Anda di halaman 1dari 44

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA INSTRUMEN

No. Dokumen No. Revisi Tanggal Efektif Halaman

FM-PM-02-04 00 16 September 2019 01 dari 01

“pH METER”

DISUSUN OLEH :
Nama Nim
Fatma Fadilla Hasibuan 2201089
Fatricya Agustina Parhusip 2201090
Febrian Hutahaean 2201091
Ferry Martua Simbolon 2201092
Gideon M.D. Pakpahan 2201093

Group / Kelompok :E/3


Program Studi : Teknik Kimia
Tanggal Praktikum : 01 Desember 2023
Asisten Penanggung Jawab : Juna Sihombing, MT

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

i
MEDAN
2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN
pH METER

Nama Nim
Fatma Fadilla Hasibuan 2201089
Fatricya Agustina Parhusip 2201090
Febrian Hutahaean 2201091
Ferry Martua Simbolon 2201092
Gideon M.D. Pakpahan 2201093

Grup/Kelompok : E/3
Program Studi : Teknik Kimia
Tanggal Praktikum : 01 Desember 2023
Asisten Penanggung Jawab : Juna Sihombing, MT

Medan, 01 Desember 2023


Asisten Laboratorium Pengembangan Praktikan

(Juna Sihombing, MT) ( Kelompok 3 )

i
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kami panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat kasih dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas
Laporan Praktikum dengan modul “pH METER” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah praktikum Kimia Analisa Instrumen. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tugas laporan kami berikut.
Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran agar dapat memperbaiki untuk
kedepannya.
Dengan ini kami berharap, agar tugas laporan ini dapat berguna bagi orang
yang membacanya, untuk menambah ilmu dan pengetahuan.

Medan, 01 Desember 2023

( Kelompok 3 )

ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan
Praktikum...........................................................1
1.2. Prinsip Kerja pH
Meter....................................................................1
1.3. Landasan Teori
1.3.1. Definisi pH Meter.................................................................1
1.3.2. pH.........................................................................................2
1.3.3. Indikator...............................................................................3
1.3.4. Larutan Asam dan Basa.......................................................4
1.3.5. Larutan Penyangga..............................................................4
BAB II. PROSEDUR KERJA
2.1. Alat dan Bahan
A. Alat.........................................................................................6
B. Bahan......................................................................................6
2.2. Prosedur Kerja.................................................................................7
BAB III GAMBAR RANGKAIAN
3.1. Gambar Peralatan...........................................................................10
3.2. Gambar Rangkaian.........................................................................11
3.3. Keterangan Gambar Rangkaian.....................................................11
BAB IV DATA PENGAMATAN........................................................................12
BAB V PENGOLAHAN DATA
5.1. Perhitungan Asam..........................................................................13
5.1.1. Pembuatan Larutan NaOH 0,5 M.........................................13
5.1.2. Pembuatan Larutan NaOH 0,025 M dari Larutan NaOH 0,05
M.....................................................................................................13
5.1.3. Pembuatan Larutan H2C2O4 0,5 M.......................................14

iii
DAFTAR ISI (LANJUTAN)

5.1.4. Pembuatan Larutan H2C2O4 0,025 M dari Larutan H2C2O4


0,05M....................................................................................14
5.1.5. Pembuatan Larutan Na2C2O4 0,5 M.....................................15
5.1.6. Pembuatan Larutan Na2C2O40,025 M dari Larutan Na2C2O4
0,05M....................................................................................15
5.2. Perhitungan Basa............................................................................16
5.2.1. Pembuatan Larutan NaOH 0,05 M.......................................16
5.2.2. Pembuatan Larutan NaOH 0,025 M dari 0,05 M.................16
5.3. Perhitungan Garam.........................................................................19
5.3.1. Pembuatan Larutan Na2C2O4 0,025 N..................................19
5.3.2. Pembuatan Larutan Na2C2O 0,005 N……………………...19
5.4. Perhitungan pH..............................................................................20
1. Perhitungan pH Larutan Asam...................................................20
2. Perhitungan pH Larutan Basa....................................................20
3. Perhitungan Garam……………………………………………21
5.5. Perhitungan Persen Error...............................................................22
1. Perhitungan Persen Error Larutan Asam...................................22
2.Perhitungan Persen Error Larutan Basa......................................22
3. Perhitungan Persen Error Garam……………………………...23
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan.......................................................................................24
6.2. Saran.................................................................................................25

iv
DAFTAR ISI (LANJUTAN)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Data Pengamatan pH Meter..................................................................12

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Gambar peralatan...............................................................................13
Gambar 3.2 Pengukuran pH larutan NaOH 0,01 N...............................................13
Gambar 3.3 Pengukuran pH larutan NaOH 0,001N……......................................13
Gambar 3.4 Pengukuran pH larutan Na2 EDTA 0,02M.........................................14
Gambar 3.5 Pengukuran pH larutan Na2 EDTA 0,04M.........................................14

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan Praktikum


1. Untuk mengetahui prinsip kerja pH Meter.
2. Untuk mengetahui pH suatu larutan, apakah bersifat asam atau bersifat
basa.
3. Untuk membandingkan pH suatu larutan secara teoritis dan praktek.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan.

1.2 Prinsip Kerja pH Meter


pH Meter adalah sebuah perangkat untuk pengukuran pH. pH meter
yang tak lain hanyalah voltameter yang tepat terhubung ke pH elektroda
berupa elektroda ion selektif. Tegangan yang dihasilkan oleh elektroda pH
adalah proporsional ke logaritma dari aktivitas H+. pH meter voltameter layar
akan diskalakan sehingga yang ditampilkan adalah hanya pengukuran hasil
pH. (Sihombing, Juna, 2023).

1.3 Landasan Teori


1.3.1. Defenisi pH Meter
pH adalah singkatan dari power of hydrogen yang memiliki arti
ukuran kekuatan suatu asam. Sebuah pH meter terdiri dari sebuah
elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik
yang mengukur dan menampilkan nilai pH. pH meter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur tingkat asam basa suatu larutan. Alat ini
digunakan di laboratorium untuk mengukur derajat keasaman (pH) suatu
larutan, apakah larutan tersebut tergolong asam, basa, atau netral.
Penggunaan alat ini sangat mudah, dengan mencelupkan elektroda pada
sampel larutan. Elektroda yang digunakan adalah elektroda gelas.
Elektroda gelas terdiri atas sepotong kawat platina yang ditutup dengan
Ag dan AgCl dan dibenamkan dalam larutan HCl.

1
Bagian bawah elektroda terdiri dari membrane glass yang
dipersatukan dengan tabung gelas. Cara kerja alat ini adalah elektroda pH
dimasukkan ke dalam sampel larutan, yang kemudian elektroda akan
mendeteksi sampel larutan dan mengubah sinyal dari elektroda pH
menjadi sinyal listrik dan outputannya akan dikuatkan oleh rangkaian
penguat berupa tegangan analog yang akan diubah menjadi data digital
sehingga hasilnya ditampilkan. (Aina Ulfa Rahmania & Her Gumiwang
Ariswati, 2018).

1.3.2. pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang
terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis.
Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan
larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional. Bila pH < 7 larutan bersifat asam, pH > 7 larutan bersifat
basa. Dalam larutan neutral pH=7.
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH
normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat
tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan
keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14
menunjukkan derajat kebasaan tertinggi. Umumnya indikator sederhana
yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila
keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. (Ihsanto, E., &
Hidayat, S. 2014).
pH adalah potensi ion hidrogen untuk bermuatan dalam suatu
senyawa. pH sangat berhubungan erat dengan tingkat keasaman dan
kebasaan dari suatu larutan, seperti teori yang telah dinyatakan oleh

2
Lewis, Brown Stead-Lowry dan Archenius. pH meter adalah seperangkat
alat elektronik yang terdiri dari elektroda kaca (katoda dan anoda) yang
apabila elektroda dicelupkan ke dalam suatu larutan maka akan timbul
beda potensial akibat dari ikatan hidrogen dalam larutan tersebut.
(Sihombing,J. 2022).
pH merupakan suatu satuan ukur yang menguraikan derajat kadar
keasaman atau basanya suatu larutan. pH diukur pada skala 0 sampai 14
dalam satuan pH. Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah
didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang
terdapat di dalam electrode glass yang telah diketahui dengan larutan
yang terdapat di luar electrode glass yang tidak diketahui. Hal ini
dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan
ion hidrogen yang ukurannya relative kecil dan aktif. Electrode glass
tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hydrogen yang
disebut dengan potential of hydrogen. (Mario Orlando, 2020).

1.3.3. Indikator
Indikator memiliki arti “petunjuk”. Biasanya indikator asam basa
berupa zat kimia yang mempunyai warna yang berbeda apabila
ditambahkan ke dalam larutan asam dan basa.
Sedangkan indikator alami merupakan bahan alam yang dapat
dibuat dari bagian tanaman yang berwarna, misalnya kelopak bunga,
akar, batang dan daun. Beberapa bahan alam yang bisa dimanfaatkan
menjadi indikator asam basa diantaranya kelopak bunga sepatu, bunga
asoka, bunga bougenvil, kunyit dan kulit buah karamunting. Sebenarnya
hampir semua tumbuhan berwarna dapat dipakai sebagai indikator,
namun terkadang perubahan warnanya tidak jelas. (Indira, 2017).

1.3.4. Larutan Asam dan Basa


Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam
definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion

3
H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah
asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (yang digunakan
dalam baterai atau aki mobil).
Asam dan basa adalah besaran yang sering digunakan untuk
pengolahan sesuatu zat, baik di industri maupun kehidupan sehari-hari.
Pada industri kimia, keasaman merupakan variabel yang menentukan
mulai dari pengolahan bahan baku, menentukan kualitas produksi yang
diharapkan sampai pengendalian limbah industri agar dapat mencegah
pencemaran pada lingkungan. Pada bidang pertanian, keasaman pada
waktu mengelola tanah pertanian perlu diketahui. Untuk mengetahui
dasar pengukuran derajat keasaman akan diuraikan dahulu pengertian
derajat keasaman itu sendiri. Pada prinsipnya pengukuran suatu pH
adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antaar larutan
yang terdapat didalam elektroda gelas (membran glass) yang telah
diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda 4 gelas yang
tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca
akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relative kecil dan
aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektro kimia dari
ion hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan elektroda
pembanding. Sebagai catatan alat tersebut tidak mengukur arus tetapi
hanya mengukur tegangan. (Adi dkk, 2019).

1.3.5. Larutan Penyangga


Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH pada kisarannya. Jika ada suatu larutan menyangga
ditambah sedikit asam atau basa atau juga diencerkan, maka pH larutan
tidak berubah. Larutan penyangga sangatlah penting dalam kehidupan,
misalnya dalam analisis biokimia, bakteriologi, zat warna, foto grafi, dan
industri kulit. Kata pH dan larutan buffer (penyangga) sering kita jumpai

4
ketika mempelajari materi asam basa. Suatu larutan yang dapat
mempertahankan nilai pH dengan penambahan sedikit asam, basa, dan
pengenceran oleh air disebut larutan buffer.
Larutan buffer adalah larutan dimana pH nya hanya berubah sedikit
sekali dengan penambahan sedikit asam atau basa. Larutan asam asetat,
natrium asetat, memiliki kemampuan bertahan terhadap perubahan pH,
maka larutan ini disebut larutan buffer. Supaya larutan dapat bertindak
sebagai buffer, larutan tersebut harus mempunyai dua komponen, dimana
yang satu mampu menetralkan asam dan yang satu lagi mampu
menetralkan basa. Sebagai contoh, larutan buffer yang umum adalah
campuran yang mengandung asam lemah dan basa konjugatnya (dari
garamnya) atau basa lemah dan asam konjugatnya (dari garamnya). (Adi
dkk, 2019).
Larutan buffer harus mengandung konsentrasi asam yang cukup
tinggi untuk bereaksi dengan ion OH yang ditambahkan kepadanya dan
harus mengandung konsentrasi basa yang sama tingginya untuk bereaksi
dengan ion H+ yang ditambahkan. Selain itu, komponen asam dan basa
dari bufer tidak boleh saling menghabiskan dalam suatu reaksi
penetralan. Larutan buffer basa merupakan larutan yang mampu
mempertahankan pH pada suasana basa (pH>7).
Kapasitas suatu penyangga merupakan ukuran keefektifannya
dalam menahan perubahan pH pada penambahan asam atau basa.
Semakin besar konsentrasi asam atau basa konjugatnya maka semakin
besar pula kapasitas penyangganya. Kemampuan menyangga dari suatu
larutan buffer didefinisikan sebagai jumlah ion H + atau OH yang dapat
dinetralisir tanpa mengubah pH secara signifikan. (Genes, dkk. 2021).

5
BAB II
PROSEDUR KERJA
2.1. Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Pipet Volume 50 mL : 1 buah
2. Labu Ukur 100 mL : 2 buah
3. Labu Ukur 200 mL : 1 buah
4. Beaker Glass 500 mL : 1 buah
5. Beaker Glass 50 mL : 2 buah
6. Neraca Analitik : 1 unit
7. pH Meter : 1 unit
8. Bola Hisap/aspirator : 1 buah
9. Spatula : 1 buah
10. Batang Pengaduk : 1 buah
11. Corong kaca : 1 buah
12. Kaca Arloji : 1 buah

B. Bahan
1. Serbuk H2C2O4 : 0,9236 gram
2. Hablur Na2C2O4 : 1,3470 gram
3. Hablur NaOH : 0,2750 gram
4. Aquadest : secukupnya
5. Tissue : secukupnya
6. Kertas label : secukupnya

6
2.2. Prosedur Kerja
2.2.1. Pembuatan Larutan NaOH 0,05 M
1. Hablur NaOH ditimbang sebanyak 0,2 gram menggunakan kaca arl
oji dan spatula diatas neraca analitik.
2. Hablur NaOH yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam labu
ukur 200 mL dengan bantuan aquadest.
3. Aquadest ditambahkan sampai tanda batas 200 mL, kemudian
dihomogenkan.

2.2.2. Pembuatan Larutan NaOH 0,025 M dari Larutan NaOH 0,05 M


1. Larutan NaOH 0,05 M dipipet sebanyak 50 ml menggunakan pipet
volume, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
2. Aquadest ditambahkan sampai tanda batas kemudian di
homogenkan.
3. Larutan kemudian dituangkan kedalam beaker glass 50 ml.

2.2.3. Pembuatan Larutan H2C2O4 0,05 M


1. Hablur H2C2O4 ditimbang sebanyak 0,9 gram menggunakan kaca ar
loji dan spatula diatas neraca analitik.
2. Hablur H2C2O4 yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam labu
ukur 200 mL dengan bantuan aquadest.
3. Aquadest ditambahkan sampai tanda batas 200 mL, kemudian diho
mogenkan.
2.2.4. Pembuatan Larutan H2C2O4 0,025 M dari Larutan H2C2O4 0,05 M
1. Larutan H2C2O4 0,05 M dipipet sebanyak 50 ml menggunakan pipet
volume, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
2. Aquadest ditambahkan sampai tanda batas kemudian di
homogenkan.
3. Larutan kemudian dituangkan kedalam beaker glass 50 ml.
2.2.5. Pembuatan Larutan Na2C204 0,05 M
1. Hablur Na2C204 ditimbang sebanyak 1,34 gram menggunakan kaca
arloji dan spatula diatas neraca analitik.

7
2. Hablur Na2C204 yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam labu
ukur 200 mL dengan bantuan aquadest.
3. Aquadest ditambahkan sampai tanda batas 200 mL, kemudian diho
mogenkan.
2.2.6. Pembuatan Larutan Na2C204 0,025 M dari Larutan Na2C204 0,05 M
1. Larutan Na2C204 0,05 M dipipet sebanyak 50 ml menggunakan pipe
t volume, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
2. Aquadest ditambahkan sampai tanda batas kemudian di
homogenkan.
3. Larutan kemudian dituangkan kedalam beaker glass 50 ml.
2.2.7. Pembuatan Larutan NaOH 0,025 M + H2C2O4 0,05 M
1. Larutan NaOH 0,05 M dipipet sebanyak 50mL dan larutan H2C2O4
0,025 M yang telah dilakukan pengenceran dipipet sebanyak 50mL
dengan perbandingan 50:50, kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 100 mL.
2. Aquadest ditambahkan sampai tanda batas 100 mL, kemudian diho
mogenkan.
2.2.8. Pengukuran pH larutan
1. pH meter dibilas menggunakan aquadest dan dikeringkan
menggunakan tissue.
2. pH meter dikalibrasi menggunakan larutan buffer dengan pH 4, pH
7, dan pH 10 kemudian dikeringkan menggunakan tissue.
3. pH larutan buffer 4,6 diukur menggunakan pH meter.
4. pH meter dibilas menggunakan aquadest, kemudian dikeringkan m
enggunakan tissue.
2.2.9. Pengukuran pH larutan NaOH 0,05 M dan NaOH 0,025 M
1. pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam larutan NaOH
0,05 M untuk diukur pH nya.
2. pH meter dibilas dengan aquadest kemudian dikeringkan
menggunakan tissue.

8
3. Kemudian pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam larut
an NaOH 0,025 M untuk diukur pH nya.
4. pH meter dibilas menggunakan aquadest dan dikeringkan menggun
akan tissue.
2.2.10. Pengukuran pH Larutan H2C2O4 0,05 M dan 0,025 M
1. pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam larutan H2C2O4
0,05 M untuk diukur pH nya.
2. pH meter dibilas dengan aquadest kemudian dikeringkan
menggunakan tissue.
3. Kemudian pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam larut
an H2C2O4 0,025 M untuk diukur pH nya.
4. pH meter dibilas menggunakan aquadest dan dikeringkan
menggunakan tissue.
2.2.11. Pengukuran pH Larutan Na2C204 0,05 M dan 0,025 M
1. pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam larutan Na2C204
0,05 M untuk diukur pH nya.
2. pH meter dibilas dengan aquadest kemudian dikeringkan
menggunakan tissue.
3. Kemudian pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam
larutan Na2C204 0,025 M untuk diukur pH nya.
4. pH meter dibilas menggunakan aquadest dan dikeringkan
menggunakan tissue.
2.2.12. Pengukuran pH Larutan NaOH 0,025 M+ H2C2O4 0,05 M
1. pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam larutan NaOH
0,05 M untuk diukur pH nya.
2. pH meter dibilas dengan aquadest kemudian dikeringkan
menggunakan tissue.
3. Kemudian pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam
larutan H2C2O4 0,025 M untuk diukur pH nya.
4. pH meter dibilas menggunakan aquadest dan dikeringkan
menggunakan tissue

9
BAB III

GAMBAR RANGKAIAN

3.1 Gambar Peralatan

Gambar 3.1 Labu Ukur 100 mL Gambar 3.2 Spatula

Gambar 3.3 Beaker Glass Gambar 3.4 Neraca Analitik

Gambar 3.5 Batang Pengaduk Gambar 3.6 pH Meter

10
Gambar 3.7 Corong Kaca Gambar 3.8 Bola Hisap

Gambar 3.9 Kaca Arloji

11
3.2 Gambar Rangkaian

Gambar 3.10 Gambar 3.11

Gambar 3.12 Gambar 3.13

12
Gambar 3.14 Gambar 3.15

Gambar 3.16 Gambar 3.17

13
3.3 Keterangan Gambar Rangkaian
Gambar 3.10 Pengukuran pH larutan Na2C2O4 0,025 M
Gambar 3.11 Pengukuran pH larutan Na2C2O4 0,05 M
Gambar 3.12 Pengukuran pH larutan NaOH + H2C2O4 0,05 M
Gambar 3.13 Pengukuran pH larutan NaOH 0,025 M + H2C2O4
Gambar 3.14 Pengukuran pH larutan H2C2O4 0,05 M
Gambar 3.15 Pengukuran pH larutan H2C2O4 0,025 M
Gambar 3.16 Pengukuran pH larutan NaOH 0,05 M
Gambar 3.17 Pengukuran pH larutan NaOH 0,025 M

14
BAB IV

DATA PENGAMATAN
Tabel 4.1 Data Pengamatan pH Meter

Senyawa Konsentrasi pH Volume Berat Volume


(ml) Yang Yang
Ditimbang Dipipet
(gram) (ml)
NaOH 0,05 M 9,3 100 0,2750 50

0,025 M 9,2 100 - -

H2C2O4 0,05 M 4,9 200 0,9236 50

0,025 M 5,0 100 - -

Na2C2O4 0,05 M 7,3 200 1,3470 50

0,025 M 7,7 100 - -

NaOH 0,025 M 5,6 100 - 50:50


+
H2C204 0,05 M 5,7 100 - 50:50

Tabel 4.1 Data Pengamatan pH Meter

15
BAB V

PENGOLAHAN DATA

5.1. Perhitungan Asam

5.1.1. Pembuatan Larutan NaOH 0,05 M


Dik : M. NaOH = 0,05 M = 0,05 mol/L
BM. NaOH = 40 gr/mol
Volume = 100 mL = 0,1 L
Dit : Berat NaOH yang ditimbang =.....?

Penyelesaian :

Berat yang ditimbang = (M. NaOH) x (BM. NaOH) x (Volume)

= 0,05 mol/L x 40 gr/mol x 0,1 L

= 0,2 gram

Maka, hablur NaOH yang ditimbang adalah 0,2 gram.

5.1.2. Pembuatan Larutan NaOH 0,025 M dari Larutan NaOH 0,05 M

Dik : V2 = 100 mL
M1 = 0,05 M
M2 = 0,025 M
Dit : V1 = ....?

Penyelesaian :

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 0,05 M = 100 mL x 0,025 M

V1 = 50 mL

16
Jadi, Volume yang diperlukan untuk pembuatan larutan NaOH 0,025
M adalah 50 mL, lalu ditambahkan aquadest sampai 100 ml.

5.1.3. Pembuatan Larutan H2C2O4 0,05 M

Dik : M. H2C2O4 = 0,05 M = 0,05 mol/L


BM. H2C2O4 = 90 gr/mol
Volume = 200 mL = 0,2 L
Dit : Berat H2C2O4 yang ditimbang =.....?

Penyelesaian :

Berat yang ditimbang = (M. H2C2O4) x (BM. H2C2O4) x (Volume)

= 0,05 mol/L x 90 gr/mol x 0,2 L

= 0,9 gram

Maka, hablur H2C2O4 yang ditimbang adalah 0,9 gram.

5.1.4. Pembuatan Larutan H2C2O4 0,025 M dari Larutan H2C2O4 0,05 M

Dik : V2 = 100 mL
M1 = 0,05 M
M2 = 0,025 M
Dit : V1 = .....?

Penyelesaian :

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 0,05 M = 100 mL x 0,025 M

V1= 50 mL

Jadi, Volume yang diperlukan untuk pembuatan larutan H2C2O4 0,025


M adalah 50 mL, lalu ditambahkan aquadest sampai 100 ml.

17
5.1.5. Pembuatan Larutan Na2C2O4 0,05 M

Dik : M. Na2C2O4 = 0,05 M = 0,05 mol/L

BM. Na2C2O4 = 134 gr/mol

Volume = 200 mL = 0,2 L

Dit : Berat Na2C2O4 yang ditimbang =.....?

Penyelesaian :

Berat yang ditimbang = (M. Na2C2O4) x (BM. Na2C2O4) x (Volume)

= 0,05 ml/L x 134 gr/mol x 0,2 L

= 1,34 gram

Maka, hablur Na2C2O4 yang ditimbang adalah 1,4 gram.

5.1.6. Pembuatan Larutan Na2C2O4 0,025 M dari Larutan Na2C2O4 0,05 M

Dik : V2 = 100 ml
M1 = 0,05 M
M2 = 0,025 M
Dit : V1 = ....?

Penyelesaian :

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 0,05 M = 100 mL x 0,025 M

V1 = 50 mL

Jadi, Volume yang diperlukan untuk pembuatan larutan Na2C2O4


0,025 M adalah 50 mL, lalu ditambahkan aquadest sampai 100 ml.

18
5.2. Perhitungan Basa

5.2.1. Pembuatan Larutan NaOH 0.05 M


Dik : M2 = 0,025 M
Gram = 0,2 gram
V2 = 100 ml = 0,1 L
BM = 40 gram/mol
Dit : V1 = ?
Penyelesaian :
M1 = gram / (BM x Volume)
= 0,2 gram / (40 gram/mol x 0,1L)
= 0,05 mol/L
= 0,05 M

M1.V1 = M2.V2
0,05.V1 = 0,025 M.100 mL
V1 = 50 mL

Maka , Volume yang diperlukan untuk pembuatan larutan NaOH 0,05


M adalah 50 mL, lalu ditambahkan aquadest sampai 100 mL.

5.2.2. Pembuatan Larutan NaOH 0,025 M dari Larutan NaOH 0,05 M

Dik : V2 = 100 mL

M1 = 0,05 M

M2 = 0,025 M

Dit : V1 = .....?

Penyelesaian :

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 0,05 M = 100 mL x 0,025 M

V1 = 50 mL

19
Maka , Volume yang diperlukan untuk pembuatan larutan NaOH
0,025 M adalah 50 ml, lalu ditambahkan aquadest sampai 100 ml.

5.2.3. Pembuatan Larutan H2C2O4 0,05 M

Dik : M2 =0,025 M

Gram = 0,9 gram

V2 = 100 ml = 0,1 L

BM = 90 gram/mol

Dit : V1 = ....?

Penyelesaian :

M1 = gram / (BM x Volume)

= 0,9 gram / (90 gram/mol x 0,1 L)

= 0,1 M

M1.V1 = M2.V2
0,1 .V1 = 0,025 M.100 mL

V1 = 25 mL

Maka , Volume yang diperlukan untuk pembuatan larutan H2C2O4


0,05 M adalah 25 mL, lalu ditambahkan aquadest sampai 100 mL.

5.2.4. Pembuatan Larutan H2C2O4 0,025 M dari Larutan H2C2O4 0,05 M

Dik : V2 = 100 mL

M1 = 0,05 M

M2 = 0,025 M

Dit : V1 = .....?

Penyelesaian :

V1 x M1 = V2 x M2

20
V1 x 0,05 M = 100 mL x 0,025 M

V1 = 50 mL

Maka , Volume yang diperlukan untuk pembuatan larutan H2C2O4


0,025 M adalah 50 ml, lalu ditambahkan aquadest sampai 100 ml.

5.2.5. Pembuatan Larutan Na2C2O4 0,05 M

Dik : M2 = 0,025 M

Gram = 1,34 gram

V2 = 100 mL = 0,1 L

BM = 134 gr/mol

Dit : V1 = .....?

Penyelesaian :

M1 = gram / (BM x Volume)

= 1,34 gram / (134 gram/mol x 0,1 L)

= 0,1 mol/L

= 0,1 M

M1.V1 = M2.V2
0,1 .V1 = 0,025 M.100 mL

V1 = 25 mL

Maka , Volume yang diperlukan untuk pembuatan larutan Na2C2O4


0,05 M adalah 25 mL, lalu ditambahkan aquadest sampai 100 mL.

5.2.6. Pembuatan Larutan Na2C2O4 0,025 M dari Larutan Na2C2O4 0,05 M

Dik : V2 = 100 mL = 0,1 L

M1 = 0,05 M

M2 = 0,025 M

Dit : V1 = .....?

21
Penyelesaian :

V1 x M1 = V2 x M2

V1 x 0,05 M = 100 mL x 0,025 M

V1 = 50 mL

Maka , Volume yang diperlukan untuk pembuatan larutan Na2C2O4


0,025 M adalah 50 ml, lalu ditambahkan aquadest sampai 100 ml.

5.3. Perhitungan Larutan Garam

5.3.1. Pembuatan Larutan Na2C2O4 0,05 M


Dik : M. Na2C2O4 = 0,05 M = 0,05 mol/L

BM. Na2C2O4 = 134 gram/mol

Volume = 200 mL = 0,2 L

Dit : Berat Hablur Na2C2O4 yang ditimbang = ....?

Penyelesaian :

Gram = M. Na2C2O4 x BM. Na2C2O4 x Volume

= 0,05 mol/L x 134 gram/mol x 0,2 L

= 1,34 gram

Jadi hablur Na2C2O4 yang ditimbang adalah 1,34 gram dan ditambahkan
aquadest hingga 100ml.

5.3.2. Pembuatan larutan Na2C2O4 0,05 M dari Na2C2O4 0,025 M


Dik : V2 = 100 mL
M1 = 0,05 M
M2 = 0,025 M
Dit : V1 = ....?
Penyelesaian :
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 0,05 M = 100 mL x 0,025M

22
V1 = 50 Ml
Jadi larutan yang dipipet adalah 50 ml dan ditambahkan aquadest
hingga 100 mL.

5.4. Perhitungan pH
5.4.1. Perhitungan pH Larutan Asam
a. pH Larutan C2H2O4 0,05 M
pH = - log [H+]
= - log [0,05 x 2]
pH =1

b. pH Larutan C2H2O4 0,025 M


pH H2C2O4 = -log [H+]
= -log [0,025 x 2]
= 1,3010

5.4.2. Perhitungan pH Larutan Basa


a. pH Larutan NaOH 0,05 M
pOH NaOH = -log [OH-]
= -log [0,05 x 1]
= 1,3010
pH NaOH = pKW – pOH
= 14 – 1,3010
= 12,6989

b. pH Larutan NaOH 0,025 M


pOH NaOH = -log [OH-]
= -log [0,025 x 1]
= 1,6020
pH NaOH = pKW – pOH
= 14 – 1,6020
= 12,3979

23
5.4.3. pH Larutan Garam
a. pH Larutan Na2C2O4 0,05 M
[OH-] = 5 x 10-2
pOH = - log [5 x 10-2]
= 2 – log 5
= 1,3010
pH = 14 – 1,3010
= 12,699
b. pH Larutan Na2C2O4 0,025 M
[OH-] =

= (10-14 x 0,025 x 2) / 2 x 10-5


= 0,003
pOH = -log [OH-]
= -log 0,003
= 2,5228
pH = pKW – pOH
=14 – 2,5228
= 11,4772

c. pH Larutan NaOH + H2C2O4 0,05 M


[OH-] =

= (10-14 x 0,05 x 2) / 2 x 10-5


= 0,00000000005
pOH = -log [OH-]
= -log 0,00000000005
= 10,3010
pH = pKW – pOH
=14 – 10,3010
= 3,6989

24
5.5. Perhitungan Persen Error
5.5.1. Perhitungan Persen Error Larutan Asam
a. % Error larutan H2C2O4 0,05 M
% Error = [pH teori – pH praktek] /pH teori x 100 %
% Error = [1 – 4,9] /1 x 100 %
= 3,9 x 100 %
= 390 %
Maka persen error dari larutan H2C2O4 0,05 M adalah 390 %.
b. % Error larutan H2C2O4 0,025 M
% Error = [pH teori – pH praktek] /pH teori x 100 %
% Error = [1,3010 – 5,0] /1,3010 x 100 %
= 2,8431 x 100 %
= 284,31 %
Maka persen error dari larutan H2C2O4 0,025 M adalah 284,31 %.

5.5.2. Perhitungan Persen Error Larutan Basa


a. % Error larutan NaOH 0,05 M
% Error = [pH teori – pH praktek] /pH teori x 100 %
% Error = [12,6989 – 9,3] /12,6989 x 100 %
= 0,2676 x 100 %
= 26,76 %
Maka persen error dari larut NaOH 0,05 M adalah 26,76 %.

b. % Error larutan NaOH 0,025 M


% Error = [pH teori – pH praktek] /pH teori x 100 %
% Error = [12,3979 – 9,2] /12,3979 x 100 %
= 0,2579 x 100 %
= 25,79 %
Maka persen error dari larut NaOH 0,025 M adalah 25,79 %.

5.5.3. Perhitungan Persen Error Larutan Garam


a. % Error larutan Na2C2O4 0,05 M
% Error = [pH teori – pH praktek] /pH teori x 100 %

25
% Error = [12,699 – 7,3] /12,699 x 100 %
= 0,4251 x 100 %
= 42,51 %
Maka persen error dari larutan Na2C2O4 0,05 M adalah 42,51 %.
b. % Error Larutan Na2C2O4 0,025 M
% Error = [pH teori – pH praktek] /pH teori x 100%
% Error = [11,4772 – 7,7] /11,4772 x 100%
= 0,3291 x 100 %
= 32,91 %
Maka persen error dari larutan Na2C2O4 0,025 M adalah 32,91 %.
c. % Error Larutan NaOH + H2C2O4 0,05 M
% Error = [pH teori – pH praktek] /pH teori x 100 %
= [3,6989 – 5,7] /5,7 x 100 %
= 0,3510 x 100 %
= 35,10 %
Maka persen error dari larutan Larutan NaOH + H2C2O4 0,05 M
adalah 35,10 %.

26
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan:
1. Prinsip kerja pH meter" adalah bahwa dengan mempelajari prinsip kerja
pH meter, kita dapat memahami bagaimana alat ini bekerja untuk
mengukur tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Prinsip kerja pH
meter melibatkan penggunaan elektroda khusus yang menghasilkan sinyal
listrik berdasarkan perbedaan konsentrasi ion hidrogen (H ⁺) dalam larutan.
Dengan memahami prinsip kerja ini, kita dapat menggunakan pH meter
dengan benar dan menginterpretasikan hasil pengukuran pH dengan tepat.
Dalam praktikum kali ini digunakan beberapa larutan yang memiliki sifat
yang berbeda beda yaitu ada yang bersifat asam, basa.
2. Dari hasil percobaan, diperoleh pH larutan yang bersifat asam yaitu
H₂C₂O₄. Sedangkan larutan yang bersifat basa yaitu NaOH , Na 2C2O4 dan
Larutan campuran dari NaOH dengan Na2C2O4.
3. Perbandingan pH larutan secara teoritis dan praktek : Perbandingan pH
dari larutan yang dipakai, yaitu :
a. Larutan NaOH 0,05 M dengan HP 9,3 dan HT 12,6989.
b. Larutan NaOH 0,025 M dengan HP 9,2 dan HT 12,3979.
c. Larutan H₂C₂O₄ 0,05 M dengan HP 4,9 dan HT 1.
d. Larutan H₂C₂O₄ 0,025 M dengan HP 5,0 dan HT 1,3010.
e. Larutan Na2C2O4 0,05 M dengan HP 7,3 dan HT 12,699.
f. Larutan Na2C2O4 0,025 M dengan HP 7,7 dan HT 11,4772.
f. Larutan campuran dari NaOH 0,025 M dengan H₂C₂O₄ 0,05 M dengan
HP 8,2 dan HT 3,6989.
4. Faktor yang mempengaruhi pH larutan yaitu :
a. Konsentrasi ion H+ dan ion OH- , karena disaat semakin besar
konsentrasi H+ dalam larutan, maka semakin berkurang keasamannya.

27
b. Derajat Ionisasi, Ion H+ mempengaruhi derajat ionisasi, karena derajat
ionisasi digunakan untuk menggambarkan kekuatan asam dan basa.
c. Tetapan Ionisasi semakin besar derajat ionisasi, maka akan semakin
besar juga tetapan ionisasinya.
6.2. Saran
Sebaiknya saat melakukan praktikum agar menggunakan larutan jenis
lain kedepannya dan alat yang rusak pada laboratorium agar di perbaiki
supaya praktikan lebih mudah dalam praktikum.

28
DAFTAR PUSTAKA

Adi, dkk. 2019. Pengaruh Tambahan pH-Buffer-Ekstrak Kunyit, Ekstrak Daun


Asam Dan Kombinasi Ekstrak Kunyit-Daun Asam. Bali : Universitas
Udayana.

Aina Ulfa Rahmania, H. G. 2018. Perancangan pH Meter Berbasis Arduino Uno.


1-2. Surabaya : POLTEKES Surabaya

Ihsanto, E., & Hidayat, S. (2014). Rancang bangun sistem pengukuran pH meter
dengan menggunakan mikrokontroller arduino uno. Jurnal teknologi
elektro, Jakarta Pusat : Universitas mercu buana.

Indira, Cita. 2017. Pembuatan Indikator Asam Basa Karamunting. Kalimantan


Tengah : SMAN 4 Sampit.

Mario Orlando. 2020. Sistem Monitoring dan Penjernihan Air Berdasarkan


Derajat Keasaman (pH) dan Kekeruhan Pada Bak Penampungan Air
Berbasis Internet of Things. Padang: Universitas Andalas.

Sihombing, J. 2023. Penuntun Praktikum Kimia Analisa Instrumen. Medan: PTKI


Medan.

1
LAMPIRAN

1
1
1
1
2

Anda mungkin juga menyukai