Anda di halaman 1dari 16

A.

NERACA
Dari empat jenis laporan keuangan yang ada, neraca merupakan laporan
keuangan yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki koperasi beserta
informasi asal sumber daya terserbut.
Neraca daru sua sisi, yaitu sisi kiri yang disebut dengan aktiva dan sisi kanan
yang disebut dengan pasiva. Sisi pasiva terdiri dari utang dan ekuitas.
Aktiva adalah dasar kekayaan yang dimiliki suatu koperasi. Aktiva merupakan
kumpulan sumber daya yang dimiliki koperasi yang akan digunakan untuk
memperoleh penghasilan untuk tahun yang bersangkutan maupun tahun-tahun
berikut. Sisi pasiva terdiri dari dua kelompok utama rekening, yaitu rekening utang
dan modal.
Utang adalah kewajiban kopersai untuk membayar kepada pihak lain sejumlah
uang/barang/jasa di masa mendatang akibat transaksi di masa lalu.
Ekuitas adalah bukti penyertaan dan kepemilikkan dari pihak-pihak yang telah
menanamkan uangnya di dalam koperasi. Ekuitas terdiri dari, yaitu simpanan pokok
simpanan wajib, donasi, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi serta cadangan-
cadangan yang berbentuk koperasi.
Aktiva atau harta koperasi tersebut dapat berupa uang tunai, piutang, peralatan
kantor, kendaraan, mesin-mesin, bangunan, tanah dan sebagainya. Nilai total aktiva
yang selalu sama dengan nilai total pasiva itulah yang disebut dengan persamaan
akuntansi.

Aktiva (harta) = Kewajiban (Utang + Ekuitas

Aktiva (Harta) – Kewajiban (Utang) = Ekuitas

Dengan persamaan akuntansi, kita dapat mengetahui pergerakan kondisi


keuangan suatu koperasi akibat berbagai transaksi yang dilakukan setiap saat.
Persamaan akuntansi tidak hanya mencatat transaksi yang berkaitan secara
langsung dengan aktiva, utang, dan modal saja. Persamaan akuntansi dapat
digunakan utnuk melihat pengaruh transaksi pendapatan, pengeluaran beban
maupun pembagian SHU yang di lakukan koperasi. Perolehan pendapatan suatu
koperasi akibat menjual produknya akan menambah jumlah aktivanya, karena ada
tambahan kas atau piutang dan pada saat yang sama akan menambah jumlah
modal koperasi, sedangkan pembayaran beban operasi akan mengurangi aktiva,
karena ada kas/uang yang harus dikeluarkan, dan pada saat yang sama akan
mengurangi modal koperasi. Demikian juga dengan pembagian SHU akan
mengurangi aktiva dan modal koperasi.
Jadi, dengan demikian persamaan akuntansi dapat digunakan untuk melihat
pengaruh semua transaksi yang dilakukan koperasi terhadap posisi keuangan
koperasi pada suatu saat.

Jenis Transaksi Pengaruh Terhadap Ekitas


Setoran modal oleh anggota Menambah
Pembagian SHU Mengurangi
Pendapatan Menambah
Pengeluaran Biaya Mengurangi

 Laporan Neraca

Yang dimaksud dengan Neraca adalah: laporan yang berisi harta (asset), utang atau
kewajiban-kewajiban pada pihak lain (liebilities) beserta modal (capital) dari suatu
perusahaan pada saat tertentu. Oleh karena itu Neraca terdiri dari tiga kelompok,
yaitu aktiva, kewajiban, dan modal.

Untuk kelompok aktiva diklasifikasikan dari tingkat likuiditasnya (mudah diuangkan).


Klasifikasi untuk aktiva:
a. Aktiva lancar (Current assets)
b. Aktiva tetap (Fixed assets)

 Aktiva lancar

Terdiri dari semua aktiva yang mudah dijadikan uang dalam jangka waktu yang
relatif pendek. Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari:

1. Kas: ialah uang tunai, uang di bank, cek, wesel pos, dan tabungan di bank.
2. Wesel Tagih (Not Receivable): ialah surat janji (promes) yang datang dari
seseorang tentang kesanggupan membayar pada tanggal tertentu. Wesel
(promes) ini dapat dijual seketika untuk dijadikan uang tunai.
3. Piutang Dagang (Account Receivable): yaitu tagihan kepada para langganan
baik perorangan atau perusahaan sebagai akibat dari kegiatan perusahaan
piutang pada umumnya mempunyai jangka waktu yang tetap sesuai dengan
perjanjian.
4. Persediaan Barang (Merchandise Inventory): terdiri dari barang dagangan yang
sengaja dibeli untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan perusahaan.
5. Perlengkapan Toko (Store Sapplies): yaitu semua perlengkapan toko seperti
kertas pembungkus, peti-peti kemasan, karton dan sebagainya.
6. Perlengkapan Kantor (Office Supplies): terdiri dari alat-alat tulis seperti kertas
tik, kertas stensil, pensil, amplop, blanko-blanko surat dan sebagainya.
7. Biaya-biaya yang dibayar di muka (Prepaid Expence): yaitu seluruh biaya-biaya
yang telah dibayar lebih dahulu walaupun belum masanya. Karena biaya ini
telah dibayar di muka, maka kita mempunyai tagihan. Contoh: persekot sewa
dsb.

 Aktiva Tetapjf;ldskajf;lksdajf;lksdjaf;jsd;lfjs;dkfj;sdlkjf;lskajdf;lksjdfa;lkjsda;lkfjsldkj
Terdiri dari aktiva yang sifatnya relatif tetap dan mempunyai jangka waktu
perputaran lebih dari satu tahun. Aktiva ini dapat berwujud atau tidak berwujud.
Adanya aktiva tetap ini untuk menjalankan aktivitas perusahaan bukan untuk dijual.
Termasuk di dalamnya antara lain:

 Peralatan Kantor (Office Equipment): uaitu peralatan kantor yang tahan lama
seperti: meja, kursi, lemari arsip, mesin tik dan peralatan lainnya.
 Alat Pengangkut (Delivery Equipment): ialah sarana perusahaan yang dipakai
untuk mengangkut barang seperti: truk, gerobak, dan sebagainya.
 Gudang (Building): yaitu bangunan perusahaan baik untuk tempat usaha seperti
toko atau kantor.
 Mesin-mesin (Machinery): yaitu mesin-mesin untuk memperoduksi barang
seperti mesin cetak, mesin pintal, tenun, dan sebagainya.
 Tools (alat-alat): ialah alat-alat untuk menjalankan perusahaan misalnya kunci,
catok, dongkrak dan sebagainya.

Inilah kelompok yang termasuk akun harta, perusahaan semakin besar semakin
banyak kelompok harta baik harta lancar atau harta tetap. Baiklah kita lanjutkan
dengan kelompok Pasiva atau Liabilities.

Pasiva (liabilities) adalah kewajiban perusahaan yang harus dibayar kepada pihak
ketiga (kreditur). Pasiva (liabilities) sesuai dengan jangka waktu atau umurnya dibagi
dalam:
1. Utang jangka pendek (current liabilities)
2. Utang jangka panjang (long term liabilities)

Utang jangka pendek, yaitu utang yang harus segera dilunasi, paling lambat umur
dari utang ini satu tahun.
Yang termasuk utang jangka pendek di antaranya:

1. Utang Wesel/Wesel Bayar: yaitu wesel yang harus kita bayar kepada pihak
lain yang pernah kita berikan kepadanya. Biasanya umur utang wesel adalah
30 hari, 60 hari, atau 90 hari.
2. Utang Dagang (Account Payable): ialah utang kepada rekanan (suplier) yaitu
utang dalam rangka kegiatan perusahaan, atau utang ini terjadi karena
membeli barang yang belum dibayar.
3. Biaya-biaya yang harus dibayar: yaitu biaya-biaya yang belum kita lunasi
dalam periode pembukuan tertentu. Misalnya utang gaji, utang upah dan
utang-utang biaya lainnya.

Utang jangka panjang (long term liabilities). Yang termasuk utang ini adalah semua
utang yang pembayarannya relatif lama. Seperti utang obligasi (bond payable), utang
hipotek (mortage payable) dan sebagainya.

Komponen terakhir dari pasiva adalah modal (capital). Modal/capital diperoleh dari
selisih atau nilai lebih assets dengan liabilities. Nilai lebih ini merupakan hak dari
pemilik perusahaan.

Unsur-unsur Neraca yang diuraikan hanya menggambarkan lingkup kecil saja karena
telah dibahas pada modul sebelumnya yaitu pada modul 1 dan 2. Baiklah kita
lanjutkan bagaimana cara menyusun Neraca. Secara teknis urutan penyusunan
Neraca adalah sebagai berikut:

1. Menuliskan nama perusahaan.


2. Menuliskan jenis laporan, dalam hal ini Neraca.
3. Menuliskan saat keadaan keuangan perusahaan itu dilaporkan, misalnya
tanggal, bulan dan tahun tertentu.
4. Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal disusun sesuai dengan ketentuan,
dan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.
Penyusunan Neraca dapat dilakukan dalam 2 cara:
1. Bentuk laporan (Staffel)
2. Bentuk Scontro

Sumber penyusunan Neraca diambil dari kertas kerja lajur Neraca dengan
ketentuan sebagai berikut : dkf;adfj;sajf;skajf;lkjsadf;ljsad;lfjsal;dkjfl;sdkjfl;ksdjafgsgfg
1. untuk aktiva berada di lajur Neraca sebelah debet.
2. untuk kewajiban datanya di lajur Neraca sebelah kredit.
3. untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal.

Untuk menyusun laporan keuangan (khususnya neraca suatu koperasi, perlu


dikenal dan digunakan beberapa istilah yang biasa dan sering digunakan di dalam
ilmu akuntansi.
a. Kas untuk menampung alat pertukaran yang dimiliki koperasi dan siap
digunakan, seperti cek kontan, uang tunai (uang kertas dan uang logam)
b. Piutang untuk menampung hak koperasi yang masih dibawa oleh pihak lain,
seperti tagihan atas penjualan, tagihan kepada karyawan atas pinjamannya ke
koperasi.
c. Perlengkapan Kantor untuk menampung barang/bahan perlengkapan aktivitas
koperasi yang biasanya berumur pendek (kurang dari satu tahun) yang habis
karena pemakaian, seperti kertas pulpen, tinta, dan lain-lain.
d. Peralatan Kantor untuk menampung alat-alat yang dimiliki koperasi dan
digunakan dalam operasi jangka panjang, seperti meja, kursi, computer dan
sebagainya.
e. Utang usaha untuk menampung jumlah pinajaman yang dimiliki koperasi yang
timbul akibat transaksi yang dilakukan koperasi.
 Utang ini timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu.
 Utang harus melibatkan transfer asset atau penyediaan jasa dikemudian
hari yang bersifat probable (hampir pasti).
 Utang ini merupakan kewajiban dari suatu entitas.

 KLASIFIKASI UTANG
Untuk tujuan pelaporan, utang diklasifikasikan sebagai utang lancar dan utang
jangka panjang. Suatu utang yang berasal dari kegiatan operasional akan
diklasifikasikan sebagai utang lancar jika utang ini akan dilunasi dengan
menggunakan harta lancar dalam satu tahun ke depan atau dalam satu siklus
operasi normal, yang mana yang lebih lama. Namun utang yang berasal dari
pinjaman bank, atau pinjaman lainnya diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun.
Suatu utang yang jatuh tempo dalam satu tahun sejak tanggal neraca akan
diklasifikasikan sebagai utang lancar.

 PENGUKURAN UTANG
Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada utang. Atribut nilai
yang diberikan pada utang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian
utang menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran
utang. Secara umum utang akan diukur sebesar nilai sekarang dari utang tersebut
yang merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang.
Aturan ini lebih tepat untuk utang tidak lancar. Sementara itu utang yang berasal dari
kegiatan operasional misalnya utang gaji dan utang usaha, umumnya utang ini akan
segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang utang
tersebut tidak material. Oleh karena itu utang yang berasal dari operasional
umumnya untuk tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.

Untuk tujuan pengukuran, baik utang lancar maupun tidak lancar dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Utang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari utang ini adalah nominal dari
wesel atau obligasi.
2. Utang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, utang ini
pasti terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Utang garansi
merupakan contohnya.
3. Utang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu utang yang akan muncul jika
terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh
perusahaan lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika
pengadilan memenangkan perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat
kemungkinan timbulnya utang bersyarat dapat dibagi menjadi :
a. Probable : Tingkat kemungkinannya sangat tinggi dan bahkan dapat dikatakan
hampir pasti. Jika jumlah utangnya dapat diestimasi dengan handal, maka
utang ini dicatat, jika jumlahnya sulit diestimasi maka keberadaan utang ini
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
b. Reasonable posible : Kemungkinan terjadinya 50% atau dapat terjadi dapat
pula tidak. Jika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.
c. Remote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu dicatat dan
dilaporkan kecuali untuk utang jaminan pembayaran utang walaupun tingkat
kemungkinan terjadinya kewajiban kecil tetapi harus diungkap dalam catatan
atas laporan keuangan.

 AKUNTANSI UTANG JANGKA PENDEK


Seperti telah dibahas pada bagian di atas, utang jangka pendek tidak perlu
didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk utang ini adalah utang usaha
(account payable), serta berbagai utang opersional seperti utang gaji, listrik, telepon,
pajak dan sebagainya.

No. Jenis Utang Perlakuan


1. Account Utang ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah
Payable berpindah kepada perusahaan. Dilihat dari
jumlahnya, yang dicatat adalah sebesar jumlah
yang akan dibayar yaitu harga faktur.
2. Utang biaya Dicatat manakala jasa sudah dikonsumsi dan
sebesar jumlah yang akan dibayar.

 AKUNTANSI UTANG JANGKA PANJANG


Utang jangka panjang merupakan utang yang jatuh tempo melebihi satu tahun
sejak tanggal neraca. Utang jangka panjang dapat didukung dengan menerbitkan
sertifikat yang lazim disebut surat Obligasi. Mempertimbangkan relevansinya dengan
transaksi utang pada kementerian negara/lembaga, bab ini tidak membahas secara
rinci mengenai akuntansi utang jangka panjang.

f. Ekuitas/Modal Koperasi adalah kekayaan bersih koperasi yang berasal dari


setoran harta anggota kepada koperasi, yang sekaligus sebagai bukti
penyertaan seseorang di dalam koperasi, ditambah sisa hasil usaha yang
belum dibagikan, sedangkan setoran harta anggota (modal anggota) terdiri dari
simpanan pokok dan simpanan wajib.
Ekuitas merupakan besarnya kepentingan/hak pemilik perusahaan pada harta
perusahaan. Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri
merupakan harta dan sisi kanan merupakan utang dan ekuitas. Sisi kiri
merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan sedangkan sisi kanan
menunjukkan besarnya kepentingan kreditor dan pemilik terhadap harta
perusahaan. Besarnya kepentingan pemilik atas harta perusahaan disebut
ekuitas.
g. Partisipasi Bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan
penyerahan barang dan jasa kepada anggota yang mencakup harga pokok dan
partisipasi netto. Dengan kata lain, partisipasi bruto adalah nilai total penjualan
produk perusahaan, barang dan jasa kepada anggota koperasi.
h. Partisipasi Netto adalah kontribusi anggota terhadap usaha koperasi yang
merupakan selisih antara partisipasi bruto laba yang timbul akibat penjualan
produk perusahaan, barang dan jasa, kepada anggota koperasi.
i. Pendapatan dari non-anggota adalah penjualan barang dan jasa kepada pihak
selain anggota koperasi.
j. Beban Perkoperasian adalah bebas sehubungan dengan gerakan
perkoperasian dan tidah berhubungan dengan kegiatan usaha.
k. Sisa Hasil Usaha (SHU) menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima
selama periode tertentu dengan pengornanan yang dikeluarkan untuk
memperoleh penghasilan itu. SHU ini setelah dikurangi dengan beban-bebean
tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan pertimbangan
jasanya masing-masing.

Contoh Transaksi :
(a) Pada awal tahun 2006 sekelompok warga yang bertempat tinggal di dekat
suatu kawasan industri di Jakarta ingin mendirikan koperasi. Direncanakan,
koperasi ini akan memiliki bidang usaha utama jasa simpan pinjam. Koperasi
akan berfungsi sebagai wabah untuk menyimpan dana anggota yang ingn
menyimpan uangnya dan memberikan pinjaman kepada anggota yang
membutukan. Akhirnya didirikanlah koperasi 200 orang warga komplek
perumahan tersebut dan diberi nama Koperasi Sejahtera Mandiri. Untuk
sementara, koperasi ini akan menggunakan rumah salah satu anggota sebagai
kantor
Pada tanggal 2 April 2006, 200 orang warga pendiri koperasi
menyerahkan uang sebesar Rp. 500.000,00 perorang sebagai simpanan pokok
anggota koperasi.

Penyetoran uang tunai sebagai simpanan pokok dari 200 orang anggota
sebesar Rp. 500.000,00 perorang untuk modal pendirian koperasi ini mengakibatkan
koperasi ini memiliki uang kas sebesar Rp. 100.000.000,00 dan pada saat yang
smaa di sisi pasiva akan terlihat ekuitas/modal koperasi sebesar Rp.
100.000.000,00. atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat membuat
persamaan akuntansi sebagai berikut. (dalam ribuan)
Simpanan
Kas
Pokok
100.000,00
100.000,00
100.000,00
100.000,00

(b) Empat hari kemudian, tanggal 6 April 2006, Koperasi Sejahtera mandiri
membeli peralatan kantor, seperti kursi, meja, lemari, arsif, computer, printer
dan sebagainya, seharga Rp. 22.000.000,00. Pembelian peralatan kantor ini
dilakukan secara kredit dari took ABC. Dimana sebanyak Rp. 7.000.000,00
telah dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dalam waktu 4 bulan.

Transaksi pembelian peralatan kantor secara kredit tersebut akan menambah aktiva
(peralatan kantor) sebesar Rp. 22.000.000,00. pada saat yang sama transaksi ini
mengakibatkan kas operasi berkurang sebesar Rp. 7.000.000,00 dan sekaligus mengakibatkan
timbulnya utang usaha sebesar Rp. 15.000.000,00. atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi
dapat membuat persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan)
kas Peralatan Utang Simpanan
kantor Usaha Pokok
100.000,00 22.000,00 0,00 100.000,00
(7.000,00) 15.000,00
93.000,00 22.000,00 15.000,00 100.000,00

(c) Keesokan harinya tanggal 7 April 2006, koperasi mandiri juga membeli
perlengkapan kantor, seperti kertas, pensil, pulpen, rautan pensil, penggaris,
buku dan sebagainya seharga Rp. 2.000,00. pembelian ini dilakukan secara
tunai dengan menggunakan uang Koperasi Sejahtera Mandiri.

Transaksi pembelian perlengkapan kantor secara tunai ini akan mengakibatkan


bertambahnya aktiva ( perlengkapan kantor) sebesar Rp. 2.000,00 dan pada saat
yang sama akan mengurangi kas sebesar Rp. 2.000,00. transaksi semacam ini tidak
berpengaruh sama sekal pada sisi pasiva. Atas transaksi ini dapat dibuat persamaan
akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan)

Kas Peralatan Perlengkapan Utang Simpanan


Kantor Kantor Usaha Pokok
93.000,00 22.000,00 0,00 15.000,00 100.000,00
(2.000) 2.000,00
91.000,00 22.000,00 2.000,00 15.000,00 100.000,00

(d) Pada tanggal 2 mei 2006, setiap anggota koperasi, sebanyak 200 orang
menyetorkan uang sebesar Rp. 25.000,00 perorang sebagai simpanan wajib
anggota.

Simpanan wajib anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai modal koperasi karena
memiliki sifat permanen. Karena itu dari transaksi ini koperasi memperoleh tambahan kas
sebesar Rp. 5.000.000,00. pada sat yang sama di sisi pasiva akan mengakibatkan rekening
simpanan wajib koperasi bertambah sebesar Rp. 5.000.000,00 juga. Atas transaksi ini, staf
akuntansi koperasi dapat membuat persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam rupiah).
Perlengkapa
Peralatan Utang Simpanan Simpanan
Kas n
Kantor Usaha Pokok Wajib
Kantor
15.000,0 100.000,0
91.000,00 22.000,00 2.000,00 0,00
0 0
5.000,00 5.000,00
15.000,0 100.000,0
96.000,00 22.000,00 2.000,00 5.000,00
0 0

(e) Pada tanggal 5 mei 2006, Koperasi Sejahtra Mandiri memperoleh kredit usaha
dari Bank Mandiri sebesar Rp. 60.000.000,00.

Transaksi ini menyebabkan kas koperasi bertambah Rp. 60.000.000,00 dan pada saat
sama mengakibatkan timbulnya utang bank sebesar Rp. 60.000.000,00 . atas transaksi ini, staf
akuntansi koperasi dapat membuat persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan)
Perlengkapa
Peralatan Utang Utang Simpanan Simpanan
Kas n
Kantor Usaha Bank Pokok Wajib
Kantor
22.000,0 15.000,0 100.000,0
96.000,00 2.000,00 0,00 0,00
0 0 0
60.000,0
60.000,00 5.000,00
0
156.000,0 22.000,0 15.000,0 60.000,0 100.000,0
2.000,00 5.000,00
0 0 0 0 0

(f) Pada tanggal 6 mei 2006, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya
sebesar Rp. 12.000.000,00 di Koperasi Sejahtera Mandiri.

Transaksi setoran simpanan anggota ini menyebabkan kas koperasi bertambah sebesar
Rp. 12.000.000,00 dan pada saat yang sama di sisi pasiva muncul rekening baru yaitu
rekening simpanan sukarela sebesar Rp. 12.000.000,00. rekening simpanan sukarela
merupakan utang koperasi kepada anggota. Atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat
membuat persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan)
Perlengkapa
Peralatan Utang Simpanan Utang Simpanan Simpanan
Kas n
Kantor Usaha Sukarela Bank Pokok Wajib
Kantor
156.000,0 22.000,0 60.000,0 100.000,0
2.000,00 15.000,00 0,00 0,00
0 0 0 0
12.000,00 12.000,00 5.000,00
168.000,0 22.000,0 60.000,0 100.000,0
2.000,00 15.000,00 12.000,00 5.000,00
0 0 0 0

Sampai pada tahap ini, Koperasi Sejahtera Mandiri belum pernah memperoleh
penghasilan. Transaksi yang terjadi hanya penambahan aktiva koperasi dan
penambahan kewajiban serta simpanan pokok anggota.
(g) 10 mei 2006, Koperasi Sejahtera Mandiri memberikan pinjaman uang kepada
sejumlah anggotanya dengan nilai total pinjaman sebesar Rp. 120.000.000,00
dengan tingkat bunga sebesar 3% per bulan.

Transaksi ini mengakibatkan jumlah kas berkurang sebesar Rp. 120.000.000,00


dan pada saat yang sama mengakibatkan munculnya rekening piutang anggota
sebesar jumlah yang sama. Transaksi semacam ini hanya mengakibatkan
perubahan saldo beberapa rekening di sisi aktiva tetapi tidak mempengaruhi sisi
pasiva sama sekali. Atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat membut
persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan)
Peralatan Perlengkapan Piutang Utang Simpanan Utang Simpanan Simpanan
Kas
Kantor Kantor Anggota Usaha Sukarela Bank Pokok Wajib
168.000,00 22.000,00 2.000,00 0,00 15.000,00 0,00 60.000,00 100.000,00 0,00
(120.000,00) 120.000,00 12.000,00 5.000,00
48.000,00 22.000,00 2.000,00 120.000,00 15.000,00 12.000,00 60.000,00 100.000,00 5.000,00

(h) Pada tanggal 29 mei 2006, anggota-anggota koperasi meminjam uang pada
koperasi membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman sebesar Rp.
15.600.000,00. Dimana sebesar Rp. 12.000.000,00 merupakan angsuran pokok
pinjaman dan sebesar Rp. 3.600.000,00 merupakan pembayaran bunga
pinjaman.

Bagi sebuah koperasi simpan pinjam, sumber pendapatan koperasi berasal dari bunga
pinjaman yang di berikan koperasi kepada anggotanya. Karena itu, transaksi ini
mengakibatkan kas koperasi bertambah sebesar Rp. 15.600.000,00 dan pada saat yang sama
rekening piutang anggota akan berkurang sebesar Rp. 12.000.000,00 serta pada sisi pasiva,
rekening SHU belum di bagi akan bertambah sebesar Rp. 3.600.000,00. penambahan rekening
akuitas ini karena pembayaran bunga pinjaman dari anggota merupakan pendapatan usaha
bagi koperasi. Pendapatan yang diperoleh koperasi akan mengkibatkan sisi aktiva bertambah
sebesar jumlah yang sama. Atas transaksi ini staf akuntansi koperasi dapat membuat
persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan)
SHU
Peralatan Perlengkapan Piutang Utang Simpanan Utang Simpanan Simpanan
Kas belum
Kantor Kantor Anggota Usaha Sukarela Bank Pokok Wajib
dibagi
48.000,00 22.000,00 2.000,00 120.000,00 15.000,00 0,00 60.000,00 100.000,00 0,00 0,00
15.600,00 (12.000,00) 12.000,00 5.000,00 3.600,00
63.600,00 22.000,00 2.000,00 108.000,00 15.000,00 12.000,00 60.000,00 100.000,00 5.000,00 3.600,00
(i) Pada tanggal 30 mei 2006, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi senesar Rp.
600.000,00 per orang. Kedua karyawan bekerja mulai tanggal 1 mei 2006.
Pada saat yang sama, koperasi membayar beban pinjaman ke Bank mandiri
sebesar Rp. 900.000,00.

Transaksi pembayaran gaji ini mengakibatkan kas koperasi berkurang lagi sebesar
Rp. 1.200.000,00 untuk gaji karyawan dan berkurang Rp. 900.000,00 untuk beban
bunga utang ke Bank Mandiri, sehingga pada tanggal ini, kas koperasi berkurang
sebesar Rp. 2.100.000,00. Karena itu, di sisi aktiva (kas) berkurang sebesar Rp.
2.100.000 maka sisi pasiva, yaitu rekening SHU belum di bagi harus dikurangi
dengan jumlah yang sama. Beban usaha suatu koperasi akan mengakibatkan
rekening akuitas harus dikurangi dengan jumlah yang sama. Atas transaksi ini, staf
akuntansi koperasi dpat membuat persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam
ribuan)
SHU
Peralatan Piutang Simpanan Utang Simpanan Simpanan
Kas Kantor Usaha belum
Kantor Anggota Sukarela Bank Pokok Wajib
dibagi
63.600,00 22.000,00 108.000,00 115.000,00 12.000,00 60.000,00 100.000,00 0,00 3.600,00
(2.100,00) 5.000,00 (2.100,00)
61.500,00 22.000,00 2.000,00 108.000,00 115.000,00 12.000,00 60.000,00 100.000,00 5.000,00 1.500,00

(j) Pada tanggal 2 juli 2006, setiap anggota koperasi, sebanyak 200 orang
menyetorkan uang sebesar Rp. 25.000,00 per orang sebagai simpanan wajib
anggota.

Karena simpanan wajib anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai modal


koperasi maka dari transaksi ini koperasi memperoleh tambahan kas sebesar Rp.
5.000.000,00. Pada saat yang sama, disisi pasiva akan mengakibatkan rekening
simpanan wajib koperasi bertambah sebesar Rp. 5.000.000,00 juga. Atas transaksi
ini, staf anggota kopersi dapat membuat persamaan akuntansi sebagai berikut
(dalam ribuan)

(k) Tanggal 5 juni 2006, Koperasi Sejahtera Mandiri memberikan pinjaman uang
kepada sejumlah anggotanya, dengan nilai total pinjaman sebesar Rp.
50.000.000,00 dengan tingkat bunga sebesar 3% per bulan.

Transaksi ini mengakibatkan jumlah kas koperasi berkurang sebesar Rp.


50.000.000,00 dan pada saat yang sama mengakibatkan munculnya rekening
piutang anggota sebesar jumlah yang sama. Transaksi macam ini hanya
mengakibatkan perubahan saldo beberapa rekening sisi aktiva tetapi tidak
mempengaruhi sisi pasiva sama sekali. Atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi
dapat membuat persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan).
(l) Pada tanggal 12 juni 2006, Koperasi Sejatera Mandiri membayar sebagian
utangnya kepada Toko ABC sebesar Rp. 9.000.000,00

Atas transaksi ini, rekening kas koperasi dikurangi sebesar Rp. 9.000.000,00
dan pada saa yang sama ekening utang usaha juga dikurangi sebesar Rp.
9.000.000,00. Atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat membuat persamaan
akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan).

(m) Pada tanggal 28 juni 2006, anggota-anggota koperasi yang meminjam uang
pada koperasi membayar ansuran pokok dan bunga pinjaman pokok sebesar
Rp. 20.600.000,00. dimana sebesar Rp. 15.800.000,00 merupakan angsuran
pokok pinajaman dan sebesar Rp. 4.800.000,00 merupakan pembayaran
bunga pinjaman.

Karena bagi sebuah koperasi simpan pinjam, sumber pendapatan koperasi


berasal dari buang pinjaman yang diberikan koperasi kepada anggotanya. Karena
itu, transaksi ini mengakibatkan kas koperasi bertambah sebesar Rp. 20.600.000,00
dan pada saat yang sama rekening piutang anggota akan berkurang sebesar Rp.
15.800.000,00 serta pada sisi pasiva, rekening SHU belum dibagi akan bertambah
sebesar Rp. 4.800.000,00. penambahan rekening ekuitas ini karena pembayaran
bunga pinajaman dari anggota merupakan pendapatan usaha bagi koperasi.
Pendapatan yang diperoleh koperasi akan mengakibatkan sisi aktiva bertambah
sebesar pendapatan tersebut dan rekening SHU akan bertambah sebesar jumlah
yang sama. Atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat membuat persamaan
akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan).

(n) Pada tanggal 29 juni 2006, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar
Rp. 6.000.000,00 per orang. Pada saat yang sama, koperasi membayar
beban bunga pinjaman ke Bank mandiri sebesar Rp. 9.000.000,00

Transaksi pembayaran gaji ini mengakibatkan kas koperasi berkurang


sebesar Rp. 1.200,00 untuk gaji karyawan dan berkurang lagi sebesar
Rp.900.000,00 untuk beban bunga utang ke Bank mandiri, sehingga pada tanggal
ini, kas koperasi berkurang sebesar Rp. 2.100.000,00 maka sisi pasiva, yaitu
rekening SHU belum dibagi harus dikurangi dengan jumlah yang sama. Beban usaha
koperasi akan mengkibatkan rekening kas harus dikurangi dan rekening SHU harus
dikurangi dengan jumlah yang sama. Atas transaksi ini staf akuntansi koperasi dapat
membuat persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan).

(o) Pada tanggal 30 juni 2006, tiga bulan setelah pendiriannya, pengurus dan
anggota koperasi sepakat untuk membagikan sisa hasil usaha kepada
anggotanya. Akhirnya, setelah melalui perhitungan yang teliti, diputuskan
dibagikan sisa hasil usaha total kepada anggota kopersi sebesar Rp.
3.600.000,00.

SHU
Peralatan Perlengkapan Piutang Utang Simpanan Utang Simpanan Simpanan
Kas belum
Kantor Kantor Anggota Usaha Sukarela Bank Pokok Wajib
dibagi
26.000,00 22.000,00 142.200,00 660.000,00 12.000,00 60.000,00 100.000,00 0,00 4.200,00
(3.600,00) 5.000,00 (3.600,00)
22.400,00 22.000,00 2.000,00 142.200,00 60.000,00 12.000,00 60.000,00 100.000,00 5.000,00 600,00
Transaksi pembagian sisa hasil usaha kepada para anggota koperasi akan
mengakibatkan rekening ekuitas berkurang dengan jumlah yang sama. Atas
transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat mebuat persamaan akuntansi sebagai
berikut (dalam ribuan).

a. Transaksi yang sangat berpengaruh terhadap ekuitas koperasi, seperti terlihat


didalam transaksi (a), (d), (f), (h), dan (i), (j), (m), (n), serta (o).
b. Transaksi yang tidak berpengaruh terhadap modal koperasi, seperti terlihat di
dalam transaksi (b), (c), (e), (g), (k), (l), dan (d). Transaksi semacam ini hanya
mengakibatkan perubahan dan pergeseran saldo rekening didalam aktiva
saja, atau berpengaruh pada beberapa rekening di sisi pasiva selain rekening
ekuitas, tanpa memiliki pengaruh ke ekuitas koperasi.
Transaksi-transaksi di atas, jika diringkas dalam bentuk catatan persamaan
akuntansi adalah sebagai berikut (dalam ribuan)
SHU
Peralatan Perlengkapan Piutang Utang Simpanan Utang Simpanan Simpanan
Tanggal Kas Belum
kantor kantor anggota usaha sukarela Bank pokok wajib
dibagi
2006
2 April 100.000 100.000
6 April (7.000) 22.000 15.000
7 April (2.000) 2.000
2 Mei 5.000 5.000
5 Mei 60.000 60.000
6 Mei 12.000 12.000
(120.000
10 Mei 120.000
)
(12.000
29 Mei 15.600 3.600
)
30 mei ((2.100) (2.100)

SHU
Peralatan Perlengkapan Piutang Utang Simpanan Utang Simpanan Simpanan
Tanggal Kas Belum
kantor kantor anggota usaha sukarela Bank pokok wajib
dibagi
2006
2 Juni 5.000 50.000 5.000
(9.000
5 Juni (50.000)
)
28 Juni 20.600 15.800
29 Juni (2.100)
30 Juni (3.600)
Saldo 12.000 22.000 2.000 142.200 6.000 12.000 60.000 100.000 10.000 600.000
Total 188.600 188.600

Dari ringkasan transaksi yang dicatat didalam persamaan akuntansi tersebut,


terlihat bahwa total aktiva Koperasi Sejahtera mandiri pada tanggal 30 Juni 2006
sebesar Rp. 188.600.000,00 yang terdiri dari kas sebesar Rp. 22.400.000,00;
peralatan kantor sebesar Rp. 22.000.000,00; perlengkapan kantor sebesar Rp.
2.000.000,00; dan piutang anggota sebesar Rp. 142.200.000,00, sedangkan sisa
pasiva memiliki saldo yang sama, yaitu sebesar Rp. 188.600.000,00 yang terdiri dari
utang usaha sebesar Rp. 6.000.000,00; simpanan sukarela sebesar Rp.
12.000.000,00; utang bank sebesar Rp. 60.000.000,00; dan simpanan pokok
sebesar Rp. 100.000.000,00; simpanan wajib sebesar Rp. 10.000.000,00; dan SHU
belum dibagi sebesar Rp. 600.000,00. itu berarti, dari saldo setiap rekening yang ada
pada persamaan akuntansi tersebut dapat disusun neraca koperasi tersebut pada
akhir bulan juni 2006, seperti terlihat pada berikut ini :

Koperasi Sejahtera Mandiri


Neraca
Per 30 Juni 2006
Kas 22.400.000,00 Utang usaha 6.000.000,00
Piutang anggota 142.200.000,00 Simpanan sukarela 12.000.000,00
Perlengkapan 2.000.000,00 Utang bank 60.000.000,00
kantor 22.000.000,00 Peralatan kantor 22.000.000,00
Peralatan kantor 10.000.000,00 Simpanan pokok 100.000.000,00
Simpanan wajib SHU belum dibagi 60.000,00

Total Aktiva 188.600.000,00 Total Pasiva 188.600.000,00

Anda mungkin juga menyukai