Anda di halaman 1dari 19

MODUL

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Disusun Oleh :
M. FARHAN HAIDAR
XII IPS 2
A. Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi
Pengertian persamaan dasar akuntansi adalah suatu persamaan yang menggambarkan
posisi aktiva, hutang dan ekuitas yang diakibatkan adanya transaksi yang terjadi pada
perusahaan.
Persamaan akuntansi menerapkan prinsip akuntansi yang menggunakan catatan
berpasangan (double entry system) sebagai dasar pencatatan. Persamaan akuntansi
menunjukkan sumber ekonomi (aset) yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan
pada kegiatan usaha dan juga menunjukkan klaim (hak) atas sumber ekonomi tersebut,
yaitu liabilitas dan ekuitas. Persamaan akuntansi merupakan dasar untuk proses
pencatatan transaksi secara nyata dan aktual dalam perusahaan sehingga dengan data-data
pencatatan dapat disusun laporan keuangan yang merupakan tujuan dari akuntansi.

B. Kegunaan Persamaan Dasar Akuntansi


Kegunaan persamaan dasar akuntansi antara lain untuk menggambarkan bahwa sebuah
transaksi itu mempunyai pengaruh sedikitnya dua golongan rekening atau untuk
mengetahui perubahan unsur atau posisi keuangan perusahaan, yakni untuk mengetahui
perubahan posisi harta (asset), hutang (liabilities) dan modal (ekuitas) perusahaan.

C. Rumus Persamaan Dasar Akuntansi


Rumus dasar tentang akuntansi yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut
:
AKTIVA = HAK KEKAYAAN

AKTIVA = HUTANG + MODAL


Atau
AKTIVA HUTANG = MODAL

H = Harta, yaitu semua milik (Kekayaan) dari suatu perusahaan.


U = Utang, yaitu kewajiban perusahaan terhadap pihak lain.
M = Modal, yaitu hak pemilik perusahaan.
Rumus lain :
H= U + (M + P - B)

B = Biaya, pengorbanan untuk memperoleh penghasilan


P = Pendapatan, adalah bertambahnya aktiva perusahaan.

Harta bersaldo normal di debet (bertambah) dan jika di kredit berkurang, sedangkan
pendapatan bersaldo normal di kredit (bertambah) dan jika di debet berkurang, biaya
mengurangi modal sedangkan pendapatan menambah modal.

D. Unsur-unsur Persamaan Dasar


1. Aset

Aset adalah semua sumber daya yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam
operasi perusahaan. Karakteristik umum yang dimiliki oleh aset adalah
kemampuan untuk memberikan jasa dan manfaat di masa mendatang.
Sub kelompok aset adalah sebagai berikut.
a. Aset Lancar (current assets)
1) Kas
Kas (cash) adalah uang tunai yang disimpan di brankas atau di kantor,
ataupun simpanan di bank, yang berbentuk giro atau simpanan lain yang
dapat diambil setiap saat
2) Deposito Bank
Deposito bank/deposito berjangka (time deposit) adalah simpanan pada bank
yang berbentuk deposito diambil yang dapat diambil sewaktu-waktu
tertentu.
3) Surat Berharga
Surat berharga/efek (marketable securities) adalah saham dan obligasi
perusahaan lain yang segera dapat diuangkan atau dijual di bursa efek.
Tujuan pemilikannya adalah untuk memanfaatkan kelebihan uang kas (idle
money).
4) Piutang Usaha
Piutang usaha (account receivable) adalah hak untuk menagih kepada pihak
lain karena sebelumnya perusahaan memberikan pinjaman uang atau
menjual barang/jasa secara kredit kepada pihak lain.
5) Piutang Wesel
Piutang wesel/weseltagih (notes receivable) adalah surat perintah yang
ditujukan kepada seseorang atau badan tertentu untuk membayar sejumlah
uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan pada orang yang namanya
ditulis di surat dalam surat tersebut atau pada orang yang membawa surat
tersebut.
6) Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah persediaan
barang yang siap dijual.
7) Perlengkapan Kantor
Perlengkapan kantor (office supplies) adalah perlengkapan yang digunakan
untuk lancarnya administrasi perkantoran, contoh: kertas hvs, stapler, disket,
dan lain-lain.
8) Perlengkapan Toko
Perlengkapan toko (store supplies) adalah perlengkapan yang digunakan
untuk kelancaran kegiatan di toko, contoh: kantong plastik.
9) Beban Dibayar Dimuka
Beban dibayar dimuka (prepaid expense) adalah beban yang telah
dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi belum menjadi kewajiban atau belum
digunakan, contoh: asuransi dibayar dimuka dan sewa dibayar dimuka.
10) Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
Pendapatan yang masih harus diterima (accrued revenue) adalah pendapatan
yang sudah diperhitungkan/sudah menjadi hak, tetapi belum diterima
pembayarannya, contoh: bunga yang akan diterima, piutang usaha, dan
piutang sewa.

b. Investasi Jangka Panjang


Investasi jangka panjang adalah penanaman modal pada perusahaan lain dalam
jangka panjang, yang tujuannya selain untuk memperoleh tambahan
pendapatan, juga untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan tersebut,
seperti ivestasi dalam saham dan obligasi.
c. Aset Tetap
Aset tetap (fix asset) adalah kekayaan perusahaan yang pemakaiannya dalam
waktu lama (lebih dari satu periode akuntansi). Aset tersebut digunakan dalam
kegiatan normal perusahaan serta mempunyai nilai material (relatif besar
nilainya), contoh: tanah, gedung, bangunan, mesin-mesin, dan kendaraan.
d. Aset Tetap Tidak Berwujud
Asset tetap tidak berwujud (intangible fixed assets) adalahh hak istimewa yang
dimiliki perusahaan dan mempunyai nilai, namun tidak mempunyai bentuk
fisik. Asset tak berwujud antara lain sebagai berikut.
1) Goodwill, yaitu nilai lebih yang dimiliki perusahaan yang timbul karena
adanya keistimewaan-keistimewaan tertentu, seperti letak yang sangat
strategis dan nama yang sudah sangat terkenal.
2) Hak paten, yaitu hak yang diberikan pemerintah kepada perseorangan atau
badan usaha untuk menggunakan penemuan baru
3) Hak cipta, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan
atau badan usaha untuk memperbanyak/menjual barang-barang hasil karya
seni atau tulisan.
4) Merek dagang, yaitu hak yang diberika oleh pemerintah kepada badan
usaha untuk menggunakan nama, cap atau lambing bagi perusahaannya.
5) Hak sewa (leasing), yaitu hak untuk menggunakan aktiva tetap pihak lain
dalam jangka waktu panjang.
6) Frenchise, yaitu hak istimewa yang diperoleh perusahaan atau
perseorangan dari pihak lain untuk merekomersilkan produk, teknik, atau
formula tertentu. Contoh: indomaret dan alfamart.

e. Aset Lain-lain
Aset lain-lain (other assets) adalah aktiva yang tidak dapat digolongkan dalam
empat jenis aktiva diatas, contoh: biaya emisi saham dan aktiva tetap yang tidak
dipakai.

2. Liabilitas
Liabilitas atau utang adalah kewajiban membayar kepada pihak lain yang disebabkan
oleh tindakan/translate sebelumnya. Berdasarkan jangka waktu pelunasannya,
kewajiban diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, yaitu:
a. Liabilitas Lancar
Liabilitas lancar atau utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam
jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun atau siklus normal operasi perusahaan,
yaitu:
1) Utang Usaha
Utang usaha (account payable) yaitu kewajiban yang harus dilunasi
karena pembelian barang/jasa secara kredit.
2) Utang Wesel
Utang wesel/wesel bayar (notes payable) adalah janji secara tertulis untuk
membayar kepada pihak lain dalam jumlah tertentu dan pada tanggal yang
telah ditetapkan.
3) Utang Beban
Utang beban adalah kewajiban membayar karena persahaan sudah
menerima manfaatnya, seperti utang bunga, utang sewa, utang gaji.
4) Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang belum merupakan
hak, tetapi sudah diterima pembayarannya. Contoh: sewa diterima dimuka,
bunga diterima dimuka.
b. Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang atau utang jangka panjang adalah kewajiban yang
harus dilunasi dalam waktu lebih dari 1 tahun atau siklus normal operasi
perusahaan.
1) Utang Hipotek
Utang hipotek (mortgage payable) adalah pinjaman jangka panjang dengan
jaminan aktiva tetap.
2) Utang Obligasi
Utang obligasi adalah pinjaman jangka panjang yang timbul karena
perusahaan menjual/mengeluarkan surat-surat obligasi
3) Kredit Investasi
Kredit investasi adalah pinjaman jangka panjang yang diterima dari bank
atau lembaga keuangan lain, yang digunakan untuk perluasan perusahaan.
c. Liabilitas Lain-Lain
Liabilitas/utang lain-lain meliputi semua kewajiban yang tidak sesuai untuk
diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
Contoh: uang jaminan yang diterima dari pelanggan.

3. Ekuitas
Ekuitas atau modal (equity) adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang
merupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas terdiri dari
setoran pemilik dan sisa laba yang ditahan (retained earning).
1. Pendapatan
Pendapatan adalah penambahan jumlah aktiva sebagai hasil operasi perusahaan
secara bruto. Pendapatan diperoleh karena adanya penyerahan/penjualan
barang/jasa atau aktiva lainnya dalam satu periode. Pendapatan dibedakan
menjadi 2 kelompok, yaitu
a. Pendapatan Operasi
Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam
rangka kegiatan utama, contoh: pendapatan servis bagi perusahaan jasa dan
penjualan bagi perusahaan dagang.
b. Pendapatan Nonoperasional
Pendapatan nonoperasional adalah pendapatan yang diperoleh di luar pokok,
yang sifatnya tidak tetap, contoh: pendapatan bunga bagi perusahaan non bank
dan pendapatan komisi bagi perusahaan dagang.
2. Beban
Beban atau biaya adalah biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh
pendapatan. Beban dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Beban Operasional
beban operasional adalah beban yang terjadi dalam rangka memperoleh
pendapatan operasi, contoh: beban gaji, beban perlengkapan
b. Beban Nonoperasional
beban nonoperasional adalah beban yang terjadi bukan karena kegiatan utama
perusahaan atau yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan utama
perusahaan dan sifatnya incidental, contoh: beban bunga dan kerugian
piutang.

E. Hubungan Persamaan Dasar Akuntansi


Unsur-unsur dalam persamaan dasar akuntansi memiliki hubungan, satu sama lain
mempengaruhi posisi keuangan perusahaan melalui transaksi-transaksi yang terjadi pada
perusahaan itu sendiri.

1. Aset
Aset akan bertambah jika ada transaksi penerimaan kas dari aktivitas operasi
perusahaan, pembelian aset, dan lain-lain. Aset akan berkurang jika ada transaksi
pengeluaran kas, penjualan aset, dan lain-lain.
Contoh:
Pembelian perlengkapan
Aset (perlengkapan) bertambah dan aset (kas) berkurang
Penjualan barang dagang
Aset (kas) bertambah dan aset (barang dagang) berkurang

2. Liabilitas
Liabilitas akan bertambah jika ada transaksi pinjaman uang dari pihak ketiga,
pembelian barang secara kredit. Liabilitas akan berkurang jika ada transaksi
pelunasan utang yang dilakukan perusahaan.
Contoh:
Pembelian peralatan secara kredit
Liabilitas bertambah dan aset (peralatan) bertambah
Pelunasan utang usaha
Liabilitas berkurang dan aset (kas) berkurang

3. Ekuitas
Ekuitas akan bertambah jika ada transaksi penambahan uang dari pemilik dan
pendapatan. Ekuitas akan berkurang jika ada transaksi pemilik mengambilan uang
untuk keperluan pribadi (prive), dan adanya biaya. Ekuitas dipengaruhi oleh
unsur-unsur sebagai berikut.
1. Pendapatan,
Meningkatkan ekuitas yang berasal dari aktivitas operasional perusahaan
yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan laba.
2. Investasi,
Aset pemilik yang ditempatkan ke dalam perusahaan yang menyebabkan
ekuitas bertambah. Contoh: penanaman modal berupa kas atau peralatan.
3. Beban-beban,
Biaya yang mencerminkan arus kas keluar (pembayaran) actual atau yang
diperkirakan. Biaya tersebut menyebabkan berkurangnya ekuitas.
4. Penarikan untuk keperluan pribadi (prive)
Penarikan kas atau aset lain untuk kepentingan pribadi pemilik yang
menyebabkan berkurangnya ekuitas.

Contoh:
Pengambilan pribadi oleh pemilik
Aset (kas) berkurang dan ekuitas (modal) berkurang
Membayar beban sewa
Aset (kas) berkurang dan ekuitas (beban) berkurang
Menerima penghasilan dari service
Aset (kas) bertambah dan ekuitas (pendapatan) bertambah

F. Menyusun Persamaan Dasar Akuntansi


Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi
Semua transaksi keuangan (peristiwa ekonomi) yang terjadi di perusahaan, dari yang
paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks akan mengakibatkan
perubahan di antara ke tiga komponen persamaan dasar akuntansi tersebut. Perubahan
yang dimaksud bisa menambah, mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang,
dan/atau modal. Penyelesaian persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari
transaksi keuangan yang terjadi.
Untuk mempermudah dalam memahami dampak dari perubahan pada persamaan
dasar akuntansi sebagai akibat terjadinya transaksi keuangan, marilah kita cermati
contoh kasus berikut ini

Kasus 1 : BISA JADI TEKNIK

Tn. Prabowo mendirikan bengkel mobil BISA JADI TEKNIK pada tanggal 1 Februari
2014. Transaksi bulan pertama kegiatannya adalah sebagai berikut:

1/2/2014 Tn. Prabowo menanamkan Modal sebesar Rp. 35.000.000,00 ke dalam perusahaan.
2/2/2014 Menerima kredit dari bank sebesar Rp. 90.000.000,00
4/2/2014 Membeli peralatan bengkel sebesar Rp. 75.000.000,00 secara tunai.

5/2/2014 Perusahaan membayar kontrak sewa bangkel Rp. 3.000.000,00 untuk 1 tahun.
7/2/2014 Membeli perlengkapan dari JAYA SAKTI secara tunai Rp.
1.400.000,00
20/2/2014 Menerima uang dari para langganan untuk jasa bengkel yang diberikan
Rp. 52.000.000,00

21/2/2014 Membeli perlengkapan berupa oli,air accu,mur baut dari WAHANA AUTOSPORT dengan
cara kredit sebesar Rp. 6.000.000,00.
23/2/2014 Pemakaian perlengkapan sebesar Rp, 3.500.000,00
25/2/2014 Membayar gaji dan upah pegawai Rp. 6.750.000,00
26/2/2014 Membayar macam-macam biaya Rp. 2.250.000,00

28/2/2014 Membayar kepada Bank Rp. 5.000.000,00 untuk pembayaran angsuran pokok pinjaman, dan
Rp. 1.000.000,00 untuk pembayaran bunga pinjaman.
28/2/2014 Penyusutan peralatan bengkel sebesar Rp. 1.900.000,00

Diminta:

a) Buatlah ikhtisar transaksi perusahaan dalam bentuk tabelaris.


b) Susunlah Neraca, Laporan Rugi Laba dan Laporan Perubahan Modal untuk BISA
JADI TEKNIK

Jawaban :

Februari 2014 Setoran modal secara tunai ke dalam kas perusahaan sebesar Rp. 35.000.000

AKTIVA = MODAL
Kas = Modal
(Rp. 35,000,000. = Rp. 35,000,000.
a
)

Februari 2014 Kas bertambah sebesar Rp. 90.000.000 dari pinjaman bank
AKTIVA = PASIVA
Kas +Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan + Ak, Penyst = Utang Dagang + Utang Bank + Modal
Saldo awal 35.000.000 = 35.000.000
(b) 90.000.000 = 90.000.000
Saldo akhir 125.000.000 = 90.000.000 + 35.000.000

Tanggal 4 Februari 2014 Kas berkurang sebesar Rp. 75.000.000 untuk pembelian tunai
peralatan bengkel.

AKTIVA = PASIVA
Kas +Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan + Ak, Penyst = Utang Dagang + Utang Bank + Modal
Saldo awal 125.000.000 = 90.000.000 + 35.000.000
(c) (75.000.000) +75.000.000 =
Saldo akhir 50.000.000 +75.000.000 = 90.000.000 + 35.000.000

Tanggal 5 Februari 2014 Pembayaran secara tunai Rp. 3.000.000 untuk sewa
bengkel selama satu tahun
AKTIVA = PASIVA
Kas +Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan + Ak, Penyst = Utang Dagang + Utang Bank + Modal
Saldo awal 50.000.000 +75.000.000 = 90.000.000 + 35.000.000
(d) (3.000.000) 3.000.000 =
Saldo akhir 47.000.000 +3.000.000+75.000.000 = 90.000.000 + 35.000.000

Tanggal 7 Februari 2014 Pembelian perlengkapan secara tunai Rp. 1.400.000


AKTIVA = PASIVA
Kas +Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan + Ak, Penyst = Utang Dagang + Utang Bank + Modal
Saldo awal 47.000.000 +3.000.000+75.000.000 = 90.000.000 + 35.000.000
(e) (1.400.000) +1.400.000 =
Saldo akhir 47.000.000 +1.400.000 +3.000.000+75.000.000 = 90.000.000 + 35.000.000

Februari 2014 Penerimaan pendapatan jasa bengkel dari pelanggan secara tunai
Rp.52.000.000 (pendapatan diindikasikan sebagai penambah modal)
AKTIVA = PASIVA
Kas +Perlengkp + Sewa Gd . + Peralatan + Ak, Penyst = Utang Dagang + Utang Bank + Modal
Saldo awal 47.000.000 +1.400.000 +3.000.000 +75.000.000 = 90.000.000 + 35.000.000
(f) 52.000.000 = 52.000.000
Saldo akhir 97.000.000 +1.400.000 +3.000.000 +75.000.000 = 90.000.000 + 87.000.000

Tanggal 21 Februari 2014 Pembelian perlengkapan secara kredit Rp. 6.000.000


AKTIVA = PASIVA
Kas +Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan + Ak, Penyst = Utang Dagang + Utang Bank + Modal
Saldo awal 97.000.000 +1.400.000 +3.000.000+75.000.000 = 90.000.000 + 87.000.000
(g) 6.000.000 = 6.000.000
Saldo akhir 97.000.000 + 7.400.000 +3.000.000+75.000.000 = 6.000.000 + 90.000.000 + 87.000.000

Februari 2014 Penggunaan perlengkapan sebesar Rp. 3.500.000. (perlengkapan yang


dipakai perusahaan untuk kegiatan operasinya dicatat sebagai beban perlengkapan) dan
beban perlengkapan akan mengurangi modal.

AKTIVA = PASIVA
Kas +Perlengkp + Sewa Gd. + Peralatan + Ak, Penyst = Utang Dagang + Utang Bank + Modal
Saldo awal 97.000.000 + 7.400.000 +3.000.000 +75.000.000 = 6.000.000 + 90.000.000 + 87.000.00
(h) (3.500.000) = 6.000.000 +(3.500.000)
Saldo akhir 97.000.000 + 3.900.000 +3.000.000 +75.000.000 = 6.000.000 + 90.000.000 + 83.500.000

Tanggal 25 Februari 2014 Pembayaran gaji dan upah pegawai sebesar


Rp.6.750.000 secara tunai. (transaksi ini dicatat sebagai beban gaji dan upah)

AKTIVA = PASIVA
Kas +Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan + Ak, Penyst = Utang Dagang + Utang Bank + Modal
Saldo awal 97.000.000 + 3.900.000 +3.000.000+75.000.000 = 6.000.000 + 90.000.000 + 83.500.000
(i) (6.750.000) = + (6.750.000)
Saldo akhir 90.850.000 + 3.900.000 +3.000.000+75.000.000 = 6.000.000 + 90.000.000 + 76.750.000

Tanggal 26 Februari 2014 Dibayar macam-macam beban Rp. 2.250.000, tunai.


AKTIVA = PASIVA
Kas +Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan + Ak, Penyst = Utang Dagang + Utang Bank + Modal
Saldo awal 90.850.000 + 3.900.000 +3.000.000 +75.000.000 = 6.000.000 + 90.000.000 + 76.750.000
(j) (2.250.000) = + (2.250.000)
Saldo akhir 88.600.000 + 3.900.000 +3.000.000 +75.000.000 = 6.000.000 + 90.000.000 + 74.500.000

Februari 2014 Pembayaran angsuran pokok pinjaman ke bank mengurangi utang


dagang sebesar Rp. 5.000.000, dan pembayaran bunga dicatat sebagai beban bunga
Rp.1.000.000.

AKTIVA = PASIVA
Kas +Perlengkp + Sewa Gd +Peralatan + Ak, Penyst = Utang Dagang + Utang Bank + Modal

Saldo awal 88.600.000 + 3.900.000 +3.000.000 +75.000.000 = 6.000.000 + 90.000.000 + 74.500.000

(k) (6.600.000) = + (5.000.000 + (1.000.000)

Saldo akhir 82.600.000 + 3.900.000 +3.000.000 +75.000.000 = 6.000.000 + 85.000.000 + 73.500.000


Setelah analisis masing-masing transaksi dilakukan maka langkah selanjutnya adalah membuat
ikhtisar transaksi dengan tabelaris seperti berikut di bawah ini:

Ikhtisar Usaha
BISA JADI TEKNIK
Februari 2014

Tgl Kas Perlengkp Peralatan Ak. Pnyst Sw Gdg Utg Dgg Ut. Bank Modal
Feb-01 35.000.000 35.000.000
Feb-02 90.000.000 = 90.000.000
125.000.000 = 90.000.000 35.000.000
Feb-04 -75.000.000 75.000.000 =
50.000.000 75.000.000 = 90.000.000 35.000.000
Feb-05 -3.000.000 3.000.000 =
47.000.000 75.000.000 3.000.000 = 90.000.000 35.000.000
Feb-07 -1.400.000 1.400.000 =
45.600.000 1.400.000 75.000.000 3.000.000 = 90.000.000 35.000.000
Feb-20 52.000.000 = 52.000.000
97.600.000 1.400.000 75.000.000 3.000.000 = 90.000.000 87.000.000
Feb-21 6.000.000 6.000.000
97.600.000 7.400.000 75.000.000 3.000.000 6.000.000 90.000.000 87.000.000
Feb-23 -3.500.000 -3.500.000
97.600.000 3.900.000 75.000.000 3.000.000 6.000.000 90.000.000 83.500.000
Feb-25 -6.750.000 -6.750.000
90.850.000 3.900.000 75.000.000 3.000.000 6.000.000 90.000.000 76.750.000
Feb-26 -2.250.000 -2.250.000
88.600.000 3.900.000 75.000.000 3.000.000 6.000.000 90.000.000 74.500.000
Feb-28 -6.000.000 -5.000.000 -1.000.000
82.600.000 3.900.000 75.000.000 3.000.000 6.000.000 85.000.000 73.500.000
Feb-28 -1.900.000 -1.900.000
SALDO 82.600.000 3.900.000 75.000.000 -1.900.000 3.000.000 6.000.000 85.000.000 71.600.000
Menyusun Laporan Keuangan

Laporan Rugi Laba


BISA JADI TEKNIK
Februari 2014

Pendapatan

Pendapatan Jasa Bengkel Rp. 52.000.000

Total Pendapatan Rp. 52.000.000

Beban-beban
- beban gaji dan upah Rp. 6.750.000
- beban perlengkapan 3.500.000
- beban bunga pinjaman 1.000.000
- beban penyusutan 1.900.000
- beban macam-macam 2.250.000

(Rp. 15.400.000)
Rp. 36.600.000

Figure 4.8

Laporan Perubahan Modal


BISA JADI TEKNIK
Februari 2014
Modal Awal Periode Tn. Annuri Rp. 35.000.000

Penambahan
- Laba Usaha Rp, 36.600.000
Rp. 36.600.000

Modal
- Akhir Periode yang berakhir pada tanggal 28Rp. 71.600.000
Prive
Februari 2006
NERACA
BISA JADI TEKNIK
Februari 2014

AKTIVA
Kas Rp. 82.600.000
Perlengkapan 3.900.000
Peralatan Bengkel 75.000.000
Akumulasi Penyusutan Bengkel (1.900.000)
Sewa Dibayar Dimuka 3.000.000

TOTAL AKTIVA Rp. 162.600.000

PASIVA
Utang dan Kewajiban
Utang Dagang Rp. 6.000.000
Utang Bank 85.000.000
Modal 71.600.000

TOTAL PASIVA Rp. 162.600.000

Anda mungkin juga menyukai