AAN KURIAWAN
Oleh :
AAN KURNIAWAN
O27120057
Menyetujui
Mengetahui
Rusaini,S.Pi.,M.Sc.,Ph.D
Nip.19690627199903100
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas berkat Rahmat kesehatan dan kesempatan yang sudah di berikan
1. Orang Tua yang selalu mendukung dan memberi semangat serta do’a dalam
menyelesaikan laporan.
2. Dosen yang telah membantu dan membimbing dalam pembuatan laporan ini
3. Asisten praktikum yang dengan segala daya upaya telah membantu dalam
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Aan kurniawan
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
UCAPAN TERIMASIKASIH....................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 7
1.2 Tujuan Pratik Lapang .................................................................... 8
1.3 Manfaat Pratek Lapang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi ikan patin........................................................................ 9
2.2 Kolam ikan .................................................................................. 11
2.3 Variabel Fisika air ........................................................................ 12
2.3.1 Suhu ......................................................................................
2.3.2 Kecerahan / Kekeruhan .........................................................
2.3.2 Kedalaman ............................................................................
2.3.4 Warna Perairan .....................................................................
2.4 Variabel Kimia Air .......................................................................
2.41 Ph ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Budidaya atau akuakultur adalah salah satu subsektor dalam ruang lingkup
bidang perikanan dan kelautan. Budidaya memegang peranan penting dalam mata
perikanan. Selain itu, budidaya menjadi salah satu pemasok bahan baku bagi
Kualitas air merupakan keadaan suatu perairan yang mempengaruhi pengg
unaannya yang di lihat dari aspek biologi, kimia dan fisika. Di bidang akuakultur,
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan, dan itu di atur oleh beberapa variabel
dari ikan itu sendiri. Ikan akan berkembang dengan baik dan dapat hidup
tergantung dari kualitas dari air tersebut. Seluruh fase kehidupan ikan di suatu
perairan akan dipengaruhi oleh kondisi dari perairan itu sendiri. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kualitas perairan adalah parameter fisika, kimia dan biologi
yang mana ketiga faktor itu saling mempengaruhi satu sama lainnya (Yulfiperius
dkk, 2004).
yang perlu di perhatikan, yaitu mengenai kualitas air. Kualitas air pada suatu
kelangsungan hidup ikan itu sendiri. Parameter tersebut yang perlu diperhatikan
perubahan suatu kualitas perairan dan setiap perubahan yang terjadi akan
kualitas air memiliki hubungan antara satu sama lainnya. suhu, kecerahan, O2
terlarut, pH, nitrat dan fosfat memiliki hubungan berbanding lurus, sementara
2013).
Ikan merupakan hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam air
dan memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen yang terlarut dari
air dan sirip digunakan untuk berenang (Adrim, 2010). Ciri-ciri umum ikan adalah
mempunyai rangka bertulang sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal
atau berpasangan dan mempunyai oprculum, tubuh ditutupi dan berlendir, serta
mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala. Kebanyakan ikan berbentuk
torpedo pipih, namun ada juga berbentuk tidak teratur (Siagian, 2009).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
dapat mengetahui dan memahami keberadaan kualitas air yang baik dalam
yaitu, dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta dapat menunjang
mata kuliah manajemen kualitas air yang membahas mengenai kualitas air pada
Ikan patin (pangasianodon hypophthalmus) merupakan salah satu jenis ikan air
(Wijayanti.M.,dkk.2019).
Ikan patin termasuk kedalam Filum Chordata, Klas Pisces, Sub klas
Secara umum karakteristik ikan ini yaitu; bentuk tubuh agak memanjang dan
pipih, memiliki garis vertical berwarna gelap sebanyak 3 buah pada sirip ekor,
pada bagian tubuh memiliki garis vertikal yang berjumlah 10 buah, dan pada ekor
terminal, posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah thoric, sedangkan linea
lateralis terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang diatas sirip dada,
jumlah sisik pada garis rusuk berjumlah 34 buah, memiliki 17 jari-jari keras pada
sirip punggung, pada sirip perut terdapat 6 buah jari-jari lemah, sirip dada 15 jari-
jari lemah, sirip dubur 3 jari-jari keras dan 10 jari-jari lemah dan bentuk ekornya
a) Kolam Tanah
Kolam tanah adalah kolam yang paling sering digunakan untuk budidaya
karna banyak mengandung unsur hara dan pakan alami.Akan tetapi kolam
pencemar yang masuk dalam kolam, serta hama yang dengan mudah
Kolam semen atau kolam beton adalah kolam yang terbuat dari campuran
maka akan sulit untuk memperbaiki atau dibetulkan.Selain itu perlu waktu
2.3.1 Suhu
Suhu adalah salah satu sifat fisik yang dapat mempengaruhi nafsu makan
pertumbuhan mikroba atau organisme lainnya dalam perairan. Suhu juga dapat
enzimatis dan komposisi sel. Kenaikan suhu dalam perairan maka dapat
2014).
tembus atau intensitas cahaya yang masuk dalam perairan. Kecerahan sangat
penting pada perairan untuk melakukan kegiatan budidaya sebab kecerahan sangat
dapat di pengaruhi oleh terjadinya intensitas sinar matahari, warna air dan
lingkungan perairan.
2.3.3 Kedalaman
Setiap perairan memiliki kedalaman dan bentuk dasar perairan yang berbeda yang
biasanya dapat menyebabkan pola distribusi suhu, salinitas dan kadar oksigen
terlarut.(Sidabutar, E.A.2019). dan dimana kedalam dari kolam ikan patin yang
dalam badan air, hal ini akan berpengaruh terhadap penetrasi cahaya matahari
fotosintesis akan terhambat, hal ini di akibatkan oleh adanya blooming plankton
2.4.1 Ph
merupakan suatu gambaran umum niai pH. Pada perairan di katakan netral apabila
nilai pH antara = 7, dan dikatakan asam apabila pH antara = < 7 sedangan kondisi
basah pada prairan jika kandungan pH adalah >7 (Effendi,2003) dalam Silalahi
(2009). Organisme akuatik akan bertahan hidup jika pH dalam perairan tersebut
netral, suatu perairan dikatakan netral apabila ada keseimbangan antara asam dan
basah. Adapun pH yang ideal untuk kehidupan organisme akuatik yaitu berkisar
antara 7 – 8,5. Kondisi pHyang sangat asam dan basah akan berdampak negative
logam berat yang bersifat toksik (Barus, 1996) dalam Silalahi (2009). Menurut
Pujiastusi (2015) bahwa nilai pH air tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5
2.4.2Oksigen Terlarut
perairan alami dengan kadar bervariasi yang dipengaruhi oleh suhu, salinitas,
turbulensi air dan tekanan atmosir.Selain diperlukan untuk kelangsungan hidup
bumi berkisar 210 ml/liter. Kondisi air yang diam akan mempermudah proses
masuknya oksigen dari atmosfir ke dalam perairan. Selain itu, adanya pergolakan
massa air sepeti gelombang dan air akan menyebabakan oksigen dari atmosfer
akan masuk kedalam perairan. Namun, sumber oksigen terlarut dalam perairan
2.4.3 Karbondioksida
dan dekposisi proses biologi dalam perairan dapat mengembalikan unsure karbon
sangat banyak, akan tetapi karbondioksida di atmosfer relative sangat sedikit. Hal
ini disebabkan oleh sifat karbondioksida yang memiliki tingkat kelarutan yang
tinggi (Jeffriess dan Mills, 1996 dalam Effendi, 2003) dalam Adawiya (2011).
Menurut Gufran dan Kordi (2007) dalam Frasawi (2013) batas maksimum
karbondioksida untuk kegiatan budidaya air tawar yaitu kisaran 2-9 mg/L. Pada
haemoglobin.
2.4.4 Alkalinitas
asam lemah atau basah lemah dalam perairan (Limbong, 2008). Menurut Supono
2.4.5 Kesadahan
kation penyebab kesadahan dalam jumlah yang tinggi. Pada umumnya kesadahan
seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg, tetapi penyebab utama dari kesadahan adalah
dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk menjaga kestabilan nilai pH, hal
Kesadahan dalam air dapat mengakibatkan air menjadi keruh dan proses
penyabunan menjadi terganggu sebagai akibat dari mineral ion Ca dan Mg yang
bereaksi dengan anion sabun. Selain itu kesadahan dalam air dapat membuat alat-
alat masak seperti panic dan ketel menjadi berkerak, hal inilah yang membuat
yang agak lembut kelabu kelogaman, dimana dari kedua parameter kimia ini
dengan kesadahan air. Bagi air rumah tangga tingkat kesadahan yang tinggi
mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak karena sabun menjadi kurang efektif
akibat salah satubagian dari molekul sabun dikat oleh unsurCa/Mg, tapi dalam
perairan untuk proses pembentukan tulang agar ikan dapat berkembang dengan
baik dan sebagai faktor kerja enzim dalam metabolisme lemak, protein, dan
Hewan tingkat tinggi atau biasa juga di sebut hewan vertebrata adalah satu
belakang. Vertebrata memiliki ciri utama, yaitu susunan saraf berada dirongga
menjadi lima kelas, yaitu: ikan, amphibia, reptil, burung, dan mamalia.
air. tumbuhan ini sangat mudah dijumpai karena habitatnya yang mudah di temui
oleh setiap orang. Tumbuhan air merupakan kumpulan dari berbagai golongan
tumbuhan, sebagian kecil terdiri dari lumut dan paku-pakuan, sebagian besar
terdiri dari Spermatophyta atau tumbuhan yang sebagian atau seluruh daur
hidupnya berada di air. Tumbuhan akuatik sering disebut pula tumbuhan air yang
adalah tumbuhan yang hidup di dalam air dan memiliki organ yang beradaptasi
dengan lingkungan perairan, atau tumbuh di dekat badan air, terendam sebagian
atau seluruhnya. Tumbuhan akuatik ini umumnya sebagai tanaman hias, karena
keindahan bentuk dan warna, baik pada daun maupun bunga. Selain itu tumbuhan
fitoremedasi, dan cocok apabila ditata sebagai taman yang estetik.(Afiyah, N.,
dkk.2020)
2.5.3 Produktifitas Primer
per satuan waktu. Senyawa organik yang baru akan terbentuk melalui proses
dan tanaman air. Produktivitas primer ini sering dinyatakan dalam mg C/m3/jam
atau mg C/m3/hari untuk satuan volume air danmg C/m2/jam atau mg C/m2/hari
organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis oleh organisme berklorofil dan
pengukuran adanya kesetaraan yang kuat antara O2 dan pangan yang dihasilkan.
(Sunaryo, A. 2017)
organik baru per satuan waktu. Senyawa organik yang baru akan terbentuk
oleh fitoplankton dan tanaman air. Produktivitas primer ini sering dinyatakan
(Sunaryo, A. 2017)
organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis oleh organisme berklorofil dan
pengukuran adanya kesetaraan yang kuat antara O2 dan pangan yang dihasilkan.
(Sunaryo, A. 2017)
BAB 3 MATERI DAN METODE PRATIKUM
dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 22-23 Maret 2022 dari jam 16.00 WITA
sampai selesai, dilaksanakan di Balai Benih Ikan Lokal (BBIL) Sulawesi Tengah.
Alat yang digunakan dalam praktikum lapang fisika kimia perairan tertera
pada tabel 1 di bawah ini.
MnSO4, NaOH, H2SO4, Na2S2O3, air tambak, indikator pp, natrium karbonat,
3.3.1.1 Suhu
3.3.1.2 Kecerahan/Kekeruhan
2. Setelah itu diberi tanda pada tali pengikat secchi disk kemudian diukur dan
kedalamannya.
3.3.1.3 Kedalaman
Setiap perairan memiliki kedalaman dan bentuk dasar perairan yang berbeda yang
biasanya dapat menyebabkan pola distribusi suhu, salinitas dan kadar oksigen
terlarut.(Sidabutar, E.A.2019). dan dimana kedalam dari kolam ikan patin yang
3.3.2.1 pH
Mencatat pH air.
Erlenmeyer.
tidak berwarna.
larutan berubah mejadi warna pink, titrasi hingga berubah menjadi bening
kembali.
3.3.2.4 Alkalinitas
Adapun prosedur kerja yang kami lakukan saat praktikum alkalinitas pada
sampel I yaitu :
2. Air sampel yang telah diukur, ditambakan dengan 5-7 tetes larutan PP.
tidak berubah warna berarti tidak ada PP alkalinitas. Air sampel yang tidak
berubah ditambahkan kembali dengan MO sebanyak 5 tetes dan titrasi
dengan H2SO4.
4. Jika larutan berwarna, maka langsung titrasi dengan H2SO4 sampai warna
pink hilang.
5. Tambahkan 5 tetes indicator (MO) dan titrasi dengan H 2SO4 sampai warna
orange.
3.3.2.5 Kesadahan
Hewan tingkat tinggi yang ada pada kolam yang diamati yaitu Ikan patin , keong
tumbuhan ini sangat mudah dijumpai karena habitatnya yang mudah di temui oleh
tumbuhan, sebagian kecil terdiri dari lumut dan paku-pakuan, sebagian besar
terdiri dari Spermatophyta atau tumbuhan yang sebagian atau seluruh daur
hidupnya berada di air. Tumbuhan akuatik sering disebut pula tumbuhan air yang
adalah tumbuhan yang hidup di dalam air dan memiliki organ yang beradaptasi
dengan lingkungan perairan, atau tumbuh di dekat badan air, terendam sebagian
atau seluruhnya. Tumbuhan akuatik ini umumnya sebagai tanaman hias, karena
keindahan bentuk dan warna, baik pada daun maupun bunga. Selain itu tumbuhan
fitoremedasi, dan cocok apabila ditata sebagai taman yang estetik.(Afiyah, N.,
dkk.2020)
Sedangkan tumbuhan air yang ada pada kolam yang diamati yaitu tanaman
Kangkung
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa kadar oksigen terlarut pada
botol BOD gelap yaitu 8,8mg/l, sedangkan kadar oksigen terlarut dalam botol
BOD terang yaitu 10,56 mg/l, sehingga dapat di peroleh produktivitas primernya
Produksi oksigen dapat menjadi dasar pengukuran adanya kesetaraan yang kuat
3.4.1 pH
Kadar oksigen dalam 1 liter air dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
1000
mg/L O2 terlarut = ------ × p ×N × 8
V
Dimana: 1000 = mL per liter air
8 = jumlah mg/L O2 setara 0,025 N N2S2O3
3.4.3 Karbondioksida
1000
1000
1000
3.4.4 Alkalinitas
3.4.6 Ca dan Mg
ppm
= ppm
BG : Botol Gelap
Berdasarkan data suhu diperoleh selama 24 jam pada kolam budidaya ikan
bawal bertempat di Unit Perikanan Rakyat (UPR) Saluyu dapat dilihat pada
Suhu
40
35
30
25
20
Suhu ℃
Suhu
15
10
5
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.0 8.0 0.0 2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 2.0 4.0 6.0
16 1 2 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Selang Waktu
Gambar 4-1 Data Pengukuran suhu selama 24 Jam pada kolam budidaya ikan
patin di Unit Perikanan
4.1.2 Kecarahan
yaitu 30.cm.Hal ini biasa di pengaruhi oleh fitoplankton dan kedalaman perairan.
4.1.3 Kedalaman
Adapun kedalaman air pada kolam yang diamati yaitu menggunakan meter.dan
Adapun warna perairan pada kolam atau stasiun yang diamati yaitu
berwarna coklat, dimana warna coklat di perairan dapat diduga lebih banyak
Peridinium dan Schizothrix dari jenis alga biru yang mampu menghasilkan
dipengaruhi oleh ion-ion logam yang terlaru seperti oksida besi menyebabkan air
tanah yang larut di perairan akan membuat warna air menjadi keruh.
4.2 Parameter Kimia Air
4.2.1 pH
bawal bertempat di Unit Perikanan Rakyat (UPR) Saluyu dapat dilihat pada
pH
7.2
7
6.8
6.6
6.4
6.2 pH
pH
6
5.8
5.6
5.4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.0 8.0 0.0 2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 2.0 4.0 6.0
16 1 2 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Selang Waktu
Gambar 4-3 Data Pengukuran pH selama 24 Jam pada kolam budidaya ikan patin
di Unit Perikanan
budidaya ikan bawal bertempat di Unit Perikanan Rakyat (UPR) Saluyu dapat
10
8
Do (mg/L)
6
DO
4
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.0 8.0 0.0 2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 2.0 4.0 6.0
16 1 2 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Selang Waktu
Gambar 4-3 Data Pengukuran oksigen terlarut selama 24 Jam pada kolam
budidaya ikan patinl di Unit Perikanan
4.2.3 Karbondioksida
ikan bawal bertempat di Unit Perikanan Rakyat (UPR) Saluyu dapat dilihat pada
Karbondioksida
140
120
karbondioksida (mg/CaCo2)
100
80
60 Karbondioksida
40
20
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.0 8.0 0.0 2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 2.0 4.0 6.0
16 1 2 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Selang Waktu
Gambar 4-4 Data Pengukuran karbondioksida selama 24 Jam pada kolam
budidaya ikan patin di Unit Perikanan
4.2.4 Alkalinitas
Berdasarkan data alkalinias diperoleh selama 24 jam pada kolam budidaya ikan
bawal bertempat di Unit Perikanan Rakyat (UPR) Saluyu dapat dilihat pada
Alkalinitas
90
80
70
Alkalinitas (mg/LCaCo3)
60
50
40 Alkalintas
30
20
10
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.0 8.0 0.0 2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 2.0 4.0 6.0
16 1 2 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Selang Waktu
Gambar 4-5 Data Pengukuran alkalinitas selama 24 Jam pada kolam budidaya
ikan patin di Unit Perikanan
4.2.5 Kesadahan
Berdasarkan data kesadahan diperoleh selama 24 jam pada kolam budidaya ikan
bawal bertempat di Unit Perikanan Rakyat (UPR) Saluyu dapat dilihat pada
250
200
pH
150
100
50
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.0 8.0 0.0 2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 2.0 4.0 6.0
16 1 2 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Selang Waktu
Gambar 4-6 Data Pengukuran Keasadahan selama 24 Jam pada kolam budidaya
ikan patin di Unit Perikanan
Berdasarkan data ca dan mg diperoleh selama 24 jam pada kolam budidaya ikan
bawal bertempat di Unit Perikanan Rakyat (UPR) Saluyu dapat dilihat pada
pH
200
180
160
140
120
100 Ca
ppm
80 Mg
60
40
20
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.0 8.0 0.0 2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 2.0 4.0 6.0
16 1 2 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Selang Waktu
Gambar 4-7 Data Pengukuran Ca dan Mg selama 24 Jam pada kolam budidaya
ikan patin di Unit Perikanan
4.3 Parameter Biologi Air
4.3.1 Hewan Tingkat Tinggi
Pada praktikum kali ini, pengamatan tentang hewan tingkat tinggi atau
belakang.
jam 08.00 sampai 12.00 pada kolam budidaya ikan belanak (Moolgarda seheli)
5.1 Kesimpulan
rata-rata dari kesadahan yaitu 176 mg/l, dan rata-rata kadar Ca sebagai
CaCO3, Mg sebagai CaCO3, Mg sebagai MgCO3, Ca2+, dan Mg2+
berturut-turut yaitu 36,7 ppm, 126,3 ppm, 79,3 ppm, 18,17 ppm, dan 26,63
2. Dari hasil tersebut berarti semua jenis variabek yang diperoleh masih
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Satyani, D., Priono, B.2012. Penggunaan Berbagai Wadah Pembudidaya Ikan Air
Tawar.Media Akuakultur.Vol.7.No.1.Hal.14-19.