Anda di halaman 1dari 41

Waktu dan cinta

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta,
Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai
menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau
itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat
kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu.
Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik
membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.
"Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.
"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku
tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi
bagimu di perahuku ini."
Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.
Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya.
"Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta.
Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak
mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik.
Tak lama lewatlah Kecantikan.
"Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta.
"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu
mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya.
Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan.
"Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta.
"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil
terus mengayuh perahunya.
Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.

Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"
Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat
Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.
Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua
yang menyelamatkannya itu.
Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya
orang tua itu.
"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.
"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang
mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.
"Sebab," kata orang itu, "Hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari
Cinta itu."
Sepertinya halnya Tuhan Yesus...
Seringkali kita berdosa dalam hidup kita...
menyalibkan Dia untuk ke-2 kalinya bahkan berkali-kali dalam keseharian kita,
namun Tuhan selalu punya waktu disaat kita butuh Dia,
Tuhan selalu ada disaat kita berjalan dalam lembah kekelaman...
Mampukan kami untuk berjalan bersamamu Tuhan...
Selalu menghargai cinta dan pengorbananmu di kayu salib,
karena engkau telah lebih dulu menghargai kami yang Kau jadikan biji mata-Mu
Sekali lagi, Tuhan telah beri waktuNya untuk kita,
karena begitu Ia mengasihi dan mencintai kita anak-Nya...
Sudahkah kita memberi waktu kita padaNya?
eberapa puluh tahun yang lalu tiga orang misionaris dari Eropah telah memasuki
pedalaman pulau Kalimantan. Mereka ditangkap oleh salah satu suku terasing yang
menolak mentah-mentah Injil Tuhan Yesus Kristus yang mereka beritakan. Bertiga
mereka digiring untuk menemui rajanya. Seketika itu juga sesuai undang-undang yang
berlaku di sana mereka diadili dan dijatuhi hukuman mati.
Tetapi oleh karena sepanjang hari itu Sang Raja merasa mujur dan terus-menerus
mengalami hal-hal yang menyenangkan hatinya, ia ingin bermurah hati dengan
memberikan kesempatan kepada ketiga misionaris tersebut untuk menerima amnesti.
Tetapi ... amnesti yang bersyarat.

Pengampunan itu hanya akan dikaruniakan, jika mereka bertiga bisa memenangkan
sebuah pertandingan aneh yang ditentukan oleh Sang Raja khusus untuk mereka. Raja itu
menyuruh mereka pergi memasuki hutan belantara di pedalaman kerajaannya untuk
menemukan sejenis pohon dan memetik buahnya yang paling ranum untuk dibawa
kembali menghadap kepadanya. Setiap orang diperintahkan untuk membawa sepuluh
buah yang sejenis
Untuk apa buah-buah tersebut? tanya misionaris yang ketiga ingin tahu.
Nanti akan kujelaskan jika waktunya telah tiba. Bawalah mereka kepadaku terlebih
dahulu. Dan ingatlah, jangan ada seorangpun di antara kalian yang mencoba untuk
melarikan diri, karena hutan itu selalu berada di bawah pengawasanku! sabda Sang Raja
sebelum mengizinkan mereka untuk mengundurkan diri dari hadapannya. Bersama-sama
mereka bergegas pergi memasuki hutan untuk secepatnya melaksanakan tugas yang
diperintahkan olehnya.
Tidak memakan waktu terlampau lama muncullah kembali dua orang dari ketiga
misionaris tersebut. Yang seorang membawa sepuluh mangga, sedangkan yang lain
membawa sepuluh jambu air. Tetapi anehnya, misionaris yang ketiga tidak kunjung tiba,
meskipun sudah ditunggu sekian lamanya. Entah ia sedang berada di mana?
Karena tidak ingin membuang waktu lagi, Sang Raja memerintahkan mereka untuk
segera memulai pertandingan tersebut. Sebuah pertandingan yang ternyata mudah dan
sederhana sekali. Mereka diharuskan untuk berdiri tegak dan tidak diperkenankan
bergerak, selama dilempari dengan kesepuluh buah hasil petikan tangan-tangan
mereka sendiri. Apabila mereka bisa menahan rasa sakit tanpa mengeluarkan suara apaapa, mereka akan dinyatakan menang dan dibebaskan dari hukuman mati! Itulah syarat
yang harus mereka lakukan!
Misionaris yang pertama mulai dilempari dengan mangga-mangga ranum yang sudah
dibawa olehnya sendiri. Lemparan demi lemparan menggebuki bagian-bagian tubuhnya.
Sebenarnya oleh karena hantaman buah-buah yang besar dan keras tersebut, ia sudah
ingin berteriak. Namun ia bertekad untuk menahan rasa sakitnya, mengingat hukuman
fatal yang harus dilalui, jika ia gagal memenangkan pertandingan itu.
Tetapi pada saat ia menerima lemparan yang terakhir, buah mangga yang besar dan paling
ranum tersebut menghantam keningnya lalu pecah, sehingga getah tercampur air sarinya
mengalir turun masuk dan menggenangi kedua bola matanya, menimbulkan rasa nyeri
yang tak tertahankan lagi. Secara refleks ia berteriak nyaring kesakitan!
Konsekuesinya, misionaris yang pertama dinyatakan gagal! Pada saat itu juga ia
dihukum mati!
Tibalah giliran misionaris yang kedua, yang sudah membawa kembali sepuluh jambu air.
Sang Raja memerintahkan, agar ia segera dilempari dengan buah-buah tersebut.
Oh, ini mah sip banget! Jambu-jambu air yang kecil dan enteng macam beginian engga

bakalan nyakitin aku. Untung aku milih jenis buah yang ini. Pikirnya sambil
menenangkan diri mengingat nasib rekannya. Ternyata lemparan-lemparan keras jambujambu air yang menimpa tubuhnya benar-benar tidak menimbulkan rasa sakit sama
sekali. Bahkan ia memandang orang yang melempari dirinya dengan wajah tersenyumsimpul penuh kepastian, bahwa ia akan memenangkan pertandingan itu!
Tetapi pada saat jambu yang terakhir dilemparkan, ... tiba-tiba terdengarlah ledakan
suaranya, tertawa terpingkal-pingkal tanpa bisa dikendalikan lagi! Konsekuesinya,
misionaris itu pun dinyatakan gagal, oleh karena ia telah melanggar peraturan yang
ditetapkan oleh Sang Raja! Seperti yang sudah terjadi pada misionaris yang sebelumnya,
ia juga langsung dijatuhi hukuman mati.
Tentu saja, sesuai perkiraan semua orang, kedua misionaris tersebut akhirnya masuk
sorga.
Ketika mereka bertemu muka di sana, bertanyalah misionaris yang pertama: Eh,
ngapain lu ngikutin gue? Jambu-jambu air khan engga bakalan nyakitin tubuh lu.
Misionaris yang kedua menjawab: Engga sih, ... gue kalah bukan gara-gara njerit
kesakitan, tapi gara-gara ketawa terpingkel-pingkel, karena ga bisa tahan!
Penuh keheranan misionaris yang pertama bertanya lagi: Emangnya elu tergelitik oleh
timpukan jambu-jambu air lu sendiri?
Mengenang kembali peristiwa yang baru terjadi itu, tanpa bisa menahan rasa gelinya lagi,
misionaris yang kedua tertawa terbahak-bahak sambil menjawab: Engga, bukan sebab
itu, tapi karena gue jadi geli banget ngeliatin teman kita tuh, yang tahu-tahu muncul dari
dalam utan, jalan sempoyongan sambil ngangkatin sepuluh buah duren, gede-gede
banget! Mana dia ... bangga lagi!
(only Joke... selamat melanjutkan hari..)
Hubungan Yang Langgeng Tidak Terjadi Begitu Saja
Bagikan
Jim diam menatap televisi sementara hati Carol terasa sakit, sambil berpikir mengapa
suaminya marah kepadanya. Mereka baru setahun menikah dan Carol mulai melihat
hubungan mereka makin memburuk. Ia hanya berpikir jangan-jangan ia akan segera
bergabung dengan jutaan pasangan lain yang pernikahannya berakhir dengan perceraian.
Akhirnya ia memecah kesunyian dengan bertanya kepada Jim dimana salahnya, Jim tidak
menjawab. Hatinya terasa sakit selama beberapa saat, tetapi ia mengulangi
pertanyaannya. Jawaban Jim sangat menyakitkan hatinya sehingga ia mulai meragukan
kemampuannya sebagai isteri.
Jim berkata, "Aku bosan dan lelah melihat kamu terlalu serius memandang segala

sesuatu. Kamu terlalu sensitif! Bila sebelumnya aku tahu kamu emosional seperti ini,
mungkin aku tidak akan menikahimu. Tetapi, karena kita telah menikah, kupikir kamu
perlu melakukan bagianmu. Hentikan tindakanmu yang berlebihan dan jangan terlalu
perasa terhadap apa yang aku katakan dan lakukan. Bila kita ingin pernikahan kita
berhasil, kamu tidak boleh kekanak-kanakan!"
Apakah ini kedengarannya sudah biasa terjadi? Dengan kata-kata kasar seperti ini, Jim
tanpa sadar telah membawa hubungan mereka ke jalan kehancuran yang menimbulkan
beberapa perubahan yang tidak menarik - perubahan yang akhirnya akan menghancurkan
hubungan mereka. Masalah utama Jim, yang juga dialami oleh ribuan suami lainnya
adalah ia gagal untuk memahami perbedaan dasar antara sifat alamiah pria dan wanita.
Jim telah menyerang dua dari kekuatan alamiah terbesar yang dimiliki isterinya,
kepekaan dan kesadarannya yang berdasarkan intuisi terhadap hidup ini dan
menganggapnya sebagai kelemahan.
Sebagai tanggapan terhadap teguran Jim, Carol, seperti ribuan isteri lainnya, akan mulai
membentuk suatu sikap yang keras, tidak berperasaan terhadap kehidupan secara umum
dan khusunya terhadap Jim. Bila pernikahan mereka bertahan selama beberapa tahun
berikutnya, dengan cemas Jim akan menemukan bahwa kepekaan Carol akhirnya lenyap
dan ia telah kehilangan sebagian besar ketertarikannya terhadap isterinya. Kalau saja ia
mengerti bahwa kewaspadaan Carol adalah salah satu kekuatannya yang terbesar dan
kalau saja ia mulai memperlakukan isterinya dengan halus, lembut dan ramah, hubungan
mereka akan makin bertambah kuat dan makin memuaskan.
Perbedaan emosional dan mental antara pria dan wanita dapat menjadi penghalang yang
tidak dapat diatasi terhadap satu hubungan yang memuaskan bila ini diabaikan atau
dimengerti secara keliru. Namun perbedaan tersebut bila diketahui dan dihargai, dapat
menjadi batu loncatan ke arah suatu hubungan yang berarti dan memuaskan.
Sebagai contoh, wanita memiliki suatu keuntungan yang luar biasa dalam dua bidang
kehidupan yang paling penting: mengasihi Allah dan mengasihi orang lain (Mat. 22:3640). Wanita memiliki suatu kemampuan intuitif untuk mengembangkan hubungan yang
berarti dan kerinduan akan komunikasi yang intim, dan ini membuat mereka mampu
memasuki apa yang Yesus katakan sebagai dua perintah yang terbesar. Kasih kepada
Allah dan kepada orang lain berarti membangun hubungan. Allah berkata bahwa tidak
baik bila pria hidup sendirian dan Ia menciptakan seorang Penolong dan Pelengkap yang
penting - wanita. Pria pasti membutuhkan bantuan untuk menciptakan dan memelihara
hubungan, namun bagaimana wanita dapat membantu sehingga pria mau mendengarkan
dan menerimanya?
Bila seorang wanita memahami kekuatannya dan untuk apa kekuatan itu diciptakan, citra
dirinya (self-image) hampir tidak dapat dirusak, bagaimanapun cara suaminya
meremehkan dia. Bila suami ataupun isteri memahami satu sama lain dan mulai
menanggapi dengan tepat, hubungan mereka dapat berkembang ke arah pernikahan yang
mereka impikan. Carol mulai dapat membuat Jim sadar akan kebutuhannya yang
terdalam akan kasih, keyakinan dan keamanan, tanpa merasa mementingkan diri sendiri

karena merindukan kebutuhannya terpenuhi. Sayangnya, dengan cara seperti yang


dialami oleh Jim dan Carol, mungkin tidak lama lagi mereka akan bergabung dengan
barisan satu juta lebih pasangan suami isteri yang tiap tahun bercerai.
Namun jangan putus asa! Pernikahan Anda tidak harus menjadi bagian dari statistik yang
mengherankan ini. Dengan sarana yang tepat, Anda dapat mengukir suatu pernikahan
yang lebih memuaskan dari suatu pernikahan yang tampaknya tidak berpengharapan.
Namun sarana itu sendiri tidak akan membuat ini menjadi kenyataan. Sarana itu harus
dipakai dan dipergunakan dengan tepat dan konsisten.
Bila suami Anda bersedia melakukannya bersama Anda, Anda akan memperkuat
pernikahan Anda jauh lebih cepat. Bila seorang suami memahami kebutuhan isterinya
dan belajar cara memenuhi kebutuhan tersebut, hubungan yang ada akan bertumbuh lebih
cepat.
Dalam konseling saya melihat jika saya dapat membuat sang suami melakukan bagiannya
terlebih dahulu, akan jauh lebih mudah bagi sang isteri untuk melaksanakan tanggung
jawabnya dalam hubungan yang ada dengan rasa antusiasme dan komitmen yang lebih
besar. Suami Anda akan mulai sadar bahwa Anda adalah satu pribadi yang istimewa dan
mulai memperlakukan Anda dengan lebih halus, lembut, sensitif dan pengertian.
Sayangnya, wanita biasanya lebih memperhatikan hal memperdalam hubungan
pernikahan mereka dibandingkan pria.
Bila hubungan Anda dengan suami kurang dari apa yang Anda rindukan dan ia hanya
menunjukkan sedikit perhatian terhadap perasaan Anda, pada awalnya Anda akan merasa
sulit untuk mulai melangkah. Tetapi bila Anda untuk sementara bersedia melupakan
kurangnya tanggapan yang diberikan dan melakukan beberapa usaha tambahan, Anda
dapat terus melangkah dengan satu keyakinan akan hubungan yang lebih baik lagi. Saya
juga yakin bahwa kerinduan suami Anda akan suatu hubungan yang lebih baik akan
makin meningkat sebagai tanggapan terhadap perubahan yang ia lihat dalam diri Anda.
Saya telah berbicara dengan beratus-ratus wanita yang telah menikah. Saya menemukan
sedikit sekali yang tidak menginginkan perbaikan hubungan dengan suami mereka.
Beberapa wanita merasa lebih puas dibandingkan wanita lain, tetapi sebagian besar
mereka merindukan suami yang lebih mengasihi dan lebih romantis. Banyak wanita yang
mengatakan bahwa mereka ingin suami mencintai mereka lebih daripada ia mencintai
siapapun dan apapun. Anda mungkin berpikir, "Itu mustahil. Tidak ada pria yang
mencintai seperti itu!" Namun saya secara pribadi telah melihat makin banyak suamisuami yang diubahkan menjadi pencinta-pencinta "yang mustahil". Perubahan yang
diinginkan tidak terjadi begitu saja, pria membuat itu terjadi bila mereka tahu apa yang
harus dilakukan.
Sumber :
Gary Smalley - Alasan Tersembunyi Mengapa Pria Berperilaku Tertentu
Lihat: Lengkap | Ringkas

Catatan Agustinus Cahyana


Catatan Tentang Agustinus Cahyana

Waktu Dan Cinta


Bagikan
Jum pukul 18:21

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta,
Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai
menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau
itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat
kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu.
Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik
membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.
"Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.
"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku
tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi
bagimu di perahuku ini."

Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.


Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya.
"Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta.
Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak
mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik.
Tak lama lewatlah Kecantikan.
"Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta.
"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu
mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya.
Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan.
"Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta.
"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil
terus mengayuh perahunya.
Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.
Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"
Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat
Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.
Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua
yang menyelamatkannya itu.
Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya
orang tua itu.
"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.
"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang
mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.

"Sebab," kata orang itu, "Hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari
Cinta itu."
Sepertinya halnya Tuhan Yesus...
Seringkali kita berdosa dalam hidup kita...
menyalibkan Dia untuk ke-2 kalinya bahkan berkali-kali dalam keseharian kita,
namun Tuhan selalu punya waktu disaat kita butuh Dia,
Tuhan selalu ada disaat kita berjalan dalam lembah kekelaman...
Mampukan kami untuk berjalan bersamamu Tuhan...
Selalu menghargai cinta dan pengorbananmu di kayu salib,
karena engkau telah lebih dulu menghargai kami yang Kau jadikan biji mata-Mu
Sekali lagi, Tuhan telah beri waktuNya untuk kita,
karena begitu Ia mengasihi dan mencintai kita anak-Nya...
Sudahkah kita memberi waktu kita padaNya?
Diperbarui hari Jumat Komentar Suka / Tidak Suka
45 orang menyukai ini.
Lihat ke-22 komentar

Jenny F Wirantara
so nice, teach me to more understand about love... thk u. GBu
Kemarin jam 0:06

Satrio Utomo
..uapik tenan broo..
Kemarin jam 17:24

TIGA ORANG MISIONARIS


Bagikan
Jum pukul 13:45
Beberapa puluh tahun yang lalu tiga orang misionaris dari Eropah telah memasuki
pedalaman pulau Kalimantan. Mereka ditangkap oleh salah satu suku terasing yang
menolak mentah-mentah Injil Tuhan Yesus Kristus yang mereka beritakan. Bertiga
mereka digiring untuk menemui rajanya. Seketika itu juga sesuai undang-undang yang
berlaku di sana mereka diadili dan dijatuhi hukuman mati.
Tetapi oleh karena sepanjang hari itu Sang Raja merasa mujur dan terus-menerus

mengalami hal-hal yang menyenangkan hatinya, ia ingin bermurah hati dengan


memberikan kesempatan kepada ketiga misionaris tersebut untuk menerima amnesti.
Tetapi ... amnesti yang bersyarat.
Pengampunan itu hanya akan dikaruniakan, jika mereka bertiga bisa memenangkan
sebuah pertandingan aneh yang ditentukan oleh Sang Raja khusus untuk mereka. Raja itu
menyuruh mereka pergi memasuki hutan belantara di pedalaman kerajaannya untuk
menemukan sejenis pohon dan memetik buahnya yang paling ranum untuk dibawa
kembali menghadap kepadanya. Setiap orang diperintahkan untuk membawa sepuluh
buah yang sejenis
Untuk apa buah-buah tersebut? tanya misionaris yang ketiga ingin tahu.
Nanti akan kujelaskan jika waktunya telah tiba. Bawalah mereka kepadaku terlebih
dahulu. Dan ingatlah, jangan ada seorangpun di antara kalian yang mencoba untuk
melarikan diri, karena hutan itu selalu berada di bawah pengawasanku! sabda Sang Raja
sebelum mengizinkan mereka untuk mengundurkan diri dari hadapannya. Bersama-sama
mereka bergegas pergi memasuki hutan untuk secepatnya melaksanakan tugas yang
diperintahkan olehnya.
Tidak memakan waktu terlampau lama muncullah kembali dua orang dari ketiga
misionaris tersebut. Yang seorang membawa sepuluh mangga, sedangkan yang lain
membawa sepuluh jambu air. Tetapi anehnya, misionaris yang ketiga tidak kunjung tiba,
meskipun sudah ditunggu sekian lamanya. Entah ia sedang berada di mana?
Karena tidak ingin membuang waktu lagi, Sang Raja memerintahkan mereka untuk
segera memulai pertandingan tersebut. Sebuah pertandingan yang ternyata mudah dan
sederhana sekali. Mereka diharuskan untuk berdiri tegak dan tidak diperkenankan
bergerak, selama dilempari dengan kesepuluh buah hasil petikan tangan-tangan
mereka sendiri. Apabila mereka bisa menahan rasa sakit tanpa mengeluarkan suara apaapa, mereka akan dinyatakan menang dan dibebaskan dari hukuman mati! Itulah syarat
yang harus mereka lakukan!
Misionaris yang pertama mulai dilempari dengan mangga-mangga ranum yang sudah
dibawa olehnya sendiri. Lemparan demi lemparan menggebuki bagian-bagian tubuhnya.
Sebenarnya oleh karena hantaman buah-buah yang besar dan keras tersebut, ia sudah
ingin berteriak. Namun ia bertekad untuk menahan rasa sakitnya, mengingat hukuman
fatal yang harus dilalui, jika ia gagal memenangkan pertandingan itu.
Tetapi pada saat ia menerima lemparan yang terakhir, buah mangga yang besar dan paling
ranum tersebut menghantam keningnya lalu pecah, sehingga getah tercampur air sarinya
mengalir turun masuk dan menggenangi kedua bola matanya, menimbulkan rasa nyeri
yang tak tertahankan lagi. Secara refleks ia berteriak nyaring kesakitan!
Konsekuesinya, misionaris yang pertama dinyatakan gagal! Pada saat itu juga ia
dihukum mati!

Tibalah giliran misionaris yang kedua, yang sudah membawa kembali sepuluh jambu air.
Sang Raja memerintahkan, agar ia segera dilempari dengan buah-buah tersebut.
Oh, ini mah sip banget! Jambu-jambu air yang kecil dan enteng macam beginian engga
bakalan nyakitin aku. Untung aku milih jenis buah yang ini. Pikirnya sambil
menenangkan diri mengingat nasib rekannya. Ternyata lemparan-lemparan keras jambujambu air yang menimpa tubuhnya benar-benar tidak menimbulkan rasa sakit sama
sekali. Bahkan ia memandang orang yang melempari dirinya dengan wajah tersenyumsimpul penuh kepastian, bahwa ia akan memenangkan pertandingan itu!
Tetapi pada saat jambu yang terakhir dilemparkan, ... tiba-tiba terdengarlah ledakan
suaranya, tertawa terpingkal-pingkal tanpa bisa dikendalikan lagi! Konsekuesinya,
misionaris itu pun dinyatakan gagal, oleh karena ia telah melanggar peraturan yang
ditetapkan oleh Sang Raja! Seperti yang sudah terjadi pada misionaris yang sebelumnya,
ia juga langsung dijatuhi hukuman mati.
Tentu saja, sesuai perkiraan semua orang, kedua misionaris tersebut akhirnya masuk
sorga.
Ketika mereka bertemu muka di sana, bertanyalah misionaris yang pertama: Eh,
ngapain lu ngikutin gue? Jambu-jambu air khan engga bakalan nyakitin tubuh lu.
Misionaris yang kedua menjawab: Engga sih, ... gue kalah bukan gara-gara njerit
kesakitan, tapi gara-gara ketawa terpingkel-pingkel, karena ga bisa tahan!
Penuh keheranan misionaris yang pertama bertanya lagi: Emangnya elu tergelitik oleh
timpukan jambu-jambu air lu sendiri?
Mengenang kembali peristiwa yang baru terjadi itu, tanpa bisa menahan rasa gelinya lagi,
misionaris yang kedua tertawa terbahak-bahak sambil menjawab: Engga, bukan sebab
itu, tapi karena gue jadi geli banget ngeliatin teman kita tuh, yang tahu-tahu muncul dari
dalam utan, jalan sempoyongan sambil ngangkatin sepuluh buah duren, gede-gede
banget! Mana dia ... bangga lagi!
(only Joke... selamat melanjutkan hari..)
Diperbarui pada hari Kamis Komentar Suka / Tidak Suka
15 orang menyukai ini.
Lihat ke-11 komentar

Dew Maria Maniez


Hmmm.. Jgn diteruzkan utk kisah yg terakhir,,tk terbayangkan dilemparin Durian.
Alamak.. Untung cm crita doank, hahahaha.. GBU brother..

Sab pukul 7:33

Oktavianus Teguh P
Hahaha..kirain kisah inspiratif spt biasanya, ternyata cuma cerita lucu to...tapi lucu.
Thanks ya
Sab pukul 15:42

Komentar

Hubungan Yang Langgeng Tidak Terjadi Begitu Saja


Bagikan
08 Oktober 2009 jam 17:03

Amsal 31:10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata.

Jim diam menatap televisi sementara hati Carol terasa sakit, sambil berpikir mengapa
suaminya marah kepadanya. Mereka baru setahun menikah dan Carol mulai melihat
hubungan mereka makin memburuk. Ia hanya berpikir jangan-jangan ia akan segera
bergabung dengan jutaan pasangan lain yang pernikahannya berakhir dengan perceraian.
Akhirnya ia memecah kesunyian dengan bertanya kepada Jim dimana salahnya, Jim tidak
menjawab. Hatinya terasa sakit selama beberapa saat, tetapi ia mengulangi
pertanyaannya. Jawaban Jim sangat menyakitkan hatinya sehingga ia mulai meragukan
kemampuannya sebagai isteri.
Jim berkata, "Aku bosan dan lelah melihat kamu terlalu serius memandang segala
sesuatu. Kamu terlalu sensitif! Bila sebelumnya aku tahu kamu emosional seperti ini,
mungkin aku tidak akan menikahimu. Tetapi, karena kita telah menikah, kupikir kamu
perlu melakukan bagianmu. Hentikan tindakanmu yang berlebihan dan jangan terlalu
perasa terhadap apa yang aku katakan dan lakukan. Bila kita ingin pernikahan kita
berhasil, kamu tidak boleh kekanak-kanakan!"
Apakah ini kedengarannya sudah biasa terjadi? Dengan kata-kata kasar seperti ini, Jim
tanpa sadar telah membawa hubungan mereka ke jalan kehancuran yang menimbulkan
beberapa perubahan yang tidak menarik - perubahan yang akhirnya akan menghancurkan
hubungan mereka. Masalah utama Jim, yang juga dialami oleh ribuan suami lainnya
adalah ia gagal untuk memahami perbedaan dasar antara sifat alamiah pria dan wanita.
Jim telah menyerang dua dari kekuatan alamiah terbesar yang dimiliki isterinya,
kepekaan dan kesadarannya yang berdasarkan intuisi terhadap hidup ini dan
menganggapnya sebagai kelemahan.
Sebagai tanggapan terhadap teguran Jim, Carol, seperti ribuan isteri lainnya, akan mulai
membentuk suatu sikap yang keras, tidak berperasaan terhadap kehidupan secara umum
dan khusunya terhadap Jim. Bila pernikahan mereka bertahan selama beberapa tahun
berikutnya, dengan cemas Jim akan menemukan bahwa kepekaan Carol akhirnya lenyap
dan ia telah kehilangan sebagian besar ketertarikannya terhadap isterinya. Kalau saja ia
mengerti bahwa kewaspadaan Carol adalah salah satu kekuatannya yang terbesar dan
kalau saja ia mulai memperlakukan isterinya dengan halus, lembut dan ramah, hubungan
mereka akan makin bertambah kuat dan makin memuaskan.
Perbedaan emosional dan mental antara pria dan wanita dapat menjadi penghalang yang
tidak dapat diatasi terhadap satu hubungan yang memuaskan bila ini diabaikan atau
dimengerti secara keliru. Namun perbedaan tersebut bila diketahui dan dihargai, dapat
menjadi batu loncatan ke arah suatu hubungan yang berarti dan memuaskan.
Sebagai contoh, wanita memiliki suatu keuntungan yang luar biasa dalam dua bidang
kehidupan yang paling penting: mengasihi Allah dan mengasihi orang lain (Mat. 22:3640). Wanita memiliki suatu kemampuan intuitif untuk mengembangkan hubungan yang
berarti dan kerinduan akan komunikasi yang intim, dan ini membuat mereka mampu
memasuki apa yang Yesus katakan sebagai dua perintah yang terbesar. Kasih kepada
Allah dan kepada orang lain berarti membangun hubungan. Allah berkata bahwa tidak
baik bila pria hidup sendirian dan Ia menciptakan seorang Penolong dan Pelengkap yang

penting - wanita. Pria pasti membutuhkan bantuan untuk menciptakan dan memelihara
hubungan, namun bagaimana wanita dapat membantu sehingga pria mau mendengarkan
dan menerimanya?
Bila seorang wanita memahami kekuatannya dan untuk apa kekuatan itu diciptakan, citra
dirinya (self-image) hampir tidak dapat dirusak, bagaimanapun cara suaminya
meremehkan dia. Bila suami ataupun isteri memahami satu sama lain dan mulai
menanggapi dengan tepat, hubungan mereka dapat berkembang ke arah pernikahan yang
mereka impikan. Carol mulai dapat membuat Jim sadar akan kebutuhannya yang
terdalam akan kasih, keyakinan dan keamanan, tanpa merasa mementingkan diri sendiri
karena merindukan kebutuhannya terpenuhi. Sayangnya, dengan cara seperti yang
dialami oleh Jim dan Carol, mungkin tidak lama lagi mereka akan bergabung dengan
barisan satu juta lebih pasangan suami isteri yang tiap tahun bercerai.
Namun jangan putus asa! Pernikahan Anda tidak harus menjadi bagian dari statistik yang
mengherankan ini. Dengan sarana yang tepat, Anda dapat mengukir suatu pernikahan
yang lebih memuaskan dari suatu pernikahan yang tampaknya tidak berpengharapan.
Namun sarana itu sendiri tidak akan membuat ini menjadi kenyataan. Sarana itu harus
dipakai dan dipergunakan dengan tepat dan konsisten.
Bila suami Anda bersedia melakukannya bersama Anda, Anda akan memperkuat
pernikahan Anda jauh lebih cepat. Bila seorang suami memahami kebutuhan isterinya
dan belajar cara memenuhi kebutuhan tersebut, hubungan yang ada akan bertumbuh lebih
cepat.
Dalam konseling saya melihat jika saya dapat membuat sang suami melakukan bagiannya
terlebih dahulu, akan jauh lebih mudah bagi sang isteri untuk melaksanakan tanggung
jawabnya dalam hubungan yang ada dengan rasa antusiasme dan komitmen yang lebih
besar. Suami Anda akan mulai sadar bahwa Anda adalah satu pribadi yang istimewa dan
mulai memperlakukan Anda dengan lebih halus, lembut, sensitif dan pengertian.
Sayangnya, wanita biasanya lebih memperhatikan hal memperdalam hubungan
pernikahan mereka dibandingkan pria.
Bila hubungan Anda dengan suami kurang dari apa yang Anda rindukan dan ia hanya
menunjukkan sedikit perhatian terhadap perasaan Anda, pada awalnya Anda akan merasa
sulit untuk mulai melangkah. Tetapi bila Anda untuk sementara bersedia melupakan
kurangnya tanggapan yang diberikan dan melakukan beberapa usaha tambahan, Anda
dapat terus melangkah dengan satu keyakinan akan hubungan yang lebih baik lagi. Saya
juga yakin bahwa kerinduan suami Anda akan suatu hubungan yang lebih baik akan
makin meningkat sebagai tanggapan terhadap perubahan yang ia lihat dalam diri Anda.
Saya telah berbicara dengan beratus-ratus wanita yang telah menikah. Saya menemukan
sedikit sekali yang tidak menginginkan perbaikan hubungan dengan suami mereka.
Beberapa wanita merasa lebih puas dibandingkan wanita lain, tetapi sebagian besar
mereka merindukan suami yang lebih mengasihi dan lebih romantis. Banyak wanita yang
mengatakan bahwa mereka ingin suami mencintai mereka lebih daripada ia mencintai

siapapun dan apapun. Anda mungkin berpikir, "Itu mustahil. Tidak ada pria yang
mencintai seperti itu!" Namun saya secara pribadi telah melihat makin banyak suamisuami yang diubahkan menjadi pencinta-pencinta "yang mustahil". Perubahan yang
diinginkan tidak terjadi begitu saja, pria membuat itu terjadi bila mereka tahu apa yang
harus dilakukan.
Sumber :
Gary Smalley - Alasan Tersembunyi Mengapa Pria Berperilaku Tertentu
Diperbarui pada hari Kamis Komentar Suka / Tidak Suka
22 orang menyukai ini.
Lihat ke-11 komentar

Fenny Monika Tarigan


Wonderful !
Jum pukul 1:24

Yuyanti Tan
artikelnya bagus tuk dibagikan...... btw dari beberapa artikel yang aku baca koq
kebanyakan temanya tentang perkawinan, pasangan hidup.......so kapan neh prakteknya
mas..... di tunggu undangannya....lo..he..he...n... GBU :-)
Jum pukul 1:43

Komentar

Menemukan Cinta sejati


Bagikan
06 Oktober 2009 jam 22:17

Bila saatnya tiba, kita tidak lagi mencari teman kencan, tapi teman sejiwa. Tahukah anda,
perbedaan antara pria yang bisa di ajak kencan dan pria yang bisa di ajak menikah??
Pria yang bisa di ajak kencan, memberikan saat-saat indah, tapi pria yang bisa
di ajak menikah akan memberikan kehidupan yang indah untuk kita.
Pria yang bisa di ajak menikah, biasanya pemalu di awal proses kencan, bahkan kadang
tidak menarik. Tapi individu yang justru mengawali dengan tidak terburu-buru akan
menjalani dengan proses dengan baik dan berakhir dengan bahagia.
Dalam mencari jodoh yang harus dilakukan pertama kali dan paling mendasar, bangun
persahabatan terlebih dahulu. Untuk menemukan CINTA SEJATI, anda tinggal mencari
sahabat terbaik, bukan pecinta ulung.
Pasangan yang telah menikah lama biasanya mengatakan,
" Pasangan saya merupakan sahabat terbaik ".
Sahabat yang akan di jadikan pasangan anda, seseorang yang secara fisik maupun
psikologis menarik hati anda. Maksudnya pasangan hidup anda harus yang
nyambung.....githu.....!!!
Jadikan Sahabat Lebih Dulu jangan silau dengan penampilan fisik (misal, macho,
tampan, punya mobil bagus, bla..bla..) Kencan adalah suatu proses mencari tahu apa yang
benar-benar diinginkan.
Cari Pasangan Buat Menikah Bukan Untuk Pacaran
Ingat perbedaan mendasar pria yang bisa di ajak menikah dan yang bisa diajak kencan.

Biasanya pria yang bisa di ajak kencan pandai merayu, tapi tidak mampu
mempertahankan hubungan. Jangan terjebak dengan ilusi ROMANTIS. Hati-hati dengan
pria yang biasanya hanya bersenang-senang: memberikan bunga,permen ato perhatian
tetapi tidak bisa memberikan dukungan saat anda melalui saat-saat berat.
Pria yang mau di ajak menikah mencintai anda secara keseluruhan, tidak hanya yang
baik-baik saja.
Carilah pria yang bisa memberikan rasa aman secara emosional.
Tentukan Batas Dalam Berhubungan
Ada beberapa pria yang tidak bisa di ajak serius. Mereka mempunyai kecenderungan
tidak setia dan selalu mencari yang "lebih" lagi, seperti ungkapan "rumput tetangga lebih
hijau"
Jika pria yang pergi dengan anda selalu melirik wanita lain (alias ganjen), jangan cobacoba menjalin hubungan dengannya. Kecuali disaat-saat tertentu dia ingin membuat anda
jealous...(anda pasti tahu dimana dia becanda atau serius saat melirik wanita lain).
Tentukan batasnya, jangan biarkan orang lain berulang-ulang menyakiti hati anda, Jika
terjadi dan anda tidak mengatakan apa-apa, sama artinya dengan " dia dapat
memperlakukan anda seenak perutnya".
Tulislah Kualitas Yang Di Butuhkan Dari Seorang Pria
Misalnya, jika anda membutuhkan seseorg yang benar-benar sensitif dan bisa diajak
bicara, jangan terpaku pada pria yang tampan tapi pendiam. Jangan buang waktu
berkencan dengan pria yang pada dasarnya tidak akan membuat anda bahagia.
Jika anda tahu apa yang di butuhkan (bukan hanya diinginkan) dan tahu apa yang bisa
membuat anda bahagia, anda akan mampu mengenali si dia saat menampilkan kualitas
dirinya, bukan hanya dari penampilan luarnya saja.
Jangan Takut Bertanya
Jika ada pria yang berjanji akan menghubungi anda tapi tidak melakukannya, anda
berhak menanyakan alasannya. Sering kali wanita membuat kesimpulan keliru tentang
hal ini. Pria dan wanita berbeda, mereka melakukan sesuatu dengan alasan dan motivasi
yang berbeda pula.
Jangan terlalu berprasangka dan berpikiran terlalu jauh atau yang nggak-nggak.
Sebaiknya minta klarifikasi atau penjelasan secara langsung dari dia...anggap saja dia
montir bengkel mobil anda.
Pahami Terlebih Dahulu, Kencan, Seperti Juga Pernikahan, Merupakan Proses
Seperti juga persahabatan, kencan yang serius membutuhkan waktu. Dalam tahap ini
mulailah mencari tahu seperti apa pria yang berkencan dengan anda.

Misalnya mencoba dengan mengatakan hal yang sederhana, katakan padanya anda
mengalami yang yang tidah menyenangkan hari ini. Bila ia tidak bertanya MENGAPA
dan malah mengalihkan pembicaraan ke topik lain, anda bisa tahu pria ini bukan orang
yang enak di ajak "berbagi" perasaan.
Ingat: Kemampuan berbagi, kunci ikatan cinta sejati yang kuat. Suatu hubungan bukanlah
suatu yang anda miliki atau tidak. Melainkan merupakan kerja sama dua belah pihak, satu
kesatuan, dimana terdapat saling asuh, dukungan stimulasi, kejujuran, dan banyak lagi.
Memandang Hubungan Sebelumnya Sebagai Pelajaran, Bukan Kegagalan
Setiap orang yang terlibat dalam hidup anda, memberikan pelajaran berharga (termasuk
mantan-mantan pacar anda).
Apapun yang menimpa anda, anda bisa mengambil hikmahnya. Hubungan sebelumnya
bisa di jadikan pelajaran, apa yang membuat anda bahagia dan sebaliknya.
Jangan pernah menyalahkan diri sendiri, tapi belajar dari kesalahan atau kegagalan
sebelumnya.
Ingat, berbuat KHILAF itu manusiawi, tapi jika melakukannya terus menerus, itu suatu
KEBODOHAN.
JANGAN TAKUT MENCOBA, SEKALIPUN TIDAK SESUAI DENGAN HARAPAN
ANDA.
Wanita seringkali terpaku pada pola harapan yang lazim tentang cinta. Misalnya hanya
menikah dengan pria yang berasal dari kota, gaul, terpelajar dan bekerja di kantor.
Jangan takut mencoba sesuatu yang tampak tidak bisa membuat anda bahagia.
Siapa tahu anda malah bisa senang tinggal di desa dengan tenang bersama suami (bisa
gak yaa??)...hihihihiiii.. Jangan hanya berkencan dengan tipe anda.
Tipe hanyalah serangkaian sifat yang ada pada seseorang. Anda kan tidak berkencan
dengan serangkaian tipe itu , melainkan secara keseluruhan.
Banyak pria dan wanita tidak memanfaatkan waktu secara keseluruhan, untuk
menganalisa apa yang sebenarnya di inginkan. Mereka langusng memilih dengan
gampang dan cepat, "berkencan dengan orang yang sesuai dengan tipenya".
Ini adalah suatu phobia (ketakutan) terhadap komitmen.
Jadilah Diri Anda Sendiri
Jangan "berpura-pura" dalam berhubungan, percuma dan tidak akan ada hasilnya.
Ada empat kualitas utama dari seseorang, entah itu pria atau wanita, yang bisa membuat
orang lain tertarik:

1. autentik (asli)
2. dapat di percaya
3. genuine (tulen/rajin)
4. tidak plin-plan alias konsisten
Pria dan wanita yang bisa di percaya, selalu jujur dan menjadi dirinya sendiri, akan dapat
menikmati kehidupan dan akhirnya menemukan CINTA SEJATINYA !
Diperbarui hari Selasa yang lalu Komentar Suka / Tidak Suka
59 orang menyukai ini.
Lihat ke-47 komentar

Komentar

Namanya Juga Anak Muda


Bagikan
04 Oktober 2009 jam 20:02

Tubuhnya yang kecil serta wajahnya yang naif, tak dapat menyembunyikan usianya yang
memang baru belasan. Tepatnya, 16 tahun. Bagi saya, "anak" ini mewakili generasi
sebayanya. Mungkin tak semuanya, namun paling sedikitnya sebagian dari mereka.
Pagi itu ia -- sebut saja namanya Irene -- datang, meminta agar pernikahannya dapat
diberkati digereja. Tentu saja saya terkejut. Saya mengenal benar anak ini. Ia pernah
jadi anak didik saya.

Mengapa begitu cepat? Dan mengapa begitu tiba-tiba?, tanya saya.


Saya sudah hamil empat bulan,pak, jawabnya.
Hamil? Empat bulan?
Ya, pak.
Apa yang terjadi? Dengan siapa?
Lalu ia pun bercerita. Bla bla bla. Tanpa beban. Setelah itu, giliran saya berkhotbah. Bla
bla bla. Sangat penasaran. Akhirnya saya bertanya, Apa kamu tidak menyesal?.
Menyesal sih menyesal,pak.
Menyesal karena apa yang telah kalian lakukan, atau sekadar karena kamu hamil?
Ya terutama karena saya hamil, pak. Sebab sebenarnya saya 'kan masih pengen sekolah,
pak.
Itu artinya kamu tidak menyesal karena dosa yang telah kamu lakukan. Begitu, bukan?,
tanya saya - wah, gemasnya!
Yah, namanya juga anak muda, pak, jawabnya. Enteng sekali.
SAYA setuju dengan Barclay yan gmengatakan, bahwa etika Kristen harus berbicara
mengenai masalah seks pra-nikah ini dengan serius. Bukan saja karena jumlahnya
semakin banyak, tetapi terutama karena kegiatan seksual ini-- dengan lambat, tapi pasti -kian menahbiskan diri sebagai kegiatan seksual yang normal. Sekiranya tidak terjadi
wabah HIV/AIDS, kecenderungan ini pasti kian tak terbendung.
Namun begitu, banyak orang toh memilih diam atau sekadar mencaci-maki tak keruan.
Orang-orang yang menolak seks pra-nikah dengan sepenuh keyakinan kian terpinggirkan.
Karenanya, enggan menampilkan posisinya dengan lantang dan terus terang.
Di Barat, sejak puluhan tahun silam, malah muncul teolog-teolog kristen yang justru
membela praktik ini. Salah satunya yang paling terkenal adalah Joseph Fletcher. Profesor
etika Kristen ini antara lain menulis, Kultus keperawanan agaknya akan menjadi
benteng perlawanan terakhir terhadap kebebasan seks, dan pasti akan ambruk. Sebab kini,
berkat perkembangan di bidang kedokteran, orang bisa bebas melakukan kegiatan
seksualnya tanpa dibayangi ketakutan seperti sebelumnya.
Memang tidak semua yang dikatakan Fletcher itu salah. Namun, saya mohon, jangan pula
pandangan-pandangannya itu kita telan bulat-bulat. Sebab tidak semua yang walaupun
dikatakan oleh seorang profesor, bermanfaat bagi kekristenan. Ini telah diingatkan oleh

seorang teolog lain, Malcolm Muggeridge, yang mengatakan, Kita telah membiarkan
seniman-seniman kita dengan bebas menghancurkan kesenian; penulis-penulis kita
menghancurkan kesusastraan; sarjana-sarjana kita menghancurkan keilmuwanan; dan
agamawan-agamawan kita menghancurkan agama. Kita mengembang-biakkan barbarian
di rumah kita sendiri.
Kebungkaman banyak orang terhadap masalah seks pra-nikah, adalah kediaman yang
berbahaya. Seperti diilustrasikan oleh eksperimen terkenal dari seorang psikolog,
Profesor John Court. Seekor katak ia taruh di sebuah wadah yang berisi air dingin.
Pelahan-pelahan sekali, suhu air itu dinaikkan. Sedikit demi sedikit, sampai akhirnya ke
titik didih. Namun yang mengherankan adalah, katak itu kalem-kalem saja. Tak sedikit
pun ia berusaha menyelamatkan diri. Rupanya proses perubahan itu berlangsung begitu
lambatnya, sehingga katak itu nyaris tak merasakan apa-apa. Karena kediamannya itulah,
ia mati.
APA yang disebut sebagai revolusi seks, juga demikian. Ia terjadi dengan
bergugurannya tabu-tabu - tidak sekaligus, melainkan satu demi satu. Tidak kentara.
Eksperimen di atas mengingatkan, justru karena itulah revolusi ini layak kita cermati
dengan serius. Sebelum kita terkejut, lalu cuma bisa tergagap-gagap. Dalam salah satu
refleksi kita yang terdahulu saya telah menyinggung, bagaimana orang modern
cenderung memisahkan seks dari pernikahan. Seks pra-nikah adalah salah satu
wujudnya.
Menurut Barclay, ada tiga alasan yang paling kerap dikemukakan orang, guna
membenarkan kegiatan seksual yang dilakukan sebelum -- atau di luar --perkawinan.
Pertama, adalah ANTISIPASI. Ini adalah kegiatan seksual yang dilakukan oleh sepasang
anak manusia yang saling mencinta. Begitu rupa, sehingga mereka merasa yakin dan
pasti, bahwa pada suatu saat mereka akan menikah. Mengantisipasi pernikahan mereka
yang pasti itulah, mereka tanpa ragu melakukan hubungan seks. Apasalahnya? Kami toh
pasti akan menikah.
Tindakan yang mereka lakukan itu, mungkin secara esensial memang belum dapat
dikategorikan sebagai zinah. Motivasi mereka pun boleh jadi memang tulus. Namun,
toh ada dua hal yang perlu dikemukakan.
(a) mereka mengatakan, bahwa untuk mengekspresikan cinta kasih mereka yang murni
itulah, mereka melakukan hubungan seks. Pertanyaan saya adalah, mengapa tidak
sebaliknya? Mengapa mereka tidak mengekspresikannya, justru dengan tidak melakukan
hubungan seks sebelum mereka benar-benar suami-istri? Bukankah salah satu ekspresi
cinta yang sejati. adalah kesanggupan mengendalikan diri?
(b), apa sih yang betul-betul pasti di dunia ini? Dari mana mereka bisa begitu yakin,
bahwa mereka pasti akan menikah - pada satu hari? Dalam hidup ini, anak-anakku, tak
ada yang 100% pasti. Buktinya amat banyak. Tidak bijaklah mengantisipasi sesuatu, yang
di luar daya kita untuk mengantisipasinya!

ARGUMENTASI kedua, saya sebut saja, SIMULASI. Atau coba dulu baru beli. Kata
mereka, Membeli baju atau sepatu saja 'kan perlu mencoba dahulu. Apa lagi mau
menikah. Sebab itu mencoba itu perlu, agar orang mengetahui dengan pasti, bahwa
memang dialah orangnya, dengan siapa ia akan menghabiskan seluruh sisa umurnya.
Caranya? Dengan hidup bersama dulu. Hidup bersama dijadikan simulasi atau tiruan
hidup perkawinan yang sesungguhnya.
Argumentasi ini sepintas lalu terkesan masuk akal. Tapi sebenarnya ia mengandung
salah-perkiraan yang fundamental! Salah besarlah, orang yang menyangka bahwa hidup
perkawinan itu dapat disimulasikan. Hidup bersama tidak pernah mungkin
menggambarkan hidup perkawinan yang sesungguhnya. Dalam kaitan ini, Barclay
mengemukakan sebuah analogi yang menarik. Tentang seorang yang memutuskan, untuk
beberapa bulan hidup di daerah kumuh bersama-sama dengan orang-orang miskin.
Dengan jalan itu, ia berharap bisa mengalami secara langsung dan pribadi, bagaimana
rasanya jadi orang melarat itu.
Maksud yang mulia! Tapi salah perhitungan. Tinggal di daerah kumuh memang dapat
memberikan banyak pengalaman berharga. Tapi tetap tidak mungkin membuat orang
benar-benar mengetahui bagaimana sih rasanya jadi orang melarat itu. Mengapa? Sebab
ada perbedaan yang sangat mendasar. Si relawan bisa setiap saat meninggalkan situasi
kemiskinan itu. Pengalamannya dapat menjadi bagaikan petualangan dan ekskursi yang
romantis, seperti ketika orang berlibur dengan berkemah di hutan. Tidak enak, tapi
nikmat. Sedang orang-orang miskin itu? Mereka tidak punya pilihan lain. Seumur hidup
mereka, mereka sudah terperangkap oleh ke melaratan mereka. Dan ini melahirkan dua
sikap, bahkan mentalitas, yang berbeda!
Intinya adalah, perkawinan tidak pernah dapat dieksperimenkan. Sebab perkawinan
adalah sebuah komitmen. Orang tidak dapat mengeskperimenkan komitmen. Yang
mungkin hanyalah, menerima atau menolak. Tidak ada peluang untuk coba-coba.
KETIGA, adalah alasan yang mengatakan bahwa ESENSI adalah segala-galanya.
Perkawinan itu lebih daripada sekadar secarik kertas atau sebuah seremoni. Esensi sebuah
perkawinan adalah komitmen untuk membangun relasi. Inilah yang terpenting, dengan
atau tanpa perkawinan. Dengan atau tanpa formalitas. Argumentasi yang jitu, bukan?
Esensi dan kualitas tentu saja memang lebih utama ketimbang bungkus luarnya. Tapi
apakah itu berarti, formalitas tidak ada nilainya? Kenyataan menunjukkan, walaupun
formalitas bukan segala-galanya, tapi orang memerlukannya. Sebuah kontrak kerja,
misalnya, memang tidak menjamin adanya komitmen yang tulus dari kedua belah pihak.
Tapi paling sedikit ia memberi pegangan. Orang bisa melakukan tindakan hukum bila
itu dilanggar.
Yang saya khawatirkan adalah, orang yang mengatakan bahwa komitmen, bukan
formalitas yang penting, sebenarnya adalah orang yang menolak komitmen. Orang yang
mengatakan bahwa formalitas pernikahan tidak penting -- sebab hanya cinta kasih, relasi
dan komitmen-lah yang penting -- sering adalah orang yang menolak untuk memberi

komitmen resmi.
Mereka masuk dari pintu depan, tapi diam-diam menyiapkan pintu darurat di belakang.
Agar sewaktu-waktu mereka bisa melarikan diri dari komitmen dan relasi, yang selalu
mereka katakan paling penting itu. Dan melarikan diri dengan mudah, tanpa direpotkan
oleh tetek-bengek formalitas, seperti mengurus surat cerai dan sebagainya. Nah, ketahuan
belangnya, bukan?
Oleh Pdt. Eka Darmaputera
Lihat: Lengkap | Ringkas
Catatan Agustinus Cahyana
Catatan Tentang Agustinus Cahyana

Waktu Dan Cinta


Bagikan
Jum pukul 18:21

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta,
Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai
menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau

itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat
kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu.
Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik
membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.
"Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.
"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku
tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi
bagimu di perahuku ini."
Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.
Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya.
"Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta.
Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak
mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik.
Tak lama lewatlah Kecantikan.
"Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta.
"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu
mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya.
Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan.
"Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta.
"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil
terus mengayuh perahunya.
Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.
Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"
Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat
Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.

Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua
yang menyelamatkannya itu.
Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya
orang tua itu.
"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.
"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang
mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.
"Sebab," kata orang itu, "Hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari
Cinta itu."
Sepertinya halnya Tuhan Yesus...
Seringkali kita berdosa dalam hidup kita...
menyalibkan Dia untuk ke-2 kalinya bahkan berkali-kali dalam keseharian kita,
namun Tuhan selalu punya waktu disaat kita butuh Dia,
Tuhan selalu ada disaat kita berjalan dalam lembah kekelaman...
Mampukan kami untuk berjalan bersamamu Tuhan...
Selalu menghargai cinta dan pengorbananmu di kayu salib,
karena engkau telah lebih dulu menghargai kami yang Kau jadikan biji mata-Mu
Sekali lagi, Tuhan telah beri waktuNya untuk kita,
karena begitu Ia mengasihi dan mencintai kita anak-Nya...
Sudahkah kita memberi waktu kita padaNya?
Diperbarui hari Jumat Komentar Suka / Tidak Suka
45 orang menyukai ini.
Lihat ke-22 komentar

Jenny F Wirantara
so nice, teach me to more understand about love... thk u. GBu
Kemarin jam 0:06

Satrio Utomo
..uapik tenan broo..
Kemarin jam 17:24

Komentar

TIGA ORANG MISIONARIS


Bagikan
Jum pukul 13:45
Beberapa puluh tahun yang lalu tiga orang misionaris dari Eropah telah memasuki
pedalaman pulau Kalimantan. Mereka ditangkap oleh salah satu suku terasing yang
menolak mentah-mentah Injil Tuhan Yesus Kristus yang mereka beritakan. Bertiga
mereka digiring untuk menemui rajanya. Seketika itu juga sesuai undang-undang yang
berlaku di sana mereka diadili dan dijatuhi hukuman mati.
Tetapi oleh karena sepanjang hari itu Sang Raja merasa mujur dan terus-menerus
mengalami hal-hal yang menyenangkan hatinya, ia ingin bermurah hati dengan
memberikan kesempatan kepada ketiga misionaris tersebut untuk menerima amnesti.
Tetapi ... amnesti yang bersyarat.
Pengampunan itu hanya akan dikaruniakan, jika mereka bertiga bisa memenangkan
sebuah pertandingan aneh yang ditentukan oleh Sang Raja khusus untuk mereka. Raja itu
menyuruh mereka pergi memasuki hutan belantara di pedalaman kerajaannya untuk
menemukan sejenis pohon dan memetik buahnya yang paling ranum untuk dibawa
kembali menghadap kepadanya. Setiap orang diperintahkan untuk membawa sepuluh
buah yang sejenis
Untuk apa buah-buah tersebut? tanya misionaris yang ketiga ingin tahu.
Nanti akan kujelaskan jika waktunya telah tiba. Bawalah mereka kepadaku terlebih
dahulu. Dan ingatlah, jangan ada seorangpun di antara kalian yang mencoba untuk
melarikan diri, karena hutan itu selalu berada di bawah pengawasanku! sabda Sang Raja
sebelum mengizinkan mereka untuk mengundurkan diri dari hadapannya. Bersama-sama
mereka bergegas pergi memasuki hutan untuk secepatnya melaksanakan tugas yang
diperintahkan olehnya.
Tidak memakan waktu terlampau lama muncullah kembali dua orang dari ketiga
misionaris tersebut. Yang seorang membawa sepuluh mangga, sedangkan yang lain
membawa sepuluh jambu air. Tetapi anehnya, misionaris yang ketiga tidak kunjung tiba,
meskipun sudah ditunggu sekian lamanya. Entah ia sedang berada di mana?
Karena tidak ingin membuang waktu lagi, Sang Raja memerintahkan mereka untuk
segera memulai pertandingan tersebut. Sebuah pertandingan yang ternyata mudah dan
sederhana sekali. Mereka diharuskan untuk berdiri tegak dan tidak diperkenankan
bergerak, selama dilempari dengan kesepuluh buah hasil petikan tangan-tangan

mereka sendiri. Apabila mereka bisa menahan rasa sakit tanpa mengeluarkan suara apaapa, mereka akan dinyatakan menang dan dibebaskan dari hukuman mati! Itulah syarat
yang harus mereka lakukan!
Misionaris yang pertama mulai dilempari dengan mangga-mangga ranum yang sudah
dibawa olehnya sendiri. Lemparan demi lemparan menggebuki bagian-bagian tubuhnya.
Sebenarnya oleh karena hantaman buah-buah yang besar dan keras tersebut, ia sudah
ingin berteriak. Namun ia bertekad untuk menahan rasa sakitnya, mengingat hukuman
fatal yang harus dilalui, jika ia gagal memenangkan pertandingan itu.
Tetapi pada saat ia menerima lemparan yang terakhir, buah mangga yang besar dan paling
ranum tersebut menghantam keningnya lalu pecah, sehingga getah tercampur air sarinya
mengalir turun masuk dan menggenangi kedua bola matanya, menimbulkan rasa nyeri
yang tak tertahankan lagi. Secara refleks ia berteriak nyaring kesakitan!
Konsekuesinya, misionaris yang pertama dinyatakan gagal! Pada saat itu juga ia
dihukum mati!
Tibalah giliran misionaris yang kedua, yang sudah membawa kembali sepuluh jambu air.
Sang Raja memerintahkan, agar ia segera dilempari dengan buah-buah tersebut.
Oh, ini mah sip banget! Jambu-jambu air yang kecil dan enteng macam beginian engga
bakalan nyakitin aku. Untung aku milih jenis buah yang ini. Pikirnya sambil
menenangkan diri mengingat nasib rekannya. Ternyata lemparan-lemparan keras jambujambu air yang menimpa tubuhnya benar-benar tidak menimbulkan rasa sakit sama
sekali. Bahkan ia memandang orang yang melempari dirinya dengan wajah tersenyumsimpul penuh kepastian, bahwa ia akan memenangkan pertandingan itu!
Tetapi pada saat jambu yang terakhir dilemparkan, ... tiba-tiba terdengarlah ledakan
suaranya, tertawa terpingkal-pingkal tanpa bisa dikendalikan lagi! Konsekuesinya,
misionaris itu pun dinyatakan gagal, oleh karena ia telah melanggar peraturan yang
ditetapkan oleh Sang Raja! Seperti yang sudah terjadi pada misionaris yang sebelumnya,
ia juga langsung dijatuhi hukuman mati.
Tentu saja, sesuai perkiraan semua orang, kedua misionaris tersebut akhirnya masuk
sorga.
Ketika mereka bertemu muka di sana, bertanyalah misionaris yang pertama: Eh,
ngapain lu ngikutin gue? Jambu-jambu air khan engga bakalan nyakitin tubuh lu.
Misionaris yang kedua menjawab: Engga sih, ... gue kalah bukan gara-gara njerit
kesakitan, tapi gara-gara ketawa terpingkel-pingkel, karena ga bisa tahan!
Penuh keheranan misionaris yang pertama bertanya lagi: Emangnya elu tergelitik oleh
timpukan jambu-jambu air lu sendiri?
Mengenang kembali peristiwa yang baru terjadi itu, tanpa bisa menahan rasa gelinya lagi,

misionaris yang kedua tertawa terbahak-bahak sambil menjawab: Engga, bukan sebab
itu, tapi karena gue jadi geli banget ngeliatin teman kita tuh, yang tahu-tahu muncul dari
dalam utan, jalan sempoyongan sambil ngangkatin sepuluh buah duren, gede-gede
banget! Mana dia ... bangga lagi!
(only Joke... selamat melanjutkan hari..)
Diperbarui pada hari Kamis Komentar Suka / Tidak Suka
15 orang menyukai ini.
Lihat ke-11 komentar

Dew Maria Maniez


Hmmm.. Jgn diteruzkan utk kisah yg terakhir,,tk terbayangkan dilemparin Durian.
Alamak.. Untung cm crita doank, hahahaha.. GBU brother..
Sab pukul 7:33

Oktavianus Teguh P
Hahaha..kirain kisah inspiratif spt biasanya, ternyata cuma cerita lucu to...tapi lucu.
Thanks ya
Sab pukul 15:42

Komentar

Hubungan Yang Langgeng Tidak Terjadi Begitu Saja


Bagikan
08 Oktober 2009 jam 17:03

Amsal 31:10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata.
Jim diam menatap televisi sementara hati Carol terasa sakit, sambil berpikir mengapa
suaminya marah kepadanya. Mereka baru setahun menikah dan Carol mulai melihat
hubungan mereka makin memburuk. Ia hanya berpikir jangan-jangan ia akan segera
bergabung dengan jutaan pasangan lain yang pernikahannya berakhir dengan perceraian.
Akhirnya ia memecah kesunyian dengan bertanya kepada Jim dimana salahnya, Jim tidak
menjawab. Hatinya terasa sakit selama beberapa saat, tetapi ia mengulangi
pertanyaannya. Jawaban Jim sangat menyakitkan hatinya sehingga ia mulai meragukan
kemampuannya sebagai isteri.
Jim berkata, "Aku bosan dan lelah melihat kamu terlalu serius memandang segala

sesuatu. Kamu terlalu sensitif! Bila sebelumnya aku tahu kamu emosional seperti ini,
mungkin aku tidak akan menikahimu. Tetapi, karena kita telah menikah, kupikir kamu
perlu melakukan bagianmu. Hentikan tindakanmu yang berlebihan dan jangan terlalu
perasa terhadap apa yang aku katakan dan lakukan. Bila kita ingin pernikahan kita
berhasil, kamu tidak boleh kekanak-kanakan!"
Apakah ini kedengarannya sudah biasa terjadi? Dengan kata-kata kasar seperti ini, Jim
tanpa sadar telah membawa hubungan mereka ke jalan kehancuran yang menimbulkan
beberapa perubahan yang tidak menarik - perubahan yang akhirnya akan menghancurkan
hubungan mereka. Masalah utama Jim, yang juga dialami oleh ribuan suami lainnya
adalah ia gagal untuk memahami perbedaan dasar antara sifat alamiah pria dan wanita.
Jim telah menyerang dua dari kekuatan alamiah terbesar yang dimiliki isterinya,
kepekaan dan kesadarannya yang berdasarkan intuisi terhadap hidup ini dan
menganggapnya sebagai kelemahan.
Sebagai tanggapan terhadap teguran Jim, Carol, seperti ribuan isteri lainnya, akan mulai
membentuk suatu sikap yang keras, tidak berperasaan terhadap kehidupan secara umum
dan khusunya terhadap Jim. Bila pernikahan mereka bertahan selama beberapa tahun
berikutnya, dengan cemas Jim akan menemukan bahwa kepekaan Carol akhirnya lenyap
dan ia telah kehilangan sebagian besar ketertarikannya terhadap isterinya. Kalau saja ia
mengerti bahwa kewaspadaan Carol adalah salah satu kekuatannya yang terbesar dan
kalau saja ia mulai memperlakukan isterinya dengan halus, lembut dan ramah, hubungan
mereka akan makin bertambah kuat dan makin memuaskan.
Perbedaan emosional dan mental antara pria dan wanita dapat menjadi penghalang yang
tidak dapat diatasi terhadap satu hubungan yang memuaskan bila ini diabaikan atau
dimengerti secara keliru. Namun perbedaan tersebut bila diketahui dan dihargai, dapat
menjadi batu loncatan ke arah suatu hubungan yang berarti dan memuaskan.
Sebagai contoh, wanita memiliki suatu keuntungan yang luar biasa dalam dua bidang
kehidupan yang paling penting: mengasihi Allah dan mengasihi orang lain (Mat. 22:3640). Wanita memiliki suatu kemampuan intuitif untuk mengembangkan hubungan yang
berarti dan kerinduan akan komunikasi yang intim, dan ini membuat mereka mampu
memasuki apa yang Yesus katakan sebagai dua perintah yang terbesar. Kasih kepada
Allah dan kepada orang lain berarti membangun hubungan. Allah berkata bahwa tidak
baik bila pria hidup sendirian dan Ia menciptakan seorang Penolong dan Pelengkap yang
penting - wanita. Pria pasti membutuhkan bantuan untuk menciptakan dan memelihara
hubungan, namun bagaimana wanita dapat membantu sehingga pria mau mendengarkan
dan menerimanya?
Bila seorang wanita memahami kekuatannya dan untuk apa kekuatan itu diciptakan, citra
dirinya (self-image) hampir tidak dapat dirusak, bagaimanapun cara suaminya
meremehkan dia. Bila suami ataupun isteri memahami satu sama lain dan mulai
menanggapi dengan tepat, hubungan mereka dapat berkembang ke arah pernikahan yang
mereka impikan. Carol mulai dapat membuat Jim sadar akan kebutuhannya yang
terdalam akan kasih, keyakinan dan keamanan, tanpa merasa mementingkan diri sendiri

karena merindukan kebutuhannya terpenuhi. Sayangnya, dengan cara seperti yang


dialami oleh Jim dan Carol, mungkin tidak lama lagi mereka akan bergabung dengan
barisan satu juta lebih pasangan suami isteri yang tiap tahun bercerai.
Namun jangan putus asa! Pernikahan Anda tidak harus menjadi bagian dari statistik yang
mengherankan ini. Dengan sarana yang tepat, Anda dapat mengukir suatu pernikahan
yang lebih memuaskan dari suatu pernikahan yang tampaknya tidak berpengharapan.
Namun sarana itu sendiri tidak akan membuat ini menjadi kenyataan. Sarana itu harus
dipakai dan dipergunakan dengan tepat dan konsisten.
Bila suami Anda bersedia melakukannya bersama Anda, Anda akan memperkuat
pernikahan Anda jauh lebih cepat. Bila seorang suami memahami kebutuhan isterinya
dan belajar cara memenuhi kebutuhan tersebut, hubungan yang ada akan bertumbuh lebih
cepat.
Dalam konseling saya melihat jika saya dapat membuat sang suami melakukan bagiannya
terlebih dahulu, akan jauh lebih mudah bagi sang isteri untuk melaksanakan tanggung
jawabnya dalam hubungan yang ada dengan rasa antusiasme dan komitmen yang lebih
besar. Suami Anda akan mulai sadar bahwa Anda adalah satu pribadi yang istimewa dan
mulai memperlakukan Anda dengan lebih halus, lembut, sensitif dan pengertian.
Sayangnya, wanita biasanya lebih memperhatikan hal memperdalam hubungan
pernikahan mereka dibandingkan pria.
Bila hubungan Anda dengan suami kurang dari apa yang Anda rindukan dan ia hanya
menunjukkan sedikit perhatian terhadap perasaan Anda, pada awalnya Anda akan merasa
sulit untuk mulai melangkah. Tetapi bila Anda untuk sementara bersedia melupakan
kurangnya tanggapan yang diberikan dan melakukan beberapa usaha tambahan, Anda
dapat terus melangkah dengan satu keyakinan akan hubungan yang lebih baik lagi. Saya
juga yakin bahwa kerinduan suami Anda akan suatu hubungan yang lebih baik akan
makin meningkat sebagai tanggapan terhadap perubahan yang ia lihat dalam diri Anda.
Saya telah berbicara dengan beratus-ratus wanita yang telah menikah. Saya menemukan
sedikit sekali yang tidak menginginkan perbaikan hubungan dengan suami mereka.
Beberapa wanita merasa lebih puas dibandingkan wanita lain, tetapi sebagian besar
mereka merindukan suami yang lebih mengasihi dan lebih romantis. Banyak wanita yang
mengatakan bahwa mereka ingin suami mencintai mereka lebih daripada ia mencintai
siapapun dan apapun. Anda mungkin berpikir, "Itu mustahil. Tidak ada pria yang
mencintai seperti itu!" Namun saya secara pribadi telah melihat makin banyak suamisuami yang diubahkan menjadi pencinta-pencinta "yang mustahil". Perubahan yang
diinginkan tidak terjadi begitu saja, pria membuat itu terjadi bila mereka tahu apa yang
harus dilakukan.
Sumber :
Gary Smalley - Alasan Tersembunyi Mengapa Pria Berperilaku Tertentu
Diperbarui pada hari Kamis Komentar Suka / Tidak Suka

22 orang menyukai ini.


Lihat ke-11 komentar

Fenny Monika Tarigan


Wonderful !
Jum pukul 1:24

Yuyanti Tan
artikelnya bagus tuk dibagikan...... btw dari beberapa artikel yang aku baca koq
kebanyakan temanya tentang perkawinan, pasangan hidup.......so kapan neh prakteknya
mas..... di tunggu undangannya....lo..he..he...n... GBU :-)
Jum pukul 1:43

Komentar

Menemukan Cinta sejati


Bagikan
06 Oktober 2009 jam 22:17

Bila saatnya tiba, kita tidak lagi mencari teman kencan, tapi teman sejiwa. Tahukah anda,

perbedaan antara pria yang bisa di ajak kencan dan pria yang bisa di ajak menikah??
Pria yang bisa di ajak kencan, memberikan saat-saat indah, tapi pria yang bisa
di ajak menikah akan memberikan kehidupan yang indah untuk kita.
Pria yang bisa di ajak menikah, biasanya pemalu di awal proses kencan, bahkan kadang
tidak menarik. Tapi individu yang justru mengawali dengan tidak terburu-buru akan
menjalani dengan proses dengan baik dan berakhir dengan bahagia.
Dalam mencari jodoh yang harus dilakukan pertama kali dan paling mendasar, bangun
persahabatan terlebih dahulu. Untuk menemukan CINTA SEJATI, anda tinggal mencari
sahabat terbaik, bukan pecinta ulung.
Pasangan yang telah menikah lama biasanya mengatakan,
" Pasangan saya merupakan sahabat terbaik ".
Sahabat yang akan di jadikan pasangan anda, seseorang yang secara fisik maupun
psikologis menarik hati anda. Maksudnya pasangan hidup anda harus yang
nyambung.....githu.....!!!
Jadikan Sahabat Lebih Dulu jangan silau dengan penampilan fisik (misal, macho,
tampan, punya mobil bagus, bla..bla..) Kencan adalah suatu proses mencari tahu apa yang
benar-benar diinginkan.
Cari Pasangan Buat Menikah Bukan Untuk Pacaran
Ingat perbedaan mendasar pria yang bisa di ajak menikah dan yang bisa diajak kencan.
Biasanya pria yang bisa di ajak kencan pandai merayu, tapi tidak mampu
mempertahankan hubungan. Jangan terjebak dengan ilusi ROMANTIS. Hati-hati dengan
pria yang biasanya hanya bersenang-senang: memberikan bunga,permen ato perhatian
tetapi tidak bisa memberikan dukungan saat anda melalui saat-saat berat.
Pria yang mau di ajak menikah mencintai anda secara keseluruhan, tidak hanya yang
baik-baik saja.
Carilah pria yang bisa memberikan rasa aman secara emosional.
Tentukan Batas Dalam Berhubungan
Ada beberapa pria yang tidak bisa di ajak serius. Mereka mempunyai kecenderungan
tidak setia dan selalu mencari yang "lebih" lagi, seperti ungkapan "rumput tetangga lebih
hijau"
Jika pria yang pergi dengan anda selalu melirik wanita lain (alias ganjen), jangan cobacoba menjalin hubungan dengannya. Kecuali disaat-saat tertentu dia ingin membuat anda
jealous...(anda pasti tahu dimana dia becanda atau serius saat melirik wanita lain).

Tentukan batasnya, jangan biarkan orang lain berulang-ulang menyakiti hati anda, Jika
terjadi dan anda tidak mengatakan apa-apa, sama artinya dengan " dia dapat
memperlakukan anda seenak perutnya".
Tulislah Kualitas Yang Di Butuhkan Dari Seorang Pria
Misalnya, jika anda membutuhkan seseorg yang benar-benar sensitif dan bisa diajak
bicara, jangan terpaku pada pria yang tampan tapi pendiam. Jangan buang waktu
berkencan dengan pria yang pada dasarnya tidak akan membuat anda bahagia.
Jika anda tahu apa yang di butuhkan (bukan hanya diinginkan) dan tahu apa yang bisa
membuat anda bahagia, anda akan mampu mengenali si dia saat menampilkan kualitas
dirinya, bukan hanya dari penampilan luarnya saja.
Jangan Takut Bertanya
Jika ada pria yang berjanji akan menghubungi anda tapi tidak melakukannya, anda
berhak menanyakan alasannya. Sering kali wanita membuat kesimpulan keliru tentang
hal ini. Pria dan wanita berbeda, mereka melakukan sesuatu dengan alasan dan motivasi
yang berbeda pula.
Jangan terlalu berprasangka dan berpikiran terlalu jauh atau yang nggak-nggak.
Sebaiknya minta klarifikasi atau penjelasan secara langsung dari dia...anggap saja dia
montir bengkel mobil anda.
Pahami Terlebih Dahulu, Kencan, Seperti Juga Pernikahan, Merupakan Proses
Seperti juga persahabatan, kencan yang serius membutuhkan waktu. Dalam tahap ini
mulailah mencari tahu seperti apa pria yang berkencan dengan anda.
Misalnya mencoba dengan mengatakan hal yang sederhana, katakan padanya anda
mengalami yang yang tidah menyenangkan hari ini. Bila ia tidak bertanya MENGAPA
dan malah mengalihkan pembicaraan ke topik lain, anda bisa tahu pria ini bukan orang
yang enak di ajak "berbagi" perasaan.
Ingat: Kemampuan berbagi, kunci ikatan cinta sejati yang kuat. Suatu hubungan bukanlah
suatu yang anda miliki atau tidak. Melainkan merupakan kerja sama dua belah pihak, satu
kesatuan, dimana terdapat saling asuh, dukungan stimulasi, kejujuran, dan banyak lagi.
Memandang Hubungan Sebelumnya Sebagai Pelajaran, Bukan Kegagalan
Setiap orang yang terlibat dalam hidup anda, memberikan pelajaran berharga (termasuk
mantan-mantan pacar anda).
Apapun yang menimpa anda, anda bisa mengambil hikmahnya. Hubungan sebelumnya
bisa di jadikan pelajaran, apa yang membuat anda bahagia dan sebaliknya.
Jangan pernah menyalahkan diri sendiri, tapi belajar dari kesalahan atau kegagalan
sebelumnya.

Ingat, berbuat KHILAF itu manusiawi, tapi jika melakukannya terus menerus, itu suatu
KEBODOHAN.
JANGAN TAKUT MENCOBA, SEKALIPUN TIDAK SESUAI DENGAN HARAPAN
ANDA.
Wanita seringkali terpaku pada pola harapan yang lazim tentang cinta. Misalnya hanya
menikah dengan pria yang berasal dari kota, gaul, terpelajar dan bekerja di kantor.
Jangan takut mencoba sesuatu yang tampak tidak bisa membuat anda bahagia.
Siapa tahu anda malah bisa senang tinggal di desa dengan tenang bersama suami (bisa
gak yaa??)...hihihihiiii.. Jangan hanya berkencan dengan tipe anda.
Tipe hanyalah serangkaian sifat yang ada pada seseorang. Anda kan tidak berkencan
dengan serangkaian tipe itu , melainkan secara keseluruhan.
Banyak pria dan wanita tidak memanfaatkan waktu secara keseluruhan, untuk
menganalisa apa yang sebenarnya di inginkan. Mereka langusng memilih dengan
gampang dan cepat, "berkencan dengan orang yang sesuai dengan tipenya".
Ini adalah suatu phobia (ketakutan) terhadap komitmen.
Jadilah Diri Anda Sendiri
Jangan "berpura-pura" dalam berhubungan, percuma dan tidak akan ada hasilnya.
Ada empat kualitas utama dari seseorang, entah itu pria atau wanita, yang bisa membuat
orang lain tertarik:
1. autentik (asli)
2. dapat di percaya
3. genuine (tulen/rajin)
4. tidak plin-plan alias konsisten
Pria dan wanita yang bisa di percaya, selalu jujur dan menjadi dirinya sendiri, akan dapat
menikmati kehidupan dan akhirnya menemukan CINTA SEJATINYA !
Diperbarui hari Selasa yang lalu Komentar Suka / Tidak Suka
59 orang menyukai ini.
Lihat ke-47 komentar

Komentar

Namanya Juga Anak Muda


Bagikan
04 Oktober 2009 jam 20:02

Tubuhnya yang kecil serta wajahnya yang naif, tak dapat menyembunyikan usianya yang
memang baru belasan. Tepatnya, 16 tahun. Bagi saya, "anak" ini mewakili generasi
sebayanya. Mungkin tak semuanya, namun paling sedikitnya sebagian dari mereka.
Pagi itu ia -- sebut saja namanya Irene -- datang, meminta agar pernikahannya dapat
diberkati digereja. Tentu saja saya terkejut. Saya mengenal benar anak ini. Ia pernah
jadi anak didik saya.
Mengapa begitu cepat? Dan mengapa begitu tiba-tiba?, tanya saya.
Saya sudah hamil empat bulan,pak, jawabnya.
Hamil? Empat bulan?
Ya, pak.
Apa yang terjadi? Dengan siapa?
Lalu ia pun bercerita. Bla bla bla. Tanpa beban. Setelah itu, giliran saya berkhotbah. Bla
bla bla. Sangat penasaran. Akhirnya saya bertanya, Apa kamu tidak menyesal?.
Menyesal sih menyesal,pak.
Menyesal karena apa yang telah kalian lakukan, atau sekadar karena kamu hamil?
Ya terutama karena saya hamil, pak. Sebab sebenarnya saya 'kan masih pengen sekolah,

pak.
Itu artinya kamu tidak menyesal karena dosa yang telah kamu lakukan. Begitu, bukan?,
tanya saya - wah, gemasnya!
Yah, namanya juga anak muda, pak, jawabnya. Enteng sekali.
SAYA setuju dengan Barclay yan gmengatakan, bahwa etika Kristen harus berbicara
mengenai masalah seks pra-nikah ini dengan serius. Bukan saja karena jumlahnya
semakin banyak, tetapi terutama karena kegiatan seksual ini-- dengan lambat, tapi pasti -kian menahbiskan diri sebagai kegiatan seksual yang normal. Sekiranya tidak terjadi
wabah HIV/AIDS, kecenderungan ini pasti kian tak terbendung.
Namun begitu, banyak orang toh memilih diam atau sekadar mencaci-maki tak keruan.
Orang-orang yang menolak seks pra-nikah dengan sepenuh keyakinan kian terpinggirkan.
Karenanya, enggan menampilkan posisinya dengan lantang dan terus terang.
Di Barat, sejak puluhan tahun silam, malah muncul teolog-teolog kristen yang justru
membela praktik ini. Salah satunya yang paling terkenal adalah Joseph Fletcher. Profesor
etika Kristen ini antara lain menulis, Kultus keperawanan agaknya akan menjadi
benteng perlawanan terakhir terhadap kebebasan seks, dan pasti akan ambruk. Sebab kini,
berkat perkembangan di bidang kedokteran, orang bisa bebas melakukan kegiatan
seksualnya tanpa dibayangi ketakutan seperti sebelumnya.
Memang tidak semua yang dikatakan Fletcher itu salah. Namun, saya mohon, jangan pula
pandangan-pandangannya itu kita telan bulat-bulat. Sebab tidak semua yang walaupun
dikatakan oleh seorang profesor, bermanfaat bagi kekristenan. Ini telah diingatkan oleh
seorang teolog lain, Malcolm Muggeridge, yang mengatakan, Kita telah membiarkan
seniman-seniman kita dengan bebas menghancurkan kesenian; penulis-penulis kita
menghancurkan kesusastraan; sarjana-sarjana kita menghancurkan keilmuwanan; dan
agamawan-agamawan kita menghancurkan agama. Kita mengembang-biakkan barbarian
di rumah kita sendiri.
Kebungkaman banyak orang terhadap masalah seks pra-nikah, adalah kediaman yang
berbahaya. Seperti diilustrasikan oleh eksperimen terkenal dari seorang psikolog,
Profesor John Court. Seekor katak ia taruh di sebuah wadah yang berisi air dingin.
Pelahan-pelahan sekali, suhu air itu dinaikkan. Sedikit demi sedikit, sampai akhirnya ke
titik didih. Namun yang mengherankan adalah, katak itu kalem-kalem saja. Tak sedikit
pun ia berusaha menyelamatkan diri. Rupanya proses perubahan itu berlangsung begitu
lambatnya, sehingga katak itu nyaris tak merasakan apa-apa. Karena kediamannya itulah,
ia mati.
APA yang disebut sebagai revolusi seks, juga demikian. Ia terjadi dengan
bergugurannya tabu-tabu - tidak sekaligus, melainkan satu demi satu. Tidak kentara.
Eksperimen di atas mengingatkan, justru karena itulah revolusi ini layak kita cermati
dengan serius. Sebelum kita terkejut, lalu cuma bisa tergagap-gagap. Dalam salah satu

refleksi kita yang terdahulu saya telah menyinggung, bagaimana orang modern
cenderung memisahkan seks dari pernikahan. Seks pra-nikah adalah salah satu
wujudnya.
Menurut Barclay, ada tiga alasan yang paling kerap dikemukakan orang, guna
membenarkan kegiatan seksual yang dilakukan sebelum -- atau di luar --perkawinan.
Pertama, adalah ANTISIPASI. Ini adalah kegiatan seksual yang dilakukan oleh sepasang
anak manusia yang saling mencinta. Begitu rupa, sehingga mereka merasa yakin dan
pasti, bahwa pada suatu saat mereka akan menikah. Mengantisipasi pernikahan mereka
yang pasti itulah, mereka tanpa ragu melakukan hubungan seks. Apasalahnya? Kami toh
pasti akan menikah.
Tindakan yang mereka lakukan itu, mungkin secara esensial memang belum dapat
dikategorikan sebagai zinah. Motivasi mereka pun boleh jadi memang tulus. Namun,
toh ada dua hal yang perlu dikemukakan.
(a) mereka mengatakan, bahwa untuk mengekspresikan cinta kasih mereka yang murni
itulah, mereka melakukan hubungan seks. Pertanyaan saya adalah, mengapa tidak
sebaliknya? Mengapa mereka tidak mengekspresikannya, justru dengan tidak melakukan
hubungan seks sebelum mereka benar-benar suami-istri? Bukankah salah satu ekspresi
cinta yang sejati. adalah kesanggupan mengendalikan diri?
(b), apa sih yang betul-betul pasti di dunia ini? Dari mana mereka bisa begitu yakin,
bahwa mereka pasti akan menikah - pada satu hari? Dalam hidup ini, anak-anakku, tak
ada yang 100% pasti. Buktinya amat banyak. Tidak bijaklah mengantisipasi sesuatu, yang
di luar daya kita untuk mengantisipasinya!
ARGUMENTASI kedua, saya sebut saja, SIMULASI. Atau coba dulu baru beli. Kata
mereka, Membeli baju atau sepatu saja 'kan perlu mencoba dahulu. Apa lagi mau
menikah. Sebab itu mencoba itu perlu, agar orang mengetahui dengan pasti, bahwa
memang dialah orangnya, dengan siapa ia akan menghabiskan seluruh sisa umurnya.
Caranya? Dengan hidup bersama dulu. Hidup bersama dijadikan simulasi atau tiruan
hidup perkawinan yang sesungguhnya.
Argumentasi ini sepintas lalu terkesan masuk akal. Tapi sebenarnya ia mengandung
salah-perkiraan yang fundamental! Salah besarlah, orang yang menyangka bahwa hidup
perkawinan itu dapat disimulasikan. Hidup bersama tidak pernah mungkin
menggambarkan hidup perkawinan yang sesungguhnya. Dalam kaitan ini, Barclay
mengemukakan sebuah analogi yang menarik. Tentang seorang yang memutuskan, untuk
beberapa bulan hidup di daerah kumuh bersama-sama dengan orang-orang miskin.
Dengan jalan itu, ia berharap bisa mengalami secara langsung dan pribadi, bagaimana
rasanya jadi orang melarat itu.
Maksud yang mulia! Tapi salah perhitungan. Tinggal di daerah kumuh memang dapat
memberikan banyak pengalaman berharga. Tapi tetap tidak mungkin membuat orang

benar-benar mengetahui bagaimana sih rasanya jadi orang melarat itu. Mengapa? Sebab
ada perbedaan yang sangat mendasar. Si relawan bisa setiap saat meninggalkan situasi
kemiskinan itu. Pengalamannya dapat menjadi bagaikan petualangan dan ekskursi yang
romantis, seperti ketika orang berlibur dengan berkemah di hutan. Tidak enak, tapi
nikmat. Sedang orang-orang miskin itu? Mereka tidak punya pilihan lain. Seumur hidup
mereka, mereka sudah terperangkap oleh ke melaratan mereka. Dan ini melahirkan dua
sikap, bahkan mentalitas, yang berbeda!
Intinya adalah, perkawinan tidak pernah dapat dieksperimenkan. Sebab perkawinan
adalah sebuah komitmen. Orang tidak dapat mengeskperimenkan komitmen. Yang
mungkin hanyalah, menerima atau menolak. Tidak ada peluang untuk coba-coba.
KETIGA, adalah alasan yang mengatakan bahwa ESENSI adalah segala-galanya.
Perkawinan itu lebih daripada sekadar secarik kertas atau sebuah seremoni. Esensi sebuah
perkawinan adalah komitmen untuk membangun relasi. Inilah yang terpenting, dengan
atau tanpa perkawinan. Dengan atau tanpa formalitas. Argumentasi yang jitu, bukan?
Esensi dan kualitas tentu saja memang lebih utama ketimbang bungkus luarnya. Tapi
apakah itu berarti, formalitas tidak ada nilainya? Kenyataan menunjukkan, walaupun
formalitas bukan segala-galanya, tapi orang memerlukannya. Sebuah kontrak kerja,
misalnya, memang tidak menjamin adanya komitmen yang tulus dari kedua belah pihak.
Tapi paling sedikit ia memberi pegangan. Orang bisa melakukan tindakan hukum bila
itu dilanggar.
Yang saya khawatirkan adalah, orang yang mengatakan bahwa komitmen, bukan
formalitas yang penting, sebenarnya adalah orang yang menolak komitmen. Orang yang
mengatakan bahwa formalitas pernikahan tidak penting -- sebab hanya cinta kasih, relasi
dan komitmen-lah yang penting -- sering adalah orang yang menolak untuk memberi
komitmen resmi.
Mereka masuk dari pintu depan, tapi diam-diam menyiapkan pintu darurat di belakang.
Agar sewaktu-waktu mereka bisa melarikan diri dari komitmen dan relasi, yang selalu
mereka katakan paling penting itu. Dan melarikan diri dengan mudah, tanpa direpotkan
oleh tetek-bengek formalitas, seperti mengurus surat cerai dan sebagainya. Nah, ketahuan
belangnya, bukan?
Oleh Pdt. Eka Darmaputera
Diperbarui sekitar seminggu yang lalu Komentar Suka / Tidak Suka
13 orang menyukai ini.
Lihat ke-5 komentar

Agustinus Cahyana
Amin. Gbu too.
04 Oktober jam 23:35

Flo Florence Indah


aku copas....
Jum pukul 19:28

Komentar

Sesuatu Untuk Dipikirkan


Bagikan
02 Oktober 2009 jam 15:34

Sebuah kapal telah karam ketika mengalami badai yang dahsyat di tengah laut. Hanya
dua orang yang berhasil menyelamatkan diri dengan berenang ke sebuah pulau yang
gersang dan tanpa kehidupan. Kedua orang itu tidak tahu apa yang mereka harus lakukan
kecuali berdoa kepada Tuhan. Namun, untuk mengetahui doa siapa yang lebih kuat,
mereka setuju untuk membagi pulau itu ke dalam dua wilayah untuk dihuni masingmasing.

Pertama-tama, mereka berdoa untuk makanan. Esok harinya, orang yang pertama melihat
sebuah pohon penuh dengan buah-buah di sisi wilayahnya sedangkan wilayah orang
kedua tetap gersang tanpa kehidupan.
Setelah seminggu orang pertama merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar
diberi seorang isteri. Esok harinya seorang wanita sedang berenang menuju ke sisi pulau
itu di mana ia tempati. Sedangkan di sisi orang kedua, tidak terjadi sesuatu apa.
Tak lama kemudian orang pertama berdoa untuk sebuah rumah, pakaian dan makanan.
Esok harinya, dengan mengherankan semua itu telah tersedia untuk orang pertama,
sedangkan orang kedua masih tak memiliki apapun.
Akhirnya, orang pertama berdoa untuk sebuah kapal, supaya dia dan isterinya dapat
meninggalkan pulau itu. Pada esok harinya, ia mendapatkan sebuah kapal berlabuh di sisi
wilayahnya. Orang pertama kemudian bersama isterinya menaiki kapal itu untuk
meninggalkan orang kedua di pulau itu. Ia menilai orang kedua itu tidak layak untuk
menerima berkat Tuhan, karena tak ada satu dari doa-doanya dijawab oleh Tuhan.
Ketika kapal itu hendak berlayar, orang pertama itu mendengar sebuah suara yang
kencang dari sorga : Mengapa kamu meninggalkan kawanmu di pulau?
Berkat-berkatku adalah milikku sendiri, karena akulah yang memintanya melalui doadoaku, demikianlah orang pertama itu menjawab. Sedangkan doa-doa kawanku itu
semuanya tak terjawab sehingga ia tak layak untuk menerima apapun.
Kamu salah! suara itu berkumandang. Ia hanya menyampaikan satu doa saja yang Ku
telah menjawab. Bila tidak, niscaya kamu tidak akan menerima apapun dari berkatKu.
Katakanlah, kata orang pertama itu, : Apa yang ia telah doakan, sehingga aku
dianggap berhutang sesuatu kepadanya?
Ia berdoa, agar doa-doamu semuanya Kujawab.
Kiranya kita sadar bahwa berkat-berkat kita bukan hanya merupakan hasil dari doa-doa
kita sendiri, melainkan juga hasil dari doa-doa yang dipanjatkan oleh orang lain untuk
kita.
Kiranya pada hari ini, doa-doaku untukmu akan dijawab semuanya. Tuhan
memberkatimu!
Apa yang engkau lakukan untuk orang lain, itu lebih penting daripada apa yang engkau
lakukan untuk dirimu sendiri!

Anda mungkin juga menyukai