“pH METER”
DISUSUN OLEH :
Nama Nim
Fatma Fadilla Hasibuan 2201089
Fatricya Agustina Parhusip 2201090
Febrian Hutahaean 2201091
Ferry Martua Simbolon 2201092
Gideon M.D. Pakpahan 2201093
i
LEMBAR PENGESAHAN
pH METER
Nama Nim
Fatma Fadilla Hasibuan 2201089
Fatricya Agustina Parhusip 2201090
Febrian Hutahaean 2201091
Ferry Martua Simbolon 2201092
Gideon M.D. Pakpahan 2201093
Grup/Kelompok : E/3
Program Studi : Teknik Kimia
Tanggal Praktikum : 01 Desember 2023
Asisten Penanggung Jawab : Sri Astuti, ST
i
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kami panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat kasih dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas
Laporan Praktikum dengan modul “pH METER” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah praktikum Kimia Analisa Instrumen. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tugas laporan kami berikut.
Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran agar dapat memperbaiki untuk
kedepannya.
Dengan ini kami berharap, agar tugas laporan ini dapat berguna bagi orang
yang membacanya, untuk menambah ilmu dan pengetahuan.
( Kelompok 3 )
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan Praktikum...........................................................1
1.2. Prinsip Kerja pH Meter....................................................................1
1.3. Landasan Teori
1.3.1. Definisi pH Meter.................................................................1
1.3.2. pH.........................................................................................2
1.3.3. Indikator...............................................................................3
1.3.4. Larutan Asam dan Basa.......................................................4
1.3.5. Larutan Penyangga..............................................................4
BAB II. PROSEDUR KERJA
2.1. Alat dan Bahan
A. Alat.........................................................................................6
B. Bahan......................................................................................6
2.2. Prosedur Kerja.................................................................................7
BAB III GAMBAR RANGKAIAN
3.1. Gambar Peralatan...........................................................................10
3.2. Gambar Rangkaian.........................................................................11
3.3. Keterangan Gambar Rangkaian.....................................................11
BAB IV DATA PENGAMATAN........................................................................12
BAB V PENGOLAHAN DATA
5.1. Perhitungan Asam..........................................................................13
5.1.1. Pembuatan Larutan NaOH 0,5 M.........................................13
5.1.2. Pembuatan Larutan NaOH 0,025 M dari Larutan NaOH 0,05
M.....................................................................................................13
5.1.3. Pembuatan Larutan H2C2O4 0,5 M.......................................14
iii
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
iv
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data Pengamatan pH Meter..................................................................12
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Gambar peralatan...............................................................................13
Gambar 3.2 Pengukuran pH larutan NaOH 0,01 N...............................................13
Gambar 3.3 Pengukuran pH larutan NaOH 0,001N……......................................13
Gambar 3.4 Pengukuran pH larutan Na2 EDTA 0,02M.........................................14
Gambar 3.5 Pengukuran pH larutan Na2 EDTA 0,04M.........................................14
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Elektroda gelas terdiri atas sepotong kawat platina yang ditutup dengan
Ag dan AgCl dan dibenamkan dalam larutan HCl.
Bagian bawah elektroda terdiri dari membrane glass yang
dipersatukan dengan tabung gelas. Cara kerja alat ini adalah elektroda pH
dimasukkan ke dalam sampel larutan, yang kemudian elektroda akan
mendeteksi sampel larutan dan mengubah sinyal dari elektroda pH
menjadi sinyal listrik dan outputannya akan dikuatkan oleh rangkaian
penguat berupa tegangan analog yang akan diubah menjadi data digital
sehingga hasilnya ditampilkan. (Aina Ulfa Rahmania & Her Gumiwang
Ariswati, 2018).
1.3.2. pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang
terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis.
Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan
larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional. Bila pH < 7 larutan bersifat asam, pH > 7 larutan bersifat
basa. Dalam larutan neutral pH=7.
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH
normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat
tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan
keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14
menunjukkan derajat kebasaan tertinggi. Umumnya indikator sederhana
yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila
keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. (Ihsanto, E., &
Hidayat, S. 2014).
2
pH adalah potensi ion hidrogen untuk bermuatan dalam suatu
senyawa. pH sangat berhubungan erat dengan tingkat keasaman dan
kebasaan dari suatu larutan, seperti teori yang telah dinyatakan oleh
Lewis, Brown Stead-Lowry dan Archenius. pH meter adalah seperangkat
alat elektronik yang terdiri dari elektroda kaca (katoda dan anoda) yang
apabila elektroda dicelupkan ke dalam suatu larutan maka akan timbul
beda potensial akibat dari ikatan hidrogen dalam larutan tersebut.
(Sihombing,J. 2022).
pH merupakan suatu satuan ukur yang menguraikan derajat kadar
keasaman atau basanya suatu larutan. pH diukur pada skala 0 sampai 14
dalam satuan pH. Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah
didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang
terdapat di dalam electrode glass yang telah diketahui dengan larutan
yang terdapat di luar electrode glass yang tidak diketahui. Hal ini
dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan
ion hidrogen yang ukurannya relative kecil dan aktif. Electrode glass
tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hydrogen yang
disebut dengan potential of hydrogen. (Mario Orlando, 2020).
1.3.3. Indikator
Indikator memiliki arti “petunjuk”. Biasanya indikator asam basa
berupa zat kimia yang mempunyai warna yang berbeda apabila
ditambahkan ke dalam larutan asam dan basa.
Sedangkan indikator alami merupakan bahan alam yang dapat
dibuat dari bagian tanaman yang berwarna, misalnya kelopak bunga,
akar, batang dan daun. Beberapa bahan alam yang bisa dimanfaatkan
menjadi indikator asam basa diantaranya kelopak bunga sepatu, bunga
asoka, bunga bougenvil, kunyit dan kulit buah karamunting. Sebenarnya
hampir semua tumbuhan berwarna dapat dipakai sebagai indikator,
namun terkadang perubahan warnanya tidak jelas. (Indira, 2017).
3
1.3.4. Larutan Asam dan Basa
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam
definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion
H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah
asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (yang digunakan
dalam baterai atau aki mobil).
4
ditambah sedikit asam atau basa atau juga diencerkan, maka pH larutan
tidak berubah. Larutan penyangga sangatlah penting dalam kehidupan,
misalnya dalam analisis biokimia, bakteriologi, zat warna, foto grafi, dan
industri kulit. Kata pH dan larutan buffer (penyangga) sering kita jumpai
ketika mempelajari materi asam basa. Suatu larutan yang dapat
mempertahankan nilai pH dengan penambahan sedikit asam, basa, dan
pengenceran oleh air disebut larutan buffer.
Larutan buffer adalah larutan dimana pH nya hanya berubah sedikit
sekali dengan penambahan sedikit asam atau basa. Larutan asam asetat,
natrium asetat, memiliki kemampuan bertahan terhadap perubahan pH,
maka larutan ini disebut larutan buffer. Supaya larutan dapat bertindak
sebagai buffer, larutan tersebut harus mempunyai dua komponen, dimana
yang satu mampu menetralkan asam dan yang satu lagi mampu
menetralkan basa. Sebagai contoh, larutan buffer yang umum adalah
campuran yang mengandung asam lemah dan basa konjugatnya (dari
garamnya) atau basa lemah dan asam konjugatnya (dari garamnya).(Adi
dkk, 2019).
5
BAB II
PROSEDUR KERJA
B. Bahan
1. Serbuk : 0,9236 gram
2. Hablur : 1,3470 gram
3. Hablur NaOH : 0,2750 gram
4. Aquadest : secukupnya
5. Tissue : secukupnya
6. Kertas label : secukupnya
6
2.2. Prosedur Kerja
2.2.1. Pembuatan Larutan NaOH 0,05 M
1. Hablur NaOH ditimbang sebanyak 0,2 gram menggunakan kaca
arloji dan spatula diatas neraca analitik.
2. Hablur NaOH yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam labu
ukur 200 mL dengan bantuan aquadest.
3. Aquadest ditambahkan sampai tanda batas 200 mL, kemudian
dihomogenkan.
7
3. Aquadest ditambahkan sampai tanda batas 200 mL, kemudian
dihomogenkan.
2.2.6. Pembuatan Larutan Na2C204 0,025 M dari Larutan Na2C204 0,05 M
1. Larutan Na2C204 0,05 M dipipet sebanyak 50 ml menggunakan
pipet volume, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
2. Aquadest ditambahkan sampai tanda batas kemudian di
homogenkan.
2.2.7. Pembuatan Larutan NaOH 0,05 M + H2C2O4 0,025 M
1. Larutan NaOH 0,05 M dipipet sebanyak 50mL dan larutan H2C2O4
0,025 M yang telah dilakukan pengenceran dipipet sebanyak 50mL
dengan perbandingan 50:50, kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 100 mL.
2. Aquadest ditambahkan sampai tanda batas 100 mL, kemudian
dihomogenkan.
2.2.8. Pengukuran pH larutan
1. pH meter dibilas menggunakan aquadest dan dikeringkan
menggunakan tissue.
2. pH meter dikalibrasi menggunakan larutan buffer dengan pH 4, pH
7, dan pH 10 kemudian dikeringkan menggunakan tissue.
3. pH larutan buffer 4,6 diukur menggunakan pH meter.
4. pH meter dibilas menggunakan aquadest, kemudian dikeringkan
menggunakan tissue.
2.2.9. Pengukuran pH larutan NaOH 0,05 M dan NaOH 0,025 M
1. pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam larutan NaOH
0,05 M untuk diukur pH nya.
2. pH meter dibilas dengan aquadest kemudian dikeringkan
menggunakan tissue.
3. Kemudian pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam
larutan NaOH 0,025 M untuk diukur pH nya.
4. pH meter dibilas menggunakan aquadest dan dikeringkan
menggunakan tissue.
8
2.2.10. Pengukuran pH Larutan H2C2O4 0,05 M dan 0,025 M
1. pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam larutan H2C2O4
0,05 M untuk diukur pH nya.
2. pH meter dibilas dengan aquadest kemudian dikeringkan
menggunakan tissue.
3. Kemudian pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam
larutan H2C2O4 0,025 M untuk diukur pH nya.
4. pH meter dibilas menggunakan aquadest dan dikeringkan
menggunakan tissue.
2.2.11. Pengukuran pH Larutan Na2C204 0,05 M dan 0,025 M
1. pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam larutan Na2C204
0,05 M untuk diukur pH nya.
2. pH meter dibilas dengan aquadest kemudian dikeringkan
menggunakan tissue.
3. Kemudian pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam
larutan Na2C204 0,025 M untuk diukur pH nya.
4. pH meter dibilas menggunakan aquadest dan dikeringkan
menggunakan tissue.
2.2.12. Pengukuran pH Larutan NaOH 0,05 M+ H2C2O4 0,025 M
1. pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam larutan NaOH
0,05 M untuk diukur pH nya.
2. pH meter dibilas dengan aquadest kemudian dikeringkan
menggunakan tissue.
3. Kemudian pH meter yang sudah kering dimasukkan ke dalam
larutan H2C2O4 0,025 M untuk diukur pH nya.
4. pH meter dibilas menggunakan aquadest dan dikeringkan
menggunakan tissue
9
BAB III
GAMBAR RANGKAIAN
1 2 3 4 5
Keterangan :
10
3.2 Gambar Rangkaian
11
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Tabel 4.1 Data Pengamatan pH Meter
12
BAB V
PENGOLAHAN DATA
Penyelesaian :
= 0,2 gram
Dik : V2 = 100 mL
M1 = 0,05 M
M2 = 0,025 M
Dit : V1 = ....?
Penyelesaian :
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 50 mL
13
Jadi, Volume yang diperlukan untuk pembuatan larutan NaOH 0,025
M adalah 50 mL, lalu ditambahkan aquadest sampai 100 ml.
Penyelesaian :
= 0,9 gram
Dik : V2 = 100 mL
M1 = 0,05 M
M2 = 0,025 M
Dit : V1 = .....?
Penyelesaian :
V1 x M1 = V2 x M2
V1= 50 mL
14
5.1.5. Pembuatan Larutan Na2C2O4 0,05 M
Penyelesaian :
= 1,34 gram
Dik : V2 = 100 ml
M1 = 0,05 M
M2 = 0,025 M
Dit : V1 = ....?
Penyelesaian :
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 50 mL
15
5.2. Perhitungan Basa
M1.V1 = M2.V2
0,05.V1 = 0,025 M.100 mL
V1 = 50 mL
Dik : V2 = 100 mL
M1 = 0,05 M
M2 = 0,025 M
Dit : V1 = .....?
Penyelesaian :
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 50 mL
16
Maka , Volume yang diperlukan untuk pembuatan larutan NaOH
0,025 M adalah 50 ml, lalu ditambahkan aquadest sampai 100 ml.
Dik : M2 =0,025 M
V2 = 100 ml = 0,1 L
BM = 90 gram/mol
Dit : V1 = ....?
Penyelesaian :
= 0,1 M
M1.V1 = M2.V2
0,1 .V1 = 0,025 M.100 mL
V1 = 25 mL
Dik : V2 = 100 mL
M1 = 0,05 M
M2 = 0,025 M
Dit : V1 = .....?
Penyelesaian :
V1 x M1 = V2 x M2
17
V1 x 0,05 M = 100 mL x 0,025 M
V1 = 50 mL
Dik : M2 = 0,025 M
V2 = 100 mL = 0,1 L
BM = 134 gr/mol
Dit : V1 = .....?
Penyelesaian :
= 0,1 mol/L
= 0,1 M
M1.V1 = M2.V2
0,1 .V1 = 0,025 M.100 mL
V1 = 25 mL
M1 = 0,05 M
M2 = 0,025 M
Dit : V1 = .....?
18
Penyelesaian :
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 50 mL
Penyelesaian :
= 1,34 gram
Jadi hablur Na2C2O4 yang ditimbang adalah 1,34 gram dan ditambahkan
aquadest hingga 100ml.
19
V1 = 50 Ml
Jadi larutan yang dipipet adalah 50 ml dan ditambahkan aquadest
hingga 100 mL.
5.4. Perhitungan pH
pH = - log H+
= - log
pH = 2,699
pH = - log [ ]
= - log 25x
pH = 1,602
20
= - log 5 x
pOH =2,699
pH = 14 – pOH
= 14 – 2,699
pH = 11,301
p = - log [ ]
= - log 5 x 10-3
p = 2,301
p = 14 – 2,301
p = 11,699
pH = - log [ ]
= - log
pH = 2,699
21
b. pH Larutan NA2C2O4 0,025 M
[ ] = a x Ma
= 25 x 10-3
= 0,025
pH = - log 25 x 10-3
= - log 25 x
pH = 1,602
= 0,8154
= 81,54 %
Maka persen error dari larutan H2C2O4 0,05 M adalah 81,54 %
b. % Error larutan H2C2O4 0,025 M
% Error = |pH teori – pH praktek/pH teori | x 100%
% Error =
= 2,0586
= 205,86 %
Maka persen error dari larutan H2C2O4 0,025 M adalah 205,86 %
22
= 0,2301 x 100%
= 23,01 %
Maka persen error dari larut NaOH 0,05 M adalah 23,01 %
= 1,3341
= 133,41 %
Maka persen error dari larutan NA2C2O4 0,05 M adalah 133,41 %
b. % Error larutan NA2C2O4 0,025 M
% Error = |pH teori – pH praktek/pH teori | x 100%
% Error =
= 3,1198
= 311,98 %
Maka persen error dari larutan NA2C2O4 0,025 M adalah 311,98 %
23
BAB VI
6.1. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan:
24
4. Faktor yang mempengaruhi pH larutan yaitu : a. Konsentrasi ion H+ dan
ion OH Karena disaat semakin besar konsentrasi H+ dalam larutan, maka
semakin berkurang keasamannya b. Derajat Ionisasi Ion H+
mempengaruhi derajat ionisasi, karena derajat ionisasi digunakan untuk
menggambarkan kekuatan asam dan basa c. Tetapan Ionisasi Semakin
besar derajat ionisasi, maka akan semakin besar juga tetapan ionisasinya.
6.2. Saran
Sebaiknya saat melakukan praktikum agar menggunakan larutan jenis lain
kedepannya dan alat yang rusak pada laboratorium agar di perbaiki supaya
praktikan lebih muda dalam praktikum.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ihsanto, E., & Hidayat, S. (2014). Rancang bangun sistem pengukuran pH meter
dengan menggunakan mikrokontroller arduino uno. Jurnal teknologi
elektro, Jakarta Pusat : Universitas mercu buana.
1
LAMPIRAN
1
1
1
1
1