa kejadian vulkanik ini yaitu dari hasl reaksi kimia (mangan ; besi

oksida; almunium; silika) (Clark, 2002). Menurut Sanusi (2006), batas

diameter padatan tersuspensi adalah ≥ 0,45 µm, terlarut jika

diameternya < 0,2 µm dan koloid jika diameternya diantara 0,2 µm –

0,45 µm. Tinggi rendahnya konsentrasi TSS akan mempengaruhi

penetrasi cahaya matahari yang masuk dalam air sehingga akan

mempengaruhi proses fotosintesis sehingga fotosintesis tersebut tidak

sempurna (Odum, 1994). Sebaran TSS dipengaruhi oleh masukan yang

berasal dari darat atau udara akibat dari curah hujan dan perpindahan

karena resuspensi endapan akibat dari pengikisan (Tarigan dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Edward 2003).

b. Parameter Kimia

1) pH (Derajat Keasaman)

pH merupakan faktor pembatas bagi organisme yang hidup

di suatu perairan. Derajat keasaman atau pH air menunjukkan

aktivitas ion hidrogen dalam suatu perairan. Nilai pH pada banyak

perairan alami berkisar antara 4 sampai 9. Perairan dengan pH < 7

maka perairan ini bersifat asam, sedangkan dengan pH > 7 maka

perairan tersebut bersifat alkalis (basa) dan pH = 7 disebut sebagai

netral. pH dengan nilai 6,5 – 8,2 merupakan kondisi optimum

untuk makhluk hidup. pH yang terlalu asam atau basa dapat

mematikan makhluk hidup (Rahayu dkk, 2009). Faktor yang

mempengaruhi pH tersebut yaitu air hujan dimana air hujan yaitu

sebagai sumber air sungai secara alami yang bersifat asam (pH di

bawah 7,0) biasanya sekitar 5,6 tetapi di beberapa daerah pH yang

dari air hujan dapat turun menjadi 4,0 – 5,0 dan termasuk dalam

kategori bahaya akibat dari polusi di atmosfir yang disebabkan

oleh karbon hasil pembakaran fosil di udara (Khelmann, 2003).

Menurut Balai Lingkungan Keairan (2013), pH air sungai di

Indonesia pada umumnya berkisar antara 2 – 10. Tinggi rendahnya

nilai pH dapat dipengaruhi oleh pencemaran limbah industri,

domestik dan kondisi alam itu sendiri. Limbah industri dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

berasal dari air bekas pencucian, bahan pelarut ataupun air

pendingin dari industri, sedangkan limbah domestik dapat berasal

dari pemukiman, tempat-tempat komersial (perdagangan,

perkantoran, institusi) dan tempat-tempat rekreasi. Limbah dari

pemukiman tersebut dapat terdiri atas tinja, air kemih dan bungan

limbah cair (kamar mandi, dapur, cucian).

2) DO (Dissolved Oxygen)

DO (Dissolved Oxygen) adalah jumlah oksigen yang terlarut

dalam volume air tertentu pada suatu suhu dan tekanan atmosfer

tertentu. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehingga

bila ketersediaannya di dalam air tidak mencukupi kebutuhan

biota, maka akan menghambat aktivitas di dalam perairan tersebut.

Rendahnya kadar oksigen dapat berpengaruh terhadap fungsi

biologis dan lambatnya pertumbuhan, bahkan dapat

mengakibatkan kematian.

Perairan dikatakan mengalami pencemaran yang serius jika

kadar DO di bawah 4 ppm. Kadar DO yang rendah dapat

memberikan pengaruh yang berbahaya pada komunitas air.

Kehidupan di air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut

minimal sebanyak 5 ppm ( 5 part per million atau 5 mg oksigen

untuk setiap liter air) selebihnya bergantung kepada ketahanan

organisme, derajat keaktifannya, kehadiran bahan pencemar, dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

suhu air. Sungai dapat dengan cepat memurnikan (mempurifikasi)

bahan-bahan pencemar yang masuk ke dalamnya, khusunya

limbah yang membutuhkan oksigen dan limbah panas. Semakin ke

arah hilir, konsentrasi DO dapat kembali pada tingkat yang

normal. Besarnya waktu dan jarak yang diperlukan oleh sungai

untuk menetralkan bahan pencemar sangat ditentukan oleh volume

dan kecepatan aliran air sungai serta besarnya bahan pencemar

yang masuk.

Menurut Effendi (2003) kadar oksigen terlarut (DO) akan

mengalami fluktuasi secara harian tergantung dari beberapa faktor

dan salah satu faktor terjadinya fluktuasi adalah turbulensi aliran

sungai. Adanya peningkatan kandungan DO dalam aliran sungai

menandakan bahwa adanya perbaikan kualitas air karena oksigen

terlarut di dalam aliran sungai tersebut semakin melimpah. Untuk

penurunan kandungan DO dapat dipengaruhi oleh aktivitas

manusia seperti pembuangan limbah domestik dari pemukiman

dan usaha usaha kecil menengah di sekitar aliran sungai.

Rendahnya kandungan DO dalam air dapat mengganggu

keberlangsungan makhluk hidup dalam sungai tersebut sehingga

sungai tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan.

3) BOD (Biologycal Oxygen Demand)

Suatu perairan menggambarkan keberadaan bahan organik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

yang dapat didekomposisi secara biologis (biodegradable) oleh

mikroorganisme melalui pengurangan jumlah O2 terlarut. Hal ini

menyebabkan perairan dengan kandungan bahan organik yang

tinggi, O2 terlarutnya rendah sehingga akan berpengaruh terhadap

kondisi fisiologis organisme yang hidup didalamnya. Tinggi

rendahnya nilai BOD dalam aliran sungai dipengaruhi oleh bahan

organik sepert, kabohidrat, protein, bahan organik dari sumber

alami dan pulusi (Desmawati ,2014). Contoh bahan organik yang

di sekitar sungai yaitu seperti daun yang jatuh di aliran sungai lalu

daun tersebut akan diurai oleh bakteri yang memutuhkan oksigen

terlarut di dalam air (Fardiaz, 1992). Nilai BOD akan semakin

tinggi, jika banyak daun / banyak bahan organik lainnya yang jatuh

di aliran sungai yang dapat teruai oleh mikroorganisme dalam

sungai dan nilai BOD akan semakin kecil, jika hanya sedikit bahan

organik yang masuk dalam sungai.

4) COD (Chemical Ocygen Demand)

Jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh

bahan organik yang terkandung dalam air. Hal ini karena bahan

organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan

menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam

dan panas dengan katalisator perak sulfat, sehingga segala macam

bahan organik baik yang mudah diurai maupun yang kompleks dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

sulit diurai akan teroksidasi.

Banyak zat organik yang tidak mengalami penguraian

biologis secara cepat berdasarkan pengujian BOD lima hari, tetapi

senyawa-senyawa organik tersebut juga menurunkan kualitas air.

Bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan

mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD. 96% hasil

uji COD yang dilakukan selama 10 menit, kira-kira akan setara

dengan hasil uji BOD selama 5 hari.

Menurut Suparjo (2009), tingginya kandungan COD dapat

disebabkan oleh degradasi bahan organik dri aktivitas masyarakat

di sekitar sungai maupun llimbah yang dihasilkan oleh industri

tidak terolah dengan baik. Kandungan COD yang berlebihan pada

suatu perairan sama halnya kandungan BOD yaitu akan

berpengruh terhadap menurunnnya Do dan pH, snhingga akan

berpengaruh pada menurunya kualitas perairan dan akibat lebih

lanjutnya akan menurunkan produktifitas sumber daya perairan.

5) Nitrat

Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan

merupakan nutrisi utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga.

Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil.

Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa

nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting

dalam sisklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob

(Effendi, 2003). Kadar nitrat-nitrogen pada perairan lebih dari 5

mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik

yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrat-

nitrogen yang lebih dari 0,2 mg/L mengakibatkan terjadinya

eutrofikasi perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan

alga dan tumbuhan air secara pesat (Effendi, 2003). Limbah

pertanian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kandungan nitrat dalam air dimana limbah pertanian ini bersumber

dari kegiatan pertanian seperti penggunaan pestisida, herbisida,

fungisida dan pupuk kimia yang berlebihan.

6) Fosfat

Fosfat merupakan faktor penting untuk pertumbuhan

plankton dan organisme lainnya. Fosfat sangat diperlukan sebagai

transfer energi dari luar ke dalam sel organisme, karena itu fosfat

dibutuhkan dalam jumlah kecil (sedikit). Fosfat merupakan bentuk

fosfor yang yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Konsentrasi

fosfat di perairan jauh lebih kecil daripada konsentrasi ammonia

dan nitrat (Effendi, 2003). Fosfat dapat berasal dari detergen dalam

limbah cair dan pestisida serta insektisida dari lahan pertanian, dari

sisa makanan dan air uangan penduduk (tinja). Keberadaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap

keseimbangan ekosistem perairan. Apaila kadar fostaf dalam air

rendah (<0,01 mg/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, dan

jika kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan

ganggang tidak terbatas lagi, sehingga dapat mengurangi jumlah

oksigen terlarut dalam air. Menurut Boyd (1982 dalam Indrayani,

dkk, 2015) kadar fosfat dalam perairan alami umumnya berkisaran

antara 0,005-0,02 ppm.

8. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dapat di lihat dalam tabel

2.4.

Tabel 2.4 Penelitian Yang Relevan


Referensi Judul/Tujuan Keterangan
Anwar dkk (2016) Analisis Kualitas Air Analisis mutu air
Sungai Guna sungai menggunakan
Menentukan metode indeks
Peruntukan Ditinjau pencemaran
Dari Aspek
Lingkungan
Pradhana, dkk (2014) Analisis Kualitas Air Analisis
Sungai Bringin Kota menggunakan metode
Semarang indeks pencemaran
Menggunakan dengn parameter yang
Metode Indeks diuji yaiut TSS, DO,
Pencemaran BOD, COD, pH,
Nitrat, Ammonia dan
Fosfat
Supriyanti, dkk Studi Kandungan Penentuan lokasi
(2017) Bahan Organik Pada penelitian
Beberapa Muara menggunakan
Sungai Di Kawasan purposive sampling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Ekosistem Mangrove, method . dengan


Di Wilayah Pesisir mempertimbangkan
Utara Kota letak kerapatan
Semarang, Jawa ekosistem mangrove
Tengah yang ada di wilayah
pesisir pantai.
Guntur, dkk (2017) Analisis Kualitas Dalam penelitian ini
Perairan Berdasarkan menggunakan metode
Metode Indeks indeks pencemaran
Pencemaran Di dengan penentuan
Pesisir Timur Kokta titik sebanyak 10 titik
Surabaya. sampel.
Firda, dkk (2019) Pencemaran Air di Banyaknya aktivitas
Daerah Sungai manusia di sekitar
Cimencrang Jawa sungai berpengaruh
Barat: Sumber, terhadap pencemaran
Dampak, dan Solusi air sungai. Dimana
masyarakat di sekitar
sungai membuang
limbah rumah tangga
di sungai dan sampah
yang dominan d
sungai tersebut yaitu
sampah plastik

Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu metode analisis

kualitas air yang digunakan, penentuan titik lokasi dan parameter yang

diteliti. Penelitian ini menggunakan acuan untuk analisis kualitas air

berdasarkan Indeks Pencemaran, Purposive sampling untuk penentuan

titik dan paramter yang diteliti yaitu TSS, pH, DO, BOD, COD, Fosfat dan

Nitrat. Perbedaan dari penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu sungai

yang diteliti dimana penelitian ini meneliti kualitas air Sungai Opak-Oyo

di Kabupaten Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

9. Kerangka berfikir

Sungai Opak-Oyo terdiri dari dua aliran sungai yaitu Sungai

Opak dan Sungai Oyo. Sungai Opak mengalir melintasi area perkotaan

sedangkan Sungai Oyo mengalir melintasi area pegunungan. Hanya

ada data yang mengungkapkan kualitas air Sungai Opak dan Sungai

Oyo dalam lingkup besar. Belum ada data yang menyebutkan kualitas

air Sungai Opak-Oyo dalam lingkup kecil. Penentuan titik

pengambilan air sampel sebanyak lima titik di sepanjang aliran Sungai

Opak-Oyo. Penentuan parameter pengujian yaitu TSS, pH, DO,

BOD,COD, nitrat dan fosfat untuk dianalisa berdasarkan aku mutu air

kelas II dan indeks pencemaran.

Sungai Opak Melintasi Sungai Oyo Melintasi


Area Perkotaan Area Pegunungan

Sungai Opak-Oyo

Observasi
(Penentuan titik lokasi pengambilan sampel)

Pengambilan Sampel Air Di Lokasi Yang Telah Ditentukan.

Parameter Yang Diamati TSS, pH, DO, BOD, COD, Fosfat Dan
Nitrat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

10. Hipotesis

 Kualitas air Sungai Opak-Oyo tidak memenuhi baku mutu air

kelas II berdasarkan PP. No.82 Tahun 2001.

 Kondisi air Sungai Opak-Oyo temasuk dalam kategori tercemar

sedang berdasarkan KepMen LH No.115 Tahun 2003.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan yaitu bersifat deskriptif observasional

mengunakan purposive sampling sebagai dasar penentuan lokasi penelitian.

Purposive sampling yaitu penentuan lokasi berdasarkan atas adanya tujuan

tertentu oleh peneliti dan sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri

sehingga menggambarkan secara menyeluruh area penelitian di daerah

tersebut (Arikunto, 2006).

B. Deskripsi Area Penelitian

Sungai Opak–Oyo ini terbentuk dari aliran Sungai Opak dan aliran

Sungai Oyo yang bertemu di suatu titik sehingga menjadi satu aliran. Sungai

Opak berhulu di Gunung Merapi dan mengalir ke selatan, bermuara di Laut

Samudera Hindia di Pantai Samas. Panjang aliran Sungai Opak sekitar 65 km

dan berhulu dimulai dari Kecamatan Cangkringan dan berakhir di Kecamatan

Kretek, Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sungai

Opak ini mengalir di perbatasan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul

atau daerah perkotaan. Sungai Oyo berhulu di lereng barat perbukitan

Gunung Gajahmungur–Kukusan yang masuk wilayah administratif Desa

Gunungan, Kecamatan Mayaran, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa

Tengah dan bermuara ke Sungai Opak di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri,

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Panjang aliran

Sungai Oyo ini sekitar 106 km mengalir dari daerah pegunungan.

Aliran Sungai Opak–Oyo memiliki panjang sekitar 8 km panjang

aliran ini tercantum dalam penelitian sebelumnya yaitu dari penelitian

Aisyah (2018). Sepanjang aliran sungai Opak-Oyo terdapat pemukiman

warga dan lahan pertanian. Hulu dari Sungai Opak–Oyo ini yaitu dari

pertemuan awal Sungai Opak dan Sungai Oyo yang berlokasi di Desa

Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta dan bermuara di Kecamatan Kretek tepatnya di Jembatan

Kretek desa Jelapan, Seloharo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai akhir dari aliran karena

setelah Jembatan Kretek terdapat muara dari aliran Sungai Winongo.

Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian Aliran Sungai Opak-Oyo


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

C. Batasan penelitian

Penelitian ini hanya berfokus pada tingkat pencemaran air sungai

dengan perhitungan Indeks Pencemaran berdasarkan Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 Lampiran II tentang

Pedoman Penentuan Status Mutu Air, dan penentuan status baku mutu air

Kelas II menurut PP No 82 Tahun 2001 Tentang Pengeloahan Kualitas Air

dan Pengendalian Air di kelima titik lokasi yang ditentukan sepanjang Sungai

Opak–Oyo.

Penentuan DO jenuh menggunakan data teoritik dengan suhu 28ºC,

sehingga konsentrasi DO jenuh yang ditentukan yaitu 7,83 mg/L.

D. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah botol sampel, cool box,

GPS, Kamera. Untuk parameter yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu

mencakup Parameter Fisik dan Kimia seperti TSS (Total Suspended solid),

pH, BOD (Biological Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), COD (

Chemical Oxygen Demand), Fosfat (PO4-P) dan Nitrat. Sedangkan untuk

Bahan itu sendiri menggunakan Es batu.

E. Cara kerja

1. Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan April 2019. Penelitian dilakukan

dengan mengambil sampel air di lokasi yang telah ditentukan yaitu

dari utara menuju selatan sepanjang aliran sungai Opak-Oyo.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

2. Penentuan Lokasi

Penentuan lokasi pengambilan sampel dimulai dari awal

Tempuran air Sungai Opak dan Sungai Oyo hingga akhir titik yang

terletak di Jembatan Kretek. Lokasi pengambilan sampel dilakukan

pada beberapa titik yang berpotensi terpapar pencemaran karena

aktivitas penduduk sekitar. Lokasi dan koordinat pengambilan sampel

sesuai dengan tabel 3.1.

Tabel 3.1 Titik Lokasi Pengambilan Sampel Air di Sungai Opak –


Oyo

No Kode Lokasi Koordinat


7°57'22.49"S
1 OO 1
Putat, Selopamioro, Imogiri, Bantul, 110°21'48.41"
Daerah Istimewa Yogyakarta

7°57'37.14"S
2 OO 2 Nambangan, Seloharjo, Pundong, 110°21'7.49"T
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

7°58'33.45"S
3 OO 3 Soko, Seloharjo, Pundong, Bantul, 110°20'40.62"
Daerah Istimewa Yogyakarta

7°58'52.80"S
4 OO 4 Biro, Seloharjo, Pundong, Bantul,
110°19'43.13"T
Daerah Istimewa Yogyakarta

8° 0'5.90"S
Jelapan, Seloharjo, Pundong
5 OO 5
,Bantul, Daerah Istimewa 110°19'2.45"T
Yogyakarta
Ket : OO 1 – 5, sebagai kode Sungai Opak-Oyo lokasi 1 - 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Gambar Lokasi Keterangan


Putat, 1. Adanya
Selopamioro, kegiatan
Imogiri, Bantul, penambangan
Daerah Istimewa pasir
Yogyakarta 2. Jenis substrat
di tengah liran
sungai pasir dan
pinggir sungai
pasir berlumpur
3. Arus tenang
ketika kemarau
dan deras ketika
penghujan
4. Air jernih
ketika tidak hujan
dan keruh ketika
hujan
5. Debit air
meningkat ketika
hujan
6. Debit air
berkurang ketika
tidak hujan
7. Kedalaman Air
1 – 2 meter
Nambangan, 1. Adanya
Seloharjo, penambangan
Pundong, Bantul, pasir
Daerah Istimewa 2. Jenis substrat
Yogyakarta di tengah aliran
sungai pasir dan
pinggir sungai
pasir berlumpur
3. Arus deras
ketika musim
penghujan dan
tenang ketika
kemarau
4. Air jernih
ketika tidak hujan
dan keruh ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hujan
5. Debit air
meningkat ketika
hujan
6. Debit air
berkurang ketika
tidak hujan
7. kedalamn air ≤
2 meter
Soko, Seloharjo, 1. Adanya
Pundong, Bantul, penambangan
Daerah Istimewa pasir
Yogyakarta 2. Jenis substrat
jenis substrat di
tengah sungai
pasir berlumpur
dan pinggir
sungai berlumpur
3. Arus deras
ketika musim
penghujan dan
tenang ketika
kemarau
4. Air jernih
ketika hujan dan
keruh ketika
hujan
5. Debit air
meningkat ketika
hujan
6. Debit air
berkurang ketika
tidak hujan
7. Keladaman air
3 - 4 meter
Biro, Seloharjo, 1. Adanya
Pundong, Bantul, penambangan
Daerah Istimewa pasir
Yogyakarta 2. Jenis sustrat di
tengah aliran
sungai pasir dan
pinggir sungai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

berlumpur
3. Arus lambat
ketika kemarau
dan penghujan
4. Air keruh
ketika hujan dan
jernih ketika
tidak hujan
5. Debit air
meningkat ketika
hujan
6. Debit air
berkurang ketika
tidak hujan
7. Kedalaman air
5 – 6 meter
Jelapan, 1. Tidak Ada
Seloharjo, penambangan
Pundong ,Bantul, pasir
Daerah Istimewa 2. Ada aktivitas
Yogyakarta permainan Kano
3. Jenis substrat
di tengah sungai
dan pinggir
sungai berlumpur
4. Air keruh
ketika hujan dan
jernih ketika
tidak hujan
5. Debit air
meningkat ketika
hujan
6. Debit air
berkurang ketika
tidak hujan
7. Kedalaman air
6 – 7 meter

Penentuan titik pengambilan sampel air menggunakan

“purposive sampling” dan didasari atas padatnya penduduk di sekitar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

sungai yang dapat berpotensi terjadinya pencemaran akibat dari

pembuangan limbah domestik dan banyaknya lahan pertanian yang

berpotensi menyebabkan pencemaran akibat dari pupuk dan pestisida

yang digunakan dan terbuang masuk dalam aliran Sungai Opak-Oyo

Titik pertama dimulai dari titik awal dua aliran sungai tersebut

bertemu yaitu di Putat, Selopamioro, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

Pada titik pertama diambil setelah adanya pertemuan Sungai Opak dan

Sungai Oyo dan mempertimbangkan kemudahan dalam mengambil

sampel, titik ke-2 di daerah Nambangan, Seloharjo, Pundong, Bantul,

Yogyakarta, titik ke-3 di daerah Soko, Seloharjo, Pundong, Bantul,

Yogyakarta, titik ke-4 di daerah Biro, Seloharjo, Pundong, Bantul,

Yogyakarta dan titik ke-5 di daerah Jelapan, Seloharjo, Pundong,

Bantul, Yogyakarta diambil berdasarkan padatnya penduduk dan

banyaknya lahan pertanian di sekitar aliran sungai serta pertimbangan

lain dalam kemudahan untuk mengambil sampel air. Titik kelima

berakhir sebelum Jembatan Kretek di Jl. Parangtritis, Gadingharjo,

Donotirti, Kecamatan Kretek, Bantul, Yogyakarta. Pengambilan titik

tidak sampai perbatasan sungai dengan laut karena setelah Jembatan

Kretek terdapat suatu aliran Sungai Winongo sehingga tidak termasuk

dalam kajian atau cakupan penelitian, lalu setelah Jembatan Kretek

tersebut memungkinkan adanya perbedaan data yang disebabkan oleh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

aliran Sungai Winogo, sehingga titik yang ditentukan hanya lima titik

lokasi pengambilan sampel air.

3. Pengambilan dan pengawetan sampel air

Pengambilan sampel dilakulan siang hari pukul 10.00 WIB.

Pengamilan sampel air yang dilakukan di lokasi 1 dan 2 yaitu berada

di tengah aliran sungai sedangkan pada lokasi 3 – 5 dilakukan di tepi

aliran sungai dalam kondisi air yang masih terkena arus sungai.

Pengambilan sampel air Sungai Opak–Oyo dalam penelitian ini

mengacu kepada ketetapan dalam SNI 6989.57;2008 tentang metode

pengambilan contoh air permukaan. Dengan menggunakan botol

secara langsung dimana botol sampel air tersebut dimasukkan ke

dalam air sungai dan searah dengan arus sungai tersebut. Berikut

adalah langkah – langkah dalam pengambilan sampel air;

Botol sampel dengan kapasitas 1 – 1,5 liter disiapkan dan botol

sampel dimasukkan dalam air sungai dengan keadaan searah aliran

sungai, lalu tutup botol dibuka dalam air dan dibiarkan hingga botol

terisi penuh, setelah penuh tutup botol ditutup rapat dan pastikan

dalam botol tidak terdapat gelembung. Botol sampel yang telah terisi

penuh dimasukkan dalam cool box yang telah terisi es dan di bawa

menuju laboratorium. Pengambilan sampel air ini diambil dengan

pengulangan sebanyak 3 kali sehingga setiap lokasi terdapat 3 sampel

air dan total sampel yang diperoleh dari 5 titik yang telah ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

yaitu terdapat 15 sampel air. Kemudian untuk pengawetan sampel air

sungai disimpan dalam cool box yang terisi dengan es untuk menjaga

kandungan di dalam air sampel.

4. Pengukuran Parameter kualitas air

Pengukuran parameter yang telah ditentukan yaitu TSS, BOD,

COD, DO, pH, Nitrat, dan Fosfat (PO4-P) dilakukan di Laboratorium

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian

Penyakit Yogyakarta. Metode uji parameter lab BBTKLPP dapat

dilihat pada tabel 3.2, sedangakan untuk Uraian metode dapat dilihat

pada lampiran 9.

Tabel 3.2 Metode uji parameter kualitas air

Parameter Metode Uji


TSS In House Methode
pH SNI 06-6989.11-2004
DO ALPHA 2012,section 4500-OG
BOD SNI 6989.72-2009
COD SNI 6989.2-2009
Nitrat ALPHA 2012,section 4500P-D
Fosfat ALPHA 2012, Section 4500-NO3B
F. Analisis data

Analisis nilai baku mutu air kelas II Sungai Opak-Oyo dianalisis secara

diskriptif berdasarkan PP No 82 Tahun 2011 Tentang Pengelolahan Kualitas

Air dan Pengendalian Pencemaran Air, didasari dengan delapan parameter

kualitas air yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu parameter TSS, BOD,

COD, DO, pH, Nitrat, dan Fosfat (PO4-P), sedangakan untuk penentuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

status pencemaran Sungai Opak-Oyo dianalisis berdasarkan Indeks

Pencemaran (IP) dari Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115

Tahun 2003 Lampiran II tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air.

Tahap pertama dalam penentuan status mutu air menggunakan metode

indeks pencemaran (IP) adalah menghitung nilai dimana :

Ci : Nilai dari hasil pengukuran parameter kualitas air

yang digunakan.

Lij : Nilai baku mutu dari parameter kualitas air tersebut

yang mengacu pada PP No 82 Tahun 2011 Tentang

Pengelolahan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air.

Pij : Indeks Pencemaran bagi peruntukan (J)

(Ci/Lij) M : Nilai, Ci/Lij maksimum

(Ci/Lij) R : Nilai Ci/Lij rata - rata

Apabila nilai yang diperoleh bernilai >1 maka dihitung nilai baru

dengan persamaan 1,0 + P.log (Ci/Lij), dimana P adalah konstanta dan

nilainya ditentukan bebas dan disesuaikan dengan hasil pengamatan

lingkungan atau persyaratan yang dikehendaki suatu peruntukan (biasanya

digunakan nilai 5). (Kepmen LH No 115 Tahun 2003)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat

pencemaran meningkat, misalnya parameter DO. Tentukan nilai teoritik atau

nilai maksimum Cim ( missal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO

jenuh). Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh Ci/Lij

hasi perhitungan, yaitu :

(Ci/Lij)baru =

Jika nilai aku Lij memiliki rentang yang seperti nilai DO dan pH, untuk

Ci ≤ Lij rata – rata dengan persamaan :

(Ci/Lij)baru =

Jika nilai aku Lij memiliki rentang yang seperti nilai DO dan pH, untuk

Ci > Lij rata – rata dengan persamaan :

(Ci/Lij)baru =

Setelah nilai Ci/Lij untuk semua parameter telah diketahui, selajutnya

menghitunng nilai indeks pencemaran (Pij). Perhitungan nilai Pij diaali

dengan mencari nilia Ci/Lij rata – rata dan nilai Ci/Lij. M untuk maksimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

dari keseluruhan nilai Ci/Lij unutk setuiap segmen. Nilai Pij diketahui dengan

persamaan Pij :

Pij =

Evaluasi terhadap nilai Indeks Pencemaran pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kelas Nilai Cemaran air berdasarkan indeks pencemaran


Range Nilai Keterangan
Memenuhi baku mutu (kondisi
0 ≤ Pij ≤
baik)
1 < Pij ≤ 5,0 Cemar ringan
5,0 < Pij ≤ Cemar sedang
10 > Pij Cemar berat

G. Rancangan pemanfaatan hasil penelitian dalam pembelajaran

Hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk SMA Kelas X semester genap

mengenai Bab “Ekologi” Sub Bab “Perubahan Lingkungan, Pencemaran

Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan” .


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kualitas air Sungai Opak-Oyo berdasarkan Baku Mutu Air

Kualitas air Sungai Opak-Oyo dianalisis berdasarkan baku mutu air kelas II

menurut Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang pengelohaan kualitas

air dan pengendalian pencemaran air. Pemilihan baku mutu air kelas II, agar

Sungai Opak-Oyo dapat dimanfaatkan sebagai Prasarana/sarana rekreasi air oleh

warga sekitar.

Untuk melihat kualitas air Sungai Opak-Oyo, parameter yang ditentukan

yaitu TSS, pH, DO, BOD, COD, Fosfat dan Nitrat. Semua parameter diuji dan

dianalsis oleh Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Balai Besar Teknik

Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta. Hasil perhitungan dapat

dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Analisa kualitas air di Sungai Opak – Oyo berdasarkan baku
mutu air kelas II

Kriteria
Sampel ke- Rata -
Mutu
Parameter Lokasi Rata Keterangan
Air
1 2 3 II
154 149 136 146,33
1 Tidak
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
memenenuhi
150 136 151 145,66 50
TSS 2 standar baku
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
mutu air
130 216 313 219
3 kelas II
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

237 259 211 235,67


4
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
193 194 193 193,33
5
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
1 7,7 7,7 7,7 7,7
Memenenuhi
2 7,6 7,6 7,6 7,6
standar baku
pH 3 7,6 7,8 7,8 7,7 6–9
mutu air
4 7,7 7,7 7,6 7,7
kelas II
5 7,8 7,7 7,8 7,76
7,2 7,6 7,6 7,5
1
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
7,2 6,7 7,1 7,0
2
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) Memenenuhi
7,1 7,2 7,0 7,1 4 standar baku
DO 3
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) mutu air
7,0 6,9 6,7 6,9 kelas II
4
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
7,0 7,2 7,0 7,06
5
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)

1,8 2,8 2,8 2,46


1
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
2,6 2,0 2,0 2,2
2
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) Memenenuhi
1,3 1,6 2,9 1,93 standar baku
BOD 3 3
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) mutu air
0,5 2,3 0,6 1,13 kelas II
4
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
1,9 1,0 1,9 1,6
5
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
17,6 24,7 23,2 21,83
1
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
25,8 18,0 18,0 20,6
2
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) Memenenuhi
12,1 16,9 25,4 18,13 standar baku
COD 3 25
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) mutu air
5,0 23,2 3,9 10,63 kelas II
4
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
11,7 8,0 17,3 12,33
5
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
0,091 0,154 0,154 0,133 0,2 Memenenuhi
Fosfat 1
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) standar baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

0,075 0,135 0,111 0,107 mutu air


2
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) kelas II
0,256 0,112 0,150 0,172
3
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
0,157 0,202 0,126 0,161
4
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
0,88 0,138 0,101 0,109
5
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
7,81 6,78 7,02 7,20
1
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
6,60 7,73 7,93 7,42
2
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) Memenenuhi
7,04 5,94 6,65 6,54 10 standar baku
Nitrat 3
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) mutu air
7,04 7,25 7,23 7,17 kelas II
4
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
7,41 6,56 6,54 6,83
5
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)

Dari hasil perhitungan tabel 4.1, kandungan TSS menunjukan angka yang

melebihi standar baku mutu air kelas II dengan nilai hasil perhitungan TSS yaitu

145,66 mg/L – 235,67 mg/L. Untuk perhitungan nilai kandungan pH, DO, BOD,

COD, Fosfat dan Nitrat terlah memenuhi standar baku mutu air kelas II dengan

nilai hasil perhitungan pH berkisar 7,6 – 7,76, nilai hasil perhitungan DO yaitu

6,9 mg/L – 7,5 mg/L, nilai hasil perhitungan BOD berkisar 1,13 mg/L – 2,46

mg/L, nilai COD berkisar antara 10,63 mg/L – 21,83 mg/L, nilai fosfat 0,107

mg/L – 0,172 mg/L dan nilai perhitungan nitrat yaitu 6,54 mg/L – 7,42 mg/L.

1. TSS (Total Suspended Solid)

Nilai kandungan TSS di 5 lokasi di sepajang aliran Sungai

Opak-Oyo termasuk dalam kategori tercemar jika dibandingakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

dengan standar baku mutu air kelas II dimana nilai standar baku mutu

air kelas II untuk kandungan TSS yaitu 50mg/L sedangkan hasil

perhitungan menunjukan nilai 145,66 mg/L – 234,67 mg/L.

Widyanmarani dkk (2015) menyebutkan dalam penelitian bahwa

aktivitas manusia seperti penambangan pasir dan pembuangan limbah

domestik merupakan penyebab tingginya nilai kandungan TSS di

dalam perairan, serta jenis substrat di lokasi pengambilan air seperti

subsrat pasir atau substrat berlumpur. Pada substrat pasir atau pasir

berlumpur pada umumnya akan memiliki kandungan TSS yang lebih

rendah dibandingkan dengan lokasi dengan substrat dominan

berlumpur (Siswanto, 2014). Adanya perbedaan nilai konsentrasi TSS

selama pengambilan data selain dipengaruhi oleh oleh jenis substrat

diantara lain yaitu arus dan gelombang yang berpotensi terhadap

transport sedimen (Siswanto, 2014).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Gambar 4.1 Nilai TSS Pada Lokasi Pengamatan

Tingginya kandungan TSS pada lokasi 1 dengan nilai 146,33

mg/L dipengaruhi oleh arus air yang deras akibat dari adanya curah

hujan di hulu sungai Oyo menyebabkan tingginya arus air pada

sungai Opak-Oyo. Aliran arus air yang tinggi menyebabkan padatan

tersuspensi yang terendap di dasar sungai ikut terbawa ke permukaan

air dan ikut terambil ketika pengambilan sampel tersebut. Substrat di

lokasi 1 untuk bagian tepi di dominasi dengan pasir berlumpur dan

bagian tengah yaitu pasir. Pada lokasi 1, terdapat pengambangan pasir

dan kedalaman air hanya sekitar 1 meter sehingga pengambilan air

dilakukan sekitar 1 meter dari tepi sungai. Hasil perhitungan

kandungan TSS lokasi 1 dan Lokasi 2 memiliki rentang nilai yang

tidak bergitu jauh dengan hasil perhitungan lokasi 1 sebesar 146,33

mg/L dan lokasi 2 sebesar 145,66. Hal ini karena ada beberapa

kesamaan diantaranya yaitu arus air yang deras, jenis substrat yaitu

pasir dan pasir berlumpur serta terdapat penambangan pasir di tengah

dan kedalaman sungai masih memungkinkan unutk pengamilan data

sejauh 1 meter dari tepi sungai.

Lokasi 3 dan lokasi 4 memiliki nilai kandungan TSS yang paling

tinggi dengan nilai kandungan pada lokasi 3 yaitu 219 mg/L dan

lokasi 4 yaitu 235,67 mg/L. Pada lokasi 3 arus cukup deras tetapi

lebih deras arus pada lokasi 1 dan 2. Di lokasi 3 terdapat aktivitas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

penambangan pasir tetapi pada lokasi ini substrat dominan yaitu

berlumpur serta pengambilan air hanya dapat dilakukan di tepi sungai

karena tidak memungkinkan untuk melangkah 1 meter dari tepi

sungai, karena terlalu dalam akibat lumpur tersebut. Hal ini

menyebabkan banyak susbstrat lumpur yang terambil dari tepi sungai

sehingga nilai kandungan TSS pada lokasi 3 cenderung lebih tinggi

daripada lokasi 1 dan 2. Sedangkan untuk lokasi 4, arus aliran air

lebih rendah daripada aliran arus pada lokasi 3, tetapi pada lokasi 4

ini aktivitas penambangan pasir lebih banyak beroperasi dari pada

lokasi lainnya dan menyebabkan kedalaman air lebih dalam daripada

lokasi 1, 2 dan 3. Hal ini menyebabkan pengambilan air hanya dapat

dilakukan di tepi sungai dan karena arus lambat menyebabkan banyak

sampa yang mengendap di bagian tepi sungai, serta pada bagian tepi

sungai terdapat lumpur sehingga ikut terambil ketika pengambilan

sampel menyebabkan kandungan TSS pada lokasi 4 lebih tinggi

daripada lokasi lainya.

Pada lokasi 5, nilai kandungan TSS yaitu 193,33 mg/L lebih

besar daripada nilai kandungan TSS di lokasi 1 dan 2 serta lebih kecil

daripada nilai kandungan TSS di lokasi 3 dan 4. Lokasi 5 berlokasi

sekitar 50 meter sebelum Jembatan Kretek dimana substrat dominan

di lokasi tersebut yaitu berlumpur dan arus pada aliran di lokasi 5

yaitu lambat seperti di lokasi 4. Tingginya kandungan TSS dari lokasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

5 dapat disebabkan karena adanya padatan tersuspensi dari lokasi 4

yang terbawa oleh arus air. Banyaknya penambangan pasir di sekitar

lokasi 4 menyebabkan padatan terseuspensi terangkat kepermukaan

dan terbawa arus hingga ke lokasi 5.

2. pH (Derajat Keasaman)

Nilai kandungan pH di 5 lokasi sepanjang aliran Sungai Opak-

Oyo termasuk dalam keadaan basa dengan nilai hasil pengukuran

berkisar 7,6 – 7,7. Hasil pengukuran tersebut masih dalam batas

standar baku mutu air kelas II dengan nilai berkisar 6 – 9 berdasarkan

PP No. 82 Tahun 2001. Nilai pH Sungai Opak-Oyo tersebut masih

termasuk dalam kategori yang layak bagi kehidupan organisme

akuatik dimana kondisi optimum untuk makhluk hidup di perairan

yaitu berkisar 6,5 – 8,2 (Rahayu, dkk 2009).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Gambar 4.2 Nilai pH Pada Lokasi Pengamatan

Dari gambar hasil perhitungan nilai pH tabel 4.2 , dari lokasi 1

hingga lokasi 5 memiliki angka denngan kisaran nilai pH 7-6 – 7,7

menunjukan bahwa pada aliran Sungai Opak-Oyo yang mengalami

pencemaran, masih memungkinkan mikroorganisme dalam

mendekomposir beban polutan untuh dapat hidup. Dalam hal ini

menandakan bahwa pembuangan limbah rumah domestik oleh warga

sekitar aliran sungai masih dalam batas daya dukung lingkungan

sehingga kualitas sungai dapat kembali dalam keadaan kualitas air

semula secara alami dan proses tersebut yaitu self purification

(Vagnetti, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Menurut wawancara dengan Pak Badrun yang memiliki aktivitas

sehari-hari selalu berada di sungai untuk menambang pasir di Sungai

Opak-Oyo mengungkapkan bahwa warga sekitar sungai hanya

memanfaatkan Sungai Opak-Oyo sebagai penambangan pasir,

pengairan sawah atau tanaman yang ditanam di tepi sungai. Untuk

pembuangan limbah rumah tangga tersebut. Pak Badrun menegaskan

bahwa ia tidak pernah melihat adanya aktivitas warga yang melakukan

kegiatan tersebut di sekitar sungai Opak-Oyo. Dari wawancara

tersebut dapat dilihat juga dengan letak rumah warga sekitar yang

berjarak 50 m – 100 m dari aliran sungai menjadikan minimnya

kegiatan warga seperti membuang limbah di sungai.

Hal tersebut juga diperkuat oleh perkataan dari Mbak Lucia yang

rumahnya di dekat aliran sungai Opak-Oyo dengan jarak dari tepi

sekitar 50 m – 100 m, dimana Mbak Lucia mengatakan bahwa tidak

ada kegiatan warga sekitar dalam hal membuang sampah atau limbah

rumah tangga di sekitar sungai dan hal tersebut berawal dari tahun

2017 dimana pada tahun tersebut banyak warga yang membuang

sampah di pinggiran sungai sehingga menyebabkan banjir. Sampah–

sampah yang dibuang di sungai bahkan sampai sekarang masih ada

sisa–sisanya di pinggiran sungai. Akibat banjir tersebut menumbuhkan

rasa kepedulian warga untuk tidak membuang sampah di pinggiran

sungai dan warga sekitar hanya memanfaatkan sungai sebagian besar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

untuk mencari nafkah dengan cara menambang pasir di aliran sungai

tersebut.

3. DO (Dissolved Oxygen)

Nilai hasil perhitungan parameter DO di 5 lokasi sepanjang

aliran Sungai Opak-Oyo termasuk dalam kategori yang kaya akan

oksigen terlarut dengan hasil perhitungan yaitu berkisar 6,9 mg/L – 7,5

mg/L. Hasil perhitungan tersebut melebihi batas baku mutu air kelas II

dengan nilai 4 mg/L menurut PP No.82 Tahun 2001. Semakin tinggi

kandungan DO dalam suatu perairan semakin baik kualitas air di

dalamnya. Suatu perairan dengan nilai DO >5 mg/L menandakan

perairan yang baik dan rendah tingkat pencemarannya (Ali dkk, 2013)

serta layak untuk kehidupan ikan (Elfrida, 2011).

Gambar 4.3 Nilai DO Pada Lokasi Pengamatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Dari gambar tabel 4.3 menunjukan nilai yang tidak jauh

berbeda dari hasil pengukuran DO di 5 lokasi pengambilan sampel.

Salah satu faktor yang mempengaruhi DO di sungai adalah

karakteristik geofisik dari sungai tersebut dan karakteristik geofisik

yang dimaksud diantaranya yaitu suhu dan kecepatan arus (O’Connor,

(1967) dalam Muriasih (2012). Hal ini terbukti dari hasil pengukuran

DO di Sungai Opak-Oyo, dimana nilai perhitungan DO berkisar 6,9

mg/L-7,5 mg/L. Lokasi 1 mempunyai nilai yang paling tinggi diantara

lokasi lainnya hal ini karena pada lokasi 1 aliran arus air tinggi,

sehingga terjadi proses difusi oksigen dari udara ke dalam air

menyebabkan kandungan DO menjadi lebih tinggi. Begitu pula

dengan lokasi 2 dan 3 dimana aliran arus air di lokasi tersebut cukup

deras sehingga nilai kandungan DO tersebut juga dipengaruhi oleh

kecepatan arus air. Sedangkan untuk lokasi 4 dan 5, nilai kandungan

DO tidak terlalu dipengaruhi oleh kecepatan arus melainkan karena

adanya proses fotosintesis yang terjadi oleh organisme autrotof seperti

fitoplankton. Dengan arus yang lambat atau menggenang sumber

utama kandungan DO berasal dari fotosintesis autrotof seperti

fitoplankton (Boyd, 1982) dalam Indrayani, dkk, (2015), dimana

fitoplankton tersebut memanfaatkan karbondioksida dan energi cahaya

matahari untuk fotosistesis dan menghasilkan oksigen dalam perairan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Untuk pengaruh suhu begitu terlihat karena ketika pengambilan

sampel dilakukan pada siang hari dan kondisi air di 5 lokasi terbilang

sama dengan keadaan air yang dingin. Kelarutan oksigen mempunyai

hubungan yang terbalik dengan suhu perairan , dimana semakin

rendah suhu air, maka semakin inggi tinggat kelarutan oksigen di

dalam air dan semakin tinggi suhu air, maka semakin rendah tinggat

kelarutan oksigen dalam air (Cole, 1983 dalam Muriasih 2012) .

Kelarutan oksigen yang tinggi menunjukan bahwa peluang oksigen

untuk larut dalam air semakin tinggi dan menyebabkan konsentrasi

atau nilai oksigen terlarut (DO) dalam air menjadi tinggi.

4. BOD (Biologycal Oxygen Demand)

Nilai kandungan BOD di 5 lokasi sepanjang aliran Sungai Opak-

Oyo berkisar 1,13 mg/L – 2,46 mg/L, sehingga kandungan BOD

dalam sungai Opak-Oyo masih dalam ambang batas baku mutu air

kelas II dengan hasil perhitungan nilai BOD tidak melebihi 3 mg/L,

berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001. Perairan yang belum tercemar

mempunyai kadar BOD 0,5 – 7,0 mg/L (Jeffries dan Mills, 1996) dan

perairan yang telah mengalami pencemaran mempunyai kadar BOD

lebih dari 10 mg/L (Rao, 1991). Dari hasil pengukuran BOD


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

menandakan bahwa sepanjang aliran Sungai Opak-Oyo termasuk

dalam kategori perairan yang belum tercemar.

Gambar 4.4. Nilai BOD Pada Lokasi Pengamatan

Dari gambar 4.4 menunjukan bahwa hasil perhitungan nilai

BOD dari ke 5 lokasi tersebut tidak memiliki perbedaan angka yang

besar dengan kisaran hasil yang diperoleh yaitu 1,13 mg/L-2,40 mg/L.

Hal ini dapat di pengaruhi oleh banyak sedikitnya bahan organik yang

telah masuk dalam Sungai Opak-Oyo dan didekomposisi secara

biologi oleh mikrobia aerob. Bahan organik tersebut dapat berasal dari

pembusukan tumbuhan dan hewan yang telah mati serta buangan

limbah domestik (Effendi, 2003). Dari hasil wawancara terhadap

warga sekitar sungai yaitu dengan Pak Badrun dan Mbak Lucia,

mereka mengungkapkan bahwa hampir tidak ada aktivitas warga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

seperti membuang sampah / limbah domestik di sepanjang aliran

sungai dan kebanyakan warga sekitar hanya memanfaatkan air sungai

sebagai pengairan sawah / kebun mereka yang berada di pinggir

sungai serta kegiatan lainnya yaitu penambangan pasir. Dari

wawancara tersebut menandakan bahwa minimnya pengaruh dari

aktivitas warga dalam hal membuang sampah yang mempengaruhi

kandungan BOD di Sungai Opak-Oyo, tetapi yang mempengaruhi

kandungan BOD tersebut hanya dari bahan organik dari hewan yang

mati ataupun tumbuhan yang berada di sekitar sungai.

Kandungan BOD berbanding terbalik dengan kandungan DO,

semakin tinggi kandungan BOD maka semakin rendah kandungan DO

karena DO di perlukan oleh mikroorganisme dalam perairan untuk

mendekomposisi atau mengoksidasi bahan organik menjadi

karbondioksida dan air, sehingga kandungan DO berkurang dan

kandungan BOD meningkat. Lalu semakin rendah kandungan BOD

maka semakin tinggi kandungan DO karena kandungan DO tidak di

perlukan untuk mendekomposisi atau mengoksidasi bahan organik,

sehingga kandungan DO semakin meningkat dan kandungan BOD

akan berkurang.

Rendahnya kandungan BOD di sungai Opak-Oyo juga

dipengaruhi oleh musim penghujan, karena Sungai Opak-Oyo

termasuk dalam sungai periodik, dimana Sungai Opak-Oyo ini akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

mengalami penambahan debit air saat musim penghujan dan akan

mengalami penurunan debit air ketika musim kemarau. Hal ini sangat

berpengaruh karena ketika terjadi penambahan debit air saat musim

penghujan menyebabkan terjadinya pengenceran oleh air hujan.

5. COD (Chemical Oxygen Demand)

Hasil dari pengukuran COD di 5 lokasi pengambilan sampel di

sepanjang aliran Sungai Opak-Oyo berkisar 10,63 mg/L – 21,83 mg/L.

hasil tersebut tidak melebihi 25 mg/L, sehingga memenuhi baku mutu

air kelas II berdasarkan PP. No.82 Tahun 2001. Pada umumnya

kandungan COD dari hasil pengukuran lebih tinggi dari pada nilai

kandungan BOD, karena jumlah senyawa kimia yang dioksdasi lebih

besar dari pada oksidasi secara biologis. Perairan yang memiliki nilai

kandungan COD kurang dari 20 mg/L, termasuk dalam perairan tidak

tercemar, sedangkan untuk perairan yang tercemar mempunyai nilai

kandungan COD lebih dari 200 mg/L (Rao, 1991).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Gambar 4.5 Diagram Nilai COD Pada Lokasi Pengamatan

Dari gambar 4.5, fluktuasi kandungan COD sama dengan

fluktuasi kandungan BOD, dimana lokasi 1 – lokasi 4 terjadi

penurunan jumlah konsentrasi dan mengalami kenaikan lagi pada

lokasi 5. Hal ini disebabkan karena kandungan COD juga

berhubungan dengan banyak sedikitnya bahan organik yang masuk

dalam perairan, baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun

yang sukar didegradasikan secara biologis menjadi karbondioksida

dan air. Dari hasil wawancara yang dapat disimpulkan bahwa di aliran

Sungai Opak-Oyo tidak ada warga yang membuang limbah di

sepanjang sungai menandakan pengaruh limbah dari warga di sekitar

sungai sangatlah sedikit. Dan pengaruh tingginya kandungan COD di

Sungai Opak-Oyo dapat berasal dari adanya bahan organik yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

berasal dari tumbuhan atau hewan yang ada disekitar Sungai Opak-

Oyo yang dioksidasi secara kimia. Bahan organik tersebut dapat

terbawa oleh Sungai Opak ataupun Sungai Oyo dan masuk ke dalam

aliran Sungai Opak-Oyo.

Dilihat dari gambar 4.5 untuk hasil nilai tertinggi yaitu pada

lokasi 1 yang berjarak beberapa meter dari awal bertemunya Sungai

Opak dan Sungai Oyo, lalu mengalami penurunan setiap lokasi

berikutnya yang menandakan bahwa terjadi penguraian dan

pengenceran bahan organik secara kimiawi yang masih bekerja

optimum di sepanjang aliran Sungai Opak-Oyo dari lokasi 1 hingga

lokasi 4. Lalu terjadi kenaikan saat di lokasi 5, dapat disebabkan

adanya masukan bahan organik dari lokasi 4 yang tidak terdegredasi

secara biologi dan terbawa arus hingga ke lokasi 5.

6. Nitrat

Hasil dari perhitungan kandungan nitrat di 5 lokasi pengambilan

sampel sepanjang sungai Opak-Oyo menunjukan hasil berkisar 6,54

mg/L – 6,83 mg/L. Hasil perhitungan tersebut tidak melebihi nilai

ambang batas baku mutu air kelas II yaitu 10 mg/L berdasarkan PP

No. 82 Tahun 2001. Tinggi rendahnya kandungan Nitrat dapat

dipengaruhi oleh letak KJA (Keramba Jaring Apung), dan pemukiman

warga sekitar (Indrayani dkk, 2015).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Dari data pengamatan jarak pemukiman dan pertanian di sekitar

sungai Opak-Oyo tersebut sekitar 50 meter – 100 meter yang

menyebabkan bahan pencemaran tidak langsung masuk dalam aliran

sungai Opak-Oyo sehingga menyebabkan kandungan Nitrat di sungai

Opak-Oyo masih memenuhi baku mutu air kelas II.

Gambar 4.6 Nilai Nitrat Pada Lokasi Pengamatan

Dari gambar 4.6 nilai hasil pengukuran menunjukan perbedaan

nilai yang tidak jauh berbeda dengan kisaran angka 6,54 mg/L-7,4

mg/L. Hal tersebut menandakan bahwa di 5 lokasi pengambilan

sampel, pencemaran dari warga sekitar sangat sedikit dan diperkuat

dari data wawancara dengan Pak Badrun dan Mbak Lucia. Sumber

kandungan nitrat di Sungai Opak-Oyo yaitu dipengaruhi oleh adanya

aktivitas warga Dusun Kalitirto yang memanfaatkan bekas galian pasir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

di pinggir Sungai Opak untuk kolam ikan. Serta warga di Dusun Klapu

yang sebagian warga mempunyai kolm ikan di sekitar sungai Oyo.

Konsentrasi nitrat yang rendah pada sungai berhubungan

dengan tinggi rendahnya kandungan oksigen dalam air tersebut.

Semakin banyak kandungan oksigen maka proses denitrifikasi akan

berjalan lebih baik dan menjadikan kandungan nitrat menjadi rendah

(Rahman, dkk 2016). Hal ini sesuai dengan Sungai Opak-Oyo dimana

dengan hasil pengukuran kandungan DO > 5mg/L menjadikan proses

denitrifikasi nitrat pada sungai Opak-Oyo berjalan dengan baik dan

menyebabkan kandungan nitrat di sungai Opak-Oyo menjadi rendah.

7. Fosfat

Hasil pengukuran kandungan Fosfat di 5 lokasi sepanjang

aliran sungai Opak-Oyo berkisar 0,107 mg/L – 0,172 mg/L. Hasil

tersebut tidak melebihi ambang batas baku mutu air kelas II dengan

nilai hasl pengukuran tidak melebihi 0,2 mg/L menurut PP No.82

Tahun 2001. Hasil pengukuran fosfat dengan nilai 0,107 mg/L – 0,172

mg/L menandakan kandungan fosfat tersebut sangat baik sebagai

nutrisi dalam perairan tersebut. Wardono (1975) menyebutkan kisaran

pengukuran fosfat yang tergolong sangat baik yaitu berkisar 0,101

mg/L – 0,200 mg/L.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Gambar 4.7 Nilai Fosfat Pada Lokasi Pengamatan

Dari gambar di atas, menunjukan hasil perhitungan kandungan

fosfat dengan perbedaan angka yang tidak berbeda jauh dengan

kisaran hasil perhitungannya yaitu 0,107 mg/L-0,172 mg/L. Hasil

perhitungan tersebut menandakan bahwa kandungan fosfat di Sungai

Opak-Oyo masih dalam kondisi alami, dimana kadar fosfat total pada

perairan alami jarang melebihi 1 mg/L (Effendi, 2003). Limpasan

daerah pertanian yang menggunakan pupuk dan insektisida

memberikan kontribusi terhadap kadar fosfat di perairan (Casali dkk,

2010). Dalam hal ini jarak pertanian sekitar Sungai Opak-Oyo berkisar

50 m - 100 m menyebabkan buangan pengairan dari pertanian tidak

langsung masuk dalam aliran Sungai Opak-Oyo dan menjadikan

kandungan fosfat dalam Sungai Opak-Oyo masih dalam nilai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

alamiahnya. Letak dari lahan pertanian di sekitar Sungai Opak-Oyo

dapat dilihat dari peta (Gambar 3.1)

B. Kualitas air Sungai Opak-Oyo berdasarkan Indeks Pencemaran (IP)

Dari hasil pengukuran mutu air menggunakan metode Indeks Pencemaran

sesuai dengan ketetapan KepMen LH No. 115 Tahun 2003, status mutu air Sungai

Opak-Oyo baik di lokasi 1, 2, 3, 4 dan 5 termasuk dalam kategori air yang

tercemar ringan. Perhitungan indeks Pencemaran Sungai Opak-Oyo dilakukan di

5 titik lokasi pengambilan sampel dengan menggunakan 7 parameter yaitu TSS,

pH, DO, BOD, COD, Nitrat dan Fosfat. Baku mutu yang digunakan mengacu

kriteria mutu air kelas II pada Peraturan Pemerintah Nomer 82 Tahun 2001

tentanf Pengelolahan Kualitas ir dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil

perhitungan indeks pencemaran di 5 titik lokasi pengamilan sampel disajikan

pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Perhitungan Indeks Pencemaran Sungai Opak-Oyo


Indeks Pencemaran
Lokasi Kelas II
Nilai Kriteria
1 2,42 Tercemar ringan
2 2,42 Tercemar ringan
3 3,1 Tercemar ringan
4 3,2 Tercemar ringan
5 2,85 Tercemar ringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Gambar 4.8 Nilai Indeks Pencemaran Sungai Opak-Oyo

Dari hasil perhitungan indeks pencemaran gambar 4.8 terjadi fluktuasi dari

lokasi 1 sampai lokasi 5. Pada lokasi 1, nilai indeks pencemaran yaitu 2,42 dan

nilai sama dengan nilai pada lokasi 2 dengan nilai 2,42. Perhitungan tersebut

dipengaruhi oleh tingginya kandungan TSS pada ke 2 lokasi tersebut, dengan hasil

perhitungan TSS lokasi 1 sebesar 146,33 mg/L dan lokasi 2 sebesar 145,66 mg/L.

Hasil perhitungan nilai kandungan TSS sangat mempengaruhi hasil akhir

perhitungan nilai IP di lokasi 1 dan 2, karena hasil perhitungan kandungan TSS

memiliki kelipatan nilai 3 kali lipat dari ambang batas baku mutu air kelas II yaitu

50 mg/L. Tingginya kandungan TSS di lokasi 1 dan 2 tersebut di pengaruhi karena

tingginya aliran arus, jenis substrat pasir dan pasir berlumpur.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Pada lokasi 3 dan 4 memiliki nilai indeks pencemaran yang hampir sama

yaitu 3,06 dan 3,16. Hasil tersebut melebihi nilai indeks pencemaran pada lokasi

1 dan 2. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingginya kandungan TSS di 2 lokasi

tersebut. Hasil nilai perhitungan TSS yang lebih tinggi dari pada lokasi 1 dan

lokasi 2, hasil perhitungan nilai kandungan TSS lokasi 3 sebesar 219 mg/L dan

lokasi 4 sebesar 235,67 mg/L. Tingginya kandungan TSS pada lokasi 3 di

pengaruhi oleh yang jenis substrat berlumpur, sedangkan pada lokasi 4 hanya di

pengaruhi oleh banyaknya aktivitas penambangan pasir yang aktif beroperasi di

bandingakan dengan lokasi lainnya dan lokasi 4 memiliki jenis substrat

berlumpur. Untuk lokasi 5 memiliki nilai lebih rendah dari lokasi 3 dan lokasi 4

tetapi memiliki nilai lebih tinggi dari pada lokasi 1 dan lokasi 2. Hasil nilai indeks

pencemaran di lokasi 5 yaitu 2,85. Tingginya nilai indeks pencemaran pada lokasi

5 dipengaruhi oleh tingginya kandungan TSS di lokasi tersebut dengan hasil

perhitungan kandungan TSS yaitu 193,33 mg/L. Hasil tersebut lebih tinggi

daripada lokasi 1 dan lokasi 2 tetapi lebih rendah daripada lokasi 3 dan lokasi 4.

Tingginya kandugan TSS pada lokasi 5 di pengaruhi oleh aktivitas penambangan

pasir yang beroperasi di sekitar lokasi 4 dan menyebabkan padatan tersuspensi

terangkat kepermukaan dan terbawa oleh arus air hingga ke lokasi 5.

Dari hasil perhitungan indeks pencemaran terhadap air Sungai Opak-Oyo

dari 5 lokasi titik pengambilan sampel tersebut serta berdasarkan ketetapan

KepMenLH No. 115 Tahun 2003, maka kualitas air Sungai pada titik 1 sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

titik 5 termasuk dalam kategori tercemar ringan dengan nilai hasil perhitungan

>5. Sungai Opak-Oyo juga masih memenuhi baku mutu air kelas II berdasarkan

PP. No.82 Tahun 2001 sehingga Sungai Opak-Oyo dapat digunakan untuk

kegiatan prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air

untuk mengairi pertanaman dan untuk peruntukan lainnnya yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaannya.

C. Hambatan, Kendala dan Keterbatasan

Kendala dan keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu,

1. Pada lokasi 3 sampai lokasi 5 pengambilan sampel tidak dapat

dilakukan ditengah aliran sungai, karena kedalaman sungai cukup

dalam, sedangkan pada lokasi 1 dan 2 pengambilan sampel

dilakukan di tengah aliran sungai karena kedalaman tidak terlalu

dalam. Untuk mempermudah pengambilan sampel dengan

kedalaman sungai yang tinggi dapat menggunakan alat bantu yang

dapat mempermudah pengambilan sampel tersebut.

2. Penelitian ini hanya dilakukan 1 kali pada musim penghujan.

Penelitian terkait pengukuran kualitas air seharusnya dilakukan 2

kali dalam 1 tahun untuk mewakili musim penghujan dan musim

kemarau dan pengamilan sampel dilakukan 1 kali sehingga belum

dapat mengakomodasi waktu terkait jam-jam dimana aktivitas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

manusia mempengaruhi kondisi sungai karena penelitian ini hanya

pada jam 10-12 siang.

3. Tidak melakukan pengukuran pada parameter suhu, sehingga untuk

penentuan DO jenuh yaitu secara teoritik dengan menggunakan

suhu optimum pada perairan sungai yaitu 28ºC. Pengukuran pH

yang diuji di lab BBTKLH Yogyakarta tidak dapat dibandingakan

dengan baku mutu air kelas II, karena melebihi batas masa

penyimpanan ketika diserahkan di lab. Pengukuran suhu dan pH

dapat dilakukan langsung ketika pengambilan sampel agar

mendapatkan hasil sesuai dengan kondisi sampel air yang diambil.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

IMPLEMENTASI

HASIL PENELTIAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Hasil penelitian uji kualitas air Sungai Opak-Oyo menggunakan Indeks

Pencemaran dapat menjadi sumber pengetahuan bagi pendidikan untuk mendukung

proses belajar mengajar di sekolah. Siswa dapat mengamati dan melakukan

percobaan terhadap kualitas air di sekitar lingkungan sekolah dan dapat menentukan

kualitas air tersebut. Penelitian ini dapat digunakan dalam pembelajaran Biologi

SMA Kelas X semester genap mengenai Bab “Ekologi” Sub Bab “Perubahan

Lingkungan, Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan. Model

pembelajaran yang digunakan adalah Cooperative learning dengan metode

pembelajaran diskusi kelompok. Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa di bentuk

dalam beberapa kelompok untuk saling bekerjasama dalam melakukan praktikum uji

kualitas air di sekitar lingkungan sekolah, memuat poster dan daur ulang limbah

plastik. Pelaksanaan pembelajaran ini mengacu pada kurikulum 2013 selama proses

belajar mengajar berlangsung dengan kompetensi inti dan dasar yang telah

ditetepkan..

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Kompetensi Inti dalam pembelajaran yaitu,

KI 2 : Mengembangakan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,

santun, ramah lingkungan. Gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsive dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4 : Mengelolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar dalam pembelajaran yaitu,

KD 2.1 : Berprilaku ilmiah : teliti, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,

tanggungjawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen,

berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan

beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama,

cinta damai, berpendapat secara imiah dan kritis, responsive dan

proaktif dalam setiap tingakan dan dalam melkukan pengamatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar

kelas/laoratorium.

KD 3.11: Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari

perubahan lingkungan tersebut bagi kehidupan

KD 4.11: Mengajukan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkingan

sesuai konteks permasalahan lingkungan di daerahnya

Instrumen pembelajaran berupa Silabus, RPP, LKPD dan instrumen evaluasi

(instrumen penilaian sikap, psikomotorik, keterampilan dan pengetahuan) dapat

dilihat pada lampiran 1-8.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada penelitian uji kualitas air Sungai

Opak–Oyo, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Parameter air yang memenuhi baku mutu air kelas II menurut PP.

No.82 Tahun 2001 yaitu pH, DO, BOD, COD, Fosfat dan Nitrat,

sedangkan parameter TSS tidak memenuhi baku mutu air tersebut.

2. Kondisi air di Sungai Opak-Oyo termasuk dalam kategori tercemar

ringan berdasarkan indeks pencemaran menurut KepMen LH

No.115 Tahun 2003

B. Saran

Penelitiaan ini memunculkan berberapa pendapat sebagai saran untuk

peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tentang kualitas air

sungai di Sungai Opak-Oyo :

1. Gunakan alat bantu yang dapat menunjang dan memudahkan

pengambilan sampel air di tengah aliran sungai.

2. Perlunya monitoring dan penelitian berkelanjutan untuk memantau

perubahan kualitas air Sungai Opak-Oyo. Penelitian minimal 2 kali

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

dalam 1 tahun untuk mewakimi musim kemarau dan musim

penghujan

3. Tambahkan parameter suhu dan pH serta lakukan pengujian

langsung ketika pengambilan sampel air.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

BIBLIOGRAPHY Aisyah, A. B. (2018). Evaluasi Spasial dan Temporal Parameter


BOD,COD, Amonial Terhadap Kualitas Air Sungai Opak, Yogyakarta.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Ali, dkk. (2012). A Case Study On The Relationship Between Conductivity and
Dissolved Solid to Evaluate the Potential for Reuse of Reclaimed Industrial
Wastewater. KSCE Journal of Civil Engineering, 16(5): 708-713.
Anwar, dkk. (2016). Analisis Kualitas Air Sungai Guna Menentukan Peruntukan
Ditinjau Dari Aspek Lingkungan. Jurnal Ilmu Lingkungan, 2(14): 63-71.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Badan Lingkungan Hidup. (2016). Kualitas Air Sungai Daerah Istimewa Yogyakarta
. Yogyakarta: Badan Lingkungan Hidup.
Balai Lingkungan Keairan. (2013). Pengecekan Data Kualitas Air. Medan: Pelatihan
Pengelolahan Kualitas.
Casali, dkk. (2010). Sediment Production and Water Quality of Watersheds with
Contrasting Land Use In Navarre (Spain). Argiculture Waret Management,
10(00): 1683-1694.
Clark, J.H. 2002. Handbook of Green Chemistry and Technology. London: Blackwell
Science.
Desmawati, E. (2014). Sistem Informasi Kualitas Air Sungai di Wilayah Sungai
Porvinsi Lampung. Universitas Lampung.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolahan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Elfrida. (2011. Analisis Kandungan Organik dan Anorganik Sedimen Limbah
Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau Provinsi Sumatera Barat.
Jurnal Budidaya Perairan Universitas Bung Hatta 1 : 59-70
Executive Summary. (2017). Informasi Kinerja Pengelolahan Lingkungan HIdup
Daerah Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Badan Lingkungan Hidup.
Fardiaz, S. (1992). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.
Guntur, G. A. (2017). Analisis Kualitas Perairan Berdasarkan Metode Indeks
Pencemaran di Pesisir Timur Kota Surabaya. Depik, 6(1): 81-89.

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Indrayani, dkk. (2015). Analisis Kandungan Nitrogen, Fosfar dan Karbon di Danau
Sentani-Papua. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 2(22): 217-225.
Jeffries, M. and Mills, D. (1996). Fresh Water ecology, Principles, and Aplication.
Chichester, UK : John Miley Sons.
Kementrian Lingkungan Hidup. (2003). Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
Jakarta: Mentri Negara Lingkungan Hidup.
Khelmann, F. (2003). What is pF and How is it Measured. pp 18-22.
Marlena, B. (2012). Kajian Pengelolaan Dasar Garang Untuk Memenuh Kualitas Air
Sesuai Dengan Peruntukannya. Semarang: Universitas Diponegoro.
Masduqi, dkk. (2009). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Surabaya: Institut Teknik
Sipil Lingkungan.
Miller, dkk. (2002). Living in the Enviroment principles, Connection and Solutions.
Thomson Learning Inc. Wadsworth Group. Belmount.
Muriasih, W. (2012). Penebaran Oksigen Terlarut dari Sungai Cicendo di Waduk
Cirata Jawa Barat. Skripsi. Bogor: Bogor Agricultural University.
Odum, E. P. (1994). Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Peraturan Pemerintah. (2001). Peraturan Pemerintah Nomer 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolahan Kualitas Air dan Pengendalian Air. Jakarta: Seketaris Negara
RI.
Pradhana, dkk. (2014). Analisis Kualitas Air Sungai Beringin Kota Semarang
Menggunakan Metode Indeks Pencemaran. Proceeding Seminar Nasional
Teknik Lingkungan (pp. 143-152). Semarang: Teknologi Praktis Dalam Upaya
Konservasi Air dan Energi.
Purwandhani, A. S. (2007). Metode Analisis Aktivasi Neuron Cepat Untuk Penentuan
Distribusi Logam Pada Cuplikan Air di Sungai Kaligarang. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Rahman, dkk. (2016). Kajian Variabel Kualitas Air dan Hubungannya dengan
Produktivitas Primer Fitoplankton di Perairan Waduk Dama Jawa Barat.
Jurnal Perikanan Kelaut, 1(7): 93-102.
Rahmawati, dkk. (2014). Fluktuasi Bahan Organik dan Sebaran Nutrien Serta
Kelimpahan Fitoplankton dan Klorofil-a di Muara Sungai Sayung Demak.
Diponegoro Journal Of Maquares, 1(3): 27-36.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Rao, C.S. (1991). Enviromenetal Pollution Control Egineering. New Dehli : Wiley
Eastern Limited
Rahayu, dkk. (2009). Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor: World
Agroforestry Centre.
Sanusi, H. (2006). Kimia Laut : Proses Fisika dan Interaksinya dengan Lingkungan. .
Jakarta: National Library Indonesia.
Sasongko, dkk. (2010). Identifikasi Unsur Limbah Dan Kadar logam Berat Pada
Limbah Pewarna Batik Dengan Metode Analisis Pengaktifan Neutron. Jurnal
Ilmu Pengetahuan dan Teknoligi, 27: 22-27.
Sasongko, L. A. (2006). Kontribusi Air Limbah Domestik Penduduk Di Sekitar
Sungai Tuk Terhadap Kualitas Air Sungai Kaligarang Serta Upaya
Penanganannya. Semarang: Universitas Diponegoro.
Siswanti, dkk. (2014). Studi Parameter Oseanografi Di Perairan Selat Madura
Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan : Indonesia Journal Of Marine
Science and Technological, 1(7):45-49.
Siswanto, A. D. (2014). Transport Sediment di perairan Selat Madura. Yogyakarta:
Seminar Nasional Prikanan dan Kelauran, UGM.
Soegianto, A. (2010). Ekologi Perairan Tawar. Surabaya: Airlangga Universitas
Press.
Status Lingkungan HIdup Daerah . (2017). Buku Data Status Lingkungan Hidup
Daerah Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Lingkungan Hidup.
Suparjo, M. (2009). Kondisi Pencemaran Perairan Sungai Babon Semarang. Saintek
Perikanan : Indonesia Journal of Fisheries Science and Technology, 2(4): 38-
45.
Suparminingsih, dkk. (2016). Identifikasi Logam Berat pada Lipatan Sedimen Serta
Tumbuhan di Sungai Kaligarang dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron.
Unes Pysics Journal, 5(1): 47-54.
Supriyanti, dkk. (2017). Studi Kandungan Bahan Organik Pada Beberapa Muara
Sungai di Kawasan Ekosistem Mangrove, di Wilayah Pesisir Pantai Utara
Kota Semarang, Jawa Tengah. Buletin Oseanografi Marina, 1(6) 29-38.
Tarigan, MS, Edward. (2003). Kandungan Total Zat Padat ersuspensi (Total
Suspended Solid) di Perairan Raha Sulawesi enggara. Makara Sains, 7(3):
109-119.
Tresna, A. S. (2009). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Undang Undang. (2009). Undang Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolahan Lingkungan Hidup. Jakarta: Mentri Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
Vagnetti, R,. dkk. (2003). Self-Purification ability of Resurgence Stream.
Chemosphere Journal 52(2003): 1781-1795
Wardono, S. (1975). Pengelolahan Kualitas Air (Water Quality Managemen). Pusat
Studi Pengelolahan Sumber Daya Lingkungan. Bogor: Institut Pertanian
Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 1 Silabus Pencemaran Lingkungan

SILABUS PENCEMARAN LINGKUNGAN


Mata Pelajaran : IPA

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : X/2

Alokasi waktu : 9 x 45 menit (3 kali pertemuan)

Aspek Alokasi Sumber


Kompetensi Materi Proses
Kompetensi Inti Indikator
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Waktu Belajar

2. 2.1 Berprilaku 2.1.1 Disiplin Pencemaran Pertemuan I Instrumen 7 x 45 Subardi


Mengembangakan ilmiah : teliti, dalam Lingkungan Mengamati
perilaku (jujur, jujur terhadap data mengumpulkan (Pertemuan I) foto/gambar dan penilaian menit ,dkk. 2009.
disiplin, dan fakta, disiplin, tugas video tentang
tanggungjawab, tanggungjawab, Perubahan pencemaran sikap Biologi I :
peduli, santun, dan peduli dalam 2.1.2 Memiliki Lingkungan lingkungan
ramah observasi dan rasa tekun (Pertemuan II) untuk kelas
lingkungan. eksperimen, Mengarahkan
Gotong royong, berani dan santun 2.1.3 Peduli Pelestarian peserta didik untuk Instumen SMA / MA..
kerjasama, cinta dalam terhadap lingkungan bertanya setelah

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

damai, mengajukan lingkungan (Pertemuan II) mengamati penilaian Jakarta :


(responsive dan pertanyaan dan foto/gambar dan
pro-aktif) dan beragumentasi, 2.1.4 Menunjukn Etika video keterampilan Pusat
menunjukan sikap peduli lingkungan, rasa ingin tahu dan lingkungan
sebagai bagian gotong royong, kerjasama dalam (Pertemuan II) Mencoba melakukan Perbukuan,
dari solusi atas bekerjasama, cinta elajar untuk percobaan sesuai
berbagai damai, mengmati Limbah dan dengan LKPD Instrumen Departemen
permasalahan berpendapat lingkungan sekitar daur ulang
bangsa dalam secara imiah dan limbah Mengasosiasikan penilaian {endidikan
berinteraksi kritis, responsive 3.11.1 (Pertemuan hasil percobaan dan
secara efektif dan proaktif Menganalisi III) menyimpulan hasil pengetahuan Nasional,
dengan dalam setiap s pencemaran percobaan,
lingkungan social tingakan dan lingkungan yang pengamatan dan 2009.
dan alam serta dalam melakukan ada di sekitar kita diskusi tentang
dalam pengamatan dan pencemaran
menempatkan diri percobaan di 3.11.2 lingkungan
sebagai cerminan dalam Menyebutka
bangsa dalam kelas/laboratorium n macam – macam Mengkomunikasikan
pergaulan dunia maupun di luar pencemaran hasil diskusi secara
kelas/laoratorium. lingkungan berkelompok
3. Memahami
pengetahuan 3.11 Menganalisis 3.11.3Menyebutkan Pertemuan II
(faktual, data perubahan dan memberi Mengamati
konseptual dan lingkungan dan contoh macam – foto/gambar dan
procedural) dampak dari macam limbah video tentang
berdasarkan rasa perubahan yang menyebabkan perubahan
ingin tahunya lingkungan pencemaran lingkungan,
tentang ilmu tersebut bagi lingkungan pelestarian
pengetahuan, kehidupan lingkungan dan etika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

teknologi, seni, 3.11.4 lingkungan


budaya terkait 4.11 Mengajukan Menganalisis faktor
fenomena dan gagasan – faktor penyebab Mengarahkan
kejadian tampak pemecahan kerusakan peserta didik untuk
mata. masalah lingkungan bertanya setelah
perubahan melihat foto/gambar
4. Mengelolah, lingkingan sesuai 3.11.5 dan video
menalar, menyaji konteks Menganalisis
dalam ranah permasalahan dampak yang Mengasosiasikan
konkret dan ranah lingkungan di diakibatkan oleh dengan membuat
abstrak dengan daerahnya aktivitas manusia poster sesuai dengan
pengembangan tema yang telah
dari yang 3.11.6 Menjelaskan ditentukan
dipelajari di usaha – usaha yang
sekolah secara dilakukan untuk Mengkomunikasikan
mandiri, dan pelestarian dengan
mampu lingkungan mempresentasikan
menggunakan hasil poster
metoda sesuai 4.11.1 Membuat
kaidah keilmuan karya daur ulang Pertemuan ke III
limbah plastik Mengamati
foto/gambar dan
video tentang limbah
dan daur ulang
limbah (plastik)

Mengarahkan
peserta didik untuk
bertanya atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

menyampaikan
pendapat setelah
melihat fo/gambar
dan video

Mencoba untuk
membuat produk
daur ulang limbah
plastik
Mengasosiasikan
manfaat dari produk
limbah plastik yang
telah dibuat

Mengkomunikasikan
dengan
mempresentasikan
produk limbah daur
ulang plastik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : X/II

Materi Pokok : Pencemaran Lingkungan dan Perubahan Lingkungan

Alokasi Waktu : 9 x 45 menit (3 pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 2 Mengembangakan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,

santun, ramah lingkungan. Gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsive dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

KI 4 Mengelolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri,

dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

2.1 Berprilaku ilmiah : teliti, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,

tanggungjawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani

dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli

lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat

secara imiah dan kritis, responsive dan proaktif dalam setiap tingakan

dan dalam melkukan pengamatan dan percobaan di dalam

kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laoratorium.

3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan

lingkungan tersebut bagi kehidupan

4.11 Mengajukan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkingan sesuai

konteks permasalahan lingkungan di daerahnya

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

2.1.1 Disiplin dalam mengumpulkan tugas yang telah diberikan

2.1.2 Memiliki rasa tekun dalam belajar

2.1.3 Memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar

2.1.4 Memiliki rasa ingin tahu dan kerjasama dalam belajar

3.11.1 Menganalisis pencemaran lingkungan sekitar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

3.11.2 Menyebutkan macam – macam pencemaran lingkungan sesuai dengan

kemampuannya

3.11.3 Menyebutkan dan memberi contoh macam – macam limbah yang

dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

3.11.4 Menganalisis faktor – faktor penyebab kerusakan lingkungan

3.11.5 Menganalisis dampak yang diakibatkan oleh aktivitas manusia

3.11.6 Menjelaskan usaha – usaha yang dilakukan untuk pelestarian

lingkungan

4.11.1 Membuat karya daur ulang limbah dari bahan plastik

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui langkah pembelajaran Cooperative Learning, peserta didik

diharapkan dapat memahami materi Pencemaran lingkungan dan Perubahan

lingkungan serta dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan

sekitar agar dapat melakukan upaya untuk memperbaiki dan mencegah

terjadinya pencemaran lingkungan dengan sikap jujur, tekun bertanggung

jawab, gotong royong, peduli lingkungan dalam melakukan pengamatan

permasalahan pada berbagai objek biologi.

E. Materi Pembelajaran

1. Materi Faktual

 Berbagai gambar / foto / video tentang kerusakan lingkungan

 Daur ulang limbah plastik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

2. Materi Konseptual

 Pencemaran Lingkungan (Pertemuan I)

 Perubahan Lingkungan (Pertemuan II)

 Pelestarian lingkungan (Pertemuan II)

 Etika lingkungan (Pertemuan II)

 Limbah dan daur ulang limbah (Pertemuan III)

3. Prosedural

 Langkah – langkah eksperimen pengaruh pencemaran terhadap

kelangsungan hidup organisme

 Membuat poster berdasarkan tema perubahan lingkungan, pelestarian

lingkungan dan etika lingkungan

 Langkah eksperimen mengetahui kualitas air berdasarkan kandungan

oksigen terlarut

 Membuat prodak daur ulang dari limbah plastik

4. Metakognitif

 Upaya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan

F. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

 Pendekaran Pembelajaran : Scientific

 Model Pembelajaran : Cooperative Learning

 Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

G. Media dan Alat Pembelajaran

a. Media

 LKPD percobaan pengaruh pencemaran air terhadap makhluk hidup

 LKPD percobaan kualitas air

 Charta lingkungan alami dan lingkungan yang rusak

 Power point

 Gambar /foto/film tentang kerusakan lingkungan dan berbagai produk

daur ulang limbah

b. Alat dan Bahan

 LCD

H. Sumber Belajar

1. Subardi ,dkk. 2009. Biologi I : untuk kelas SMA / MA.. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen {endidikan Nasional, 2009.

I. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Pertemuan I ( 3 x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu
Pendahuluan Salam Pembuka. 10 menit
 Guru memberikan salam /
memulai dengan berdoa
 Guru mengabsen peserta didik dan
mengondisikan kelas
 Guru bertanya kesiapan peserta
didik sebelum mulai pembelajaran
Apersepsi
 Guru memberikan apresiasi
dengan bertanya kepada peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

didik “ apakah lingkungan di


sekitar kalian bersih?”
Motivasi
 Guru memotivasi peserta didik
dengan menunjukan contoh
gambar kerusakan lingkungan
(pencemaran tanah, air dan udara
serta sampah)

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


dan cakupan materi
Guru membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok dengan setiap
kelompok beranggotakan 3 – 4 peserta
didik
Inti Mengamati 60 menit
 Peserta didik dipandu oleh guru
untuk mengamati foto/ gambar
dan video yang ditayangkan oleh
guru tentang pencemaran
lingkungan
 Peserta didik mencermati berbagai
fakta yang ditemukan di dalam
tayangan gambar/foto/video
kerusakan lingkungan
Menanya
 Guru mengarahkan peserta didik
untuk bertanya
 Peserta didik diberi kesempatan
untuk berfikir dan menyampaikan
pendapatnya setelah mengamati
gambar
 Peserta didik menyimpulkan
secara bersama – sama dengan
guru tentang gambar pencemaran
lingkungan
 Siswa diberikan klarifikasi dan
penguatan tentang jawaban yang
sebenarnya
Mencoba
 Melakukan percobaan sesuai
dengan LKPD I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Mengasosiasikan
 Menganalisis hasil percobaan dan
menyimpulkan hasil pengamatan,
diskusi tentang pencemaran
lingkungan
Mengkomunikasikan
 Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk
mencari sumber informasi lain
serta mempresentasikan hasil
diskusi tiap kelompok

Penutup Konfirmasi 15 menit


 Guru memberikan informasi
tambahan sebagai konfirmasi atas
diskusi kelas yang telah dilakukan
Resume
 Guru membimbing peserta didik
untuk merangkum hasil belajar
tentang pencemaran lingkungan
Menyimpulkan
 Guru bersama peserta didik
menyimpulkan hasil belajar
mengenai pencemaran lingkungan
Refleksi
 Guru bertanya mengenai manfaat
belajar tentang pencemaran
lingkungan
Tindak lanjut
 Penugasan untuk mempelajari
materi selanjutnya yaitu tentang
perubahan lingkungan, pelestarian
lingkungan dan etika lingkungan
serta membawa peralatan
menggambar seperti kertas
gambar dan pensil berwarna

b. Pertemuan II (3 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Salam Pembuka. 15 menit
 Guru memberikan salam /
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

memulai dengan berdoa


 Guru mengabsen peserta didik dan
mengondisikan kelas
 Guru bertanya kesiapan peserta
didik sebelum mulai pembelajaran
Apersepsi
 Guru memberikan apresiasi
dengan bertanya kepada peserta
didik “ apakah yang dimaksud
dengan lingkungan hidup?”
Motivasi
 Guru memotivasi peserta didik
dengan menunjukan contoh
gambar perubahan lingkungan,
pelestarian lingkungan dan etika
lingkungan.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


dan cakupan materi
Guru membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok dengan setiap
kelompok beranggotakan 2 peserta didik
Inti Mengamati 90 menit
 Peserta didik dipandu oleh guru
untuk mengamati foto/ gambar
dan video yang ditayangkan oleh
guru tentang perubahan
lingkungan, pelestarian
lingkungan dan etika lingkungan.
 Peserta didik mencermati berbagai
fakta yang ditemukan di dalam
tayangan gambar/foto/video
perubahan lingkungan, pelestarian
lingkungan dan etika lingkungan.
Menanya
 Guru mengarahkan peserta didik
untuk bertanya
 Peserta didik diberi kesempatan
unutk berfikir dan menyampaikan
pendapatnya setelah mengamati
gambar
 Peserta didik menyimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

secara bersama – sama dengan


guru tentang gambar perubahan
lingkungan, pelestarian
lingkungan dan etika lingkungan.
 Siswa diberikan klarifikasi dan
penguatan tentang jawaban yang
sebenarnya
Mencoba
 Peserta didik membuat poster
dengan tema perubahan
lingkungan, pelestarian
lingkungan dan etika lingkungan
sesuai dengan pembagian guru
secara acak.
Mengasosiasikan
 Peserta didik menganalisis ketiga
tema yang telah diberikan guru
dengan mengumpulkan berbagai
informasi yang terkait sesuai
dengan tema untuk dibuat menjadi
poster melalui internet atau buku
– buku disekolah
Mengkomunikasikan
 Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk
mempresentasikan poster didepan
kelas dan menempelkannya di
mading sekolah

Penutup Resume 20 menit


 Guru membimbing peserta didik
untuk merangkum hasil belajar
tentang perubahan lingkungan,
pelestarian lingkungan dan etika
lingkungan.
Menyimpulkan
 Guru bersama peserta didik
menyimpulkan hasil belajar
mengenai perubahan lingkungan,
pelestarian lingkungan dan etika
lingkungan.
Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

 Guru bertanya mengenai manfaat


belajar tentang perubahan
lingkungan, pelestarian
lingkungan dan etika lingkungan.
Tindak lanjut
 Guru membagi peserta didik
menjadi berberapa kelompok
dengan beranggotakan 3 – 4
peserta didik
 Penugasaan untuk berdiskusi
masing masing kelompok untuk
menentukan produk daur limbah
yang ingin dibuat
 Penugasan mempersiapkan alat
dan bahan setiap masing masing
kelompok sesuai dengan
kebutuhan pembuatan produk
daur ulang limbah

c. Pertemuan III ( 3 x 45 menit)


Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Salam Pembuka. 15 menit
 Guru memberikan salam /
memulai dengan berdoa
 Guru mengabsen peserta didik
dan mengondisikan kelas
 Guru bertanya kesiapan peserta
didik sebelum mulai pembelajaran
Apersepsi
 Guru memberikan apresiasi
dengan bertanya kepada peserta
didik “ apakah lingkungan di
sekitar kalian ada yang dekat
dengan pembuang limbah –
limbah atau tempat daur ulang
limbah?”
Motivasi
 Guru memotivasi peserta didik
dengan menunjukan contoh
gambar limbah dan daur ulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

limbah

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


dan cakupan materi
Guru meminta peserta didik berkumpul
sesuai dengan kelompok yang telah
ditentukan oleh guru di pertemuan
sebelumnya
Inti Mengamati 100 menit
 Peserta didik dipandu oleh guru
untuk mengamati foto/ gambar
dan video yang ditayangkan oleh
guru tentang limbah dan daur
ulang limbah
 Peserta didik mencermati berbagai
fakta yang ditemukan di dalam
tayangan gambar/foto/video
Limbah dan daur ulang limbah
Menanya
 Guru mengarahkan peserta didik
untuk bertanya
 Peserta didik diberi kesempatan
unutk berfikir dan menyampaikan
pendapatnya setelah mengamati
gambar
 Peserta didik menyimpulkan
secara bersama – sama dengan
guru tentang gambar Limbah dan
daur ulang limbah
 Siswa diberikan klarifikasi dan
penguatan tentang jawaban yang
sebenarnya
Mencoba
 Peserta didik bersama dengan
kelompok masing – masing yang
telah ditentukan membuat produk
daur ulang limbah plastik
Mengasosiasikan
 Menganalisis manfaat dari hasil
pembuatan produk daur ulang
limbah tersebut
Mengkomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

 Guru memberikan kesempatan


kepada peserta didik untuk
mempresentasikan produk daur
ulang limbah yang telah dibuat di
depan kelas dipromosikan di
sekolah atau di media massa

Penutup Resume 10 menit


 Guru membimbing peserta didik
untuk merangkum hasil belajar
tentang limbah dan daur ulang
limbah
Menyimpulkan
 Guru bersama peserta didik
menyimpulkan hasil belajar
mengenai limbah dan daur ulang
limbah
Refleksi
 Guru bertanya mengenai manfaat
belajar tentang limbah dan daur
ulang limbah

J. Penilaian

Aspek Teknik penilaian Bentuk Instrumen


Penilaian
Sikap Observasi, Penilaian Lembar observasi, lembar
antar peserta didik. penilaian antar peserta didik.
Pengetahuan Tes tertuls Multiple choice
Ketrampilan Observasi, portofolio Lembar observasi, lembar
penilaian portofolio
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 3 Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik I

Untuk menambah pemahaman kalian mengenai pencemaran lingkungan.

Ayo kita kerjakan Lembar Kerja dibawah ini secara berkelompok !

A. Indikator

3.11.1 Menganalisis pencemaran lingkungan sekitar

3.11.2 Menyebutkan macam – macam pencemaran lingkungan sesuai dengan

kemampuannya

3.11.3 Menyebutkan dan memberi contoh macam – macam limbah yang

dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

3.11.4 Menganalisis faktor – faktor penyebab kerusakan lingkungan

3.11.5 Menganalisis dampak yang diakibatkan oleh aktivitas manusia

B. Tujuan

1. Peserta didik dapat menganalisis pencemaran lingkungan sekitar

2. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam pencemaran

lingkungan

3. Peserta didik dapat menuebutkan dan memberikan contoh limah yang

dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

4. Peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor penyebab kerusakan

lingkungan

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

5. Peserta didik dapat menganalisis dampak yang diakibatkan oleh

manusia

C. Alat dan Bahan

- Alat

 Pot atau polybag (5 buah)

 Penggaris

- Bahan

 Bibit tanaman kacang panjang berumur 1 minggu (5 buah)

 Media tanam (tanah)

 Air sumur, air detergen, air selokan, air sungai tercemar, air limbah

cucian beras

D. Prosedur pengerjaan

 Bentuklah kelompok berisikan 3-4 anggota

 Bacalah petunjuk langkah kerja di bawah ini dengan teliti

 Lakukan percobaan di bawah ini bersama anggota kelompokmu

 Catatlah hasilnya dan jawablah pertanyaan – pertanyaan yang ada

 Presentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas

E. Petunjuk langkah kerja

1) Sediakan lima buah bibittanaman kacang panjang berumur satu

minggu, pilihlah yang tingginya sama

2) Isilah pot/polybag dengan tanah/ media yang diambil dari lokasi yang

sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

3) Tanamlah bibit tanaman pada masing – masing pot/polybag.

4) Lakukanlah penyiraman sehari – sekali menggunakan air sumur (pot

1), air detergen (pot 2), air selokan (pot 3), air sungai tercemar (pot 4)

dan air cucian beras (pot 5)

5) Amatilah perubahan tanaman serta ukurlah tinggi tanaman setiap hari,

hasilnya dicatat dalam tabel yang kalian rancang sendiri

6) Lakukan pengamatan dan pengukuran selama sua minggu

F. Pertanyaan

1) Tentukan variable bebas, variable terikat dan variable control dalam

percoaan ini !

Jawab :

2) Adakah perbedaan tinggi tanaman setelah beberapa hari percobaan ?

Jawab :

3) Adakah perbedaan keadaan daunnya (warna, ukuran)?

Jawab :

4) Tanaman dalam pot manakah yang mengalami pertumbuhan paling

cepat dan paling lambat?

Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

5) Tuliskan kesimpulan kalian dari percobaan ini!

Jawab :

6) Presentasikan hasil kerjamu didepan kelas dan kumpulkan laporan

percobaan kalian !

Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 4 Instrumen Penilaian Portofolio

INSTRUMEN PENILAIAN PORTOFOLIO


Teknik Penilaian : Penilaian Portofolio

Bentuk Instrumen : Lembar Peniaian Portofolio

Guru dapat menggunakan hasil kerja siswa sebagai kumpulan portofolio, misalnya

saat siswa menggambar poster pencemaran lingkungan.

Kriteria Penilaian Poster

No Kriteria Penilaian Bobot Skor


1 Orisinalitas karya dari pemikiran peserta didik 10
a. Memenuhi faktor (10)
b. Tidak memenuhi faktor (5)
2. Format poster 20
a. Kesesuaian karya dengan tema
1. Memenuhi faktor (10)
2. Tidak memenuhi faktor (5)
b. Mengandung kerangka teori atau kerangka konsep
1. Memenuhi faktor (10)
2. Tidak memenuhi faktor (5)
3 Isi 30
a. Struktur gambar jelas dan rapi
1. Memenihi kedua faktor (15)
2. Hanya memenuhi 1 faktor (10)
3. Tidak memenuhi kedua faktor (5)
b. Warna gambar yang menarik dan sesuai
1. Memenuhi kedua faktor (15)
2. Hanya memenuhi 1 faktor (10)
3. Tidak memenuhi faktor (5)
4 Kualitas Poster 20
a. Penyampaian pesan/komunikasi dalam karya
poster jelas dan mudah dipahami
1. Memenuhi kedua faktor (20)
2. Memenuhi 1 faktor (10)

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

3. Tidak memenuhi faktor (5)


5 Presentasi 20
a. Percaya diri dan pembicaraan presentasi sesuai
dengan poster
1. Memenuhi faktor (20)
2. Memenuhi 1 faktor (10)
3. Tidak memenuhi faktor (5)
Total 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 5 Instrumen Penilaian Sikap

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP


Teknik penilaian : Observasi

Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

Lembar Observasi Sikap

Kompetendi Dasar Indikator Kisi – kisi Aspek yang dinilai


2.1 Berprilaku 2.1.1Disiplin dalam Peserta didik tepat Kedisiplinan
ilmiah : teliti, jujur mengumpulkan waktu dalam
terhadap data dan tugas mengumpulkan
fakta, disiplin, tugas
tanggungjawab, 2.1.2Menjukan Peserta didik Ketekunan
dan peduli dalam ketekunan dalam bersemangat dalam
observasi dan belajar/ semangat belajar
eksperimen, berani belajar
dan santun dalam 2.1.3Peduli Peserta didik Peduli Lingkungan
mengajukan terhadap peduli terhadap
pertanyaan dan lingkungan lingkungan
beragumentasi, sekitarnya
peduli lingkungan, 2.1.4Menunjukan Pesertat didik Keaktifan dan
gotong royong, rasa ingin tahu dan akktif dalam kerjasama antar
bekerjasama, cinta kerjasama dalam bertanya dan teman/kelompok
damai, berpendapat belajar untuk menjawab serta
secara imiah dan mengamati bekerjasama dalam
kritis, responsive lingkungan sekitar kelompok
dan proaktif dalam serta mencari
setiap tingakan dan
dalam melkukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelas/laboratorium
maupun di luar
kelas/laoratorium.

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Rubrik Penilaian Sikap


No. Sikap Aspek Skoring
1 Kedisiplinan 1. Mengumpulan 3 : Memenuhi kedua
tugas tepat waktu faktor
2. Datang tepat waktu 2: Hanya memenuhi 1
faktor
1 : Tidak memenuhi
faktor
2 Ketekunan 1. Bersemangat dalam 2. Memenuhi faktor
belajar 1. Tidak memenuhi
faktor
3 Peduli Lingkungan 1. Membuang sampah 3 : Memenuhi kedua
pada tempatnya faktor
2. Aktif dalam piket 2 : hanya memenuhi 1
faktor
1 : Tidak memenuhi
faktor
4 Keaktifan dan 1. Aktif dalam 3 : Memenuhi kedua
berkerja sama bertanya / faktor
menjawab 2 : Hanya memenuhi 1
2. Mudah bekerja faktor
sama dengan siswa 1: Tidak memenuhi
yang lain Faktor

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAP

Berilah tanda cek (V) pada kriteria penilaian yang sesuai dengan aktivitas peserta

didik !

Materi :

Kelas/semester :

Pertemuan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Hari/tangal pengisisan :

No. Nama Sikap Total Rata Skor Kategori


siswa skor - rata akhir
Disiplin Peduli Aktif dan
Lingkungan kerjasama
1
2
3

Petunjuk perhitungan skor sikap

1. Rumus Perhitungan Skor Akhir

Rata – rata = }

Skor maksimal = Banyaknya Indikator X 4

Skor Akhir = Rata – rata X 4

2. Kategori nilai ketrampilan peserta didik didasarkan pada permendikbud No

104 Tahun 2014

Sangat Baik (SB) : Apabila memperoleh skor akhir : 3,33 < skor akhir ≤

4,00

Baik (B) : Apabila memperoleh skor akhir : 2,33 < skor akhir ≤

3,33

Cukup (C) : Apabila memperoleh skor akhir : 1,33 < skor akhir ≤

2,33

Kurang (K) : Apabila memperoleh skor akhir : Skor akhir ≤ 1,33


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 6 Instrumen Penilaian Keterampilan

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Teknik Penilaian : Observasi

Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

Lembar Observasi Psikomotorik

Rubrik

No. Aspek Rubrik Skoring


1. Suara keras 4 : Memenuhi 3 faktor
2. Suara jelas 3 : Memenuhi 2 faktor
1
3. Intonasi pas 2 : Hanya memenuhi 1 faktor
4. Sistematis 1 : Tidak memenuhi faktor
1. Berbahasa baku 3 : Memenuhi 2 faktor
2 2. Berinteraksi baik dengan 2 : Hanya memenuhi 1 faktor
audien 1 : Tidak memenuhi faktor
1. Penampilan PPT jelas 4 : Memenuhi 4 faktor
2. Penampilan PPT menarik, 3 : Memenuhi 3 faktor
3. Penyusunan kalimat jelas 2 : Memenuhi 2 faktor
3 4. Penyusunan kalimat mudah 1 : Hanya memenuhi 1 faktor
dibaca. 0 : Tidak memenuhi faktor

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN KETERAMPILAN

Berilah tanda cek (√) pada kriteria penilaian yang sesuai dengan aktivitas

peserta didik!

Materi :

Kelas/Semester :

Pertemuan :

Hari/Tanggal Pengisian :

Rata- Skor
No Nama A B C D Total Skor Kategori
rata Akhir

1
2
3
4
Petunjuk perhitungan skor keterampilan

1. Rumus Perhitungan Skor Akhir

Rata – rata =

Skor maksimal = Banyaknya Indikator X 4

Skor Akhir = Rata – rata X 4

2. Kategori nilai ketrampilan peserta didik didasarkan pada permendikbud No

104 Tahun 2014


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Sangat Baik (SB) : Apabila memperoleh skor akhir : 3,33 < skor akhir ≤

4,00

Baik (B) : Apabila memperoleh skor akhir : 2,33 < skor akhir ≤

3,33

Cukup (C) : Apabila memperoleh skor akhir : 1,33 < skor akhir ≤

2,33

Kurang (K) : Apabila memperoleh skor akhir : Skor akhir ≤ 1,33


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 7 Intrumen Penilaian Pengetahuan

INTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk Instrumen : Multiple Choice

Kisi-Kisi Soal

Aspek Indikator Nomer soal Kognitif


Berfikir
Kritis
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Interpretasi Mengamati 1
perubahan
lingkungan pada
gambar
Mendiskripsikan 2
jenis jenis
pencemaran
lingkungan
Analisis Menganalisis 3
hasil
pengamatan
daur ulang
limbah
lingkungan
Menganalisis 4
manfaat
pelestaruan
lingkungan bagi
kehidupan
Evaluasi Menentukan 5
cara daur ulang
limbah
lingkungan
agarmemiliki

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

nilai ekonomis
Menjelaskan 6
cara – cara
pelestarian
lingkungan
Kesimpulan Menyimpulkan 7
faktor – faktor
penyebab
perubahan
lingkungan
Menyimpulkan 8
cara daur ulang
limbah
lingkungan agar
memiliki nilai
ekonomis
Penjelasan Menjelaskan 9
proses
pelestarian
lingkungan
menjadi manfaat
bagi kehidupan
Pengaturan Mengidentifikasi 10
diri kebiasaan diri
dalam
mempelajari dan
menanggulangi
dampak
pencemaran
lingkungan bagi
kehidupan

Kunci jawaban

1. D 6. D

2. C 7. A

3. B 8. E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

4. A 9. C

5. B 10. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 8 Soal Latihan

SOAL LATIHAN
Bentuk Pilihan Ganda

Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberian tanda silang

pada salah satu jawaan yang kamu anggap benar !

1. Amatilah gambar berikut untuk menjawab soal nomor 1

Bagaimana peristiwa yang terjadi dalam gambar lumpur lapindo di

atas?

A. Lumpur panas sedang menyembur dan mengeluarkan hawa panas

B. Lumpur yang telah keluar dengan cepat mengering akibat

pemanasan

C. Semburan lumpur panas menenggelamkan pemukiman warga.

D. Semburan lumpur panas membuat tanah tidak lagi produktif dan

dapat membunuh organisme di sekitarnya

E. Semburan lumpur panas menyebabkan global warming

2. Perhatikan dampak pencemaran lingkungan berikut!

 Dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darat


107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

 Dapat mengganggu psikologis seseorang

 Menimbulkan gejala pusing dan tertekan

Jenis pencemaran lingkungan seperti apakah yang dapat menimbulkan

dampak di atas?

A. Pencemaran air sungai yang biasa dikonsumsi oleh limbah rumah

sakit

B. Pencemaran tanah akibat air raksa industri yang masuk ke dalam

tubuh akibat mengonsumsi tumbuhan yang hidup di atasnya

C. Pencemaran bunyi oleh pesawat yang sedang take off dan landing

akibat tinggal di daerah sekitar airport

D. Pencemaran udara oleh pabrik yang mengandung bahan-bahan

kimia yang terbakar

E. Pencemaran udara oleh timbal yang dihasilkan oleh asap

kendaraan bermotor

3. Setujukah kamu dengan pernyataan bahwa cara mendaur ulang limbah

plastik adalah dengan mengkreasikannya / merangkainya menjadi

bermacam-macam bentuk tas, tudung saji, riasan rumah, dsb?

A. Ya, karena hanya itulah solusi yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah sampah plastik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

B. Ya, karena sampah plastik tidak mudah terurai maka lebih baik

dimanfaatkan, meskipun hal tersebut hanyalah salah satu alternatif

solusi mengatasi limbah plastik.

C. Tidak, karena sampah plastik meskipun dijadikan hiasan tetap saja

berpenampilah seperti sampah.

D. Tidak, karena meskipun dijual, harga dan nilai estetikanya tidak

sama dengan bahan bukan limbah sehingga tidak banyak laku di

pasaran dan akan berakhir lagi menjadi sampah.

E. Tidak, karena sampah plastik tidak higeis dan menimbulkan peny

4. Program Car Free Day yang dicanangkan di Kota Jakarta setiap hari

minggu mendapat sambutan baik dari masyarakat karena menurut

mereka bermanfaat bagi kelestarian lingkungan. Padahal program itu

hanya dijalankan satu kali dalam seminggu, dan di kota yang setiap

harinya penuh dengan hiruk pikuk kendaraan bermotor. Mengapa

banyak orang mengatakan demikian?

A. Karena bagi mereka minimal satu hari saja tidak mengeluarkan

emisi gas buangan kendaraan bermotor adalah hal sangat berharga

mengingat kota tersebut sangat padat dan sibuk disetiap harinya.

B. Karena mereka berpikir bahwa satu hari tanpa asap kendaraan

membantu pemulihan global warming


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

C. Karena mereka berpikir bahwa bersepeda atau berjalan kaki lebih

menyehatkan tubuh sehingga tergolong dalam salah satu upaya

melestarikan lingkungan

D. Karena tanpa asap kendaraan bermotor, kota bebas dari polusi

udara sehingga kelestarian lingkungan terjaga.

E. Karena masyrakat bisa menikmati lingkungan yang sehat

5. Tentukanlah sebuah cara yang menurutmu terbaik dalam mendaur

ulang limbah agar memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai upaya

melestarikan lingkungan dari limbah!

A. Dengan membuat biogas dari limbah organik pabrik selai nanas

B. Dengan membuat kerajinan tangan dari sampah plastic

C. Dengan membuat campuran pakan ternak dari limbah organik kulit

nanas

D. Dengan membuat pupuk dari limbah organik rumah tangga

E. Dengan mengumpulkan limbah kertas dan digunakan sebagai

bahan bakar

Bacalah wacana berikut untuk menjawab soal nomor 6

Budi adalah anak nelayan berumur 10 tahun di Kepulauan Nusa

Tenggara. Setiap hari, tak henti-hentinya ia mengagumi terumbu karang

ciptaan Tuhan di Laut tempat ia membantu orang tuanya mencari ikan.

Ketika SMA, ia pergi ke Singapura untuk melanjutkan studi yang lebih


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

baik dan meraih gelar Doktoralnya di sana. Ketika kembali ke tanah air, ia

dikejutkan oleh banyaknya pabrik yang berdiri di tepi pantai membuat

suasana tak lagi asri. Namun hal yang lebih mengejutkan Budi adalah

terumbu karang yang dulu ia kagumi kini tak lagi seindah dulu, melainkan

berwarna putih yang belum ia ketahui apa sebabnya. Selain itu, ia merasa

bahwa air laut juga tak lagi sejernih yang dulu.

6. Berdasarkan wacana di atas, adakah hubungan antara berdirinya

pabrik-pabrik di tepi pantai dengan berubahnya warna terumbu

karang?

A. Ya ada, pabrik membuang limbah ke pantai sehingga air laut keruh

dan mematikan terumbu karang.

B. Tidak ada, karena karang merupakan hewan yang kuat sehingga

tidak akan mudah rusak oleh keruhnya air akibat limbah cair, jadi

mungkin ada faktor lain.

C. Tidak ada, karena pemanasan suhu laut akibat global warming

yang didukung oleh polusi

udara asap pabrik tidak mempengaruhi kondisi karang.

D. Ya ada, banyaknya pabrik mengakibatkan semakin tingginya

polusi udara yang berkontribusi pada global warming. Akibatnya

terumbu karang mati karena suhu laut memanas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

E. Tidak ada, karena polusi udara tidak ada kaitanya dengam terumbu

karang

7. Berdasarkan fakta yang kamu amati di lingkungan sekitar, manakah

yang merupakan kesimpulan mengenai faktor yang membuat volume

air laut setiap tahunnya semakin meningkat?

A. Penggunaan peralatan rumah tangga ber-CFC seperti kulkas, AC

B. Membakar sampah non-degradable sehingga asapnya mencemari

udara

C. Banyaknya asap pabrik

D. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang memakai bahan

bakar pertamax

E. Membuang sampah sembarangan ke laut

8. Pak Ali memanfaatkan limbah botol plastik untuk dijadikan pot bunga

dan kerajinan tangan. Tindakan pak Ali salah satu cara memanfaatkan

limbah yaitu...

A. Reconstruct

B. Recovery

C. Refusal

D. Reduce

E. Reuse

9. Proses berikut dapat mengurangi jumlah limbah padat, kecuali....

A. Dibakar dengan peralatan khusus


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

B. Ditimbun dalam tabung

C. Dicairkan lalu dilarutkan dalam air

D. Didaur ulang

E. Dimanfaatkan kembali sedapatnya

10. Penebangan hutan tidak beraturan, pembuangan sampah tidak pada

tempatnya, pembuangan limbah pabrik tidak memenuhi ketentuan

secara langsung mengakibatkan...

A. Rusaknya kondisi sosial budaya dan ekonomi

B. Timbulnya sikap individualism

C. Punahnya beberapa fauna

D. Rusaknya flora, fauna, dan lingkungan hidup

E. Berkurangnya populasi manusia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 9 Metode Pengujian Parameter

SUSPENDED SOLIDS

(Range: 0-750 mg/L)

Required Apparatus

1. Beaker, 600mL, poly

2. Blander, 1.2 L, 120V

3. Blender, 1.2 L,240 V

4. Cylinder, graduated, 500mL, poly

5. Pipet, serologic, 25 mL

6. Pipet, Filler, Safety bulb

7. Sampel Cell, 25 mL, matched pair

Prosedure

1. Touch Hach Programs and select program 630 Suspended Solids. Touch Start.

2. Blend 500 mL of sample at high speed for 2 minutes.

3. Pour blended sample into a 600 mL beaker.

4. Stir blended sample and immediately pour 25 mL into a sample cell.

5. Prepare a blank with 25 mL of deionized water. Tap on table or swirl to remove any

gas bubbles that stick to the sides of the sample cell.

6. Place blank in cell holder, close shield and touch Zero. The display will read 0 mg/L

Susp.Solids.

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

7. Swirl the prepared sample cell to remove gas bubbles and uniformly suspend any

residue, then immediately place it in the cell holder, close the light shield and touch

Read. Results will be displayed in mg/L suspended solids (nonfilterable residue)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

pH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

DO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

BOD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

COD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Fosfat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Nitrat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 10 Hasil Perhitungan Parameter Lab BBTKLPP

Lokasi 1 (Sampel 1)

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Lokasi 1 (Sampel 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Lokasi 1 (Sampel 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Lokasi 2 (Sampel 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Lokasi 2 (Sampel 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Lokasi 2 (Sampel 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Lokasi 3 (Sampel 7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Lokasi 3 (Sampel 8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Lokasi 3 (Sampel 9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Lokasi 4 (Sampel 10)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Lokasi 4 (Sampel 11)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Lokasi 4 (Sampel 12)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Lokasi 5 (Sampel 13)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Lokasi 5 (Sampel 14)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Lokasi 5 (Sampel 15 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 11 Hasil Perhitungan Nilai Indeks Pencemaran

Nilai indeks pencemaran lokasi 1


Parameter Ci Lij Ci/Lij Ci/Lij baru
TSS 146,33 50 2,9 3,3
pH 7,7 7,5 0,15 0,15
DO 7,5 4 0,08 0,08
BOD 2,46 3 0,8 0,8
COD 21,83 25 0,87 0,87
Fosfat 0,133 0,2 0,67 0,67
Nitrat 7,20 10 0,72 0,72
(Ci/Lij)R 0,94
(Ci/Lij)M 3,3
Pij 2,42

Nilai indeks pencemaran lokasi 2


Parameter Ci Lij Ci/Lij Ci/Lij baru
TSS 145,66 50 2,9 3,3
pH 7,6 7,5 0,07 0,07
DO 7 4 0,24 0,24
BOD 2,2 3 0,73 0,73
COD 20,6 25 0,82 0,82
Fosfat 0,107 0,2 0,53 0,53
Nitrat 7,42 10 0,74 0,74
(Ci/Lij)R 0,92
(Ci/Lij)M 3,3
Pij 2,42

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Nilai indeks pencemaran lokasi 3


Parameter Ci Lij Ci/Lij Ci/Lij baru
TSS 219 50 4,38 4,20
pH 7,7 7,5 0,15 0,15
DO 7,1 4 0,19 0,19
BOD 1,93 3 0,64 0,64
COD 18,13 25 0,72 0,72
Fosfat 0,172 0,2 0,86 0,86
Nitrat 6,54 10 0,65 0,65
(Ci/Lij)R 1,1
(Ci/Lij)M 4,2
Pij 3,1

Nilai indeks pencemaran lokasi 4


Parameter Ci Lij Ci/Lij Ci/Lij baru
TSS 235,67 50 4,71 4,37
pH 7,7 7,5 0,15 0,15
DO 6,9 4 0,24 0,24
BOD 1,13 3 0,37 0,37
COD 10,63 25 0,43 0,43
Fosfat 0,161 0,2 0,805 0,805
Nitrat 7,17 10 0,717 0,717
(Ci/Lij)R 1,01
(Ci/Lij)M 4,37
Pij 3,2

Nilai indeks pencemaran lokasi 5


Parameter Ci Lij Ci/Lij Ci/Lij baru
TSS 143,33 50 3,86 3,83
pH 7,76 7,5 0,20 0,20
DO 7,06 4 0,20 0,20
BOD 1,6 3 0,53 0,53
COD 12,33 25 0,49 0,49
Fosfat 0,109 0,2 0,545 0,545
Nitrat 6,83 10 0,683 0,689
(Ci/Lij)R 0,93
(Ci/Lij)M 3,93
Pij 2,85

Anda mungkin juga menyukai