Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA ERA


PRESIDEN JOKO WIDODO PERIODE KEDUA

Dosen Pengampu :
M. Abd. Nasir

Oleh Kelompok A :
1. Iqbal Argo Bagas Baresi 180810101053
2. Saifullah Dhul Khilmi 180810101148
3. Nona Maharani Nenhea 190810301038
4. Rahel Kerenhapukh 190810301044
5. Sirwi Nindia 190810301067

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat
dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
pemenuhan tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terimakasih kepada segala pihak yang bersedia berkontribusi
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami berharap makalah ini
dapat memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia yang dosen
pengampu tugaskan kepada kami dan juga kami berharap agar makalah ini bisa
bermanfaat untuk pembaca.
Karena keterbatasan ilmu dan pengalaman kami, kami percaya bahwa
banyak kekurangan di makalah ini. Oleh sebab itu, kami berharap kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Jember, 28Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................................... 4
2.1 Pengertian Tenaga Kerja ............................................................................ 4
2.2 Pengertian Kesempatan Kerja .................................................................... 4
2.3 Pengertian Lapangan Pekerjaan atau Lapangan Usaha .............................. 6
2.4 Pengertian Klasifikasi tenaga kerja ............................................................ 7
2.5 Pengertian Pengangguran ........................................................................... 7
BAB 3 PEMBAHASAN .............................................................................................. 9
3.1 Tenaga kerja ............................................................................................... 9
3.2 Klasifikasi Tenaga Kerja ............................................................................ 12
3.3 Angkatan Kerja .......................................................................................... 16
3.4 Kesempatan Kerja ...................................................................................... 17
3.5 Pengangguran ............................................................................................. 17
3.6 Hukum Ketenagakerjaan ............................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 21

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketersediaan lapangan atau kesempatan kerja baru untuk mengatasi
permasalahan ketenagakerjaan, yakni pengangguran merupakan salah satu
target yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional maupun
daerah. Pertumbuhan pengangguran tersebut secara langsung menimbulkan
kesulitan bagi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya,
karena membuat sumber daya terbuang percuma, dan pendapatan masyarakat
berkurang. Sementara itu adanya keterbatasan pendidikan dan keterampilan,
berakibat pada rendahnya produktivitas tenaga kerja dan menjadi kendala
bagi pengangguran untuk memasuki dunia kerja. Keadaan seperti itu
menimbulkan tekanan ekonomi yang mempengaruhi emosi masyarakat
maupun kehidupan rumah tangga sehingga akan mengurangi kesejahteraan
masyarakat.
Terkait dengan hal itu, diselenggarakan pembangunan ketenagakerjaan
atas asas keterpaduan dan kemitraan, sebagaimana telah ditetapkan dalam
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Menurut UU
tersebut, salah satu tujuan pembangunan ketenagakerjaan adalah untuk
memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan
manusiawi, serta menciptakan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan
tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan
daerah. Berdasarkan upaya mencapai tujuan pembangunan ketenagakerjaan
dan mengurangi tingkat pengangguran di berbagai daerah, pemerintah pusat
dengan kewenangan yang dimiliki, turut berperan serta mengatasi
permasalahan tersebut. Bantuan tersebut diberikan melalui Tugas
Pembantuan (TP) dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dengan
pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Permasalahan pengangguran merupakan masalah nasional yang dihadapi
seluruh wilayah di Indonesia.
Karena adanya Covid-19 hal ini membuat perekonomian indonesia yang
sangat signifikan menurun 5 hingga pesen. Begitu juga dalam semua sektor

1
yaitu kesehatan,pedagangan dan investasi juga pariwisata serta UMKM dan
juga usaha kecil dan menengah dan juga usaha industri retail/pemasaran
meliputi semua aktifitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung
kepada konsumen. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Bahkan Presiden Joko Widodo pun mengeluarkan paket kebijakan ekonomi
yang beberapa diantaranya berkaitan dengan sektor industri untuk
menggerakkan perekonomian Indonesia dengan pemberdayaan usaha mikro
danmeningkatkan daya saing industri nasional.
Keberadaan industri dalam skala besar maupun skala industri kecil akan
menimbulkan dampak sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar
industri.3 Dampak ekonomi yang muncul setelah keberadaan usaha industri
adalah meningkatnya pendapatan masyarakat dan terbukanya lapangan
pekerjaan. Meskipun keberadaan industri dirasa penting untuk
meningkatkan perekonomian, perkembangan perindustrian di Indonesia
tidak serta merta bebas tanpa batas. Konstitusi Indonesia telah memberikan
batasan terkait dengan perekonomian nasional sebagaimana yang tercantum
dalam Pasal 33 ayat (4) UUD NRI 1945 yang menyebutkan bahwa,
“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.” Dalam pasal tersebut
menegaskan bahwa perekonomian dalam hal ini keberadaan usaha industri
harus berwawasan lingkungan. Industri dituntut untuk mampu mengolah
limbah hasil usaha industri agar tidak mencemari lingkungan. Salah satu
upaya pemerintah untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk
mencegah bahaya terhadap lingkungan adalah dengan mengeluarkan izin.
Setiap orang atau badan usaha yang ingin membangun usaha industri harus
memiliki izin diantaranya adalah izin mengenai izin usaha industri.
Instrumen perizinan usaha industri adalah merupakan hasil aktualisasi tujuan
perundang-undangan perizinan usaha industri bahwa jika diizinkan maka ada
jaminan dari otoritas perizinan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan

2
jika tidak diizinkan maka usaha industri dirasa tidak mampu mewujudkan
kesejahteraan sosial.

3
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Tenaga Kerja
Badan Pusat Statistik mendefinisikan tenaga kerja (manpower) sebagai
seluruh penduduk dalam usia kerja (15 tahun keatas) yang berpotensi
memproduksi barang dan jasa. BPS (Badan Pusat Statistik) membagi tenaga kerja
(employed), yaitu:
1. Tenaga kerja penuh (full employed), adalah tenaga kerja yang
mempunyaijumlah jam kerja > 35 jam dalam seminggu dengan hasil kerja
tertentu sesuai dengan uraian tugas.
2. Tenaga kerja tidak penuh atau setengah pengangguran (under employed),
adalah tenaga kerja dengan jam kerja < 35 jam seminggu; dan
3. Tenaga kerja yang belum bekerja atau sementara tidak bekerja
(unemployed), adalah tenaga kerja dengan jam kerja 0 > 1 jam perminggu.
Menurut undang-undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal
1, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan Pasal 8 mengenai perencanaan tenaga kerja dan
informasi ketenagakerjaan meliputi: Kesempatan kerja, Pelatihan kerja,
Produktivitas tenaga kerja, Hubungan industrial, Kondisi lingkungan kerja,
Pengupahan dan Kesejahteraan tenaga kerja.
Tenaga kerja juga berarti tenaga kerja manusia, baik jasmani maupun rohani,
yang digunakan dalam proses produksi, yang disebut juga sebagai sumber daya
manusia. Tenaga kerja inilah yang menggarap sumber daya produksi alam.
Manusia tidak hanya menggunakan tenaga jasmani, melainkan juga tenaga rohani.
Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang mengandalkan fisik atau jasmani
dalam proses produksi. Sedangkan tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang
memerlukan pikiran untuk melakukan kegiatan proses produksi.

2.2 Pengertian Kesempatan Kerja

4
Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk
bekerja pada suatu instansi. Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga
kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau
seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia. Kebijaksanaan negara
dalam kesempatan kerja meliputi upaya-upaya untuk mendorong pertumbuhan
dan perluasan lapangan kerja di setiap daerah, serta perkembangan jumlah dan
kualitas angkatan kerja yang tersedia agar dapat memanfaatkan seluruh potensi
pembangunan di daerah masing-masing. Penciptaan kesempatan kerja adalah
langkah yang tepat, mengingat penawaran tenaga kerja yang lebih tinggi dari
permintaannya. Kelebihan tenaga kerja yang lebih tinggi dari permintaannya.
Kelebihan tenaga kerja ini biasanya merupakan tenaga kerja tidak ahli, sehingga
perlu kiranya perluasan investasi pada proyek-proyek padat karya, bukan pada
perkembangan sektor kapitalis dengan ciri utama padat modal sebagai hasil dari
pilihan strategi pembangunan yang mendahulukan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Kesempatan kerja mengandung pengertian bahwa besarnya kesediaan
usaha produksi untuk mempekerjakan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses
produksi, yang dapat berarti lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia
untuk bekerja yang ada dari suatu saat dari kegiatan ekonomi.
Kesempatan kerja dapat tercipta apabila terjadi permintaan tenaga kerja di
pasar kerja, sehingga dengan kata lain kesempatan kerja juga menujukkan
permintaan terhadap tenaga kerja. Kesempatan kerja menurut Tambunan, adalah
termasuk lapangan pekerjaan yang sudah diduduki (employment) dan masih
lowong. Dari lapangan pekerjaan yang masih lowong tersebut adanya kebutuhan
berarti adanya kesempatan kerja bagi orang yang menganggur. Besarnya lapangan
kerja yang masih lowong atau kebutuhan tenaga kerja yang secara riil dibutuhkan
oleh suatu perusahaan tergantung pada banyak faktor, di antaranya yang paling
utama adalah prospek usaha atau pertumbuhan output dari perusahaan tersebut,
ongkos tenaga kerja atau gaji yang harus dibayar, dan harga faktor-faktor produksi
lainnya yang bisa menggantikan fungsi tenaga kerja, misanya barang modal.
Perluasan kesempatan kerja produktif bukan berarti hanya menciptakan lapangan
usaha baru. Melainkan pula usaha peningkatan produktivitas kerja yang pada

5
umumnya disertai dengan pemberian upah yang sepadan dengan apa yang telah
dikerjakan oleh setiap pekerja.

2.3 Pengertian Lapangan Pekerjaan atau Lapangan Usaha


Menurut sensus penduduk 2000, lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan
dari usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja.
Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan / usaha / perusahaan /
kantor / tempat seseorang bekerja. 11 Lapangan pekerjaan ini dibagi dalam 10
golongan, terdiri dari 5 sub sektor pertanian dan 5 sektor lainnya.. Dari masing-
masing sektor lapangan pekerjaan itu tentu akan menyerap tenaga kerja. Bagi
yang sedikit kreatif tentu tidak hanya memiliki orientasi mencari kerja, namun
bisa melihat potensi dan peluang dari berbagai sektor lapangan kerja untuk
dijadikan peluang usaha. Penciptaan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas
di sektor-sektor kegiatan yang semakin meluas akan menambah pendapatan bagi
penduduk yang bersangkutan. Kebijaksanaan yang diarahkan pada perluasan
kesempatan kerja dan peningkatan produktivitas tenaga kerja harus dilihat dalam
hubungan dengan kebijaksanaan yang menyangkut perataan pendapatan dalam
masyarakat. Salah satu kebijaksanaan kesempatan kerja adalah mengadakan
identifikasi terperinci, tidak hanya mengenai jumlah angkatan kerja, melainkan
juga lokasi dan penggolongan menurut lingkungan hidup, persebaran antara
daerah, antar sektor, antar kota/pedesaan dan sebagainya. Kebijakan negara dalam
lapangan kerja meliputi upaya-upaya untuk mendorong pertumbuhan dan
perluasan kesempatan kerja di setiap daerah, serta perkembangan jumlah dan
kualitas angkatan kerja yang tersedia agar dapat memanfaatkan seluruh potensi
pembangunan di daerah masing-masing.
Bertitik tolak dari kebijaksanaan tersebut maka dalam rangka mengatasi
masalah perluasan kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran, Departemen
Tenaga Kerja dalam UU. No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
memandang perlu untuk menyusun program yang mampu baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mendorong penciptaan lapangan kerja dan
mengurangi pengangguran.

6
2.4 Pengertian Klasifikasi tenaga kerja
Berdasarkan kualitasnya tenaga kerja dibedakan menjadi tiga bentuk, yakni
tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik.
1. Tenaga kerja terdidik
Tenaga terdidik adalah tenaga yang memiliki suatu keahlian dalam
bidang tertentu. Mereka memiliki keahlian tersebut dengan cara sekolah di
pendidikan formal atau pendidikan non formal.
2. Tenaga terampil
Tenaga kerja terampil merupakan tenaga kerja yang memiliki
keahlian dalam bidang tertentu dan juga pengalaman. Tenaga kerja
terdidik dibutuhkan latihan secara berulang-ulang. Sehingga mampu
menguasai pekerjaan tersebut.
3. Tenaga kerja tidak terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya
mengandalkan tenaga saja.

2.5 Pengertian Pengangguran


Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan,
pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja namun sedang mencari
pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.
Menurut Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan dimana
seseorang yang termasuk dalam angkatan kerja ingin memperoleh pekerjaan akan
tetapi belum mendapatkannya. Seseorang yang tidak bekerja namun tidak secara
aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran. Fator utama yang
menyebabkan terjadinya pengangguran adalah kurangnya pengeluaran agregat.
Pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud memperoleh
keuntungan, akan tetapi keuntungan tersebut akan diperoleh apabila pengusaha
tersebut dapat menjual barang dan jasa yang mereka produksi. Semakin besar
permintaan, semakin besar pula barang dan jasa yang mereka wujudkan. Kenaikan
produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja.

7
Pengangguran merupakan masalah makroekonomi yang mempengaruhi
kelangsungan hidup manusia secara langsung. Bagi kebanyakan orang kehilangan
suatu pekerjaan merupakan penurunan suatu standar kehidupan. Jadi tidak
mengejutkan apabila pengangguran menjadi topik yang sering diperbincangkan
dalam perdebatan poltik oleh para politisi yang seringkali mengkaji bahwa
kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu terciptanya lapangan pekerjaan
(Mankiw,2000)

8
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan setiap penduduk yang memiliki
kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan demi menghasilkan barang
atau jasa untuk bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri maupun
masyarakat luas. penduduk yang merupakan tenaga kerja diakui apabila
memiliki umur 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Tenaga kerja di
Indonesia diatur oleh undang-undang republik Indonesia nomor 13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan. Pada tahun 2019 pemerintahan presiden
Joko Widodo, undang-undang republik Indonesia nomor 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan ini mengalami perombakan oleh dewan
perwakilan rakyat (DPR). DPR merancang kembali undang-undang
ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003 menjadi UU cipta kerja omnibus
law yang disahkan DPR RI pada tahun 2020. Pada awal perancangan RUU
cipta kerja omnibus law menimbulkan keresahan bagi masyarakat
khususnya untuk masyarakat golongan bawah. Banyak mahasiswa
perwakilan dari universitasnya di seluruh Indonesia yang menolak adanya
RUU cipta kerja omnibus law ini, mereka mengaspirasikan pendapatnya
melalui demo 20 Oktober 2019. Namun pada akhirnya pada tahun 2020,
RUU cipta kerja omnibus law disahkan oleh DPR. Banyak beredar hoax
tentang isi dari UU cipta kerja omnibus law di media massa, sehingga
mengakibatkan banyak pula dari masyarakat maupun mahasiswa yang
termakan akan tersebut dan mengikuti demo tanpa mengetahui isi dari
undang-undang cipta kerja omnibus law itu sendiri.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan
keberlangsungan perekonomian di suatu negara. Tanpa adanya tenaga
kerja ini, sumber daya sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara tidak
akan dapat digunakan secara optimal. Sebaliknya pengangguran
merupakan salah satu faktor menurunnya keberlangsungan perekonomian
di suatu negara. Maka dari itu, suatu negara diharuskan untuk menekan
tingkat pengangguran yang ada di negaranya tersebut. Sebenarnya ada

9
banyak sekali definisi definisi tenaga kerja yang diungkapkan para ahli.
Berikut pemaparan definisi tenaga kerja menurut para ahli.
1. Dr. Payaman Simanjuntak dikutip A.Hamzah(1990)
“tenaga kerja adalah main power yaitu produk yang sudah atau sedang
bekerja atau sedang mencari kerja serta yang sedang melaksanakan
pekerjaan lain”
2. Dr. A. Hamzah SH
“tenaga kerja meliputi tenaga kerja yang bekerja di dalam maupun diluar
hubungan kerja dengan alat produksi utamanya dalam proses produksi
tenaga kerja itu sendiri baik tenaga fisik maupun pikiran”
3. Sumitro Djojohadikusumo
“tenaga kerja yaitu semua orang yang mau ataupun bersedia dan memiliki
kesanggupan untuk bekerja, termasuk mereka yang menganggur
meskipun mau dan mampu untuk bekerja, akan tetapi terpaksa
menganggur karena tidak adanya kesempatan bekerja”
4. Ritonga dan Yoga Firdaus
“tenaga kerja yaitu penduduk yang berada pada rentang usia kerja yang
siap melaksanakan pekerjaan, antara lain mereka yang telah bekerja,
mereka yang sedang mencari kerja, mereka yang sedang menempuh
pendidikan sekolah, dan juga mereka yang sedang mengurus rumah
tangga”
5. Suparmoko dan Icuk Ranggabawono
“tenaga kerja ialah penduduk yang sudah memasuki usia kerja dan
mempunyai pekerjaan, yang sedang mencari pekerjaan, daun yang
melakukan suatu kegiatan lain seperti sekolah, kuliah dan mengurus
rumah tangga”
6. Alam S.
“Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas untuk
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-
negara maju, tenaga kerja yaitu penduduk yang berumur antara 15
sampai 64 tahun”
7. Eeng Ahman & Epi Indriani

10
“tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap mampu
bekerja dan sanggup bekerja bila ada permintaan kerja”
8. Dumairy
“tenaga kerja yaitu penduduk yang mempunyai umur di dalam batas usia
kerja. tujuan dari pemilihan batas umur tersebut supaya definisi yang
diberikan sebisa mungkin menggambarkan kenyataan yang sebenarnya”
9. Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, dan Joseph
“tenaga kerja adalah faktor produksi yang sifatnya homogen dalam suatu
negara namun bersifat heterogen atau tidak identik antar negara”
Dari penjelasan beberapa ahli tentang definisi dari tenaga kerja
dapat kita simpulkan bahwa tenaga kerja merupakan setiap orang maupun
penduduk yang memiliki kemampuan untuk bekerja dalam rentang usia
yang telah ditentukan. Tenaga kerja ini meliputi angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Angkatan kerja sendiri terdiri dari golongan penduduk
yang sedang melakukan pekerjaan atau yang memiliki pekerjaan dan
golongan pengangguran atau yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan
bukan angkatan kerja terdiri dari golongan penduduk yang bersekolah,
golongan penduduk yang mengurus keberlangsungan rumah tangga, dan
golongan golongan lain yang menerima penghasilan dari pihak lain.
Seseorang dikatakan bekerja apabila ia berhasil mengisi lowongan
pekerjaan yang tersedia. Lowongan pekerjaan tersebut dapat diisi oleh
pencari pekerjaan demi mendapatkan. Lowongan pekerjaan ini bisa dari
golongan manapun.
Dalam pencarian pekerjaan ada pula kesempatan kerja yang yang
berhubungan dengan peluang dari angkatan kerja agar bisa mempunyai
pekerjaan. Untuk memiliki kesempatan bekerja, para tenaga kerja
diharuskan untuk memiliki kompetensi kerja. yang dimaksud dari
kompetensi kerja ini ialah kemampuan kerja dari setiap individu yang
mencakup beberapa aspek yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan,
dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan.
Ada pula pelatihan kerja, pelatihan kerja merupakan keseluruhan dari
kegiatan yang digunakan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan,

11
serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan
etis kerja pada keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan
kualifikasi dan jenjang jabatan atau pekerjaan.
Tenaga kerja sering dilibatkan dengan kata buruh. Sebenarnya
buruh sering diartikan sama dengan tenaga kerja, menurut undang-undang
nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan buruh adalah setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Buruh ini diberi pekerjaan oleh pemberi kerja. pemberi kerja ini
merupakan orang perseorangan atau pengusaha atau badan hukum atau
badan-badan yang lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Pada sistem di suatu
negara orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan
yang lainnya saling berikatan satu sama lain dan memiliki efek maupun
dampak yang saling berikatan untuk berlangsungnya perekonomian di
suatu negara. Tentunya tenaga kerja di suatu negara memiliki masalah
tersendiri yang didasarkan pada tingkat ketenagakerjaan di suatu negara
tersebut. Masalah tersebut nantinya akan ditanggulangi oleh pemerintah
pada negara tersebut.

3.2 Klasifikasi Tenaga Kerja


Tenaga kerja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tenaga
kerja. Tenaga kerja tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan penduduknya,
berdasarkan batas kerjanya, berdasarkan kualitasnya, dan berdasarkan status
pekerjaannya. berikut merupakan penjelasan lebih detail tentang klasifikasi
tenaga kerja.
1. Tenaga kerja berdasarkan penduduknya
Tenaga kerja berdasarkan penduduknya dibedakan menjadi tenaga kerja dan
bukan tenaga kerja.
a. Tenaga kerja
Yang dimaksud dari tenaga kerja ialah seluruh penduduk yang
memiliki kemampuan untuk bekerja dan kesanggupan untuk bekerja
dalam rentan usia 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

12
b. Bukan tenaga kerja
Yang dimaksud dari bukan tenaga kerja ialah seluruh penduduk yang
dianggap tidak memiliki kesanggupan untuk bekerja meskipun adanya
permintaan pekerjaan yang memiliki rentang usia dibawah 15 tahun
dan di atas 64 tahun. Hal ini tercantum pada undang-undang nomor 13
tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang mengungkapkan bahwa
penduduk diluar usia yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun
dan berada di atas 64 tahun. Contoh dari bukan tenaga kerja ini yaitu
para pensiunan, para lansia atau lanjut usia, dan anak-anak kecil.
2. Tenaga kerja berdasarkan batas kerjanya
Tenaga kerja berdasarkan batas kerjanya dibedakan menjadi angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja.
a. Angkatan kerja
Yang dimaksud angkatan kerja ialah penduduk yang berada di
dalam usia kerja yang sedang melakukan pekerjaan atau yang
sedang mencari pekerjaan. Angkatan kerja ini juga sering disebut
dengan kelompok usia produktif. Usia produktif ini ialah yang
berusia dari 15 tahun sampai dengan 64 tahun. pengaturan
mengenai usia pekerja di Indonesia diatur oleh undang-undang
nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
b. Bukan angkatan kerja
Yang dimaksud bukan angkatan kerja ialah penduduk dalam usia
kerja yang sedang tidak melakukan pekerjaan, yang tidak memiliki
pekerjaan, dan yang sedang tidak mencari pekerjaan. Contohnya
yaitu anak kecil yang masih sekolah, mahasiswa yang sedang tidak
bekerja, ibu rumah tangga yang mengurus rumah, den pensiunan.
3. Tenaga kerja berdasarkan kualitasnya
Tenaga kerja berdasarkan kualitasnya dibedakan menjadi tenaga kerja
terdidik, tenaga kerja terlatih, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak
terlatih.
a. Tenaga kerja terdidik

13
Yang dimaksud tenaga kerja terdidik ialah tenaga kerja yang
mempunyai suatu kemampuan atau keahlian maupun kemahiran
dalam bidang bidang tertentu yang dicapainya dengan cara sekolah
maupun pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal di
Indonesia, ditetapkan dengan menempuh pendidikan sekolah dasar
selama 6 tahun, pendidikan sekolah menengah pertama selama 3
tahun, dan pendidikan sekolah menengah atas selama 3 tahun.
Setelah menempuh pendidikan formal tersebut, pelajar dapat
melanjutkan pendidikannya dalam jenjang universitas. Pada
jenjang universitas ini dibagi menjadi 3 bidang ahli, yaitu S1, S2,
dan S3. Contoh dari tenaga kerja terdidik ini yaitu dosen, guru,
pengacara, dokter, hakim, jaksa, akuntan, dan lain-lain.
b. Tenaga kerja terlatih
Yang dimaksud tenaga kerja terlatih ialah tenaga kerja yang
memiliki keterampilan dan keahlian dalam suatu bidang tertentu
yang dicapainya dengan cara mendapatkan pengalaman bekerja
pada suatu bidang. Tenaga kerja terampil membutuhkan latihan
secara konstan dan berulang-ulang agar mampu menguasai
keterampilan dan keahlian dalam melakukan pekerjaan tersebut.
selain terlatih biasanya tenaga kerja terlatih ini juga memiliki
pengetahuan pada bidang kerja yang dikerjakannya yang mereka
dapatkan dari pengalaman bekerja atas pekerjaan tersebut. Contoh
dari tenaga kerja terlatih ialah apoteker,ahli bedah mekanik, dan
lain-lain.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Yang dimaksud tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih ialah
tenaga kerja yang hanya mengandalkan tenaga saja. tenaga kerja
tidak terdidik dan tidak terlatih ini biasanya disebabkan oleh
keterbatasan biaya pendidikan yang ingin ditempuh oleh tenaga
kerja. Dalam menanggulangi biaya pendidikan yang tidak bisa
diraih oleh tenaga kerja, pemerintah Indonesia mengeluarkan
kebijakan berupa subsidi biaya pendidikan gratis. Contoh dari

14
tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih ini yaitu kuli, buruh
angkut, pembantu rumah tangga, dan lain-lain.
4. Tenaga kerja berdasarkan status pekerjaannya
Tenaga kerja berdasarkan status pekerjaannya dibedakan menjadi pekerja
lepas, pekerja kontrak, dan pekerja tetap.
a. Pekerja lepas
Yang dimaksud pekerja lepas ialah seorang pekerja yang bekerja
sendiri dan tidak memiliki keterikatan kepada majikan dalam
jangka waktu tertentu. Pekerja lepas ini juga sering disebut dengan
freelance. Upah dalam pekerjaan lepas bervariasi dan tidak
ditentukan kan oleh suatu negara.pekerja lepas ini memungkinkan
kesepakatan adanya upah antar klien dan tenaga kerja dalam
hitungan hari, jam dan halaman atau berbasis pada proyek yang
pekerja lepas kerjakan. Contoh yang sangat umum pada masa ini
yaitu influencer, youtuber, blogger, dan lain-lain.
b. Pekerja kontrak
Yang dimaksud pekerja kontrak ialah seorang pekerja yang
dipekerjakan oleh suatu perusahaan pemberi kerja dengan jangka
waktu tertentu yang telah disepakati dalam kontrak perjanjian
tertulis. Pekerja kontrak biasanya menekan kontraknya atas
persetujuan pemberi pekerjaan dan pekerja tersebut atas upah dan
jangka waktu yang diberikan kepada pekerja kontrak. Pekerja
kontrak ini juga diatur oleh undang-undang nomor 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan yang dijelaskan di sana tentang ketentuan
upah minimal, jam kerja maksimal, dan ketentuan-ketentuan
lainnya.
c. Pekerja tetap
Yang dimaksud pekerja tetap ialah seorang pekerja yang
dipekerjakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu yang tidak
tertentu dan dibayar dengan gaji atau upah yang sudah disepakati
dalam perjanjian tertulis. Pekerja tetap biasanya di Indonesia diatur
dengan memiliki waktu kerja dari hari Senin sampai hari Jumat

15
dengan rentan waktu maksimal 8 jam kerja per hari. Pekerja tetap
ini juga diatur oleh undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan. Contoh yang paling umum dari pekerja tetap yaitu
pegawai negara sipil.

3.3 Angkatan Kerja


Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan hasil
proyeksi penduduk 2010-2035, jika dibandingkan dengan keadaan enam
bulan lalu yang jumlah penduduk usia kerja sebesar 197,91 juta
penduduk, total penduduk Indonesia pada Februari 2020 diperkirakan
sebanyak 270,07 juta orang, dengan penduduk usia kerja sebesar 199,38
juta orang yang bertambah 0,74% (sekitar 1,47 juta orang). Jika
dibandingkan dengan setahun yang lalu yang berjumlah 196,46 juta
orang, jumlah penduduk usia kerja bertambah sekitar 1,49% (2,92 juta
orang). Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2020
bertambah 3,26% (sekitar 4,35 juta orang) jika dibandingkan dengan
bulan Agustus 2019 (dari 133,56 juta orang menjadi 137, 91) dan jika
dibandingkan dengan Februari 2019 yang jumlah angkatan kerja sebesar
136,18 juta orang, jumlahnya bertambah 1,27% (1,73 juta orang). Jumlah
penduduk yang bekerja, jika dibandingkan dengan Agustus 2019 yang
berjumlah 126,51 juta orang mengalami peningkatan sebesar 3,57% (4,
52 juta orang) menjadi 131,03 juta orang, dan jika dibandikan dengan
Februari 2019 bertambah 1,29% (1,67 juta orang) dari 129,36 juta orang.
Dari data yang tersedia maka dapat disimpulkan bahwa pada masa
pemerintahan presiden Jokowi, baik itu periode satu maupun dua, tingkat
angkatan kerja setiap setengah tahun atau setahun selalu mengalami
kenaikan. Hal ini disebabkan karena tingkat kematian lebih rendah
dibanding dengan tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran yang tinggi
menyebabkan angka atau tingkat pertumbuhan penduduk juga tinggi.
Maka jumlah angkatan kerja yang berusia produktif atau sudah layak
untuk bekerja semakin bertambah. Namun yang terlihat sekarang,
PakJokowi memfokuskan pembangunan pada sumber daya manusianya,

16
dalam arti peningkatan lapangan pekerjaan untuk mengurangi tingkat
pengangguran akibat peningkatan angkatan kerja. ketidakseimbangan
antara tingkat angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan pekerjaan
membuat tingkat pengangguran juga semakin meningkat. Angka
kemiskinan pun otomatis juga akan ikut meningkat. Salah satu dukungan
pak Jokowi terhadap pembukaan lapangan pekerjaan baru adalah dengan
memberikan bantuan berupa dana pada UMKM. Kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah dapat memberikan dukungan yang cukup
membantu para pengusaha terutama dalam bidang UMKM. Juga baru-
baru ini beredar berita mengenai berita disahkannya RUU baru, yaitu
RUU Omnibus Law yang mengatur tentang cipta lapangan pekerjaan.

3.4 Kesempatan Kerja


Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), kesempatan kerja
(presentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja terhadap
angkatan kerja) dapat diprediksi melalui perhitungan dengan metode
perhitungan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) yaitu sebagai berikut :
TKK = a x 100%
b
Keterangan : a = Jumlah Penduduk Bekerja
b = Jumlah Angkatan Kerja
Perhitungan ini digunakan untuk melihat banyaknya persentase
angkatan kerja yang bekerja. Semakin tinggi TKK maka semakin tinggi
pula kesempatan kerja.
3.5 Pengangguran
Angka pengangguran di Indonesia kembali bertambah, dalam data
terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) angka penggangguran mencapai 6,88
juta orang per Februari 2020. Angka ini naik 60.000 orang jika
dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Namun, berbeda
kondisi dengan tingkat pengguran terbuka yang turun menjadi 4,99%
pada Februari 2020. Angka pengangguran ini masih berupa data sebelum
pandemi virus corona menyebar di Indonesia. BPS menyatakan bahwa

17
siswa lulusan Sekolah Menengah Atas (SMK) adalah yang mendominasi
jumlah pengangguran di Indonesia hingga mencapai angka 6,88 juta
orang. Namun, perkembangan pengangguran lulusan SMK mengalami
penurunan dari tahun 2018 hingga tahun 2020. Tercatat pada tahun 2018
pengangguran lulusan SMK mencapai 8,92% pada tahun 2019 menjadi
8,63% dan pada tahun 2020 turun lagi menjadi 8,49%.
Pandemi Covid-19 diperkirakan menyebabkan capaian penurunan
angka pengangguran di Indonesia dalam 10 tahun terakhir berbalik arah.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) memprediksi
pada tahun 2021 angka pengangguran bisa menyentuh hingga 12,7 juta
orang. Sejalan dengan prediksi itu gelombang PHK atau pemutusan
hubungan kerja sudah terjadi. Hingga April 2020 Kemenkes mencatat
sekitar 1,5 juta pekerja yang terdampak covid 19. Sekitar 10% diPHK
dan 90% dirumahkan. Hingga Mei 2020 6 juta pekerja sudah diPHK dan
dirumahkan karena pengusaha tidak memiliki cashflow. Rinciannya
adalah 2,1 juta pekerja tekstil, 1,4 juta transportasi darat, 400 ribu sektor
mall dan sisanya adalah gabungan dari beberapa sektor.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance Heri
Firdaus mengatakan lonjakan pengangguran memang tak bisa terelakkan
lantaran PSBB demi menekan penyebaran yang menimbulkan gejolak
permintaan dan penawaran. Hasilnya adalah pendapatan usaha akan turun
dan PHK menjadi opsi utamanya. Di sisi lain adanya angkatan kerja baru
berpotensi tak terserap dan menurut Kemnaker ada tambahan 2 juta
orang per tahun. Analisis big data Badan Pusat Statistik (BPS) justru
menunjukkan jumlah lowongan kerja terus menyusut hingga 62% per
Mei 2020 dibandingkan Februari 2020 yang menjadi indikasi jeleknya
permintaan tenaga kerja. Pemerintah perlu memastikan adanya
penyaluran stimulus yang tepat sasaran dan cepat terealisasi. Di samping
itu ia menekankan agar pelanggaran PSBB tak sampai menyebabkan
lonjakan kasus baru yang bisa berdampak lebih buruk pada lonjakan
pengangguran. Dampak tambahan pengangguran juga semakin menjadi
jika sektor informal turut diperhitungkan. Dari riset yang dilakukan oleh

18
lembaga demografi yang menyatakan bahwa 40% pelaku usaha mandiri
mengalami kemacetan usaha atau berhenti total. Sekitar 52%
pendapatannya turun dan 35% pendapatannya tidak ada sama sekali. Jika
survei angkatan kerja nasional 2019 mencatat ada 26 juta pekerja
berusaha mandiri maka 10 juta orang kelompok ini akan menganggur.

3.6 Hukum Ketenagakerjaan


Hukum mengenai ketenagakerjaan di Indonesia diatur dalam UU
No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Hukum ini mengatur tentang
segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama,dan sesudah menjadi tenaga kerja. Tujuan dibentuknya adalah
untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal
dan manusiawi, mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan
penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
nasional dan daerah, memberikan perlindungan kepada tenaga kerja
dalam mewujudkan kesejahteraan, dan meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja beserta keluarganya.
Dilansir dari laman detik finance presiden Joko Widodo
mengatakan bahwa UU ketenagakerjaan di Indonesia dinilai masih kaku.
Hal ini disampaikan saat kunjungannya ke Papua 11 November 2019 lalu
dimana masa kepemimpinannya sebagai Presiden RI di periode kedua ini
belum genap satu bulan. Fleksibilitas Undang-Undang Ketenagakerjaan
saat itu dinyatakan bahwa perusahaan-perusahaan tidak memiliki
keleluasaan. Oleh karenanya pemerintah memerlukan adanya revisi
terkait UU Ketenagakerjaan ini. Hal ini dilakukan karena nantinya RUU
ketenangakerjaan ini untuk meningkatkan lapangan kerja.
Sekitar bulan Januari – Februari 2020 RUU mengenai
ketenagakerjaan yang sudah dicanangkan sejak awal masa jabatan
presiden Jokowi akan segera ditandatangani dan akan segera
dipublikasikan. 24 April 2020 menjadi tanggal yang awalnya
direncanakan untuk penandatanganan UU Cipta Kerja atau Omnibus
Law. Namun, dikarenakan sejak akhir Februari 2020 Indonesia menjadi

19
salah satu negara yang terpapar virus COVID-19, maka penandatangan
RUU tersebut diuntu karena pemerintah masih fokus untuk menghadapi
dan mengatasi persebaran virus ini. Omnibus Law atau UU Cipta kerja
merupakan Undang-Undang yang mengatur sebuah penyederhanaan
perizinan, Persyaratan investasi, Ketenagakerjaan, Kemudahan,
Pemberdayaan, Perindungan UMKM, dan masih banyak lagi di
dalamnya. 05 Oktober 2020 menjadi tanggal disahkannya UU Cipta
Kerja, di dalamnya banyak sekali polemik yang mengundang pro dan
kontra setiap pihak. Namun, Undang-Undang Cipta Kerja yang di
dalamnya membahas mengenai ketenagakerjaan ini belum bisa dilihat
perkembangannya karena pengesahannya juga belum genap satu bulan.
Sehingga dalam penerapannya masih diperlukan waktu apakah Undang-
Undang ini dinilai efektif untuk diterapkan di Indonesia. Terbukti telah
ada beberapa negara di dunia yang menerapkan omnibus law, contohnya
adalah Amerika Serikat, Kanada, Vietnam, Filiphina, dan Thailand.
Negara-negara tersebut dinilai berhasil dalam menerapkan Omnibus Law.
Hal ini dapat dilihat bahwa masyarakat di negara tersebut diaggap
kesejahteraannya meningkat.

20
DAFTAR PUSTAKA
Hanoatubun, Silva. 2020. “Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian Indonesia”
dalam journal of education psychology and counseling Volume 2 Nomor
1 (2020).
Undang-Undang Ri. No. 13 Tahun 2003. Tentang Ketenagakerjaan.
Moch Heru Anggoro, Jurnal: Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pertumbuhan
Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kota Surabaya
(Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya ), tersedia di:
Jurnalmahasiswa.Unesa.Ac.Id/Article/16292/53/Article.Pd
Devi Lestyasari, Hubungan Upah Minimum Provinsi Dengan Jumlah Tenaga
Kerja Formal Di Jawa Timur, (Surabaya: Fakultas Ekonomi, Unesa)
Tersedia Di: Jurnalmahasiswa.Unesa.Ac.Id/Article/5910/53/Article.Pdf
Badan Pusat Statistik, Tersedia Di: Www.Bps.Go.Id. Situs Resmi Badan Pusat
Statistik.
Okezone. (2020, May 10). 5 Fakta Terbaru soal Pengangguran Di Indonesia,
Jumlahnya Naik Jadi 6,8 Juta orang : Okezone economy.
https://economy.okezone.com/. Retrieved October 28, 2020
Thomas, V. F. (2020, June 24). Angka Pengangguran 2020 Terburuk, APA Yang
Bisa Dilakukan Jokowi? tirto.id. https://amp.tirto.id/angka-pengangguran-
2020-terburuk-apa-yang-bisa-dilakukan-jokowi-fKQg

21

Anda mungkin juga menyukai