KELAS VI B
OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
SINGARAJA
2018
KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) PRAJA MUKTI
KANTOR BUPATI PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG
A. KARAKTERITIK KOPERASI
1. PENGURUS PENGAWAS MANAJER DAN KARYAWAN/TI
a. Kepengurusan Koperasi
Susunan Pengurus dan Pengawas KPN "Praja Mukti Kantor Bupati Buleleng, masa bakti tahun
2013-2017, sebagai berikut :
Susunan Pengurus :
2
Bidang Usaha Usaha yang dikelola oleh KPN. "Praja Mukti” selama tahun 2017, masih tetap
menjalankan 3 (tiga) unit usaha yakni simpan pinjam, pertokoan, dan fotocopy atau percetakan.
Ketiga unit usaha ini masih sangat dirasakan manfaatnya baik oleh para anggota maupun unit
kerja dilingkungan pemerintah Kabupaten Buleleng. Selanjutnya kami paparkan dari ketiga unit
usaha dimaksud selama tahun buku 2017, sebagai berikut
3
Mukti”. Unit ini bergerak dalam bidang jasa dan penjualan produk, dimana produk yang dijual
yaitu alat tulis kantor dan perlengkapan lain-lainnya. Dalam hal jasa, melayani jasa layanan
fotocopy dan printing. Unit usaha foto copy / percetakan dalam tahun buku 2017, telah
memiliki pemasukan sebesar Rp 157.775.750,00 dengan jumlah output sebesar Rp.
33,982,000.00, keuntungan dari unit usaha foto copy/percetakan sebesar Rp 123.793.750,00.
Ini berarti sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp 119.400.000,00.
Dari awal pendirian Koperasi Pegawai Negeri Praja Mukti Kantor Bupati Buleleng dengan modal
awal Rp. 400.000,00 dan Simpanan Pokok Rp 1.000,00 serta Simpanan Wajib Rp 100,00 telah
mengalami perkembangan yang cukup signifikan dimana untuk menjadi anggota Koperasi yang
baru dikenakan biaya Rp750.000,00 dengan rincian Simpanan Pokok sebesar Rp. 250.000,00 dan
Simpanan Sukarela sebesar Rp. 500.000,00 dengan simpanan wajib perbulan sebesar
Rp.75.000,00 dengan jumlah anggota sebanyak 645 orang, tersebut dimasing-masing SKPD
lingkup Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Dari kenaikan Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tersebut diatas perkembangan kegiatan
usaha KPN Praja Mukti-Kantor Bupati Buleleng per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut :
4
- Bendahara : Nyoman Saka.BA.
Adapun keanggotaan Koperasi Praja Mukti dalam lingkup Sekretariat Wilayah Daerah
Kabupaten Buleleng dan Dinas Pendapatan/Pasedahan Agung Kabupaten Buleleng dengan
jumlah anggota pendiri penuh 100 orang, dengan Simpanan Pokok sebesar Rp 1.000,00 dan
Simpanan Wajib Rp 100,00 per bulan, kegiatan usaha pada awal pendirian hanya simpan pinjam.
2. Perijinan Usaha
Sesuai dengan UU No 17 Tahun 2012 yang mengatur tentang perkoperasian dinyatakan
bahwa sebuah koperasi dapat didirikan apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Koperasi harus memiliki sejumlah anggota minimal 20 Orang.
Koperasi Pegawai Negeri Praja Mukti dalam lingkup Sekretariat Wilayah Daerah
Kabupaten Buleleng dan Dinas Pendapatan/Pasedahan Agung Kabupaten Buleleng pada
awal pendiriannya memiliki sejumlah anggota dengan jumlah anggota pendiri penuh 100
orang
2. Koperasi harus memiliki AD dan ART. Dalam melakukan kegiatan, tiap organisasi harus
memiliki pedoman dan tata cara bagaimana mencapai tujuan yang telah ditentukan. Di
mana tempat dan daerah kerja koperasi, apa asas, tujuan, dan usahanya itu semua
terdapat dalam AD dan ART. Dalam Anggaran Dasar dalam akta pendirian koperasi
memuat sekurang-kurangnya:
a. Daftar nama pendiri
b. Nama dan tempat kedudukan
c. Maksud dan tujuan serta bidang usaha
d. Ketentuan mengenai keanggotaan
e. Ketentuan mengenai Rapat Anggota Tahunan
f. Ketentuan mengenai pengelolaan
g. Ketentuan mengenai permodalan
h. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
i. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
j. Ketentuan mengenai sanksi.
3. Koperasi harus memiliki pengurus.
Pada awal pendiriannya Koperasi Pegawai Negeri Praja Mukti dalam lingkup
Sekretariat Wilayah Daerah Kabupaten Buleleng dan Dinas Pendapatan/Pasedahan
Agung Kabupaten Buleleng telah memiliki susunan pengurus yang lengkap yaitu sebagai
berikut :
- Ketua : Drs. Muhargo
- Wakil Ketua : Putu Dana, BA.
5
- Sekretaris : Ketut Suwita.
- Bendahara : Nyoman Saka.BA.
4. Koperasi harus memperoleh pengesahan sebagai badan hukum koperasi. (SIUP Koperasi
Pegawai Negeri Praja Mukti terlampir)
2) Pengadaaan (procurement)
adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan
pengelola/pengurus yang sesuai. Dalam hal ini biasanya proses pengangkatan manajer
sebagai ujung tombak koperasi.
Pengadaan dan Pengelolaan Anggota
Anggota dari KPN Praja Mukti adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di lingkungan
Kantor Bupati Pemerintah Kabupaten Buleleng. Adapun Standar Prosedur Permohonan
Menjadi Anggota, meliputi sebagai berikut:
- Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ingin menjadi Anggota datang ke KPN Praja Mukti
untuk menanyakan hak dan kewajiban setelah menjadi Anggota nantinya.
6
- Setelah ada penjelasan dari Karyawan KPN Praja Mukti, calon anggota yang ingin
menjadi Anggota KPN Praja Mukti tersebut mengambil Formulir Permohonan
Menjadi Anggota.
- Calon Anggota mengisi dan melengkapi formulir yang telah diberikan dan melampiri
formulir tersebut dengan Kartu identitas yang masih berlaku.
- Formulir Permohonan Menjadi Anggota tersebut diserahkan kembali kepada
Karyawan KPN Praja Mukti, formulir Permohonan Menjadi Anggota tersebut akan
dikonfirmasikan dengan Bendaharawan Pemotong Gaji dimana pemohon formulir
Permohonan Menjadi Anggota bekerja.
- Selanjutnya formulir Permohonan Menjadi Anggota tersebut akan dilaporkan kepada
pengurus KPN Praja Mukti untuk mendapatkan persetujuan.
- Setelah formulir Permohonan Menjadi Anggota tersebut disetujui maka untuk bulan
selanjutnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut akan dicatat dalam buku
keanggotaan KPN Praja Mukti dan mulai dipotong atas Simpanan KPN Praja Mukti
melalui Bendaharawan Pemotong Gaji.
- Persyaratan menjadi anggota baru dengan membayar kewajiban sebesar Rp 750.000
dengan perincian Simpanan Pokok sebesar Rp 250.000 dan simpanan sukarela
sebesar Rp 500.000. Untuk calon anggota yang sulit membayar keanggotaan secara
Cash, akan diberikan kelonggaran secara mencicil dengan 3 (tiga) kali angsuran,
masing-masing angsuran RP 250.000 tanpa dikenakan bunga. Kemudian bagi anggota
baru yang belum mencapai 1 tahun tidak berhak mendapatkan uang hari raya.
7
Pengadaan dan Pengelolaan Pengawas
Seperti halnya Pengurus, maka perencanaan pengadaan Pengawas pun berasal dari anggota
yang dipilih oleh anggota dalam Rapat Anggota untuk menjalankan tugas sebagai pengawas
dan pemeriksa rumah tangga koperasi yang dilakukan Pengurus. Pengawas dituntut untuk
berlaku jujur, karena mereka harus mencegah terjadinya kecurangan. Pengawas harus
mengetahui tentang manajemen dan laporan keuangan.
Pada KPN Praja Mukti, pengurus yang harus mengumumkan data tentang siapa yang
mencalonkan diri untuk menjadi Pengawas pada waktu yang akan datang. Menjelang RAT,
perlu diinformasikan dan dikumpulkan data tentang calon Pengawas. Sama seperti
pengurus, calon Pengawas dipilih pada saat RAT dan diutamakan yang memiliki
keterampilan pembukuan, auditing atau manajemen pengawasan.
8
Manajer, Perencanaan dan Pengembangan Karier Karyawan, dan Sistem Penghargaan/
Balas Jasa untuk Karyawan.
5) Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,
konseptual dan moral melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan ini
merupakan stressing dari koperasi. Pengembangan dan pelatihan biasanya dilakukan tiap
tahun untuk meningkatkan kompetensi pengurus dan anggota KPN Praja Mukti sehingga
dapat meningkatkan kualitas dan kinerja pengelolaan KPN Praja Mukti serta untuk
mengurangi gap (kesenjangan) antara kemampuan yang dimiliki personil (SDM) Koperasi
9
dengan kemampuan yang disyaratkan oleh jabatan. Karena adanya keterbatasan dalam
KPN Praja Mukti dalam menyelenggarakan program pelatihan, maka koperasi biasanya
mengirimkan SDM Koperasinya ke lembaga-lembaga pelatihan perkoperasian seperti
Diklat dari Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah) Buleleng, atau Lembaga
Pengabdian suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pelatihan/
pengembangan. Contohnya KPN Praja Mukti mengirimkan pengurusnya mengikuti
pelatihan penyusunan laporan pertanggungjawaban Pengurus dan pengawas koperasi
pada koperasi di Kecamatan Buleleng yang dilaksanakan oleh Universitas Pendidikan
Genesha.
6) Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung.
Pemberian kompensasi dalam koperasi diwujudkan melalui kemudahan dan peningkatan
volume peminjaman dan juga pembagian sisa hasil usaha (SHU). KPN Praja Mukti
memberikan kemudahan dalam pemberian pinjam pada anggota asal sesuai dengan
ketentuan. Di mana pinjaman diberikan dengan hanya melampirkan slip gaji dan besaran
pinjaman maksimal disesuaikan dengan nominal slip gaji.
Selain itu, pembagian SHU juga selalu dilakukan pada RAT (Rapat Anggota Tahunan).
Dimana nominal SHU yang berhasil dibukukan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp
445.815.105,-.
7) Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan
kondisi fisik, mental, dan loyalitas anggota. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan
program kesejahteraan yang didasarkan pada kebutuhan sebagian besar anggotanya.
Adapun program kesejahteraan yang diberikan koperasi kepada anggota adalah melalui
pemberian Tunjangan Hari raya, Santunan Uang Sakit dan Santunan Uang Duka.
Uang hari raya diberikan setiap hari raya nyepi sebesar Rp 200.000 dan setiap hari raya
Galungan sebesar Rp 150.000 apabila hari raya Galungan dua kali dalam setahun dan
sebesar Rp 250.000 apabila hari raya Galungan hanya sekali dalam setahun. Santunan Uang
Sakit diberikan kepada anggota yang sakit di rawat inap di rumah sakit minimal tiga hari
diberikan santunan sebesar Rp 1.000.000 sekali dalam setahun dengan persyaratan
melampirkan surat rawat inap dari rumah sakit dan kuitansi pembayaran. Santunan Uang
Duka merupakan santunan yang diberikan kepada anggota yang meninggal dunia sebesar
Rp 3.000.000 dari koperasi dan Rp 15.000 dari masing-masing anggota. Dengan berbagai
kesejahteraan yang diberikan, diharapkan dapat menjaga loyalitas anggota KPN Praja
Mukti.
10
8) Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya keanggotaan koperasi. Pemberhentian ini
disebabkan oleh keinginan sendiri atau diberhentikan oleh forum karena alasan‐alasan
tertentu. Pada KPN Praja Mukti tidak pernah dilakukan pemberhentian secara sepihak atau
paksa dari pengurus koperasi karena tidak pernah terjadi kasus yang mengharuskan
pengurus koperasi memberhentikan anggota tersebut.
Tetapi apabila terdapat anggota yang ingin berhenti menjadi anggota koperasi misalnya
karena pensiun atau memang keinginan sendiri untuk berhenti harus mengajukan surat
permohonan pemberhentian kepada pengurus koperasi.
D. AKSES PERMODALAN
Akses Permodalan Koperasi
Setiap perkumpulan atau organisasi dalam melakukan kegiatan untuk mencapai
tujuannya memerlukan sejumlah dana. Dana yang diperoleh diperuntukkan, antara lain:
1. Untuk membiayai proses pendirian sebuah koperasi atau disebut biaya pra-organisasi untuk
keperluan, seperti pembuatan akta pendirian atau anggaran dasar, membayar biaya
administrasi pengurusan ijin yang diperlukan, sewa tempat kerja, biaya transportasi, dan lain-
lain.
2. Untuk modal kerja. Modal kerja biasanya digunakan untuk membiayai biaya operasional
koperasi dalam menjalankan usahanya.
Menurut Undang-Undang Perkoperasian No. 17 Tahun 2012 pada BAB VII pasal 66,
mengatur tentang Modal yang di dalamnya berisi:
(1) Modal Koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal awal.
(2) Selain modal, sebagaimana dimaksud pada ayat 1 modal koperasi dapat berasal dari:
a. Hibah
b. Modal penyertaan
c. Modal pinjaman yang berasal dari:
1. Anggota
2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya
3. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
4. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya; dan/atau
5. Pemerintah dan Pemerintah Daerah
d. Sumber lain yang sah yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau
ketentuan perundang-undangan.
11
Pada umumnya, sumber modal koperasi, terdiri dari:
1. Modal sendiri, yaitu berasal dari simpanan pokok, wajib, cadangan, atau donasi yang
merupakan hasil himpunan dana dari warga secara sukarela maupun wajib demi memajukan
kesejahteraan bersama, terutama bagi warga lain yang lebih kekurangan.
2. Modal pinjaman, yaitu berasal dari pinjaman kepada anggota koperasi lain, bank, atau
penerbitan surat hutang.
Dari pemaparan tersebut, KPN “Praja Mukti” juga memiliki sumber modal baik dari
modal sendiri dan modal pinjaman dari pihak eksternal. Berikut adalah pemaparan-pemaparan
lebih lanjut mengenai permodalan dari KPN “Praja Mukti”.
Pada umumnya, untuk memperoleh bantuan dana hibah atau pinjaman dari pihak
eksternal, instansi harus mengajukan proposal yang berisikan laporan keuangan instansi yang
bersangkutan untuk dapat memperoleh dana yang telah dicanangkan. Dalam mengajukan
permohonan bantuan dana pun memiliki berbagai ketentuan dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh pihak pemohon. Setelah itu, pihak calon pemberi dana akan melakukan survei
terlebih dahulu sebelum melakukan pencairan dana untuk mengetahui apakah pihak pemohon
berhak atau tidak mendapatkan bantuan dana tersebut. Jika berhak maka permohonan akan
disetujui. Selanjutnya, pihak pemohon hanya perlu menunggu hingga pencairan dana dilakukan
oleh pihak pemberi dana dan diberikan kepada pihak pemohon bantuan dana tersebut.
KPN “Praja Mukti” memiliki bantuan dana hibah sebesar Rp 550.000.000,-. Namun, KPN
“Praja Mukti” tidak melalui prosedur seperti di atas untuk bisa memperoleh bantuan dana hibah
tersebut. Bantuan dana hibah yang diperoleh oleh KPN “Praja Mukti” diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Buleleng namun dalam jangka waktu yang tidak menentu. Untuk saat ini, pihak KPN
“Praja Mukti” juga tidak melakukan permohonan bantuan dana kepada Pemerintah Kabupaten
Buleleng, pihak perbankan, maupun pihak eksternal lainnya dikarenakan modal yang telah
dimiliki oleh KPN “Praja Mukti” sudah cukup besar dan cukup memadai untuk membiayai
kegiatan operasional KPN “Praja Mukti”.
12
Bila dibandingkan modal sendiri tahun 2017 sebesar Rp. 5.377.612.360,35 dengan
modal luar yang digunakan pada tahun 2017 sebesar Rp. 459.285.362,00 ini berarti komposisi
modal sendiri dengan modal luar 92:8, ini sudah dikategorikan sangat baik karena persyaratan
minimal perbandingannya 80:20.
Sedangkan Total Asset per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 9.318.087.481,68 bila
dibandingkan dengan total asset tahun buku 2016 sebesar Rp. 8.091.629.881,68 ini berarti naik
sebesar Rp. 1.226.457.600,00 atau 15,16%.
Adapun rincian modal atau kekayaan bersih yang dimiliki oleh KPN “Praja Mukti”,
sebagai berikut.
1. Simpanan wajib Rp 2.966.226.395,53
2. Simpanan pokok Rp 54.460.000,00
3. Cadangan Rp 1.139.653.733,08
4. Cadangan risiko kredit Rp 196.457.126,74
5. Donasi Rp 25.000.000,00
6. Bantuan dana hibah Rp 550.000.000,00
7. SHU Rp 445.815.105,00
Total Rp 5.377.612.360,35
Selain itu, KPN “Praja Mukti” juga pernah melakukan pinjaman kepada pihak eksternal,
diantaranya pada PKPRI, BPD, dan GKPN. Hutang yang dimiliki oleh KPN ”Praja Mukti”
dikarenakan pada waktu dulu KPN “Praja Mukti” memiliki tingkat permintaan kredit yang tinggi
mengakibatkan KPN “Praja Mukti” kekurangan modal sehingga menggunakan jasa perbankan
untuk dapat memenuhi permintaan kredit saat itu. Namun, saat ini, KPN “Praja Mukti” sudah
melunasi hampir seluruh hutang yang dimiliki pada pihak eksternal. Hutang yang tersisa yaitu
hutang jangka panjang pada PKPRI dan juga memiliki hutang uang duka dan hutang pajak. Berikut
adalah rincian dari hutang jangka panjang yang dimiliki oleh KPN “Praja Mukti”:
1. Hutang Uang PKPRI Rp 429.300.000,00
2. Hutang uang duka RP 9.720.000,00
3. Hutang pajak Rp 20.265.362,00
Total Rp 459.285.362,00
13
2. Simpanan hari raya tetap menjadi sebesar Rp 75.000,-
3. Menerima simpanan untuk anggota baik bulanan, maupun simpanan berjangka, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Simpanan berjangka (satu) tahun dengan bunga 1% perbulan.
b. Simpanan berjangka 6 (enam) bulan dengan bunga 0,6% per bulan
c. Simpanan bulanan dengan bunga 0,3% perbulan, dengan saldo mengendap minimal Rp
50.000,-
4. Tetap memberikan insentif bagi bendahara / pemotong gaji pada masing-masing instansi di
lingkup pemerintah Kabupaten Buleleng.
5. Memberikan voucher undian pada anggota yang beruntung pada saat pelaksanaan RAT.
6. Memberikan THR kepada anggota setiap Hari Raya Nyepi tetap sebesar Rp 200.000,- dan
setiap Hari Raya Galungan naik dari Rp 100.000,- menjadi sebesar Rp 150.000,- . Apabila Hari
Raya Galungan dalam setahun hanya ketemu 1 kali maka THR untuk Hari Raya Galungan naik
dari Rp 200.000,- menjadi sebesar Rp 250.000,-
7. Bagi anggota yang sakit dirawat inap di rumah sakit minimal 3 hari diberikan santunan
sebesar Rp 1.000.000,- sekali dalam 1 tahun, dengan persyaratan melampirkan surat
keterangan rawat inap dari rumah sakit dimana anggota dirawat dan kwitansi pembayaran,
atau menyampaikan kepada pengurus koperasi bahwa ada anggota yang sedang rawat inap di
rumah sakit, sehingga pengurus bisa langsung menyerahkan santunan ke rumah sakit.
8. Untuk memenuhi kebutuhan anggota, melalui unit simpan pinjam selalu berupaya bekerja
sama dengan pihak perbankan dan lembaga lainnya, serta pemerintah kabupaten buleleng
melalui bantuan dana hibah.
14
E. SIKLUS AKUNTANSI KOPERASI
SIKLUS AKUNTANSI KOPERASI KPN “PRAJA MUKTI”
Bukti Transaksi
Dicatat
Penyusunan
Dirangkum Rekapitulasi Laporan Laporan Keuangan
Buku- buku Koperasi
Pencatatan
Kas
Laporan neraca
Penjualan
Laporan laba rugi
Piutang uang
15
Penjelasan Siklus Akuntansi:
Pada dasarnya pencatatan pada sistem akuntansi koperasi menganut sistem akuntansi yang
lazim seperti halnya yang diterapkan oleh perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. Dari sisi
penyusunan laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi semuanya memiliki kesamaan, akan
tetapi laporan keuangan koperasi memiliki perhitungan hasil usaha yang terdapat dalam laporan laba
rugi yang tidak dimiliki oleh perusahaan pada umumnya. Siklus akuntansi adalah proses pengolahan
data keuangan sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar
terjadinya transaksi. Berdasarkan data atau bukti ini maka data transaksi di input ke proses pengolahan
data sehingga menghasilkan output berupa laporan keuangan. Penjelasan siklus akuntansi yang
dilakukan oleh Koperasi Pegawai Negeri (KPN) “Praja Mukti” sebagai berikut:
1. Dikumpulkannya bukti-bukti atas transaksi yang terjadi selama satu periode tertentu. Bukti-
bukti ini dapat berupa struk, kwintansi, faktur (invoice), nota, bill, dan jenis bukti transaksi
lainnya.
2. Transaksi yang terjadi dicatat pada buku-buku yang dibuat koperasi sesuai dengan jenis
transaksinya. Misalnya untuk transaksi penjualan dicatat pada buku jurnal penjualan, untuk
transaksi piutang simpan pinjam dicatat pada buku pembantu piutang simpan pinjam, begitu
pula dengan transaksi-transaksi lainnya berupa transaksi yang bekaitan dengan persediaan, kas,
serta piutang dagang yang ada pada Koperasi KPN “Praja Mukti”. Format pencatatan buku
persediaan:
16
dengan pembayaran angsuran pinjaman oleh debitur sesuai dengan tenggat waktunya. Format
rekapitulasi dari catatan pinjaman pada koperasi tersebut terdiri dari kolom nomor sesuai
dengan urutan instansi, nama instansi yang yang memiliki piutang uang atau pinjaman pada
koperasi, serta kolom atas sisa jumlah pinjaman.
4. Setelah proses rekapitulasi selesai dilakukan, selanjutnya yaitu menyusun laporan keuangan
Koperasi KPN “Praja Mukti” yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, penjelasan
necara, serta daftar aktiva tetap dan penyusutan (terlampir).
17
F. LAPORAN KEUANGAN
Adapun laporan keuangan dari Koperasi Pegawai Negeri Praja Mukti adalah sebagai
berikut :
18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
19
20
Lampiran 2. Izin Usaha
21
22
Lampiran 3. Surat Pemberhentian
338
Buleleng Di -
Singaraja
Dengan hormat,
NIP : ……………………………………
terima kasih.
Hormat saya,
Nyoman Mustiara,SH.
23