Drs. Ismono
Anggota Kelompok :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MAARIF HASYIM LATIF
Jl.Ngelom Megare, Taman - Sidoarjo
http://www.umaha.ac.id
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
MATRIK DAN TRANSFORMASI ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Drs. ISMONO selaku Dosen mata
kuliah KALKULUS UMAHA yang telah memberikan tugas ini kepada kami
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai kalkulus matriks dan transformasi, dan juga
bagaimana mengerjakannya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MATRIKS
a. Definisi matriks
b. Simbol matriks
c. Bentuk-bentuk matriks
B. JENIS-JENIS MATRIKS
a. Berdasarkan susunan elemen matriks
b. Berdasarkan sifat operasi matriks
C. ALJABAR MATRIKS
a. Penjumlahan dan pengurangan matriks
b. Perkalian matriks
c. Perpangkatan matriks
d. Transpose matriks
e. Determinan matriks
f. Invers matriks
g. Penyelesaian persamaan linier dengan matriks
D. TRANSFORMASI
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang apabila
kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan mengubahnya kedalam
bahasa atau persamaan matematika maka persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan.
Tetapi terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan
beberapa variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari hubungan antara
variabel-variabelnya. Bahkan dinegara maju sering ditemukan model ekonomi yang harus
memecahkan suatu sistem persamaan dengan puluhan atau ratusan variabel yang nilainya
harus ditentukan.
Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen yang cukup ampuh
untuk memecahkan persoalan tersebut. Dengan menggunakan matriks memudahkan kita
untuk membuat analisa-analisa yang mencakup hubungan variabel-variabel dari suatu
persoalan. Pada awalnya matrik ditemukan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh
seorang ilmuan yang berasal dari Inggris yang bernama Arthur Cayley (1821-1895) yang
mana studi yang dilakukan untuk meneliti persamaan linier dan transformasi linear, awal
dari semua ini matrik dianggap sebagai sebuah permainan karena matrik dapat
diaplikasikan, sedangkan pada tahun 1925 matrik digunakan sebagai kuantum dan pada
perkembangannya matrik digunakan dalam berbagai bidang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MATRIKS
a. Definisi Matriks
b. Simbol Matriks
Matriks juga dapat dinyatakan sebagai: Amxn = [aij]mxn Dimana: aij = elemen atau unsur
matriks i = 1,2,3,...m, indeks baris
c. Bentuk-Bentuk Matriks
a
Misalnya:
b
a b
Misalnya:
c d
B. JENIS-JENIS MATRIKS
1 2 3
2 3
Contoh: A = , B= 6 5 4
1 4
7 8 9
2. Matriks nol (null matrix) adalah matriks dimana semua elemenya mempunyai
nilai nol (0).
0 0 0
0 0
Contoh: A = , B= 0 0 0
0 0
0 0 0
1 0 0
3 0
Contoh: A = 0 , B= 0 0 0
5
0 0 9
1 0 0
1 0
Contoh: A = 0 , B= 0 1 0
1
0 0 1
5. Matriks skalar (scalar matrix) adalah matriks diagonal dimana elemen pada
diagonal utamanya bernilai sama tetapi bukan satu atau nol.
5 0 0
4 0
Contoh: A = 0 , B= 0 5 0
4
0 0 5
5 2 0
2
Contoh: A = 2 5
0 2 5
1 0 0
1 0
sama dengan nol. Contoh: L = 2 , L= 2 3 0
1
4 3 5
5 3 2
1 2
sama dengan nol. Contoh: U = 0 , U= 0 4 1
3
0 0 5
2 1 5
2 , berlaku sifat AT = A
Contoh: U = 1 4
5 2 2
10. Matriks miring (skew matrix) adalah matriks bujur sangkar dimana elemen ke
aij sama dengan aji atau (aij = -aji) untuk semua i dan j tetapi elemen diagonal
utama tidak semuanya bernilai nol.
7 5 6
4 , berlaku sifat MT = -M
Contoh: M = 5 0
6 4 2
11. Matriks miring simetris (skew-symmetric matrix) adalah matriks bujur sangkar
dimana elemen ke aij sama dengan aij atau (aij = -aji) untuk semua i dan dan
semua elemen diagonal utama bernilai nol.
0 5 6
4 , berlaku sifat MT = -M
Contoh: M = 5 0
6 4 0
2 3 2
2 4
Contoh: A = 2 , B= 4 1 5
4
0 0 0
2. Matriks non singular (non singular matrix) adalah matriks yang determinannya
bernilai tidak sama dengan nol.
2 2 1
4 5
Contoh: A = 1 , B= 1 2 2
2
2 1 2
3. Matriks hermit (hermit matrix) adalah matriks bujur sangkar yang transpose
conjugate-nya sama dengan matriks itu sendiri atau M
T
= M dimana M =
conjugate kompleks matriks M.
1 1 i 2 1 1 i 2
1 i i , 1 i i
Contoh: M = 3 M = 3
2 i 0 2 i 0
1 1 i 2
1 i 3 i = M
M
T
=
2 i 0
4. Matriks hermit miring (skew hermit matrix) adalah matriks bujur sangkar yang
transpose conjugate-nya sama dengan negatif matriks itu sendiri atau M
T
=
-M.
i 1 i 2 i 1 i 2
1 i i 1 i 3i i
Contoh: M = 3i , M =
2 i 0 2 i 0
1 1 i 2
i = -M
M
T
= 1 i 3i
2 i 0
5. Matriks uniter (uniter matrix) adalah matriks bujur sangkar yang transposenya
1
sama dengan invers conjugate-nya atau MT = M
T
atau M M T = MM =
I.
0 i 0 i 0 i
Contoh: M = , = dan MT=
0 0 M MT
M
i i 0 i
0 i 0 i i2 0 1 0
= = =
i 0 i 0
0 i2 0 1
1 1 1 1
2 2 2 2
Contoh: M = 1 T
1 , dan M =
1 1
2 2 2 2
1 1 1 1
2 2 2 2 1 0
MTM = 1
1 1 1 = 0 1 = I
2 2 2 2
7. Matriks normal (normal matrix) adalah matriks bujur sangkar yang mempunyai
sifat: M M T
=M T
.
1 2 i 1 2 i
Contoh: M = , dan =
1 1
M
2i 2i
1 2 i
T
=
M
2i 1
1 2 i 1 2 i
MM T
=M T
M
2i 1 2 i 1
1 2 i 1 2 i 2 4 2i
= =
2i 1 2 i 1
4 2i 2
1 2 i
=2 = 2M T
2i 1
2 1
5 5
Contoh: M = 1 2
5 5
2 1 2 1
5 5 5 5 1 0
M2= M.M = 1 = 0 1 = I
2 1 2
5 5 5 5
2 2 4
4
Contoh: M = 1 3
1 2 3
2 2 4 2 2 4 2 2 4
4 1 4 4 = M
M = 1
2 3 3 = 1 3
1 2 3 1 2 3 1 2 3
10. Matriks nilpotent (nilpotent matrix) adalah matriks yang jika dikalikan dengan
matriks itu sendiri akan menghasilkan matriks nol atau MP = 0, untuk p =
bilangan bulat positif > 2.
1 1 3
6
Contoh: M = 5 2
2 1 3
1 1 3 1 1 3 1 1 3
6 5 6 5 6
M = 5
3 2 2 2
2 1 3 2 1 3 2 1 3
0 0 0
0
M = 0
3 0
0 0 0
1 0 0
0
Contoh: I = 0 1
0 0 1
0 1 0 1 0 0 1 0 0
0 0 k
I12 = 1 0 I3(k) = 0 1 I23(k) = 0 1
0 0 1 0 0 k 0 0 1
Keterangan:
C. ALJABAR MATRIKS
Penjumlahan matriks adalah menambahkan elemen pada posisi yang sama pada
matriks.
j= 1,2, ..., n;
j= 1,2, ..., n;
A+B+C=C+B+A
A+0=A
A0=A
2 1 3 4 7 8
6 , 5
A= 0 4 B= 9 3
6 10 5 1 1 2
24 1 7 3 ( 8) 6 6 5
09 43 6 5 = 9 7 11
Penyelesaian : A + B =
6 1 10 ( 1) 5 2 5 9 3
24 1 7 3 ( 8) 2 8 11
09 43
6 5 = 9 1
A-B= 1
6 1 10 ( 1) 5 2 7 11 7
b. Perkalian Matriks
Jika k adalah bilangan real (skalar), maka perkalian skalar dengan matriks A=[aij]mxn :
atau
k1 = Ak1
(k1k2)A = k1(k2A)
1A = A
(-1) A= -A
Contoh:
2 1 3
0 4 6 dan k = 2 tentukan kA dan Ak
1. Jika A =
6 10 5
2 1 3 2 2 6
0 6 = 0
12
Penyelesaian : kA = 2 4 8
6 10 5 12 20 10
2 1 3 2 2 6
61 2= 0
12
Ak = 0 4 8
6 10 5 12 20 10
4 0 5 1 1 1
A= , B=
1 3 2 3 5 7
4 0 5 8 0 10
Penyelesaian : 2A = 2 =
1 3 2 2 6 4
4 0 5 1 1 1 7 1 9
2A-B = 2 - =
1 3 2 3 5 7
5 1 3
Jika A matriks ukuran m x p dan B matriks ukuran p x n, maka perkalian matriks A dan B :
p
atau AB = a ik bkj
k 1 mxn
Perkalian matriks yaitu mengalikan elemen baris ke-i matriks A dengan elemen
kolom ke-j matriks B dan menjumlahkannya. Dimensi hasil perkalian matriks:
Am x p x Bp x n = ABm x n
(B + C ) A = BA + C Distributif kanan
Contoh:
2 1 3 9 2
1. Jika diketahui A = dan B = tentukan AB
3 4 5 7 6
2 1 3 9 2
Penyelesaian : AB = x
3 4 5 7 6
1 25 10
=
29 1 18
c. Perpangkatan Matriks
Jika n adalah sebuah bilangan bulat positif dan A suatu matriks persegi, maka A n =
A x A x A x A ... x A (sebanyak n faktor) atau dapat juga dituliskan An = A x An-1 atau An =
An-1 x A.
1 2
Contoh : Diketahui matriks A = , tentukan:
1 3
a.
A2 b. A3 c. 2A4
Penyelesaian:
1 2 1 2 3 8
a. A2 = =
1 3 1 3
4 11
1 2 3 8 11 30
b. A3 = =
1 3 4 11
15 41
1 2 11 30
c. 2A4 = 2A x A3 = 2
1 3 15 41
41 112 82 224
= 2 =
56 153 112 306
d. Transpose matriks
Transpose dari matriks A berordo m x n adalah matriks yang diperoleh dari matriks
A dengan menukar elemen baris menjadi elemen kolom atau sebaliknya, sehingga beordo n
T
x m. Notasi transpose Am x n adalah Anxm .
Contoh:
Penyelesaian:
a11 a 21 a31
a a 22 a 32 2 1 5
A =
T 12
BT =
a13 a 23 a 33 3 4 6
a14 a 24 a 34
e. Determinan Matriks
terletak pada diagonal utama, sedangkan b dan c terletak pada diagonal utama kedua.
Determinan matriks A dinotasikan det A atau A adalah suatu bilangan yang diperoleh
dengan mengurangi hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama pertama dengan hasil
kali pada diagonal utama kedua.
a b
det A = = ad bc
c d
5 2 4 1
A= b.
4 3 3 2
Penyelesaian:
5 2
a. det A = = (5) (3) - (2) (4) = 7
4 3
4 1
b. det B = = (-4) (2) (-1) (3) = -5
3 2
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan matriks berordo 3 x 3, yaitu
aturan sarrus dan metode minor-kofaktor.
aturan sarrus
Untuk menentukan determinan dengan aturan sarrus, perhatikan alur berikut.
Misalnya kita akan menghitung determinan matriks A3x3, gambaran perhitungannya adalah
sebagai berikut:
= a11 a 22 a33 a12 a 23 a31 a 13 a 21 a32 a13 a 22 a31 a11 a 23 a32 a12 a 21a33
metode minor-kofaktor
Misalkan matriks A dituliskan dengan [aij]. Minor elemen aij yang dinotasikan
dengan Mij adalah determinan setelah elemen-elemen baris ke-i dan kolom ke-j
dihilangkan. Misalnya dari matriks A3x3 kita hilangkan baris ke-2 kolom ke-1 sehingga: A =
a12 a13
Akan diperoleh M21 = . M21 adalah minor dari elemen matriks A baris ke-2
a 32 a33
Kofaktor elemen aij dinotasikan dengan Kij adalah hasil kali (-1)i+j dengan minor elemen
tersebut. Dengan demikian kofaktor suatu matriks dirumuskan dengan:
Dari matriks A diatas, kita peroleh misalnya kofaktor a21 dan a13 berturut-turut adalah :
K21=(-1)2+1M21= -M21
K13=(-1)1+3M13= -M13
11 1 2 1 3
= a11 ( 1) M 11 a12 (1) M 12 a13 ( 1) M 13
a 22 a 23 a a 23 a a 22
= a11 a12 21 a13 21
a32 a 33 a31 a33 a31 a32
Tampak bahwa det A matriks ordo 3 x 3 yang diselesaikan dengan cara minor kofaktor
hasilnya sama dengan det A dengan menggunakan cara sarrus.
Contoh:
1 2 3
4 dengan aturan sarrus dan minor
Tentukan determinan dari matriks A = 2 1
3 1 2
kofaktor!
Penyelesaian:
= (1 x 1 x 2) + (2 x 4 x 3) + (3 x 2 x 1) (3 x 1 x 3) (1 x 4 x1) (2 x 2 x 2)
= 2 + 24 + 6 9 4 8
= 11
Cara 2 (minor-kofaktor):
1 4 2 4 2 1
det A = 1 2 3
1 2 3 2 3 1
= 1 (2 4) 2 (4 12) + 3 (2 3)
= -2 + 16 3
= 11
1. jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan nol maka
determinan matriks itu nol.
2 3 1
0 0
Misal: A = A 0 , B= 0 0 0 B 0
2 3
5 4 1
2. jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan baris/kolom
elemen-elemen lain maka determinan matriks itu nol.
4 3 2
8 B 0 (karena elemen-elemen baris ke-1 dan ke-3
Misal: B = 5 7
4 3 2
sama).
3. Jika elemen-elemen salah satu kolom/baris merupakan kelipatan dari elemen-
elemen baris/kolom lain maka determinan matriks itu sama dengan nol.
1 2 3
0 A 0 (karena elemen-elemen baris ke-3 merupakan
Misal: A = 5 7
2 4 6
4. AB A x B
1
6. A 1 , untuk A-1 adalah invers dari matriks A
A
f. Invers Matriks
Jika A adalah matriks ukuran n x n dan jika ada matriks b ukuran n x n sedemikian
rupa sehingga: AB = BA = I
Jika matriks A tidak mempunyai invers, maka A disebut matriks singular atau non
invertibel.
a b
Misalkan diketahui matriks A = , dengan ad-bc tidak sama dengan nol.
c d
Suatu matriks lain, misalnya B dikatakan sebagai invers matriks A jika AB = I. Matriks
invers dari A ditulis A-1 dengan demikian berlaku AA-1=A-1A.
1 d b
A-1 = untuk ad-bc 0
ad bc c a
4 1
a. A =
7 2
3 2
b. B =
5 4
Penyelesaian:
1 2 1
a. A-1 =
87 7 4
1 2 1
=
1 7 4
2 1
=
7 4
1 4 2
b. B-1 =
12 (10) 5 3
1 4 2
=
2 5 3
2 1
= 5 3
2 2
Invers matriks berordo 3 x 3 dapat dicari dengan beberapa cara. Pada pembahasan
kali ini kami akan menggunakan cara adjoin.
Penentuan adj A:
e f d f d e
a11 a a12 b a13 c
h i g i g h
b c a c a b
a 21 d a 22 e a 23 f
h i g i g h
b c a c a b
a31 g a32 h a33 i
e f d f g h
1 2 1
2 3 4 tentukan
Contoh: Diketahui matriks A = invers matriks A dengan
1 2 3
Penyelesaian:
3 4 2 4 2 3
det A 1 2 1
2 3 1 3 1 2
=1 4 + 1
= -2
1 4 5
2
Dengan menggunakan rumus adjoin diperoleh : adj ( A) 2 2
1 0 1
1 4 5
1
= 2 2 2
2
1 0 1
1 5
2 2
2
= 1 1 1
1 1
0
2 2
ax + by = p .......................................................(1)
cx + dy = q .......................................................(2)
persamaan (1) dan (2) deatas dapat kita susun kedalam bentuk matriks dibawah ini:
a b x p
c
d y q
x 1 d b p
y ad bc c a
q
Asalkan ad bc 0
Contoh:
Tentukan penyelesaian sistem persamaan linear berikut dengan menggunakan matriks.
2x + y = 4
x + 3y = 7
penyelesaian:
2 1 x 4
dari persamaan diatas dapat kita susun menjadi matriks sebagai berikut. 7
1 3 y
x 1 3 1 4
y ( 2 x3) (1x1) 1 2 7
1 5
=
5 10
1
= Jadi,diperoleh penyelesain x = 1 dan y = 2
2
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear tiga variabel dapat dilakukan dengan
beberapa cara misalnya eliminasi, substitusi dan gabungan antara eliminasi dan substitusi.
a1 x b1 y c1 z d 1
a 2 x b2 y c 2 z d 2
a 3 x b 3 y c 3 z d 3
Sistem persamaan linear diatas dapat disusun menjadi matriks sebagai berikut:
a1 b1 c1 x d1
a b2 c 2 y d
2 2
a3 b3 c3 z d 3
a1 b1 c1 x d1
c 2 , X = y d
Misalkan A = a 2 b2 dan B = 2
a 3 b3 c3 z d 3
1
A-1= adj ( A) , oleh karena itu diperoleh:
det A
1 1
X= adj ( A) B= adj ( A) B
det A det A
Contoh:
1 2 3
1 4
Tentukanlah determinanmatriks berikut: B 3
1 4 3
1 2 31 2
Penyelesaian: B 1 3 41 3
1 4 31 4
B 9 8 12 9 16 6
B 2
1. Penukaran tempat baris ke-i dan baris ke-j atau penukaran kolom ke-i
dan kolom ke-j dan ditulis Hij(A) untuk transformasi baris dan K ij(A)
untuk transformasi kolom. Contoh :
a. Penukaran baris
1 2 0 2 3 1
A= 2 3 1 H12(A) 1 2 0
0 1 1 0 1 1
2 3 1 2 1 3
A= K23(A)
0 1 1 0 1 1
2. memperkalikan baris ke-i dengan suatu bilangan skalar h0, ditulis Hi(h)
(A) dan memperkalikan kolom ke-i dengan skalar k0, ditulis Ki(k)(A).
Contoh :
1 2 0 1 2 0 1 2 0
2 3 1 -4 -6 -2 2 3
A= H2(-2)(A)= 0 1 1 K3(1/2)(A)=
0 1 1 0 1 1/2
3. Menambah kolom ke-i dengan k kali koom ke-j, ditulis K ij(k)(A) dan
menambah baris ke-i dengan h kali baris ke-j, ditulis Hij(h)(A).
Contoh :
1 2 0 1 2 0
H23
(-1)
(A)
2 3 1 2 2 0
A= H2 + (-1*H3)
0 1 1 0 1 1
1 2 2
K31(2)(A)
2 2 4
K3 + (2*K1)
0 1 1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://xprashp.wordpress.com/2010/10/31/analisis-vektor-dengan-pendekatan-matriks/
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/05/contoh-soal-matriks-pengertian-jenis-
jenis-sifat-operasi-invers-jawaban-notasi-dan-ordo-penjumlahan-pengurangan-perkalian-
transpose-skalar-determinan-matematika.html
http://ghose-smkitpesat.blogspot.com/2012/02/matriks.html
http://paradoks77.blogspot.com/2011/08/nilai-eigen-dan-vektor-eigen.html