Anda di halaman 1dari 12

RANCANGAN PEMBUATAN TAMBAK

(MAKALAH)

Oleh

BAGAS WAHYU SUSANTO

21742006

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGRI LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala


atas berkat rahmat, taufik dan hidayahnya, penyusunan laporan praktikum yang
berjudul “Rancangan Pembuatan Tambak” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan praktikum ini
banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan serta kerjasama
dari berbagai pihak dan berkah dari Allah Subhana Wa Ta’ala. Sehingga kendala-
kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan kepada
1. Rohmad, A.Md. selaku PLP Pengampu Mata Kuliah Teknik Budidaya udang
yang telah membantu menyelesaikan laporan praktikum ini.
Semoga Allah SWT. Memberikan balasan atas kebaikannya. Penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga
penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan praktikum ini.

Bandar Lampung, 1 Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... 2


PENDAHULUAN ................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 4
1.2 Tujuan ....................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................. 6
Desain Konstruksi Tambak ......................................................... 9
BAB III ............................................................................................... 11
KESIMPULAN .................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tambak atau kolam adalah tempat untuk membudidayakan ikan ataupun hewan
yang hidup di air. Salah satu contohnya adalah udang, dengan adanya tambak untuk
berbudidaya maka nelayan tidak perlu untuk mengarungi lautan, dengan
memanfaatkan lahan kosong maka tambak udangpun dapat dibuat. Salah satu
contoh jenis udang yang dapat dipelihara pada kolam atau tambak adalah jenis
udang putih ( Litopeneaus Vanamei ). Pada usaha budidaya tambak udang ada
faktor yang perlu di perhatikan salah satunya yaitu, Derajat Keasaman (pH). Derajat
keasaman air (pH) merupakan salah satu foktor penting yang perlu di perhatikan
dalam berbudidaya udang, jika pH perairan tambak tidak stabil maka dapat
mempengaruhi perkembangan udang. Besarnya pH air yang optimal untuk
kehidupan udang adalah 7 – 8 (netral), karena pada kisaran tersebut menunjukkan
keseimbangan yang optimal antara oksigen dan karbondioksida serta berbagai
mikroorganisme yang merugikan sulit berkembang. Di Indonesia udang vaname
dibudidayakan di 15 (lima belas) daerah provinsi, termasuk di Provinsi Jawa Timur,
share produksi udang vaname terbesar di Indonesia disumbang oleh Provinsi
Lampung, yaitu mencapai sekitar 19,43%. Selanjutnya nomor dua disumbang oleh
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan share produksi sekitar 18,89%.
Menurut Kharisma (2012:2) , rata-rata udang vaname memiliki kontribusi (share)
dan volume ekspor mencapai sekitar 85%. Udang vaname memiliki karakteristik
spesifik, seperti mampu hidup pada kisaran salinitas yang luas, mampu beradaptasi
dengan lingkungan bersuhu rendah, dan memiliki tingkat keberlangsungan hidup
yang tinggi.

Dahuri merinci, udang vannamei memiliki sejumlah keunggulan antara lain


lebih tahan penyakit, pertumbuhan lebih cepat, tahan terhadap gangguan
lingkungan dan waktu pemeliharaan yang lebih pendek yaitu sekitar 90 – 100 hari
dan yang lebih penting tingkat survival ratenya tergolong tinggi dan hemat pakan.
Dengan penggunaan probiotik yang baik, cara aplikasi yang benar diharapkan dapat
memantapkan keberhasilan budidaya udang di tambak sehingga dapat
meningkatkan produktivitas tambak dan kematian udang yang menjadi masalah
utama dapat ditekan semaksimal mungkin untuk meningkatkan SR yang lebih
tinggi. Faktor - faktor keberhasilan budidaya udan vannamei ini adalah kualitas air
yang sesuai standar, Daya dukung tambak dan lingkungannya, Kualitas 2 benur
yang ditebar, Kualitas pakan dan manajemen pakan, Manajemen kesehatan udang
dan pengendalian hama penyakit.Pengelolaan kualitas air merupakan suatu cara
untuk menjaga parameter air sesuai dengan baku mutu bagi kultivan. Karena
pengelolaan kualitas air yang baik dapat meningkatkan produktivitas kolam
budidaya dan dapat menekan angka kematian udang vannamei. Parameter –
parameter yang merupakan indikator untuk melihat kualitas air, seperti oksigen
terlarut (DO), temperatur (suhu air), salinitas (kadar garam), pH air, amonia, dan
kecerahan. Dalam hal ini di perlukan sebuah system yang dapat mempermudah,
efisien dan praktis dalam hal kontrol nilai pH dan salinitas supaya kualitas air pada

1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui rancangan serta sarana dan prasarana
yang diperlukkan dalam membuat suatu tambak udang
BAB II

PEMBAHASAN

dalam proses membangun bisnis budidaya. Tingginya nilai kelangsungan hidup


dan produksi budidaya udang sangat berkaitan dengan aspek bioteknisnya. Aspek
bioteknis terdiri dari:

 Teknis budidaya
 Pemilihan lokasi
 Konstruksi tambak (kemiringan, pematang, tanggul, saluran, dan tata letak)
 Sarana prasarana
 Sistem budidaya yang digunakan, mulai dari persiapan tambak sampai
manajemen pasca panen.

 Teknis budidaya

 Pemilihan dan Penebaran Benur

Seleksi benur dari pembenihan yang baik dengan ciri- ciri benur yang baik
merupakan: Dimensi seragam, organ badan lengkap serta tidak cacat,Wujud badan
ramping memanjang,Corak badan jernih dan bersih dari kotoran serta lumut,
Pergerakannya lincah serta aktif Sehabis benur datang di posisi tambak wajib
diaklimatisasi dulu buat membiasakan temperatur air serta alkalinitas air. Perihal
ini bertujuan buat menjauhi stress benur serta tingkatkan angka kelulusan hidup
benur.Padat tebar benur berkisar antara 100- 125 ekor/ M².

 Manajemen Pemberian pakan

Pemberian pakan pellet disesuai dengan umur perkembangan udang vannamei


yang disebar secara menyeluruh ke penjuru tambak. Frekuensi pemberian pakan 2–
3 kali satu hari pada dini pemeliharaan sebab masih ada pakan natural yang
lumayan.Bersamaan dengan perkembangan udang vannamei, frekuensi pemberian
pakanbertambah hingga 5– 6 kali sehari 50% dari bobot udang pada dini
perkembangan setelah itu menyusut hingga 3% dikala menjelang panen.
 Sampling Rutin

Sampling secara rutin bertujuan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan


udang selama budidaya berlangsung. Sampling menjadi salah satu kegiatan penting
untuk melihat pertumbuhan undang yang dibutuhkan untuk evaluasi, salah satunya
dalam hal pemberian pakan.Biasanya, sampling dilakukan dalam kurun waktu
tertentu untuk mengetahui average body weight (ABW), pertumbuhan (ADG),
estimasi populasi, survival rate (SR), biomassa, dan mengamati kualitas udang.

 Manajemen kualitas air

Manajemen air ini berkaitan dengan volume serta mutu air tambak.Ketinggian
air tambak dipertahankan sedemikian rupa serta cuma butuh ditambah sebab
terdapatnya penguapan ataupun kebocoran. Mutu air meliputi temperatur, salinitas,
pH air, isi oksigen terlarut, kandungan ammonia serta kecerahan,Temperatur air
maksimal buat budidaya udang 28°– 30°C,Pada temperatur besar hendak
tingkatkan keasaman serta respon NH₃ di air.Keasaman air( pH) yang dikehendaki
7, 5– 8, 5. Kandungan garam ataupun salinitas yang dibutuhkan buat perkembangan
udan usia 1– 2 bulan berkisar 15– 25 ppt, Sehabis usia lebih dari 2 bulan kandungan
garam dalam air 5– 30 ppt. Isi oksigen terlarut berkisar 4- 6 ppm, Upaya buat
tingkatkan kandungan oksigen terlarut dengan memakai kincir air sebanyak 4– 6
kincir tiap 0, 25 hektar, Pemakaian kincir serta aplikasi SOC GDM 6 liter/ hektar
seminggu sekali bisa merendahkan kandungan ammonia dalam air sebab sisa pakan
berlebih serta hasil sekresi udang bisa dijabarkan oleh bakteri- bakteri SOC GDM,
Ammonia bisa berasal dari sekresi udang ataupun sisa bahan organic di
air.Ammonia ini berikutnya hendak dioksidasi dalam proses nitrifikasi. Nitrit
sangat beresiko untuk udang sebab pengaruhi transport oksigen dalam darah serta
mengganggu jaringan.Kandungan nitrit 6, 4 ppm bisa membatasi perkembangan
udang hingga 50%. Selain itu perlu di perhatikan Kecerahan air tambak berkisar
antara 25– 45 centimeter secchi disc.

 Panen

Terakhir adalah tahap panen, yaitu proses memetik hasil dari budidaya vaname
yang telah anda lakukan. Tahap panen dibagi menjadi empat, yaitu panen secara
keseluruhan (panen total), panen sebagian (panen parsial), panen abnormal, dan
panen emergency. Panen normal dilakukan jika abw udang vaname mencapai lebih
dari 14 gram. Panen parsial biasanya dilakukan ketika kapasitas tambak telah
mencapai batas maksimal. Sementara panen abnormal dan panen emergency
dilakukan ketika terjadi hal-hal tertentu saat budidaya, misalnya angka kematian
yang tinggi.

 Pemilihan lokasi
Dalam memulai usaha budidaya tambak udang sebenarnya tidak hanya
pemilihan lokasi yang harus Anda perhatikan. Namun juga bagaimana desain kolam
tambak yang baik dan memikirkan
juga tentang konstruksi tambak yang benar.
Tapi kalau Anda bisa memilih lokasi tambak budidaya udang dengan benar, maka
potensi untuk menghabiskan biaya produksi yang lebih besar akan berkurang.Jadi
penting sekali untuk teliti dan hati-hati dalam menentukan lokasi tambak budidaya
udang.Pada dasarnya pemilihan lokasi budidaya tambak udang harus dibangun
dengan kemampuan, untuk bisa mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan
terhadap lingkungan alam dan sosial. Oleh karena itu, ada beberapa persyaratan
yang harus Anda perhatikan ketika akan memilih lokasi tambak budidaya udang :
 Memilih lokasi yang memiliki suplai/sumber air yang cukup.
 Menghindari daerah lokasi tambak yang kualitas airnya fluktuatif.
 Memilih lokasi yang berpotensi memiliki keberlanjutan budidaya untuk
jangka waktu yang lama.
 Memilih lokasi yang terintegrasi dengan komunitas sekitar.
 Calon lokasi tambak harus bisa dibangun dengan tidak menimbulkan efek
negatif bagi alam.
 Setelah memperhatikan syarat-syarat di atas, Anda juga wajib mempelajari
aturan tertulis yang ada dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia nomor 75, berikut ini:
 Terletak di daerah pantai dengan fluktuasi pasang-surut air 2-3 meter.
 Terhindar dari banjir.
 Jenis tanah bertekstur lumpur liat atau lumpur berpasir, dengan kandungan
pasir kurang dari 20%.
 Mempunyai sumber air tawar dengan kapasitas yang besar.
 Jauh dari limbah pencemaran limbah beracun dan berbahaya.
 Lokasi tambak sebaiknya berjarak 50-150 meter dari bibir pantai.
 Mempertimbangkan fungsi konservasi dan meminimalisir gangguan
terhadap lingkungan sekitar.
 Lokasi tambak harus tersedia prasarana transportasi dan komunikasi yang
memadai.
 Di sekitar lokasi harus memiliki green belt sebagai daerah penyangga
berupa hutan bakau.

 Desain Konstruksi Tambak

Pembuatan desain petakan tambak membutuhkan pertimbangan yang baik agar


dapat berfungsi secara efisien dan layak secara ekonomis. Tujuan adanya desain
petakan tambak adalah untuk memudahkan pengelolaan air dan limbah selama
budidaya, serta pemanenan udang. Desain petakan merupakan perencanaan awal
yang meliputi:
 Kemiringan dasar kolam
 Kemiringan dinding kolam
 Jenis kolam yang akan digunakan (tanah/beton/plastik)
 Bentuk kolam (bulat/persegi/persegi panjang; usahakan bentuknya dapat
meminimalkan titik mati pada kolam)
 Central drain (pembuangan tengah)
 Letak inlet (pintu air masuk)
 Ukuran panjang dan lebar petakan
 Kedalaman petakan
 Ukuran pematang
 Ukuran saluran di sekeliling petakan

 Sarana Dan Prasarana


 Kincir air
 Pakan
 Kapur
 Benur
 Listrik
 Genset
 Anco
 Sechi dish
 Ph meter
 Do meter
 Laboratorium
 Mes
 Pos jaga

Pada petakan yang berbentuk persegi panjang, sisi terpanjangnya sebaiknya


kurang dari 150 m agar pemasukan air dari satu sisi ke sisi lain dapat menimbulkan
arus yang cukup kuat. Selain itu, sisi terpanjang petakan sebaiknya tegak lurus
terhadap arah angin agar tidak menimbulkan gelombang air yang terlalu kuat.
Apabila sejajar dengan arah angin, gelombang air dalam petakan menjadi kuat dan
dapat merusak pematang.

Gambar 1 desaind tambak

Salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan usaha


budidaya tambak adalah rekayasa tambak yang mencakup disain, tata letak, dan
konstruksi tambak. Secara umum, desain petakan tambak merupakan perencanaan
bentuk tambak yang meliputi: ukuran panjang dan lebar petakan, kedalaman,
ukuran pematang, ukuran berm, dan ukuran saluran keliling, serta ukuran dan letak
pintu air.
BAB III

KESIMPULAN

Dalam melakukan kegiatan Budidaya udang di tambak maka harus


diperhatian dalam pemilihan lokasi,pemilihan benur yang baik dan menjaga
kualitas air agar saat melakukan kegiatan budidaya bisa menyentuh titik
keberhasilan. Tidak lupa untuk melengkapi sarana dan prasarana.
DAFTAR PUSTAKA

Adiwijaya, D., Supito, I. Sumantri. 2008. Penerapan Teknologi Budidaya Udang


Vaname (Litopenaeus vannamei) Semi Intensif Pada Lokasi Tambak Salinitas
Tinggi. Media Budidaya Air Payau Perekayasaan. Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Payau Jepara. 7:54-72.

Haliman, R.W. dan D. Adijaya. 2005. Udang vannamei, Pembudidayaan dan


Prospek Pasar Udang Putih yang Tahan Penyakit. Penebar Swadaya. Jakarta: 75
hal.

Suprapto. 2005. Petunjuk Teknis Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus


vannamei). CV Biotirta. Bandar Lampung. 25 hal.

Taslihan, A. 2012. Virus yang Mengancam Industri Udang. Balai Besar


Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara.

Anda mungkin juga menyukai