ETIKA PEMERINTAHAN
Pengertian
Pengertian etika menurut pandangan
Alois
kendali
permainan
konflik-peran
antarpihak
yang
BAB 17
BUDAYA PEMERINTAHAN
Pengertian
Pemerintahan diartikan sebagai proses pemenuhan dan perlindungan tuntutan
yang-diperintah ( rakyat, masyarakat, manusia ) akan jasa-publik yang tidak
diprivatisasikan dan layanan-civil tepat pada saat diperlukan oleh yang
bersangkutan. Lembaga yang berkewajiban memenuhi kebutuhan itu disebut
pemerintah. Fungsi pemerintahan seperti pembangunan dan pemberdayaan,
semakin berkurang dengan semakin meningkatnya kemampuan dan keberdayaan
masyarakat. Proses pemerintahan bergerak di dalam dan menurut sebuah sistem.
Sistem Politik
Sistem politik berbeda dengan sistem pemerintah. Sistem politik terdiri dari
dua komponen yang saling berhubungan, yaitu struktur supra dan struktur infra.
Sesuai dengan namanya, struktur supra adalah sebuah lingkungan, kekuasaan, dan
kendatipun didalamnya terdapat lembaga perwakilan yang diperintah ( rakyat ).
Lembaga perwakilan itu begitu memasuki lingkungan struktur supra yang
powerful, perilakunya berubah.
Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintah terdiri dari komponen komponen dinamik, bergantung
pada posisi dan peran pemerintah dengan yang-diperintah dan interaksi satu
dengan yang lain. Di antara posisi dan peran itu, ada beberapa set yang relatif
denominatif, yaitu sistem yang terdiri dari:
1. Yang-diperintah sebagai pemegang hak dengan pemerintah sebagai
pengemban kewajiban
2. Yang-diperintah yang memberi kewenangan kepada pemerintah dengan
pemerintah sebagai pengemban tanggung jawab kepada yang-diperintah.
3. Yang-diperintah sebagai produser dengan pemerintah sebagai konsumer,
dan sebaliknya.
Ada empat komponen setiap sistem pemerintahan: (1 ) yang-diperintah,
( 2 ) pemerintah, (3 ) lingkungan, dan (4 ) tujuan.
Pemerintah Budaya Pemerintahan
Taliziduhu Ndraha dalam Teori Budaya Organisasi (1999) berpendapat
bahwa budaya ( B ) menunjukkan ( = ) bagaimana suatu nilai ( N ) dinyatakan
dengan menggunakan suatu cara atau alat ( simbol, vehicle, V ), berulang-ulang,
berkali-kali ( X sebagai tanda perkalian, bukan X sebagai abjad), sehingga N
tersebut dapat dirasakan atau diamati. Rumusnya B = N X V. Dengan perkataan
lain, Budaya pemerintahan menunjukkan bagaimana yang-diperintah menilai yang
bertindak terhadap sistem pemerintahan yang sedang berlaku dan menyatakannya
dengan menggunakan cara-cara atau simbol-simbol, berulang-ulang, sehingga
nilai tersebut dapat diamati atau dirasakan juga oleh orang lain atau
lingkungannya.
Kondisi Sistem Pemerintahan
Interaksi/transaksi antara pemerintah dengan yang-diperintah, yang dalam
hal ini ditunjukkan oleh hubungan antara pusat dengan daerah, ditentukan oleh
tingkat keselarasan, keserasian, dan keseimbangan tujuan kedua belah pihak
setinggi yang dapat diperoleh melalui bargaining position tertentu antara pusat
dengan daerah; semakin tinggi, semakin baik. Oleh karena itu sistem
pemerintahan yang ideal adalah sistem yang terbentuk pada level dimana tingkat
keselarasan,
keserasian,
dan
keseimbanganitu
setinggi-tingginya.
Sistem
pemerintaha yang terbentuk pada level provinsi dianggap jauh lebih baaik
ketimbang sistem pemerintahan yang terbentuk pada level kabupaten/kota, karena
bargaining powe terhadap pusat jauh lebih tinggi dari pada kabupaten dan kota.
Nilai Sistem Pemerintahan
Nilai adalah manfaat, guna atau arti. Nilai sistem pemerintahan bergantung
pada kondisi sistem pemerintahan di atas dan persepsi yang-diperintah terhadap
kondisi itu. Semakin selaras, serasi, dan seimbang tujuan, dan semakin homogen
lingkungan masing-masing pihak, semakin ya dan diterima, nilai itu.
Homogenisasi lingkungan itu tidak lain adalah pembudayaan pemerintahan.
Sumber Nilai: manusia
Di antara tiga macam nilai, yaitu nilai intrinsik, nilai ekstrinsik, dan nilai
ideal, nilai ekstrinsiklah yang paling dinamik, seiring dengan dinamika soaial
pemerintahan. Manusialah dengan aneka kepentingannya merupakan sumber nilai
ekstrinsik.
Perubahan Nilai
Perubahan nilai terlihat pada kondisi yang berubah dari waktu kewaktu.
Perubahan ini berkisar antara nilai definitif sampai pada nilai hilang. Perubahan
nilai dilatarbelakangi oleh perubahan kepentingan, baik individu maupun
kelompok di dalam maupundi luar suatu masyarakat.
Budaya Pemerintahan
Budaya pemerintahan terbentuk mulai interaksi antara pemerintah ( P )
dengan yang yang-diperintah ( YD ), di bawah pengaruh tujuan ( T ) dan
lingkungan ( L ), masing-masing ( M ) atau bersama ( B ). Dengan demikian dapat
terbentuk empat tipe pemerintahan:
1. Model TB LB. Budaya pemerintah yang terbentuk di dalam sel ini
adalah yang ideal.
2. Model TB LM. Ini adalah budaya yang terbentuk dibawah tujuan
bersama ( untuk rakyat ), tetapi dengan lingkungan masing-masing.
3. Model TM LB. Budaya yang terbentuk di dalam suasana ini penuh
konflik.
4. Model TM LM. Budaya pemerintahan tipe terakhir inilah yang terjadi.
Puncaknya adalah budaya pemerintah federalistik.
BAB 18
SOSIOLOGI PEMERINTAHAN
Gejala Sosiologi
Manusia adalah makhluk sosial. Ia adalah pelaku proses sosial. Proses sosial
meliputi proses assosiatif ( dekat-mendekat ) dan proses dissosiatif ( jauh-menjauh
). Proses sosial merupakan serangkaian kejadian, keadaan, atau peristiwa.
semua
aspek
pemenuhan
kebutuhan
itu
dalam
hubungan
pemerintahan. Hal-hal yang dapat diamati atau dialami berkaitan dengan kegiatan,
kejadian, peristiwa, dan keadaan yang dimaksud dianggap gejala pemerintahan.
Gejala pemerintahan itulah yang menjadi sasaran kajian atau objek penelitian
Ilmu Pengetahuan.
Hubungan Sosiologi dengan Kybernologi
Hubungan antara sosiologi dengan Kybernologi tidak sederhana itu. Pada
awalnya, terdapat konsep-konsep sosiologikal yang kemudian diambil ( dipinjam)
oleh Kybernologi, seperti konsep power, leadership, birokrasi, dan sebagainya.
Pada tahap pertama, konsep-konsep tersebut merupakan bagian integral Sosiologi.
Pada tahap kedua, konsep-konsepitu dikonstruk, lalu terbentuklah body of
knowledge yang disebut Sosiologi pemerintahan. Tahap ketiga, Sosiologi
pemerintahan berusaha menjadi disiplin tersendiri, menempatkan diri pada
perbatasan antara Sosiologi dengan Kybernologi, dalam hal ini Kybernologi
Sosial, di perbatasan itu ia bernama Sosiologi-Kybernologi ( sel 1 ).
Pendekatan Sosiologikal
BAB 19
SENI PEMERINTAHAN
Pengertian
Seni (Ind ) dianggap sebagai padanan kata art ( Ingris, dari kata latin ars,
artinya skill ) atau kunst ( Bel; kunde, kepandaian ). Banyak produk kegiatan
manusia diberi nama berawal seni, seperti Seni Suara, seni sastra, seni lukis, seni
foto, seni pahat, seni rupa, dan sebagainya. Dalam hubungan itu, seni cendrung
dianggap sebagai komoditas. Pelaku seni artist. Ada yang menyatakan bahwa
mengajar itu suatu kepandaian, bukan suatu ilmu. Jadi seni dianggap identik
dengan kepandaian atau keterampilan.
Seni dan Sejarah ( Seni dan Masyarakat )
Encyclopedia American ( 1968 ) menguraikan perkembangan seni sejak
zaman purbakala ( primitive art ), Mesir dan Mesopotamia, Yunani, Romawi,
sampai zaman modern, dengan berbagai aliran di dalamnya seperti Romanesque,
Gothic, Renaissance, Baroque, Rococo, Aestheticism ( art for arts sakse ).
Encyclopaedia of the Social Sciences ( 1957 ) menyatakan bahwa ada dua alira
besar di bidang seni, yaitu aliran Fine Arts ( art for arts sakse ) dan aliran
Useful Arts.
Seni dan Craft ( Skill )
Dalam The Craft of Public Administration ( 1975 ), George E. Barkley
menggambarkan kesejajaran antara artis dengan administrator ( pemerintah ):
Administrators, like artists, do tend to work in individual and often highly
imaginative ways, employing a various mix of materials, including intuition
in their labors. One mans administrative product is never quite the same as
anothers, just as one composers symphony differs from anothers.
adalah bentuk simbolik ( symbolic from ) ekspresi diri manusia, baik sebagai alam
( nature ), maupun sebagai ide ( cita-cita, yang paling, yang maha, yang ter, yang
lain, yang lebih, yang beda, yang unik, yang langka ).
Seni dan Estetika
Estetika menurut kamus adalah sesuatu yang pertainig to a sense of the
beautiful; having a sense of the beautiful or characterized by a love of beauty.
Jadi Estetika adalah bagian seni yang bersifat menyenangkan. Estetika
didefenisikan sebagai the study of mans behavior and experience in creating art,
in perceiving and understanding art, and in being by art. Selanjutnya dikatakan
bahwa:
Work in aesthetics thus far has been principally concerned with music,
literature, and the visual arts, paying little attention to the performance
aspect of even these arts.
Seni dan Budaya
Inti budaya, demikian Deal dan Kennedy dalam Corporate Culture ( 1991 ),
adalah nilai. Setiap nilai perlu diaktualisasi, diekspresikan, atau direpresentasikan
dengan menggunakan cara atau alat tertentu. Alat atau cara mengaktualisasikan,
mengekspresikan, atau merepresentasikan suatu nilai berbentuk dan bersifat
artifact dan disebut vehicle. Dipengaruhi oleh kepribadian pelaku budaya, nilai
juga dipengaruhi oleh lingkungan.
Seni dan Ekonomi
Setiap lembaga ekonomi berfungsi utama sebagai alat peningkatan nilai
setiap sumber daya, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun
sumber daya bantuan, setinggi-tingginya, bagi dirinya. Hal itu membentuk
perilaku bisnis: membeli semurah-murahnya, menjual semahal-mahalnya, dan
membuat sehemat-hematnya. Seni sebagai barang yang mahal dan hanya mampu
dikonsumsi oleh kalangan istana, bangsawan, dan lainnya.
unik, yang beda, yang lain, dan yang lebih baik, ketimbang, yang sudah ada,
dalam lingkungan yang serba berbeda dan serba berubah, yang dilakukan oleh
pemerintah untuk memperoleh legitimacy dan trust dari yang-diperintah.
Topik Pengkajian Seni Pemerintahan
Ruang lingkup seni pemerintahan merupakan lahan dan kubangan peneliti
seni pemerintahan. Daftar di bawah ini meliputi bidang kajian, konsep atau
variabel yang dapat dijadikan topik pengkajian:
1 Bahasa
pemerintahan
Gaya,
ungkapan,
pribahasa,
dongeng,
Kebersamaan,
Keterbukaan,
Kearifan,
Kesederhanaan
12.Tata Warna, Suara ( bunyi, cahaya, udara, dan getaran) dan bentuk (rupa)
13. Teknologi Pemerintahan
14. Hukum Pemerintahan
Keagungan,
Keindahan,
Kemulian,
Kehormatan,