Oleh:
Nama Mahasiswa : NURUL ASIH KURNIAWATI, S.Pi
NIM : 213128764882
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................iii
Daftar Gambar................................................................................v
Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat.......................................................................
2. Relevansi....................................................................................
3. Petunjuk Belajar.........................................................................
4. Metode Pembelajaran..................................................................
Materi Inti
1. Capaian Pembelajaran...............................................................
2. Uraian Materi:.............................................................................
Kuantitas Air Media Budidaya.....................................................
Kualitas Air Media Budidaya.......................................................
a. Sifat Fisika............................................................................
1). Suhu Air...........................................................................
2). Kecerahan........................................................................
3). Kekeruhan........................................................................
4). Salinitas...........................................................................
5). Warna Air.........................................................................
6). Intensitas Cahaya.............................................................................
b. Sifat Kimia.............................................................................
1). Oksigen Terlarut...............................................................
2). pH Air...............................................................................
3). Karbondioksida.................................................................
4). Ammonia dan Nitrit..........................................................
5). Asam Belerang..................................................................
c. Sifat Biologi..........................................................................
1). Plankton..........................................................................
3
2). Bentos.............................................................................
3). Nekton.............................................................................
Persiapan media budidaya.........................................................
Pengelolaan Kualitas Air.............................................................
Penutup
1. Rangkuman...............................................................................
2. Tes Sumatif................................................................................
3. Kunci Jawaban..........................................................................
4. Daftar Pustaka...........................................................................
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Termometer.....................................................................
Gambar 2. Secchi disk......................................................................
Gambar 3. Contoh Kekeruhan Pada Kolam Budidaya.......................
Gambar 4. Refraktometer.................................................................
Gambar 5. Contoh Kolam Yang Airnya Berwarna.............................
Gambar 6. DO Meter........................................................................
Gambar 7. Kertas Lakmus................................................................
Gambar 8. Plankton Net...................................................................
5
PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
6
ikan. Untuk itu, pengelolaan dan monitoring kualitas air dilakukan
untuk menjamin kualitas air yang diinginkan sesuai
peruntukannya agar tetap dalam kondisi alamiahnya.
Masalah yang kerap ditemui dalam budidaya ikan adalah
pencemaran habitat atau lingkungan yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, baik secara eksternal maupun internal.
Pencemaran ini dapat berupa pencemaran fisika, kimia maupun
biologis yang saling berhubungan. Untuk itu, parameter fisika,
kimia dan biologis dalam budidaya ikan sangat penting untuk
dikelola dan di-monitoring.
Standard parameter kimia kualitas air budidaya ikan
berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 (Kelas II) ditampilkan pada
Tabel 1 di bawah ini.
pH 6–9
Total Dissolve
Solid (TDS) ≤ 1000 mg/L
Biochemical Oxygen
Demand (BOD) < 3 mg/L
Tabel 1. Standard Parameter Kimia Kualitas Air Budidaya Ikan
7
melakukan pengukuran terhadap parameter kualitas air tersebut
agar dapat selalu dipantau perubahan kualitas air dalam wadah
budidaya ikan
2. Relevansi
3. Petunjuk Belajar
4. Metode Pembelajaran
8
Untuk mempelajari materi ajar ini menggunakan metode
Problem Based Learning (PBL). Di materi ajar ini disampaikan juga
capaian pembelajaran dari Mata Pelajaran Pengembangbiakan
Ikan Air Tawar, harapannya peserta didik mampu mengidentifikasi
permasalahan yang ada di sekitar tempat tinggalnya terkait
dengan materi. Sehingga peserta didik mampu mendesain
masalah yang dimiliki dan diungkapkan dengan kalimatkalimat
yang pendek dan memberikan fakta-fakta tentang permasalahan
pada sekitar konteks Pengembangbiakan Ikan Air Tawar. Untuk
lebih jelasnya
9
MATERI INTI
1. Capaian Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi dan mengelola
kualitas dan kuantitas air pada pembesaran komoditas
perikanan air tawar.
2. Peserta didik mampu melakukan pengukuran parameter
kualitas air pada media pembesaran komoditas air payau
yang meliputi pengukuran fisika, kimia, dan biologi.
3. Menentukan dan melaksanakan tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi penurunan kualitas air.
2. Uraian Materi
Pengelolaan kuantitas dan kualitas air dalam budidaya
perikanan penting guna meningkatkan produksi dan menunjang
keberhasilan budidaya tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan
ikan yang baik dapat dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor
dalam. Salah satu faktor luar yang penting dalam manajemen
budidaya adalah pengelolaan kualitas air sebagai media hidup
organisme akuatik. Air sebagai media utama tempat hidup bagi
ikan, maka harus diperhatikan dengan baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya
10
Konsentrasi salinitas air cenderung lebih tinggi, karena
penguapan air yang tinggi menyebabkan partikel-partikel
garam yang mengendap semakin banyak. Sebagai contoh
adalah tambak garam yang airnya sengaja dikeringkan untuk
dipanen garamnya.
Untuk budidaya semi intensif dan intensif, kondisi volume air
yang kurang menyebabkan DO air turun, sehingga ikan-ikan
akan mengalami krisis DO yang berdampak terhambatnya
metabolisme pada ikan.
Penggantian air media pembesaran yang dilakukan secara
terprogram, akan dapat menjamin kondisi kualitas air yang
optimal seperti DO, pH, alkalinitas, dan gas-gas beracun lainnya.
Pada kondisi kualitas air yang kritis (menurun), maka harus
dilakukan penggantian air baru yang steril dengan volume air yag
lebih banyak (penggantian air baru yang steril bisa mencapai
30%), sehingga dengan kondisi seperti ini harus ada/tersedia
sejumlah air yang cukup baik secara kuantitas maupun kualitas.
Apabila petakan tambak yang dikelola menggunakan sistem
air tandon (petak karantina), maka air di petak tandon harus
selalu tersedia cukup untuk menggantikan air yang dibuang.
Untuk mensterilkan air bisa digunakan kaporit dengan dosis 5 –
10 ppm.
Tujuan penambahan volume air pada kolam atau tambak
adalah untuk:
Menambah air yang hilang akibat rembesan dan penguapan
(evaporasi)
Mengencerkan plankton apabila kondisi plankton di kolam
dalam keadaan blooming.
Memperbaiki kondisi parameter kualitas air, khususnya
bahan-bahan organik yang terlalu pekat dan zat-zat beracun.
11
Kualitas Air Media Budidaya
a. Sifat fisika
1) Suhu air
Air sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak
begitu banyak mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan
udara, hal ini disebabkan panas jenis air lebih tinggi daripada
udara. Artinya untuk naik 1o C, setiap satuan volume air
memerlukan sejumlah panas yang lebih banyak dari pada udara.
Perairan dangkal akan menunjukkan fluktuasi suhu air
yang lebih besar dari pada perairan yang dalam sementara
organisme memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi suhu yang
rendah. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter
biasanya terjadi stratifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena
itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan
budidaya ikan kedalaman air tidak boleh kurang dari 2 meter.
Selain itu untuk memecah stratifikasi suhu pada wadah budidaya
12
ikan diperlukan suatu alat bantu dengan menggunakan
aerator/blower/ 146 kincir air.
Organisme memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi
suhu yang rendah. Agar suhu air suatu perairan berfluktuasi
rendah maka perlu adanya penyebaran suhu. Hal tersebut
tercapai secara sifat alam antara lain :
1. Penyerapan (Absorpsi) panas matahari pada bagian permukaan
air.
3. Aliran vertikal dari air itu sendiri, terjadi bila disuatu perairan
terdapat lapisan air yang bersuhu rendah akan turun mendesak
lapisan air yang bersuhu tinggi naik ke permukaan perairan.
Suhu air yang ideal bagi biota air yang dibudidayakan
sebaiknya adalah tidak terjadi perbedaan suhu yang sangat
mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5oC). Pada
perairan yang tergenang yang mempunyai kedalaman minimal 1,5
meter biasanya akan terjadi pelapisan (stratifikasi) suhu.
Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi
dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Strasifikasi suhu
terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari kedalam
kolam air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang
vertikal
Suhu optimum budidaya ikan air tawar yaitu 25⁰C-30⁰C.
Alat untuk mengukur suhu air adalah thermometer dengan
contoh pada gambar 1. Untuk cara pengukuran dengan
mengggunakan termometer bisa dilihat di link berikut
https://youtu.be/VZDBkfianIs.
13
Gambar 1. Termometer
2) Kecerahan
Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan
dipengaruhi oleh jumlah cahaya matahari yang masuk kedalam
perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari.
Cahaya matahari di dalam air berfungsi terutama untuk kegiatan
asimilasi fito/tanaman di dalam air. Oleh karena itu, daya tembus
cahaya ke dalam air sangat menentukan tingkat kesuburan air.
Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada berbagai kedalaman
tertentu, kita dapat mengetahui sampai di mana kemungkinan
terjadinya proses asimilasi di dalam air.
Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan dan
pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan
dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan
untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut
adalah satuan meter.
Jumlah cahaya yang diterima oleh fitoplankton di perairan
bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam
permukaan air dan daya perambatan cahaya di dalam air dengan
contoh pada Gambar 2. Untuk cara pengukuran kecerahan dapat
dilihat di link berikut https://youtu.be/y856MT5Dz_Y
14
Gambar 2. Secchi disk
3) Kekeruhan
Masuknya cahaya matahari ke dalam air dipengaruhi juga
oleh kekeruhan air (turbidity). Kekeruhan menggambarkan
tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan banyaknya
cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang
terdapat di dalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah
kekeruhan merupakan banyaknya zat yang tersuspensi pada
suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan dan absorbsi
cahaya yang datang sehingga kekeruhan menyebabkan
terhalangnya cahaya yang menembus kolom air.
Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a) Benda-benda halus yang tersuspensi (seperti lumpur)
b) Mikroorganisme berupa plankton
c) Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid
berasal dari daun-daun tumbuhan yang terurai)
Kekeruhan air dapat dikurangi dengan menyaring air
sebelum digunakan untuk kolam atau tambak. Cara penyaringan
air yang perlu diperhatikan adalah sumber air dengan tingkat
pencemarannya. Bila tingkat pencemaran sumber air terlalu tinggi
maka akan mempengaruhi jumlah dan jenis bahan filter yang
digunakan.
15
Gambar 3. Contoh kekeruhan pada kolam budidaya
4) Salinitas
16
menyesuaikan diri dengan salinitas yang jauh dibawah atau diatas
normal bagi hidupnya.
Gambar 4.
Refraktometer
17
Pada lingkungan budidaya warna air yang didapati juga
bermacammacam, antara lain dipengaruhi oleh kandungan
plankton yang tergandung di dalam air baik fitoplankton maupun
zooplankton, larutan tersuspensi, dekomposisi bahan organik,
mineral maupun bahan lain yang terlarut dalam air. Warna air
yang disebabkan oleh dominasi plankton dapat mempengaruhi
warna air, sehingga secara tidak langsung dari warna perairan
juga dapat menggambarkan kesuburan perairan.
18
berbahaya karena beracun sebagian plankton dapat
mengeluarkan endotoksin yang merugikan biota budidaya .
6) Intensitas cahaya
19
dari suatu perairan merupakan hasil dari (a) pancaran sinar, (b)
penguapan (evaporasi) dan (c) konduksi panas.
b. Sifat Kimia
1) Oksigen terlarut
Oksigen yang dibutuhkan oleh ikan adalah oksigen terlarut.
Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut didalam air
karena ikan tidak dapat mengambil oksigen di perairan yang
berasal dari difusi langsung dengan udara. Satuan pengukuran
oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah mg/l gas oksigen
yang terlarut dalam air atau dalam satuan internasional
dinyatakan ppm (part per million).
Kadar oksigen terlarut dalam suatu wadah budidaya ikan
sebaiknya berkisar antara 5 - 8 ppm., meskipun beberapa spesies
ikan air tawar mampu hidup pada perairan dengan konsentrasi
oksigen kurang dari 3 ppm. Konsentrasi oksigen terlarut ini
sangat menentukan dalam akuakultur.
Kadar oksigen terlarut dalam wadah budidaya ikan dapat
ditentukan dengan dua cara yaitu dengan cara titrasi atau dengan
menggunakan alat ukur yang disebut dengan DO meter (Dissolved
Oxygen) yang terlihat pada Gambar 3. Jika lokasi budidaya
mengandung bahan pencemar maka akan berpengaruh terhadap
kehidupan ikan yang dipelihara. Cara pengukuran oksigen
terlarut bisa dilihat pada link berikut
https://youtu.be/7_OfUSCDNiA
20
Gambar 6. DO Meter
2) Karbondioksida
3) pH Air
21
pH (singkatan dari “ puisance negative de H”), yaitu
logaritma negatif dari kepekatan ion-ion H yang terlepas di dalam
suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar terhadap
kehidupan organism perairan, sehingga pH perairan dipakai
sebagai salah satu untuk menyatakan baik buruknya sesuatu
perairan.
22
4) Ammonia dan Nitrat
23
5). Asam Belerang (H2S)
Gas asam belerang (Hidrogen Sulfida) dengan rumus kimia
H2S, merupakan hasil proses pembusukan yang terjadi di dalam
dasar kolam/tambak. Sumber bahan organik yang terdapat di
dasar tambak adalah berasal dari plankton yang mati, sisa
makanan ikan, dan jasad organik lain yang membusuk. Timbunan
gas asam belerang terutama terdapat di lapisan air dekat dasar
kolam/tambak (pelataran) dan di dalam lumpur dasar tempat ikan
membenamkan diri. Hasil penelitian tentang tambak di Jepang
menyatakan bahwa kadar H2S adalah sebagai berikut: lapisan air
permukaan bervariasi antara 0,037 – 0,093 mg/l, lapisan air di
atasdasar tambak bervariasi antara 0,037 – 0,078 mg/l, lapisan
dasar tambak dengan jenis tanah berpasir bervariasi antara 4,987
– 9,975 mg/l.
Untuk mencegah timbulnya asam belerang yang
membahayakan bagi ikan peliharaan kita, maka pengolahan
tanah dasar jangan terlalu dalam, bersihkan bahan-bahan organik
yang terdapat, dan lakukan pengurangan volume lumpurnya,
tidak melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik secara
berlebihan. Penggunaan rumpon juga merupakan salah satu
upaya agar ikan bisa bertengger apabila kondisi dasar tambak
memiliki kadar H2S tinggi, sehingga terhindar dari menghirup
langsung asam belerang.
c. Sifat biologis
24
mata rantai makanannya menjadi lebih sederhana, kecuali bila
terjadi penyuburan
1) Plankton
Plankton merupakan organisme renik yang melayang di
dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit dan selalu
mengikuti arus. Plankton dibagi menjadi 151 fitoplankton
(plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani).
Berdasarkan ukurannya, plankton terbagi atas
makroplankton ukuran 200-2000 μ, mikroplankton ukuran 20 -
200μ, nannoplankton ukuran 2 - 20 μ dan ultra nannoplankton
ukuran < 2 μ. Untuk mengambil plankton dari perairan dapat
digunakan planktonet dengan berbagai ukuran sesuai jenis
plankton yang ingin diambil.
Fitoplankton mempunyai klorofil (zat hijau daun) yang dapat
membuat makanan sendiri dengan mengubah bahan anorganik
menjadi bahan organik melalui proses fotosintesa. Fitoplankton
hidup pada lapisan perairan yang masih terdapat sinar matahari
sampai pada suatu lapisan perairan yang disebut garis
kompensasi.
Zooplankton umumnya bersifat fototaksis negatif (menjauhi
sinar matahari) sehingga dapat hidup di lapisan perairan yang
tidak terjangkau sinar matahari. Zooplankton merupakan
konsumen primer atau kelompok yang memakan fitoplankton.
Dengan sifatnya yang fototaksis, zooplankton akan banyak
terdapat di dasar perairan pada siang hari dan akan naik ke
permukaan perairan pada malam hari atau pagi hari.
Secara umum keberadaan plankton di perairan akan
dipengaruhi oleh tipe perairannya (mengalir dan tergenang),
kualitas kimia dan fisika perairan (misalnya: suhu, kecerahan,
arus, pH, kandungan CO2 bebas, kandungan unsur-unsur hara),
dan adanya kompetitor-kompetitor dan atau pemangsa-pemangsa
plankton. Pada perairan tergenang (misalnya; kolam, rawa, situ,
25
danau), keberadaan plankton akan berbeda dari waktu ke waktu
(temporal differences) dan berbeda pula dalam menempati ruang
atau kolom air (spatial differences). Sedangkan pada perairan
mengalir unsur waktu dan ruang relative tidak berbeda nyata,
kecuali jika ada kasus pencemaran sungai oleh aktifitas manusia.
Pengambilan contoh plankton di permukaan air sangat
mudah. Untuk fitoplankton dilakukan setiap waktu sedangkan
zooplankton hanya diambil pada pagi dan malam hari. Pada
pemeliharaan larva dan benih ikan, nilai optimal jumlah
plankton adalah 100.000 sel / ml memperhatikan ukuran benih,
yaitu untuk larva atau benih umur 1 – 15 hari dengan ukuran (1
– 3 cm), maka warna air hijau / hijau tua mengandung
fitoplankton. Untuk larva atau benih umur 16 – 25 hari dengan
ukuran (3 – 5 cm) warna air cokelat-kemerahan mengandung
zooplankton. Untuk mengetahui kondisi plankton dilakukan
pengambilan contoh air di lapangan menggunakan plankton net
dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah ini
2) Bentos
Bentos merupakan organisme yang hidup baik di lapisan
atas dasar perairan (Epifauna) maupun di dalam dasar perairan
(Infauna) dan dapat menjadi pakan alami bagi ikan atau
sebaliknya apabila dalam jumlah banyak menjadi penyaing atau
predator bagi ikan.
Secara ekologi bentos yang berperan penting di perairan
adalah zoobentos. Berdasarkan ukurannya zoobentos digolongkan
26
atas empat jenis yaitu megalobentos ukuran > 4,7 mm,
makrobentos ukuran antara 4,7 mm – 1,4 mm, meiobenthos
ukuran antara 1,3 – 0,59 mm dan mikrobenthos ukuran antara
0,15 mm – 0,5 mm.
3) Nekton
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam
kolom air (water column) baik di perairan tawar maupun laut.
Kata “nekton” diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890 yang
berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang (the
swimming) yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics,
functional morphology of fluid locomotion, locomotor physiology).
Ilmunya disebut Nektology dan orangnya disebut sebagai
nektologis. Sementara pengertian dari nekton bahari adalah
hewan-hewan nektonik yang tersebar di zona epipelagik pada laut
terbuka. Nekton bahari merupakan organisme laut yang sangat
bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan
peningkatan ekonomi.
Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi
terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah
mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan
jutaan tahun. Nekton (hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga
kelas :
a) Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga
didukung oleh tulang atau tulang rawan.
b) Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.
c) Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan kepiting.
Persiapan media budidaya
Pemupukan merupakan kegiatan awal dalam persiapan
media budidaya. Pemupukan kolam bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan fitoplankton dan zooplankton yang
digunakan sebagai pakan alami ikan. Sebelum pengisian media
budidaya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
27
Untuk kolam beton yang akan digunakan telah ditumbuhi
lumut pada awal penggunaannya sebagai indikator bahan
kimia dari semen telah hilang x Diberi desinfektan KMnO4
dengan takaran 20-30 mg/liter kemudian dibiarkan selama
beberapa hari.
Salah satu langkah dalam persiapan kolam untuk pembesaran
ikan pada kolam tanah adalah pengapuran. Jenis kapur yang
digunakan adalah kapur bakar/ Dolomit dosis 250-750 g/m2
Kolam diisi dengan air setinggi 100-120 cm. x Kolam yang
telah siap kemudian dilakukan pemupukan 2 hingga 3 hari.
Kolam didiamkan hingga organisme plankton, lumut, dan kutu
air tumbuh subur. Proses ini merangsang vegetasi air dan
akibatnya mengintensifkan keberadaan mikroorganisme,
moluska kecil dan krustasea, larva dan cacing, yang
merupakan dasar dari piramida makanan akuatik. Jenis
pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang dan
pupuk buatan. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal
dari kotoran ternak besar (sapi, kerbau, kuda dan lain-lain)
atau kotoran unggas (ayam, itik dan lain-lain) yang telah
dikeringkan. Pemupakan kolam dapat dilakukan dengan
mengkombinasikan pupuk organik dan anorganik. Adapun
komposisi pupuk yang dapat digunakan pada pembesaran
ikan mas yaitu:
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-
500 gram/m2
TSP 10 gram/m2 ,
Urea 10 gram/m2 ,
Kapur 25-100 gram/m2 .
Kolam diisi air hingga ketinggian 39-40 cm dan dibiarkan
selama 5-7 hari.
28
Pengelolaan kualitas air semua pembesaran komoditas
perikanan air tawar pada prinsipnya sama yaitu dimulai dari
persiapan media yang membebaskan air dari jasad-jasad renik
seperti mikroba yang dapat menyebabkan sumber penyakit bagi
ikan yang akan dipelihara baik di kolam maupun di bak beton
/fiber.
Pengelolaan parameter fisika kualitas air seperti suhu,
kecerahan, dan kekeruhan dengan cara penyaringan
menggunakan ijuk, arang, dan kerikil. Langkah langkah
pengelolaan parameter fisika kualitas air sistem mekanik
penyaringan adalah sebagai berikut :
1. Air dialirkan ke bak penampungan dimana pada pintu masuk
air diberi kawat kasa sebagai penyaring kotoran
2. Lubang untuk mengalirkan air dibuka setelah bak
pengendapan terisi air penuh
3. Kran terletak di bawah bak dibuka dan beberapa menit
kemudian air akan ke luar. Awalannya air keluar agak keruh,
namun setelah beberapa waktuberselang akan jernih. Kran
harus dibuka dengan aliran kecil supaya air keluar tetap
jernih
Pengelolaan media air secara kimia bekerja dengan
menangkap bahan terlarut dalam air bersifat racun.
Mekanismenya dengan menggunakan filtrasi zeolite, karbon aktif.
Filtrasi ini berfungsi dengan tiga cara, yaitu : (1) peneyerapan atau
absorpsi, (2) penjerapan (adsorpsi), dan (3) pertukaran ion.
Untuk pengelolaan media air secara biologi dengan filter
biologi yang bekerja dengan bantuan mikroba khususnya bakteri
yang mengurai amoniak.
29
PENUTUP
Rangkuman
30
pertumbuhan dan keberlangsungan benih optimal. Pengelolaan
kualitas air terdiri dari pengelolaan parameter fisika, kimia, dan
biologi serta perbaikan perbaikan mutu kualitas air dengan
pengapuran, pemupukan, filtrasi, sistem resirkulasi, double
bottom, dan penggunaan probiotik
Tugas
Tes Formatif
1. Dibawah ini yang termasuk ke dalam kelompok parameter
fisika air adalah…
a. Salinitas, suhu, oksigen terlarut
b. Oksigen terlarut, karbondioksida bebas, ammonia
c. Intensitas cahaya, kekeruhan, suhu
d. Gas metana, suhu, salinitas
2. Berikut ini merupakan sumber oksigen terlarut di perairan
yaitu, kecuali…
a. Difusi langsung dari udara
b. Hasil fotosintesis tanaman berklorofil
c. Proses respirasi hewan maupun tanaman dalam air
d. Pergerakan air yang teratur
3. Kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air (water
column) baik di perairan tawar maupun laut disebut…
a. plankton
b. bentos
31
c. nekton
d. perifiton
4. Faktor kualitas air sangat berpengaruh dalam pembesaran ikan
disebabkan oleh..
a. Karena ikan peka terhadap perubahan kualitas air .
b. Karena ikan berdarah panas
c. Karena ikan eurytermal
d. Karena ikan euryhaline
e. Karena ikan mudah terserang penyakit
a. thermometer
b. refraktometer
c. sechi disk
d. turbidity meter
6. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kelimpahan
plankton adalah…
a. plankton net dan sedwick rafter
b. plankton net dan haemocytometer
c. sedwick rafter dan bogolov tray
d. plankton net dan bogolov tray
32
DAFTAR PUSTAKA
33