Oleh :
DIAN RANA LESTARI
NIM. 125080101111033
Oleh :
DIAN RANA LESTARI
NIM. 125080101111033
Oleh :
DIAN RANA LESTARI
NIM. 125080101111033
Mengetahui,
Menyetujui,
Dosen Penguji
Dosen Pembimbing
Tanggal :
Tanggal :
Ketua Jurusan
RINGKASAN
Dian Rana Lestari. Manajemen Kualitas Air Pada Kolam Indoor Ikan Sidat
(Anguilla bicolor) di UPT. PBAP Bangil Kabupaten Pasuruan Jawa Timur
(dibawah bimbingan Dr. Asus Maizar S. H., S.Pi, MP)
Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang
sangat besar yang belum dimanfaatkan secara optimal. Ikan sidat (Anguilla
bicolor) merupakan salah satu komoditas perikanan yang belum banyak dikenal
masyarakat. Padahal ikan yang mirip dengan belut ini memiliki potensi luar biasa
baik sebagai komoditas dalam negeri maupun internasional. Ikan yang bernilai
ekonomis tinggi ini banyak dikonsumsi di negara-negara maju, seperti Jepang,
Hongkong, Jerman dan Italia.
Adanya kecenderungan fluktuasi jumlah sidat alam hasil tangkapan
(kualitas dan kuantitas) serta tingkat kesulitan dalam penangkapan sidat di alam
dapat mengakibatkan penurunan pasokan sidat. Untuk itu diperlukan usaha
pembesaran sidat di kolam. Manajemen pembesaran yang baik adalah kunci
mendapatkan sidat bermutu baik secara kualitas maupun kuantitas. Ikan Sidat
dapat dibudidayakan di luar ruangan (outdoor) dan dalam ruangan tertutup
(indoor). Kolam pemeliharaan indoor dapat meminimalisir terjadinya hama
menggangu dari lingkungan luar kolam. Jenis wadah yang digunakan dalam
budidaya Ikan Sidat harus diperhatikan untuk mencegah lolosnya ikan dari media
budidaya. Selain itu diperlukan pengamatan terhadap fisika, kimia dan biologi.
Karena antara ketiga faktor tersebut saling berinteraksi. Dengan mempelajari
aspek saling ketergantungan antara organisme dengan faktor-faktor abiotiknya
maka diperoleh gambaran tentang kualitas perairan.
Tujuan dari Praktek Kerja Magang ini adalah untuk mendapatkan
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kerja secara langsung dan
membandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah, melalui
kegiatan pembesaran ikan Sidat (Anguila bicolor) di UPT Pengembangan
Budidaya Air Payau (PBAP) Bangil Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Metode
yang digunakan dalam Praktek Kerja Magang ini adalah metode deskriptif, yaitu
membuat gambaran (deskriptif) mengenai situasi dan kejadian - kejadian di
lapang yang tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan
data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Data yang
diambil meliputi data primer yaitu pengamatan kualitas air pada pemeliharaan
kolam indoor ikan sidat di UPT PBAP Bangil dan data sekunder diperoleh dari
studi literatur yang menunjang.
Hasil Praktek Kerja Magang tentang manajemen kualitas air pada kolam
indoor ikan sidat (Anguila bicolor) di UPT PBAP Bangil diperoleh hasil sebagai
berikut yaitu suhu berkisar antara 28 oC 29oC. Kandungan oksigen terlarut (DO)
pada berkisar antara 2,3 mg/l - 7,66 mg/l. Nilai pH pada berkisar antara 7,1 - 8,5.
Salinitas berkisar antara 3 ppt - 4 ppt. Konsentrasi amonia berkisar antara 0,04
mg/l - 0,73 mg/l. Nilai BOD pada secara berkisar antara 9 mg/l - 17 mg/l.
Sedangkan plankton yang ditemukan terdapat 11 jenis plankton yang terdiri dari
8 jenis plankton yang menguntungkan yakni : Genikularia, Limnocalanus,
Euchlanis, Simocephalus, Sceletonema, Daphnia, Nauplius, Ceridaphnia. dan
plankton yang merugikan yakni : Vorticella, Oscillatoria, Peridiu.
Kualitas perairan pada indoor ikan sidat di UPT PBAP Bangil ditinjau dari
komponen fisika yakni suhu temasuk dalam kondisi baik. Dari komponen kimia
2
yakni : DO, pH, salinitas dan amonia termasuk dalam kondisi baik karena tidak
melebihi ambang batas. Namun nilai BOD pada kolam sidat sudah termasuk
kategori sedang. Dari parameter biologi juga termasuk dalam kondisi baik bagi
kehidupan ikan sidat di UPT PBAP Bangil, Pasuruan.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat-Nya, Laporan Praktek Kerja Magang (PKM) Yang Berjudul
Manajemen Kualitas Air Pada Kolam Indoor Ikan Sidat (Anguilla bicolor) di UPT.
PBAP Bangil Kabupaten Pasuruan Jawa Timur dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu. Laporan ini menjelaskan tentang manajemen budidaya ikan
sidat serta pengukuran kualitas air pada kolam indoor bangsal B di Unit
Pelaksana Teknis Pengembangan Budidaya Air Payau Bangil melalui parameter
fisika yaitu suhu, parameter kimia yang mencakup pH, salinitas, DO (Dissolved
Oxygen), amonia serta BOD dan parameter biologi yakni plankton. Diharapkan
dari data hasil studi Praktek Kerja Magang (PKM) ini dapat dijadikan data
informasi tentang pengembangan usaha budidaya ikan sidat sebagai acuan
dalam pengelolaan di UPT PBAP Bangil Kabupaten Pasuruan.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan pihak terkait dalam
penyusunan laporan ini, khususnya kepada Dr. Asus Maizar S.H.,S.Pi, MP selaku
Dosen Pembimbing, Bapak Wahyudi selaku Pembimbing lapang dan instansi
tempat kegiatan PKM ini yaitu UPT. PBAP Bangil serta FPIK Universitas
Brawijaya Malang. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penulisan laporan Praktek Kerja Magang (PKM) ini. Oleh karena itu penulis
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dan dapat menyempurnakan
isi dari laporan ini yang nantinya bermanfaat bagi pembaca.
Malang, 05 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
RINGKASAN........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................ix
1. PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................3
1.3 Kegunaan....................................................................................................4
1.4 Tempat dan Waktu.......................................................................................4
2. MATERI DAN METODE PRAKTEK KERJA MAGANG (PKM)........................5
2.1 Materi Penelitian..........................................................................................5
2.2 Metode Pengambilan Data..........................................................................5
2.2.1 Data Primer..........................................................................................6
2.2.2 Data Sekunder......................................................................................8
2.3 Manajemen Usaha Budidaya Kolam Indoor................................................8
2.4 Pengukuran Kualitas Air..............................................................................8
2.4.1 Komponen Fisika..................................................................................9
2.4.2 Komponen Kimia..................................................................................9
2.4.3 Komponen Biologi...............................................................................13
2.5 Persiapan Kolam.......................................................................................16
2.5.1. Pengeringan......................................................................................16
2.5.2. Pengisian Air......................................................................................16
2.5.3. Pemasangan Aerator.........................................................................16
2.6 Manajemen Pakan....................................................................................17
2.6.1 Frekuensi Pemberian Pakan...............................................................17
2.6.2 Teknik Pemberian Pakan....................................................................17
2.7 Manajemen Hama dan Penyakit...............................................................17
2.8 Panen........................................................................................................18
3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA MAGANG...........................19
3.1 Kondisi Umum Lokasi Praktek Kerja Magang............................................19
3.1.1 Lokasi dan Letak Geografis................................................................19
3.1.2 Sejarah Berdirinya Balai.....................................................................20
3.1.3 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja................................................21
3.2 Sarana dan Prasarana..............................................................................23
3.2.1 Sarana Pembenihan...........................................................................23
3.2.2 Prasarana...........................................................................................26
4. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................29
5
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Pengelompokan Jabatan di UPT PBAP Bangil Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Pegawai.......................................................................................23
2. Data Hasil Analisis Kelimpahan Plankton Pada Kolam INDOOR Ikan Sidat
(Anguilla bicolor)............................................................................................49
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
10
1. PENDAHULUAN
1.3 Kegunaan
Kegunaan Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah:
a. Mahasiswa
Dapat mengenal lebih jauh keadaan sesungguhnya yang ada di lapangan
mengenai bidang yang telah dipelajari di bangku kuliah dan menambah
wawasan, pengetahuan, pengalaman selaku generasi yang telah di didik
untuk siap terjun dimasyarakat, khususnya di lingkungan kerja.
b. Lembaga Perguruan Tinggi
Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang hal yang
berkaitan dengan manajemen kualitas air, usaha budidaya ikan sidat pada
kolam indoor serta sebagai bahan informasi keilmuan bagi penelitian dari segi
teknis dan ekonomis.
c. Pemerintah setempat
Dapat dijadikan sebagai salah satu tinjauan untuk mengeluarkan peraturanperaturan yang dapat digunakan untuk pelestarian maupun pemanfaatan lebih
lanjut dari pengelolaan kolam indoor ikan sidat yang ada di UPT PBAP Bangil,
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
1.4 Tempat dan Waktu
Praktek Kerja Magang (PKM) ini dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis
Pengembangan Budidaya Air Payau (UPT PBAP) Bangil, Kabupaten Pasuruan,
Jawa Timur pada tanggal 27 Juli 4 September 2015.
yaitu
individu
atau
perseorangan
yang
membutuhkan
adalah
percakapan
dengan
maksud
tertentu.
yang
mengajukan
pertanyaan
dan
terwawancara
aktif langsung untuk terlibat dalam proses budidaya. Proses tersebut meliputi:
persiapan kolam dan media, penebaran benih, manajemen pakan, pergantian air
dan pembersihan kolam, manajemen kualitas air, pengendalian penyakit serta
pemanenan.
2.4
budidaya ikan sidat bertujuan untuk mengontrol kualitas air. Selain itu untuk
mengetahui parameter fisika dan kimia yang sesuai untuk pertumbuhan ikan
sidat. Parameter kualitas air yang diukur meliputi parameter fisika, kimia dan
biologi. Parameter fisika yaitu suhu, parameter kimia meliputi oksigen terlarut
(DO), pH, salinitas, ammonia dan BOD. Serta dari parameter biologi yaitu
plankton. Cara pengukuran kualitas air adalah sebagai berikut:
2.4.1
Komponen Fisika
a. Suhu
Metode pengukuran suhu pada kegiatan PKM ini adalah sebagai
berikut : mencelupkan thermometer langsung ke dalam air dengan
membelakangi sinar matahari sampai batas skala baca dan membiarkan
2-5 menit sampai skala suhu pada thermometer menunjukan angka yang
stabil, melakukan pembacaan skala thermometer dengan cepat setelah
mengangkat
thermometer(Subarijanti,
2015).
Sedangkan
menurut
2.4.2
Komponen Kimia
a. DO
Prosedur pengukuran DO dengan menggunan DO meter tipe HQ30d
adalah sebagai berikut :
10
11
Analisa
kandungan
ammonia
dalam
kegiatan
PKM
ini
program NH3
Menambahkan serbuk reagen salicylat setelah itu tekan timer dan enter akan
12
e. BOD
Prosedur pengukuran BOD dengan manometer OxiTop IS 6 adalah
sebagai berikut :
-
terus bergerak.
Menyaring air sample sebanyak 250 ml dan dimasukkan ke dalam botol.
Menambahkan inhibitor nitrifikasi.
Menempatkan NaOH ke dalam kantong yang terletak di dalam manometer.
Menutup botol dengan manometer hingga rapat untuk menjamin bahwa botol
Plankton
Menurut Astuti dan Satria (2009), plankton adalah mikroorganisme yang
memanfaatkan
unsur-unsur
hara,
sinar
matahari
dan
Memasang botol film pada plankton net no.25 (mesh size 64).
Mengambil sampel air sebanyak 25 liter dan mencatat jumlah air yang
disaring tersebut sebagai (W).
Mengambil sampel dari botol film dengan pipet tetes sebanyak 1 tetes.
Meneteskan pada obyek glass dan menutup dengan cover glass, dengan
sudut kemiringan 45 derajad saat menutup .
15
Menulis ciri-ciri plankton serta jumlah plankton (n) yang di dapat dari masingmasing bidang pandang
menggunakan
metode
Lackey
Drop
dengan
satuan
N (ind/)=
T V
n
L v P W
Keterangan :
N = Jumlah plankton (individu/liter).
T = Luas cover glass (20 x 20 mm2).
V = Volume kosentrat plankton dalam botol penampung.
L = Luas lapang pandang dalam mikroskop (mm2).
v = Volume kosentrat plankton dibawah cover glass (ml).
P = Jumlah lapang pandang (5).
W = Volume air yang tersaring dengan plankton net (Liter).
n = Jumlah plankton yang ada dalam lapang pandang.
2.5 Persiapan Kolam
2.5.1. Pengeringan
Sebelum kolam digunakan untuk proses budidaya, dilakukan
pengeringan selama satu bulan. Tujuan dari pengeringan ini adalah
membunuh bibit penyakit yang masih tersisa di dalam kolam dan bahan
pengurai organic, sehingga dapat mempercepat proses pertumbuhn
pakan alami. Pengeringan sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan,
salah satunya adalah intensitas sinar matahari yag masuk ke dalam
kolam. (Faradiba, 2015)
16
17
maka
pakan
tersebut
hanya
digunakan
untuk
2.8
Panen
Menurut KKP (2011), pemanenan sidat berupa 2 jenis yaitu : 1)
Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan. 2) Berupa
18
ditangkap
barulah
sidat
diberi makan.
Ketika sidat
berkumpul
19
3.
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
: Kabupaten Sidoarjo
: Kelurahan Kalirejo
: Desa Masangan
: Desa Tambakan
Dilihat dari segi topografi, lokasi UPT PBAP Bangil memiliki ketinggian 9
meter di atas permukaan air laut. Tekstur tanah di kawasan UPT PBAP Bangil
adalah liat dan bergelombang. Wilayah yang ditempati UPT PBAP Bangil yakni
wilayah Desa Kalianyar Kecamatan Bangil yang memiliki luas kurang lebih
mencapai 11.806.150 m, terbagi atas 15 Rukun Tetangga (RT) dan 6 Rukun
Warga (RW). Jarak bibir pantai dengan kantor UPT PBAP Bangil yakni 10 Km,
dimana air payau berasal dari sungai-sungai yang melintasi wilayah UPT PBABP
Bangil dan air laut yang berada tidak jauh dari UPT PBAP Bangil. Suhu udara di
wilayah UPT PBAP Bangil berkisar antara 28 - 32 C dengan suhu perairan yang
20
21
Kepala Sub.Bag
Tata Usaha
Kepala Pelayanan
Jasa
balai,
mempunyai
tugas
memimpin,
mengkoordinasikan,
pengelolaan
administrasi
kepegawaian,
administrasi
keuangan, administrasi dan perlengkapan kantor. Selain itu, sub bagian tata
usaha juga bertugas untuk menghimpun, menyusun, megusulkan dan
mengevaluasi serta melaporkan kegiatan UPT PBAP Bangil. Seluruh tugas -
22
tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT PBAP Bangil juga dilaksanakan
oleh sub bagian tata usaha.
c. Seksi produksi dan pengembangan teknologi, memiliki tugas merencanakan
dan melaksanakan kegiatan operasioanal produksi dan kaji terap teknologi
budidaya / perbenihan dan distribusi pemasaran hasil serta kaji terap
teknologi budidaya / perbenihan perikanan air payau, melaksanakan
pembinaan dan penyebaran teknologi budidaya / perbenihan perikanan air
payau, menyusun laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan budidaya /
perbenihan perikanan air payau yang telah dilaksanakan.
d. Seksi pelayanan jasa bertugas melaksanakan pelayanan pengujian penyakit
ikan
dan
lingkungan
secara
laboratoris
bagi
para
pembudidaya,
berbedabeda.
Perbedaan
latar
belakang
pendidikan
tersebut
23
No
Pendidikan
Subbag.
Tata
Usaha
Seksi
Pelayanan
dan Jasa
S2
Kepala
UPT
PBAP
Bangil
1
1
2
S1
D3
SMA
SMK
SMP
3
9
2
8
5
26
7
SD
Jumlah
24
Air tawar yang digunakan berasal dari pengeboran di wilayah sekitar UPT
PBAP Bangil. Pengeboran dilakukan pada kedalaman 24 m yang berada di
belakang bangsal pembenihan dengan menggunakan pompa. Pengeboran
dilakukan dengan kedalaman yang mencapai 24 m dikarenakan kondisi tanah
pada lokasi UPT PBAP Bangil sangat kering dan berbatu. Pengeboran tidak
hanya dilakukan untuk kegiatan pembenihan tetapi juga dialirkan ke tempat
tempat tertentu dengan menggunakan pipa pipa untuk kegiatan penelitian dan
kebutuhan sehari hari lainnya. Air tawar dari pompa langsung dimasukkan
kedalam bak penampungan) yang terbuat dari beton berukuran 15 m dengan
kapasitas 10 ton dengan menggunakan pipa yang dihubungkan pada selang
berdiamater 10 cm.
C. Sistem Aerasi
Oksigen terlarut (DO) merupakan faktor pembatas bagi sebagian besar
organisme aquatic. Kandungan oksigen terlarut dalam lingkungan budidaya di
bak secara terkontrol sangat berperan penting dan harus disuplai secara teratur
ke dalam kolam pemeliharaan. Penggunaan adalah cara yang paling umum
digunakan dalam suatu usaha pembenihan.
Kebutuhan oksigen terlarut yang mencukupi dalam kolam pemeliharaan
ikan sidat tidak terlepas dari perencanaan instalasi aerasi yang baik. Kebutuhan
aerasi dalam kolam pemeliharaan tergantung dari ukuran bak yang digunakan
dan kekuatan .
Sistem aerasi
25
pembenihan UPT PBAP Bangil menggunakan 4 blower yang memiliki daya 100
watt yang digunakan secara bersamaan.
sistem
pemeliharaan
indoor
(Gambar
4).
Prinsip
untuk
pemeliharaan ikan sidat sama dengan bak yang lainnya yaitu dapat menjaga
kualitas air secara optimal.
sidat adalah kolam beton berkapasitas 7 ton yang berbentuk segi empat dengan
sudut-sudut yang dibuat oval (tidak lancip). Sudut yang oval tersebut bertujuan
untuk memperlancar arah aliran air yang terbentuk dari pengaerasian sehingga
tidak terjadi penumpukan massa air di sudut-sudut kolam. Selain itu, bentuk
kolam tersebut membuat gerak ikan sidat (Anguilla bicolor) lebih leluasa.
Kolam beton mempunyai ukuran 51,31,8 m yang dilengkapi dengan 12
titik aerasi dari slang kecil di bagian atas kolam yang tersambung dengan
blower. Dilengkapi juga dengan saluran pembuangan air berdiameter 15 cm
yang dihubungkan dengan pipa penutup terletak di salah satu sudut bak.
Saluran pembuangan ar langsung terhubung pada aliran pembuangan air yang
menuju ke sungai-sungai sekitar UPT PBAP Bangil, namun pada saat
pembuangan air sisa budidaya tidak dilakukan penyaringan air.
26
budidaya yang ada di UPT PBAP Bangil adalah 4 buah motor, 1 buah roda tiga
dan 1 buah roda empat.
b. Komunikasi
Alat komunikasi yang ada di UPT PBAP Bangil adalah jaringan telepon,
televisi, internet dengan menggunakan wifi dan adanya alamat web dari UPT
PBAP Bangil sehingga akses komunikasi lebih mudah dan tak terbatas. Sarana
komunikasi berfungsi untuk mempermudah pegawai dan petugas setempat di
dalam menjalankan kegiatan tugas sehari-hari sehingga memudahkan pekerjaan
para pegawai dan petugas di lokasi tersebut. Sarana komunikasi sangat perlu
untuk disediakan karena tanpa adanya sarana komunikasi maka akses kerja
dengan tempat lain akan terhambat.
c. Tanah Lokasi
UPT PBAP Bangil didirikan di atas areal seluas 12,03 hektar di Desa
Kalianyar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Dari luas ini yang digunakan
untuk bangunan di UPT PBAP Bangil adalah 3.339,5 m. Sisa lahan yakni
27
sebesar 11,7 hektar digunakan untuk tambak sebanyak dua unit. Unit tambak I
dibangun pada lahan seluas 5,7 hektar dan unit tambak II dibangun pada lahan
seluas 6 hektar. Letak kedua unit tambak tersebut memiliki jarak yang
berdekatan namun masih diperlukan petakan jalan untuk mengakses kedua
tambak tersebut. Luas lahan ini sudah termasuk lahan yang digunakan sebagai
jalan umum atau transportasi yang ada di sekitar UPT PBAP Bangil dan jalan
menuju ke tambak tambak, serta dibangun juga sarana rumah ibadah yang
dibangun di area kantor dinas UPT PBAP Bangil. Berikut gambar kantor UPT
PBAP Bangil disajikan pada gambar 5.
28
Keterkaitan
menjangkau lokasi lokasi tertentu yang ada di UPT PBAP Bangil. Denah
pemanfaatan lahan UPT PBAP Bangil dapat dilihat pada Lampiran 3.
Lahan yang tersedia di UPT PBAP Bangil dimanfaatkan secara maksimal
untuk kegiatan budidaya. Sarana penunjang seperti jalan umum dan jembatan
yang menghubungkan antar petakan tambak juga dibangun untuk memfasilitasi
kegiatan budidaya baik pembenihan maupun pembesaran. Selain digunakan
untuk lahan tambak, tanah UPT PBAP Bangil juga dimanfaatkan untuk
membangun sarana ibadah dan rumah dinas bagi beberapa tenaga pekerja.
d. Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung dalam usaha pembenihan udang vaname di UPT
PBAP Bangil
29
(Gusrina, 2008)
30
31
aerasi berkekuatan sedang dari slang kecil di bagian atas kolam yang
tersambung dengan blower. Selain itu tiap kolam diberi shelter yang
berupa paralon di dasar kolam. mengingat bahwa sidatbersifat noctrnal,
dan bernaung dibawah shelter jika pada siang hari lalu aktif kembali pada
malam hari.
(a)
(b)
32
Padat
penebaran ikan sidat ukuran sidat ukuran ekonomis ini terlalu tinggi jika
dibandingkan dengan pernyataan Setianto (2012) yang menyatakan
bahwa, padat penebaran untuk pembesaran ikan sidat tahap ukuran
benih 50 gr/ekor adalah 10-15 ekor/m2. Matsui (1982) menambahkan
bahwa kepadatan yang optimal pada pemeliharaan sidat adalah 1,1-1,9
kg per 3,3 meter persegi.
Padat penebaran ikan perlu diperhatikan karena berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Kepadatan ikan
yang terlalu tinggi dapat menurunkan mutu kualitas air, pertumbuhan ikan
menjadi lambat, tingkat kelangsungan hidup ikan rendah, serta tingkat
keragaman ukuran ikan yang tinggi dalam kegiatan budidaya dapat
mengakibatkan produksi yang rendah. Padat tebar yang tinggi akan
mengganggu laju pertumbuhan meskipun kebutuhan makanan tercukupi.
Hal ini disebabkan karena adanya persaingan dalam memperebutkan
ruang gerak. Ikan akan semakin berdesakan sehingga mengurangi
33
mendapatkan
pakan
dan
oksigen.
Kekurangan
pakan
akan
organisme
budidaya
berkaitan
erat
dengan
34
kualitas daging yang baik. Sebelum diberi pakan kolam harus dibersihkan
terlebih dahulu dari sisa sisa pakan, kotoran (feses) serta busa yang ada
di kolam dengan menggunakan seser. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Mulyana (2004), dalam budidaya ikan sidat jumlah pakan harian untuk
ikan sidat yang berukuran 10-20 gram sebesar 5-6% dari bobot tubuh
ikan, sedangkan untuk ikan sidat dengan bobot 20-200gram jumlah pakan
yang diberikan sebesar 3-4% dari bobot tubuhnya.
(a)
(b)
36
seminggu yakni pada hari senin dan jumat. Sisa pakan dan feses harus
disifon
karena
banyak
dapat
mengganggu
kesehatan
karena
akuarium
pemeliharaan
ikan
pengambilan
ikan
yang
terlanjur
tersedot
selama
dan mati. Ciri- ciri air yang harus diganti adalah berbusa atau berwarna
cokelat/hijau pekat (Gunawan, 2014).
(a)
(b)
Gambar 9. (a). Penyifonan Kolam Sidat (b). Pergantian Air Kolam Sidat
4.6 Pengamatan Kualitas Air
Ikan sidat membutuhkan air yang selalu bersih sehingga kualitas
airnya harus tetap terjaga dengan baik, untuk menjaga kualitas air agar
tetap baik maka suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut (DO), ammonia dan
BOD yang harus disesuaikan dengan yang diinginkan glass eel. Untuk
menjaga agar air yang terdapat di kolam tetap bersih, dilakukan
penyifonan. Dalam budidaya ikan sidat selalu ada ikan yang mengalami
kematian meskipun tidak setiap hari. Penyebabnya karena beberapa ikan
sidat tidak mampu bertahan dalam kondisi air yang kualitas airnya
berubah (tidak sesuai yang diinginkannya), kurangnya oksigen, adanya
kompetisi saat pemberian pakan sehingga ada yang tidak kebagian
pakannya, kelebihan pakan sehingga airnya cepat kotor dan muncul
jamur, serta ada yang terinfeksi penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Aeromonas.
Survival rate atau kesintasan berkaitan erat dengan tingkat
toleransi atau resistensi suatu organisme pada kondisi tertentu baik
kondisi abiotik (contohnya kualitas air) maupun kondisi biotik (contohnya
adanya organisme patogen). Cara pencegahannya ialah mengusahakan
kualitas air dan lingkungan bebas dari polusi racun atau bahan kimia yang
38
39
30
29.5
29
suhu (oC)
28.5
Kolam 1
Kolam 2
28
Kolam 3
Kolam 4
27.5
27
1
Minggu ke
Kemudian pada pengamatan suhu minggu kedua pada kolam 1 yaitu 28,1
O
sebesar 28,5 OC. Lalu pada pengmatan kualitas air minggu ketiga pada
kolam 1 didapatkan nilai suhu 28,4 OC, pada kolam 2 sebesar 28,7OC,
kolam 3 sebesar 28,8 OC dan kolam 4 sebesar 28,8OC. Pada minggu
keempat tidak ada kegiatan pengukuran kualitas air. Hal ini dikarenakan
40
pada akhir minggu ketiga dilakukan pemanenan pada kolam 1 dan kolam
3. Pada minggu keempat kolam 2 didapat nilai 29,1 OC dan pada kolam 4
sebesar 28,9 OC.
Dari pengamatan suhu mulai minggu pertama hingga minggu
keempat pada semua kolam berkisar 28-29 OC. Suhu air ini cocok untuk
pemeliharaan ikan sidat. Hal ini sesuai pernyataan Liviawaty dan Afrianto
(1998), Ikan sidat mampu beradaptasi pada kisaran suhu 12OC 31OC,
sidat mengalami penurunan nafsu makan pada suhu lebih rendah dari
12OC. sependapat dengan hal tersebut Usui (1974) dalam Sholeh (2004)
menyatakan bahwa ikan sidat lebih cepat tumbuh pada daerah bersuhu
tinggi. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan ikan sidat adalah 23-30oC.
4.6.2
dimanfaatkan
dalam
proses
metabolisme
baik
untuk
41
9
8
7
6
5
Kolam 1
DO (ppm) 4
Kolam 2
Kolam 3
Kolam 4
1
0
1
Minggu ke
42
dalam air berkisaran kurang dari 4 mg/l menunjukkan kondisi yang layak
bagi sebagian besar biota akuatik (ikan), Konsentrasi oksigen terlarut
dalam perairan kurang dari 2 mg/l merupakan batas kritis yang dapat
mengakibatkan kematian pada ikan.
4.6.3 Derajat Keasaman (pH)
Menurut Odum (1971), nilai pH suatu perairan mencerminkan
keseimbangan antara asam dan basa dalam air. nilai pH berfungsi
sebagai faktor pembatas bagi kehidupan organisme dan sebagai indeks
lingkungan. Nilai Ph dipengaruhi oleh beberapa faktor anatar lain aktivitas
fotosintesis, aktivitas biologi, suhu, kandungan oksigen dan adanya kaitan
dengan anion dalam perairan. Berikut merupakan hasil pengukuran pH
pada kolam indoor ikan sidat:
43
9
8.5
8
pH
7.5
Kolam 1
Kolam 2
Kolam 3
Kolam 4
6.5
6
1
Minggu ke
44
3. Pada minggu keempat kolam 2 didapat nilai 7,8 dan pada kolam 4
sebesar 7,9. Dari pengamatan pH mulai minggu pertama hingga minggu
keempat didapat nilai pH tertinggi pada pengamatan minggu kedua dan
ketiga pada kolam 1 yakni sebesar 8,5. Sementara nilai pH terendah
didapat pada pengukuran minggu pertama pada kolam 1 dan 4 yakni
sebesar 7,1. Kisaran pH air ini cocok untuk pemeliharaan ikan sidat. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Usui (1974), lokasi pemeliharaan ikan sidat
harus memiliki tingkat derajat keasaman antara 6,5-8,0. Forrest (1976)
menyatakan bahwa pada pH antara 4,5-6,5 diduga dapat menyebabkan
gangguan pada aktivitas makan dan pertumbuhan ikan sidat.
Konsentrasi derajat keasaman optimum untuk budidaya ikan sidat
adalah pada tingkat 7-8. Nilai derajat keasaman (pH) diatas 9,5 sering
menyebabkan penurunan nafsu makan dan kandungan amonia tinggi.
Sedangkan PH turun dapat menyebabkan proses metabolism ikan
terganggu, ikan mudah terserang penyakit dan pertumbuhan lambat.
Solusi tebar kapur saat pengeringan ,pengendapan sebelum ditambah air
dan penggantian air (Affandi,1995).
4.6.4 Salinitas
Salinitas didefinisikan sebagai berat dalam gram dari semua zat
padat yang terlarut dalam 1kg air laut jikalau semua brom dan yodium
digantikan dengan khlor dalam jumlah yang setara, semua karbonat
diubah menjadi oksidanya dan semua zat organic dioksidasikan. Nilai
salinitas dinyatakan dalam g/kg yang umumnya dituliskan dalam atau
ppt yaitu singkatan dari part-per-thousand (Arief, 1984). Berikut
merupakan hasil pengukuran salinitas pada kolam indoor ikan sidat di
UPT. PBAP Bangil :
45
4.5
4
3.5
3
2.5
salinitas (ppt)
Kolam 1
Kolam 2
1.5
Kolam 3
Kolam 4
0.5
0
1
Minggu ke
46
Kisaran salinitas 3 ppt 4 ppt ini masih termasuk kisaran salinitas yang
baik untuk kehidupan ikan sidat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Liviawaty dan
Afrianto, (1998) bahwa salinitas yang bisa ditolerans ikan sidat berkisar 0-35
ppm. Affandi & Riani (1995) melaporkan bahwa saat kritis pemeliharaan benih
sidat yang ditangkap dari alam adalah pada pemeliharaan larvanya (glass eelelver), kisaran salinitas air yang baik untuk pemeliharaan diperkirakan antara 07.
4.6.5 Amonia (NH3)
Amonia merupakan bagian dari salah satu siklus nitrogen yang
dihasilkan oleh hewan air. Amonia adalah racun dalam kehidupan
perairan dan toksisitas amonia ini dipengaruhi oleh pH. Amonia memiliki
tingka konsentrasi racun yang tinggi pada saat pH perairsn tinggi dan
mengalami penurunan toksisitas pada pH rendh. Selain itu toksisitas
amonia meningkat pula ketika suhu perairan meningkat (Wurts, 2003).
Berikut merupakan hasil pengukuran amonia pada kolam indoor ikan
sidat:
0.8
0.7
0.6
0.5
amonia (ppm)
0.4
Kolam 1
0.3
Kolam 2
Kolam 3
0.2
Kolam 4
0.1
0
2
Minggu ke
47
bahwa
konsentrasi
48
amonia
antara
1-2
ppm
tidak
4.6.6
Kolam
1
Kolam
3
Kolam
2
Kolam
4
49
Parameter
DO (ppm)
>5
0-5
0
BOD
0-10
10-20
25
Bila suatu badan air dicemari oleh bahan organik maka bakteri
dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air dan dapat menjadikan
kondisi perairan menjadi anaerob, sehingga mengakibatkan kematian
ikan. Tinggi rendahnya pencemaran pada suatu perairan sangat
mempengaruhi kadar oksigen pada saat pemecahan bahan organik. Jika
DO diatas 5 ppm dan BOD antara 0-10 maka tingkat pencemarannya
rendah. Jika DO antara 0-5ppm dan BOD antara 10-20 maka tingkat
pencemarannya sedang. Dan jika DO 0 ppm dan BOD 25 maka tingkat
pencemarannya tinggi. Kelimpahan di suatu perairan bergantung pada
50
pencemaran yang terjadi oleh zat organik, selama proses oksidasi bakteri
menghabiskan
oksigen
terlarut
dan
mengakibatkan
ikan
mati
(Wirosarjono, 1974).
4.6.7
Plankton
Plankton merupakan organisme renik yang melayang dalam air
yang kandungan nutrisinya sangat berpotensial untuk pakan ikan dan
udang karena protein yang dicerna sebanyak 80% (Odum, 1993).
Fitoplankton merupakan sumber makanan bagi zooplankton disamping
larva hewan tingkat tinggi lainnya dan sebagai penyedia oksigen dalam
perairan. Sedangkan pada zooplankton dapat langsung dimanfaatkan
seperti larva ikan dan udang yang dapat digunakan sebagai sumber
protein (Nontji, 1993).
Tabel 2. Data Hasil Analisis Kelimpahan Plankton Pada Kolam INDOOR Ikan
Sidat (Anguilla bicolor)
Kolam Pemeliharaan (ind/L)
Jenis plankton
Genikularia
6.036
6.072
7.042
6.054
Sceletonema
11.066
10.060
6.036
10.060
Vorticella
6.036
8.048
5.030
9.054
Oscillatoria
7.462
2.462
9.174
6.435
Limnocalanus
6.036
5.030
3.018
5.030
Euchlanis
3.018
2.126
5.030
3.018
Simocephalus
5.030
3.018
6.036
4.118
Daphnia
Nauplius
Ceridaphnia
9.054
5.030
7.042
7.042
7.080
9.054
4.024
13.078
7.042
7.042
6.130
4.042
Fitoplankton
Zooplankton
51
Peridinium
8.048
19.114
9.054
10.078
keberhasilan
Skeletonema,
Chaetoceros,
usaha
budidaya.
Thalassionema
Fitoplankton
dan
seperti
Pseudonitzschia
52
sidat antara lain white spot dan penyakit akibat serangan Trichordina.
Serangan white spot terjadi akibat kondisi lingkungan yang menurun dan
serangan Trichordina terjadi akibat pakan yang diberikan kurang steril.
Ikan yang terserang white spot akan muncul bintik-bintik putih pada
bagian tubuhnya dan sering menggosokkan tubuhnya ke tepian kolam.
Hal ini sesuai dengan pernyataan (Suhaeri, 2008) White spot atau
dikenal juga sebagai penyakit "ich", merupakan penyakit ikan yang
disebabkan oleh parasit. Secara potensial white spot dapat berakibat
mematikan. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih di
sekujur tubuh dan juga sirip. Inang white spot yang bervariasi, siklus
hidupnya serta caranya memperbanyak diri dalam air memegang
peranan penting terhadap berjangkitnya penyakit tersebut.
Selain itu penyakit yang pernah menyerang sidat di PBAP Bangil
ini adalah penyakit yang ditimbulkan karena bakteri Aeromonas
hydropila. Penyakit ini disebabkan DO (oksigen terlarut) pada kolam
pemeliharaan kolam 4 minggu kedua hanya 2,3 mg/l dan amonia 0,13
53
54
menimbulkan stres pada ikan sidat yang sedang dipanen. Hal ini sesuai
dengan pendapat dan Suhaeri (2008) bahwa pemanenan ikan sidat
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Panen dilakukan dengan
jarring 1,5 x 1,5 meter atau lebih. Saputra (2013), pemanenan dilakukan
pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau
scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati
untuk menghindari ikan terluka.
Sistem pemanenan yang dilakukan di UPT PBAP Bangil adalah
sistem pemanenan keseluruhan dan sebagian. Kedua sistem ini sama
sama dilakukan dengan menggunakan jaring, tetapi pada pemanenan
secara keseluruhan dilakukan pembukaan outlet dan diberi saringan.
Cara pemanenan yang dilakukan pada kedua sistem tersebut hampir
sama, namun pada sistem panen sebagian tidak dilakukan pengurangan
air. Cara pemanenan keseluruhan yakni dilakukan pengurangan air
mencapai 30 50 persen sehingga ikan sidat mudah untuk disaring.
Pengurangan
air
dilakukan
dengan
cara
pembukaan
saluran
55
tersebut, agar ikan tidak lepas. Kemudian ikan sidat di serok dengan
jaring dan dipindahkan kedalam wadah yang berisi air.
56
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil PKM (Praktek Kerja Magang)
ini menunjukkan bahwa manajemen kualitas air yang dilakukan di UPT PBAB
Bangil adalah melalui penyiponan, pergantian air,pemberian dosis pakan yang
tepat serta manajemen kualitas air. Dari manajemen kualitas air tesebut yang
terdiri dari parameter fisika, kimia, dan biologi sebagai berikut: dari parameter
fisika yakni suhu masih dalam keadaan yang optimal bagi kehidupan ikan sidat.
Dari parameter kimia meliputi DO, pH, salinitas dan ammonia masih dalam
keadaan yang optimal bagi kehidupan ikan sidat. Namun nilai BOD pada kolam
sidat sudah termasuk kategori sedang. Sementara untuk parameter biologi
ditemukan 11 jenis plankton yang terdiri dari 8 jenis plankton yang
menguntungkan dan 3 jenis plankton yang merugikan. 8 jenis plankton yang
menguntungkan tersebut diantaranya : Genikularia, Limnocalanus, Euchlanis,
Simocephalus, Sceletonema, Daphnia, Nauplius, Ceridaphnia. Sementara 3 jenis
plankton lainnya termasuk dalam kategori plankton yang merugikan yakni :
Vorticella, Oscillatoria, Peridium.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil PKM (Praktek Kerja Magang) disarankan agar
lebih diperhatikan padat penebaran, manajemen pakan, dan manajemen
kualitas air pada kolam indoor ikan sidat. Sehingga ikan sidat dapat hidup
dan tumbuh secara optimal. Disarankan pula untuk melatih dan
membimbing pengawai lapang agar kegiatan pengukuran dilakukan
sesuai prosedur penggunaan alat. Selain itu diperlukan penambahan
57
58
59
60
Sarah, Ainun. 2010. Teknik Pembesaran Sidat (Anguilla sp) di Dempond Udang
Galah Kabupaten Lamongan, Propinsi Jawa Timur. Skripsi. UNAIR:
Surabaya.
Sarwono, J. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah Kunci Sukses dalam Menulis
Ilmiah. C.V. ANDI OFFSET : Yogyakarta.
Sasongko, A. 2007. Sidat: Panduan Agribisnis Penangkapan, Pendederan, dan
Pembesaran. Depok: Penebar Swadaya
Setianto, D. 2012. Usaha Budidaya Ikan Kerapu. Pustaka Baru Press :
Yogyakarta.
Shafrudin, Dadang. 2003. Pembesaran Ikan Karper. Di Karamba Jaring Apung
(Modul: Penyiapan KJA Dan Penebaran Benih).Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan: Jakarta.
Sholeh, S. A. 2004. Peranan Jumlah Shelter yang Berbeda Terhadap
pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Sidat (Anguilla sp.)
Skripsi. Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya
Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. 36 Hal.
Sriati. 2003. Distribusi benih sidat (Elver) di Muara Sungai Cimandiri, Pelabuhan
Ratu, Jawa Barat. Prosiding Forum Nasional Sumberdaya Perikanan
Sidat Tropik, 11 April, UPT Baruna Jaya, BPPT. Jakarta.
Subaidah, Pramudjo, Oktiandi, Manijo, dan M. Yunus. 2006. Pembenihan Udang
Vannamei (Litopenaeus Vannamei). Direktorat Jendral Perikanan
Budidaya.Situbondo. 51 hal
Subarjanti, H.U. 2015. Pengantar Ekologi Perairan.FPIK UB: Malang.
Sudaryono, Agung ,Sapto P. Putro, Suminto. 2013. Tinjauan Potensi
Pegembangan dan Aplikasi Teknologi Budidaya Sidat. Universitas
Diponegoro : Semarang.
Sugianti, Y, S.A.K. Adriani dan W. Andri. 2009 . Keanekaragaman Fitoplankton
pada Perairan Calon Suaka Perikanan di Waduk Koto Panjang Riau. Jurnal
Lit Perikanan Ind. 15 (1) : 23 32.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Alfabeta :
Bandung.
Suitha, I. M dan A. Suhaeri. 2008. Budidaya Sidat. PT. Agromedia pustaka :
Jakarta.
Surakhmad, W. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik
(Edisi Revisi). Penerbit Tarsito : Bandung.
Tri Suryono dan Muhammad Badjoei. 2013.Kualitas Air Pada Uji Pembesaran
Larva Ikan Sidat (Anguilla Spp.) Dengan Sistem Pemeliharaan Yang
Berbeda.Limnotek. 20 (2). 169-177.
61
62
LAMPIRAN
Satuan
o
Alat
Fisika
Termometer Hg
Bahan
1
Air sampel
1
2
Air sampel
Tissue
1.
2
1
2
3
Air sampel
Tissue
Air sampel
Aquades
Tissue
Kimia
1
DO Meter
pH Meter
Refraktometer
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Spectroquant
Pipet
Erlenmeyer
Kertas saring
Corong
Tabung
Hach
DO
mg/l
pH
Salinitas
0 00
Ammonia /
mg/l
NH3
1. Air sampel
2. Reagen Salicylate
3. Reagen ammonium
salicylate
Satuan
BOD
mg/l
Alat
Kimia
1. Botol Kapasitas 1
Liter
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Aerator
Corong
Corong
Beaker Glass
Incubator
DO meter
Washing Bottle
Biologi
63
Bahan
1. Air
Sampel
Kolam
2. Kertas Saring
3. Aquades
4. Tissue
Plankton
sel/l
(Fitoplankton
2. Ember Kapasitas
) dan ind/l
(Zooplankton
)
3.
4.
5.
6.
7.
5L
Pipet Tetes
Objec Glass
Cover Glass
Washing Botlle
Mikroskop
64
1. Air
Sampel
kolam
2. Larutan Lugol
3. Aquades
4. Tissue
65
66
67
68
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
27-Juli-15
29,3
7.68
7,3
28-Juli-15
29,2
7,64
6,9
29-Juli-15
29,6
7,67
7.2
30-Juli-15
29,5
7,66
7,1
31-Juli-15
29,4
7,65
7,0
Rata-rata
29,4
7,66
7,1
Minggu Kedua
Tanggal
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
3-Agustus-15
28,0
6,7
8,7
4-Agustus-15
27,9
6,3
8,3
5-Agustus-15
28,3
6,6
8,6
6-Agustus-15
28,2
6,5
8.5
7-Agustus-15
28,1
6,4
8.4
Rata-rata
28.1
6,5
8.5
Minggu Ketiga
Tanggal
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
10-Agustus-15
28,3
6,11
8,4
11-Agustus-15
28,2
6,10
8,3
12-Agustus-15
28,6
6,14
8,7
13-Agustus-15
28,5
6,13
8,6
14-Agustus-15
28,4
6,12
8,5
Rata-rata
28,4
6,12
8,5
69
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
27-Juli-15
29,2
5.78
7,4
28-Juli-15
29,1
5,74
7,0
29-Juli-15
29,5
5,77
7.3
30-Juli-15
29,4
5,76
7,2
31-Juli-15
29,3
5,75
7,1
Rata-rata
29,3
5,76
7,2
Minggu Kedua
Tanggal
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
3-Agustus-15
28,4
8,5
4-Agustus-15
28,3
8,1
5-Agustus-15
28,7
5,1
8,4
6-Agustus-15
28,6
5,7
8.3
7-Agustus-15
28,5
6,7
8.2
Rata-rata
28.5
5,3
8.3
70
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
10-Agustus-15
28,9
4,89
8,4
11-Agustus-15
28,5
4,85
8,0
12-Agustus-15
28,8
4,88
8.3
13-Agustus-15
28,7
4,87
8,2
14-Agustus-15
28,6
4,6
8,1
Rata-rata
28,7
4,87
8,2
Minggu Keempat
Tanggal
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
17-Agustus-15
28,4
5,3
8,0
18-Agustus-15
28,3
4,9
7,6
19-Agustus-15
28,7
5,2
7,9
20-Agustus-15
28,6
5,1
7,8
21-Agustus-15
28,5
5,0
7,7
Rata-rata
29,1
5,1
7,8
71
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
27-Juli-15
29,2
5,53
7,4
28-Juli-15
29,1
5,49
7,0
29-Juli-15
29,5
5,52
7.3
30-Juli-15
29,4
5,51
7,2
31-Juli-15
29,3
5,50
7,1
Rata-rata
29,3
5,51
7,2
Minggu Kedua
Tanggal
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
3-Agustus-15
28,3
4,5
8,5
4-Agustus-15
28,2
4,4
8,1
5-Agustus-15
28,6
4,8
8,4
6-Agustus-15
28,5
4,7
8,3
7-Agustus-15
28,4
4,6
8,2
Rata-rata
28.4
4,6
8,3
Minggu Ketiga
Tanggal
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
10-Agustus-15
28,7
3,77
8,0
11-Agustus-15
28,6
3,76
7,9
12-Agustus-15
29,0
3,80
8,3
13-Agustus-15
28,9
3,79
8.2
14-Agustus-15
28,8
3,78
8.1
Rata-rata
28,8
3,78
8.1
Kolam 4
Minggu Pertama
Tanggal
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
27-Juli-15
29,2
4,47
7,3
28-Juli-15
29,1
4,46
6,9
29-Juli-15
29,5
4,50
7.2
30-Juli-15
29,4
4,49
7,1
31-Juli-15
29,3
4,48
7,0
Rata-rata
29,3
4,48
7,1
Minggu Kedua
Tanggal
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
3-Agustus-15
28,4
2,5
8,0
4-Agustus-15
28,3
2,1
7,9
5-Agustus-15
28,7
2,4
8,3
6-Agustus-15
28,6
2,3
8.2
7-Agustus-15
28,5
2,2
8.1
Rata-rata
28.5
2,3
8.1
73
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
10-Agustus-15
28,7
4,40
8,5
11-Agustus-15
28,6
4,36
8,1
12-Agustus-15
29,0
4,39
8,4
13-Agustus-15
28,9
4,38
8,3
14-Agustus-15
28,8
4,37
8,2
Rata-rata
28,8
4,38
8,3
Minggu Keempat
Tanggal
Suhu (0C)
DO (mg/l)
Salinitas ( o/oo )
pH
17-Agustus-15
29,1
3,23
8,1
18-Agustus-15
28,7
3,19
7,7
19-Agustus-15
29,0
3,22
8,0
20-Agustus-15
28,9
3,21
7,9
21-Agustus-15
28,8
3,20
7,8
Rata-rata
28,9
3,21
7,9
74
Kolam 1
Kolam 2
Kolam 3
Kolam 4
Minggu
Hasil
Minggu
Hasil
Minggu
Hasil
Minggu
Hasil
0,06
0,33
0,04
0,23
0,19
0,24
0,16
0,25
O,73
0,32
75
Kolam 1
Kolam 2
Kolam 3
Kolam 4
Minggu
Hasil
Minggu
Hasil
Minggu
Hasil
Minggu
Hasil
11
10
11
17
17
76
No
Gambar literature
Klasifikasi
(Zipcodezoo, 2014)
(Shirota, 1996)
1.
Divisi
: Chlorophyta
Sub divisi: Chlorophyceae
Ordo
: Zygnematales
Famili
: Mesotaeniaceae
Genus
: Genikularia
2.
Filum : Crustacea
Kelas : Copepoda
Ordo : calanoida
Famili :Centropagidae
Genus: Limnocalanus
3.
Filum : Rotifera
kelas : Monogononta
Ordo : ploima
Famili : Euchlanidae
genus : Euchlanis
4.
Filum : crustacea
kelas : Crustacea
ordo : Anomopoda
Famili : Daphniidae
genus : Simocephalus
77
Lanjutan
Lampiran
8.
Gambar
dan
Klasifikasi
Plankton
yang
Gambar literature
Klasifikasi
(Dokumentasi Pribadi)
(Zipcodezoo, 2014)
(Shirota, 1996)
5.
Divisi: Chrysophyta
Kelas: Bacillariophy- ceae
Ordo : Centrales
Fami : Coscinodisca-ceae
Genus: Skeletonema
6.
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
: Arthropoda
: Branchiopoda
: Cladocera
: Daphnidae
: Daphnia
7.
Filum
: Copepoda
Ordo
: Calanoida
Famili :Paracalanidae
Genus : Nauplius
8.
Filum : Crustacea
Ordo : Anomopoda
Famili :daphniidae
Genus : Ceriodaphnia
78
No
Gambar literature
Klasifikasi
(Zipcodezoo, 2014)
(Shirota, 1996)
9.
Divisi : Ciliophora
Kelas:Oligohymenophorea
Ordo : Peritrichida
Famili : Vorticellidae
Genus: Vorticella
10.
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
: Cyanophyta
: Cyanophyceae
: Oscillatoriales
:Oscillatoriaceae
: Oscillatoria
11.
79
Filum
: Myzozoa
Kelas
: Dinophyceae
Ordo
: Peridinales
Famili
: Peridineaceae
Genus
: Peridinium
Foto
Pengukuran DO
Pengukuran pH
Pengukuran salinitas
80
Pengukuran BOD
Pemanenan
Pemberian pakan
81