Anda di halaman 1dari 50

Mengetahui Rumus Current Ratio dan Penjelasannya Lengkap

By adminami01Posted on 29/02/2020
Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang memiliki manfaat yang sangat penting
untuk mengukur kemampuan perusahaan. Terutama dalam hal melunasi kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya. Yang mana bisa diketahui sampai seberapa jauh
sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan bisa menjamin utang lancarnya. Jika
rasionya semakin tinggi, maka akan terjamin utang-utang perusahaan kepada kreditur.
Rasio ini juga dimanfaatkan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka pendek. Yang mana akan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki. Berikut ini akan dijelaskan mengenai rumus current ratio lemgkap dengan
penjelasannya.

Contents  hide 
1. Rumus Current Ratio ( Rasio Lancar)
1.1. Penilaian Current Ratio

Rumus Current Ratio ( Rasio Lancar)


Rumus Current Ratio ini untuk membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar. Current Ratio (rasio lancar) juga memberikan informasi mengenai kemampuan
dari aktiva lancar dalam menutup hutang lancar. Aktiva lancar ini diantaranya berupa
kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan juga aktiva lainnya. Kemudian untuk hutang
lancar antara lain meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang gaji, hutang bank, dan
juga jenis hutang lainnya yang harus segera dibayar.

Ini adalah rumus current ratio :

Current Ratio = Aktiva Lancar dibagi Utang Lancar

Jika perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin besar, maka semakin
tinggi juga

Nilai rendah yang ada di Current Ratio (nilai yang kurang dari 1 kali) membuktikan jika
perusahaan mungkin mengalami kesulitan di dalam memenuhi kewajiban lancarnya.
Akan tetapi, Investor maupun calon kreditur juga sebaiknya memperhatikan arus kas
operasi perusahaan. Tujuannya supaya bisa lebih memahami tingkat likuiditas dari
suatu perusahaan. Jika Current Ratio perusahaan rendah, para investor bisa menilai
kesehatan keuangan perusahaan yang berhubungan dengan kondisi arus kas (cash
flow) operasionaldi dalam perusahaan itu

Apabila Current Ratio tersebut terlalu tinggi (nilai yang lebih dari 2 kali), maka
perusahaan itu bisa saja tidak memakai aset lancar atau fasilitas pembiayaan jangka
pendeknya dengan efisien. Hal tersebut membuktika jika mungkin terdapat masalah
dalam pengelolaan modal kerja. Akan tetapi untuk kreditur, Current Ratio yang tinggi
lebih baik jika dibandingkan dengan current ratio yang rendah. Sebab, dengan current
ratio yang tinggi, bisa diartikan jika perusahaan cenderung lebih bisa memenuhi
kewajiban hutang yang jatuh tempo pada 12 bulan yang akan datang.

Apa itu Current Asset? Definisi Current Asset


Aset merupakan salah satu hal yang vital bagi perusahaan. Aset mencerminkan posisi dari
modal, bahkan kekayaan dari suatu perusahaan. Aset perusahaan tentu banyak macamnya, salah
satunya current asset.

Current asset merupakan istilah bagi aset-aset yang dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam
jangka pendek, atau dalam jangka waktu satu tahun. Current asset merujuk pada aset-aset berupa
kas, saham, surat berharga,pinjaman, investasi, bisnis kredit dan aset likuid lain yang bisa dicairkan
dalam waktu yang singkat. Current asset juga biasa disebut dengan istilah current account.

Current asset merupakan aset yang bersifat jangka pendek yang mana dapat diubah menjadi uang
tunai dalam jangka pendek. Patokan jangka pendek yang dimaksud adalah dalam jangka waktu satu
tahun. Aset yang termasuk dalam jangka panjang seperti tanah, fasilitas, peralatan, hak cipta, dan
lain-lain tidak termasuk dalam current asset.

Curret asset dinilai  penting bagi perusahaan karena dapat digunakan untuk mendanai operasi
bisnis sehari-hari dan untuk membayar biaya operasi yang sedang berlangsung. Karena current
assset merupakan semua aset yang dapat diubah ke dalam rupiah dalam waktu singkat, istilah
current asset juga merujuk pada aset likuid perusahaan.

Komponen Current Asset

Perhitungan current asset merupakan penjumlahan dari komponen-komponen yang termasuk dalam
current asset itu sendiri. Perhitungan current asset didasarkan pada rumus:

Current asset = C + CE + I + AR + MS + PE + OLA

C = uang tunai

CE = setara kas

I = inventaris

AR = piutang dagang

MS = surat berharga

PE = biaya dibayar di muka

OLA = aset likuid lainnya

Atas dasar rumus di atas, maka dapat diketahui bahwa komponen current asset ada sebanyak 7,
yaitu uang tunai, setara kas, inventaris, piutang dagang, surat berharga, biaya diabayar di muka,
dan aset likuid lainnya. Berikut penjelasan dari beberapa komponen:

1. Uang Tunai

Uang tunai merupakan komponen current asset yan terdaftar pertama kali pada neraca. Uang tunai
juga merupakan komponen yang digunakan untuk mendanai pembayaran-pembayaran kecil seperti
pembayaran persediaan makan di perusahaan. Selain itu, uang tunai juga merupakan komponen
yang digunakan untuk mengganti uang karyawan yang sebelumnya digunakan untuk membeli
kebutuhan kantor yang berskala kecil. Yang termasuk dalam aset uang tunai adalah uang yang
bermata uang domestik maupun asing, rekening giro, dan uang tunai lainnya.

2. Inventaris

Investaris yang dimaksud adalah lebih kepada barang persediaan yang belum terjual. Inventaris
meliputi barang mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi. Inventaris dimasukkan dalam
current asset karena barang dagangan bisnis umumnya sering dijual dalam periode waktu setahun.
Komponen satu ini perlu diperhatikan secara lebih serta pengolahan yang ekstra pula. Hal ini
disebabkan karena jika inventaris terlalu banyak, maka inventaris akan menjadi usang dan
kadaluarsa, sehingga tidak lagi ada nilainya. Namun jika inventaris juga terlalu sedikit, maka
penjualan akan tidak bisa sebanyak yang direncanakan perusahaan sebelumnya.

3. Piutang Dagang

Piutang dagang yang dimaksud adalah berupa utang dari perusahaan kepada pelanggan. Hal ini
bisa berupa pembelian dari produk yang belum dibayar lunas oleh seorang pelanggan. Syarat agar
suatu piutang termasuk dalam curret asset adalah bahwa pelunasan utang tersebut akan dilakukan
dalam jangka waktu satu tahun. Jika lewat dari masa tersebut, maka piutang tersebut tidak
dimasukkan ke dalam current asset.

4. Biaya Dibayar di Muka

Pembayaran yang dilakukan di muka adalah pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada pihak
tertentu yang mana barang atau jasa yang sudah dibayar tersebut akan diterima oleh perusahaan di
waktu yang akan datang. Komponen ini walaupun tidak dapat diubah menjadi uang tunai, namun
komponen ini pada hakikatnya telah membebaskan modal perusahaan untuk keperluan lain. Biaya
jenis ini dapat mecakup biaya asuransi, dan biaya kontraktor.

Contoh Perhitungan

Laporan  Aktiva Lancar Walmart Inc. (WMT) pada tahun 2018 adalah total uang tunai sebesar  6,76
miliar US$, total piutang dagang sebesar  5,61 miliar US$, inventaris sebesar  43,78 miliar US$ ,
dan current asset lainnya  3,51 miliar US$. Maka, berapa total curret asset yang dimiliki Walmart
pada tahun 2018?

Jawab:
Curret asset = uang tunai + setara kas + inventaris + piutang dagang + surat berharga + biaya
dibayar di muka + aset likuid lainnya

Current asset =  6,76 miliar + 0 + 43,78 miliar + 5,61 miliar + 0 + 0 + 3,51 miliar

Current asset = 59,66 miliar

Jadi, current asset yang dimiliki Walmart pada tahum 2018 adalah sebesar 59,66 miliar.

Current asset memiliki berbagai macam kegunaan bagi perusahaan, khususnya untuk mendanai
kebutuhan-kebutuhan kecil perusahaan dan operasi sehari-hari dari bisnis. Misalnya, tagihan air
bulanan perusahaan, tagihan listrik bulanan perusahaan, dan tagihan-tagihan lainnya.

Sebagaimana ada istilah current asset, ada pula satu istilah yang cukup lekat dengan current asset.
Istilah itu adalah non-current asset. Seperti halnya namanya, non-current asset merupakan lawan
dari current asset. Jika current asset merupakan aset yang dalam jangka pendek dapat diubah
menjadi uang, non-current asset adalah aset jangka panjang tang tidak dapat diubah ke dalam uang
dalam periode jangka pendek. Contohnya adalah merk dagang, real estate, tanah, hak cipta, hak
paten, hingga peralatan kantor. Peralatan kantor yang dimaksud mencakup mesin faks, mesin foto
kopi, hingga printer. Non-current asset juga memiliki nama lain yaitu fixed asset.

Itulah penjelasan lengkap mengenai definisi current asset. Pemahaman megenai desinisi current
asset sangat dibutuhkan apalagi untuk seseorang yang akan terjun di dunia perusahaan. Dengan
memahami seluk beluk mengenai current asset, secara tidak langsung seseorang akan sudah
punya sedikit bekal dalam mengelola finansial perusahaan.

Demikianlah artikel tentang apa itu current asset, definisi current asset, semoga bermanfaat bagi
Anda semua.
Kewaj

Kewajiban lancar (current liabilities) adalah utang-utang yang harus segera dilunasi dalam
tempo satu tahun.

Kewajiban lancar dalam neraca biasanya terdiri dari:

 Pinjaman jangka pendek dari bank


 Utang usaha
 Utang pajak
 Biaya yang masih harus dibayar
 Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo
 Panjar yang diterima
 Utang lain-lain

Current Liabilities merupakan Liabilities yang harus dibayar dengan Current Asset serta jatuh


tempo dalam jangka pendek, biasanya setahun.
Sebagian besar Current Liabilities berasal dari 2 transaksi yaitu:

1. Barang atau jasa yang telah diterima tetapi belum dibayarkan


2. Pembayaran yang telah diterima tetapi barang atau jasa belum dikirimkan

Contoh dari Current Liabilities yaitu:

 Hutang Usaha (Account Payable) : muncul dari pembelian merchandise inventory untuk


dijual kembali.
 Sewa diterima di muka (Unearned Rent)
 Hutang Pajak (Taxes Payable) : jumlah pajak yang terhutang kepada badan pemerintah
 Hutang bunga (Interest Payable) : jumlah bunga yang terhutang kepada pemberi
pinjaman
 Hutang Upah (Wages Payable) : jumlah terhutang kepada karyawan

Selain itu, contoh dari current liabilities yang lainnya antara lain :

 Wesel bayar jangka pendek (Short-term notes payable)


 Kontinjensi (Contingencies)
 Kewajiban penggajian (Payroll liabilities)

Kewajiban lancar adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam
jangka waktu normal,umumnya 1 tahun atau kurang semenjak neraca disusun atau hutang yang
jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan”. Jumingan (2008)

Yang termasuk Kewajiban lancar atau current liabilities adalah :

1. Hutang dagang
Hutang dagang atau account payable adalah jumlah uang yang masih harus dibayarkan
kepada pemasok, karena perusahaan melakukan pembelian barang atau jasa. Salah satu
contoh hutang dagang adalah pembelian barang dagangan atau peralatan kantor secara
kredit. Hutang ini tidak memerlukan surat atau perjanjian tertulis sehingga
pelaksanaannya didasarkan atas rasa saling percaya.
2. Hutang Wesel
Hutang wesel atau promes adalah kewajiban yang dibuktikan dengan janji tertulis tanpa
syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan di
kemudian hari. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hutang ini bersifat lebih formal
dibandingkan dengan hutang dagang biasa. Apabila wesel dibuat dengan jangka waktu
kurang dari satu tahun maka wesel tersebut digolongkan sebagai hutang lancar.
Proses timbulnya hutang wesel sama seperti hutang dagang, yaitu dari kegiatan
pembelian barang atau jasa secara kredit. Dapat juga terjadi pada awalnya merupakan
hutang dagang biasa kemudian dengan tujuan untuk lebih memberikan kepastian bagi
kreditur maka hutang dagang tersebut berubah menjadi hutang wesel.

3. Hutang Deviden
Hutang dividen adalah dividen yang dapat dibayar sebagaimana diumumkan oleh
dewan komisaris perusahaan tapi pada akhir periode belum dibayar dan dicatat sebagai
hutang deviden. Perseroan Terbatas yang sudah mengumumkan adanya pembagian
deviden kepada para pemegang saham sudah harus mengakui adanya hutang pada saat
pengumuman.

Hutang dividen yang termasuk dalam hutang jangka pendek adalah:

o Dividen yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva (jika belum dibayar) yang
segera akan dilunasi
o Hutang dividen skrip yang segera akan dilunasi
o Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum
tanggal pengumuman belum merupakan hutang.
4. Hutang Jangka Panjang yang jatuh tempo dalam periode itu
Seluruh atau bagian dari utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang
akan dilunasi kurang dari satu tahun dilaporkan sebagai utang jangka
pendek.Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode tersebut tetap diakui
sebagai utang jangka panjang apabila:
o Akan dilunasi dengan dana pelunasan atau dari uang penjualan obligasi baru; atau
akan ditukar dengan saham.
o Dividen yang dibagi dalm bentuk saham merupakan elemen modal.
5. Hutang Bonus
Hutang Bonus merupakan jumlah bonus yang terutang kepada karyawan. Bonus dapat
dihitung dengan dasar penjualan dan dasar laba. Jika laba yang menjadi dasar
perhitungan bonus maka bonus dapat ditentukan dari 4 alternatif, yaitu.
o Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak,
o Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus, tetapi sebelum dikurang pajak,
o Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak tetapi sebelum dikurangi bonus.
o Bonus dihitung dari laba bersih sesudah dikurangi bonus dan pajak.
6. Pendapatan yang diterima di muka
Ada beberapa jenis pendapatan yang dapat diterima lebih dahulu seperti uang langganan
majalah atau sewa. Pos ini dinyatakan sebagai hutang, karena menggambarkan suatu
klaim terhadap perusahaan. Pada umumnya kewajiban ini diselesaikan dengan
menyerahkan barang atau jasa dalam periode akuntansi berikutnya. Jika terdapat
penerimaan di muka melampaui satu periode akuntansi berikutnya harus dilaporkan
dalam neraca sebagai kelompok tersendiri (terpisah dari hutang jangka pendek).
7. Hutang Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan perusahaan yang terutang atas laba bersih yang diperoleh selama satu
tahun. Sedangkan utang Pajak Penghasilan Karyawan merupakan pajak penghasilan
karyawan yang dipotong oleh perusahaan tetapi belum disetorkan ke Kas Negara.
Kewajiban lancar (current liabilities) adalah utang-utang yang harus segera dilunasi dalam
tempo satu tahun.

Kewajiban lancar dalam neraca biasanya terdiri dari:

 Pinjaman jangka pendek dari bank


 Utang usaha
 Utang pajak
 Biaya yang masih harus dibayar
 Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo
 Panjar yang diterima
 Utang lain-lain

Current Liabilities merupakan Liabilities yang harus dibayar dengan Current Asset serta jatuh


tempo dalam jangka pendek, biasanya setahun.

Sebagian besar Current Liabilities berasal dari 2 transaksi yaitu:

1. Barang atau jasa yang telah diterima tetapi belum dibayarkan


2. Pembayaran yang telah diterima tetapi barang atau jasa belum dikirimkan

Contoh dari Current Liabilities yaitu:

 Hutang Usaha (Account Payable) : muncul dari pembelian merchandise inventory untuk


dijual kembali.
 Sewa diterima di muka (Unearned Rent)
 Hutang Pajak (Taxes Payable) : jumlah pajak yang terhutang kepada badan pemerintah
 Hutang bunga (Interest Payable) : jumlah bunga yang terhutang kepada pemberi
pinjaman
 Hutang Upah (Wages Payable) : jumlah terhutang kepada karyawan

Selain itu, contoh dari current liabilities yang lainnya antara lain :

 Wesel bayar jangka pendek (Short-term notes payable)


 Kontinjensi (Contingencies)
 Kewajiban penggajian (Payroll liabilities)
3 Rasio Likuiditas Yang Perlu Dipahami, Agar Utang Tidak mbebani
Daftar isi [Buka]
Rasio Likuiditas adalah salah satu analisis laporan keuangan yang berguna untuk membantu
mengantisipasi kondisi masa depan.
Rasio keuangan dirancang untuk membantu perusahaan untuk mengevaluasi laporan
keuangannya.

Dan yang lebih penting lagi adalah sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan-tindakan
yang akan memperbaiki kinerja perusahaan di masa depan.

Bagaimana penggunaan dan manfaat rasio likuiditas?

Mari ikuti pembahasannya berikut ini…

#01: Pengertian Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)

Sebenarnya apa pengertian rasio likuiditas?

Rasio likuiditas menurut para ahli adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset
lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya.

Perlu diketahui juga bahwa pengertian likuiditas menurut para ahli adalah suatu aset yang dapat
dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus mengurangi harga aset tesebut.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi likuiditas menurut para ahli berkaitan dengan kemampuan
perusahaan untuk melunasi utangnya ketika utang tersebut jatuh tempo.

Analisis rasio likuiditas membutuhkan penggunaan anggaran kas, tapi dengan menghubungkan
kas dan aset lancar lainnya dengan kewajiban lancar.

Lalu apa fungsi rasio likuiditas?

Fungsi analisis rasio likuiditas adalah memberikan ukuran likuiditas yang cepat dan mudah
digunakan.
 

#02: Jenis Rasio Likuiditas

Apa saja jenis rasio likuiditas?

Ada 3 jenis rasio likuiditas yang biasa digunakan, yaitu:

 Rasio Lancar (current ratio)


 Rasio Cepat (quick ratio)
 Penentuan modal kerja (working capital)
Rasio lancar dan cepat paling berguna saat di-analisis bersama dan dibandingkan dengan periode
sebelumnya, dan dengan perusahaan lainnya dalam industri.

Yuk dibahas secara mendalam satu-per-satu…


 

A. Jenis Rasio Likuiditas #1: Rasio Lancar (Current Ratio)

Apa pengertian rasio lancar?

Pengertian current ratio menurut para ahli adalah salah satu cara untuk menyatakan hubungan
antara aset lancar dengan kewajiban lancar.
Rumus Rasio lancar dihitung dengan membagi total aset lancar dengan total kewajiban lancar.

Rasio lancar menunjukkan sampai sejauh mana kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang
diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.

Aset lancar meliputi kas, surat berharga yang dapat diperdagangkan, piutang usaha, dan
persediaan.

Sedangkan kewajiban lancar seperti utang usaha, wesel tagih jangka panjang, utang lancar
jangka panjang, pajak dan gaji yang masih harus dibayar.

Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan mulai lambat membayar
tagihan (utang usaha), pinjaman bank, dan kewajiban lainnya yang akan meningkatkan
kewajiban lancar.
Jika kewajiban lancar naik lebih cepat  daripada aset lancar, rasio lancar akan turun, dan ini
merupakan pertanda adanya masalah.

Aset likuid adalah suatu aset yang dapat dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus
mengurangi harga aset tersebut terlalu banyak.

Liquid assets merupakan aset yang diperdagangkan di pasar aktif sehingga dapat dikonversi
dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku.
Untuk mengetahui besarnya nilai rasio lancar, maka digunakan rumus rasio likuiditas atau
formula perhitungan sebagai berikut:

Rasio Lancar = Total Aset Lancar : Total Kewajiban Lancar


Perhatikan contoh current ratio berikut ini:
Untuk menghitung nilai rasio lancar, saya akan menggunakan data-data dari contoh laporan
keuangan perusahaan tbk berikut ini :

Co
ntoh neraca perusahaan Tbk
Dari data-data keuangan tersebut, maka dapat diketahui besarnya rasio lancar dengan
menggunakan rumus perhitungan current ratio sebagai berikut :

Rasio Lancar = Aset Lancar / Kewajiban Lancar


= 1.000 : 310 = 3,2x
Jadi nilai rasio lancar dari perusahaan tersebut adalah 3,2x, sedangkan rata-rata industri = 4,2x.

Posisi likuiditas dari contoh laporan keuangan perusahaan tbk di atas sebesar 3,2  jauh di bawah
rata-rata industri sebesar 4,2.

Namun karena aset lancarnya diperkirakan dikonversi  menjadi kas dalam waktu satu tahun,
kemungkinan besar aset dapat dilikuidasi mendekati nilai bukunya.

Rasio sebesar 3,2 dapat melikuidasi aset lancar sebesar 31% dari nilai buku dan masih mampu
melunasi seluruh kreditor lancarnya.

Meskipun angka rata-rata industri akan dbahas lebih dalam, perlu dicatat bahwa rata-rata industri
bukanlah suatu angka keramat yang dicapai oleh seluruh perusahaan.

Pada kenyataannya, beberapa perusahaan yang dikelola dengan baik mungkin di atas rata-rata,
sedangkan, sedangkan perusahaan-perusahaan bagus lainnya berada  di bawahnya.

Namun demikian jika rasio lancar suatu perusahaan jauh di bawah rata-rata industrinya, maka
analis seharusnya memikirkan penyebab perbedaan ini bisa terjadi.

Jadi, penyimpangan dari rata-rata industri seharusnya menjadi pertanda bagi analis atau
manajemen untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Perhatikan contoh soal rasio likuiditas #2 berikut:

Misalnya, modal kerja dan rasio lancar tahun 2017 dan 2018 PT Manajemen Keuangan
Network adalah sebagai berikut:

contoh current ratio


Rasio lancar merupakan indikator solvabilitas yang lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan
modal kerja.
Perhatikan contoh analisis rasio laporan keuangan perusahaan berikut
ini:

Misalkan pada tanggal 31 Desember 2018, modal kerja pesaing lebih tinggi, tapi rasio lancarnya
hanya 1,3.

Hanya dengan mempertimbangkan fakta-fakta ini saja, PT Manajemen Keuangan Network


dengan rasio lancar 2,6 berada di posisi yang lebih menguntungkan untuk memperoleh kredit
jangka pendek, dibandingkan dengan pesaingnya yang memiliki jumlah modal kerja lebih besar.

 Contoh analisis rasio laporan keuangan perusahaan tbk – PT Aqua


Golden Mississippi Tbk:

PT Aqua Golden Mississippi Tbk. dalam suatu waktu pernah mempertahankan rasio lancar yang
tinggi yaitu 7,69%.

Usaha air minum botol Aqua yang stabil dan menguntungkan memungkinkan perusahaan untuk
mengembangkan posisi kas yang kuat dikombinasikan dengan lebih sedikit surat utang jangka
pendek.

 B. Jenis Rasio Likuiditas #2: Rasio Cepat (Quick Ratio)


Apa pengertian rasio cepat (bahasa Inggris: quick ratio)?
Quick Ratio adalah rasio total aset cair terhadap total kewajiban lancar.
Lalu apa itu aset cair (bahasa Inggris: quick asset)?
Aset cair (quick asset) adalah kas dan aset lancar lainnya yang dapat dengan cepat dapat diubah
menjadi kas.

Aset cair biasanya mencakup kas, surat berharga yang dapat dipasarkan, dan piutang usaha.

Quick ratio merupakan suatu rasio yang mengukur “kecepatan” kemampuan perusahaan
membayar utang.

Bila dituliskan dalam sebuah rasio matematika, maka rumus quick ratio/quick ratio
formula adalah sebagai berikut :
Quick Ratio = Total Aset Cair : Total Kewajiban Lancar
Perhatikan contoh soal quick ratio berikut:
Untuk memudahkan dalam contoh ini masih menggunakan data-data dari contoh laporan
keuangan perusahaan tbk di atas.

Maka dapat dihitung nilai rasi cepatnya sebagai berikut:

Quick Ratio = Total Aset Cair  / Kewajiban Lancar

=385 / 310 = 1,2X


Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai quick ratio perusahaan adalah 1,2X, sedangkan
rata-rata industri adalah = 2,2X

Sehingga jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam industri
yang sama.

Persediaan pada umumnya merupakan aset lancar perusahaan yang paling tidak likuid sehingga
persediaan merupakan aset, di mana kemungkinan besar perusahaan akan mengalami kerugian
jika terjadi likuidasi.

Oleh karena itu, rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan persediaan sangat penting artinya.

Tapi jika piutang usaha dapat ditagih, perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya tanpa
harus melikuidasi persediaan.

Perhatikan contoh soal quick ratio #2:

Berikut ini data rasio cepat dan cara menghitungnya untuk PT Manajemen Keuangan Network.

contoh perhitungan rasio cepat


Dan sebagai penutup pembahasan tentang rasio lancar dan rasio cepat, satu lagi saya sajikan
contoh soal rasio dan jawabannya.

Berikut adalah pos-pos yang dilaporkan dalam neraca keuangan sebuah


perusahaan:

 Kas = Rp 300.000.000
 Surat berharga yang dapat dipasarkan = Rp 100.000.000
 Piutang usaha (bersih) = Rp 200.000.000
 Persediaan = Rp 200.000.000
 Utang usaha = Rp 400.00.000
Tentukan rasio lancar (current rasio) dan rasio cepat (quick ratio) perusahaan tersebut?
Jawaban:

#1: Rasio Lancar

= Total Aset Lancar / Total Kewajiban Lancar


= (Rp 300.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 200.000.000 + Rp 200.000.000)/Rp 400.000.000
= 2,0
#2: Rasio cepat

= Total Aset Cair / Total Kewajiban Lancar


=  Rp 300.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 200.000.000)/Rp 400.000.000
= 1,5
 

C. Jenis Rasio Likuiditas #3: Modal Kerja (Working Capital)

Apa pengertian modal kerja?

Modal kerja adalah selisih antara aset lancar sebuah perusahaan di atas kewajiban lancar.
Modal kerja sering kali digunakan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk
memenuhi utang yang telah jatuh tempo.

Dan terutama berguna dalam membuat perbandingan bulanan atau antara periode satu dengan
lainnya untuk sebuah perusahaan.

Akan tetapi jumlah modal kerja sulit dinilai saat membandingkan perusahaan dengan ukuran
yang berbeda atau dalam membandingkan angka perusahaan dengan angka industri.

Perhatikan contoh berikut:


Modal kerja sebesar Rp 200.000.000 mungkin memadai untuk warung makan yang menjual nasi
pecel dan penyet tempe, tapi tidak cukup untuk PT Pertamina.

 #03. Keterkaitan 3 Jenis Rasio Likuiditas

Modal kerja dan rasio lancar tidak mempertimbangkan pos-pos yang membentuk aset lancar.
untuk mengilustrasikan pentingnya pertimbangan ini.

Maka perhatikan data-data modal kerja dan rasio lancar PT A dan PT B per tanggal 31
Desember 2018 berikut:

contoh rasio likuiditas


Kedua perusahaan memiliki modal kerja sebesar Rp 340.000.000 dan rasio lancar 2,62.

Akan tetapi kemampuan masing-masing perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya
BERBEDA secara signifikan.

PT B memiliki lebih banyak persediaan dalam aset lancarnya.

Beberapa persediaan harus dijual dan piutang ditagih sebelum kewajiban lancar dapat dibayar
seluruhnya.
Dengan demikian diperlukan lebih banyak waktu untuk mengubah persediaan menjadi kas.
Penurunan harga pasar dan berkurangnya permintaan juga dapat menurunkan kemampuan untuk
membayar kewajiban lancar.

Sebaliknya, PT A memiliki kas dan aset lancar, surat berharga yang dapat dipasarkan dan
piutang usaha yang secara umum dapat diubah menjadi kas lebih cepat untuk memenuhi
kewajiban lancarnya.

#04. Kesimpulan
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai pengertian rasio likuiditas, manfaat, dan
jenisnya dilengkapi contoh soal rasio dan jawabannya.

Dan secara ringkas, ada 3 jenis rasio likuiditas yang bisa digunakan untuk melakukan analisis
laporan keuangan perusahaan, yaitu:

 Rasio lancar
 Rasio cepat. dan
 Pencakupan modal kerja.
Fungsi rasio likuiditas adalah untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utangnya.

Harapanya, dengan mempelajari dan memahami rasio likuiditas ini, perusahaan bisa membuat
analisis terhadap utang dan aset yang dimiliki, sehingga kondisi keuangan perusahaan selalu
sehat.

Bagaimana dengan utang usaha Anda?

Semoga tak ada masalah dan baik-baik saja.

***

28 Desember 2019 Oleh Wadiyo, SE

Daftar isi [Buka]
Rasio Likuiditas adalah salah satu analisis laporan keuangan yang berguna untuk membantu
mengantisipasi kondisi masa depan.
Rasio keuangan dirancang untuk membantu perusahaan untuk mengevaluasi laporan
keuangannya.

Dan yang lebih penting lagi adalah sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan-tindakan
yang akan memperbaiki kinerja perusahaan di masa depan.
Bagaimana penggunaan dan manfaat rasio likuiditas?

Mari ikuti pembahasannya berikut ini…

#01: Pengertian Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)

Sebenarnya apa pengertian rasio likuiditas?

Rasio likuiditas menurut para ahli adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset
lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya.

Perlu diketahui juga bahwa pengertian likuiditas menurut para ahli adalah suatu aset yang dapat
dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus mengurangi harga aset tesebut.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi likuiditas menurut para ahli berkaitan dengan kemampuan
perusahaan untuk melunasi utangnya ketika utang tersebut jatuh tempo.

Analisis rasio likuiditas membutuhkan penggunaan anggaran kas, tapi dengan menghubungkan
kas dan aset lancar lainnya dengan kewajiban lancar.

Lalu apa fungsi rasio likuiditas?

Fungsi analisis rasio likuiditas adalah memberikan ukuran likuiditas yang cepat dan mudah
digunakan.

#02: Jenis Rasio Likuiditas

Apa saja jenis rasio likuiditas?

Ada 3 jenis rasio likuiditas yang biasa digunakan, yaitu:

 Rasio Lancar (current ratio)


 Rasio Cepat (quick ratio)
 Penentuan modal kerja (working capital)
Rasio lancar dan cepat paling berguna saat di-analisis bersama dan dibandingkan dengan periode
sebelumnya, dan dengan perusahaan lainnya dalam industri.

Yuk dibahas secara mendalam satu-per-satu…


 

A. Jenis Rasio Likuiditas #1: Rasio Lancar (Current Ratio)

Apa pengertian rasio lancar?

Pengertian current ratio menurut para ahli adalah salah satu cara untuk menyatakan hubungan
antara aset lancar dengan kewajiban lancar.
Rumus Rasio lancar dihitung dengan membagi total aset lancar dengan total kewajiban lancar.

Rasio lancar menunjukkan sampai sejauh mana kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang
diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.

Aset lancar meliputi kas, surat berharga yang dapat diperdagangkan, piutang usaha, dan
persediaan.

Sedangkan kewajiban lancar seperti utang usaha, wesel tagih jangka panjang, utang lancar
jangka panjang, pajak dan gaji yang masih harus dibayar.

Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan mulai lambat membayar
tagihan (utang usaha), pinjaman bank, dan kewajiban lainnya yang akan meningkatkan
kewajiban lancar.

Jika kewajiban lancar naik lebih cepat  daripada aset lancar, rasio lancar akan turun, dan ini
merupakan pertanda adanya masalah.

Aset likuid adalah suatu aset yang dapat dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus
mengurangi harga aset tersebut terlalu banyak.

Liquid assets merupakan aset yang diperdagangkan di pasar aktif sehingga dapat dikonversi
dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku.
Untuk mengetahui besarnya nilai rasio lancar, maka digunakan rumus rasio likuiditas atau
formula perhitungan sebagai berikut:

Rasio Lancar = Total Aset Lancar : Total Kewajiban Lancar


Perhatikan contoh current ratio berikut ini:
Untuk menghitung nilai rasio lancar, saya akan menggunakan data-data dari contoh laporan
keuangan perusahaan tbk berikut ini :
Co
ntoh neraca perusahaan Tbk
Dari data-data keuangan tersebut, maka dapat diketahui besarnya rasio lancar dengan
menggunakan rumus perhitungan current ratio sebagai berikut :

Rasio Lancar = Aset Lancar / Kewajiban Lancar

= 1.000 : 310 = 3,2x


Jadi nilai rasio lancar dari perusahaan tersebut adalah 3,2x, sedangkan rata-rata industri = 4,2x.

Posisi likuiditas dari contoh laporan keuangan perusahaan tbk di atas sebesar 3,2  jauh di bawah
rata-rata industri sebesar 4,2.

Namun karena aset lancarnya diperkirakan dikonversi  menjadi kas dalam waktu satu tahun,
kemungkinan besar aset dapat dilikuidasi mendekati nilai bukunya.

Rasio sebesar 3,2 dapat melikuidasi aset lancar sebesar 31% dari nilai buku dan masih mampu
melunasi seluruh kreditor lancarnya.

Meskipun angka rata-rata industri akan dbahas lebih dalam, perlu dicatat bahwa rata-rata industri
bukanlah suatu angka keramat yang dicapai oleh seluruh perusahaan.
Pada kenyataannya, beberapa perusahaan yang dikelola dengan baik mungkin di atas rata-rata,
sedangkan, sedangkan perusahaan-perusahaan bagus lainnya berada  di bawahnya.

Namun demikian jika rasio lancar suatu perusahaan jauh di bawah rata-rata industrinya, maka
analis seharusnya memikirkan penyebab perbedaan ini bisa terjadi.

Jadi, penyimpangan dari rata-rata industri seharusnya menjadi pertanda bagi analis atau
manajemen untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Perhatikan contoh soal rasio likuiditas #2 berikut:

Misalnya, modal kerja dan rasio lancar tahun 2017 dan 2018 PT Manajemen Keuangan
Network adalah sebagai berikut:

contoh current ratio


Rasio lancar merupakan indikator solvabilitas yang lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan
modal kerja.

Perhatikan contoh analisis rasio laporan keuangan perusahaan berikut


ini:

Misalkan pada tanggal 31 Desember 2018, modal kerja pesaing lebih tinggi, tapi rasio lancarnya
hanya 1,3.

Hanya dengan mempertimbangkan fakta-fakta ini saja, PT Manajemen Keuangan Network


dengan rasio lancar 2,6 berada di posisi yang lebih menguntungkan untuk memperoleh kredit
jangka pendek, dibandingkan dengan pesaingnya yang memiliki jumlah modal kerja lebih besar.

Contoh analisis rasio laporan keuangan perusahaan tbk – PT Aqua


Golden Mississippi Tbk:
PT Aqua Golden Mississippi Tbk. dalam suatu waktu pernah mempertahankan rasio lancar yang
tinggi yaitu 7,69%.

Usaha air minum botol Aqua yang stabil dan menguntungkan memungkinkan perusahaan untuk
mengembangkan posisi kas yang kuat dikombinasikan dengan lebih sedikit surat utang jangka
pendek.

B. Jenis Rasio Likuiditas #2: Rasio Cepat (Quick Ratio)

Apa pengertian rasio cepat (bahasa Inggris: quick ratio)?


Quick Ratio adalah rasio total aset cair terhadap total kewajiban lancar.
Lalu apa itu aset cair (bahasa Inggris: quick asset)?
Aset cair (quick asset) adalah kas dan aset lancar lainnya yang dapat dengan cepat dapat diubah
menjadi kas.

Aset cair biasanya mencakup kas, surat berharga yang dapat dipasarkan, dan piutang usaha.

Quick ratio merupakan suatu rasio yang mengukur “kecepatan” kemampuan perusahaan
membayar utang.

Bila dituliskan dalam sebuah rasio matematika, maka rumus quick ratio/quick ratio
formula adalah sebagai berikut :
Quick Ratio = Total Aset Cair : Total Kewajiban Lancar
Perhatikan contoh soal quick ratio berikut:

Untuk memudahkan dalam contoh ini masih menggunakan data-data dari contoh laporan
keuangan perusahaan tbk di atas.

Maka dapat dihitung nilai rasi cepatnya sebagai berikut:

Quick Ratio = Total Aset Cair  / Kewajiban Lancar

=385 / 310 = 1,2X


Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai quick ratio perusahaan adalah 1,2X, sedangkan
rata-rata industri adalah = 2,2X

Sehingga jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam industri
yang sama.
Persediaan pada umumnya merupakan aset lancar perusahaan yang paling tidak likuid sehingga
persediaan merupakan aset, di mana kemungkinan besar perusahaan akan mengalami kerugian
jika terjadi likuidasi.

Oleh karena itu, rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan persediaan sangat penting artinya.

Tapi jika piutang usaha dapat ditagih, perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya tanpa
harus melikuidasi persediaan.

Perhatikan contoh soal quick ratio #2:

Berikut ini data rasio cepat dan cara menghitungnya untuk PT Manajemen Keuangan Network.

contoh perhitungan rasio cepat


Dan sebagai penutup pembahasan tentang rasio lancar dan rasio cepat, satu lagi saya sajikan
contoh soal rasio dan jawabannya.

Berikut adalah pos-pos yang dilaporkan dalam neraca keuangan sebuah


perusahaan:

 Kas = Rp 300.000.000
 Surat berharga yang dapat dipasarkan = Rp 100.000.000
 Piutang usaha (bersih) = Rp 200.000.000
 Persediaan = Rp 200.000.000
 Utang usaha = Rp 400.00.000
Tentukan rasio lancar (current rasio) dan rasio cepat (quick ratio) perusahaan tersebut?
Jawaban:
#1: Rasio Lancar

= Total Aset Lancar / Total Kewajiban Lancar


= (Rp 300.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 200.000.000 + Rp 200.000.000)/Rp 400.000.000
= 2,0
#2: Rasio cepat

= Total Aset Cair / Total Kewajiban Lancar


=  Rp 300.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 200.000.000)/Rp 400.000.000
= 1,5
 

C. Jenis Rasio Likuiditas #3: Modal Kerja (Working Capital)

Apa pengertian modal kerja?

Modal kerja adalah selisih antara aset lancar sebuah perusahaan di atas kewajiban lancar.
Modal kerja sering kali digunakan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk
memenuhi utang yang telah jatuh tempo.

Dan terutama berguna dalam membuat perbandingan bulanan atau antara periode satu dengan
lainnya untuk sebuah perusahaan.

Akan tetapi jumlah modal kerja sulit dinilai saat membandingkan perusahaan dengan ukuran
yang berbeda atau dalam membandingkan angka perusahaan dengan angka industri.

Perhatikan contoh berikut:

Modal kerja sebesar Rp 200.000.000 mungkin memadai untuk warung makan yang menjual nasi
pecel dan penyet tempe, tapi tidak cukup untuk PT Pertamina.

#03. Keterkaitan 3 Jenis Rasio Likuiditas

Modal kerja dan rasio lancar tidak mempertimbangkan pos-pos yang membentuk aset lancar.
untuk mengilustrasikan pentingnya pertimbangan ini.

Maka perhatikan data-data modal kerja dan rasio lancar PT A dan PT B per tanggal 31
Desember 2018 berikut:
contoh rasio likuiditas
Kedua perusahaan memiliki modal kerja sebesar Rp 340.000.000 dan rasio lancar 2,62.

Akan tetapi kemampuan masing-masing perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya
BERBEDA secara signifikan.

PT B memiliki lebih banyak persediaan dalam aset lancarnya.

Beberapa persediaan harus dijual dan piutang ditagih sebelum kewajiban lancar dapat dibayar
seluruhnya.

Dengan demikian diperlukan lebih banyak waktu untuk mengubah persediaan menjadi kas.
Penurunan harga pasar dan berkurangnya permintaan juga dapat menurunkan kemampuan untuk
membayar kewajiban lancar.

Sebaliknya, PT A memiliki kas dan aset lancar, surat berharga yang dapat dipasarkan dan
piutang usaha yang secara umum dapat diubah menjadi kas lebih cepat untuk memenuhi
kewajiban lancarnya.

#04. Kesimpulan
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai pengertian rasio likuiditas, manfaat, dan
jenisnya dilengkapi contoh soal rasio dan jawabannya.
Dan secara ringkas, ada 3 jenis rasio likuiditas yang bisa digunakan untuk melakukan analisis
laporan keuangan perusahaan, yaitu:

 Rasio lancar
 Rasio cepat. dan
 Pencakupan modal kerja.
Fungsi rasio likuiditas adalah untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utangnya.

Harapanya, dengan mempelajari dan memahami rasio likuiditas ini, perusahaan bisa membuat
analisis terhadap utang dan aset yang dimiliki, sehingga kondisi keuangan perusahaan selalu
sehat.

Bagaimana dengan utang usaha Anda?

Semoga tak ada masalah dan baik-baik saja.

Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Akuntansi – Rumus, Penjelasan,


Contoh Soal dan Jawaban

Share17
Tweet
Pin3
Share

20SHARES
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur keefektifan atau efisiensi perusahaan dalam
menggunakan aktiva–aktiva yang dimilikinya.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Akuntansi – Rumus, Penjelasan, Contoh Soal dan Jawaban

Rumus Ratio Aktivitas

Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio aktivitas yang dapat digunakan, yaitu :

1. Rasio Perputaran Piutang

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi


perputarannya maka semakin baik pula bagi perusahaan.

Perputaran piutang = Penjualan kredit ÷ Rata-rata piutang

2. Rasio Perputaran Persediaan


Rasio ini digunakan untuk menggambarkan likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio
perputaran persediaan maka semakin baik pula pengelolaan persediaannya.

Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan ÷ Persediaan

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan penjualan
dengan aktiva tetap yang dimiliki. Semakin besar rasio maka semakin baik bagi perusahaan.

Perputaran aktiva = Penjualan

Perputaran aktiva tetap = Penjualan ÷ Aktiva tetap

4. Rasio Perputaran Total Aktiva

Hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, hanya saja yang bedakan adalah pada
perhitungan kali ini, yang dihitung adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Perputaran total aktiva = Penjualan ÷ Total aktiva

Penjelasan Rasio Keuangan: Rumus Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas. Ilustrasi


dan sumber foto: Pixabay

⇒ 4 Jenis Rasio Keuangan ⇐


Rasio keuangan bisa digolongkan menjadi empat kelompok tergantung dari kebutuhan
perusahaan, yaitu: Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), Rasio Likuiditas (Liquidity
Ratio), Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio) dan Rasio Aktivitas (Activity Ratio).

Jenis-jenis Rasio Aktivitas

1. Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)

Total assets turn over adalah perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu
perusahaan yang menjelaskan tentang kecepatan perputaran total aktiva dalam satu
periode tertentu. Total assets turn over memaparkan bahwa tingkat efisiensi pemakaian
aktiva perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu
sesuai catatan atas laporan keuangan.

Total assets turn over diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka kondisi
operasional perusahaan semakin baik. Maksudnya yaitu perputaraan aktiva lebih cepat
sehingga menghasilkan laba dan pemakaian keseluruhan aktiva dalam menghasilkan
penjualan semakin optimal. Rasio yang nilainya tinggi juga bisa berarti jumlah asset yang
sama bisa memperbesar volume penjualan. Total assets turn over ini penting untuk
diketahui oleh para kreditur, pemilik perusahaan, dan manajemen perusahaan, efisiensi
pemakaian seluruh aktiva dalam perusahaan bisa terlihat.
Rumus Total assets turn over sebagai berikut:

Total Assets Turn Over = Penjualan ÷ Total Aktiva x 100%

2. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Rasio perputaran modal kerja adalah perbandingan antara penjualan dengan modal kerja
bersih suatu perusahaan. Nilai modal kerja bersih diperoleh dari aktiva lancar dikurangi
utang lancar. Rasio ini mengukur aktivitas bisnis yang dibandingkan dengan kelebihan
aktiva lancar atas kewajiban lancar sehingga banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang
diperoleh perusahaan untuk setiap rupiah modal kerja dapat terlihat. Working capital turn
over ini juga dikatakan sebagai pengukuran kemampuan modal kerja (netto) dalam suatu
periode siklus kas (cash cycle) pada suatu perusahaan yang memengaruhi pencatatan
transaksi keuangan.

Modal kerja dikatakan efektif berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang
bersangkutan melakukan kegiatan operasional usaha. Periode perputaran modal kerja
(working capital turn over period) dimulai dari kas diinvestasikan dalam komponen-
komponen modal kerja hingga kembali menjadi kas. Semakin pendek periode tersebut
berarti perputaran (turn over rate) semakin cepat.Periode perputaran modal kerja
tergantung durasi periode perputaran dari setiap komponen modal kerja tersebut.

Rumus rasio perputaran modal kerja sebagai berikut:

Perputaran Modal Kerja = Penjualan ÷ Modal Kerja Bersih atau Penjualan ÷ Aktiva Lancar –
Utang Lancar

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

Rasio perputaran aktiva tetap adalah perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap
yang dimiliki suatu perusahaan. Fixed assets turn over ratio ini mengukur efektivitas
pemakaian dana yang tertanam pada harta (aktiva) tetap seperti pabrik dan peralatan untuk
menghasilkan penjualan yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva
tetap tersebut.

Rasio ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam


memanfaatkan aktivanya secara efektif sehingga pendapatan meningkat yang dicatat
sesuai jenis jenis laporan keuangan. Jika perputarannya lambat (rendah), maka kapasitas
akan terlalu besar atau ketersediaan aktiva tetap banyak sehingga kurang bermanfaat.
Kemungkinan lain yang terjadi yaitu investasi pada aktiva tetap biasanya berlebihan
daripada nilai output yang diperoleh. Semakin tinggi rasio ini maka pemakaian aktiva tetap
semakin efektif.

Rumus perputaran aktiva tetap sebagai berikut.

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan ÷ Aktiva Tetap x 100% 


4. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Inventory turnover ratio adalah perbandingan kemampuan dana pada inventory yang


berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk
adanya overstock pada suatu perusahaan. Rasio perputaran persediaan ini mengukur
efisiensi pemakaian persediaan barang dagang pada perusahaan sehingga kinerja
manajemen dalam mengontrol modal yang ada pada persediaan bisa terlihat baik atau
kurang baiknya. Ada dua masalah yang umumnya timbul dalam perhitungan dan analisis
rasio perputaran persediaan yang termasuk unsur unsur laporan keuangan.

Pertama, penjualan akan dinilai berdasarkan harga pasar (market price), persediaan dinilai
berdasarkan harga pokok penjualan (at Cost) sehingga rasio perputaran persediaan (at cost)
berguna untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio ini dihitung dengan
membandingkan penjualan dengan persediaan dalam perputaran persediaan dalam kas.
Rasio keuangan yang memakai rasio perputaran persediaan (at market) lebih banyak
digunakan.

Namun jika ingin mengukur rasio industri maka sebaiknya menggunakan rasio perputaran
persediaan (at market). Penjualan yang dilakukan sepanjang tahun dan angka persediaan
merupakan gambaran keadaan sesaat sehingga lebih baik memakai rata-rata persediaan
yaitu persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua.

Rumus rasio perputaran persediaan sebagai berikut:

Perputaran Persediaan (At Cost) = Harga Pokok Penjualan ÷ Rata-rata Persediaan

atau

Perputaran Persediaan (At Market) = Penjualan / Persediaan

5. Rata-Rata Umur Piutang

Rasio rata-rata umur piutang adalah pengukuran efisiensi manajemen piutang perusahaan
dan durasi (waktu) yang diperlukan untuk melunasi piutang atau mengubah piutang menjadi
kas. Rasio ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan per hari
yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari.

Rumus rasio rata-rata piutang sebagai berikut:

Rata-rata umur piutang = Piutang ÷ Penjualan Per Hari atau Piutang x 365 / Penjualan

6. Perputaran Piutang
Piutang perusahaan berkaitan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan
taksiran waktu pengumpulan atau penagihan bisa dinilai dengan menghitung tingkat
perputaran piutang tersebut. Rasio perputaran piutang adalah perbandingan total penjualan
kredit (neto) terhadap piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio (turnover) maka modal kerja
yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah. Sebaliknya jika rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga perlu dianalisis lebih lanjut karena
mungkin kinerja bagian kredit dan penagihan kurang efektif atau mungkin ada perubahan
dalam kebijakan pemberian kredit.

Rasio ini mengukur rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun sehingga kualitas
piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya juga
terlihat. Rasio ini biasanya digunakan untuk menganalisis modal kerja karena ukuran
seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas bisa ditentukan. Jumlah hari
piutang menggambarkan lamanya suatu piutang yang bisa ditagih (jangka waktu
pelunasan). Jika jangka waktu pelunasan semakin lama maka risiko kemungkinan tidak
tertagihnya piutang semakin besar.

Rumus perputaran piutang sebagai berikut:

Perputaran Piutang = Penjualan Kredit / Piutang Rata-Rata

atau

Perputaran Piutang = Penjualan Bersih ÷ Rata-Rata Piutang Dagang

Demikian penjelasan tentang rasio aktivitas. Sesuai dengan namanya maka rasio
ini memang dikaitkan dengan aktivitas perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. Setiap perusahaan pasti ingin memperoleh laba yang maksimum
dengan biaya yang minimal sehingga  metode pengumpulan biaya juga berperan
penting. Pemahaman tentang cara membuat laporan keuangan  sangat diperlukan
dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan.

Contoh Soal dan Jawaban Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

1. Perhatikan pembahasan jenis rasio ini, kita menggunakan laporan keuangan PT


Family Tutuche, tbk. Dan jelaskan tentang:

1.

1. Perputaran Piutang ( Receivable turn over )

1.

1. Perputaran sediaan ( Inventory turn over )

1.
1. Perputaran modal kerja ( Working Capital Turn Over)

1.

1. Perputaran Aktiva tetap ( Fixed asset turn over)

Perputaran aktiva ( Assets turn over)

Neraca PT. Family Tutuche, tbk  Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)

Pos-pos Neraca 2005 2006


Aktiva lancar
Kas 250 260
Giro 350 300
Surat- surat berharga 140 160
Piutang 550 360
Sediaan 250 310
Aktiva lancar lainnya 100 150
Total aktiva lancar 1.640 1.340
Aktiva tetap
Tanah 900 1.000
 Mesin 1.050 1.050
Kendaraan 650 750
AKumulasi Penyusutan (200) (250)
Total aktiva tetap 2.400 2.550
Aktiva lainya
Total aktiva lainya 160 110
Total aktiva 4.200 4.000
Utang lancar
Utang bank (10%) 500 550
Utang dagang 200 200
Utang lainya 50 0
Total utang lancar 750 750
Utang jangka panjang
Utang bank (10%) 900 750
 Utang obligasi ( 8) 400 400
Total utang jangka panjang 1.300 1.150
Ekuitas
Modal setor 1.600 1.600
Cadangan laba 650 500
Total ekuitas 2.250 2.100
Total passiva 4.200 4.000
PT. Family Tutuche, tbk

Laporan Laba rugi

Per 31 Desember 2005 dan 2006 (dalam jutaan)

Kompenen R/l Tahun 2005 Tahun 2006


Total Penjualan 5.950 5.550
Harga pokok penjualan 4.050 3.850
Laba kotor 1.900 1.700
Biaya operasi
Biaya umum dan administrasi 185 200
Biaya penjualan 145 180
Biaya lainya 40 30
Total biaya operasi 370 410
Laba kotor operasi 1.530 1.290
Penyusutan 200 250
Pendapatan bersih operasional 1.330 1.040
Pendapatan lainya 470 260
EBIT 1.800 1.300
Biaya bunga
Bunga bank 140 130
Bunga obligasi 40 40
Total biaya bunga 180 170
EBT 1.620 1.130
Pajak 20% 324 226
EAIT 1.296 904
Earning per Share

1. Perputaran Piutang ( Receivable turn over )

Merupakan rasio yang digunakan utnuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama
satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu
periode. Semakin tinggi rasio menujukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam
piutang semakin rendah ( bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya
kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika  rasio semakin rendah ada over
investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan
pemahaman tentang kualitas piutang  dan kesuksesan penagihan piutang.

Receivable turn over           =  Pejualan kredit


Piutang     

Tahun 2005 =  5.950   =  11,81 kali (12)               Tahun 2006 = 5.550 =  15,41 kali (15,5)
                         550                                                             360

Artinya perputaran pituang untuk tahun 2005 adalah 12 kali dibandingkan dengan pejualan
dan perputaran piutang untuk tahun 2006 adalah 15,5 kali dibandingkan penjualan. Jika
rata-rata industry untuk perputaran piutang  adalah 15 kali, maka untuk tahun 2005 dapat
dikatakan penagihan piutang yang dilakukan manjeman dianggap tidak berhasil, namun
untuk tahun 2006 dianggap berhasil karena melebih angka rata-rata industry.

2. Perputaran sediaan ( Inventory turn over )

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kalia dana yang ditanam dalam
seidaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode . Rasio ini dikenal dengan nama rasio
perputaran sediaan (inventory turn over.) dapat diaratikan pula bahwa perputaran sediaan
merupakan rasio yang menujukan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu
tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikan pula sebaliknya.

Inventory turn over =  Penjualan


Sediaan

Untuk 2005

Inventory turn over = 5.950 = 23,8 kali (24kali)

                                                    250             

Rasio ini menujukan 24 kali sediaan barang dagang diganti dalam satu tahun. Apabila rata-
rata industry untuk Inventory turn over  adalah 20 kali, berarti Inventory turn over lebih baik.
Perusahaan tidak menahan sediaan dalam jumalah yang berlebihan (tidak produktif) .

3. Perputaran modal kerja ( Working Capital Turn Over)

Merupakan salah satu ratio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja
perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal

 kerja perusahaanberputar  selama suatu periode atau dalam suatu periode . Untuk
mengukur  rasio ini kita membadingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan
modal kerja rata-rata. Dari hasil penilaian, apanila perputaran modal kerja yang rendah,
dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini  mungkin disebabkan
karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar.
Demikian pula sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan tingginya
perputaran persediaan atau perputaran piutang atau saldo kas yang  teralalu kecil
Perputan Modal kerja = Penjualan Bersih

                                         Modal Kerja

Untuk tahun 2005 = 5.950 = 3,62 kali (3,7)

                                1.640

Untuk tahun 2006 = 5.550 = 4,14 kali (4,2)

                                 1.340

Terlihat dari kenaikan rasio perputaran modal kerja dari tahun 2005 ke tahun 2006. Hali ini
menujukan ada kemajuan yang diperoleh manajeman. Namun jika rata-rata industry untuk
perputaran modal kerja adalah 6 kali, keadaan perusahaan, untuk tahun 2005 dan 2006
dinilai kurang baik karena masih dibawah rata-rata industri.

4. Perputaran Aktiva tetap ( Fixed asset turn over)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur bebrapa kali dana yang ditannamkan
dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur
apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum.
Untuk mencari rasio ini caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan
aktiva tetap dalam suatu periode.

 Fixed asset turn over =        Penjualan     

                                                             Total Aktiva Tetap

Untuk tahun 2005

Fixed asset turn over =  5.950  =  2,479 kali (2,5)

                                                         2.400

Perputaran aktiva tetap tahun 2005 sebanyak 2,5 kali. Artinya seitap Rp. 1,00 aktiva tetap
dapat menghasilkan Rp. 2,5 penjualan.

Untuk tahun 2006

Fixed asset turn over = 5.550 =  2,176 kali (2,2)

                                      2.550

Perputaran aktiva tetap tahun 2006 sebanyak 2,2 kali. Artinya seitap Rp. 1,00 aktiva tetap
dapat menghasilkan Rp. 2,2 penjualan.

Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari
tahun 2005 ke tahun 2006. Lebih lebih lagi jika dibandingkan dengan rata-rata industri
untuk total asset turn over, yaitu 5 kali, berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan
kapasitas aktiva tetap yang dimiliki jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.

5. Perputaran aktiva ( Total Assets turn over)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki
perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjulan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva

Total Assets turn over =      Penjualan

                                         Total aktiva

Untuk tahun 2005

Total Assets turn over =  5. 950 =  1,416 kali (1,42)

                                                              4.200

Perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42kali. Artinya setiap Rp.100 aktiva tetap
dapat menghasilkan Rp. 1,42 penjualan

Untuk tahun 2006

Total Assets turn over =  5.550 =  1,387 kali (1,4)

                                                             4.000   

Perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42kali. Artinya setiap Rp.100 aktiva tetap
dapat menghasilkan Rp. 1,42 penjualan

Konsisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun
2005 ke tahun 2006. Kemudian jika dibandingkan dengan rata-rata industry untuk asset
Total Assets turn over yaitu 2 kali, berarti perusahaan diharapkan meningkatkan lagi
penjualanya atau menggurangi sebagian aktivitas yang kurang produktif .

Dengan rasio ini akan diketahui efektifitas penggunaan aktiva operasi perusahaan dalam
menghasilkan penjualan.Apabila perusahaan menghasilkan penjualan penjualan yang sama
dengan ast lebih sedikit berarti perusahaan tersebut semakin efektif karena memerlukan
tingkat investasi yang lebih rendah.Semakin efektif perusahaan dalam menggunakan
asetnya,semakin sedikit aset yang diperlukan. Dengan demikian pada akhirnya apabila
asset yang digunakan lebih sedikit, maka biaya atas penggunaan asset akan semakin sedikit
dan seterusnya profitabilitas akan menginkat.

2. Jelaskan tujuan dan manfaat rasio aktivitas!

Jawaban:

Dalam praktik rasio aktivitas yang diguanakan perusahaan memiliki beberapan tujuan
yang hendak dicapai, antara lain:
 Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa
kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

 Untuk menghitung hari rata-rata penagihan hutang ( day of receivable) dimana hasil
perhitungan ini menujukan jumlah hari (beberapa hari) piutang tersebut rata-rata
tidak dapat ditagih.

 Untuk menghitungan beberapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.

 Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam modal kerja berputar dalam
satu peride atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang
digunakan ( working capital turn over).

 Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamakan dalam aktiva tetap berputar
dalam satu periode.
 Untuk mengukur penggunaan semula aktiva perusahaan dibandingkan dengan
penjualan.

Berikut adalah bebrapa manfaat yang dapat diperoleh dari rasio aktivitas yakni:

1. Dalam bidang piutang

Perusahaan atau manajeman dapat mengetahui berapa lama piutang mampu ditagih


selama periode.  Manjeman dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata
penagihan piutang (days of receivable).

2. Dalam bidang sediaan

Manajeman dapat mengetahui hari rata-rata sedian tersimpan dalam gudang. Hal ini
dibandingkan dengan target yang telah ditentukan atau rata-rata industry.

3. Dalam bidang modal kerja dan penjulan

Manajeman dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja
berputar dalam satu periode atau dengan kata lain, berapa penjulan yang dapat dicapai
oleh setiap modal kerja yang digunakan.

4. Dalam bidang akitva dan penjualan

Manajeman dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap
berputar dalam satu periode. Manajeman dapat mengetahui penggunaan suatu aktivitas
perusahaan dibandingkan dengan penjualan dalam suatu periode tertentu.

Pengertian Rasio Hutang (Debt


Rasio) dan Rumus Rasio Hutang
October 1, 2018 Budi Kho Manajemen Keuangan 0

Pengertian Rasio Hutang (Debt Rasio) dan Rumus Rasio Hutang –


Rasio Hutang atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Debt Ratio adalah Rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan mengandalkan hutang untuk membiayai
asetnya. Rasio Hutang ini dapat menunjukan proporsi hutang perusahaan terhadap total aset yang
dimilikinya. Para Investor dapat menggunakan Rasio Hutang atau Debt Ratio ini untuk
mengetahui berapa banyak hutang yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan asetnya.
Kreditur juga dapat mengukur seberapa tinggi risiko yang diberikan kepada suatu perusahaan.

Semakin tinggi rasionya, semakin besar pula risiko yang terkait dengan operasional perusahaan.
Sedangkan rasio utang yang rendah mengindikasikan pembiayaan konservatif dengan
kesempatan untuk meminjam di masa depan tanpa risiko yang signifikan. Rendahnya Rasio
Hutang juga memiliki arti hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai dari Hutang.

Rasio Hutang (Debt Ratio) hampir sama dengan Rasio Hutang terhadap Ekuitas, hanya saja
dihitung dalam cara yang berbeda.

Rumus Rasio Hutang (Debt Ratio)


Rasio Hutang (Debt Ratio) dihitung dengan membagikan total hutang (total liabilities)
dengan total aset yang dimilikinya. Rasio Hutang atau Debt Ratio ini sering juga disebut
dengan Rasio Hutang Terhadap Total Aset (Total Debt to Total Assets Ratio). Berikut ini
adalah rumus rasio hutang (debt ratio) :

Rasio Hutang = Total Hutang / Total Aset

Catatan :

 Hutang atau Kewajiban adalah kewajiban yang harus dibayarkan secara tunai ke pihak
lain dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan jangka waktu pelunasannya, Kewajiban
atau hutang ini biasanya diklasifikasikan menjadi Kewajiban lancar, kewajiban jangka
panjang dan kewajiban lain-lain.
 Aset atau aktiva adalah semua hak yang dapat digunakan untuk operasional perusahaan.

Contoh Kasus Perhitungan Rasio Hutang (Debt


Ratio)
Perusahaan PT. XXZZ memiliki total aset sebanyak Rp. 100 juta dan total hutang sebanyak Rp.
70 juta . Berapakah Rasio Hutang perusahaan PT. XXZZ ?
Diketahui :

Total Aset = Rp. 100.000.000,-


Total Hutang = Rp. 70.000.000,-
Rasio Hutang (Debt Ratio) = ?

Jawaban :

Rasio Hutang = Total Hutang / Total Aset


Rasio Hutang = Rp. 70.000.000,- / Rp. 100.000.000,-
Rasio Hutang = 0,7 kali

Jadi Rasio Hutang atau Debt Ratio pada Perusahaan PT. XXZZ adalah sebesar 0,7 kali.

Penilaian Rasio Hutang (Debt Ratio)


Rasio Hutang yang optimal adalah rasio yang proporsi hutang (kewajiban) dan Ekuitas-nya sama
seperti pada Debt to Equity Ratio (rasio hutang terhadap total Ekuitas). Jika rasio hutang kurang
dari 0,5 kali, berarti sebagian besar aset perusahaan dibiayai melalui ekuitas. Jika rasionya lebih
besar dari 0,5 kali, sebagian besar aset perusahan dibiayai melalui hutang.  Nilai normal Rasio
Hutang biasanya adalah 0,6 hingga 0,7 kali. Tetapi setiap industri memiliki penilaian yang
spesifik dan berbeda antara satu jenis industri dengan industri yang lainnya.

Sebagai pengetahuan tambahan, yang dimaksud dengan Ekuitas adalah hak pemilik atas aset atau
aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi dengan
kewajiban). Ekuitas dapat terdiri dari setoran pemilik perusahaan dan sisa laba yang ditahan
(retained earning).

Baca juga : Pengertian Analisis Rasio Likuiditas dan Jenis-jenisnya.

Mengenal Rasio Rentabilitas (Probability Ratio)


dan Cara Menghitungnya
By Martina, 29 Juli 2019

       

Semua perusahaan tentu menginginkan laba atau keuntungan yang besar.


Adakalanya laba yang besar menjadi tolok ukur kesuksesan. Oleh karena
itu, setiap perusahaan pasti memiliki target kuantitatif yang dibebankan
dalam proses usahanya. Namun, apakah laba yang besar menjadi jaminan
bahwa perusahaan telah melakukan efisiensi dalam bekerja?

Laba dan efisiensi tidak selalu berbanding lurus. Untuk bisa mengetahui
efisiensi sebuah perusahaan, harus dilakukan perhitungan perbandingan
antara laba yang diperoleh dengan modal yang dikeluarkan untuk
menghasilkan laba tersebut. Perhitungan inilah yang disebut sebagai Rasio
Rentabilitas.

Apa itu Rasio Rentabilitas (Profitability


Ratio)?
Rasio Rentabilitas atau Profitability Ratio adalah rasio untuk mengukur
tingkat perolehan keuntungan dibandingkan dengan penjualan atau aktiva
pada periode tertentu. Artinya, rasio rentabilitas ini berkaitan erat dengan
kelangsungan hidup perusahan. Rumus umum yang dipakai untuk
menghitung rasio rentabilitas ini sendiri adalah laba (L) per Modal (M).

Rasio Rentabilitas =  Jumlah Laba / Modal yang digunakan


x 100%

Menurut Sutrisno (2003:18), rasio rentabilitas merupakan kemampuan


suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan seluruh modal
yang bekerja di dalamnya. Pengertian serupa juga dinyatakan oleh Riyanto
(2001:36) yang menyatakan bahwa rasio rentabilitas sebagai perbandingan
antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipakai
untuk mendapatkan laba tersebut dan dinyatakan dalam bentuk
persentase.
Berdasarkan pengertian yang sudah diungkap di atas, dapat diketahui
bahwa rasio rentabilitas biasa dipakai perusahaan untuk menilai
kemampuannya dalam mendapat laba yang berkaitan dengan
kelangsungan perusahaan tersebut.  Melalui perhitungan rasio rentabilitas
ini pula bisa diketahui kondisi kesehatan perusahaan. Secara
sederhananya, semakin besar rasionya maka semakin baik kondisi
keuangan perusahaan.

Rentabilitas sendiri bisa terjadi karena adanya faktor-faktor yang


mempengaruhinya, yaitu:

1. Volume penjualan
2. Efisiensi manajemen terutama dalam hal menekan biaya
3. Produktivitas tenaga
4. Biaya modal

Jenis-Jenis Rasio Rentabilitas Berdasar


Sumber Modal
Berdasarkan sumber modalnya, ada dua jenis rasio rentabilitas yang perlu
diketahui yaitu rentabilitas usaha dan rentabilitas ekonomi.

1. Rentabilitas Usaha
Rentabilitas Usaha atau biasa juga disebut rentabilitas modal sendiri
merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
berasal dari modal keuangan milik pribadi alias tidak memperhitungkan
modal asing. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas
modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan modal asing dan
pajak perseroan atau income tax EAT (Earning after tax). Sedangkan modal
yang diperhitungan hanyalah modal sendiri yang bekerja di dalam
perusahaan.

Rumus :

EAT / Modal Sendiri x 100%

2. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang berasal dari modal asing dan modal pribadi. Oleh
karena itu, pengertian rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan
sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja
di dalamnya untuk menghasilkan laba. Salah satu faktor yang menentukan
tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi ini adalah profit margin.

Rumus :

Laba / Modal x 100%

Jenis-Jenis Perhitungan Rasio Rentabilitas


Ada lima jenis rasio rentabilitas yang dipakai untuk proses perhitungannya.
Kelima hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Profit Margin
Profit margin merupakan cara menghitung kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dalam tingkat penjualan tertentu. Rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biaya atau ukuran efisiensi
pada periode tertentu. Jika rasionya semakin besar berarti menunjukkan
kondisi perusahaan yang semakin baik.

Rumus:

Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan x 100%

2. Gross Profit Margin


Gross profit margin adalah perbandingan pendapatan laba kotor yang
didapat perusahaan dibandingkan dengan besarnya tingkat penjualan pada
periode yang sama. Perhitungan rasio ini untuk mengetahui seberapa besar
laba kotor yang didapatkan perusahaan sebelum dikurangi dengan
beberapa biaya operasional serta produksi. Ini artinya, nilai rasio yang
semakin besar menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang semakin
baik.

Rumus:

Gross Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan Bersih x 100%

3. Net Profit Margin


Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih
yang dihasilkan perusahaan dari penjualan terhadap efisiensi seluruh
kegiatannya, seperti produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, dan
manajemen pajak. Semakin tinggi rasionya maka menunjukkan semakin
tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat
penjualan tertentu.

Rumus:

Net Profit Margin = Laba Bersih setelah pajak / Penjualan


Bersih x 100%

4. Return on Investment (ROI)


Return on Investment (ROI) merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya untuk menutupi biaya yang
dikeluarkan untuk investasi. Keuntungan yang dipakai untuk menutupi
biaya investasi tersebut adalah laba bersih setelah dikenakan pajak (EAT).

Rumus:

ROI = Laba Bersih setelah Pajak / Investasi x 100%

5. Return on Assets (ROA)


Return on Assets (ROA) adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan cara mengandalkan seluruh aktiva yang
dimilikinya. Keuntungan yang digunakan untuk menutupi aset ini adalah
laba sebelum terkena bunga pajak dan pajak (EBIT).

Rumus:

ROA = EBIT / Total Aktiva x 100%  

Contoh Cara Perhitungan Rasio Rentabilitas


Berikut contoh laporan keuangan dari perusahaan PT.X:

Nilai
(Rp)

Aktiva

Aktiva Lancar
  Kas 2.000.000

  Piutang 3.000.000

  Persediaan 2.000.000

Total Aktiva 7.000.00


Lancar 0

Aktiva Tetap

  Tanah 1.000.000

  Bangunan 1.000.000

  Etalase 500.000

Total Aktiva 2.500.00


Tetap 0

TOTAL AKTIVA 9.500.00


0

Pasiva

  Utang Lancar 5.000.000

  Utang Jangka 7.000.000


Panjang

  Modal Sendiri 5.000.000

Total Pasiva 17.000.0


00

Laporan Laba Rugi

Nilai
(Rp)

Penjualan 10.000.0
00

HPP 5.000.00
0

Laba Kotor 5.000.0


00

Biaya Lain 1.000.00


0

Laba Usaha 4.000.0


(EBIT) 00

i (10%) 400.000

EBT 3.600.0
00

Tax (10%) 360.000

Laba Bersih 3.240.0


(EAT) 00

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, terdapat dua jenis Rasio Rentabilitas
yang bisa digunakan, yaitu Rentabilitas Usaha dan Rentabilitas Ekonomi.

Rentabilitas Usaha

Rentabilitas  = EBIT/Modal Sendiri x 100% = 4.000.000/5.000.000 x 100%

= 80%

Ini artinya perusahaan mendapat keuntungan 80% jika dilihat dari modal
sendiri.

Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas  = EBIT/Total Aktiva x 100% = 4.000.000/9.500.000 x 100%

= 42%

Ini artinya perusahaan mendapat keuntungan 42% jika dilihat dari


keseluruhan modal.

Kesimpulan
Pada intinya semua perusahaan ingin mendapat rasio Rentabilitas yang
tinggi, bukan hanya soal nominal labanya yang besar. Rentabilitas ini bisa
menjadi tolok ukur bagi manajemen perusahaan untuk melihat kondisi
keuangan perusahaannya. Hasil tersebut juga penting untuk pihak
manajerial keuangan dalam merencanakan strategi di masa mendatang.

Selasa, 25 Oktober 2011

Rasio Pasar
RASIO PASAR
Pada umumnya rasio keungan terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage,
dan rasio profitabilitas, dan rasio profitibilitas. Namun rasio keuangan yang akan digunakan
untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan PT Kedawung Setia Industrial Tbk ini adalah
rasio pasar.
Rasio ini merupakan indicator untuk mengukur mahal murahnya suatu saham, ukuran
prestasi perusahaan yang dipaling lengkap bagi para pemegang saham, serta dapat membantu
investor dalam mencari saham yang memiliki potensi keuntungan dividen yang bessar sebelum
melakukan penaman modal berupa saham. Namun rasio pasar tidak mempunyai ukuran yang
menunjukan tingkat efesiensi rasio serta tidak dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan
secara keseluruhan jika dilihat berdasarkan harga saham maupun jika dipergunakan oleh pihak
manajemen perusahaan.
Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang nghubungkan harga saham dengan laba
dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan
invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Moeljadi,
2006:75).
Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang
saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga
yang lebih tinggi disbanding dengan nilai buku saham (Sutrisno, 2003:256).
Menurut Hanafi (2004:43). Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan,
relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut
pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan rasio
ini. Rasio modal saham atau rasio pasar terdiri dari:
1. Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share)
Menurut Alwi (2003:77), Earning Per Share (EPS) biasanya menjadi perhatian
pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajmeen. EPS menunjukan
jumlah uang yang dihasilkan (return) dari seti lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin
besar keuntungan yang diterima pemegang saham.
Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan
akan memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan
pembayaran deviden dan kenaikan harga saham di masa mendatang. Oleh karena itu, para
pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS hanya
dihitung untuk saham biasa (Prastowo, 2005:93).
Laba Bersih - deviden saham istemewa
EPS =
Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham biasa yang beredar
2. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio)
Menurut Moeljadi (2006:75), Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak
investor bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan.
Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam
menghasilakan laba di masa yang akan datang. Kesedian para investor untuk menerima kenaikan
PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat
pertumbuhan yang tingi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah pula (Prastowo
2005:96)
Harga pasar per lembar saham
PER = X 1 Kali
Pendapatan per lembar saham

3. Rasio Pasar Per Buku (Market To Book Value Ratio)


Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang
ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan wealth
(kekayaan) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006:76)
Menurut prastowo (2005:99),jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor
memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila seorang investor pesimistik atau
prospek suatu saham, banyak saham dijual pada harga di bawah nilai bukunya. Sebaliknya jika
investor optimistic maka saham dijual dengan harga di atas nilai bukunya.
Harga pasar per saham
MBV = X 1 Kali
Nilai buku per saham
Book value per share (nilai buku per saham) dihitung dengan membagi ekuitas saham
biasa dengan jumlah saham yang berdedar (Moeljadi, 2006:75)
4. Rasio Pendapatan Deviden (Dividend Yield Ratio)
Dividend Yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan harga saham sekarang (Jones,
2004:41). Dividend yield dinyatakan dalam bentuk persentase yang merupakan salah satu komponen
dari total return (Total Return = Yield + Price Change).
  Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor.
Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan
mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan
kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar
saham yang tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan
macam ini akan cenderung lebih rendah (Hanafi, 2004:43)
Dividen per lembar saham
DY = X 100%
Harga per lembar saham

5. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)


Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor.
Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan (Hanafi, 2004:44)
Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio
pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah
akan mempunyai raio yang tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen
perusahaan. Menurut Alwi (2003:78), semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil
pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Dividen per lembar saham
DPR = X 100%
Pendapatan per lembar saham
nadiraa

Pengikut
Arsip Blog
 ▼  2011 (7)
o ►  Desember (1)
o ►  November (4)
o ▼  Oktober (2)
 Rasio Pasar

 Pasar Modal
Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.
*

Anda mungkin juga menyukai