Persamaan akuntansi pada prinsipnya merupakan kesamaan antara jumlah harta (assets) dengan hak
terhadap harta (equity). Hak terhadap harta (equity) terbagi menjadi dua pihak luar perusahaan yang
diwujudkan dengan utang (liability) dan hak pemilik yang diwujudkan dalam hak pemilik (owner’s
equity).
Oleh karena persamaan akuntansi merupakan kesamaan antara jumlah harta dengan hak pemilik.
Secara sistematis persamaan akuntansi dapat diformulasikan sebagai berikut:
Persamaan Akuntansi
Harta (Assets)
Harta (assets) merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang akan memberikan manfaat
ekonomis pada masa yang akan datang. Contoh akun yang tergolong dalam kelompok harta adalah
kas (cash), Piutang usaha (account receivable), piutang wesel (note receivable),
perlengkapan (suplies), beban dibayar dimuka (prepaid expence),
tanah (land), gedung (building), peralatan (equipment) dan mesin (mechynery)
Utang (Liability)
Utang atau liability merupakan hak (klaim) terhadap harta dari pihak selain pemilik. Yang tergabung
dalam kelompok utang adalah utang usaha (accounts Paybel), utang wesel (notes payble). Utang gaji
(salary payble), utang sewa (rent payble), utang bunga (intrest payble), utang pajak (tax payble),
utang obligasi (bonds payble), utang sewa guna usaha (lease obligation)
Modal (owners equity) merupakan sisa hak terhadap harga (sumber daya) suatu perusahaan setelah
dikurangi dengan hak pihak ketiga (liability). Owner’s Equity akan dipengaruhi oleh unsur unsur
sebagai berikut:
Pendapatan merupakan kenaikan harta perusahaan yang disebabkan oleh adanya transaksi dengan
pihak ketiga, misalnya penjualan (sales), pendapatan sewa (rent revenue),
pendapatan dividen (devident revenue) dan pendapatan komisi (commision revenue). Bertambahnya
pendapatan akan menambah jumlah owners equity
Beban merupakan penurunan owner’s equity yang disebabkan oleh terjadinya aktivitas dalam rangka
untuk memperoleh pendapatan, misalnya: beban gaji (salary expenses), beban sewa (rent expenses),
beban perlengkapan (supplies expenses) dan beban penyusutan (depreciation
expenses). Bertambahnya beban akan menyebabkan berkurangnya jumlah owner’s equity.
3. Investasi
Investasi merupakan penyerahan harta (cash atau noncash) oleh pemilik kepada perusahaan dalam
rangka mengembangkan usahanya. Investasi ini dapat berupa kas ataupun nonkas.
Adanya investasi ini akan menyebabkan bertambahnya jumlah owners equity
Prive merupakan pengambilan harta perusahaan baik dalam bentuk kas maupun nonkas untuk
keperluan pribadi. Adanya prive tersebut akan menyebabkan berkurangnya jumlah owner’s equity.
Definisi Aktiva
Supaya Anda bisa mengetahui perbedaan dari aktiva dan pasiva, maka tentu saja terlebih dahulu Anda
harus mengetahui pengertian dari masing-masing.
Yang pertama adalah aktiva, aktiva sendiri disebut juga sebagai harta perusahaan atau yang diartikan
sebagai suatu hal yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan untuk dapat
menjalankan usahanya sendiri. Harta yang ada pada perusahaan juga dibedakan sesuai dengan
kelancarannya atau likuiditas-nya. Supaya Anda lebih mengenal aktiva atau harta perusahaan maka
kami juga akan mencantumkan beberapa klasifikasi harta berdasarkan kelancaran atau likuiditasnya
disertai dengan contoh sehingga bisa mudah dipahami. Berikut adalah beberapa klasifikasi aktiva
menurut likuiditasnya :
Aktiva lancar merupakan semua jenis aktiva yang bisa dijadikan atau ditukarkan menjadi uang tunai
dalam jangka waktu yang cukup pendek. Biasanya jangka atau lama waktu dari aktiva lancar atau
current assets ini satu tahun. Lalu apa saja contoh dari aktiva lancar atau current assets yang ada di
dalam perusahaan?
Contoh dari aktiva lancar di dalam perusahaan yang mungkin saja belum Anda ketahui seperti kas
yaitu (uang tunai, cek, wesel pos, tabungan yang ada di bank, uang tunai), surat-surat berharga /
marketable securities, piutang wesel / notes receivable, piutang dagang / accounts receivable, emas
batangan, pendapatan yang nantinya akan diterima, stok barang dagang, dan masih banyak lagi.
Setelah tadi membahas mengenai aktiva lancar maka jenis aktiva kedua sesuai dengan likuiditasnya
adalah aktiva tetap atau yang disebut juga sebagai fixed assets. Aktiva tetap merupakan harta yang
digunakan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Bisa diartikan juga sebagai kekayaan
yang dimiliki oleh perusahaan yang mana digunakan dalam jangka panjang. Aktiva tetap ini digunakan
lebih dari 1 tahun dan digunakan untuk operasi perusahaan serta tidak untuk dijual atau ditukar
dengan tunai. Apa saja contoh dari aktiva tetap atau fixed assets?
Contoh yang bisa Anda ketahui dari jenis aktiva tetap atau fixed assets adalah tanah, mesin, gedung
maupun bangunan, peralatan kantor, alat angkut, kendaraan operasional, dan lain-lain.
Yang ketiga adalah aktiva tak berwujud atau dikenal sebagai Intangible Assets. Merupakan harta atau
aset yang tidak memiliki bentuk nyata dan mungkin tidak bisa Anda sentuh. Namun harta ini secara
sah dimiliki oleh perusahan Anda serta dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan Anda. Berikut
adalah contoh dari aktiva atau harta yang tak berwujud.
Contoh dari aktiva tak berwujud atau intangible assets seperti hak paten, merk dagang, hak cipta,
franchise, dan lain-lainnya.
Harta atau aktiva yang keempat adalah aktiva investasi yang merupakan harta perusahaan yang
diinvestasikan pada produk-produk investasi guna mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Juga
dikenal sebagai penanaman modal yang ada di dalam perusahaan dalam jangka waktu yang panjang
yang mana selain digunakan untuk mendapatkan laba atau keuntungan juga bisa digunakan untuk
mengontrol perusahan Anda.
Contoh dari Aktiva Investasi atau investment assets adalah saham, obligasi, dan reksadana.
Kemudian yang terakhir adalah aktiva lainnya, yang termasuk kedalam aktiva kategori ini merupakan
jenis aktiva yang tak dapat dimasukkan ke dalam kategori aktiva di atas tadi sehingga dikelompokkan
sendiri. Beberapa contoh yang masuk ke dalam other assets ini seperti misalnya mesin yang rusak,
harta atau aset yang masih berada dalam kepengurusan hak sah, dan sebagainya.
Definisi Pasiva
Jika tadi kita sudah mengetahui pengertian aktiva hingga jenis dan contohnya, maka pada poin kali ini
kami akan memberikan informasi kepada Anda terkait pasiva sehingga Anda bisa mengetahui
perbedaan dari Aktiva dan Pasiva. Pasiva sendiri bisa disebut juga sebagai kewajiban / liabilitas /
hutang dan dapat diartikan sebagai sebuah kewajiban perusahaan kepada pihak lain atau sering
disebut sebagai pihak ketiga (kreditur) yang harus dibayarkan.
Pasiva ini juga bisa Anda ketahui sebagai sebuah pengorbanan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
di masa mendatang. Sama halnya seperti aktiva, pasiva juga terbagi menjadi dua jenis yang
diklasifikasikan sesuai dengan jangka waktunya. Berikut merupakan jenis dari pasiva yang
diklasifikasikan sesuai dengan jangka atau lama waktunya :
Jenis pertama dari pasiva adalah pasiva jangka pendek yang juga disebut sebagai pasiva lancar di
dalam perusahaan. Pasiva jangka pendek adalah hutang yang harus dibayar atau dilunasi perusahaan
dalam jangka waktu yang pendek (biasanya jangka waktu 1 tahun). Dalam waktu 1 tahun itulah
perusahaan sudah harus bisa melunasi hutangnya pada kreditur.
Contoh dari pasiva jangka pendek atau pasiva lancar misalnya saja beban yang harus dibayar
perusahaan, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan yang diterima di muka oleh perusahaan,
hutang wesel, dan sebagainya.
Contoh yang termasuk ke dalam jenis pasiva jangka panjang seperti misalnya saja hutang obligasi
atau bond payable, kemudian hipotek, dan sebagainya.
AKTIVA
Aktiva Lancar:
Kas Rp 52.950
Tanah Rp 10.000
KEWAJIBAN
Kewajiban lancar:
EKUITAS PEMILIK