Pengertian jurnal
adalah formulir khusus yang digunakan dalam mencatat setiap aktivitas transaksi secara kronologis
sesuai urutan tanggal ke dalam jumlah yang harus di debet dan dikredit. Jurnal di dalam praktik
akuntansi adalah tempat pertama kali untuk mencatat transaksi. Ada beberapa macam bentuk
jurnal, pada dasarnya bentuk jurnal dibedakan menjadi dua, yakni jurnal umum dan jurnal khusus.
Jurnal umum adalah tempat untuk mencatat seluruh aktivitas transaksi keuangan tanpa
terkecuali,
Jurnal khusus adalah tempat untuk mencatat beberapa jenis transaksi tertentu yang berkaitan
dengan jurnal khusus tersebut.
3. Macam-macam Jurnal
a. Jurnal penjualan
b. Jurnal pembelian
c. Jurnal penerimaan kas
d. Jurnal pengeluaran kas
e. Jurnal umum
5. Jenis-Jenis Media
Media (bukti transaksi) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Mixed Media
Yaitu media yang datanya akan diposting ke lebih dari satu rekening baik debit maupun kredit.
Contoh faktur yang diterima dari penjual yang berisi beberapa jenis barang yang dibeli.
b. Unit Media
Yaitu media yang datanya akan diposting ke satu rekening baik debit maupun kredit. Contoh
faktur yang dibuat untuk penjualan 1 macam barang.
Posting Mixed`Media, ada 2 cara untuk posting dari mixed media yaitu:
a. Metode Random
Dalam cara ini media yang akan diposting diterima bagian akuntansi urut nomor. Media
diposting satu per satu.
b. Metode Exhaust
Dalam cara ini setiap rekening hanya diambil satu kali, kemudian semua data yang berhubungan
dengan rekening diposting dari seluruh media yang ada.
(Indaryanti. (2016). Sistem Informasi Akuntansi (Teori dan Konsep SIA). Malang: Aditya Media
Publishing.)
Yaitu pendapatan yang sudah diperhitungkan/ sudah menjadi hak , tetapi belum diterima
pembayarannya.
c. Kewajiban/Hutang lain-lain
Adalah meliputi semua hutang yang tidak sesuai untuk diklasifiaksikan sebagai hutang lancar
maupun hutang jangka panjang. Misalnya uang jaminan yang diterima dari langganan
3. Modal (Capital)
Adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih (jumlah Harta
dikurangi Hutang)
Modal terdiri dari setoran pemilik dan sisa laba yang belum dibagi. Pemberian nama Modal
tergantung jenis perusahaannya.
Rekening Nominal dapat diklasifiaksikan dalam dua kelompok, yaitu pendapatan dan biaya/ beban.
1. Pendapatan
Adalah penambahan jumlah Aktiva/ Harta sebagai hasil operasi perusahaan. Pendapatan
diperoleh karena adanya penyerahan/ penjualan barang/ jasa atau aktivitas lainnya dalam satu
periode.
a. Pendapatan Operasional
Yaitu pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam rangka kegiatan utama, misalnya :
Pendapatan jasa angkutan, pendapatan service dan penjualan (bagi perusahaan dagang)
b. Pendapatan Non-Operasional
Yaitu pendapatan yang diperoleh diluar usaha pokok, yang sifatnya insidentil, misalnya :
pendapatan bunga dan pendapatan komisi.
2. Biaya/ Beban Adalah pengorbanan yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan. Beban
dibedakan menjadi
a. Beban Operasional Yaitu beban yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan. Beban
di bedakan menjadi :
Beban perlengkapan (Supplies Expense)
Beban gaji (Salaries Expense)
Beban Sewa (Rent Expense)
Beban Iklan (Advertising Expense)
Beban Asuransi (Insurance Expense)
b. Beban Non Operasional Yaitu beban yang terjadi bukan karena kegiatan utama perusahaan
atau tidak berkaitan langsug dengan kegiata utama perusahaan,misalnya :
Beban bunga (Interest Expense)
Kerugian Piutang tak Tertagih (Bad Dept Expense).
7. Kode Rekening
adalah suatu kode/ nomor yang digunakan untuk menamakan atau memberi nomor pada tiap-tiap
akun sesuai dengan kelompoknya.
Misalkan Kode Rekening 1 untuk akun Asset, 2 untuk akun liability, dst.
a. rekening diberi kode dengan angka urut, dari angka kecil ke angka besar.
b. Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Rekening dengan kode 1 sampai 9 memiliki 1 angka
dalam kode rekeningnya, sedangkan rekening dengan kode 10 sampai dengan 99 memiliki 2
angka , sedangkan rekening dan kode 100 sampai 999 memiliki 3 angka dalam kode
rekeningnya,dan seterusnya.
c. Perluasan klasifikasi pada suatu rekening akan mengakibatkan perubahan kode semua rekening
yang kodenya lebih besar dari kode rekening yang mengalami perluasan. Sebagai contoh, jika
rekening 21 Beban yang ditangguhkan dalam daftar rekening diatas dirinci lebih lanjut menjadi 3
rekening : 21 Beban organisasi,22 Rugi Trial-Run,dan 23 Beban Promosi, maka rekening-rekening
yang sebelumnya berkode diatas rekening yang dipecah tersebut (kode 22 dan selanjutnya)
semuanya akan mengalami perubahan kode.
Dalam metode pemberian kode ini, rekening buku besar dikelompokkan menjadi beberapa
golongan dan setiap golongan disediakan satu blok angka yang berurutan untuk memberi kodenya.
Penggunaan Kode Angka Blok ini dapat mengatasi kelemahan Kode Angka urut, yang jika terjadi
perluasan klasifikasi pada suatu rekening mengakibatkan perubahan kode semua rekening yang
kodenya lebih besar dari kode rekening yang mengalami perluasan.
Untuk menghadapi kemungkinan perluasaan rekening, dalam setiap blok angka disediakan angka
cadangan perluasan,sehingga perluasaan kode rekening hanya akan mempengaruhi pemberian kode
rekening dalam blok yang bersangkutan.
Contoh Kode Angka Blok adalah sebagai berikut :
Rekening buku besar digolongkan menjadi golongan dan setiap golongan disediakan satu blok angka
yang berurutan :
Rincian susunan dan kode rekening dengan menggunakan Kode Angka Blok adalah sebagai berikut :
2 Investasi Sementara
3 Piutang
20 Persekot Biaya
40 Tanah
41 Gedung
43 Mesin
45 Mebel
70 Goodwill
71 Beban Pendirian
73 Paren
80 Jaminan PLN
81 Jaminan Telkom
500 Rugi-Laba
Terbentuk dari dua atau lebih subcodes yang dikombinasikan menjadi satu kode. Kode Angka
Kelompok ini mempunyai Karakteristik sebagai berikut :
2. Jumlah angka dan /atau huruf dalam kode mempunyai arti tertentu.
3. Posisi angka dan /atau huruf dalam kode mempunyai arti tertentu.
4. Perluasan Klasifikasi dilakukan dengan memberi cadangan angka dan / atau huruf ke kanan.
Sebagai contoh adalah pemakaian Kode Angka Kelompok untuk memberi kode rekening biaya guna
menghasilkan informasi biaya yang menggambarkan :
CE Kabupaten Sleman
a. Hubungan biaya dengan pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan , yang dibagi menurut
hirarkhi berikut ini : Direksi, Departemen, Bagian
b. Jenis Biaya
Berdasarkan data tersebut di atas dapat ditentukan bahwa jumlah angka dalam kode adalah 5,
dengan rincian 3 angka pertama untuk menunjukkan hubungan biaya dengan struktur organisasi
(ada 3 jenjang organisasi), dan 2 angka sisanya untuk menunjukkan jenis biaya (karena jumlah jenis
biaya diperkirakan tidak akan lebih dari 100, sehingga hanya diperlukan 2 angka saja).
05 Biaya upah
12 Biaya iklan
13 Biaya pembungkus
15 Biaya lain-lain
Berdasarkan kode tersebut di atas, biaya asuransi tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Bagian Pulp
diberi kode 21107.
Biaya bahan bakar yang dikonsumsi oleh Bagian Listrik dan Air dicatat dalam rekening yang berkode
22203.
Desimal berarti persepuluhan. Kode Angka Desimal memberi kode angka terhadap klasifikasi yang
membagi kelompok menjadi maksimum 10 sub kelompok dan membagi subkelompo menjadi
maksimum 10 golongan yang lebih kecil dari subkelompok tersebut. Sebagai contoh adalah sebagai
berikut :
I. Persediaan
Pemberian kode dengan Kode Angka Desimal ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Rekening diberi dengan angka yang berurutan, dari angka kecil ke angka besar.
b. Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Klasifikasi besar memiliki jumlah angka yang lebih
sedikit bila dibandingkan dengan klasifikasi rinciannya.
c. Perluasan klasifikasi pada suatu rekening dilakukan dengan maksimum pemecahan tidak lebih dari
10. Pemberian kode perluasannya dilakukan dengan menambahkan 1 angka di sebelah kanannya.
Metode ini menggunakan kode berupa kombinasi angka dan Huruf. Setiap rekening diberi kode
angka yang di mukanya dicantumkan huruf singkatan kelompok rekening tersebut. Misalnya : AL
101, ATL 112, MO 245
AL merupakan singkatan dari aktiva lancar, ATL singkatan aktiva tidak lancar , dan MO singkatan dari
modal