Anda di halaman 1dari 43

PELAYANAN BRT DI DINAS PERHUBUNGAN

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN MAGANG

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI KALIMANTAN


SELATAN

Oleh :
MURNIA INDASARI

NPM. 19.12.0201

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD
ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2023
PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN

Oleh :
MURNIA INDASARI
NPM. 19120201

Laporan Magang ini telah diperiksa oleh


Pembimbing Magang dan telah disetujui

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Deddy Hariyanto S.T Junaidy, S.Sos, M.I.Kom, M.AB


NIP. 19761226 200501 1 005 NIDN. 1102088702

Mengetahui,
Ketua Program Studi Administrasi Publik

Sitna Hajar Malawat, M.AP


NIK. 061705987

ii
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan puji syukur atas nikmat dan rahmat yang telah diberikan oleh
Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan magang
yang dilaksanakan di Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan serta
laporan magang yang saya buat.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian magang di


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) Program Studi Ilmu Administrasi
Publik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (UNISKA
MAB).  Tujuan dibuatnya laporan magang ini yaitu untuk melaporkan segala
sesuatu yang ada kaitannya dengan dunia kerja di Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Selatan.

Dalam penyusunan laporan magang ini, tentu tak lepas dari pengarahan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak yang terkait itu di
antaranya sebagai berikut :

1. Orang tua yang selalu memberikan dukungan baik itu moril ataupun materil
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Junaidy, S.Sos, M.I.Kom, M.AB selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari sekaligus pembimbing akademik magang.
3. Seluruh Civitas Akademik yang sudah banyak membantu dan memberikan
informasi.
4. Bapak M. Fitri Hernadi, A.P, M.Si selaku pimpinan di Dinas Perhubungan
Provinsi Kalimantan Selatan.
5. Bapak Deddy Hariyanto, ST selaku pembimbing lapangan magang di Dinas
Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan.
6. Seluruh pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan yang
dengan tulus memberi pengarahan dan membantu selama magang.
7. Seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungannya selama
mengerjakan laporan ini.

iii
Karena bantuan dari semua pihak yang telah disebutkan tadi maka saya
bisa menyelesaikan laporan magang ini dengan sebaik-baiknya. Laporan magang
ini memang masih jauh dari kesempurnaan, tapi saya sudah berusaha sebaik
mungkin. Sekali lagi terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.

Banjarmasin, 2023

Murnia Indasari

NPM. 19120201

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
1.2 Tujuan........................................................................................................................
1.3 Ruang Lingkup..........................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................
2.1 Pengertian Pelayanan Publik.....................................................................................
2.2 Dinas Perhubungan Prov. KALSEL..........................................................................
2.3 Bus Rapid Transit (BRT)..........................................................................................
BAB 3 HASIL KEGIATAN..............................................................................................
3.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Prov. KALSEL............................................
3.2 Stuktur Organisasi Institusi.....................................................................................
3.3 Kegiatan Magang....................................................................................................
3.4 Kegiatan/Permasalahan/Program Fokus magang....................................................
3.4.1 Perencanaan......................................................................................................
3.4.2 Pengorganisasian..............................................................................................
3.4.3 Pelaksanaan......................................................................................................
3.4.4 Monitoring dan Evaluasi..................................................................................
BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................................
4.1 Perencanaan.............................................................................................................
4.2 Pengorganisasian.....................................................................................................
4.3 Pelaksanaan.............................................................................................................

v
4.4 Monitoring dan Evaluasi.........................................................................................
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................................

vi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. KANTOR DINAS PERHUBUNGAN PROV. KALSEL.........................
GAMBAR 2. STRUKTUR INSTITUSI DISHUB..........................................................

vii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. DAFTAR HADIR PESERTA MAGANG............................................
LAMPIRAN 2. DAFTAR LAPORAN KEGIATAN MAGANG...................................
LAMPIRAN 3. FORM PENILAIAN PEMBIMBING LAPANGAN............................
LAMPIRAN 4. FORM PENILAIAN PEMBIMBING AKADEMIK............................
LAMPIRAN 5. FORM PENILAIAN AKHIR LAPORAN MAGANG.........................
LAMPIRAN 6. SK PEMBIMBING AKADEMIK PROGRAM MAGANG.................
LAMPIRAN 7. SURAT BALASAN PERSETUJUAN MAGANG...............................
LAMPIRAN 8. FOTO KEGIATAN MAGANG............................................................

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bus merupakan alat transportasi menempati posisi yang sangat
penting dalam kehidupan manusia dilihat dari semakin meningkatnya suatu
kebutuhan akan jasa angkutan tersebut. Hal ini disebabkan transportasi
merupakan alat yang sangat cocok bagi kita untuk melakukan suatu aktifitas
yang perlu menggunakan alat transportasi itu sendiri. Transportasi merupakan
kebutuhan dasar dan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia,
sehingga dengan semakin banyaknya jumlah penduduk maka perkembangan
transportasi semakin pesat seperti dalam hal jumlah, jenis dan fasilitas-
fasilitas yang dimiliki moda transportasi. Kebijaksanaan pembangunan
transportasi pada dasarnya untuk menjamin pertumbuhan dan memenuhi
kebutuhan angkutan bagi masyarakat. Sasaran umum kebijaksanaan
pemerintah adalah untuk menciptakan sistem transportasi di wilayah
perkotaan yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dan mobilitas
masyarakat (Dharmesta & Handoko, 1997). Sarana transportasi di Kota
Banjarbakula saat ini berupa angkutan umum yang sebagian besar disediakan
oleh pihak swasta (baik perusahaan angkutan maupun pengusaha perorangan)
yaitu berupa mobil penumpang umum dan bus kecil atau sedang. Belakangan
ini sarana angkutan tersebut sering menimbulkan permasalahan terutama
kemacetan lalulintas. Disamping itu rendahnya keamanan dan kenyamanan
sering menjadi keluhan masyarakat konsumen. Berbagai pertimbangan,
seperti kemacetan lalulintas, penghematan energi, pengurangan polusi udara,
maka keberadaan angkutan umum seperti sekarang ini perlu dilakukan
perombakan, kearah angkutan yang bersifat masal, sehingga permasalahan
kemacetan lalulintas, polusi udara dan pemborosan energi dapat dikurangi.
Peningkatan kualitas layanan angkutan umum masal merupakan salah satu

1
bentuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan sarana angkutan umum yang
layak, aman dan nyaman.

Angkutan umum sebagai sarana untuk melayani kebutuhan


transportasi masyarakat mempunyai peran yang cukup besar dalam sistem
transportasi secara keseluruhan. Berlebihnya kebutuhan (deman) dibanding
pasokan (supply) terhadap infrastuktur jalan, yang merupakan permasalahan
transportasi secara umum, dapat diatasi antara lain dengan meningkatkan
peran angkutan umum. Sistem angkutan umum yang handal merupakan salah
satu kunci untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Bus Rapid Transit disingkat BRT adalah system ttransit masal


berbasis bus yang memberikan mobilitas cepat, nyaman dan berbiaya rendah
dalam pelayanannya sebagai angkutan dalam perkotaan. BRT menggunakan
jalur khusus dan pelayanan prima terhadap pegguna yang pada dasarnya
adalah mengadaptasi karakteristik kinerja dan keandalan pelayanandari
system transit modern berbasis rel, akan tetapi dalam biaya yang lebih rendah.
BRT Banjarbakula yang dikelola langsung oleh Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Selatan merupakan salah satu penyedia jasa transportasi dan
selama ini telah berupaya menciptakan keunggulan bersaing. Usaha yang
telah dilakukan oleh Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula guna menarik
konsumen adalah memberikan fasilitas pelayanan yang lebih baik
dibandingkan dengan fasilitas pelayanan transportasi pesaing lainnya.

Kegiatan pembelian produk baik barang maupun jasa yang dilakukan


oleh konsumen melalui beberapa tahap proses pembelian. Proses pembelian
produk bisa digolongkan ke dalam proses pembelian yang sifatnya ulang atau
terus menerus, sehingga di dalam mengambil keputusan untuk membeli
dipengaruhi oleh beberapa pertimbangan, diantaranya yaitu faktor
kenyamanan, harga tiket dan pelayanan (Dharmesta & Handoko, 1997)

Perubahan faktor lingkungan yang di dukung oleh semakin majunya


tingkat pendidikan masyarakat, menyebabkan para konsumen akan lebih

2
bersifat kritis dan selektif dalam pemilihan dan menentukan moda
transportasi yang tepat. Dalam usaha menarik konsumen, perusahaan
transportasi mempunyai ciri khas dan keistimewaan sendiri-sendiri sehingga
perusahaan transportasi harus dapat menciptakan suasana yang sesuai dengan
target pasar dan dapat mengundang selera pembeli. Pada suatu waktu harga
tidak penting dalam pemilihan suatu moda transportasi, tetapi menjadi
penting ketika perusahaan transportasi mengembangkan berbagai cara
penjualan dalam upaya merebut kembali pangsa pasar dari para pesaing.

Setiap perusahaan transportasi memiliki perbedaan tersendiri baik


mengenai harga, pelayanan dan sebagainya. Pada kondisi demikian dapat
diketahui adanya konsumen yang setia pada moda transportasi tertentu.
Melihat situasi demikian, penelitian ini mencoba meneliti bagaimanakah
sikap dan persepsi pembeli terhadap atribut produk apa yang paling dominan
dalam mengambil keputusan untuk memakai jasa transportasi pada BRT
Banjarbakula. Persepsi pembeli disini tergantung bukan hanya sifat
rangsangan fisik, tetapi hubungan rangsangan dengan medan sekelilingnya
dan kondisi dari dalam diri sendiri.

1.2 Tujuan
Tujuan penelitian :
a. Untuk menganalisis pengaruh faktor pelayanan terhadap minat konsumen
menggunakan Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula.
b. Untuk menganalisis pengaruh faktor fasilitas terhadap minat konsumen
menggunakan Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula.
c. Untuk menganalisis pengaruh faktor kepercayaan pelanggan terhadap
minat konsumen menggunakan Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula.
d. Untuk menganalisis secara simultan pengaruh faktor pelayanan, fasilitas
dan kepercayaan pelanggan terhadap minat konsumen menggunakan Bus
Rapid Transit (BRT) Banjarbakula.

1.3 Ruang Lingkup


Berdasarkan tujuan dan sasaran penelitian yang ada, maka perlu dilakukan
pembatasan ruang lingkup penelitian, baik dari sisi wilayah maupun materi.
Hal ini dilakukan agar penelitian yang dilakukan tepat sasaran. Ruang lingkup
penelitian ini mencakupi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.

3
Ruang lingkup wilayah meliputi batasan wilayah yang di jadikan studi,
sedangkan ruang lingkup materi berisi hal-hal yang menjadi pokok kajian
studi.
Pada penelitian ini membahas tentang Kualitas pelayanan pada BRT
Banjarbakula yang terdiri dari jadwal pengoprasian, transaksi, fasilitas, jumlah
penumpang dan pelayanan driver serta kepuasaan masyarakat yang nantinya
akan dijadikan standar pelayanan BRT Banjarbakula kedepannya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pelayanan Publik

Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan


publik yang prima bagi semua penduduknya sesuai yang telah diamanatkan dalam
Undang-Undang. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan public disebutkan pengertian pelayanan publik sebagai berikut :
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan / atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik (Rukayat,
2017).
Pelayanan publik secara konseptual dapat dijelaskan dengan menelaah kata demi
kata. Menurut Kotler sebagaimana dikutip oleh (Mahsyar, 2011) disebutkan
bahwa Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu
kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak
terikat pada suatu produk secara fisik. Istilah publik dalam pengertian sehari-hari
di Indonesia sering dipahami sebagai Negara atau umum, hal ini biasa dijumpai
dalam pola Bahasa Indonesia yang menterjemahkan publik seperti pada istilah
public administration yang diterjemahkan sebagai administrasi negara. Kata
publik sebenarnya sudah diterima menjadi Bahasa Indonesia baku menjadi publik
yang berarti umum, atau orang banyak.
Peningkatan pelayanan publik yang efisien dan efektif akan mendukung
tercapainya efisiensi dan efektif akan mendukung tercapainya efisiensi
pembiayaan, artinya ketika pelayanan umum yang diberikan oleh penyelenggara
pelayanan kepada pihak yang dilayani berjalan sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya atau mekanisme atau prosedurnya tidak berbelit-belit, akan
mengurangi biaya atau beban bagi pihak pemberi pelayanan dan juga penerima
pelayanan. Penyelenggara Pelayanan Publik adalah instansi pemerintah yang
terbagi ke dalam unit-unit pelayanan yang secara langsung memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Ukuran keberhasilan pelayanan akan tergambar pada indeks kepuasan masyarakat
yang diterima oleh para penerima pelayanan berdasarkan harapan dan kebutuhan
mereka yang sebenarnya. Namun sebenarnya pelayanan publik dapat bekerja

5
sama dengan pihak swasta atau diserahkan kepada swasta apabila memang
dipandang lebih efektif dan sepanjang mampu memberikan kepuasan maksimal
kepada masyarakat. Setiap pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan
dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.
Standar pelayanan merupakan ukuran yang harus dimiliki dalam penyelenggaraan
pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan penerima pelayanan.

2.2 Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan

Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai tugas


melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan di bidang perhubungan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud di atas, Dinas Perhubungan Provinsi menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan di bidang perhubungan
2. Pelaksanaan kebijakan lalulintas jalan
3. Pelaksanaan kebijakan pengembangan angkutan jalan, pemandu moda
transportasi, dan  pengelolaan    terminal
4. Pelaksanaan kebijakan pengendalian operasional dan keselamatan
angkutan pelayaran
5. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian Unit Pelaksana teknis
Pengelolaan kegiatan kesekretariatan.
Untuk pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Selatan membentuk susunan organisasi sebagai berikut :
Sekretariat :
 - Subbag Perencanaan, Keuangan dan Aset
 - Subbag Kepegawaian dan Umum
Bidang Lalu Lintas Jalan :
 - Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Jalan
 - Seksi Keselamatan Sarana dan Prasarana Lalu Lintas Jalan
 - Seksi Operasional dan Pengendalian Lalu Lintas Jalan
Bidang Angkutan Jalan :
 - Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek dan Terminal
 - Seksi Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek dan Angkutan Barang
 - Seksi Pemandu Moda dan Pengembangan
Bidang Pelayaran :
 - Seksi Prasarana Pelayaran
 - Seksi Angkutan Pelayaran & Bina Usaha Jasa
 - Seksi Pengendalian dan Operasional Angkutan Pelayaran

2.3 Bus Rapid Transit (BRT)

6
Bus Rapid Transit (BTR) atau busway merupakan bus dengan kualitas
tinggi yang berbasis sistem transit yang cepat, nyaman, dan biaya murah untuk
mobilitas perkotaan dengan menyediakan jalan untuk pejalan kaki,
infrastrukturnya, operasi pelayanan yang cepat dan sering, perbedaan dan
keunggulan pemasaran dan layanan kepada pelanggan. Bus Rapid Transit (BRT),
pada dasarnya mengemulasi karakteristik kinerja sistem transportasi kereta api
modern. Satu sistem BRT biasanya akan dikenakan biaya 4-20 kali lebih kecil
dari Light Rail Transit (LRT) dan 10-100 kali lebih kecil dari sistem kereta api
bawah tanah.
Istilah BRT telah muncul dari penerapannya di Amerika Utara dan Eropa. Namun,
konsep ini juga ditularkan melalui dunia dengan nama yang berbeda-beda, seperti:
- High – Capacity Bus Systems
- High – Quality Bus Systems
- Metro – Bus
- Surface Metro
- Express Bus Systems
- Busway Systems
Meskipun memiliki istilah yang bervariasi antara satu negara dengan negara lain,
tetapi memiliki prinsip dasar yang sama, seperti : kualitas, pelayanan kendaraan
yang bersaing dengan transportasi umum lainnya dengan ongkos yang dapat
terjangkau. Untuk memudahkan, istilah BRT atau busway akan sering digunakan
dalam menggambarkan sistem ini. Namun, diakui bahwa konsep dan istilah ini
tidak diragukan lagi akan terus berkembang. Beberapa tulisan yang dapat
membantu menjelaskan pengertian BRT, seperti berikut:

“Bus Rapid Transit (BRT) adalalah suatu flesibel, moda dengan roda karet yang
mempunyai transit yang cepat dan yang dikombinasikan station (halte),
kendaraan, pelayanan, jalan dan elemen Intelligent Transportation System (ITS)
dalam satu sistem yang terintegrasi dengan identitas yang kuat.” (narendra, 2020)
“Bus Rapid Transit (BRT) adalah berkualitas tinggi, transit orientasi klien yang
menawarkan kecepatan, nyaman, dan harga yang terjangkau.” (narendra, 2020).

“Bus Rapid Transit (BRT) adalah suatu moda transportasi yang cepat yang
mengkombinasikan kualitas transportasi kereta dan flesibiltas bus.” (Tangkudung
& Fitriati, n.d.).

Semua definisi ini menetapkan Bus Rapid Transit (BRT) terpisah dengan

7
pelayanan bus konvensional. Bahkan, definisi cenderung menunjukkan bahwa
BRT banyak kesamaan dengan sistem berbasis rel, terutama dalam hal kinerja
operasi dan pelayanan terhadap penumpang. BRT telah berusaha mengambil
aspek sistem LRT dan metro dan paling disayangi oleh pelanggan angkutan
umum dan membuat atribut-atribut lebih untuk mudah diakses berbagai kutipan
lebih luas. Perbedaan utama antara BRT dengan sistem rel pada perkotaan adalah
bahwa BRT biasanya dapat memberikan layanan transportasi umum dengan
kualitas yang tinggi dan dengan biaya yang mudah terjangkau oleh masyarakat.

8
BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan

Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan merupakan unsur pelaksana


otonomi daerah, yang menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah,
dibidang Perhubungan. Dinas Perhubungan dipimpin oleh Kepala Dinas. Kepala
Dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gebernur dan
Walikota melalui Sekretaris. Pada Dinas Perhubungan dapat dibentuk unit
pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
dalam kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja. Dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Selatan memiliki struktur yang cukup kompleks diantaranya meliputi
Kepala Dinas, Sekretaris, Bidang sarana dan prasarana transportasi, Bidang Lalu
lintas, Bidang Angkutan, bidang pengendalian dan operasional. Khususnya di
bagian tranportasi berperan dalam mengelola penujualan tiket bus mulai dari tiket
untuk pelajar hingga untuk orang desawa, mendata dan mendistribusikan.
Adapun fungsi dari Dinas perhubungan atau biasa disingkat Dishub adalah
merumuskan kebijakan bidang perhubungan dalam wilayah kerjanya, kebijakan
teknis bidang perhubungan, penyelenggaraan administrasi termasuk perizinan
angkutan perhubungan, evaluasi dan laporan terkait bidang perhubungan. Karna
fungsinya yang strategis bidang perhubungan, Dishub juga menyiapkan SDM
sedini mungkin dengan sekolah-sekolah binaan bidang transportasi seperti
Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan lainnya. Melalui kantor ini juga
aturan terkait transportasi dimusim-musim padat seperti mudik hari raya diatur.
Dishub rutin membuat program mudik gratis baik mudik jalur perhubungan darat,
laut dan udara yang selalu bekerjasama dengan kementerian perhubungan. Dinas
Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan berlokasi pada Jl. Zafri Zam Zam
No.10, Belitung Sel., Kec. Banjarmasin Bar., Kota Banjarmasin.
Dishub memiliki wewenang untuk memberikan izin persuratan terkait transportasi
dan perhubungan seperti:
1. Urus izin usaha angkutan
2. Izin angkutan penumpang umum
3. Izin angkutan barang
4. Penerbitan Izin Trayek dan Kartu Pengawasan Angkutan Penumpang
Umum
5. Izin Trayek Angkutan Antar Jemput
6. Izin Operasi Angkutan Sewa
7. Izin Operasi Angkutan Pariwisata

9
8. Surat Persetujuan Izin Trayek (SPIT)
9. Izin Operasi (SPIO) Angkutan Taksi Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)
dan lainnya.

Gambar 1. Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan

10
3.2 Struktur Organisasi Institusi

Gambar.2 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan

3.3 Kegiatan Magang


Magang yang dilaksanakan pada kantor Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Selatan berlangsung selama kurang lebih satu bulan terhitung sejak
tanggal 1 Februari 2023 sampai tanggal selesainya magang 28 Februari 2023.
Pelaksanaan magang di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan
berlangsung selama lima hari kerja yaitu dari hari senin sampai dengan hari jumat
serta pemberlakuan jam kerja dari pukul 08.00 WITA sampai pukul 16.30 WITA.
Sebelum memulai praktik magang di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Selatan, terlebih dahulu diawali dengan pengenalan situasi dan
lingkungan kerja mulai dari pengenalan dengan para staf, pengenalan tugas dan
tanggung jawab pada masing-masing bagian serta pengenalan pada pekerjaan
yang akan dilakukan selama magang.

Dalam pelaksanaan program magang di Kantor Dinas Perhubungan


Provinsi Kalimantan Selatan, pada minggu pertama ditugaskan untuk menyusun
kerangka standar pelayanan untuk mengetahui Indeks Kepuasan Masyarakat
dalam penggunaan BRT Banjarbakula. Pada minggu kedua ditugaskan untuk

11
mengukur standar pelayanan dengan melakukan observasi langsung bertempa di
Pangkalan Bus BRT Banjarbakula dan juga ikut serta menumpangi Bus BRT
Banjarbakula. Kemudian pada minggu selanjutnya hingga minggu terakhir
ditugaskan untuk membantu menginput data pegawai, mengurus perpajakan, arsip
berkas dan juga merekap data.

3.4 Kegiatan/Permasalahan/Program Fokus magang


Dinas perhubungan atau biasa disingkat Dishub memilliki fungsi
merumuskan kebijakan bidang perhubungan dalam wilayah kerjanya, kebijakan
teknis bidang perhubungan, penyelenggaraan administrasi termasuk perizinan
angkutan perhubungan, evaluasi dan laporan terkait bidang perhubungan. Karna
fungsinya yang strategis bidang perhubungan, Dishub juga menyiapkan SDM
sedini mungkin dengan sekolah-sekolah binaan bidang transportasi seperti
Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan lainnya. Melalui kantor ini juga
aturan terkait transportasi dimusim-musim padat seperti mudik hari raya diatur.
Dishub rutin membuat program mudik gratis baik mudik jalur perhubungan darat,
laut dan udara yang selalu bekerjasama dengan kementerian perhubungan. Dinas
Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan berlokasi pada Jl. Zafri Zam Zam
No.10, Belitung Sel., Kec. Banjarmasin Bar., Kota Banjarmasin.
Dinas Perhubungan merupakan Dinas Daerah yang menyelenggarakan sebagian
urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan, yang mana
peranannyua sanngat diperlukan oleh masyarakat. Menurut Soekanto (1987)
mengemukakan definisi peranan yaitu peranan lebih banyak menunjukan pada
fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses, jadi tepatnya adalah bahwa
seseorang menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peranan. Definisi lain seperti menurut Poewardaminta (1995)
peranan adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu peristiwa.
Begitu besar pentingnya moda transportasi umum ini Dishub Kota Malang
sebagai sebagai salah satu dinas pemerintah yang bertugas untuk mengatur lalu
lintas dan angkutan jalan diberikan kewenangan untuk membuat suatu aturan atau
kebijakan yang nantinya dapat memberikan kepuasan pelayanan kepada
masyarakat.

3.4.1 Perencanaan
Perencanaan yang baik dicapai dengan mempertimbangkan kondisi
di waktu yang akan datang sedalammana perencanaan dan kegiatan yang

12
diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana
dibuat. Perencanaan merupakan pekerjaan yang menyangkut penyusunan
konsep serta kegiatan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih
baik. Selain itu, perencanaan menganut beberapa upaya yang menjabarkan
cara penyelesaian masalah yang telah ditetapkan ke dalam unsur-unsur
rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu hingga dapat dipakai
sebagai pedoman dalam melaksanakan dan cara menyelesaikan masalah.

Menurut Koontz et al. (1984), perencanaan merupakan salah satu fungsi


fundamental dari manajemen yang sangat menentukan, karena di
dalamnya termuat apa yang diinginkan oleh suatu organisasi serta langkah-
langkah akan perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan harus mempertimbangan kebutuhan fleksibelitas
agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat
mungkin. Dalam perencanaan, manejer memutuskan apa yang harus
dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang
melakukan.

Menurut pendapat Handoko (2000), ada empat tahap kegiatan perencanaan


antara lain meliputi penetapkan tujuan atau serangkai tujuan, merumuskan
keadaan saat ini, mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan,
mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai
tujuan.

3.4.2 Pengorganisasian
Pengorganisasi merupakan suatu proses penyusunan struktur
organisasi dan tersedianya sumberdaya (tenaga, keuangan, prasarana dan
sarana) dalam organisasi. Terdapat dua aspek penting dalam kegiatan
pengorganisasian menurut Azwar (1996) yaitu pembagian kerja dan
departemensasi. Pembagian tugas yang dimaksud adalah penyesuaian
tugas pekerjaan agar setiap petugas dalam organisasi bertanggung jawab
melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Hasil dari pekerjaan

13
pengorganisasian adalah terbentuknya wadah (entity) atau satuan
organisasi yang didalamnya ada perangkat organisasi agar tugas-tugas
yang dipercayakan kepada pendukung dapat terlaksana

3.4.3 Pelaksanaan

Menurut Nawawi (2000) pelaksanaan atau penggerakan (actuating)


yang dilakukan setelah organisasi memiliki perencanaan dan melakukan
pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk
tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai dengan kebutuhan unit atau
satuan kerja yang dibentuk. Di antara kegiatan pelaksanaan adalah
melakukan pengarahan, bimbingan dan komunikasi termasuk koordinasi.

Koordinasi sebagai proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan


kerja yang terpisah suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien. Tanpa koordinasi, individu dan departemen-departemen
akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka
mulai mengejar kepentingan diri sendiri yang sering merugikan
pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

Kebutuhan akan koordinasi tergatung pada sifat dan kebutuhan


komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan
bermacam¬macam satuan pelaksanaan. Apabila tugas tersebut
memerlukan informasi antar satuan, derajat koordinasi yang tinggi adalah
yang paling baik. Koordinasi sangat dibutuhkan bagi organisasi yang
menetapkan tujuan tinggi.

3.4.4 Monitoring dan Evaluasi

Secara definitif, monitoring atau pemantauan dapat diartikan sebagai


suatu aktivitas untuk mengamati dan/atau mencermati secara terus
menerus atau berkala untuk menyediakan informasi tentang status

14
perkembangan suatu program/kegiatan, serta mengidentifikasi
permasalahan yang timbul dan merumuskan tindak lanjut yang
dibutuhkan. Sedangkan evaluasi adalah rangkaian kegiatan yang secara
sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk
menilai pencapaian sasaran, tujuan, dan kinerja organisasi, proyek,
program, dan kebijakan yang berkaitan dengan relevansi, efektivitas,
efisiensi, keberlanjutan, dampak, dan koherensi dari tiap-tiap
intervensinya. Kegiatan pemantauan dan evaluasi yang baik membutuhkan
kredibilitas dan imparsialitas dari yang melakukannya dengan
mempertimbangkan ontology, epistemology, dan metodologi yang dianut.

15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan

Secara sederhana perencanaan adalah suatu proses dalam berpikir secara


logis dan pengambilan keputusan yang rasional sebelum melakukan berbagai
tindakan yang hendak dilakukan. Hal ini akan membantu setiap pihak dalam
memproyeksikan masa depannya dan memutuskan cara terbaik dalam
menghadapi situasi yang akan terjadi di masa depan. Jacqueline Alder
menerangkan bahwa pengertian perencanaan merupakan suatu proses dalam
menentukan apa yang sebenarnya sangat ingin dicapai di masa depan dan juga
menetapkan berbagai langkah yang diperlukan guna mencapai tujuan tujuan
tersebut.

Sedangkan George Steiner berpendapat bahwa pengertian perencanaan


merupakan proses dalam memulai berbagai tujuan, batasan strategi, kebijakan,
dan juga rencana yang sangat detail dalam mencapainya, pencapaian organisasi
untuk menerapkan keputusan dan juga termasuk tinjauan kinerja dan juga umpan
balik dalam hal pengenalan siklus rencana baru. Perencanaan memiliki tujuh
karakteristik yaitu :

a. Fungsi manajerial;
b. Berorientasi pada tujuan;
c. Pervasif;
d. Proses berkelanjutan:
e. Futuristik; dan
f. Pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian dari pengertian secara umum serta menurut beberapa
ahli perencanaan merupakan suatu hal yang penting karena merupakan awal dari
sebuah kebijakan yang akan diambil nantinya terlebih lagi pada Dinas
Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan memiliki fungsi sebagai perumusan
kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah.

16
4.2 Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah proses mengatur orang-orang dan sumber daya


lainnya untuk bekerja kearah tujuan bersama. Pengorganisasian diartikan
sebagai proses terciptanya penggunaan secara tertib bagi semua sumber daya
dalam sistem manajemen. Pengorganisasian meliputi kegiatan pembagian
pekerjaan, menugaskan anggota organisasi untuk mengerjakannya,
mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasikan upaya-upaya yang
ditempuh. Pengorganisasian merupakan tugas kedua manajer setelah penyusunan
rencana selesai dilakukan. Melaksanakan fungsi pengorganisasian akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi. Proses pengorganisasian dalam
manajemen dapat dilakukan melalui enam tahapan, yaitu :

1. Menetapkan tujuan pengorganisasian;


2. Menetapkan tugas-tugas pokok anggota organisasi;
3. Melakukan pembagian tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas yang lebih
rinci;
4. Mengalokasikan sumber daya yang tersedia;
5. Memberikan  arahan-arahan untuk tugas-tugas; dan
6. Melakukan evaluasi atas hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang
telah dilakukan.

Salah satu dari sebab adanya pelaksanaan pengorganisaian ialah struktur


organisasi yang tergambar jelas dan dapat dipahami dengan mudah, serta dapat
mengetahui bagaimana keterkaitan antara bidang yang satu dengan yang lainnya.
Dari struktur organisasi yang ada dengan pembagian bidangnya masing-masing
dapat pula diketahui tugas dan tanggung jawab masing-masing bidangnya
sehingga tidak akan terjadi arus perintah yang salah.

Pengorganisasin pada Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan dapat


dilihat dari tupoksi masing-masing bidang yang ada yaitu Bidang Kesekretariatan,
Bidang Lalu Lintas Jalan, Bidang Angkutan Jalan, dan Bidang Pelayaran.

17
4.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan tertentu


yang dilakukan untuk mewujudkan rencana atau program dalam kenyataannya.
Pelaksanaan adalah pelaksanaan kebutuhan kebijakan dasar, biasanya dalam
bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah atau keputusan
badan eksekutif yang penting ataupun keputusan peradilan. Pelaksanaan adalah
proses dalam bentuk rangkaian kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna
mencaai suatu tujuan maka kebijakan itu diturunkan dalam suatu program atau
proyek.

Pelaksanaan yang dilakukan pada Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan


Selatan seperti yang dijelaskan yaitu terdapat pada Bidang Bidang yang terdapat
pada instansi Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan.

4.4 Monitoring Dan Evaluasi

Monitoring adalah kegiatan pemantauam untuk memperoleh informasi


secara terus-menerus sehingga hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi yaitu kegiatan penilaian di akhir kegiatan untuk melihat pencapaian dari
program yang dijalankan. Menurut Ahli Kesehatan Masyarakat Amerika, evaluasi
adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha
pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Monitoring dan evaluasi memiliki tugas yang sama yaitu memantau atau
menilai jalannya suatu program. Monitoring lebih digunakan pada saat program
sementara berjalan, sehingga dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan yang
dijumpai agar dapat diperbaiki secara dini. Dengan demikian, tujuan program bisa
dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan.  Sedangkan evaluasi lebih berfokus
pada akhir dari perjalanan program. Dimana, evaluasi ditujukan untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan dari program tersebut, dan juga dapat mengetahui
mengapa keberhasilan atau kegagalan dapat terjadi. Dari hasil evaluasi tersebut,
dapat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan-kegiatan dan
perencanaan yang lebih baik untuk kegiatan masa mendatang.

18
Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan menjalankan fungsinya
dalam hal evaluasi dan monitoring yaitu dengan melihat indeks kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan di Bus Rapid Transit (BRT) dan memeriksa data
tersebut apakah sudah sesuai dengan standar pelayanan dari kementrian atau
belum dan apabila belum sesuai akan ditingkatkan lagi agar masyarakat yang akan
bepergian menggunakan BRT ini merasa nyaman dan puas.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

19
Setelah melaksanakan kegiatan magang pada Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Selatan, akhirnya mengetahui bagaimana sistem kerja langsung
kelapangan maupun dikantornya. Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan
Selatan sendiri merupakan salah satu badan yang memegang peranan penting
dalam urusan Transportasi kota Banjarmasin, maka dari itu kerja sama serta
lingkungan kerja yang baik dapat menciptakan sinergi kerja sama yang baik
sehingga setiap beban kerja yang diberikan dapat dikerjakan dan terselesaikan
tepat waktu oleh pegawainya. Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan
mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dan tugas pembantuan di bidang perhubungan. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Perhubungan Provinsi menyelenggarakan
fungsi :
1. Perumusan kebijakan di bidang perhubungan
2. Pelaksanaan kebijakan lalulintas jalan
3. Pelaksanaan kebijakan pengembangan angkutan jalan, pemandu moda
transportasi, dan  pengelolaan    terminal
4. Pelaksanaan kebijakan pengendalian operasional dan keselamatan
angkutan pelayaran
5. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian Unit Pelaksana teknis
Pengelolaan kegiatan kesekretariatan.
Untuk pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Selatan membentuk susunan organisasi sebagai berikut :
Sekretariat :
 - Subbag Perencanaan, Keuangan dan Aset
 - Subbag Kepegawaian dan Umum
Bidang Lalu Lintas Jalan :
 - Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Jalan
 - Seksi Keselamatan Sarana dan Prasarana Lalu Lintas Jalan
 - Seksi Operasional dan Pengendalian Lalu Lintas Jalan
Bidang Angkutan Jalan :
 - Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek dan Terminal
 - Seksi Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek dan Angkutan Barang
 - Seksi Pemandu Moda dan Pengembangan
Bidang Pelayaran :
 - Seksi Prasarana Pelayaran
 - Seksi Angkutan Pelayaran & Bina Usaha Jasa
 - Seksi Pengendalian dan Operasional Angkutan Pelayaran
5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pastinya yang pertama tidak lain adalah agar
mahasiswa yang nantinya melaksanakan magang dapat mempersiapkan diri

20
dengan baik terlebih dahulu seperti mempelajari dan menambah wawasan dengan
materi pembelajaran yang telah diberikan serta mencari tahu terlebih dahulu
mengenai tempat yang ingin dijadikan lokasi pelaksanaan magang agar nantinya
tidak kaget dengan sistem kerja yang ada dan dapat beradaptasi dengan baik
secepatnya. Juga agar sistem yang diterapkan untuk pelaksanaan magang
kedepannya lebih baik sesuai dengan ketentuan yang ada, seperti contohnya untuk
dosen pembimbing magang setidaknya dapat putuskan dan ditetapkan sebelum
mahasiswa melaksanakan magang agar dosen pembimbing magang dapat
mengetahui perkembangan pelaksanaan magang mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Pusat Sinar Harapan.

21
Dharmesta & Handoko, B. S. & T. H. (1997). Manajemen pemasaran: Analisa

perilaku konsumen. BPFE.

Handoko. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (2nd ed.).

BPFE.

Koontz, H., O’DONNELL, C., & Weihrich, H. (1984). Management. MC-

GrawHill.

Mahsyar, A. (2011). MASALAH PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA

DALAM PERSPEKTIF ADMINITRASI PUBLIK. Jurnal Ilmu

Pemerintahan, Vol.1(No.2), 81–90.

narendra, alfa. (2020). ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH PENUMPANG

DAN WAKTU PELAYANAN BRT TRANS SEMARANG DI HALTE

SIMPANG LIMA DAN HALTE KAMPUNG PELANGI. Jurnal

Teknologi Transportasi Dan Logistik, V.01(No.02), 59–66.

Poewardaminta. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia.

Rukayat, Y. (2017). KUALITAS PELAYANAN PUBLIK BIDANG

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN

PASIRJAMBU. Urnal Ilmiah Magister Ilmu Administrasi (JIMIA), No.2,

56–65.

Soekanto. (1987). Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press.

Tangkudung, E. S. W., & Fitriati, R. (n.d.). SISTEM BUS RAPID TRANSIT

TRANSJAKARTA DALAM STUDI REKAYASA SOSIAL. 11(1).

22
Lampiran 1 : DAFTAR HADIR

23
Lampiran 2: LAPORAN KEGIATAN MAGANG

24
25
26
27
28
Lampiran 3: FORM PENILAIAN PEMBIMBING LAPANGAN

29
Lampiran 4: FORM PENILAIAN PEMBIMBING AKADEMIK

30
Lampiran 5 : FORM PENILAIAN AKHIR LAPORAN MAGANG

31
Lampiran 6 : SK PEMBIMBING AKADEMIK

32
Lampiran 7 : SURAT BALASAN PERSETUJUAN MAGANG

33
Lampiran 8 : FOTO KEGIATAN

34
35

Anda mungkin juga menyukai