Anda di halaman 1dari 33

MATERI AJAR

BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING


PENGELOLAAN KUALITAS AIR
PADA TEKNIK PEMBESARAN KOMODITAS
PERIKANAN AIR TAWAR

Oleh:
Nama Mahasiswa : NURUL ASIH KURNIAWATI, S.Pi 
NIM : 213128764882

PENDIDIKAN PROFESI GURU FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas


limpahan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan Materi
Ajar Berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Materi Ajar
Pengelolaan Kualitas Air Tawar. Materi ajar ini dilengkapi dengan
media pembelajaran berupa power point, video, tugas akhir, dan
berbagai tes untuk menguji pemahaman peserta didik terkait
dengan materi yang terdapat pada buku materi ajar ini. Materi ajar
membahas tentang pengelolaan kualitas air yang meliputi
kuantitas dan kualitas air sehingga diharapkan akan
menghasilkan komoditas yang baik.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam


penyusunan materi aja ini. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan materi ajar ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang


telah membantu proses penyelesain materi ajar ini, terutama para
dosen pembimbing selama kegiatan Pendidikan Profesi Guru di
Universitas Negeri Malang yaitu Bapak Dr. Fatchur Rohman, M.Si.,
Ibu Dr. Ir. Anik Martinah Hariati, M.Sc., Ibu Dr. Ating Yuniarti,
S.Pi., M.Aqua., Bapak Agung Witjoro , S.Pd, M.Kes dan Ibu Dr.
Balqis, M.Si. yang telah memberikan arahan selama penyusunan
materi ajar ini. Ucapan terimakasih juga kepada Rektor
Universitas Negeri Malang Bapak Prof. Dr. AH Rofi’uddin, M.Pd.
dan Kooprodi Pelatihan Profesi Guru Universitas Negeri Malang
Bapak Dr. Makbul Muksar, S.Pd.M.Si yang telah memfasilitasi dan
memberikan arahan dalam pembuatan materi ajar ini. Semoga
materi ajar ini dapat bermanfaat bagi para pengguna.

Kota Bima, Juli 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................iii
Daftar Gambar................................................................................v
Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat.......................................................................
2. Relevansi....................................................................................
3. Petunjuk Belajar.........................................................................
4. Metode Pembelajaran..................................................................
Materi Inti
1. Capaian Pembelajaran...............................................................
2. Uraian Materi:.............................................................................
Kuantitas Air Media Budidaya.....................................................
Kualitas Air Media Budidaya.......................................................
a. Sifat Fisika............................................................................
1). Suhu Air...........................................................................
2). Kecerahan........................................................................
3). Kekeruhan........................................................................
4). Salinitas...........................................................................
5). Warna Air.........................................................................
6). Intensitas Cahaya.............................................................................
b. Sifat Kimia.............................................................................
1). Oksigen Terlarut...............................................................
2). pH Air...............................................................................
3). Karbondioksida.................................................................
4). Ammonia dan Nitrit..........................................................
5). Asam Belerang..................................................................
c. Sifat Biologi..........................................................................
1). Plankton..........................................................................

3
2). Bentos.............................................................................
3). Nekton.............................................................................
Persiapan media budidaya.........................................................
Pengelolaan Kualitas Air.............................................................
Penutup
1. Rangkuman...............................................................................
2. Tes Sumatif................................................................................
3. Kunci Jawaban..........................................................................
4. Daftar Pustaka...........................................................................

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Termometer.....................................................................
Gambar 2. Secchi disk......................................................................
Gambar 3. Contoh Kekeruhan Pada Kolam Budidaya.......................
Gambar 4. Refraktometer.................................................................
Gambar 5. Contoh Kolam Yang Airnya Berwarna.............................
Gambar 6. DO Meter........................................................................
Gambar 7. Kertas Lakmus................................................................
Gambar 8. Plankton Net...................................................................

5
PENDAHULUAN

1. Deskripsi Singkat

Media budidaya ikan merupakan suatu tempat hidup bagi


ikan untuk tumbuh dan berkembang yaitu air. Air yang dapat
digunakan sebagai budidaya ikan harus mempunyai standar
kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan hidup
ikan. Air yang dapat digunakan sebagai media hidup ikan harus
dipelajari agar ikan sebagai organisme air dapat dibudidayakan
sesuai kebutuhan manusia sebagai sumber bahan pangan yang
bergizi dan relatif harganya murah. Air yang dapat memenuhi
kriteria yang baik untuk hewan dan tumbuhan tingkat rendah
yaitu plankton sebagai indikator paling mudah bahwa air tersebut
dapat digunakan untuk budidaya ikan.

Hal ini dikarenakan organisme ini merupakan produsen


primer sebagai pendukung kesuburan perairan. Oleh karena itu
kondisi perairan/ air harus mampu menyiapkan kondisi yang
baik, terutama untuk tumbuhan tingkat rendah (Fitoplankton)
dalam proses asimilasi sebagai sumber makanan hewan terutama
ikan.

Secara umum air sebagai lingkungan hidup mempunyai


sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi. Agar dapat melakukan
pengelolaan kualitas air dalam budidaya ikan maka harus
dipahami ketiga parameter kualitas air yang sangat menentukan
keberhasilan suatu budidaya ikan.

Air yang merupakan sumber kehidupan bagi ikan, memiliki


persyaratan tertentu, sehingga dalam suatu usaha budidaya
perikanan, kualitas air harus di-monitoring oleh pembudidaya

6
ikan. Untuk itu, pengelolaan dan monitoring kualitas air dilakukan
untuk menjamin kualitas air yang diinginkan sesuai
peruntukannya agar tetap dalam kondisi alamiahnya. 
Masalah yang kerap ditemui dalam budidaya ikan adalah
pencemaran habitat atau lingkungan yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, baik secara eksternal maupun internal.
Pencemaran ini dapat berupa pencemaran fisika, kimia maupun
biologis yang saling berhubungan. Untuk itu, parameter fisika,
kimia dan biologis dalam budidaya ikan sangat penting untuk
dikelola dan di-monitoring.
Standard parameter kimia kualitas air budidaya ikan
berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 (Kelas II) ditampilkan pada
Tabel 1 di bawah ini.

Parameter Standard Nilai

pH 6–9

Disolved oxygen (DO) > 4 mg/l

Total Dissolve
Solid (TDS) ≤ 1000 mg/L

Nitrat max. 10 mg/L

Fosfat max. 0,2 mg/L

Amoniak ≤ 0,02 mg/l

Biochemical Oxygen
Demand (BOD) < 3 mg/L
Tabel 1. Standard Parameter Kimia Kualitas Air Budidaya Ikan

Setiap parameter kimia penting dikelola dan di-monitoring karena


berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ikan yang dibudidaya. 

Dalam modul ini akan dibahas tentang kuantitas air dalam


hal ini sumber air yang dapat digunakan untuk kegiatan
budidaya, parameter kualitas air yang akan sangat menentukan
keberhasilan suatu usaha budidaya ikan dan bagaimana cara

7
melakukan pengukuran terhadap parameter kualitas air tersebut
agar dapat selalu dipantau perubahan kualitas air dalam wadah
budidaya ikan

2. Relevansi

Kebutuhan ikan komoditas air tawar khususnya dari


beberapa komoditas ikan konsumsi air tawar ekonomis penting
semakin meningkat dari waktu ke waktu, sebanding dengan
peningkatan jumlah konsumsi ikan per kapita dan jumlah
penduduk di Indonesia. Keilmuan perikanan bidang budidaya ikan
merupakan kajian utama dalam SMK perikanan. SMK perikanan
bidang agribisnis ikan air tawar adalah bidang kajian penting
dalam industri perikanan. Oleh karena itu, kajian ikan air tawar
khususnya pada kegiatan pengelolaan kualitas air pada
pembesaran ikan air tawar sangat penting sekali. Materi ajar
pengelolaan kualitas air pada teknik pembesaran komoditas
perikanan air tawar ini diharapkan dapat mendukung kegiatan
pembelajaran peserta didik di SMK Perikanan Program Agribisnis
Ikan Air Tawar.

3. Petunjuk Belajar

Peserta didik dapat mempelajari keselurusan materi ajar ini


dengan cara yang berurutan. Materi ajar ini dilengkapi dengan
link yang dapat langsung dilihat dalam jaringan internet. Video
yang disediakan menjelaskan materi secara visual. Materi ajar ini
juga dilengkapi dengan rangkuman dan tes formatif. Uji
kepahaman dari tes formatif menjadi alat ukur penguasaan
setelah mempelajari materi dalam materi ajar ini.

Untuk mengoptimalkan penggunan materi ajar ini


diperlukan beberapa dukungan teknis lain diantaranya:

1. Akses internet untuk mengakses beberapa link pilihan.

2. Gadget yang memadai untuk setiap peserta didik.

4. Metode Pembelajaran

8
Untuk mempelajari materi ajar ini menggunakan metode
Problem Based Learning (PBL). Di materi ajar ini disampaikan juga
capaian pembelajaran dari Mata Pelajaran Pengembangbiakan
Ikan Air Tawar, harapannya peserta didik mampu mengidentifikasi
permasalahan yang ada di sekitar tempat tinggalnya terkait
dengan materi. Sehingga peserta didik mampu mendesain
masalah yang dimiliki dan diungkapkan dengan kalimatkalimat
yang pendek dan memberikan fakta-fakta tentang permasalahan
pada sekitar konteks Pengembangbiakan Ikan Air Tawar. Untuk
lebih jelasnya

9
MATERI INTI

1. Capaian Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi dan mengelola
kualitas dan kuantitas air pada pembesaran komoditas
perikanan air tawar.
2. Peserta didik mampu melakukan pengukuran parameter
kualitas air pada media pembesaran komoditas air payau
yang meliputi pengukuran fisika, kimia, dan biologi.
3. Menentukan dan melaksanakan tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi penurunan kualitas air.
2. Uraian Materi
Pengelolaan kuantitas dan kualitas air dalam budidaya
perikanan penting guna meningkatkan produksi dan menunjang
keberhasilan budidaya tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan
ikan yang baik dapat dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor
dalam. Salah satu faktor luar yang penting dalam manajemen
budidaya adalah pengelolaan kualitas air sebagai media hidup
organisme akuatik. Air sebagai media utama tempat hidup bagi
ikan, maka harus diperhatikan dengan baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya

Kuantitas Air Media Budidaya


Selama kegiatan pembesaran ikan kuantitas air harus selalu
dipertahankan sesuai dengan volume yang ditetapkan. Pengaruh
dari menyusutnya volume air system teknologi budidaya memang
tidak terlalu vatal, namun cukup berbahaya apabila tidak segera
di atasi. Dampak dari penurunan volume air teknik budidaya
adalah:
 Suhu air akan berfluktuasi tinggi. Hal ini disebabkan pada
volume air yang sedikit air akan cepat panas, dan akan cepat
juga melepas panas.

10
 Konsentrasi salinitas air cenderung lebih tinggi, karena
penguapan air yang tinggi menyebabkan partikel-partikel
garam yang mengendap semakin banyak. Sebagai contoh
adalah tambak garam yang airnya sengaja dikeringkan untuk
dipanen garamnya.
 Untuk budidaya semi intensif dan intensif, kondisi volume air
yang kurang menyebabkan DO air turun, sehingga ikan-ikan
akan mengalami krisis DO yang berdampak terhambatnya
metabolisme pada ikan.
Penggantian air media pembesaran yang dilakukan secara
terprogram, akan dapat menjamin kondisi kualitas air yang
optimal seperti DO, pH, alkalinitas, dan gas-gas beracun lainnya.
Pada kondisi kualitas air yang kritis (menurun), maka harus
dilakukan penggantian air baru yang steril dengan volume air yag
lebih banyak (penggantian air baru yang steril bisa mencapai
30%), sehingga dengan kondisi seperti ini harus ada/tersedia
sejumlah air yang cukup baik secara kuantitas maupun kualitas.
Apabila petakan tambak yang dikelola menggunakan sistem
air tandon (petak karantina), maka air di petak tandon harus
selalu tersedia cukup untuk menggantikan air yang dibuang.
Untuk mensterilkan air bisa digunakan kaporit dengan dosis 5 –
10 ppm.
Tujuan penambahan volume air pada kolam atau tambak
adalah untuk:
 Menambah air yang hilang akibat rembesan dan penguapan
(evaporasi)
 Mengencerkan plankton apabila kondisi plankton di kolam
dalam keadaan blooming.
 Memperbaiki kondisi parameter kualitas air, khususnya
bahan-bahan organik yang terlalu pekat dan zat-zat beracun.

11
Kualitas Air Media Budidaya

Pengelolaan dan monitoring kualitas air dilakukan untuk


menjamin kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya agar
tetap dalam kondisi alamiahnya. Namun, tahukah Anda
parameter apa saja yang perlu di-monitoring pada air budidaya
ikan? Parameter-parameter tersebut akan dijabarkansebagai
berikut.

a. Sifat fisika

Sifat-sifat fisika air merupakan faktor pemisah antara


lingkungan air dengan lingkungan udara. Selain itu faktor fisika
juga banyak mempengaruhi kehidupan organisme di dalam air.
Adanya perbedaan yang amat besar dari masing-masing faktor
fisika di lingkungan air dengan lingkungan udara, mengakibatkan
pengaruh yang berbeda terhadap tumbuhan dan hewan pada
masing-masing lingkungan tersebut. Di samping itu air juga
berfungsi untuk menjaga tekanan osmosis, sebagai pelarut dan
penghantar listrik yang baik

1) Suhu air
Air sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak
begitu banyak mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan
udara, hal ini disebabkan panas jenis air lebih tinggi daripada
udara. Artinya untuk naik 1o C, setiap satuan volume air
memerlukan sejumlah panas yang lebih banyak dari pada udara.
Perairan dangkal akan menunjukkan fluktuasi suhu air
yang lebih besar dari pada perairan yang dalam sementara
organisme memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi suhu yang
rendah. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter
biasanya terjadi stratifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena
itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan
budidaya ikan kedalaman air tidak boleh kurang dari 2 meter.
Selain itu untuk memecah stratifikasi suhu pada wadah budidaya

12
ikan diperlukan suatu alat bantu dengan menggunakan
aerator/blower/ 146 kincir air.
Organisme memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi
suhu yang rendah. Agar suhu air suatu perairan berfluktuasi
rendah maka perlu adanya penyebaran suhu. Hal tersebut
tercapai secara sifat alam antara lain :
1. Penyerapan (Absorpsi) panas matahari pada bagian permukaan
air.

2. Angin, sebagai penggerak pemindahan massa air.

3. Aliran vertikal dari air itu sendiri, terjadi bila disuatu perairan
terdapat lapisan air yang bersuhu rendah akan turun mendesak
lapisan air yang bersuhu tinggi naik ke permukaan perairan.
Suhu air yang ideal bagi biota air yang dibudidayakan
sebaiknya adalah tidak terjadi perbedaan suhu yang sangat
mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5oC). Pada
perairan yang tergenang yang mempunyai kedalaman minimal 1,5
meter biasanya akan terjadi pelapisan (stratifikasi) suhu.
Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi
dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Strasifikasi suhu
terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari kedalam
kolam air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang
vertikal
Suhu optimum budidaya ikan air tawar yaitu 25⁰C-30⁰C.
Alat untuk mengukur suhu air adalah thermometer dengan
contoh pada gambar 1. Untuk cara pengukuran dengan
mengggunakan termometer bisa dilihat di link berikut
https://youtu.be/VZDBkfianIs.

13
Gambar 1. Termometer
2) Kecerahan
Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan
dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang masuk kedalam
perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari.
Cahaya matahari di dalam air berfungsi terutama untuk kegiatan
asimilasi fito/tanaman di dalam air. Oleh karena itu, daya tembus
cahaya ke dalam air sangat menentukan tingkat kesuburan air.
Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada berbagai kedalaman
tertentu, kita dapat mengetahui sampai di mana kemungkinan
terjadinya proses asimilasi di dalam air.
Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan dan
pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan
dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan
untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut
adalah satuan meter.
Jumlah cahaya yang diterima oleh fitoplankton di perairan
bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam
permukaan air dan daya perambatan cahaya di dalam air dengan
contoh pada Gambar 2. Untuk cara pengukuran kecerahan dapat
dilihat di link berikut https://youtu.be/y856MT5Dz_Y

14
Gambar 2. Secchi disk
3) Kekeruhan
Masuknya cahaya matahari ke dalam air dipengaruhi juga
oleh kekeruhan air (turbidity). Kekeruhan menggambarkan
tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan banyaknya
cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang
terdapat di dalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah
kekeruhan merupakan banyaknya zat yang tersuspensi pada
suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan dan absorbsi
cahaya yang datang sehingga kekeruhan menyebabkan
terhalangnya cahaya yang menembus kolom air.
Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a) Benda-benda halus yang tersuspensi (seperti lumpur)
b) Mikroorganisme berupa plankton
c) Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid
berasal dari daun-daun tumbuhan yang terurai)
Kekeruhan air dapat dikurangi dengan menyaring air
sebelum digunakan untuk kolam atau tambak. Cara penyaringan
air yang perlu diperhatikan adalah sumber air dengan tingkat
pencemarannya. Bila tingkat pencemaran sumber air terlalu tinggi
maka akan mempengaruhi jumlah dan jenis bahan filter yang
digunakan.

15
Gambar 3. Contoh kekeruhan pada kolam budidaya

4) Salinitas

Salinitas dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-


ion terlarut dalam air yang dinyatakan dalam satuan permil (o
/oo) atau ppt (part per thousand) atau gram / liter. Salinitas
disusun atas tujuh ion utama, yaitu sodium, potasium, kalium,
magnesium, chlorida, sulfat, bikarbonat (Ambardhy, 2004). Zat zat
lain di dalam air tidak terlalu berpengaruh terhadap salinitas,
tetapi zat zat tersebut juga penting untuk keperluan ekologis yang
lain (Boyd, 1991, dalam Apriyanto, 2012).

Nilai salinitas air untuk perairan tawar berkisar antara 0–5


ppt, perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt, dan
perairan laut berkisar antara 30–40 ppt (Fardiansyah, 2011). Jika
nilai salinitas terlalu tinggi, konversi rasio pakan akan semakin
tinggi sehingga sirkulasi air secara kontinyu sangat diperlukan
(Poernomo, 1994, dalam Apriyanto, 2012).

Salinitas pada perairan mempengaruhi keseimbangan


osmoregulasi tubuh dengan proses energetik yang selanjutnya
mempengaruhi pertumbuhan (Ahmad, 1991). Kemudian (Budiardi
1998 dalam Apriyanto 2012), menyatakan bahwa organisme
perairan harus mengeluarkan energi yang besar untuk

16
menyesuaikan diri dengan salinitas yang jauh dibawah atau diatas
normal bagi hidupnya.

Alat untuk mengukur salinitas air adalah refraktometer


yang dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Dan cara
pengukurannya dapat dilihat pada link berikut
https://youtu.be/er53Jda3xZY

Gambar 4.
Refraktometer

5). Warna Air

Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air.


Air laut berwarna karena proses alami, baik yang berasal dari
proses biologis maupun non-biologis. Produk dari proses biologis
dapat berupa humus, gambut dan lain-lain, sedangkan produk
dari proses non-biologis dapat berupa senyawa-senyawa kimia
yang mengandung unsur Fe, Ni, Co, Mn, dan lain-lain. Selain itu,
perubahan warna air laut dapat pula disebabkan oleh kegiatan
manusia yang menghasilkan limbah berwarna. Air laut dengan
tingkat warna tertentu dapat mengurangi proses fotosintesa serta
dapat menganggu kehidupan biota akuatik terutama fitoplankton
dan beberapa jenis bentos.

17
Pada lingkungan budidaya warna air yang didapati juga
bermacammacam, antara lain dipengaruhi oleh kandungan
plankton yang tergandung di dalam air baik fitoplankton maupun
zooplankton, larutan tersuspensi, dekomposisi bahan organik,
mineral maupun bahan lain yang terlarut dalam air. Warna air
yang disebabkan oleh dominasi plankton dapat mempengaruhi
warna air, sehingga secara tidak langsung dari warna perairan
juga dapat menggambarkan kesuburan perairan.

Warna air yang disebabkan oleh dominasi plankton antara


lain:

a) Hijau, disebabkan oleh Dunaleilla dan Chlorella yang


merupakan pakan alami yang baik untuk biota budidaya, namun
ada juga warna hijau yang didominasi oleh Chaetomorpha dan
Enteromorpha yang memeiliki pengaruh kurang baik terhadap
kehidupan biota budidaya.

b) Hijau tua, disebabkan oleh dominasi Mycrocystis, Spirulina,


Oscillatoria dan Phormidium yang termasuk blue green algae.
plankton ini mengindikasikan banyaknya bahan organik dalam
perairan seperti ammonia dan hydrogen sulfide, sehingga perairan
dengan warna ini kurang baik untuk kegiatan budidaya biota air.

c) Kuning kecoklatan, disebabkan oleh Chaetocheros, Nitzchia,


Gyrossigma dan Skletonema atau yang termasuk Diatom. diatom
akan tumbuh cepat pada lingkungan yang bersuhu rendah.

d) Hijau kecoklatan, disebabkan karena kandungan


Bacillariophyta, warna air ini bagus untuk area pertambakan
karena mengindikasikan banyaknya fitoplankton yang dapat
dimanfaatkan langsung oleh zooplankton

e) Coklat kemerahan, disebabakan karean Peridinium dan


Schizothrix calcicolla atau dari jenis Phytoflagellata yang

18
berbahaya karena beracun sebagian plankton dapat
mengeluarkan endotoksin yang merugikan biota budidaya .

Gambar 5. Contoh kolam yang airnya berwarna

6) Intensitas cahaya

Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi semua


kehidupan organisme perairan. Secara biologi cahaya sangat
berperan penting, tanpa cahaya matahari semua proses
kehidupan tidak akan berlangsung dan tidak akan dijumpai
bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi ini. Sedangkan dari
sudut fisika, cahaya matahari merupakan sumber energi bagi
terjadinya arus, gelombang, pemanasan perairan dan lain-lain.

Sinar mempunyai arti penting dalam hubungannya dengan


beraneka gejala, termasuk penglihatan, fotosintesa, dan
pemanasan. Mata sensitif terhadap kekuatan sinar yang berbeda-
beda. Binatang-binatang mangsa mudah mengetahui
pemangsanya pada bulan terang daripada bulan gelap. Dalam
hubungannya dengan fotosintesis, intensitas dan panjang
gelombang sinar sangat penting. Radiasi matahari menentukan
intensitas cahaya pada suatu kedalaman tertentu dan juga sangat
mempengaruhi suhu perairan. Variasi suhu harian atau tahunan

19
dari suatu perairan merupakan hasil dari (a) pancaran sinar, (b)
penguapan (evaporasi) dan (c) konduksi panas.

Cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan sangat


berarti bagi proses kehidupan organisme. Tanpa cahaya matahari,
proses fotosintesis tidak akan berlangsung.

b. Sifat Kimia

1) Oksigen terlarut
Oksigen yang dibutuhkan oleh ikan adalah oksigen terlarut.
Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut didalam air
karena ikan tidak dapat mengambil oksigen di perairan yang
berasal dari difusi langsung dengan udara. Satuan pengukuran
oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah mg/l gas oksigen
yang terlarut dalam air atau dalam satuan internasional
dinyatakan ppm (part per million).
Kadar oksigen terlarut dalam suatu wadah budidaya ikan
sebaiknya berkisar antara 5 - 8 ppm., meskipun beberapa spesies
ikan air tawar mampu hidup pada perairan dengan konsentrasi
oksigen kurang dari 3 ppm. Konsentrasi oksigen terlarut ini
sangat menentukan dalam akuakultur.
Kadar oksigen terlarut dalam wadah budidaya ikan dapat
ditentukan dengan dua cara yaitu dengan cara titrasi atau dengan
menggunakan alat ukur yang disebut dengan DO meter (Dissolved
Oxygen) yang terlihat pada Gambar 3. Jika lokasi budidaya
mengandung bahan pencemar maka akan berpengaruh terhadap
kehidupan ikan yang dipelihara. Cara pengukuran oksigen
terlarut bisa dilihat pada link berikut
https://youtu.be/7_OfUSCDNiA

20
Gambar 6. DO Meter

2) Karbondioksida

Karbondioksida merupakan salah satu parameter kimia


yang sangat menentukan dalam kegiatan budidaya ikan.
Karbondioksida yang dianalisis dalam kegiatan budidaya adalah
karbondioksida dalam bentuk gas yang terkandung di dalam air.
Gas CO2 memegang peranan sebagai unsur makanan bagi semua
tumbuhan yang mempunyai klorofil, baik tumbuh-tumbuhan
renik maupun tumbuhan tingkat tinggi.

Sumber gas CO2 di dalam air adalah hasil pernafasan oleh


binatang-binatang air, tumbuh-tumbuhan, dan pembakaran
bahan organik di dalam air oleh mikroorganisme. Kadar CO2 yang
bebas di dalam air tidak boleh mencapai batas yang mematikan
(lethal).

Kadar CO2 sebesar 20 ppm sudah merupakan racun bagi


ikan dan mematikan ikan jika kelarutan oksigen di dalam air
kurang dari 5 ppm (5 mg/l).

3) pH Air

21
pH (singkatan dari “ puisance negative de H”), yaitu
logaritma negatif dari kepekatan ion-ion H yang terlepas di dalam
suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar terhadap
kehidupan organism perairan, sehingga pH perairan dipakai
sebagai salah satu untuk menyatakan baik buruknya sesuatu
perairan.

Pada perairan perkolaman pH air mempunyai arti yang


cukup penting untuk mendeteksi potensi produktifitas kolam. Air
yang agak basa, dapat mendorong proses pembongkaran bahan
organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat
diasimilasikan oleh tumbuhtumbuhan (garam amonia dan nitrat).

Nilai pH netral (7 – 8) sangat baik untuk kegiatan budidaya


ikan. Ikan rawa seperti sepat siam (Tricogaster pectoralis), sepat
jawa (Tricogaster tericopterus ) dan ikan gabus dapat hidup pada
lingkungan pH air 4-9, untuk ikan lunjar kesan pH 5-8 , ikan
karper (Cyprinus carpio) dan gurami, tidak dapat hidup pada pH
4-6, tapi pH idealnya 7,2.

Alat untuk mengukur pH dapat menggunakan kertas


lakmus Seperti pada gambar. Cara pengukuran dengan kertas
lakmus bisa dilihat pada video berikut
https://youtu.be/LuCf_iN83Eg

Gambar 7. Kertas lakmus

22
4) Ammonia dan Nitrat

Nitrogen di dalam perairan dapat berupa nitrogen organik


dan nitrogen anorganik. Nitrogen anorganik dapat berupa
ammonia (NH3), ammonium (NH4), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan
molekul Nitrogen (N2) dalam bentuk gas.

Nitrogen organik adalah nitrogen yang berasal dari metari


berupa protein, asam amino dan urea. Bahan organik yang
berasal dari binatang yang telah mati akan mengalami
pembusukan mineral yang terlepas dan utama adalah garam-
garam nitrogen (berasal dari asam amino penyusun protein).

Kadar amonia yang dapat mematikan ikan budidaya jika


dalam wadah budidaya mengandung 0,1 - 0,3 ppm. Oleh karena
itu, sebaiknya kadar amonia di dalam wadah budidaya ikan tidak
lebih dari 0,2 mg/l (ppm). Kadar amonia yang tinggi ini
diakibatkan oleh adanya pencemaran bahan organik yang berasal
dari limbah domestik, industri, dan limpasan pupuk pertanian.

Nutrisi yang paling penting dalam sistem akuatik adalah


fosfor (P) dan nitrogen (N) dalam bentuk fosfat (PO3) dan nitrat
(NO3). Nutrisi ini sangat penting untuk pertumbuhan tanaman
dan hewan dalam sistem air. Fosfor telah diidentifikasi sebagai
faktor pembatas untuk pertumbuhan alga di sebagian besar
danau dan, dengan demikian, merupakan penyumbang terbesar
bagi pertumbuhan tanaman air. Satu gram fosfor akan
menghasilkan 100 gram biomassa alga.

Jumlah nutrisi yang berlebihan akan menyebabkan


fertilisasi berlebih, atau kondisi eutrofik, yang dapat menyebabkan
tanaman air dan mekar alga melimpah. Ketika kelebihan tanaman
dan/ atau alga mati, mereka membusuk, yang mengarah pada
penipisan oksigen yang dapat mempengaruhi kejernihan dan bau
air dan dapat menyebabkan ikan terbunuh.

23
5). Asam Belerang (H2S)
Gas asam belerang (Hidrogen Sulfida) dengan rumus kimia
H2S, merupakan hasil proses pembusukan yang terjadi di dalam
dasar kolam/tambak. Sumber bahan organik yang terdapat di
dasar tambak adalah berasal dari plankton yang mati, sisa
makanan ikan, dan jasad organik lain yang membusuk. Timbunan
gas asam belerang terutama terdapat di lapisan air dekat dasar
kolam/tambak (pelataran) dan di dalam lumpur dasar tempat ikan
membenamkan diri. Hasil penelitian tentang tambak di Jepang
menyatakan bahwa kadar H2S adalah sebagai berikut: lapisan air
permukaan bervariasi antara 0,037 – 0,093 mg/l, lapisan air di
atasdasar tambak bervariasi antara 0,037 – 0,078 mg/l, lapisan
dasar tambak dengan jenis tanah berpasir bervariasi antara 4,987
– 9,975 mg/l.
Untuk mencegah timbulnya asam belerang yang
membahayakan bagi ikan peliharaan kita, maka pengolahan
tanah dasar jangan terlalu dalam, bersihkan bahan-bahan organik
yang terdapat, dan lakukan pengurangan volume lumpurnya,
tidak melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik secara
berlebihan. Penggunaan rumpon juga merupakan salah satu
upaya agar ikan bisa bertengger apabila kondisi dasar tambak
memiliki kadar H2S tinggi, sehingga terhindar dari menghirup
langsung asam belerang.
c. Sifat biologis

Dibandingkan dengan menggunakan parameter fisika dan


kimia, indikator biologis dapat memantau secara kontinyu. Hal ini
karena komunitas biota perairan (flora/fauna) menghabiskan
seluruh hidupnya di lingkungan tersebut, sehingga bila terjadi
pencemaran akan bersifat akumulasi atau penimbunan. Di
samping itu, indikator biologis merupakan petunjuk yang mudah
untuk memantau terjadinya pencemaran. Adanya pencemaran
lingkungan, maka keanekaragaman spesies akan menurun dan

24
mata rantai makanannya menjadi lebih sederhana, kecuali bila
terjadi penyuburan

1) Plankton
Plankton merupakan organisme renik yang melayang di
dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit dan selalu
mengikuti arus. Plankton dibagi menjadi 151 fitoplankton
(plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani).
Berdasarkan ukurannya, plankton terbagi atas
makroplankton ukuran 200-2000 μ, mikroplankton ukuran 20 -
200μ, nannoplankton ukuran 2 - 20 μ dan ultra nannoplankton
ukuran < 2 μ. Untuk mengambil plankton dari perairan dapat
digunakan planktonet dengan berbagai ukuran sesuai jenis
plankton yang ingin diambil.
Fitoplankton mempunyai klorofil (zat hijau daun) yang dapat
membuat makanan sendiri dengan mengubah bahan anorganik
menjadi bahan organik melalui proses fotosintesa. Fitoplankton
hidup pada lapisan perairan yang masih terdapat sinar matahari
sampai pada suatu lapisan perairan yang disebut garis
kompensasi.
Zooplankton umumnya bersifat fototaksis negatif (menjauhi
sinar matahari) sehingga dapat hidup di lapisan perairan yang
tidak terjangkau sinar matahari. Zooplankton merupakan
konsumen primer atau kelompok yang memakan fitoplankton.
Dengan sifatnya yang fototaksis, zooplankton akan banyak
terdapat di dasar perairan pada siang hari dan akan naik ke
permukaan perairan pada malam hari atau pagi hari.
Secara umum keberadaan plankton di perairan akan
dipengaruhi oleh tipe perairannya (mengalir dan tergenang),
kualitas kimia dan fisika perairan (misalnya: suhu, kecerahan,
arus, pH, kandungan CO2 bebas, kandungan unsur-unsur hara),
dan adanya kompetitor-kompetitor dan atau pemangsa-pemangsa
plankton. Pada perairan tergenang (misalnya; kolam, rawa, situ,

25
danau), keberadaan plankton akan berbeda dari waktu ke waktu
(temporal differences) dan berbeda pula dalam menempati ruang
atau kolom air (spatial differences). Sedangkan pada perairan
mengalir unsur waktu dan ruang relative tidak berbeda nyata,
kecuali jika ada kasus pencemaran sungai oleh aktifitas manusia.
Pengambilan contoh plankton di permukaan air sangat
mudah. Untuk fitoplankton dilakukan setiap waktu sedangkan
zooplankton hanya diambil pada pagi dan malam hari. Pada
pemeliharaan larva dan benih ikan, nilai optimal jumlah
plankton adalah 100.000 sel / ml memperhatikan ukuran benih,
yaitu untuk larva atau benih umur 1 – 15 hari dengan ukuran (1
– 3 cm), maka warna air hijau / hijau tua mengandung
fitoplankton. Untuk larva atau benih umur 16 – 25 hari dengan
ukuran (3 – 5 cm) warna air cokelat-kemerahan mengandung
zooplankton. Untuk mengetahui kondisi plankton dilakukan
pengambilan contoh air di lapangan menggunakan plankton net
dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah ini

Gambar 8. Plankton net

2) Bentos
Bentos merupakan organisme yang hidup baik di lapisan
atas dasar perairan (Epifauna) maupun di dalam dasar perairan
(Infauna) dan dapat menjadi pakan alami bagi ikan atau
sebaliknya apabila dalam jumlah banyak menjadi penyaing atau
predator bagi ikan.
Secara ekologi bentos yang berperan penting di perairan
adalah zoobentos. Berdasarkan ukurannya zoobentos digolongkan

26
atas empat jenis yaitu megalobentos ukuran > 4,7 mm,
makrobentos ukuran antara 4,7 mm – 1,4 mm, meiobenthos
ukuran antara 1,3 – 0,59 mm dan mikrobenthos ukuran antara
0,15 mm – 0,5 mm.
3) Nekton
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam
kolom air (water column) baik di perairan tawar maupun laut.
Kata “nekton” diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890 yang
berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang (the
swimming) yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics,
functional morphology of fluid locomotion, locomotor physiology).
Ilmunya disebut Nektology dan orangnya disebut sebagai
nektologis. Sementara pengertian dari nekton bahari adalah
hewan-hewan nektonik yang tersebar di zona epipelagik pada laut
terbuka. Nekton bahari merupakan organisme laut yang sangat
bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan
peningkatan ekonomi.
Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi
terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah
mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan
jutaan tahun. Nekton (hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga
kelas :
a) Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga
didukung oleh tulang atau tulang rawan.
b) Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.
c) Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan kepiting.
Persiapan media budidaya
Pemupukan merupakan kegiatan awal dalam persiapan
media budidaya. Pemupukan kolam bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan fitoplankton dan zooplankton yang
digunakan sebagai pakan alami ikan. Sebelum pengisian media
budidaya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

27
 Untuk kolam beton yang akan digunakan telah ditumbuhi
lumut pada awal penggunaannya sebagai indikator bahan
kimia dari semen telah hilang x Diberi desinfektan KMnO4
dengan takaran 20-30 mg/liter kemudian dibiarkan selama
beberapa hari.
 Salah satu langkah dalam persiapan kolam untuk pembesaran
ikan pada kolam tanah adalah pengapuran. Jenis kapur yang
digunakan adalah kapur bakar/ Dolomit dosis 250-750 g/m2
 Kolam diisi dengan air setinggi 100-120 cm. x Kolam yang
telah siap kemudian dilakukan pemupukan 2 hingga 3 hari.
Kolam didiamkan hingga organisme plankton, lumut, dan kutu
air tumbuh subur. Proses ini merangsang vegetasi air dan
akibatnya mengintensifkan keberadaan mikroorganisme,
moluska kecil dan krustasea, larva dan cacing, yang
merupakan dasar dari piramida makanan akuatik. Jenis
pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang dan
pupuk buatan. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal
dari kotoran ternak besar (sapi, kerbau, kuda dan lain-lain)
atau kotoran unggas (ayam, itik dan lain-lain) yang telah
dikeringkan. Pemupakan kolam dapat dilakukan dengan
mengkombinasikan pupuk organik dan anorganik. Adapun
komposisi pupuk yang dapat digunakan pada pembesaran
ikan mas yaitu:
 Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-
500 gram/m2
 TSP 10 gram/m2 ,
 Urea 10 gram/m2 ,
 Kapur 25-100 gram/m2 .
 Kolam diisi air hingga ketinggian 39-40 cm dan dibiarkan
selama 5-7 hari.

Pengelolaan Kualitas Air

28
Pengelolaan kualitas air semua pembesaran komoditas
perikanan air tawar pada prinsipnya sama yaitu dimulai dari
persiapan media yang membebaskan air dari jasad-jasad renik
seperti mikroba yang dapat menyebabkan sumber penyakit bagi
ikan yang akan dipelihara baik di kolam maupun di bak beton
/fiber.
Pengelolaan parameter fisika kualitas air seperti suhu,
kecerahan, dan kekeruhan dengan cara penyaringan
menggunakan ijuk, arang, dan kerikil. Langkah langkah
pengelolaan parameter fisika kualitas air sistem mekanik
penyaringan adalah sebagai berikut :
1. Air dialirkan ke bak penampungan dimana pada pintu masuk
air diberi kawat kasa sebagai penyaring kotoran
2. Lubang untuk mengalirkan air dibuka setelah bak
pengendapan terisi air penuh
3. Kran terletak di bawah bak dibuka dan beberapa menit
kemudian air akan ke luar. Awalannya air keluar agak keruh,
namun setelah beberapa waktuberselang akan jernih. Kran
harus dibuka dengan aliran kecil supaya air keluar tetap
jernih
Pengelolaan media air secara kimia bekerja dengan
menangkap bahan terlarut dalam air bersifat racun.
Mekanismenya dengan menggunakan filtrasi zeolite, karbon aktif.
Filtrasi ini berfungsi dengan tiga cara, yaitu : (1) peneyerapan atau
absorpsi, (2) penjerapan (adsorpsi), dan (3) pertukaran ion.
Untuk pengelolaan media air secara biologi dengan filter
biologi yang bekerja dengan bantuan mikroba khususnya bakteri
yang mengurai amoniak.

29
PENUTUP

Rangkuman

Parameter fisika kualitas air yang biasa dipantau pada


kegiatan pembesaran komoditas perikanan air tawar adalah suhu,
salinitas, kecerahan, kekeruhan air. Parameter fisika ini saling
berpengaruh satu sama lain dalam proses kegiatan budi daya.
Kesemua parameter fisika ini dapat diukur dengan menggunakan
peralatan sebagai berikut :
1. Termometer, untuk mengukur suhu
2. Refrakto Meter, untuk mengukur salinitas
3. Sechi Disk, untuk mengukur kecerahan air
Parameter kimia kualitas air yang biasa dipantau pada
kegiatan pembesaran komoditas perikanan air payau dan laut
vanamei adalah pH, karbondioksida, oksigen terlarut, amoniak.
Kesemua parameter kimia ini saling berpengaruh satu sama lain
dalam proses kegiatan budi daya. Kesemua parameter kimia ini
dapat diukur dengan menggunakan peralatan sebagai berikut :
a. pH meter / pH Indikator untuk mengukur pH
b. DO meter / metode titrasi winkler untuk mengukur oksigen
terlarut
c. CO2 meter / metode titrasi untuk mengukur CO2 bebas
d. Amoniak tes kit / spektrofotometri untuk mengukur amoniak
Parameter biologi dari suatu perairan yaitu plankton dan
bentos. Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton.
Sedangkan alga terdiri dari makro dan mikroalga. Untuk
mengambil plankton dapat menggunakan plankton net,
sedangkan untuk bentos menggunakan ekman grab.
Kegiatan budi daya pembesaran komoditas perikanan air
tawar baik di kolam atau bak beton atau fiber, diperlukan
pembuatan media air terlebih dahulu. Pengelolaan media
pembesaran komoditas perikanan air tawar mempunyai tujuan
untuk menyiapkan lingkungan hidup optimal sehingga diperoleh

30
pertumbuhan dan keberlangsungan benih optimal. Pengelolaan
kualitas air terdiri dari pengelolaan parameter fisika, kimia, dan
biologi serta perbaikan perbaikan mutu kualitas air dengan
pengapuran, pemupukan, filtrasi, sistem resirkulasi, double
bottom, dan penggunaan probiotik

Tugas

Buatlah suatu pengamatan tentang parameter fisika, kimia dan


biologi di suatu perairan umum seperti sungai, waduk atau laut
dan parameter fisika, kimia dan biologi di suatu perairan budidaya
seperti kolam, tambak atau jaring apung. Bandingkan masing-
masing karakteristik dari parameter-parameter tersebut, jelaskan
dan diskusikan perbedaan dan persamaannya dengan kelompok
anda lalu paparkan di depan kelas!

Tes Formatif
1. Dibawah ini yang termasuk ke dalam kelompok parameter
fisika air adalah…
a. Salinitas, suhu, oksigen terlarut
b. Oksigen terlarut, karbondioksida bebas, ammonia
c. Intensitas cahaya, kekeruhan, suhu
d. Gas metana, suhu, salinitas
2. Berikut ini merupakan sumber oksigen terlarut di perairan
yaitu, kecuali…
a. Difusi langsung dari udara
b. Hasil fotosintesis tanaman berklorofil
c. Proses respirasi hewan maupun tanaman dalam air
d. Pergerakan air yang teratur
3. Kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air (water
column) baik di perairan tawar maupun laut disebut…
a. plankton
b. bentos

31
c. nekton
d. perifiton
4. Faktor kualitas air sangat berpengaruh dalam pembesaran ikan
disebabkan oleh..
a. Karena ikan peka terhadap perubahan kualitas air .
b. Karena ikan berdarah panas
c. Karena ikan eurytermal
d. Karena ikan euryhaline
e. Karena ikan mudah terserang penyakit

5. Alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan adalah…

a. thermometer
b. refraktometer
c. sechi disk
d. turbidity meter
6. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kelimpahan
plankton adalah…
a. plankton net dan sedwick rafter
b. plankton net dan haemocytometer
c. sedwick rafter dan bogolov tray
d. plankton net dan bogolov tray

32
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah dan Kejuruan. “Paket


Keahlian: Budidaya Krustacea Pengelolaan Kualitas Air”.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Karya Abadi, Sumber Aneka. 2020. Analisa Kualtias Air Budidaya
Ikan : Parameter Kimia, http://www.saka.co.id/news-
detail/analisa-kualitas-air-budidaya-ikan--parameter-kimia

33

Anda mungkin juga menyukai