Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan

peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan

dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang,

dan penginterpretasian hasil proses tersebut (Suwardjono:5:1996)

Dari pengertian tersebut dapat menunjukkan bahwa akuntansi

merupakan suatu seni, hal ini dimaksudkan akuntansi merupakan

penegtahuan yang isi dan strukturnya disesuaikan dengan

berbagai kebijaksanaan dan kebutuhan, bukan ilmu pasti. Maka

dari itu penulis menguraikan tentang dasar-dasar ilmu akuntansi

secara jelas agar dapat digunakan sebagai acuan pengertian dalam

benak penulis pada umumnya serta pembaca pada khususnya.

1.2 Metode

Dalam penyusunan makalah ini, Penulis menggunakan metode

analisis dan penelaahan literature yang dinilai cukup efektif


dalam memperoleh data dan fakta-fakta yang sehubungan dengan

relevensinya pada saat ini serta data fakta sejarah yang dapat

dibuktikan kebenarannya.

1.3 Maksud Dan Tujuan

Dengan ditulisnya makalah ini penulis berharap dapat sedikit

membantu memberikan gambaran bahwa tujuan mempelajari

dasar-dasar akuntansi adalah untuk mempelajari dasar-dasar

akuntansi dan mahasiswa dapat menerapkan dasar-dasar

akuntansi tersebut dalam bidangnya dengan benar.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan (financial statement)adalah hasil akhir dari

akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi

keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud

memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal

serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas

yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu

pimpinan dalam pengambilan keputusan.

Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan

yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi:

1.       Laporan laba/rugi

2.       Laporan perubahan modal,

3.       Neraca,

4.       Laporan arus kas.
2.2 Jenis – Jenis Laporan Keuangan

2.2.1 Laporan Neraca

Laporan neraca (balance sheet) berguna untuk menimbang posisi

keuangan perusahaan. Ada sisi kiri untuk Aset dan sisi kanan

untuk Kewajiban dan Ekuitas. Dalam istilah akuntansi kadang-

kadang aset disebut sebagai Aktiva, sedang Kewajiban disebut

sebagai Pasiva (atau liabilities). Perlu diperhatikan penggambaran

kiri dan kanan  hanyalah kiasan. Bisa saja laporan aset dilaporkan

lebih dulu di posisi atas, setelah itu laporan kewajiban di

bawahnya. Tak usah pusing dengan istilah-istilah ini. Yang

penting kita paham bahwa konsep dasarnya adalah adanya aset

(harta yang dimiliki perusahaan) akan menyebabkan adanya

kewajiban (harta yang dimiliki oleh pemodal dan orang lain).

Ada aturan akuntansi penting yaitu kedua sisi neraca harus

bernilai sama. Maka disebut seimbang (balance). Aturan ini agar

kita bisa mengecek di mana letak posisi harta perusahaan agar

bisa dipantau kesehatan keuangannya. Dari neraca inilah

orang lain dapat membaca di mana, kemana, dan kapan keuangan

perusahaan berubah.
Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan, yang terdiri dari: kas

atau setara kas, benda tak bergerak (seperti tanah, gedung) dan

juga barang bergerak seperti kendaraan, dan bahkan ada juga

harta non fisik (seperti nilai yang dibayar untuk akuisisi anak

perusahaan). Aset juga meliputi piutang perusahaan, pajak yang

sudah dibayar di muka, serta biaya-biaya yang sudah dibayar di

muka. Prinsipnya segala sesuatu yang berniai yang bisa diakui

milik perusahaan itulah disebut aset.

Kewajiban dan Ekuitas menunjukkan asal muasal harta

perusahaan berasal. Kewajiban terdiri dari: hutang perusahaan

pada pihak lain, pajak yang belum dibayar, uang muka dari pihak

lain, biaya sewa yang masih berjalan. Ekuitas sendiri

menunjukkan hak milik dari pemegang saham yang terdiri dari

dua komponen, yaitu: modal usaha dan nilai laba usaha (atau

kerugian usaha). Prinsipnya segala sesuatu yang bisa diakui milik

pihak lain akan masuk neraca bagian kanan, atau Kewajiban dan

Ekuitas ini.

Yang dimaksud dengan Neraca adalah laporan yang berisi harta

(asset), utang atau kewajiban-kewajiban pada pihak lain


(liebilities) beserta modal (capital) dari suatu perusahaan pada

saat tertentu. Oleh karena itu Neraca terdiri dari tiga kelompok,

yaitu aktiva, kewajiban, dan modal.

Untuk kelompok aktiva diklasifikasikan dari tingkat likuiditasnya

(mudah diuangkan). Klasifikasi untuk aktiva:

A.      Aktiva lancar (Current assets)

B.      Aktiva tetap (Fixed assets)

Aktiva lancar

Terdiri dari semua aktiva yang mudah dijadikan uang dalam

jangka waktu yang relatif pendek. Aktiva lancar pada umumnya

terdiri dari:

 Kas: uang tunai, uang di bank, cek, wesel pos, dan tabungan di

bank.

Wesel Tagih (Not Receivable): surat janji (promes) yang datang

dari seseorang tentang kesanggupan membayar pada tanggal

tertentu. Wesel (promes) ini dapat dijual seketika untuk dijadikan

uang tunai.
Piutang Dagang (Account Receivable): yaitu tagihan kepada para

langganan baik perorangan atau perusahaan sebagai akibat dari

kegiatan perusahaan piutang pada umumnya mempunyai jangka

waktu yang tetap sesuai dengan perjanjian.

Persediaan Barang (Merchandise Inventory): terdiri dari barang

dagangan yang sengaja dibeli untuk dijual kembali dalam rangka

kegiatan perusahaan.

 Perlengkapan Toko (Store Sapplies): yaitu semua perlengkapan

toko seperti kertas pembungkus, peti-peti kemasan, karton dan

sebagainya.

 Perlengkapan Kantor (Office Supplies): terdiri dari alat-alat tulis

seperti kertas tik, kertas stensil, pensil, amplop, blanko-

blanko surat, dan sebagainya.

 Biaya-biaya yang dibayar di muka (Prepaid Expence): yaitu

seluruh biaya-biaya yang telah dibayar lebih dahulu walaupun

belum masanya. Karena biaya ini telah dibayar di muka, maka

kita mempunyai tagihan. Contoh: uang muka sewa.


Aktiva Tetap (Fixed/Plant Assets)

terdiri dari aktiva yang sifatnya relatif tetap dan mempunyai

jangka waktu perputaran lebih dari satu tahun. Aktiva ini dapat

berwujud atau tidak berwujud. Adanya aktiva tetap ini untuk

menjalankan aktivitas perusahaan bukan untuk dijual. Termasuk

di dalamnya antara lain:

 Peralatan Kantor (Office Equipment): uaitu peralatan

kantor yang tahan lama

 seperti: meja, kursi, lemari arsip, mesin tik dan peralatan

lainnya.

 Alat Pengangkut (Delivery Equipment): sarana perusahaan

yang dipakai untuk mengangkut barang seperti: truk,

gerobak, dan sebagainya.

 Gudang (Building): yaitu bangunan perusahaan baik untuk

tempat usaha seperti toko atau kantor.

 Mesin-mesin (Machinery): yaitu mesin-mesin untuk

memperoduksi barang seperti mesin cetak, mesin pintal,

tenun, dan sebagainya.


 Tools (alat-alat): ialah alat-alat untuk menjalankan

perusahaan misalnya kunci, catok, dongkrak dan

sebagainya.

Inilah kelompok yang termasuk akun harta, perusahaan semakin

besar, semakin banyak kelompok harta baik harta lancar atau

harta tetap.

Pasiva (liabilities) adalah kewajiban perusahaan yang harus

dibayar kepada pihak ketiga (kreditur). Pasiva (liabilities) sesuai

dengan jangka waktu atau umurnya dibagi dalam:

1.       Utang jangka pendek (current liabilities)

Utang jangka pendek, yaitu utang yang harus segera dilunasi,

paling lambat umur dari utang ini satu tahun. Yang termasuk

utang jangka pendek di antaranya:

 Utang Wesel/Wesel Bayar: yaitu wesel yang harus kita

bayar kepada pihak lain yang pernah kita berikan

kepadanya. Biasanya umur utang wesel adalah 30 hari, 60

hari, atau 90 hari.


 Utang Dagang (Account Payable): utang kepada rekanan

(suplier) yaitu utang dalam rangka kegiatan perusahaan, atau

utang ini terjadi karena membeli barang yang belum dibayar.

 Biaya-biaya yang harus dibayar: yaitu biaya-biaya yang

belum kita lunasi dalam periode pembukuan tertentu.

Misalnya utang gaji, utang upah dan utang-utang biaya

lainnya.

2.       Utang jangka panjang (long term liabilities)

Utang jangka panjang (long term liabilities), yang termasuk utang

ini adalah semua utang yang pembayarannya relatif lama. Seperti

utang obligasi (bond payable), utang hipotek (mortage payable),

dan sebagainya.

Komponen terakhir dari pasiva adalah modal

(capital). Modal/capital diperoleh dari selisih atau nilai lebih

assets dengan liabilities. Nilai lebih ini merupakan hak dari

pemilik perusahaan. 
Secara teknis urutan penyusunan Neraca adalah sebagai berikut:

 Menuliskan nama perusahaan.

 Menuliskan jenis laporan, dalam hal ini Neraca.

 Menuliskan saat keadaan keuangan perusahaan itu

dilaporkan, misalnya tanggal, bulan dan tahun tertentu.

 Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal disusun sesuai

dengan ketentuan, dan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.

Penyusunan Neraca dapat dilakukan dalam 2 cara :

1) Bentuk laporan (Staffel)

2) Bentuk Scontro

Sumber penyusunan Neraca diambil dari kertas kerja lajur Neraca

dengan ketentuan sebagai berikut:

 untuk aktiva berada di lajur Neraca sebelah debet.

 untuk kewajiban datanya di lajur Neraca sebelah kredit.

 untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan

perubahan modal.
2.2.2 Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Seperti namanya, laporan ini mengungkap bagaimana kinerja

perusahaan, apakah menghasilkan keuntungan atau kerugian. Di

dalam laporan ini kita dapat melihat jumlah pendapatan bersih

(net revenues/sales), serta biaya (beban) untuk mewujudkan

penjualan tersebut baik berupa bahan baku dan biaya utama

lainnya. Setelah dikurangi beban pokok inilah akhirnya kita bisa

membaca yang namanya laba kotor (gross profit/income). Laba

kotor artinya laba yang diperoleh dari hasil operasi penjualan

sebelum dikurangi biaya-biaya lain yang tidak berhubungan

dengan penjualan. Dari sana kita bisa tahu biaya administrasi

untuk menjalankan perusahaan, biaya pemasaran, dll. Setelah

dikurangi biaya rutin perusahaan inilah maka

kita akan mendapatkan yang namanya laba usaha (operating

income). Tapi nilai ini belum dipotong oleh pajak, biaya laba/rugi

kurs dll. Setelah dikurangi biaya pajak dan kurs inilah maka

kita akan mendapatkan nilai akhir yang bernama laba bersih (net

income). Angka inilah yang merupakan keuntungan/kerugian

perusahaan. Nilai akhir dari laba bersih inilah yang kemudian


bisa diatribusikan kepada pemegang saham. Dalam laporan ini

biasanya kita juga bisa mendapatkan data laba bersih per

saham. Seandainya ada perusahaan yang tidak mencantumkan

angka ini, bisa kita hitung sendiri dengan cara membagi laba

bersih dengan jumlah saham beredar.

Laporan laba/rugi menggambarkan sumber-sumber penghasilan

yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, dan

jenis-jenis beban yang harus ditanggung perusahaan. Jadi,

laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan

dan beban pada akhir periode akuntansi.

Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi dapat disajikan

dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut.

Bentuk Langsung (Single Step)

Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk single step dilakukan

dengan menjumlahkan semua pendapatan menjadi satu, demikian

pula bebannya. Setelah itu dicari selisihnya untuk mengetahui

laba dan rugi.


Bentuk Bertahap (Multiple Step)

Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk multiple step

dilakukan dengan memisahkan antara pendapatan usaha dan

pendapatan di luar usaha, serta memisahkan pula antara beban

usaha dan beban di luar usaha. Setelah itu mencari selisihnya

sehingga akan diperoleh laba atau rugi bersih usaha.

2.2.3 Laporan Perubahan Ekuitas/Modal (Capital Statement)

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan

adanya perubahan modal yaitu dari modal awal menjadi modal

akhir. 

Hal-hal yang perlu diperhitungkan atau yang memengaruhi dalam

penyusunan laporan perubahan modal antara lain:

 Besarnya modal awal periode,

 Adanya laba atau rugi usaha,

 Adanya pengambilan pribadi pemilik atau prive,

 Adanya investasi tambahan dari pemilik,

 Besarnya modal akhir periode.


Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada

perusahaan perseorangan, persekutuan atau firma, dan CV.

Sementara itu, untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas

(PT) istilah untuk laporan perubahan modal adalah laporan laba

ditahan (returned earning statement).

2.2.4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi

informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu

perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya

diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan

terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut.

Inilah laporan penting lain yang berguna sebagai mekanisme

kontrol apakah pelaporan laba/rugi atau neraca tadi benar. Seperti

kita ketahui, kalau ada penjualan barang kepada perusahaan lain,

biasanya perusahan tidak langsung menerima dana yang bisa

dimasukkan kas, tetapi transaksi penjualan ini akan dimasukkan

dalam posisi akuntansi. Inilah gunanya laporan arus kas, di sini

kita bisa mengontrol apakah penjualan menghasilkan kas atau


tidak. Dalam laporan arus ini ada tiga macam laporan utama

berikut:

Arus kas dalam aktivitas operasi, berupa penerimaan/pengeluaran

uang yang didapat dari jual/beli barang atau jasa, juga

pembayaran kas untuk pemasok, karyawan, dll.

Arus kas dalam aktivitas investasi, berupa

penerimaan/pengeluaran uang dari komponen yang dianggap

sebagai unsur investasi. Unsur yang dianggap investasi biasanya

kegiatan keuangan lain guna mendapatkan imbal balik baik

langsung atau tidak langsung. Kegiatan investasi misalnya

pembelian tanah, pembangunan pabrik, atau juga penyertaan

modal di perusahaan lain.

Arus kas dalam aktivitas pendanaan, berupa

penerimaan/pengeluaran uang dari komponen yang dianggap

sebagai pendanaan (financing). Suatu misal perusahaan bisa

menjual barang kepada perusahaan lain, seluruh stok habis, tapi

sayangnya pembayaran baru selesai tiga bulan berikutnya. Maka

perusahaan melakukan operasi pendanaan (baca: hutang ke bank)

untuk mendapatkan kas segar guna membiayai produksi dan


menyediakan stok guna penjualan berikutnya. Seiring perusahaan

mendapatkan pembayaran maka mereka bisa membayar kepada

bank yang masuk dalam operasi investasi ini.

Laporan arus kas ini penting sekali agar kita bisa paham posisi

keuangan dalam kondisi yang sebenarnya, yaitu perputaran uang

yang sesungguhnya, bukan posisi keuangan dalam pos akuntansi.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari

akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi

keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud

memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal

serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas

yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu

pimpinan dalam pengambilan keputusan.

Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan

yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi:

i. Laporan Laba/Rugi,

ii. Laporan Perubahan Modal,

iii. Neraca,

iv. Laporan Arus Kas.


3.2.  Saran

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih

jauh dari kesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari

penulis dalam penulisan makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas

yang mendukung seperti buku-buku referensi yang begitu

terbatas dalam menjamin penyelesaian penulisan makalah ini

sehingga kritik dan saran yang bersifat  konstruktif baik itu dari

guru maupun dari rekan-rekan siswa/i sangatlah diharapkan

untuk membantu prosses penulisan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai