DOSEN PENGAMPU :
SYAFUDDIN, SE, MM.
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3:
LEDY SEFIRA RAMADHANI (64222400)
LELYANIARWATI ZEBUA (64222395)
NABILA AIDAWATI (64220562)
SANCAYA PUTRI HARDIANTO (64222633)
SHENIA LUTHFYA PUTRI (64222383)
SYIFDATUL SHOFIAH (64222374)
WULANDARI (64220741)
PRODI MANAJAMEN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena berkat rahmat berkah dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kebijakan Transformasi NIK
Menjadi NPWP” tepat pada waktunya. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat
membantu khalayak luas untuk dapat memahami mengapa terdapat kebijakan
transformasi NIK menjadi NPWP.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangandalam penyusunan makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan agar makalah ini dapat berguna bagi para
pembaca ataupun untuk pihak yang berkepentingan. Semoga makalah dengan judul
“Kebijakan Transformasi NIK Menjadi NPWP” ini dapat memberikan inspirasi dan
juga manfaat kepada seluruh pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH .................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusahan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2
1.4 Masalah Penelitian ............................................................................................ 2
BAB II ............................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Nomor Induk Kependudukan (NIK) ............................................. 3
2.1.1 Kegunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) .......................................... 3
2.1.2 Cara Mendapatkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) ........................... 3
2.2 Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ............................................. 4
2.2.1 Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ............................................... 4
2.2.2 Dasar Hukum NPWP .................................................................................... 4
2.2.3 Kebijakan Dikeluarkannya NIK sebagai pengganti NPWP ....................... 5
2.2.4 Sarana dan Tujuan Penerapan NIK menjadi NPWP ................................... 5
2.2.5 Batas Waktu Pendaftaran NPWP ................................................................. 6
2.2.6 Proses Pendaftaran ........................................................................................ 6
BAB III ........................................................................................................................... 10
PENUTUP ...................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 11
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Maka dari itu, pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) secara bertahap mulai menerapkan penggunaan
Nomor Induk Kependudukan (NIK) menjadi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Dengan harapan dapat memberikan efisiensi dan efektivitas dalam mengelola
berbagai hal yang berkaitan dengan administrasi perpajakan dan juga untuk
mempermudah pengawasannya. Dengan kata lain, bila seseorang melakukan
transaksi seperti membeli properti, kendaraan, dan pergi ke luar negeri yang
mengharuskan masyarakat untuk mencantumkan Nomor Induk Kependudukan (NIK),
DJP atau Direktorat Jenderal Pajak akan lebih mudah melakukan pengawasan
terhadap data tersebut.
Sehingga dari data yang sudah didapatkan Direktorat Jenderal Pajak bisa
menilai apakah seseorang sudah memenuhi kriteria untuk mempunya NPWP atau
tidak. Jika memenuhi syarat maka akan dilihat secara lebih mendalam apakah data
penghasilan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada, apabila tidak sesuai maka
masyarakat tidak menjadi Wajib Pajak, terkecuali jika mendaftarkan diri sendiri
sebagai Wajib Pajak. Setiap orang atau badan yang telah memenuhi syarat baik itu
syarat objektif atau syarat subjektif yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan
Undang-Undang perpajakan bedasarkan sistem self,assessment, wajib mendaftarkan
diri ke kantor Direktorat Jendral Pajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak dan
mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak
1.2 Rumusahan Masalah
1. Apa pengertian NIK dan NPWP serta apa fungsi dan tujuan dari kebijakan
transformasi NIK menjadi NPWP ini?
2. Mengapa pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengeluarkan kebijakan ini?
3. Siapa saja sasaran dari tujuan penerapakan kebijakan transformasi ini?
4. Bagaimana proses pengalihan dari NIK menjadi NPWP yang pada akhirnya
akan digunakan untuk banyak hal?
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2.3 Kebijakan Dikeluarkannya NIK sebagai pengganti NPWP
Konsiderans huruf c Permenkeu 112/2022 menyebutkan alasan kenapa NIK
jadi NPWP yakni dengan tujuan mendukung kebijakan satu data Indonesia, sehingga
diperlukan pencantuman nomor identitas tunggal yang terstandardisasi dan
terintegrasi dalam pelayanan administrasi perpajakan.
Ada dua alasan dilakukannya migrasi NIK sebagai NPWP. Pertama,dalam
pemungutan pajak lebih mudah karena hanya menggunakan satu nomor
kependudukan. Sehingga dengan kemudahan yang diberikan akan mengakibatkan
meningkatnya kepatuhan dalam membayar pajak.
Manfaat lain yang diperoleh dengan migrasi NIK menjadi NPWP akan
menyederhanakan pendaftaran NPWP bagi Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi(OP).
Tetapi dengan berlakunya NIK sebagai NPWP setiap warga negara Indonesia tidak
berarti langsung wajib mendaftarkan NPWP dan menjadi Wajib Pajak.
5
2.2.5 Batas Waktu Pendaftaran NPWP
Direktorat Jendral Pajak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak secara
jabatan apabila Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan objektif maupun subjektif
tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP. Kewajiban Wajib Pajak yang
diterbitkan NPWP secara jabatan dimulai sejak Wajib Pajak memenuhi persyaratan
objektif dan subjektif sesuai dengan ketentuang UndangUndang perpajakan paling
lama 5 tahun sebelum diterbitkan NPWP.
Terdapat batas waktu bagi Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri. Jabatan atau
Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan objektik dan subjektik tidak mendaftarkan
diri untuk mendapatkan NPWP. Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang
diterbitkan NPWP secara jabatan dimulai sejak Wajib Pajak memenuhi persyaratan
objektif atau subjektif.
Terdapat batas waktu bagi para Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri karena
hal ini berkaitan dengan saat pajak terutang, jangka waktu pendaftaran NPWP
adalah :
1. Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan
pekerjaan bebas wajib mendaftarka diri paling lambat 1 bulan setelah saat usaha
baguimulai dijalankan.
2. Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau melakukan
pekerjaan bebas jika penghasilan selama satu bulan yang disetahunkan ternyata
melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, maka Wajib Pajak tersebut wajib
mendaftarkan dirinya paling lambat pada akhir bulan sebelumnya.
6
ketentuang mengenai subjek pajak sebagai mana diatur dalam Undang-Undang Pajak
Penghasilan 1984 dan perubahannya.
Wajib Pajak Orang Pribadi:
1. Untuk Wajib Pajak orang pribadi, yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas berupa:
a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia.
b. Fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu
Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing.
2. Untuk Wajib Pajak orang pribadi, yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas berupa:
a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi Warga Negara Indonesia, atau
fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu
Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing, dan fotokopi
dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang
atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat
Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar
tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/ bukti pembayaran listrik,
b. Fotokopi e-KTP bagi Warga Negara Indonesia dan surat pernyataan di atas
meterai dari Wajib Pajak orang pribadi yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan benar-benar menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
3. Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi adalah wanita kawin yang dikenai pajak
secara terpisah karena menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian
pemisahan penghasilan dan harta, dan wanita kawin yang memilih melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya secara terpisah, permohonan juga harus
dilampiri dengan:
a. Fotokopi Kartu NPWP suami,
b. Fotokopi Kartu Keluarga,
c. Fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, atau surat
pernyataan menghendaki melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakan terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan suami.
7
Wajib Pajak Badan :
1. Untuk Wajib Pajak badan yang memiliki kewajiban perpajakan sebagai
pembayar pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk usaha tetap dan kontraktor
dan/atau operator di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi yang berorientasi
pada profit (profit oriented) berupa :
a. Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi Wajib
Pajak badan dalam negeri, atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat
bagi bentuk usaha tetap,
b. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak salah satu pengurus, atau fotokopi
paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab
adalah Warga Negara Asing,
c. Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat
Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar
tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/bukti pembayaran listrik.
2. Untuk Wajib Pajak badan yang tidak berorientasi pada profit (non profit oriented)
dokumen yang dipersyaratkan hanya berupa: fotokopi e-KTP salah satu pengurus
badan atau organisasi; dan surat keterangan domisili dari pengurus Rukun
Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW).
3. Wajib Pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai pemotong
dan/atau pemungut pajaksesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, termasuk bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), berupa :
a. Fotokopi Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai bentuk kerja sama
operasi (Joint Operation),
b. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing anggota bentuk
kerja sama operasi (Joint Operation) yang diwajibkan untuk memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak,
c. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak orang pribadi salah satu pengurus
perusahaan anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), atau
fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah
8
daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung
jawab adalah Warga Negara Asing,
d. Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat
Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
9
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nomor Induk Kependudukan (NIK) disertakan dalam setiap dokumen
kependudukan dan berfungsi sebagai dasar untuk menerbitkan kartu identitas, paspor,
SIM, kode pajak, asuransi, dokumen pendaftaran tanah, dan dokumen pribadi lainnya.
NPWP adalah identitas Wajib Pajak (WP) yang wajib dimiliki warga Negara
berpenghasilan di atas rata-rata orang kebanyakan. Adapun yang dimaksud dengan
Wajib Pajak adalah seorang warga Negara dengan kewajiban pajak. Kesederhanaan
administrasi dan kepentingan nasional, dilakukan integrasi basis dan kependudukan
dengan sistem administrasi perpajakan sehingga mempermudah wajib pajak orang
pribadi melaksanakan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan. Tetapi dengan
berlakunya NIK sebagai NPWP setiap warga negara Indonesia tidak berarti langsung
wajib mendaftarkan NPWP dan menjadi Wajib Pajak. Akan tetapi, pemungutan
pajak lebih mudah karena hanya menggunakan satu nomor kependudukan.
Sehingga dengan kemudahan yang diberikan akan mengakibatkan meningkatnya
kepatuhan dalam membayar pajak. Manfaat lain yang diperoleh dengan
migrasi NIK menjadi NPWP akan menyederhanakan pendaftaran NPWP
bagi Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi(OP). Tetapi dengan berlakunya NIK
sebagai NPWP setiap warga negara Indonesia tidak berarti langsung wajib
mendaftarkan NPWP dan menjadi WP
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini disusun dengan baik dan benar, akan tetapi
penulis sangat menyadari banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh
karenanya penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran dari yang membaca
guna penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
11