Anda di halaman 1dari 28

MATRIKS DAN TRANSFORMASI

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kalkulus 2


Dosen Pembimbing:

Drs. Ismono

Anggota Kelompok :

1. Agung alfianto 143215117


2. Permadi 143215136
3. Slamet fifin alamsyah 143215134
4. zufardin 143215113

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MAARIF HASYIM LATIF
Jl.Ngelom Megare, Taman - Sidoarjo
http://www.umaha.ac.id
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
MATRIK DAN TRANSFORMASI ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Drs. ISMONO selaku Dosen mata
kuliah KALKULUS UMAHA yang telah memberikan tugas ini kepada kami
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai kalkulus matriks dan transformasi, dan juga
bagaimana mengerjakannya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MATRIKS
a. Definisi matriks
b. Simbol matriks
c. Bentuk-bentuk matriks
B. JENIS-JENIS MATRIKS
a. Berdasarkan susunan elemen matriks
b. Berdasarkan sifat operasi matriks
C. ALJABAR MATRIKS
a. Penjumlahan dan pengurangan matriks
b. Perkalian matriks
c. Perpangkatan matriks
d. Transpose matriks
e. Determinan matriks
f. Invers matriks
g. Penyelesaian persamaan linier dengan matriks
D. TRANSFORMASI
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang apabila
kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan mengubahnya kedalam
bahasa atau persamaan matematika maka persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan.
Tetapi terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan
beberapa variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari hubungan antara
variabel-variabelnya. Bahkan dinegara maju sering ditemukan model ekonomi yang harus
memecahkan suatu sistem persamaan dengan puluhan atau ratusan variabel yang nilainya
harus ditentukan.
Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen yang cukup ampuh
untuk memecahkan persoalan tersebut. Dengan menggunakan matriks memudahkan kita
untuk membuat analisa-analisa yang mencakup hubungan variabel-variabel dari suatu
persoalan. Pada awalnya matrik ditemukan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh
seorang ilmuan yang berasal dari Inggris yang bernama Arthur Cayley (1821-1895) yang
mana studi yang dilakukan untuk meneliti persamaan linier dan transformasi linear, awal
dari semua ini matrik dianggap sebagai sebuah permainan karena matrik dapat
diaplikasikan, sedangkan pada tahun 1925 matrik digunakan sebagai kuantum dan pada
perkembangannya matrik digunakan dalam berbagai bidang.

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MATRIKS

a. Definisi Matriks

Matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang disusun secara khusus dalam


bentuk baris dan kolom sehingga membentuk persegi panjang dan bujur sangkar dimana
panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh kolom dan baris yang ditulis diantara dua tanda
kurung, yaitu ( ) dan [ ].

b. Simbol Matriks

Pada umumnya simbol matriks berbentuk | |, [ ], ( ). Secara umum sebuah matriks


dapat ditulis :

a11 a12 a1 j a1n


a a 22 a2 j a 2 n
21

Amxn =
ai1 ai 2 aij ain


a m1 am2 a mj a mn

Matriks juga dapat dinyatakan sebagai: Amxn = [aij]mxn Dimana: aij = elemen atau unsur
matriks i = 1,2,3,...m, indeks baris

j = 1,2,3,...n, indeks kolom

c. Bentuk-Bentuk Matriks

1. Ordo 2 x 1 mengandung pengertian 2 baris dan 1 kolom.

a
Misalnya:
b

2. Ordo 2 x 2 mengandung pengertian 2 baris dan 2 kolom.

a b
Misalnya:
c d

3. Ordo 3 x 3 mengandung pengertian 3 baris dan 3 kolom.


a b c
f
Misalnya: d e
g h i

B. JENIS-JENIS MATRIKS

Jenis matriks dapat dibedakan berdasarkan susunan elemen matriks dan


berdasarkan sifat operasi dari matriksnya.

a. Berdasarkan Susuna Elemen Matriks

Berdasarkan susunan elemen matriks, ada beberapa jenis matriks yaitu:

1. Matriks kuadrat/bujur sangkar (square matrix) adalah matriks dimana jumlah


baris (m) sama dengan jumlah kolom (n) atau m = n.

1 2 3
2 3
Contoh: A = , B= 6 5 4
1 4
7 8 9

2. Matriks nol (null matrix) adalah matriks dimana semua elemenya mempunyai
nilai nol (0).

0 0 0
0 0
Contoh: A = , B= 0 0 0
0 0
0 0 0

3. Matriks diagonal (diagonal matrix) adalah matriks dimana semua elemen


diluar diagonal utamanya adalah nol (0) dan minimal ada satu elemen pada
diagonal utamanya bukan nol.

1 0 0
3 0
Contoh: A = 0 , B= 0 0 0
5
0 0 9

4. Matriks kesatuan/identitas (unit matrix, identity matriix) adalah matriks dimana


semua elemen pada diagonal utamanya bernilai satu dan elemen diluar diagonal
utama bernilai nol.

1 0 0
1 0
Contoh: A = 0 , B= 0 1 0
1
0 0 1
5. Matriks skalar (scalar matrix) adalah matriks diagonal dimana elemen pada
diagonal utamanya bernilai sama tetapi bukan satu atau nol.

5 0 0
4 0
Contoh: A = 0 , B= 0 5 0
4
0 0 5

6. Matriks tridiaonal (tridiagonal matrix) adalah matriks diagonal dimana elemen


sebelah kiri dan kanan diagonal utamanya bernilai tidak sama dengan nol (0).

5 2 0
2
Contoh: A = 2 5
0 2 5

7. Matriks segitiga bawah (lower triangular matrix, L) adalah matriks diagonal


mana elemen disebelah kiri (bawah) diagonal utama ada yang bernilai tidak

1 0 0
1 0
sama dengan nol. Contoh: L = 2 , L= 2 3 0
1
4 3 5

8. Matriks segitiga atas (upper triangular matrix, U) adalah matriks diagonal


dimana elemen sebelah kanan (atas) diagonal utama ada yang bernilai tidak

5 3 2
1 2
sama dengan nol. Contoh: U = 0 , U= 0 4 1
3
0 0 5

9. Matriks simetris (symmertic matrix) adalah matriks bujur sangkar dimana


elemen ke aij sama dengan ke aij atau (aij= aij) untuk semua i dan j.

2 1 5
2 , berlaku sifat AT = A
Contoh: U = 1 4
5 2 2

10. Matriks miring (skew matrix) adalah matriks bujur sangkar dimana elemen ke
aij sama dengan aji atau (aij = -aji) untuk semua i dan j tetapi elemen diagonal
utama tidak semuanya bernilai nol.
7 5 6
4 , berlaku sifat MT = -M
Contoh: M = 5 0
6 4 2

11. Matriks miring simetris (skew-symmetric matrix) adalah matriks bujur sangkar
dimana elemen ke aij sama dengan aij atau (aij = -aji) untuk semua i dan dan
semua elemen diagonal utama bernilai nol.

0 5 6
4 , berlaku sifat MT = -M
Contoh: M = 5 0
6 4 0

b. Berdasarkan Sifat Operasi Matriks

Berdasarkan sifat operasi matriks, ada beberapa jenis matriks yaitu:

1. Matriks singular (singular matrix) adalah matriks yang determinannya bernilai


nol.

2 3 2
2 4
Contoh: A = 2 , B= 4 1 5
4
0 0 0

2. Matriks non singular (non singular matrix) adalah matriks yang determinannya
bernilai tidak sama dengan nol.

2 2 1
4 5
Contoh: A = 1 , B= 1 2 2
2
2 1 2

3. Matriks hermit (hermit matrix) adalah matriks bujur sangkar yang transpose
conjugate-nya sama dengan matriks itu sendiri atau M
T
= M dimana M =
conjugate kompleks matriks M.

1 1 i 2 1 1 i 2
1 i i , 1 i i
Contoh: M = 3 M = 3
2 i 0 2 i 0

1 1 i 2
1 i 3 i = M
M
T
=
2 i 0
4. Matriks hermit miring (skew hermit matrix) adalah matriks bujur sangkar yang
transpose conjugate-nya sama dengan negatif matriks itu sendiri atau M
T
=
-M.

i 1 i 2 i 1 i 2
1 i i 1 i 3i i
Contoh: M = 3i , M =
2 i 0 2 i 0

1 1 i 2
i = -M
M
T
= 1 i 3i
2 i 0

5. Matriks uniter (uniter matrix) adalah matriks bujur sangkar yang transposenya
1
sama dengan invers conjugate-nya atau MT = M
T
atau M M T = MM =
I.

0 i 0 i 0 i
Contoh: M = , = dan MT=
0 0 M MT
M
i i 0 i

0 i 0 i i2 0 1 0
= = =
i 0 i 0
0 i2 0 1

6. Matriks ortogonal (orthogonal matrix) adalah matriks bujur sangkar yang


transposenya sama dengan inversnya atau MT = M-1 atau MTM=I.

1 1 1 1
2 2 2 2
Contoh: M = 1 T
1 , dan M =

1 1
2 2 2 2

1 1 1 1
2 2 2 2 1 0
MTM = 1
1 1 1 = 0 1 = I
2 2 2 2

7. Matriks normal (normal matrix) adalah matriks bujur sangkar yang mempunyai
sifat: M M T
=M T
.

1 2 i 1 2 i
Contoh: M = , dan =
1 1
M
2i 2i
1 2 i
T
=
M
2i 1

1 2 i 1 2 i
MM T
=M T
M
2i 1 2 i 1

1 2 i 1 2 i 2 4 2i
= =
2i 1 2 i 1
4 2i 2

1 2 i
=2 = 2M T

2i 1

8. Matriks involunter (involunter matriks) adalah matriks yang jika dikalikan


dengan matriks itu sendiri akan menghasilakan matriks identitas atau M2 = I.

2 1
5 5
Contoh: M = 1 2

5 5

2 1 2 1
5 5 5 5 1 0
M2= M.M = 1 = 0 1 = I
2 1 2
5 5 5 5

9. Matriks idempotent (idempotent matrix) adalah matriks yang jika dikalikan


dengan matriks itu sendiri akan menghasilkan matriks asal M2= M.

2 2 4
4
Contoh: M = 1 3
1 2 3

2 2 4 2 2 4 2 2 4
4 1 4 4 = M
M = 1
2 3 3 = 1 3
1 2 3 1 2 3 1 2 3

10. Matriks nilpotent (nilpotent matrix) adalah matriks yang jika dikalikan dengan
matriks itu sendiri akan menghasilkan matriks nol atau MP = 0, untuk p =
bilangan bulat positif > 2.
1 1 3
6
Contoh: M = 5 2
2 1 3

1 1 3 1 1 3 1 1 3
6 5 6 5 6
M = 5
3 2 2 2
2 1 3 2 1 3 2 1 3

0 0 0
0
M = 0
3 0
0 0 0

11. Matriks elementer (elementary matrix) adalah matriks hasil transformasi


elementer terhadap matriks kesatuan (I).

1 0 0
0
Contoh: I = 0 1
0 0 1

Transformasi elementer I12,I3(k),dan I23(k):

0 1 0 1 0 0 1 0 0
0 0 k
I12 = 1 0 I3(k) = 0 1 I23(k) = 0 1
0 0 1 0 0 k 0 0 1

Keterangan:

I12=b12 (baris 1 ditukar dengan baris 2)

I3(k)=b3(k)=k xb3 (baris 3 dikali dengan k)

I23(k)=b2+k x b3 (baris 2 + baris 3 dikali k)

C. ALJABAR MATRIKS

a. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Penjumlahan dan pengurangan matriks harus memperhatikan hal-hal berikut:

Matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika mempunyai ukuran atau


dimensi yang sama.

Matriks yang ukurannya berbeda tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan.


Matriks hasil penjumlahan atau pengurangan mempunyai ukuran yang sama
dengan matriks asal.

Penjumlahan matriks adalah menambahkan elemen pada posisi yang sama pada
matriks.

Pengurangan (selisih) matriks adalah mengurangi elemen pada posisi yang


sama pada matriks.

Jumlah dua matriks A = (aij) dan B = (bij) yang berukuran m x n:

A + B = (aij + bij)mxn untuk i = 1,2, ..., m;

j= 1,2, ..., n;

selisih dua matriks A = (aij) dan B = (bij) yang berukuran m x n:

A - B = (aij - bij)mxn untuk i = 1,2, ..., m;

j= 1,2, ..., n;

Sifat penjumlahan dan pengurangan matriks:

A+B=B+A Sifat komutatif

A+B+C=C+B+A

(A+ B ) + C =A+ ( B + C ) Sifat Asosiatif

A+0=A

A0=A

Contoh : Tentukan penjumlahandan selisih dari matriks-matriks berikut:

2 1 3 4 7 8
6 , 5
A= 0 4 B= 9 3
6 10 5 1 1 2

24 1 7 3 ( 8) 6 6 5
09 43 6 5 = 9 7 11
Penyelesaian : A + B =
6 1 10 ( 1) 5 2 5 9 3
24 1 7 3 ( 8) 2 8 11
09 43
6 5 = 9 1
A-B= 1
6 1 10 ( 1) 5 2 7 11 7

b. Perkalian Matriks

1. Perkalian Skalar dengan Matriks

Jika k adalah bilangan real (skalar), maka perkalian skalar dengan matriks A=[aij]mxn :

ka11 ka12 ka1n


ka ka 22 ka 2 n
kA =
21
= (kaij)mxn


ka m1 ka m 2 ka mn

atau

a11 k a12 k a1n k


a k a 22 k a 2 n k
Ak = 21 = (aijk)mxn


a m1 k am2 k a mn k

Sifat perkalian skalar dengan matriks:

Jika A,B,C adalah matriks mxn, k1 dan k2 adalah skalar maka:

k1 = Ak1

(k1k2)A = k1(k2A)

1A = A

(-1) A= -A

K1(A+B) = k1A + k1B

(k1+k2)A = k1A + k2A

Contoh:
2 1 3
0 4 6 dan k = 2 tentukan kA dan Ak
1. Jika A =
6 10 5

2 1 3 2 2 6
0 6 = 0
12
Penyelesaian : kA = 2 4 8
6 10 5 12 20 10

2 1 3 2 2 6
61 2= 0
12
Ak = 0 4 8
6 10 5 12 20 10

2. Jika diketahui matriks A dan B berikut,

4 0 5 1 1 1
A= , B=
1 3 2 3 5 7

Tentukan 2A dan 2A-B

4 0 5 8 0 10
Penyelesaian : 2A = 2 =
1 3 2 2 6 4

4 0 5 1 1 1 7 1 9
2A-B = 2 - =
1 3 2 3 5 7
5 1 3

2. Perkalian Matriks dengan Matriks

Jika A matriks ukuran m x p dan B matriks ukuran p x n, maka perkalian matriks A dan B :

a11 a12 a1 p b11 b12 b1n


a a 22 a 2 p b21 b22 b 2 n
AB = 21


a m1 am2 a mp b p1 bp2 b pn

p

atau AB = a ik bkj
k 1 mxn

untuk semua i = 1,2,..., m ; j = 1,2,...,p.

Perkalian matriks yaitu mengalikan elemen baris ke-i matriks A dengan elemen
kolom ke-j matriks B dan menjumlahkannya. Dimensi hasil perkalian matriks:
Am x p x Bp x n = ABm x n

sifat perkalian matriks dengan matriks:

A(BC) = A (BC) Asosiatif

A(B+C) = AB + AC Distributif kiri

(B + C ) A = BA + C Distributif kanan

r(AB) = (rA)B r = skalar

ImA = A = AIn Asosiatif

Contoh:

2 1 3 9 2
1. Jika diketahui A = dan B = tentukan AB
3 4 5 7 6

2 1 3 9 2
Penyelesaian : AB = x
3 4 5 7 6

2(3) ( 1)5 2( 9) ( 1)7 2( 2) ( 1)(6)


=
3(3) 4(5) 3( 9) 4(7) 3( 2) 4( 6)

1 25 10
=
29 1 18

c. Perpangkatan Matriks

Jika n adalah sebuah bilangan bulat positif dan A suatu matriks persegi, maka A n =
A x A x A x A ... x A (sebanyak n faktor) atau dapat juga dituliskan An = A x An-1 atau An =
An-1 x A.

1 2
Contoh : Diketahui matriks A = , tentukan:
1 3

a.
A2 b. A3 c. 2A4
Penyelesaian:

1 2 1 2 3 8
a. A2 = =
1 3 1 3
4 11

1 2 3 8 11 30
b. A3 = =
1 3 4 11
15 41

1 2 11 30
c. 2A4 = 2A x A3 = 2
1 3 15 41

41 112 82 224
= 2 =
56 153 112 306

d. Transpose matriks

Transpose dari matriks A berordo m x n adalah matriks yang diperoleh dari matriks
A dengan menukar elemen baris menjadi elemen kolom atau sebaliknya, sehingga beordo n
T
x m. Notasi transpose Am x n adalah Anxm .

Contoh:

Tentukan transpose dari matriks berikut:

a11 a12 a13 a14 2 3


a 24 , 4
A = a 21 a 22 a 23 B= 1
a31 a32 a33 a34 5 6

Penyelesaian:

Transpose dari matriks tersebut adalah sebagai berikut:

a11 a 21 a31
a a 22 a 32 2 1 5
A =
T 12
BT =
a13 a 23 a 33 3 4 6

a14 a 24 a 34

e. Determinan Matriks

1. Determinan matriks ordo 2 x 2


a b
Misalkan A = adalah matriks yang berordo 2 x 2 dengan elemen a dan d
c d

terletak pada diagonal utama, sedangkan b dan c terletak pada diagonal utama kedua.
Determinan matriks A dinotasikan det A atau A adalah suatu bilangan yang diperoleh
dengan mengurangi hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama pertama dengan hasil
kali pada diagonal utama kedua.

Dengan demikian dapat diperoleh rumus det A sebagai berikut:

a b
det A = = ad bc
c d

Contoh : Tentukanlah determinan metriks matriks berikut:

5 2 4 1
A= b.
4 3 3 2

Penyelesaian:

5 2
a. det A = = (5) (3) - (2) (4) = 7
4 3

4 1
b. det B = = (-4) (2) (-1) (3) = -5
3 2

2. determinan matriks ordo 3 x 3

a11 a12 a13


a 23 adalah matriks persegi berordo 3 x 3, determinan
jika A = a 21 a 22
a 31 a 32 a 33

a11 a12 a13


a 23 .
A dinyatakan dengan det A = a 21 a 22
a 31 a 32 a 33

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan matriks berordo 3 x 3, yaitu
aturan sarrus dan metode minor-kofaktor.

aturan sarrus
Untuk menentukan determinan dengan aturan sarrus, perhatikan alur berikut.
Misalnya kita akan menghitung determinan matriks A3x3, gambaran perhitungannya adalah
sebagai berikut:

a11 a12 a13 a11 a12


det A a 21 a 22 a 23 a 21 a 22
a 31 a 32 a 33 a 31 a 32

= a11 a 22 a33 a12 a 23 a31 a 13 a 21 a32 a13 a 22 a31 a11 a 23 a32 a12 a 21a33

metode minor-kofaktor

Misalkan matriks A dituliskan dengan [aij]. Minor elemen aij yang dinotasikan
dengan Mij adalah determinan setelah elemen-elemen baris ke-i dan kolom ke-j
dihilangkan. Misalnya dari matriks A3x3 kita hilangkan baris ke-2 kolom ke-1 sehingga: A =

a11 a12 a13


a a 22 a 23
21
a 31 a 32 a 33

a12 a13
Akan diperoleh M21 = . M21 adalah minor dari elemen matriks A baris ke-2
a 32 a33

kolom ke-1 atau M21 = a21.

Kofaktor elemen aij dinotasikan dengan Kij adalah hasil kali (-1)i+j dengan minor elemen
tersebut. Dengan demikian kofaktor suatu matriks dirumuskan dengan:

Kij= (-1)i+j Mij

Dari matriks A diatas, kita peroleh misalnya kofaktor a21 dan a13 berturut-turut adalah :

K21=(-1)2+1M21= -M21

K13=(-1)1+3M13= -M13

k11 k12 k13


k 23
Kofaktor dari matriks A3x3 adalah (kof) A = k 21 k 22
k 31 k 32 k 33
Nilai dari suatu determinan merupakan hasil penjumlahan dari perkalian suatu
elemen-elemen suatu baris (atau kolom) dengan kofaktornya. Untuk menghitung
determinan, kita dapat memeilih terlebih dahulu sebuah baris (atau kolom) kemudian kita
gunakan aturan diatas. Perhatikan cara menentukan determinan berikut:

a11 a12 a13


a 23
Misalkan diketahui matriks A = a 21 a 22
a 31 a 32 a 33

Determinan matriks A dapat dihitung dengan cara berikut:

Kita pilih baris pertama sehingga:

det A = a11 k11 a12 k12 a13 k13

11 1 2 1 3
= a11 ( 1) M 11 a12 (1) M 12 a13 ( 1) M 13

a 22 a 23 a a 23 a a 22
= a11 a12 21 a13 21
a32 a 33 a31 a33 a31 a32

= a11 (a 22 a33 a 23 a32 ) a12 ( a 21 a33 a 23 a 31 ) a13 ( a 21 a32 a 22 a31 )

= a11 a 22 a33 a11 a 23 a32 a12 a 21 a33 a12 a 23 a 31 a13 a 21 a 32 a13 a 22 a 31

= a11 a 22 a33 a12 a 23 a 31 a13 a 21 a 32 a11 a 23 a32 a12 a 21 a33 a13 a 22 a 31

Tampak bahwa det A matriks ordo 3 x 3 yang diselesaikan dengan cara minor kofaktor
hasilnya sama dengan det A dengan menggunakan cara sarrus.

Contoh:

1 2 3
4 dengan aturan sarrus dan minor
Tentukan determinan dari matriks A = 2 1
3 1 2

kofaktor!

Penyelesaian:

Cara 1 (aturan sarrus):


1 2 3
4
det A = 2 1
3 1 2

= (1 x 1 x 2) + (2 x 4 x 3) + (3 x 2 x 1) (3 x 1 x 3) (1 x 4 x1) (2 x 2 x 2)

= 2 + 24 + 6 9 4 8

= 11

Cara 2 (minor-kofaktor):

1 4 2 4 2 1
det A = 1 2 3
1 2 3 2 3 1

= 1 (2 4) 2 (4 12) + 3 (2 3)

= 1 (-2) 2(-8) + 3(-1)

= -2 + 16 3

= 11

3. Sifat-Sifat Determinan Matriks

Berikut beberapa sifat determinan matriks:

1. jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan nol maka
determinan matriks itu nol.

2 3 1
0 0
Misal: A = A 0 , B= 0 0 0 B 0
2 3
5 4 1

2. jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan baris/kolom
elemen-elemen lain maka determinan matriks itu nol.

4 3 2
8 B 0 (karena elemen-elemen baris ke-1 dan ke-3
Misal: B = 5 7
4 3 2

sama).
3. Jika elemen-elemen salah satu kolom/baris merupakan kelipatan dari elemen-
elemen baris/kolom lain maka determinan matriks itu sama dengan nol.

1 2 3
0 A 0 (karena elemen-elemen baris ke-3 merupakan
Misal: A = 5 7
2 4 6

kelipatan elemen-elemen baris ke-1)

4. AB A x B

5. AT A , untuk AT adalah transpose dari matriks A.

1
6. A 1 , untuk A-1 adalah invers dari matriks A
A

7. kA kn A untuk A ordo n x n dan k suatu konstanta.

f. Invers Matriks

Jika A adalah matriks ukuran n x n dan jika ada matriks b ukuran n x n sedemikian
rupa sehingga: AB = BA = I

Dimana I adalah matriks identitas ukuran n x n, maka matriks A disebut non


singular atau invertibel dan matriks A merupakan invers dari B atau B merupakan invers
dari A.

Jika matriks A tidak mempunyai invers, maka A disebut matriks singular atau non
invertibel.

Notasi matriks invers dari A: A-1.

1. Menentukan invers matriks berordo 2 x 2

a b
Misalkan diketahui matriks A = , dengan ad-bc tidak sama dengan nol.
c d

Suatu matriks lain, misalnya B dikatakan sebagai invers matriks A jika AB = I. Matriks
invers dari A ditulis A-1 dengan demikian berlaku AA-1=A-1A.

Matriks A mempunyai invers jika A adalah matriks nonsingular yaitu det A 0,


sebaliknya jika det A = 0 maka matriks singular maka matriks ini tidak memiliki invers.
a b
Jadi jika A = , maka inversnya adalah:
c d

1 d b
A-1 = untuk ad-bc 0
ad bc c a

Contoh : Tentukan invers matriks matriks berikut:

4 1
a. A =
7 2

3 2
b. B =
5 4

Penyelesaian:

1 2 1
a. A-1 =
87 7 4

1 2 1
=
1 7 4

2 1
=
7 4

1 4 2
b. B-1 =
12 (10) 5 3

1 4 2
=
2 5 3

2 1
= 5 3
2 2

2. Menentukan invers matriks berordo 3 x 3

Invers matriks berordo 3 x 3 dapat dicari dengan beberapa cara. Pada pembahasan
kali ini kami akan menggunakan cara adjoin.

Invers matriks persegi berordo 3 x 3 dirumuskan sebagai berikut:


1
A 1 adj ( A)
det A

Penentuan adj A:

a b c ( ) ( ) () a11 a12 a13



A d e f A () () ( ) A a 21 a 22 a 23
g h i ( ) ( ) () a31 a32 a33

e f d f d e
a11 a a12 b a13 c
h i g i g h

b c a c a b
a 21 d a 22 e a 23 f
h i g i g h

b c a c a b
a31 g a32 h a33 i
e f d f g h

1 2 1
2 3 4 tentukan
Contoh: Diketahui matriks A = invers matriks A dengan
1 2 3

menggunakan perhitungan menurut baris pertama.

Penyelesaian:

Terlebih dahulu kita hitug determinan A

3 4 2 4 2 3
det A 1 2 1
2 3 1 3 1 2

= 1(9 8) 2(6 4) + 1(4 3)

=1(1) 2(2) + 1(1)

=1 4 + 1

= -2

1 4 5
2
Dengan menggunakan rumus adjoin diperoleh : adj ( A) 2 2
1 0 1

Jadi A-1 dapat dihitung sebagai berikut:


1
A 1 adj ( A)
det A

1 4 5
1
= 2 2 2
2
1 0 1

1 5
2 2
2
= 1 1 1
1 1
0
2 2

g. Penyelesaian Persamaan Linear dengan Matriks

Matriks dapat digunakan untuk mempermudah dalam menentukan penyelesaian


sistem persamaan linear. Pada pembahasan kali ini, kita akan menggunakannya untuk
menyelesaikan sestem persamaan linear dua variabel dan tiga variabael.

1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel:

ax + by = p .......................................................(1)

cx + dy = q .......................................................(2)

persamaan (1) dan (2) deatas dapat kita susun kedalam bentuk matriks dibawah ini:

a b x p
c
d y q

Tujuan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel adalah menentukan


nilaix dan y yang memenuhi sistem persamaan itu. Oleh karena itu, berdasarnya sistem
penyelesaian matriks bentuk AX = B dapat dirumuskan sebagai berikut:

x 1 d b p
y ad bc c a
q

Asalkan ad bc 0

Contoh:
Tentukan penyelesaian sistem persamaan linear berikut dengan menggunakan matriks.

2x + y = 4

x + 3y = 7

penyelesaian:

2 1 x 4
dari persamaan diatas dapat kita susun menjadi matriks sebagai berikut. 7
1 3 y

Dengan menggunakan rumus penjelasan matriks diatas, diperoleh sebagai berikut.

x 1 3 1 4
y ( 2 x3) (1x1) 1 2 7

1 5
=
5 10

1
= Jadi,diperoleh penyelesain x = 1 dan y = 2
2

2. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel

Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel dapat dilakukan dengan
beberapa cara misalnya eliminasi, substitusi dan gabungan antara eliminasi dan substitusi.

Misalkan diberikan sistem persaman linear tiga variabel sebagai berikut.

a1 x b1 y c1 z d 1

a 2 x b2 y c 2 z d 2

a 3 x b 3 y c 3 z d 3

Sistem persamaan linear diatas dapat disusun menjadi matriks sebagai berikut:

a1 b1 c1 x d1
a b2 c 2 y d
2 2
a3 b3 c3 z d 3
a1 b1 c1 x d1
c 2 , X = y d
Misalkan A = a 2 b2 dan B = 2
a 3 b3 c3 z d 3

Bentuk diatas dapat kita tuliskan sebagai AX = B

Penyelesaian sistem persamaan AX= B adalah X = A-1B. Dalam hal ini

1
A-1= adj ( A) , oleh karena itu diperoleh:
det A

1 1
X= adj ( A) B= adj ( A) B
det A det A

Contoh:

1 2 3
1 4
Tentukanlah determinanmatriks berikut: B 3
1 4 3

1 2 31 2
Penyelesaian: B 1 3 41 3
1 4 31 4

B = (1x3x3) + (2x4x1) + (3 x1x4) (3x3x1) (1x4x4) (2x1x3)

B 9 8 12 9 16 6

B 2

D. TRANSFORMASI ELEMENTER PADA BARIS DAN KOLOM SUATU


MATRIKS
Yang dimaksud dengan transformai pada baris atau kolom suatu matriks
A adalah sebagai berikut.

1. Penukaran tempat baris ke-i dan baris ke-j atau penukaran kolom ke-i
dan kolom ke-j dan ditulis Hij(A) untuk transformasi baris dan K ij(A)
untuk transformasi kolom. Contoh :
a. Penukaran baris
1 2 0 2 3 1

A= 2 3 1 H12(A) 1 2 0

0 1 1 0 1 1

H12(A) berarti menukar baris ke-1 matriks A dengan baris ke-2


b. Penukaran kolom
1 2 0 1 0 2

2 3 1 2 1 3
A= K23(A)
0 1 1 0 1 1

K13(A) berarti menukar kolom ke-2 matriks A dengan kolom ke-3

2. memperkalikan baris ke-i dengan suatu bilangan skalar h0, ditulis Hi(h)
(A) dan memperkalikan kolom ke-i dengan skalar k0, ditulis Ki(k)(A).
Contoh :

1 2 0 1 2 0 1 2 0

2 3 1 -4 -6 -2 2 3

A= H2(-2)(A)= 0 1 1 K3(1/2)(A)=
0 1 1 0 1 1/2

3. Menambah kolom ke-i dengan k kali koom ke-j, ditulis K ij(k)(A) dan
menambah baris ke-i dengan h kali baris ke-j, ditulis Hij(h)(A).
Contoh :

1 2 0 1 2 0
H23
(-1)
(A)
2 3 1 2 2 0
A= H2 + (-1*H3)
0 1 1 0 1 1

1 2 2

K31(2)(A)
2 2 4

K3 + (2*K1)
0 1 1

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang disusun secara khusus dalam


bentuk baris dan kolom sehingga membentuk persegi panjang dan bujur sangkar dimana
panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh kolom dan baris yang ditulis diantara dua tanda
kurung, yaitu ( ) dan [ ].
Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan
persoalan yang apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan kata
lain kita selalu bersentuhan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan matematika
entah itu kita sadari ataupun tidak. Agar mudah difahami maka persoalan tersebut diubah
kedalam bahasa atau persamaan matematika supaya persoalan tersebut lebih mudah
diselesaikan. Diatas juga telah dijeleskan macam-macam matriks, aljabar matriks. Tetapi
terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan beberapa
variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari hubungan antara variabel-
variabelnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://xprashp.wordpress.com/2010/10/31/analisis-vektor-dengan-pendekatan-matriks/

diakses pada tanggal 13-05-2016 pukul 14:07

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/05/contoh-soal-matriks-pengertian-jenis-
jenis-sifat-operasi-invers-jawaban-notasi-dan-ordo-penjumlahan-pengurangan-perkalian-
transpose-skalar-determinan-matematika.html

diakses pada tanggal 13-05-2016 pukul 14:07

http://ghose-smkitpesat.blogspot.com/2012/02/matriks.html

http://paradoks77.blogspot.com/2011/08/nilai-eigen-dan-vektor-eigen.html

Anda mungkin juga menyukai