Disusun oleh :
1. Ana Amalia [K7520005]
2. Angginu Pitasari [K7520007]
3. Aprilia Viona Putri [K7520011]
4. Dian Maharani [K7520023]
5. Jihan Zuyinar Rosyidina [K7520040]
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat mengerjakan makalah yang diberikan oleh Ibu Dr. Cicilia Dyah
Sulistyaningrum Indrawati, M.Pd yang berisikan tentang “Etika Sekretaris dalam Bekerja”
pada mata kuliah Kesekretarisan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Cicilia Dyah Sulistyaningrum Indrawati,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Kesekretarisan yang telah memberikan tugas ini, sehingga kami
dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Etika Sekretaris dalam Bekerja di dalam
suatu kantor.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari bahwa tugas yang kami kerjakan ini masih
jauh dari kata sempurna. Untuk perbaikan dan pengembangan makalah ini kedepannya, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awalnya profesi sekretaris ialah hanya untuk menyimpan rahasia perusahaan.
Seiring berjalannya waktu tugas sekretaris lebih berkembang yaitu dituntut untuk
membantu pekerjaan pimpinan dalam mencapai suatu tujuan perusahaan. Tidak hanya itu,
sekretaris pun dituntut untuk membantu aktif dalam melaksanakan pola perbuatan manajer
atau pimpinan agar organisasi tersebut dapat berjalan lancar.
Adapun etika-etika yang harus diketahui dan diterapkan oleh sekretaris antara lain
etika dalam berbicara, etika dalam berpenampilan dan berpakaian, etika dalam duduk,
1
etika dalam berjalan, etika dalam makan dan minum, etika bertelepon, dan etika menerima
tamu.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian sekretaris menurut pendapat dari Braum dan Portugal dalam (Drs.
Darmanto, M.Ed) bahwa yang dimaksud dengan sekretaris adalah seorang asisten
pimpinan yang menerima tamu, melakukan pendiktean, mengingatkan pimpinan mengenai
kewajiban, atau perjanjian dinasnya, menerima tamu, mengecek dan menyiapkan
korespondensi, mengingatkan pimpinan mengenai kewajiban, atau perjanjian dinasnya,
dan melakukan tugas lainnya dalam rangka meningkatkan tugas pimpinan secara efektif.
Pernyataan dari Nanasay dan Selden dalam (Drs. Darmanto, M.Ed), pengertian sekretaris
sebagai seorang pegawai kantor yang bertanggung jawab tidak hanya sebagai
Stenographer (juru steno atau menulis cepat), tetapi juga mencakup penyalinan dikte dan
berhubungan dengan masyarakat, seperti mengadakan pertemuan dan perjanjian, serta
mengelola dokumen-dokumen termasuk surat, menjawab telepon dan lain sebagainya.
Pendapat dari Skeat dalam (Drs. Darmanto, M.Ed) menjelaskan bahwa seorang sekretaris
sebagai seorang pegawai yang bertugas menyiapkan surat menyurat, menerima tamu,
3
membantu pimpinan dalam menerima pendiktean, mengecek, dan mengingatkan pimpinan
mengenai pertemuan atau perjanjian resmi dan melakukan berbagai tugas kewajiban yang
mendukung keefektifan kerja pimpinannya. Menurut Blackburn dalam (Drs. Darmanto,
M.Ed) menjelaskan sekretaris sebagai seorang staf yang tugasnya mengurusi surat
menyurat atau korespondensi dan mengelola kegiatan sehari-hari bagi atasan atau
pimpinannya. Adapun pengertian dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang
mendefinisikan bahwa sekretaris adalah orang atau pengurus yang diberikan pekerjaan
tulis menulis.
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani “ethicos” yang berarti aturan-aturan, kaidah-
kaidah, norma-norma, dan nilai-nilai bagi tingkah laku manusia yang dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam bahasa Indonesia, etika disebut kesusilaan
yang artinya norma (kaidah), peraturan hidup, perintah yang menyatakan keadaan batin
terhadap peraturan hidup, maksudnya adalah sikap keadaban, sikap batin, perilaku, sopan
santun.
a. Drs. O.P. SIMORANGKIR dalam (Ferdinand, Madallo, Palamba, & Josua, 2019)
Etika atau etik merupakan sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik.
b. Drs. Sidi Gajalba dalam (Ferdinand, Madallo, Palamba, & Josua, 2019)
Etika merupakan teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi
baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
c. Drs. H. Burhanudin Salam dalam (Ferdinand, Madallo, Palamba, & Josua, 2019)
Etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan perilaku hidup manusia.
4
d. Sedarmayanti (1997) dalam (Drs. Darmanto, M.Ed)
Etika sekretaris sebagai norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah, ukuran-ukuran yang
diterima, dan ditaati oleh sekretaris, yang berupa peraturan-peraturan atau hal-hal yang
sudah merupakan kebiasaan (yang baik) dan dianggap sudah diketahui dan perlu atau
harus dilaksanakan.
Tujuan utama etika adalah agar orang yang mengetahui norma-norma, tata nilai dan
tata susila yang berlaku didalam masyarakat. Etika sekretaris dapat diartikan sebagai suatu
peraturan tentang baik dan buruk yang tidak mengikat karena bukan hukum, namun
menjadi pedoman dalam berperilaku terkait dengan profesi yang diembannya sebagai
seorang sekretaris. Terkait dengan etika, maka ada yang disebut dengan kode etik. Kode
etik merupakan panduan dalam melaksanakan profesi sebagai seorang sekretaris yang
profesional. Doni Juni Priansa, 2014 : 65-68 dalam (Hutagalung, Krisdayanti, & Wenty,
2017) menyatakan bahwa kode etik sekretaris menurut Ikatan Sekretaris Indonesia (ISI)
yaitu:
5
e) Jangan menanggapi bila pimpinan mencela istrinya di kantor
f) Berikan respek yang wajar kepada istri pimpinan
g) Jaga jarak yang aman dengan istri pimpinan
2. Etika kantor
a) Jangan datang terlambat
b) Jangan membentuk klik/kelompok tertentu
c) Jangan menunda-nunda pekerjaan
d) Jangan menggunakan telepon untuk keperluan pribadi
e) Tidak boros dalam memakai peralatan kantor
f) Tidak bersikap acuh tak acuh terhadap lingkungan dan orang lain
3. Etika bisnis
Berpegang pada kesadaran sosial yang mempertimbangkan kemakmuran masyarakat
bukan hanya kemakmurannya sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara sederhana
etika sekretaris dapat diartikan sebagai suatu aturan main tentang kebaikan dan
keburukan, yang tidak mengikat karena bukan hukum,namun menjadi pedoman dalam
berperilaku terkait dengan profesi yang diembannya sebagai seorang sekretaris.
6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
6. Sebut nama mereka dengan awalan Pak atau Bu
Sebaiknya seorang sekretaris dalam berbicara ketika menyebut nama akan lebih sopan
dan lebih enak didengar serta terkesan lebih menghargai atasan atau orang yang lebih
tua. Selain itu juga dapat menggunakan panggilan Bapak, Ibu, Mas, atau Mbak yang
diikiti Namanya.
7. Ciptakan selang sekali waktu rasa humor
Seorang sekretaris ketika berbicara tidak melulu harus serius yang justru dapat
menimbulkan kesan menegangkan, tetapi sekali-sekali perlu diselingi dengan humor
atau hiburan agar dapat mencairkan suasana dan pembicaraan menjadi lebih nyaman
serta menyenangkan.
8. Selalu awali dan tutup dengan baik dan sopan
Pembicaraan akan lebih baik jika diawali dan dikahiri dengan kata sapaan seperti
“selamat pagi” agar pembicaraan terkesan lebih sopan dan ramah.
8
wangi dengan menggunakan parfum karena aktifitas yang biasanya selalu bertemu
klien atau menghadiri agenda dan acara-acara penting sehingga harus selalu
berpenampilan fresh dan segar agar orang-orang yang ada disekitarnya tidak merasa
rishi dengan bau badan yang menyengat.
10
Kebiasaan menggetar-getarkan kaki dapat menimbulkan suara atau mengganggu
konsentrasi sehingga perlu dihindari.
11
3.5 Etika Sekretaris Dalam Makan dan Minum
Ketika sedang makan bersama ataupun sendiri hendaknya seorang sekretaris
mempunyai etika yang baik dalam makan dan minum. Etika sekretaris dalam makan dan
minum yaitu:
1. Pilih dan ambil makanan sesuai kebutuhan
Ketika makan atau minum, hendaknya seorang sekretaris mengambil sesuai
kebutuhan, yang terlalu banyak karena jika nanti tidak habis akan mubazir dan
menimbulkan penilaian yang negative seperti membuang-buang makanan dan rakus.
Dan jangan terlalu sedikit karena nanti akan dinilai bahwa sekretaris tersebut tidak
suka dengan makanan atau minuman sehingga terkesan tidak menghargai.
2. Sesuaikan irama makan, tidak perlu terburu-buru dan jangan terlalu lambat
Seorang sekretaris ketika makan sebaiknya menyesuiakan irama, jangan terlalu
terburu-buru karena nanti akan menyebabkan tersedak dan akan dipandang rakus dan
serakah. Jangan juga makan terlalu lambat. Apalagi sekretaris yang biasa Bersama
atasan melakukan jamuan makan dengan klien, jika makannya lambat tentu akan
membuang waktu yang cukup lama, sedangkan bagi mereka waktu itu sangat penting
dan berharga. Sehingga jangan sampai, atasan atau klien sudah selesai makan, harus
menunggu sekretaris yang belum selesai makan, karena hal tersebut kurang sopan dan
tentu menjengkelkan jika orang yang waktunya sangat sibuk harus menunggu.
3. Hindari perilaku seperti orang kelaparan atau berpura-pura kenyang
Seorang sekretaris walaupun dia sebenarnya lapar, namun sebisa mungkin jangan
menampakan bahwa dia lapar atau jangan makan yang terlihat seperti orang kelaparan.
Hal tersebut tidak sopan dan orang yang melihatnya pasti juga akan merasa risih.
Sekretaris justru akan dipandang negative misalnya, sekretaris tersebut tidak pandai
merawat diri dan memanage waktu, sehingga makan seperti orang kelaparan.
4. Ketika minum, teguk air sedikit, jangan terburu-buru
Etika seorang sekretaris dalam meminum, yaitu jangan terburu-buru karena hal
tersebut dapat menyebabkan tersedak atau bahkan air akan tumpah.
5. Aduk-aduk makanan atau minuman jika masih panas, jangan ditiup.
6. Usahakan jangan sampai tumpah
Etika ketika makan yaitu sekretaris harus makan dengan hati-hati jangan samapai
tumpah. Jika seorang sekretaris makan atau minum sampai tumpah dan belepotan,
maka akan dipandang ceroboh, dan akan menimbulkan kekotoran. Hal tersebut tentu
bertolak belakang seorang sekretaris yang identik harus tampil rapi dan bersih.
12
7. Tawari makan atau minum orang lain yang ada didekatnya
Sudah menjadi suatu budaya bagi orang Indonesia yang terkenal akan keramahannya,
sehingga ketika sedang makan atau minum hendaknya menawari orang disekitar agar
tetap sopan dan menghargai budaya.
13
Jika penelepom tidak memberikan identitas dan meminta untuk disambungkan dengan
pimpinan perusahaan, maka jangan pernah hubungkan dengan pimpinan Anda
walaupun dalam keadaan mendesak.
7. Apabila ada panggilan telepon datang tetapi sedang melayani pembicaraan lain, maka
katakan bahwa sedang harus menerima telepon lain. Dan segera meminta kepada
penelpon pertama untuk menunggu sementara, lalu jawablah penelpon kedua mintalah
kepada beliau untuk menunggu sementara. Segera menyelesaikan pembicaraan dengan
penelpon pertama, serta sampaikan permohonan maaf kepada penelpon pertama
karena harus menunggu.
14
BAB IV
PENUTUP
Pada masa sekarang ini, profesi sekretaris merupakan profesi yang sangat penting pada
suatu perusahaan. Banyak masyarakat yang tertarik untuk menjadi seorang sekretaris. Seorang
sekretaris mempunyai tugas untuk membantu pimpinan perusahaan mengerjakan tugas-tugas
kantor untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut agar dapat berjalan dengan lancar.
Seorang sekretaris harus dapat membedakan antara pekerjaan kantor dengan urusan
pribadi agar tidak berpengaruh terhadap hasil pekerjaan. Sekretaris juga mempunyai kode etik
yang harus dimiliki. Mengingat profesi ini merupakan suatu jabatan yang mengutamakan
kejujuran, kepercayaan, keahlian dan loyalitas diri yang sangat berpengaruh terhadap nilai
perusahaan di mata masyarakat umum.
Seorang sekretaris juga harus mengetahui dan mempunyai beberapa etika dalam bekerja
dikantor maupun pada kehidupan bermasyarakat. Etika seorang sekretaris dalam bekerja ini
bertujuan untuk menciptakan profesionalisme dan kedisiplinan kerja supaya mampu terlihat
dengan baik dihadapan pimpinan maupun rekan kerja. Etika sekretaris dapat dikatakan sebagai
peraturan-peraturan yang diterima dan ditaati oleh sekretaris yang kemudian mengendap
menjadi nilai-nilai normative.
Tujuan utama dari etika adalah agar orang mengetahui norma-norma, tata nilai dan tata
susila yang berlaku didalam masyarakat. Etika sekretaris dapat diartikan sebagai suatu
peraturan tentang baik dan buruk yang tidak mengikat karena bukan hukum, namun menjadi
pedoman dalam berperilaku terkait dengan profesi yang diembannya sebagai seorang
sekretaris. Terkait dengan etika, maka ada yang disebut dengan kode etik.
Adapun etika-etika yang harus diketahui dan diterapkan oleh sekretaris antara lain etika
dalam berbicara, etika dalam berpenampilan dan berpakaian, etika dalam duduk, etika dalam
berjalan, etika dalam makan dan minum, etika bertelepon, dan etika menerima tamu. Etika-
etika tersebut harus dimiliki seorang sekretaris agar lebih terlihat profesional dalam bekerja
dan dapat menciptakan image perusahaan yang baik kepada masyarakat umum.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ferdinand, G., Madallo, E., Palamba, R., & Josua, R. (2019). ETIKA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT. ACADEMIA.
16