Disusun oleh:
ANISA
213010504008
Palangka Raya, Mei 2023
Menyetujui,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan “Laporan Pratikum Pengolahan
Mineral dan Batubara” ini dengan tepat waktu.
Penyusunan laporan ini tak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang
telah membantu baik waktu, tenaga dan pikirannya. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih banyak atas kontribusinya
Meski demikian, saya meyakini masih banyak yang perlu diperbaiki dalam
penyusunan makalah ini, baik dari segi penulisan, tata bahasa, dan bahkan tanda
baca sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian sebagai
bahan evaluasi.
Demikian, besar harapan penulis agar laporan ini dapat menjadi bahan
bacaan menarik bagi pembaca terutama mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.
ANISA
213010504008
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.4 Manfaat.....................................................................................................2
3.2 Pengayakan.............................................................................................27
4.1.1 Alat..................................................................................................32
iii
4.1.2 Bahan..............................................................................................35
5.2 Pembahasan............................................................................................52
7.1 Kesimpulan.............................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................71
DOKUMENTASI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 4.11 Gambar Penimbangan batubara...................................................38
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Cara pemisahan konsentrasi berdasarkan sifat fisik mineral atau sifat
kimia-fisika...............................................................................................................11
Tabel 5.2 Berat tertahan dan lolos setelah pengayakan dalam persen dan kilogram
..................................................................................................................................52
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Manfaat
Dalam kegiatan praktikum ini dapat memberikan manfaat, yaitu para
praktikan dapat memahami dan mengerti dalam cara menggunakan alat-alat
3
pengolahan bahan galian, seperti Mini Jaw Crusher yang mana akan berguna
pada saat memasuki dunia kerja dipertambangan pada bidang pengolahan.
BAB II
DASAR TEORI
4
5
2. Sub-bituminous
Sub-bituminous merupakan jenis batubara yang sedikit lebih tua
dari lignite namun masih sedikit lunak. Sehingga belum bisa disebut
batubara sempurna. Sub-bituminous memiliki warna cokelat
kehitaman dengan kadar air yang masih tinggi namun lebih rendah
dibandingkan lignite.
3. Bituminous
Bituminous coal adalah jenis batubara berwarna hitam yang paling
banyak digunakan pada industri dan PLTU. Jenis batubara ini
memiliki kualitas jauh lebih baik dari lignite. Batubara ini terbentuk
dari jenis sebelumnya, yakni sub-bituminous coal yang semakin dalam
dan semakin lama tertimbun, sehingga tekstur batubara menjadi keras
dan warnanya menjadi lebih hitam.
4. Antrasit
Batubara antrasit adalah jenis batubara keras yang berwarna hitam
mengkilat, secara fisik memang hampir sama seperti bitumonous coal
tapi antrasit memiliki tekstur lebih padat, mengkilat dan lebih sedikit
debunya.Secara umum, antrasit adalah jenis batubara dengan grade
tertinggi karena dari semua jenis batubara tipe inilah yang memiliki
kandungan carbon yang paling banyak, sehingga energi yang
dihasilkan juga jauh lebih banyak dari jenis bituminous coal.
7
1. Total Moisture
2. Total Sulfur
9
3. Calorific Value
Nilai HGI juga dipengaruhi oleh dilusi abu dari penambangan yang
akan meningkatkannya. Selain itu kandungan moisture juga memiliki
pengaruh cukup besar.Setiap batubara memiliki peringkat dan nilainya
10
Tabel 2.1 Cara pemisahan konsentrasi berdasarkan sifat fisik mineral atau sifat
kimia-fisika
batuan/bijih, disamping itu nip angle (sudut jepit dari alat peremuk).
Gaya yang bekerja pada umumnya: gaya tekan, gravitasi, gesek,
chipping (menyudut), sedangkan pada proses penggilingan pecahnya
bijih dapat disebabkan adanya grinding media yang dapat menimbulkan
gaya: gesek, impact atau jatuhan.
Pada operasi penggilingan menggunakan mill maka kecepatan putar
mill perlu diperhitungkan karena sangat berpengaruh terhadap produk
yang dihasilkan. Kecepatan kritis mill, yaitu batas kecepatan putar
silinder mill yang membuat semua isian (beban) didalam mill mulai
menempel pada dinding bagian dalam silinder, sehingga tidak terjadi
penggerusan/penggilingan. Besarnya kecepatan/putaran kritis mill ini
menurut B.A.Wills (1985) dapat didekati dengan persamaan:
15
423
N c=
√D . d
Dimana:
berat jenis, bentuk, dan volume butir partikel. Classifying ini akan efektif
(cocok) jika digunakan pada ukuran material yang dipisahkan lebih besar
20 mesh.
Tujuan dari crushing maupun grinding, disamping untuk mereduksi
ukuran bijih juga untuk meliberasi bijih agar lebih sempurna dan untuk
memenuhi kehendak konsumen agar sesuai dengan persyaratan yang
berlaku.
2. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu operasi untuk memisahkan antara
mineral yang berharga dengan mineral tak berharga/pengotornya (gangue
mineral) dalam suatu bijih material yang memanfaatkan sifat fisik atau
sifat kimia-fisika permukaan mineral yang akan dipisahkan. Sifat fisik
yang sering digunakan sebagai dasar pemisahan adalah:
a) Warna, kilap, bentuk kristal
Cara pemisahan mineral yang didasarkan pada warna, kilap,
bentuk kristal dapat dilakukan secara manual, dan cara ini disebut
dengan hand picking atau hand sorting. Umumnya mineral/ material
yang dipisahkan ukurannya tidak terlalu halus dan biasanya
merupakan pemisahan tahap paling awal.
b) Berat jenis (Specific Gravity)
Mineral dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan berat jenis.
Cara pemisahan mineral yang yang didasarkan pada perbedaan berat
jenis disebut konsentrasi gravitasi (gravity concentration). Untuk
mengetahui tingkat kemudahan suatu mineral jika dipisahkan dengan
konsentrasi gravitasi dapat dilihat harga/nilai kriteria konsentrasinya
(concentration criteria), yang ditujukkan dalam persamaan sebagai
berikut:
Dh . Df
CC =
Dl . Df
17
Dimana:
CC = kriteria konsentrasi
Secara umum jika nilai kriteria konsentrasi lebih besar 2,5 atau
negatif maka mineral akan mudah dipisahkan dengan cara gravitasi
untuk segala ukuran. Jika nilainya lebih kecil 2,5 maka efisiensi
pemisahan juga akan menurun. Jika nilainya kurang dari 1,25 maka
pemisahan cara gravitasi sulit untuk dilaksanakan.
Konsentrasi gravitasi dapat dikelompokkan menjadi:
a. Konsentrasi yang memanfaatkan aliran tipis horizontal
(flowing film concentration).
Konsentrasi ini didasarkan pada perbedaan berat jenis
mineral yang dipisahkan dan dilakukan dengan menggunakan
aliran air yang tipis. Pemisahan mineral akan dipengaruhi
oleh gaya gesek antara mineral dengan dasar meja (deck),
gaya dorong air terhadap partikel, gaya gravitasi maupun
gaya centripetal (untuk humprey spiral). Gaya gesek lebih
dominan pada partikel atau mineral berat, sedangkan gaya
dorong air akan dominan terhadap mineral ringan dan gaya
gravitasi akan mengenai pada mineral berat maupun ringan.
18
b. Jigging
Jigging adalah operasi pengerjaan mineral mendasarkan.
atas perbedaan kecepatan mengendap antara mineral berharga
dengan gangue mineral. Ada 3 peristiwa penting dalam
jigging, yaitu:
i) Hindered Settling Classification
ii) Differential Acceleration
iii) Consolidation Trickling pada akhir suction
Agar ketiga peristiwa ini bisa terjadi berulang-ulang dan
untuk membantu proses pemisahan, maka pada alat ini
19
5. Sampling
Sampling yaitu merupakan proses pengambilan contoh yang
sesedikit mungkin tetapi bisa mewakili bijih seluruhnya. Setiap proses
konsentrasi selalu dilakukan sampling, ini dengan tujuan untuk
mengontrol apakah operasi yang sedang berjalan ini sesuai dengan
keinginan atau tidak. Dalam sampling ini hasilnya akan lebih baik jika
pengambilan sample dilakukan berkali-kali dalam jumlah yang sedikit
dari pada sekali tetapi jumlah yang banyak.
Random sampling yaitu cara mengumpulkan contoh sedemikian
rupa sehingga setiap unit yang membentuk lot mempunyai
kesempatan/peluang yang sama untuk diikutkan ke dalam contoh.
Sistematic sampling ialah cara mengumpulkan contoh dari lot
pada interval yang spesifik dan teratur, baik dalam istilah jumlah,
waktu dan ruang.
Increment yaitu sejumlah material yang diambil sebagai contoh
dari lot dengan menggunakan alat sampling dan dengan satu kali
operasi (misal dengan satu kali sekop).
23
BAB III
PENGENALAN ALAT
3.1 Mini Jaw Crusher
Penghancuran material dengan menggunakan mesin penghancur jenis
mini jaw crusher, dilakukan dengan melakukan penekanan pada material
yang dimasukkan kedalam diantara jaw tetap dan jaw yang bergerak. Jaw
gerak di gerakan oleh conecting rod yang di hubungkan pada crank shaft
yang berputar yang di hubungkan dengan pulley, sedangkan pulley digerakan
oleh motor listrik melalui V-belt. Perubahan gerak rotasi crank shaft menjadi
gerak translasi pada connecting rod digunakan untuk mendorong atau
menarik jaw gerak. Pada saat connecting rod menarik jaw gerak, ruang antara
jaw tetap dan jaw gerak meluas dan material dengan dimensi yang besar bisa
masuk pada ruangan antara jaw gerak dan jaw tetap sampai tertahan pada
kedua sisi jaw tersebut.
Pada saat connecting rod mendorong jaw gerak, ruang antara jaw gerak
dan jaw tetap menyempit dan mengakibatkan material yang berada diantara
kedua jaw tersebut tertekan, karena material tersebut tidak mampu menahan
tekanan, maka material hancur oleh tekanan yang di berikan oleh kedua jaw
tersebut.
24
25
Kelompok : 1 (Satu)
Kelompok : 1 (Satu)
Bagian-Bagian Alat :
1. Kabel, berfungsi sebagai penyambung aliran listrik pada mesin.
2. Tombol ON/OFF, berfungsi untuk mematikan ataupun menghidupkan
mesin.
3. Drive Motor, sebagai penggerak flywheel.
4. V-Belt, sebagai penghubung antara drive motor dan juga flywheel agar
flywheel dapat bergerak.
5. Cover, sebagai pelindung V-belt agar tidak terjadi kejelakaan kerja.
6. Flywheel, berfungsi untuk menggerakkan dan memutar excentric shaft.
7. Tempat memasukkan bahan (entrance mouth), Sebagai tempat
memasukkan bahan kedalam mesin.
8. Product Box, sebagai tempat bahan yang sudah dihancurkan oleh mesin.
9. Adjustment, berfungsi sebagai pengatur fixed jaw untuk mengatur besar
ukuran bahan yang dihancurkan mesin.
10. Main shaft cover, sebagai pelindung main shaft yang membantu
pergerakam movable jaw.
11. Fixed jaw, berfungsi untuk menahan pada saat bagian lain bergerak
menekan batuan.Movable jaw, bagian yang bergerak maju dan mundur
untuk menekan batuan.
12. Movable jaw, bagian yang bergerak maju dan mundur untuk menekan
batuan.
3.2 Pengayakan
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai
dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium. Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu:
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
28
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
4.1.1 Alat
Terdapat beberapa alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum pengolahan mineral dan batubara yang digunakan pada saat
praktikum yaitu sebagai berikut :
32
33
2. Timbangan Gantung
Cara kerja dari timbangan gantung ini lebih sederhana daripada
timbangan lainnya, hanya memerlukan LoadCell S dan Hook sudah
bisa mengubah data dari analog menjadi data digital yang akan terbaca
melalui display atau indicator sebagai hasil dari penimbangan yang
dilakukan.
3. Ayakan
Ayakan (screen) dengan berbagai desain telah digunakan secara
luas pada proses pemisahan butiran - butiran berdasarkan ukuran yang
terdapat pada mesin-mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan
sebagai alat pembersih, pemisahan kontaminan yang berbeda
ukurannya dari bahan baku. Pada praktikum kali ini kami
menggunakan ayakan dengan 26 mesh.
4. Pan (wadah)
Pan (wadah) ini digunakan untuk menampung material yang sudah
dilakukan proses pengayakan. Yang kemudian ditungkan lagi kedalam
plastik sampel.
5. Besi Pendorong
Untuk mendorong material batubara yang butuh dorongan pada
hooper mini jaw crusher agar masuk ke dalam dan terhancurkan.
4.1.2 Bahan
1. Batubara
Bahan yang kami gunakan pada prakikum kali ini yaitu
batubara. batubara dipecahkan menggunakan palu geologi, kemudian
masukan ke mulut mesin jaw crusher, setelah hancur batubara hancur
menjadi material yang lebih kecil yang tertampung di box
penampungan yang ada pada bagian mesin mini jaw crusher.
2. Plastik sampel
Plastik sampel ini berfungsi untuk menyimpan sampel material
yang sudah dilakukan penghancuran, pada praktikum kali ini plastik
sampel digunakan untuk menyimpan sampel batubara yang sudah
diayak, baik batubara yang lolos dari ayakan maupun batubara yang
tertahan.
Gambar 4.12
Gambar Memasukkan batubara ke dalam mini jaw crusher
8.
8. Memasukkan hasil pengayakan ke dalam plastik sampel dengan catatan
lolos dan tertahan bagi yang tertahan pada ayakan dan catat beratnya.
5.1 Hasil
Dari kegiatan Praktikum Pengolahan Mineral dan Batubara ini
dilaksanakan pada hari Sabtu, 06 Mei 2023 di Laboratorium Pengolahan
Mineral dan Batubara Jurusan/Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik,
Universitas Palangka Raya. Percobaan yang dilakukukan adalah kominusi
(crushing) dan pengayakan. Dari kegiatan penimbangan sampel (batubara)
menggunakan timbangan digital. Kami mengetahui bahwa berat batubara
sebelum proses crushing adalah 3,77 kg. Namun, setelah kegiatan crushing
berat sampel yang kami timbang berkurang 0,02 kg menjadi 3,75 kg.
5.2 Pembahasan
Tabel 5.2 Berat tertahan dan lolos setelah pengayakan dalam persen dan
kilogram
Tertahan % Lolos % Terbuang % Total
52
53
Grafik persentase %
60.00%
50.00% 56.63 %
40.00%
42.84 %
30.00%
20.00%
10.00%
0.00% 0.53 %
perbandingan
1. Tertahan (oversize)
1,615 kg
× 100=42 ,84 %
3 ,77 kg
2. Lolos (undersize)
2,135 kg
× 100=56 ,63 %
3 ,77 kg
54
3. Terbuang
0 , 02 kg
× 100 kg=0 ,53 %
3 ,77 kg
Total
= 100%
Total : 3, 75 kg
26 × 56 , 63
X=
80
1.472 , 38
X=
80
X =18,405
KUNJUNGAN LAPANGAN
1. Jaw Crusher
56
57
2. Cone Crusher
3. Screening
Alat screening merupakan alat mekanis yang digunakan untuk
memisahkan material berdasarkan ukuran partikelnya. Tujuan utama dari
alat ini adalah untuk memilah material yang dihasilkan menjadi fraksi
yang lebih kecil, sesuai dengan kebutuhan produksi atau spesifikasi yang
ditetapkan. Proses kerja alat screening melibatkan material yang
59
4. Conveyor
Conveyor merupakan sebuah alat mekanis yang dirancang untuk
mengangkut batuan atau material dari satu lokasi ke lokasi lain dengan
menggunakan gerakan berkelanjutan. Fungsi utama conveyor adalah
memudahkan transportasi material atau batuan secara efisien dan
meningkatkan produktivitas. Conveyor pada area jaw crusher terdapat dua
arah yaitu yang pertama mengarah ke Gudang batu kemudian yang kedua
mengarah ke sirdam. Pada gudang batu terdapat conveyor yang mengarah
ke secondary crusher atau cone crusher. Kemudian dari cone crusher
60
Gambar6.4
Gambar 6.4Conveyor
Conveyor
1. Pengangkutan umpan
Truk pengangkut batuan mengumpankan batuan ke jaw crusher
61
2. Penghancuran batuan
Kemudian batuan dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil di jaw
crusher.
Produk dari jaw crusher yang akan diolah pada tahap selanjutnya di
kumpulkan di gudang batu.
4. Menuju ke sirdam
5. Secondary crushing
Kemudian dari gudang batu diarahkan ke tahapan selanjutnya yaitu ke
2. Pengembang properti
Pengembang properti sering menggunakan batu belah andesit
untuk proyek-proyek perumahan, apartemen, atau pusat
perbelanjaan. Batu belah andesit dapat memberikan nilai estetika
dan daya tahan yang baik pada proyek-proyek tersebut
3. Pemilik rumah
Pemilik rumah juga menjadi konsumen batu belah andesit.
Mereka dapat menggunakan batu belah andesit untuk pembuatan
taman, jalur pejalan kaki di halaman belakang, atau untuk membuat
area parkir di rumah mereka.
4. Pemerintah daerah
Pemerintah daerah sering menggunakan batu belah andesit
untuk proyek-proyek pembangunan jalan, taman kota, dan fasilitas
umum lainnya. Batu belah andesit memiliki daya tahan yang baik
dan membutuhkan perawatan yang minimal, sehingga cocok untuk
digunakan dalam proyek-proyek publik
5. Pemilik properti komersial
Pemilik properti komersial, seperti hotel, restoran, atau pusat
perbelanjaan, juga dapat menjadi konsumen batu belah andesit. Batu
belah andesit dapat digunakan untuk membuat area parkir, teras,
atau jalan setapak di sekitar bangunan komersial tersebut
6. Pembangunan jalan dan jembatan
Batu belah andesit sering digunakan dalam proyek
pembangunan jalan dan jembatan. Batu belah andesit dapat
memberikan kekuatan dan daya tahan yang diperlukan untuk
menghadapi lalu lintas kendaraan berat dan kondisi cuaca yang
berubah-ubah.
67
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil praktikan pada praktikum teknik
pengolahan mineral dan batubara yaitu :
68
membebaskan bijih (meliberasi), dimana antara mineral
berharga
69
69
Pada saat connecting rod menarik jaw gerak, ruang antara jaw tetap
dan jaw gerak meluas dan material dengan dimensi yang besar bisa
masuk pada ruangan antara jaw gerak dan jaw tetap sampai tertahan
pada kedua sisi jaw tersebut. Pada saat connecting rod mendorong jaw
gerak, ruang antara jaw gerak dan jaw tetap menyempit dan
mengakibatkan material yang berada diantara kedua jaw tersebut
tertekan, karena material tersebut tidak mampu menahan tekanan,
maka material hancur oleh tekanan yang di berikan oleh kedua jaw
tersebut. Pada praktikum kali ini digunakan ayakan dengan 26 mesh
dan cara kerjanya sendiri adalah dengan menempatkan hasil
peremukan batubara dengan mini jaw crusher kedalam ayakan, namun
penempatan ayakan sangat tergantung pada hasil hasil ayakan.
Semakin tinggi pegangan ayakan maka akan semakin banyak hasil
yang terbuang karena tertiup udara. Selanjutnya goyangkan ke kanan-
kiri ayakan secara terus menerus dan apabila hasil ayakan lolos telah
habis pada ayakan, selanjutnya pindahkan hasil tertahan kedalam
plastik sample dan lakukan seterusnya. Lama pengayakan pada alat ini
± 5 menit pada setiap ayakan dan kami melakukan pengayakan
sebanyak 6 kali, jadi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil ayakan yang lolos selama ± 30 meni
71
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Teori crusher: Prinsip Kerja - Jenis Jaw Crusher - Core Crusher -
Gyratory Crusher - Roller Crusher.
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/operasiperemu
kan-crushing/ Diakses pada 111 Mei 2023.
Kusnanto, Ari Langgeng. 2017. Perancangan Mesin Pengayak Sisa Flux Pada
Pengelasan Saw Menggunakan Dua Lantai Saringan Dengan Air Vibrator
Kapasitas 215 Kg/Jam. http://eprints.umm.ac.id/40661/3/jiptummpp-gdl-
arilanggen-49009-3-2.babii.pdf. Diakses pada 9 Mei 2023.
Yusuf Kavin Aqli. 2022. Laporan Akhir Praktikum Pengolahan Mineral dan
Batubara. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya, Fakultas Teknik,
Jurusan Teknik Pertambangan.
\
72
DOKUMENTASI
73
74
75
76
77
78