Anda di halaman 1dari 24

Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa

kesetiaan tertinggi setiap individu diserahkan kepada negara


kenangsaan (Hans Kohn, 1984:11)

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara


kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-
batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal
25A)**
BANGSA (NASION)
Suatu persatuan perangai yang terjadi dari persatuan hal-ikhwal yang
telah dijalani oleh rakyat atau dengan kata lain bangsa lahir dari
persatuan nasib yg membawa persatuan perangai (Soekarno)

Bangsa adalah satu komunitas politik yg hanya terbayangkan karena


sebagian besar anggotanya tak pernah bertemu dan tak saling kenal,
tetapi sama-sama merasa anggota suatu komunitas politik yg sama (Ben
Anderson)
Ernest Renan, Otto Bouer, Soekarno

Ernest Renan
manusia yg mau bersatu (orang)
Otto Bauer
persatuan perangai krn perasaan senasib (orang)
Soekarno
Persatuan antara manusia dan tempat, persatuan
antara manusia dgn tempatnya. Tempat = tanah air.
Konsepsi Soekarno menempatkan geopolitik (PENDEKATAN
POLITIK DARI ASPEK GEOGRAFI ) menjadi faktor penting dan
hal tsb sdh dirumuskan majapahit dg istilah Nusantara
SOEKARNO : KEBANGSAAN INDONESIA

• Kebangsaan Indonesia bukan kebangsaan Sumatera,


Borneo, Bali atau lain-lain tetapi kebangsaan Indonesia,
yg bersama-sama menjadi dasar satu “nationale staat”.

• Kebangsaa Indonesia inilah yg terus dikembangkan sejak


merdeka yg sebelumnya di tahun 1928 menjadi satu
diantara tiga ikrar pemuda-pemuda Indonesia, Satu Nusa,
Satu Bangsa, Satu bahasa.
NASIONALISME

Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa


kesetiaan tertinggi setiap individu diserahkan kepada negara
kebangsaan (Hans Kohn, 1984:11)

Di masa lampau kesetiaan bukan pada negara kebangsaan


tapi pada kekuatan sosial : tuan tanah, kepala suku, raja,
dinasti, atau elite keagamaan.
NASIONALISME GEJALA : MODEREN

• Nasionalisme adalah fenomena sosial yg usianya


belum tua atau sebagai gejala moderen (Hans
Kohn, 1984 : 12)
• Kemauan bersama bukanlah rumusan kata yang
mudah diwujudkan dalam skala besar membentuk
bangsa seperti halnya bangsa Indonesia
Tiongkok Indonesia
• Pergantian Kerajaan diliputi konflik yang
• Pergantian dinasti diliputi konflik yang dilatarbelakangi ambisi elite kekuasaan
dilatarbelakangi etnisitas • Kerajaan Kediri (1042-1222)
• Dinasti Song (920-1279) • Kerajaan Singosari (1222-1292)
• Dinasti Yuan / Mongol (1279-1368) • Kerjaan Majapahit (1293-1518)
• Dinasti Ming /Han (1368-1664) • Kerajaan Demak (1506-1587)
• Dinasti Qing/Manchu (1664-1912) • Kerajaan Mataram (1588- 1677*)
TIONGKOK TIDAK PERNAH SEPI DARI KONFLIK • Merupakan titik balik sejarah Jawa, suatu
SEJAK ERA KERAJAAN (NEGARA LEMAH) jaman baru akulturasi dimulai dari Jawa
SAMPAI TERBENTUKNYA REPUBLIK (H.J.De Graaf).
TIONGKOK (NASIONALIS-Sun Yat Sen),
KONFLIK BARU, PEREBUTAN PENGARUH SEJAK KERATON MATARAM RUNTUH
IDEOLOGI : KUBU NASIONALIS (CHIANG KAI- PRAKTIS CENGKERAMAN KOLONIALISME
SHEK) – KUBU KOMUNIS (MAO ZEDONG). MAKIN DALAM SAMPAI TUMBUHNYA BENIH
NASIONALISME DI AWAL ABAD XX
HASIL PEMUNGUTAN SUARA SIDANG BPUPKI 11 JULI 1945 TENTANG
WILAYAH NEGARA YG AKAN DIDIRIKAN

Hadir 66 Anggota BPUPKI

Memilih konsepsi Indonesia Raya : 39 suara


Memilih Konsepsi Hindia Belanda : 19 suara
Memilih Konsepsi Hindia Belanda
dikurangi Papua ditambah Malaya : 6 suara
KEPUTUSAN SIDANG

• Ketua Sidang DR. Radjiman Wediodiningrat mengumumkan


keputusan sidang bahwa :
• Yang akan menjadi wilayah negara yg akan dinyatakan merdeka
adalah : Hindia Belanda ditambah dengan Malaya, Borneo
Utara, Papua, Timor Portugis dan pulau-pulau sekitarnya.
Aturan Peralihan Pasal II UUD 1945 (....)
Segala badan negara dan peraturan yang ada masih berlaku, selama
belum diadakan yang baru nmenurut Undang-Undang Dasar ini
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik
[Pasal 1 (1)]
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten
dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang.
[ Pasal 18 (1)**]
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa
yang diatur dengan undang-undang
[Pasal 18B (1)**]
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia,yang diatur dalam undang-undang
[Pasal 18B (2)**]
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang
batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
(Pasal 25A**)

Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.
[Pasal 37 (5)****]
WILAYAH NEGARA

Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 :


WILAYAH NEGARA
WILAYAH NEGARA
WILAYAH NEGARA
WILAYAH NEGARA

• Laut Teritorial : wilayah laut sepanjang 12 mil, sebelumnya 3 mil;


• Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah suatu area di luar dan
berdampingan dengan laut teritorial Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai
perairan dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut dari garis
pangkal dimana laut teritorial diukur;
• Landas kontinen adalah meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya
dari area di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut
teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga
pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga jarak 200 (dua ratus) mil
dari garis pangkal dari mana lebar laut diukur, dalam hal pinggiran
luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh
350 (tiga ratus lima puluh )mil laut sampai dengan jarak 100
(seratus0 mil laut dari garis kedalaman 2.500 (dua ribu lima ratus
meter).
(BATAS MARITIM)
Pulau Kecil Terluar Yang Memerlukan Perhatiaan Khusus
PERKEMBANGAN PENYELESAIAN BATAS LAUT NKRI
PENDAHULUAN DENGAN 10 NEGARA

BATAS
BATAS
BATAS LAUT
LAUT
LAUT
PERBATASAN
PERBATASAN
NO
NO PERBATASAN KETERANGAN
KETERANGAN
NO DENGAN
DENGAN NEGARA
NEGARA KETERANGAN
DENGAN NEGARA LT
LT ZEE
ZEE LK
LK
LT ZEE LK
11 INDIA
INDIA TIDAK
TIDAK ADA
ADA BELUM
BELUM SUDAH
SUDAH SUDAH
SUDAH DIRATIFIKASI
DIRATIFIKASI
1 INDIA TIDAK ADA BELUM SUDAH SUDAH DIRATIFIKASI
22 THAILAND
THAILAND TIDAK
TIDAK ADA
ADA BELUM
BELUM SUDAH
SUDAH SUDAH
SUDAH DIRATIFIKASI
DIRATIFIKASI
2 THAILAND TIDAK ADA BELUM SUDAH SUDAH DIRATIFIKASI
-- LTLTDI
DISELAT
SELAT MALAKA
MALAKA BAGIAN
BAGIAN SELATAN
SELATAN
33 MALAYSIA
MALAYSIA SUDAH
SUDAH BELUM
BELUM SUDAH
SUDAH --- ZEE
ZEEDI
LT SEDANG
SEDANG DIRUNDINGKAN
DIRUNDINGKAN
SELAT MALAKA BAGIAN SELATAN
3 MALAYSIA SUDAH BELUM SUDAH --- LK
LK
ZEESUDAH
SUDAH
SEDANGDISEPAKATI
DISEPAKATI
DIRUNDINGKAN
- LK SUDAH DISEPAKATI
SEGMEN
SEGMENTENGAH
TENGAH DAN
DAN SEGMEN
SEGMENBARAT
BARAT SUDAH
SUDAH
44 SINGAPURA
SINGAPURA SUDAH
SUDAH TIDAK
TIDAK ADA
ADA TIDAK
TIDAK ADA
ADA
DIRATIFIKASI
DIRATIFIKASI
SEGMEN TENGAH DAN SEGMEN BARAT SUDAH
4 SINGAPURA SUDAH TIDAK ADA TIDAK ADA
DIRATIFIKASI
55 VIET
VIETNAM
NAM TIDAK
TIDAK ADA
ADA BELUM
BELUM SUDAH
SUDAH LKLKSUDAH
SUDAH DISEPAKATI
DISEPAKATI
5 VIET NAM TIDAK ADA BELUM SUDAH LK SUDAH DISEPAKATI
66 FILIPINA
FILIPINA TIDAK
TIDAK ADA
ADA BELUM
BELUM BELUM
BELUM ZEE
ZEEDALAM
DALAM PERUNDINGAN
PERUNDINGAN
6 FILIPINA TIDAK ADA BELUM BELUM ZEE DALAM PERUNDINGAN
77 PALAU
PALAU TIDAK
TIDAK ADA
ADA BELUM
BELUM BELUM
BELUM ZEE
ZEEDALAM
DALAM PERUNDINGAN
PERUNDINGAN
7 PALAU TIDAK ADA BELUM BELUM ZEE DALAM PERUNDINGAN
88 PNG
PNG SUDAH
SUDAH SUDAH
SUDAH SUDAH
SUDAH BATAS
BATAS LAUT
LAUT SUDAH
SUDAH DIRATIFIKASI
DIRATIFIKASI
8 PNG SUDAH SUDAH SUDAH BATAS LAUT SUDAH DIRATIFIKASI
-- LK
LKSUDAH
SUDAH DIRATIFIKASI
DIRATIFIKASI
99 AUSTRALIA
AUSTRALIA TIDAK
TIDAK ADA
ADA SUDAH
SUDAH SUDAH
SUDAH
--- ZEE
ZEESUDAH
LK BELUM
BELUMDIRATIFIKASI
DIRATIFIKASI
DIRATIFIKASI
9 AUSTRALIA TIDAK ADA SUDAH SUDAH
- ZEE BELUM DIRATIFIKASI
BATAS
BATAS LAUT
LAUT MENUNGGU
MENUNGGU SELESAINYA
SELESAINYA BATAS
BATAS
10
10 RDTL
RDTL BELUM
BELUM BELUM
BELUM BELUM
BELUM
DARAT
DARAT LAUT MENUNGGU SELESAINYA BATAS
BATAS
10 RDTL BELUM BELUM BELUM
DARAT
KETERANGAN :
 LT : Laut Teritorial
 ZEE : Zona Ekonomi Eksklusif
 LK : Landas Kontinen
 Perundingan Batas Maritim/Laut di koordinasikan oleh Ditjen
Hukum Perjanjian Internasional (HPI), Kementerian Luar Negeri
BATAS WILAYAH DARAT RI - MALAYSIA

Panjang Garis Batas : 2.004 km


Secara administratif
a. Kalbar : 966 km
b. Kaltim : 1.038 km
Secara Perundingan
a. Sektor Barat : 1.633 km
b. Sektor Timur : 371 km
Jumlah Patok Batas : 19.328
a. Sektor Barat : 5.784
b. Sektor Timur : 13.544

Jumlah PLB : 24
Jumlah Pos PAMTAS : 76

Outstanding Boundary Problem (OBP)


Sektor Timur
a. Pulau Sebatik
b. Aliran Sungai Sinapad
c. Aliran Sungai Simantipal
d. Titik B 2700 – B 3100
e. Titik C 500 – C 600

Sektor Barat
a. Batu Aum
b. Sungai Buan / Gunung Jagoi
c. Gunung Raya
d. Titik D 400

Tahun 2001, RI mengajukan Tanjung Datu sbg


OBP, namun belum ada kesepahaman.

Lembaga Perundingan:
Joint Indonesia – Malaysia Boundaries Committee on
the Demarcation and Survey (JIM)
BATAS WILAYAH DARAT RI – PAPUA NUGINI

Panjang Garis Batas : 821,36 km


a. Darat : 658,72 km
b. Sungai Fly : 162,64 km

Jumlah Patok
Merdian Marker (MM) : 52 MM
a. Tahap I (1973) : 14 MM
b. Tahap II : 38 MM

Jumlah Patok Perapatan interval :


1.752

Jumlah PLB : 14

Jumlah Pos PAMTAS : 94

Lembaga Perundingan:
Joint Border Committee (JBC) RI - PNG
SEMBILAN GARIS PUTUS-PUTUS TIONGKOK

Kejadian kapal penjaga pantai Tiongkok yang membenturkan diri


pada kapal berbendera Tiongkok yang sedang ditarik oleh kapal
Kementerian Perikanan dan Kelautan- karena diduga melakukan
penangkapan ikan yang tidak sah (illegal fishing) di Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia, sabtu, 19 Maret lalu tidak bisa dianggap
suatu peristiwa ringan (Hikmahanto Juwana, Kompas 30 Maret
2016).

Tiongkok telah lama mengklaim sembilan garis putus-putus yang


menjorok masuk ke dalam ZEEI dengan alasan historis, yang
secara hukum internasional tidak punya dasar.
SEMBILAN GARIS PUTUS-PUTUS TIONGKOK

Tiongkok :
Nelayan Tiongkok tidak seharusnya ditangkap oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan karena mereka melakukan penangkapan
ikan di zona penangkapan ikan tradisional (Traditional Fishing
Graunds);
Konsep Traditional Fishing Graunds tidak dikenal dalam Konvensi
PBB tentang Hukum Laut Intrnasional 1982 (UNCLOS) dimana
Indonesia dan Tiongkok adalah anggota
Yang dikenal dalam UNCLOS adalah Traditional Fishing Right
(Pasal 51 UNCLOS) yang didasarkan pada perjanjian bilateral dan
Indonesia hanya memiliki perjanjian tersebut dengan Malaysia.
SEMBILAN GARIS PUTUS-PUTUS TIONGKOK

• Indonesia tidak boleh bersikap naif atas Sembilan


Garis Putus-Putus.
• Indonesia tidak boleh menyimpan bahkan
mengabaikan konsekuensi dari dari Sembilan Garis
Putus-Putus Tiongkok, Indonesia harus bersikap
tegas.
• Indonesia harus tidak mengakui Traditional Fishing
Graounds Tiongkok yang berarti tidak mengakui
Sembilan Garis Putus-Putus.

Anda mungkin juga menyukai