KIMIA
DISUSUN OLEH:
EKADAMAYANTI
102 2020 0
Puji syukur penyusunan panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha esa karena
atas kasih dan karunianya sehingga laporan biologi ini dapat diselesaikan pada
waktunya. penyusunan laporan ini agar dapat mengetahui lebih jauh lagi tentang
Larutan Asam dan Basa, Pembuatan dan Pengenceran Larutan, Reaksi Reduksi
Oksidasi, Koloid, Penentuan Ph Tanah,Pembuatan Kertas Indikator Alami.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk setiap
pihak yang sudah mendukung kami baik berupa bantuan ataupun doa dalam
Menyusun laporan biologi ini.terkhusus lagi kami sampaikan terima kasih kepada:
1. Yulianti Rasud, s.Pd.,M .Si Selaku ketua program studi Agroteknologi
2. Masriani SP.,M.Si Selaku kepala laboratorium ilmu-ilmu pertanian
3. selaki dosen pembimbing.
4. selaku asisten dosen .
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan
sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di harapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan
yang lebih luas lagi bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khsusnya.
Nama
i
DATAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DATAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.1.1 Larutan Asam dan Basa.....................................................................1
1.1.2 Pembuatan dan Pengenceran Larutan................................................1
1.1.3 Reaksi Reduksi dan Oksidasi.............................................................1
1.1.4 Koloid.................................................................................................1
1.1.5 Penentuan pH Tanah..........................................................................1
1.1.6 Pembuatan Kertas Indikator Alami....................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
1.2.1 Larutan Asam dan Basa.....................................................................1
1.2.2 Pembuatan dan Pengenceran Larutan................................................1
1.2.3 Reaksi Reduksi dan Oksidasi.............................................................1
1.2.4 Koloid.................................................................................................1
1.2.5 Penentuan pH Tanah..........................................................................1
1.2.6 Pembuatan Kertas Indikator Alami....................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................2
2.1 Larutan Asam dan Basa.............................................................................2
2.2 Pembuatan dan Pengenceran Larutan........................................................2
2.3 Reaksi Reduksi dan Oksidasi....................................................................2
2.4 Koloid........................................................................................................2
2.5 Penentuan pH Tanah.................................................................................2
2.6 Pembuatan Kertas Indikator Alami...........................................................2
BAB III METODE PRAKTIKUM......................................................................3
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................3
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................3
3.3 Prosedur Kerja...........................................................................................3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................4
4.1 Hasil...........................................................................................................4
4.2 Pembahasan...............................................................................................4
ii
BAB V PENUTUP.............................................................................................5
5.1 Kesimpulan................................................................................................5
5.2 Saran..........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6
DOKUMENTASI....................................................................................................7
LAMPIRAN.............................................................................................................8
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
air sabun, serta air abu. Salah satu sifat basa adalah dapat melarutkan lemak.
Itulah sebabnya (abu gosok) digunakan untuk mencuci piring. Pengertian asam
basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1887.
Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila
dilarutkan ke dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen
(H+ ) sebagai satu-satunya ion positif. Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan
dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksil (OH- )
sebagai satu-satunya ion negatif.
Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki
keterbatasan, yakni asam dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi
juga terdapat dalam pelarut bukan air. Fakta-fakta tersebut mendorong J.N
Bronsted dari Denmark dan T. Lowry dari Inggris membuat pengertian baru
mengenai asam dan basa. Bronsted dan Lowry mendefinisikan asam sebagai zat
yang dapat memberikan proton (proton donor), sedangkan basa adalah zat yang
dapat menerima proton (akseptor proton).
I.1.2 Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Pembuatan Larutan ini dimulai dari pengertian larutan, dimana larutan adalah
campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Larutan terdiri atasdua
komponen, komponen utama biasanya disebut pelarut, dan komponen
minornyadinamakan zat terlarut. Pelarut dipandang sebagai pembawa atau
medium bagi zat terlarut,yang dapat berperan serta dalam reaksi kimia dalam
larutan atau meninggalkan larutankarena pengendapan atau penguapan.
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H 2O), selain air
yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena,
minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak
disebutkan.
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan sutu gas dengan gas lainnya. Karena
smeua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas
adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan
gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Apabila sebagian cairan adalah air,
maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan
dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul
dari komponen lainnya.
2
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam
sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan halini muncul
satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm
serta ditambah dengan persen massa dan persen volume.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan.
Hal ini terutama terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat (H2SO4). Agar panas
ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditamahkan
dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat
pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar dapat menyebabkan air mendadak
mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik.
3
Reaksi oksidasi ini ditandai dengan pengikatan oksigen, kenaikan biloks, dan
pelepasan elektron. Sedangkan reaksi reduksi ditandai dengan pelepasan oksigen,
penurunan biloks, dan penangkapan elektron.
I.1.4 Koloid
Koloid, merupakan campuran dari dispersi kasar dengan dispersi halus dengan
ukuran partikel-partikelnya antara 10-7dan 10-5cm. Dalam system koloid,
terdapat dua fase, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi. Walaupun Nampak
sebagai disperse homogeny, namun koloid merupakan disperse heterogen.
Larutan, merupakan sistem dispersi halus yang ukuran partikel-partikelnya sangat
kecil (10-7cm), sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara partikel
pendispersi dan partikel terdispersi meskipun dengan menggunakan mikroskop
ultra.Larutan adalah campuran antara fase terdispersi berupa zat padat, gas,
maupun cair dengan fase pendisperinya yaitu zat cair. Larutan merupakan
campuran homogeny. Suspensi atau dispersi kasar, merupana sistem dispersi
dengan ukuran relatif besar (10 -5cm) yang tersebar merata dalam medium
pendispersinya.Suspenss yaitu campuran heterogen antar fasa terdispersi dengan
medium pendispersinya. Fasa terdispersi biasaanya berupa zat padat yang
ukurannya lebih besar sehingga akan membentuk endapan jika disatukan
didiamkan dalam beberapa saat.
Koloid adalah dua zat heterogen atau lebih yang dicampur dimana partikel-
partikel zat yang ukurannya dari 1 sampai 1000 nm tersebar merata didalam
medium zat yang lainnya. Zat yang tersebar sebagai partikel disebut dengan fase
terdispersi, sedangkan medium pendispersi adalah zat yang menjadi medium
mendispersikan partikel.Koloid seperti larutan jika secara makroskopis yang
terbentuk dari campuran homogen dan zat terlarut dan pelarut. Sedangkan secara
mikroskopis, koloid terlihat seperti suspuensi yang campuran heterogen di mana
masing-masing komponen cenderung saling memisah.
Sifat-Sifat Koloid
Menurut Retnowati (20018:142), Sistem koloid memiliki sifat-sifat khas
yang berbeda dari sifat larutan ataupun juga suspensi. Berikut ini merupakan
penjelasan sifat-sifat koloid :
4
1.Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah pada dispersi koloid, partikel-partikel koloid yang
cukup besar sehingga dapat memantulkan serta dapat menghamburkan sinar ke
sekelilingnya, yang dikenal dengan x.
1. Gerak Brown
Gerak Brown adalah bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu dispersi
koloid yang diamati dengan alat ultramikroskop, maka akan terlihat seperti
partikel koloid yang kecil yang memantulkan sinar serta bergerak acak.
3.Elektroforesis
4.Adsorpsi
Sol padat
Sistem koloid Sol pada terbentuk dari fasa terdispersi yang bentuknya
berupa padatan sedangkan fasa pendispersinya berbentuk padatan. Contohnya:
gelas berwarna, dan intan hitam.
2. Emulsi
Sistem koloid Emulsi terbentuk dari fasa terdispersi yang bentuknya
berupa cairan dan fasa pendispersinya berbentuk cairan. Contohnya: susu, santan,
dan minyak ikan
5
3. Emulsi padat
Sistem koloid Emulsi padat terbentuk dari fasa terdisfersi yang bentuknya
berupa cairan dan fasa pendispersinya berbentuk padatan. Contohnya: jelly,
mutiara, dan keju.
4. Aerosol padat
Sistem koloid Aerosol padat terbentuk dari fasa terdispersi yang bentuknya
berupa padatan dan fasa pendispersinya berbentuk gas. Contohnya: asap dan debu.
5. Aerosol cair
Sistem koloid Aerosol cair terbentuk dari fasa terdispersi yang bentuknya
berupa cairan dan fasa pendispersinya berbentuk gas. Contohnya: kabut, awan,
dan hair spray.
6. Buih
Sistem koloid Buih terbentuk dari fasa terdispersi yang bentuknya gas dan
fasa pendispersinya berbentuk cairan. Contohnya: buih sabun, dank rim kocok.
–Buih padat
Sistem koloid Buih padat terbentuk dari fasa terdispersi yang bentuknya
gas dan fasa pendispersinya berbentuk padatan. Contohnya: karet busa dan batu
apung.
Ciri-Ciri Koloid
Koloid memiliki beberapa ciri dan karakteristik yang sangat unik. Berikut
ini adalah ciri-cirinya :
1. Dispersi molekuler
2. Sifat campuran koloid merupakan heterogen.
3. Koloid tidak dapat disaring.
4. Dimensi partikel kurang dari 1 nm
5. Sistem koloid stabil diakibatkan oleh gaya tarik menarik, yang
6. menyebabkan partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan mengendap.
6
Di dalam kultur larutan umumnya tanaman budidaya yang dipelajari
pertumbuhannya baik/sehat pada level pH 4,8 atau lebih.
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit
antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap. Semakin
kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin
rendah. Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau
kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi
mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama.
7
Tanah masam adalah tanah dengan pH rendah karena kandungan H+ yang
tinggi. Pada tanah masam lahan kering banyak ditemukan ion Al3+ yang bersifat
masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+. Dalarn keadaan
tertentu, yaitu apabila tercapai kejenuhan ion Al3+ tertentu, terdapat juga ion Al-
hidroksida ,dengan demikian dapat menimbulkan variasi kemasaman tanah
(Yulianti, 2015).
1. Kemasaman aktif: Yaitu kemasaman yang disebabkan oleh adanya ion H + yang
ada pada koloid tanah.
8
2. Kemasaman pasif: Yaitu kemasaman yang disebabkan oleh ion H + dan
Al3+yang ada pada kompleks jerapan tanah.
9
I.2 Tujuan
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
11
spesies dalam reaksi. Contoh umum proses redoks adalah pembakaran zat,
pengaratan dan pembubaran logam, peminjaman buah; respirasi dan fotosintesis.
(Shehu, 2012).
II.4 Koloid
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan campuran kasar. Meskipun secara makrokopis koloid tampak
homogen, tetapi koloid digolongkan ke dalam campuran heterogen. Campuran
koloid pada umumnya bersifat stabl dan tidak dapat disaring. Ukuran partikel
koloid terletak antara 1 nm – 100 nm. Sistem koloid terdiri atas terdispersi dengan
ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase
terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut
medium dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan
medium dispersi bersifat kontinu. (Keenan, 2015).
II.5 Penentuan pH Tanah
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion
hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara
tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–
10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0.
Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada
yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang
cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Sarwono, 2015).
II.6 Pembuatan Kertas Indikator Alami
Indikator alami merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya
dalam larutan asam, basa, dan netral. Tidak terlalu sulit menemukan jenis tanaman
untuk digunakan sebagai indikator, biasanya tumbuhan yang berwarna mencolo.
Perubahan warna indikator bergantung pada jenis tanamannya (Muhamad
Ghadafi, 2015).
BAB III
12
BAB IV METODE PRAKTIKUM
IV.1 Waktu dan Tempat
13
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 Hasil
V.2 Pembahasan
14
BAB VI PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16
DOKUMENTASI
17
LAMPIRAN
18