Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena oleh kasih dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini sebaik mungkin dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan laporan ini masih memiliki
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi bahasa, isi maupun
penulisannya.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi penulisan laporan ini.
Kelompok 3
i
ii
DAFTAR ISI
iii
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN1.............................................................................1
1.1 Tujuan Percobaan Pratikum..........................................................1
1.2 Prinsip Kerja pH Meter.................................................................1
1.3 Landasan Teori..............................................................................1
1.3.1 Pembuatan Jelly Drink Averrhoa Blimbi L. (Kajian
Proporsi Belimbing Wulih: Air dan Konsentrasi
Keragenan)...........................................................................1
1.3.2 Definisi pH Meter.................................................................13
1.3.3 pH..........................................................................................13
1.3.4 Indikator................................................................................14
1.3.5 Larutan Asam dan Basa........................................................15
1.3.6 Larutan Penyangga...............................................................16
BAB II PROSEDUR KERJA……………………………………………….17
2.1 Alat dan Bahan..............................................................................17
a.Alat..............................................................................................17
b.Bahan…......................................................................................17
2.2 Prosedur Kerja...............................................................................18
2.2.1 Pembuatan Larutan H2SO4 0,1 Ndari H2SO4 98% Dalam
Labu Ukur 100 mL.......................................................................18
2.2.2 Pembuatan Larutan H2SO4 0,02 Ndari H2SO4 98%
dalam labu ukur 100 Ml...............................................................18
2.2.3 Pembuatan Larutan NaOH 0,1 M.........................................19
2.2.4 Pengenceran Larutan NaOH 0,01 M....................................19
2.2.5 Pembuatan Larutan Na2C2O4 0,025 N...................................19
2.2.6 Pengenceran Larutan Na2C2O4 0,01 N.................................20
2.2.7 Pengukuran pH Larutan.......................................................20
BAB III GAMBAR RANGKAIAN...............................................................21
iv
3.1 Gambar Peralatan..........................................................................21
3.2 Gambar Rangkaian........................................................................23
3.3 Keterangan Gambar Rangkaian.....................................................23
BAB IV DATA PENGAMATAN..................................................................24
BAB V PENGOLAHAN DATA...................................................................25
5.1 Perhitungan Asam.........................................................................25
5.1.1 Pembuatan Larutan H2SO4 0,1 N.........................................25
5.1.2 Pembuatan Larutan H2SO4 0,02 N.......................................25
5.2 Perhitungan Basa...........................................................................26
5.2.1 Pembuatan Larutan NaOH 0,1 M.........................................26
5.2.2 Pengenceran Larutan NaOH 0,1 M Ke 0,01 M Dalam
Labu 100 Ml..............................................................................26
5.2.3 Pembuatan Larutan Na2C2O4 0,025 N..................................27
5.2.4 Pengenceran Larutan Na2C2O4 0,025 N Ke 0,01 N Dalam
Labu 100 mL............................................................................27
5.3 Perhitungan pH Secara Teori........................................................27
a. Perhitungan pH Asam................................................................27
b. Perhitungan pH Basa.................................................................28
5.4 Perhitungan Persen Error..............................................................30
BAB VI KESIMPULAN dan SARAN.........................................................33
6.1 Kesimpulan....................................................................................33
6.2 Saran..............................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
v
Halaman
Tabel 1.1 Data Analisis Belimbing Wuluh Dibandingkan Dengan Pustaka....6
Tabel 4.1 Data Pengamatan pH Meter..............................................................23
DAFTAR GAMBAR
vi
Halaman
Gambar 3.1 Gambar peralatan ....................................................................21
Gambar 3.2 Gambar rangkaian....................................................................24
BAB I
vii
PEDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan Pratikum
Adapun tujuan pratikum pH Meter adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prinsip kerja pH Meter
2. Untuk mengetahui pH suatu larutan, apakah bersifat asam atau bersifat
basa.
3. Untuk membandingkan pH suatu larutan secara teoritis dan praktek.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan.
viii
Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan yang habitatnya
ditemukan diperairan sungai dan rawa banjiran. Tingginya hasil
penangkapan pada perairan rawa dikhawatirkan akan menyebabkan
terjadinya over fishing (penangkapan berlebih) sehingga stok dialam
akan berkurang. Upaya untuk mempertahankan populasi ikan gabus di
alam sudah dilakukan namun belum banyak yang dapat dikatakan
berhasil. Pada rawa banjiran nilai kisaran pH antara 5,5-6,3. Kualitas
air diperairan tersebut tidak cukup baik dan volume air sangat sedikit,
organisme dan bahan organik tinggi sehingga pH yang didapat
mencapai 4,0-4,5. Pada perairan Teluk Gelam yang badan airnya
terletak pada areal hutan rawa mempunyai kisaran pH antara 5,5-6,5
(musim kemarau) dan antara 5,0-6,0 (musim hujan), namun bila diukur
dalam waktu 24 jam pH air dititik terendah yaitu 4,5 (terjadi dimalam
hari), hal ini diduga ada hubungannya dengan proses fotosintesa yang
tidak terjadi pada malam hari.
Metode Penelitian
ix
Alat dan Bahan Alat
Alat
Bahan
Metodologi
Cara Kerja
Persiapan Media
x
dan dikeringan selama 1 hari, selanjutnya pengaturan akuarium
pemeliharaan secara acak sesuai satuan percobaan dan pengisian air
rawa yang telah diendapkan 1 hari di penampungan. Aklimatisasi Ikan
uji diaklimatisasi selama 3 hari didalam akuarium. Selama
pemeliharaan ikan diberi pakan Daphnia sp secara feeding rate dengan
frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari mulai pukul 08.00
WIB, pukul 14.00 WIB dan pukul 19.00 WIB.
Pemeliharaan Ikan
xi
Fisika Dan Kimia Air
Parameter kualitas air yang diukur yaitu pH, suhu, oksigen terlarut
dan amonia. Pengukuran fisika dan kimia air diantaranya pH diukur
setiap hari dalam pemeliharaan, DO diukur per minggu, sedangkan
suhu diukur pagi, siang dan sore selama pemeliharaan. Pada
pengukuran untuk amonia dilakukan pengambilan sampel air pada awal
dan akhir pemeliharaan selanjutnya sampel dianalisis dilaboratorium.
Pertumbuhan
1. Pertumbuhan berat
W = Wt - Wo
Keterangan :
2. Pertumbuhan panjang
L = Lt – Lo
Keterangan :
xii
Lo = Panjang ikan pada awal pemeliharaan (cm)
Kelangsungan Hidup
SR = x100%
Keterangan :
Analisis Data
Data fisika dan kimia air yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis
secara deskriptif. Data parameter pertumbuhan dan kelangsungan hidup
dianalisa regresi dan diuji dengan analisa sidik ragam (uji F). Hasil uji F
menunjukan pengaruh nyata maka dilakukan dengan uji beda rerata
dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada selang kepercayaan 95% .
Suhu
xiii
Gabus Selama Penelitian
Dari data Tabel 1.2 di atas, nilai suhu pada perlakuan berkisar antar
a 26,67ºC-28,11ºC, hal tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan d
engan nilai suhu yang disyaratkan bagi kehidupan ikan dan masih dapat
ditolelir ikan, yang menyatakan bahwa syarat suhu optimal pada pemeli
haraan ikan gabus yaitu berkisar antara 26ºC-30ºC.
Oksigen Terlarut
Amonia
xiv
Keberadaan amonia dapat mempengaruhi pertumbuhan biota dala
m perairan. Berikut hasil pengukuran amonia yang didapat selama penel
itian disajikan dalam Tabel 1.3 berikut ini :
Dari hasil pengukuran kadar amonia pada saat awal penelitian berk
isar 0,0110-0,0300 mg per liter dan akhir penelitian berkisar 0,0300-0,3
650 mg per liter. Nilai amonia tertinggi pada akhir pemeliharaan didapa
t pada perlakuan P1 (penurunan dari pH 5,75 hingga menjadi pH 3,00) a
itu 0,3650 mg per liter hal ini diduga protein yang ada pada pakan cuku
p tinggi karena pakan yang digunakan bersumber dari pakan alami sehi
ngga hasil pembuangan dari ikan itu cukup tinggi, bahwa sumber utama
amonia adalah hasil buangan dari ikan itu sendiri atau hasil lanjutan dar
i perombakan pakan yang mempunyai nilai protein ukup tinggi. Ikan tid
ak dapat bertoleransi terhadap kadar amonia yang terlalu tinggi karena a
kan dapat mengganggu proses pengikatan oksigen dalam darah dan pad
a akhirnya akan, menyebabkan terganggunya sistem tubuh ikan. Selama
masa penelitian amonia masih berada dibawah 1 mg.L -1 dimana berkisar
0,0110-0,3650 mg.L-1. Hal ini menunjukan bahwa kadar amonia masih
berada dikisaran yang aman untuk kehidupan ikan gabus.
Kelangsungan Hidup
xv
Kelangsungan hidup ikan gabus selama pemeliharaan diperoleh de
ngan membandingkan jumlah ikan gabus yang hidup pada akhir pemeli
haraan dengan jumlah ikan gabus pada awal Pemeliharaan. Berdasarkan
hasil analisa sidik ragam bahwa perubahan pH berpengaruh sangat nyat
a terhadap kelangsungan hidup benih ikan gabus. Hasil uji lanjut pengar
uh perubahan pH terhadap kelangsungan hidup benih ikan gabus selama
penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan P3 (penurunan dari pH
5,75 menjadi pH 5,00) berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan la
innya dimana diperoleh nilai rata-rata terbesar yaitu 67,89%. Hubungan
regresi terhadap perubahan pH dengan kelangsungan hidup benih ikan g
abus hingga mencapai pH akhir pemeliharaan dapat dilihat pada Gamba
r 1.1 berikut ini :
xvi
antara x dan y sangat lemah atau mungkin tidak ada sama sekali. Dari
hasil ini bahwa pH yang optimum dan memiliki hubungan korelasi yang
kuat untuk kelangsungan hidup benih ikan gabus adalah perlakuan P3
(penurunan dari pH 5,75 hingga menjadi pH 5,00).
Pertumbuhan
Berat
xvii
sebesar 0,0295 gram per minggu. Hal ini diduga karena pada perlakuan
P0 nafsu makan ikan lebih tinggi sehingga pertumbuhan ikan akan lebih
cepat dan baik. Berbeda dengan perlakuan P1, P2, dan P4 yang
memberikan hasil yang cukup rendah dan juga karena faktor
lingkungan yang menyebabkan ikan kehilangan nafsu makan akibatnya
cenderung lambat untuk tumbuh dan juga pada P3 diduga ikan lebih
memanfaatkan energi dari makanan untuk mempertahankan hidup
daripada pertumbuhan. Data pengukuran biomassa ikan gabus pada
akhir pemeliharaan disajikan pada tabel 1.4 berikut ini :
Panjang
xviii
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang ikan. Grafik hasil
analisa regresi hubungan antara waktu pemeliharaan dengan
pertumbuhan panjang benih dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini :
Kesimpulan
xix
pH Meter adalah seperangkat alat elektronik yang terdiri dari
elektroda kaca (katoda dan anoda) yang apabila elektroda dicelupkan ke
dalam suatu larutan maka akan timbul beda potensial akibat dari ikatan
hydrogen dalam larutan tersebut.
1.3.3 pH
pH adalah potensi ion hydrogen untuk muatan suatu senyawa. pH
sangat berhubungan erat dengan tingkat keasaman dan kebasaan dari
suatu larutan,seperti teori yang telah dinyatakan oleh Lewis, Brown
stead – Lowry dan Achenius. Akan agak merepotkan untuk menyatakan
konsentrasi ion Hidrogen maupun ion Hidroksida dalam suatu bilangan
kali sepuluh berpangkat suatu bilangan negative. Metode yang
digunakan meluas dan menghindari kerepotan, adalah dengan
menyatakan konsentrasi ion hydrogen dari larutan asam, basa, dan
netral yang encer, dalam pH. pH suatu larutan didefenisikan sebagai :
pH = log atau pH = log [H+]
Sebagai suatu contoh perhitungan pH sederhana, perhatikan air
murni atau larutan natrium klorida, yang keduanya bersifat netral.
Dalam masing-masing larutan konsentrasi ion H+ adalah M. pH-nya
adalah :
pH = log [H+]
= log () = log 1,0 log
= log 1,0 ( 7) = 7 log 1,0 = 7 0,00 = 7,00
xx
Suatu pH sebesar 10,7 menyatakan larutan yang lebih bersifat basa
daripada suatu pH 10,6.
Pengukuran pH merupakan salah satu prosedur analitis yang amat
penting dan sering digunakan dalam biokimia. Penentuan yang cermat
pH suatu larutan dapat dilakukan dengan suatu alat yang disebut pH-
meter. Konsentrasi ion H+ mempengaruhi struktur dan aktivitas makro
molekul biologis, dan karena itu mempengaruhi perilaku sel dan
organism. Adalah biasa untuk merujuk konsentrasi ion H + dalam cairan
intrasel dan ekstrasel organisme hidup dalam bentuk pH.
1.3.4 Indikator
Suatu penetapan kasar pH suatu larutan dapat dilakukan dengan
mudah dengan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah asam
atau basa organik yang mempunyai satu warna jika konsentrasi
hydrogen lebih tinggi daripada suatu harga tertentu dan suatu warna lain
jika konsentrasi itu lebih rendah. Akan digunakan rumus umum Hln
untuk indikator asam lemah untuk menggambarkan tipe reaksi yang
terlibat.
Jika indikator itu adalah asam lemah dinitrofenol, Hln tak berwarna
dan ln- berwarna kuning. Dalam larutan dimana [H +] agak tinggi, dalam
hal ini pH sekitar 2,5 hadirnya ion H+ sekutunya menyebabkan reaksi ke
kiri dimenangkan. Akibatnya, bentuk Hln yang tak berwarna
merupakan bentuk utama indikator itu.
Kekeruhan pada suatu range (trayek) pH tertentu. Indikator asam
basa terletak pada titik ekuivalen dan ukuran dari pH. Zat-zat indicator
dapat berupa asam atau basa, larut, stabil dan menunjukkan
perubahaaan warna yang kuat serta biasanya adalah zat organik.
Perubahaan warna di sebabkan oleh resonansi isomer elektron.
Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda dan
akibatnya mereka menunjukkan warna pada range pH yang berbeda.
Indikator asam basa secara garis besardapat di klarifikasikan dalam
3 golongan yaitu :
xxi
-Indikator fenolfttalein dan indikator sulfoftalein.
-Indikator azo
-Indikator trifenilmetana
xxii
1.3.6 Larutan Penyangga
Suatu larutan yang mengandung suatu asam lemah plus suatu
garam dari asam itu, atau suatu basa lemah plus suatu garam dari basa
itu, mempunyai kemampuan bereaksi baik dengan asam kuat maupun
dengan basah kuat. Sistem semacam ini dirujuk sebagai larutan buffer
(penyangga), karena sedikit penambahan asam kuat atau basa kuat itu
hanya mengubah pH sedikit.
BAB II
PROSEDUR KERJA
xxiii
2.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Beaker Glass 500 ml : 1 buah
2. Corong kaca : 1 buah
3. Labu Ukur 100 ml : 2 buah
4. Labu Ukur 250 ml : 3 buah
5. Pipet Tetes : 1 buah
6. Pipet Ukur 1 ml : 1 buah
7. Botol Semprot : 1 buah
8. pH Meter : 1 buah
9. Bola Hisap : 1 buah
10. Batang Pengaduk : 2 buah
11. Kaca Arloji : 2 buah
12. Spatula : 2 buah
13. Neraca Analitik : 1 buah
b. Bahan
1. Larutan H2SO4 98% : 0,67 ml
2. Larutan H2SO4 98% : 0,13 ml
3. NaOH : 1,1321 gram
4. Hablur Na2C2O4 : 0,4188 gram
5. Aquadest : secukupnya
6. Tissue : secukupnya
7. Aluminium foil : secukupnya
8. NaOH Pengenceran : 10 ml
9. Na2C2O4 Pengenceran : 40 ml
xxiv
1. Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.
2. Aquadest dimasukkan sedikit kedalam labu ukur 250 ml.
3. H2SO498 % dipipet sebanyak 0,67 ml, kemudian dimasukkan
kedalam labu ukur yang sudah berisi aquadest.
4. Aquadest dimasukkan kedalam labu ukur sampai garis tanda batas.
5. Permukaan labu ukur bagian dalam dibersihkan dengan tisu,
kemudian labu ukur, ditutup dengan aluminium foil.
6. Larutan dihomogenkan.
2.2.2 Pembuatan Larutan H2SO4 0,02 Ndari H2SO4 98% dalam labu ukur
100 ml
1. Alat dan Bahan dipersiapkan terlebih dahulu
2. Aquadest dimasukkan sedikit kedalam labu ukur 100 ml
3. H2SO4 98 % dipipet sebanyak 0,13 ml menggunakan pipet volum,
kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml yang sudah berisi
aquadest.
4. Aquadest dimasukkan kedalam labu ukur sampai garis tanda batas.
5. Permukaan labu ukur bagian dalam dibersihkan dengan tisu,
kemudian labu ukur ditutup dengan aluminium foil.
6. Larutan dihomogenkan.
xxv
2.2.4 Pengenceran Larutan NaOH 0,01 M
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Larutan NaOH 0,1 M dituang kedalam gelas ukur sebanyak 10 ml,
kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml.
3. Aquadest ditambahkan kedalam labu ukur sampai garis tanda batas
4. Permukaan leher labu bagian dalam dibersihkan dengan tisu,
kemudian labu ukur ditutup dengan aluminium foil.
5. Larutan dihomogenkan
xxvi
1. Alat pH meter dihidupkan. pH meter dicelupkan kedalam aquadest
2. Larutan H2SO4 0,1 N yang akan diukur pH nya dituang kedalam
beaker glass.
3. pH meter dicelupkan kedalam larutan H2SO4 untuk diukur pH nya,
biarkan stabil selama 1 menit.
4. Kemudian pH meter dicuci kedalam aquadest.
5. Setelah itu dengan cara yang sama seperti yang diatas larutan H 2SO4
0,1 N, larutan H2SO4 0,02 N, larutan NaOH 0,1 M, larutan Na2C2O4
0,025 N, larutan NaOH 0,01 M, larutan Na2C2O4 0,01 N.
6. Setelah selesai digunakan, Alat pH meter dimatikan,dan cuci
dengan aquadest. Kemudian dikeringkan dengan tisu.
BAB III
GAMBAR RANGKAIAN
xxvii
3.1 Gambar Peralatan
xxviii
Neraca Analitik pH Meter
xxix
2
1. pH meter
2. Beaker glass
3. Larutan yang diuji pH nya
4. Layar pH meter
BAB IV
DATA PENGAMATAN
xxx
Tabel 4.1 Data Pengamatan Pembuatan Larutan
No Sampel Konsentrasi pH
1. H2SO4 0,1 N 5,0
BAB V
PENGOLAHAN DATA
xxxi
5.1 Perhitungan Asam
5.1.1 Pembuatan Larutan H2SO4 0,1 N
N
N
N 36,8 36,8 N
Volume larutan H2SO4 0,1 N yang dipipet, yaitu :
V1 N1 V2 N2
V1
V1
V1 0,67 mL
N
N
N 36,8 36,8 N
xxxii
V1 M1 V2 M2
V1
V1
V1 10 mL
Jadi, NaOH O,1 M yang dipipet adalah sebesar 10 mL.
pH log [H+]
pH log [2 10-1]
pH log 2
pH 0,3
pH 0,7
b) Perhitungan pH Larutan H2SO4 0,02 N
pH log [H+]
xxxiii
pH log [0,04]
pH log [4 10-2]
pH log 4
pH 0,60
pH 1,4
b. Perhitungan pH Basa
xxxiv
pOH log [25 10-3]
pOH log 25
pOH 1,39
pOH 1,61
pH = 14 pOH
pH = 14 1,61
pH = 12,39
xxxv
% Error 100%
% Error 100%
% Error 100%
% Error 278 %
5.4.3 % Error Larutan NaOH 0,1 N
% Error 100%
% Error 100%
% Error 100%
% Error 100%
% Error 14,6 %
5.4.4 % Error Larutan NaOH 0,01 M
% Error 100%
% Error 100%
% Error 100%
% Error 100%
% Error 10,8 %
5.4.5 % Error Larutan Na2C2O4 0,025 N
% Error 100%
% Error 100%
% Error 100%
% Error 100%
% Error 30,6 %
5.4.6 % Error Larutan Na2C2O4 0,01 N
% Error 100%
% Error 100%
% Error 100%
% Error 100%
% Error 25,8 %
xxxvi
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
xxxvii
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Kepada praktikan disarankan agar hati hati saat memipet H2SO4 98%
dan dilakukan di ruangan asam karena H2SO4 98% merupakan asam kua
t konsentrasi tinggi yang sangat bersifat korosif dan berbahaya apabila ter
kena kulit, dan selalu menggunakan masker selama praktikum untuk
menghindari resiko terhirupnya bahan kimia berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
xxxviii
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Mursyidi, Achmad, dkk. 2007. Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan
Gravimetri. Yogyakarta : Penerbit Gadjah Mada University Press.
Sunarya, Yayan. 2011. Kimia Dasar 2. Bandung : CV. Yrama Widya.
iv
xxxix