Dosen :
Fahrul Indrajaya ST.,MT.
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama Penulis panjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
tanpa rahmat-Nya penulis tidak dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan selesai tepat
waktu. Adapun judul makalah ini adalah “KEPATUHAN PERIZINAN USAHA
PERTAMBANGAN”.
Makalah ini penulis buat sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Regulasi
Pertambangan. Penulis menyadari bahwa dalam proses peulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan dari makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i
BAB I ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Perizinan ............................................................................................................. 3
2.2 Macam – Macam Perizinan Pertambangan ........................................................................... 4
2.3 Perizinan dan Tahapan Kegiatan Pertambangan ................................................................... 4
2.4 Sanksi Terhadap Pelanggaran di Bidang Izin Usaha Pertambangan (IUP) ............................ 7
BAB III ................................................................................................................................................ 9
PENUTUP ........................................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 9
3.2 Saran ....................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut (Adrian Sutedi 2011) Perizinan adalah suatu persetujuan dari penguasa
berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentuh
menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan peraturan perundang-undangan, selain
itu perizinan juga bisa diartikan sebagai dispensasi atau pelepasan/pembebasan dari
suatu larangan.
3
2.2 Macam – Macam Perizinan Pertambangan
1. Menyiapkan wilayah usaha pertambangan (WUP) dan rencana lelang wilyah izin
usaha pertambangan (WIUP)
2. Menjamin penyelesaian izin dan pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang
dikeluarkan pemerintah, termasuk penyelesaian masalah tanah.
3. Menjamin keberlangsungan pemanfaatan hasil pegolahan/pemurnian minerba
4
4. Menyediakan dan menjamin keterbukaan data dan informasi
5. Melakukan pembinaan pertambangan
1. Memiliki mineral dan batu bara dan mineral ikutannya setelah membayar iuran
produksi.
2. Menjual hasil produksi
3. Mengusahakan mineral lain
4. Mendapatkan izin operasi produksi pasca izin eksplorasi
5. Mendapatkan suspense
5
Jangka waktu IUP untuk kegiatan eksplorasi
• Pertambangan Mineral logam paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dijamin
memperoleh perpanjangan 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun;
• Pertambangan Mineral bukan logam paling lama 10 (sepuluh) tahun dan dijamin
memperoleh perpanjangan 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun;
• Pertambangan Mineral bukan logam jenis tertentu paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan dijamin memperoleh perpanjangan 2 (dua) kali masing-masing 10
(sepuluh) tahun
• Pertambangan batuan paling lama 5 (lima) tahun dan dijamin memperoleh
perpanjangan 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun
• Pertambangan Batubara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dijamin memperoleh
perpanjangan 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun
• Pertambangan Mineral logam yang terintegrasi dengan fasilitas pengolahan
dan/atau pemurnian selama 30 (tiga puluh) tahun dan dijamin memperoleh
perpanjangan selama 10 (sepuluh) tahun
• Pertambangan Batubara yang terintegrasi dengan kegiatan Pengembangan dan atau
Pemanfaatan selama 30 (tiga puluh) tahun dan dijamin memperoleh perpanjangan
selama 10 (sepuluh) tahun
6
2.4 Sanksi Terhadap Pelanggaran di Bidang Izin Usaha Pertambangan (IUP)
7
dilakukan yaitu untuk eksplorasi dan eksploitasi. Kegiatan eksplorasi meliputi
penyelidikan umum,eksplorasi, dan studi kelayakan. Yang dimaksud eksplorasi
adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara
terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran kualitas, dan sumber-
sumber daya terukur dari bahan galian serta informasi mengenai lingkungan sosial
dan lingkungan hidup. “Oleh karena itu melakukan kegiatan eksplorasi
pertambangan didasarkan atau izin yang dikeluarkan pemerintah yaitu IUP atau
IUPK, maka eksplorasi yang dilakukan tanpa izin tersebut merupakan perbuatan
pidana yang diancam hukuman berdasarkan Pasal 160 Ayat 1UU No. 4 Tahunb
2009 dipidana paling lama 1 tahun atau denda paling banyak 200.000.000,00”.
d. Tindakan Pidana Menghalangi Kegiatan Usaha Pertambangan
Pengusaha pertambangan yang telah memperoleh izin dari pejabat yang
berwenang dapat segera melakukan kegiatannya sesuai lokasi yang diberikan.
Dalam melaksanakan kegiatan usaha pertambangan terkadang tidak dapat berjalan
lancer karena adanya gangguan dari warga masyarakat setempat. Gangguan
tersebut terjadi karena disebabkan jalan menjadi rusak akibat dilalui kendaraan-
kendaraan berat, sungai dan sawah tertutup tanah galian, tanaman menjadi rusak,
dan laian-lain. “Warga yang merasa dirugikan biasanya protes dengan menghalangi
dengan berbagai cara agar penambangan tidak diteruskan terhadap perbuatan yang
mengganggu kegiatan usaha pertambangan tersebut merupakan tindakan pidana
yang diancam dengan pasal 162 UU No.32 Tahun 2009, dipidana paling lama 1
tahun atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00”.
e. Tindakan Pidana yang Berkaitan dengan Penyalahgunaan Wewenang Pejabat
Pemberian Izin
Ketentuan pidana yang telah dibicarakan diatas lebih banyak ditujukan
kepada perbuatan yang dilakukan oleh penerima/pemegang izin tambang. Selain
itu UU Pertambangan juga mengatur tentang tindak pidana yang ditujukan kepada
pejabat yang meberikan izin sebagaimana Pasal 165 yang berbunyi “ Setiap orang
yang mengeluarkan IUP, IPR, atau IUPK yang bertentangan dengan undang-
undang ini dan menyalahgunakan kewenangan diberi sanksi pidana paling lama 2
tahun penjara dan denda paling banyak Rp. 200.000.000,00”. Perbuatan
penyalahgunaan kewenagna sifatnya luas tetapi terhadap pejabat penerbit izin
tersebut dibatasi sepanjang perbuatan penerbitan IUP, IPR, atau IUPK saja. Tujuan
diaturnya tindak pidana ini agar pejabat tersebut dapat bekerja dengan baik dan
8
melayani kepentingan masyarakat dengan semestinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perizinan dapat diartikan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan
dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh masyarakat.
2. Dalam Undang-undang pertambangan selain mengenal adanya tindakan pidana
illegal mining juga terdapat bermacam-macam tindakan pidana lainya:
a. Tindakan Pidana Melakukan Pertambangan Tanpa Izin.
b. Tindakan pidana menyampaikan data laporan palsu.
c. Tindak Pidana Melakukan Eksplorasi Tanpa Hak.
d. Tindakan Pidana Menghalangi Kegiatan Usaha Pertambangan.
e. Tindakan Pidana yang Berkaitan dengan Penyalahgunaan Wewenang Pejabat
Pemberian Izin.
3.2 Saran
Saran yang penyusun ingin berikan kepada pembaca adalah agar pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun, sehingga dapat lebih baik
dalam pembuatan makalah dengan mencari lebih banyak referensi dari berbagai sumber, baik
dari buku maupun dari internet.
9
DAFTAR PUSTAKA
10