Anda di halaman 1dari 9

Apa Itu Aktiva dan Pasiva?

Ini Perbedaan, Jenis, dan Rumusnya

Aktiva dan pasiva adalah– Aktiva dan pasiva adalah salah satu elemen terpenting dalam
membuat neraca keuangan. Seorang akuntan harus memahami betul apa itu aktiva dan
pasiva.
Pasalnya, aktiva dan pasiva adalah dua hal yang tidak bisa lepas dari neraca keuangan.
Tahukah Anda bahwa, laporan keuangan perusahaan digunakan untuk melihat sejauh
mana kinerja perusahaan tersebut dalam satu periode?
Agar pembuatan laporan keuangan lancar, maka perlu ada sistem pelaporan keuangan
yang sesuai. Aktiva dan pasiva adalah salah satunya. Simak penjelasan di bawah ini
terkait apa itu aktiva dan apa itu pasiva dalam membuat laporan keuangan yang perlu
Anda tahu.
?Perbedaan Aktiva dan Pasiva dalam Akuntansi

Neraca keuangan adalah salah satu bagian dalam laporan keuangan yang isinya mencatat
informasi terkait aset atau aktiva, kewajiban atau pasiva, dan modal pada waktu
tertentu.
Dalam menyajikan neraca keuangan, Anda harus memperhatikan sisi kiri dan sisi kanan
agar seimbang. Aktiva dan pasiva adalah penyeimbang dalam neraca keuangan tersebut.
Sisi kiri adalah laporan terkait aset atau aktiva perusahaan berupa aset tetap dan lancar.
Sedangkan sisi kanan adalah kewajiban atau pasiva dan modal perusahaan. Dalam neraca
keuangan, aktiva dan pasiva adalah metrik yang saling berlawanan.
Tidak hanya saling berlawanan, aktiva dan pasiva adalah dua hal yang berbeda dalam
ilmu akuntansi. Sebagai seorang pengusaha, bukan hanya bagian akuntansi saja yang
memahami perbedaan dua hal ini, tetapi Anda juga harus memahaminya.
Hal ini bertujuan agar Anda juga mengerti apa saja yang dimasukan ke dalam laporan
keuangan. Mulai dari berapa jumlah aset perusahaan yang dimiliki, berapa jumlah
kewajiban yang harus dibayarkan, dan sebagainya.
?
Jenis Jenis Aktiva

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa, aktiva dan pasiva adalah elemen dari
neraca keuangan yang saling berlawanan. Kedua hal ini memiliki perbedaan yang
signifikan dan dapat dilihat dengan jelas.
Berikut beberapa jenis aktiva perusahaan yang perlu Anda ketahui:
1. Aset
Pada dasarnya, pengertian aktiva adalah aset atau harta yang dimiliki oleh perusahaan
yang digunakan untuk kebutuhan kegiatan operasional. Aset atau aktiva inipun terbagi
lagi menjadi dua berdasarkan dengan jangka waktu pemakaiannya, yaitu:
a. Aset Lancar
Aset atau aktiva lancar adalah bentuk aset yang digunakan dalam jangka waktu pendek.
Aset lancar ini bisa dikonversi menjadi kas perusahaan dalam jangka waktu maksimal
satu tahun. Hal yang termasuk dalam aset lancar adalah kas dan setara kas, piutang
usaha, persediaan dan utang dibayar di muka.
?
b. Aset Tetap
Jenis aktiva tetap adalah bentuk aset yang bisa digunakan dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun. Biasanya aset tetap berupa investasi perusahaan, misalnya, gedung kantor,
pabrik, peralatan pabrik, peralatan kantor, hingga hak kekayaan intelektual (HAKI)
seperti hak paten dan hak cipta.
Contoh dari aset tetap tersebut juga bisa disebut dengan aktiva tidak berwujud. Hal ini
karena aset tersebut bisa tetap memberikan laba atau keuntungan bagi perusahaan.
?
2. Penyertaan atau Investasi
Penyertaan atau investasi dalam aktiva diartikan sebagai penyertaan modal dalam jangka
panjang kepada perusahaan lain dengan tujuan untuk menguasai perusahaan tersebut.
Misalnya seperti pembelian saham atau obligasi, pembelian tanah dengan tujuan akan
digunakan untuk keperluan di masa depan.
?
3. Aktiva Non-Produktif
Aktiva non-produktif bisa diartikan sebagai jenis aktiva yang tidak bisa menambah atau
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Misalnya emas atau jenis logam mulia
lainnya yang dalam hal ini baru bisa menambah keuntungan apabila aset tersebut dijual.
??
Jenis Jenis Pasiva

Meskipun aktiva dan pasiva adalah dua hal yang berlawanan dan memiliki perbedaan
yang signifikan, kedua hal ini adalah penyeimbang neraca keuangan perusahaan Anda.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pasiva adalah kewajiban yang harus dibayarkan
oleh perusahaan. Dalam hal ini artinya utang.
Berikut beberapa jenis pasiva yang perlu Anda ketahui dan perhatikan:
1. Kewajiban atau Utang Lancar
Kewajiban atau utang lancar adalah sebuah kewajiban yang memiliki masa jatuh tempo
dalam waktu satu tahun. Misalnya seperti utang usaha, gaji, pajak, hingga tagihan lainnya
yang memiliki waktu pembayaran selama satu tahun.
2. Kewajiban atau Utang Jangka Panjang
Kewajiban atau utang jangka panjang merupakan kewajiban yang memiliki masa jatuh
tempo lebih dari satu tahun. Contohnya seperti pinjaman jangka panjang, obligasi, dan
utang lainnya yang memiliki waktu pembayaran lebih dari satu tahun.
?
Rumus Aktiva dan Pasiva dalam Neraca Keuangan

Aktiva dan pasiva adalah dua hal yang tidak boleh terlewatkan saat Anda membuat
neraca keuangan. Dalam menghitung aktiva dan pasiva tidak bisa dilakukan
sembarangan. Ada rumus hitungnya, yaitu:
Aktiva = Kewajiban (Pasiva) + Modal
Pada dasarnya jumlah aktiva dan pasiva adalah sama. Artinya jika ada penambahan atau
pengurangan pada nilai aktiva, hal ini akan berpengaruh pada penambahan dan
pengurangan nilai pasiva. Keduanya harus berjumlah sama agar neraca keuangan bisa
seimbang.
Contoh perhitungan aktiva dan pasiva adalah sebagai berikut:
1. Jika Anda mendapatkan setoran modal dari investor sebesar Rp1.5 miliar, maka nilai
yang tertera pada aktiva dan pasiva adalah:
Nilai aktiva berupa aset bertambah sebesar Rp1.5 miliar
Nilai pasiva berupa modal bertambah sebesar Rp1.5 miliar
2. Jika Anda membeli perlengkapan kantor sebesar Rp5 juta, maka nilai yang tertera
pada aktiva dan pasiva adalah:
Nilai aktiva berupa aset bertambah sebesar Rp5 juta
Nilai pasiva berupa kas atau modal berkurang Rp5 juta
3. Jika Anda meminjam uang ke bank sebesar Rp15 juta, maka nilai yang tertera pada
aktiva dan pasiva adalah:
Nilai aktiva berupa aset bertambah Rp15 juta
Nilai pasiva berupa utang bertambah Rp15 juta
4. Jika Anda mendapatkan penghasilan dari penjualan produk sebesar Rp10 juta, maka
nilai yang tertera pada aktiva dan pasiva adalah:
Nilai aktiva berupa aset bertambah Rp10 juta
Nilai pasiva berupa modal bertambah Rp10 juta
?
Demikianlah penjelasan mengenai aktiva dan pasiva pada neraca keuangan yang perlu
Anda ketahui. Setelah Anda membuat neraca keuangan, hal yang harus dipastikan adalah
saldo akhir harus seimbang.
Artinya sisi kiri (aktiva) harus memiliki jumlah yang sama dengan sisi kanan (pasiva). Jika
terdapat perbedaan, maka Anda harus mengulang atau mencari kesalahan saat
menghitung atau pencatatan. Maka dari itu, dibutuhkan seorang akuntan yang benar-
benar teliti dan cermat dalam melakukan penghitungan.

Aktiva dan Pasiva: Pengertian, Perbedaan,


Contoh
 Januari 9, 2023
 Ekonomi
 oleh Farichatul Chusna

Aktiva dan pasiva adalah dua konsep pembukuan akuntansi yang patut dipahami oleh
masyarakat awam maupun investor. Masyarakat awam perlu memahami konsep ini supaya bisa
menyusun keuangan pribadi dan usaha mereka dengan lebih baik lagi, sementara investor
membutuhkannya supaya bisa membaca dan menganalisis keuangan perusahaan dengan baik. 
Namun demikian, sebelum Anda memahami perbedaan penggunaan kedua istilah ini, sebaiknya
Anda memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan aktiva dan pasiva berikut ini:

Pengertian Aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan atau memenuhi kewajiban di masa depan. Istilah lain yang acap kali digunakan
untuk menyebut aktiva adalah harta atau aset. 

Di dalam laporan keuangan, aktiva disusun berdasarkan likuditasnya dari yang paling mudah
ditukar atau dijual, hingga yang paling susah untuk dijual. Berikut ini urutannya:

 Kas/ uang tunai.


 Aktiva setara kas. Aktiva setara kas ini adalah instrumen-instrumen keuangan yang dapat
dicairkan dengan sangat cepat selain uang tunai, misalnya uang tabungan atau deposito di
bank, cek, giro dan masih banyak lainnya. 
 Piutang.
 Persediaan barang dagang (inventory). 
 Perlengkapan, seperti bahan habis pakai.
 Peralatan, seperti mesin,  laptop, komputer.
 Gedung dan, 
 Biaya-biaya yang dibayar dimuka. Misalnya, Anda membeli listrik dengan metode
prabayar atau Anda mengisi pulsa terlebih dahulu sebelum menggunakan listrik tersebut.
Biaya listrik ini nantinya masuk ke dalam beban listrik dibayar di muka dan nilainya akan
berkurang seiring Anda menggunakan listrik tersebut.

Pengertian Pasiva
Pasiva adalah kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak ketiga di masa
depan. Secara garis besar, pasiva terdiri dari utang, pendapatan, modal dan beban yang perlu
dibayarkan. Apabila dirinci lagi, bagian dari laporan keuangan ini terdiri dari:

 Utang jangka pendek (current liabilities), yaitu utang yang harus dibayar dalam jangka
waktu kurang dari 1 tahun. Termasuk diantaranya utang gaji, , beban yang perlu
dibayarkan, obligasi dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun dan masih banyak lagi. 
 Utang jangka panjang (long term liabilities), yaitu utang dengan periode jatuh tempo
lebih dari 1 tahun, seperti utang bank atau obligasi dengan jangka waktu lebih dari 1
tahun. 
 Pendapatan yang belum bisa sepenuhnya diakui (deferred revenue). Dalam akuntansi,
jika pembeli melakukan DP atau membayar lunas jasa Anda tapi Anda belum
melaksanakan jasa tersebut, maka uang dari pembeli tersebut harus tercatat sebagai
deferred revenue. Hal ini karena Anda belum sepenuhnya melaksanakan tugas Anda,
sehingga pelanggan masih bisa menarik uang tersebut kembali. 

Rumus Neraca Aktiva dan Pasiva


Rumus umum

Secara garis besar, hubungan antara aktiva dan pasiva dapat digambarkan dengan rumus berikut:

Aktiva = Kewajiban (Pasiva) + Modal

Modal (ekuitas) adalah sejumlah uang yang disetorkan oleh pendiri dan atau investor sebuah
perusahaan. Apabila jumlah pasiva ditambah modal tidak sama dengan aktiva, maka
kemungkinan besar ada yang salah atau tidak imbang dalam pencatatan keuangan yang
Anda lakukan. Hal ini karena, seorang akuntan harus memasukkan data transaksi ke dalam
aktiva dan pasiva sekaligus saat mencatat di jurnal umum. 

Misalnya, seorang penyewa kamar kos menyetorkan pembayaran sewa untuk 3 bulan ke depan
kepada Anda sebesar Rp1.200.000. Saat memasukkannya ke dalam jurnal umum, Anda harus
mencatat kas (aktiva) masuk di debit sebesar Rp1.200.000 dan pendapatan dibayar di muka
(deferred revenue/ pasiva) di kredit dengan jumlah uang yang sama. Hal ini bertujuan untuk
memastikan tidak adanya kesalahan saat memasukkan data.

Untuk keperluan analisis keuangan yang lebih baik lagi, umumnya investor atau analis keuangan
membuat penghitungan yang lebih rinci lagi. Berikut ini beberapa diantaranya:

Current asset

Current asset adalah hasil penjumlahan dari aktiva-aktiva yang dapat dicairkan dengan relatif
mudah. Rumusnya:

Current Assets = Kas + Aset setara kas* + Jumlah barang dagang + Piutang + Surat
berharga yang bisa segera dijual + Beban dibayar dimuka + Aset likuid lainnya. 

Current liabilities

Current liabilities adalah total kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka pendek. Rumusnya
adalah:

Current Liabilities = Utang wesel + Utang usaha + Pinjaman jangka pendek + Beban yang
belum dibayar + Pendapatan dibayar di muka + Utang jangka panjang*+ Utang jangka
pendek lainnya

Keterangan:

Utang wesel adalah utang jangka pendek berbentuk penerbitan wesel berbayar

Utang jangka panjang* adalah bagian dari utang jangka panjang tapi harus dilunasi segera.
Misalnya, Anda berhutang ke bank sebesar Rp10.000.000 pada tahun 2021 dengan cicilan
minimal 20% per tahun dan harus lunas pada tahun 2025. Maka, yang masuk ke dalam
penghitungan di atas bukan Rp10.000.000, tetapi 20% * 10.000.000 yang harus dibayarkan pada
tahun 2023 ini. 

Perbandingan antara current asset dan current liabilities inilah yang disebut dengan current
ratio. Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka
pendek mereka. Semakin tinggi nilai current ratio,  maka semakin baik pula kondisi keuangan
perusahaan tersebut.

Rumus aktiva tetap

Aktiva tetap = Total aktiva tetap – Akumulasi depresiasi

Selain current ratio, komponen aktiva dan pasiva juga digunakan untuk menghitung rasio
keuangan lainnya, seperti Debt to Asset Ratio (DAR) untuk membandingkan utang (khususnya
jangka pendek) dengan aset, atau Cash Flow to Debt Ratio untuk membandingkan total uang kas
dan total utang perusahaan. 

Pemberi pinjaman maupun investor akan menggunakan rasio-rasio ini untuk memeriksa kondisi
kesehatan keuangan perusahaan. Sebab, perusahaan dengan kondisi keuangan yang sehat adalah
perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban (liabilitas nya), baik yang jangka pendek maupun
jangka panjang. 

Jenis-Jenis Aktiva dan Pasiva


Jenis-Jenis Aktiva

1. Aktiva lancar

Aktiva lancar atau yang juga dikenal dengan current asset adalah jenis harta yang sifatnya likuid
(mudah dicairkan), sehingga nilainya bisa berubah-ubah sewaktu-waktu. Contohnya adalah kas.
Karena nilainya yang berubah dalam waktu yang cepat, perubahan kas juga dicatat dalam
laporan tersendiri yang bernama laporan arus kas. 

2. Aktiva tetap

Aktiva tetap atau yang juga sering disebut fixed asset adalah jenis harta yang sifatnya cukup
susah dicairkan dan nilainya tidak gampang berubah dalam satu tahun. Contohnya adalah mesin,
gedung, peralatan, dan lain sebagainya. 

Kalaupun berubah, biasanya hanya berupa konsep yang nilainya tercatat sebagai depresiasi.
Depresiasi adalah biaya yang timbul akibat pengurangan nilai kebermanfaatan suatu aktiva. Nilai
ini muncul karena apabila digunakan dalam jangka waktu lama, nilai sebuah aktiva tetap akan
berkurang dan bahkan bisa menyentuh angka 0. 

Misalnya, Anda membeli sebuah laptop grafis senilai Rp10.000.000 dengan lama pemakaian
kira-kira 5 tahun. Maka, nilai depresiasi rata-rata laptop tersebut setiap tahunnya adalah
Rp2.000.000 dan pada tahun ke-5, laptop tersebut sudah tidak bisa digunakan, atau bisa
digunakan tapi harus melalui banyak perbaikan. 

3. Tangible asset

Tangible asset adalah jenis aktiva yang bisa dilihat dan disentuh, misalnya mesin, uang kas,
perlengkapan kantor, dan lain sebagainya. 

4. Intangible asset

Intangible asset adalah jenis aktiva yang bisa menghasilkan keuntungan di masa depan, tetapi
tidak bisa disentuh. Contohnya adalah hak cipta, lisensi franchise dan lain sebagainya. Jika Anda
menjadi agen mitra perusahaan ekspedisi misalnya, Anda harus membeli lisensi franchise dari
perusahaan tersebut secara sah. Lisensi ini bisa jadi tidak dapat disentuh atau dilihat, namun
dengan memiliki lisensi ini, Anda bisa menjalani bisnis ekspedisi Anda dengan mudah.

Lisensi, hak cipta atau hak kekayaan industri memang merupakan aset yang tidak terlihat, namun
sama seperti aset tetap, seringkali nilainya mengalami penurunan. Misalnya untuk membuka
kemitraan dengan perusahaan ekspedisi, Anda bisa membeli lisensi untuk 5 tahun. Maka, setelah
5 tahun ini Anda harus memperbaharui kontrak kemitraan tersebut atau lisensi Anda dicabut. Ini
artinya, nilai aset tidak terlihat ini akan sama dengan 0. Penurunan nilai aset tidak berwujud ini
disebut dengan amortisasi.

5. Aktiva produktif

Aktiva produktif adalah aset perusahaan yang siap digunakan untuk beroperasi dan
menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, ada juga aset yang sifatnya tidak produktif. Misalnya,
perusahaan Anda menyimpan aktiva dalam bentuk emas untuk berjaga-jaga kebutuhan
mendesak, maka emas tersebut merupakan aset yang tidak produktif. 

Jenis-Jenis Pasiva

1. Pasiva tetap

Pasiva tetap adalah jenis pasiva yang nilainya tidak gampang berubah dalam satu tahun.
Contohnya adalah pokok utang jangka panjang, pendapatan dibayar di muka dan  lain
sebagainya. 

2. Pasiva lancar

Kebalkan dari pasiva tetap adalah pasiva lancar, yaitu jenis pasiva yang nilainya mudah berubah
dalam 1 tahun, misalnya utang jangka pendek, bagian dari utang jangka panjang yang harus
dilunasi dalam satu tahun, dan lain sebagainya. 
Perbedaan Aktiva dan Pasiva
Aktiva dan pasiva adalah dua hal yang penting di dalam laporan keuangan sebuah perusahaan.
Namun demikian, kedua hal ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan, diantaranya yaitu:

1. Pengertian

Aktiva adalah sumber daya yang siap digunakan oleh perusahaan untuk mengoperasikan
bisnisnya dan mendapatkan keuntungan di masa depan, sementara pasiva adalah kewajiban yang
harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak ketiga, entah itu pemilik, investor maupun
pemberi pinjaman. 

2. Cara memasukkan data

Data aktiva dan pasiva juga dimasukkan dengan cara yang berbeda di jurnal umum. Apabila
bertambah, data aktiva dimasukkan ke kolom debit dan jika berkurang dimasukkan ke kolom
kredit. Sebaliknya, penambahan pasiva harus dimasukkan ke dalam kredit, sementara kalau
berkurang masuk kolom debit. Oleh sebab itu, total aktiva dan pasiva harus seimbang. 

Anda mungkin juga menyukai