Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Gunawan Setyabudi/36

NIM : 14040117140088
KELAS : 07
JURUSAN : Ilmu Komunikasi

Bab VII
PENGETAHUAN DAN KESAHIHAN
SELUK BELUK LOGIKA
Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari bagaimana berpikir sesuai dengan kaidah-
kaidah logis. Asal katanya “logos” yang dalam bahasa Yunani berarti “pikiran” atau “kata
(sebagai pernyataan dari pikiran) yang benar.”

Berpikir adalah kegiatan mental yang meliputi imajinasi, ingatan, kehendak, dan sebagainya.
Berargumentasi, sebaliknya, adalah bentuk khusus kegiatan berpikir yang melibatkan
penyimpulan saat konklusi ditarik dari premis yang benar.

Logika berurusan dengan kesahihan sebuah argumentasi dan bukan benar-tidaknya


pernyataan. Logika, oleh karena itu, dapat disebut sebagai ilmu yang mempelajari prinsip dan
metode untuk berargumentasi secara sahih.

SEJARAH LOGIKA
Perkembangan pengetahuan berpikir berlangsung di berbagai kota yang peradaban tinggi, salah
satunya Yunani. Beberapa factor yang menjadi alasan perkembangan logika di Yunani antara
lain :

1. Faktor politis
2. Faktor keterbukaan dan kesetaraan

MACAM-MACAM LOGIKA
Logika dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain :

1. Sudut sejarah
- Logika tradisional (Aristotelian) menggunakan bahasa sebagai medium
- Logika modern (George Boole) menggunakan medium symbol

2. Kemampuan
- Logika kodratiah adalah kemampuan logika orang awam yang biasanya sarat dengan
kesesatan berpikir
- Logika ilmiah adalah kemampuan khusus berlogika yang diperoleh lewat pelajaran
logika di lembaga pendidikan formal
3. Kebenaran
- Logika formal bekerja dengan kategori sahih-tidak sahih
- Logika logika material, dengan kategori benar-salah
4. Penarikan kesimpulan
- Logika induktif adalah penarikan kesimpulan dari khusus ke umum
- Logika deduktif dari umum ke khusus

KAIDAH DASAR BERLOGIKA


Mempelajari logika harus mulai dari menelusuri hal yang terkecil sampai terbesar, yaitu ;

1. Ide, keseluruhan sifat yang termuat dalam suatu ide disebut komprehensi (isi)
sedangkan keseluruhan individu yang dapat ditunjuk oleh satu ide disebut eksistensi
(luas). Hubungan antara keduanya adalah semakin penuh komprehensi sebuah ide,
semakin sempit eksistensinya.
2. Term, dapat berupa kata atau non-kata. Term mewakili ide secara verbal. Term
dibedakan dari segi isi (abstrak, konkret, kelektif, individual, sederhana, dan jamak) dan
luas ide yang diwakilinya (singular, particular, dan universal)

KEPUTUSAN DAN PROPOSISI


Keputusan merupakan kegiatan mental yang memaklumatkan afirmasi atau ingkaran antaride.

Proposisi adalah perwakilan verbal dari keputusan yang selalu bersifat mengingkari atau
mengiyakan antara dua term. Proposisi dapat diklarifikasikan menurut, mengiyaan atau
pengingkaran; materi; kualitas; dan kuantitas.

BERARGUMENTASI
Berargumentasi, berbeda dengan berpikir, melibatkan sesuatu yang disebut penyimpulan.
Aktivitas akal menarik sebuah pengetahuan baru dari pengetahuan yang sudah ada disebut
sebagai aktivitas penyimpulan. Logika berfokus pada prinsip dan metode berargumentasi
secara sahih.

PENYIMPULAN LANGSUNG
Penyimpulan langsung dapat dilakukan berdasarkan observasi dan analisis berbagai ide.
Penyimpulan berdasarkan observasi sangat mudah. Sedangkan menganalis ide membutuhkan
pemahaman sempurna terhadap asas dasar logika sebagai berikut: asas persamaan (principium
identity), asas pertentangan (principium contradictory), asas menolak kemungkinan ketiga (the
law of excluded middle).
PERLAWANAN
Empat macamm perlawanan yang mungkin yaitu, kontradiktoris (A-O,E-I) ; kontraris (A-E);
subkontraris (I-O); dan subaltern (A-I,E-O).

PEMBALIKAN
Pembalikan adalah penarikan konklusi yang sama benarnya dengan premis asalnya dengan cara
menukarkan posisi term subjek dan term predikat.

PENYIMPULAN TIDAK LANGSUNG


Penyimpulan dikatakan tidak langsung apabila akal tidak dapat menarik kessimpulan hanya dari
observasi atau analisis ide. Dengan kata lain, penyimpulan tidak langsung membutuhkan term
ketiga atau term penengah. Penyimpuln tidak langsug disebut juga dengan istilah silogisme
yang dicetuskan pertama kali oleh Aristoteles.

SILOGISME KATEGORIS
Silogisme kateogoris adalah suatu bentuk penyimpulan deduktif (dari umum ke khusus)
berdasarkan dua proposisi yang dianggap benar. Kedua proposisi yang dianggap benar itu
disebt premis dan proposisi kesimpulan disebut konklusi.

EMPAT VARIAN SILOGISME


1. Term penengah menjadi subjek premis mayor dan predikat premis minor
2. Term penengah menjadi predikat premis mayor dan premis minor
3. Term penengah menjadi subjek premis mayor dan premis minor
4. Term penengah menjadi predikat premis mayor dan menjadi subjek premis minor.

DELAPAN KAIDAH EMAS SILOGISME


1. Hanya tiga term yang boleh hadir dalam silogisme
2. Baik term major maupun minor tidak boleh berbentuk universal dalam konklusi jika
hanya berbentuk term partikular pada premis
3. Term penengah tidak boleh muncul dalam konklusi
4. Term penengah harus digunakan paling tidak satu kali sebagai universal dalam premis
5. Jika kedua premis berbentuk afirmatif, konklusi pun harus afirmatif
6. Kedua premis tidak dapat berbentuk negatif, paling tidak satu premis harus berbentuk
afirmatif
7. Jika salah satu premis berbentuk negatif, konklusi pun harus negatif dan jika salah satu
premis adalah proposisi partikular, konklusi pun harus berupa proposisi partikular
8. Tidak satupun konklusi dapat ditarik dari dua premis partikular. Melainkan harus berupa
proposisi universal

RELASI PREMIS DAN KONKLUSI DALAM SILOGISME YANG SAHIH


Argumentasi atau penyimpulan secara silogistik hanya berurusan dengan kesahihan sebuah
proses penarikan kesimpulan. Kesahihan adalah atribut bagi silogisme yang tidak cacat dari
kacamata logika. Argumen dikatakan sahih apabila konklusi diturunkan dan premis yang benar.
Cara memeriksa logis tidaknya sebuah kesimpulan adalah dengan memeriksa premis yang
mendahuluinya.

SILOGISME BERSYARAT
Silogisme bersyarat berbentuk proposisi jika X, maka Y. Setelah kata jika disebut anteseden,
sementara setelah koma disebut konsekuen. Terdapat 2 bentuk hipotesis yang sahih : modus
ponens dan modus tolen.

SILOGISME HIPOTESIS
Terdapat dua jenis ketaksahihan dalam silogism bersyarat. Yaitu pengiyaan konsekuen dan
penolakan anteseden.

SILOGISME DISJUNGTIF
Bentuk silogisme disjungtif adalah sebagai berikut : Atau P atau Q. Bukan P. Maka Q.

LOGIKA DAN BAHASA


Logika dan bahasa juga memiliki perbedaan yaitu proposisi dalam logika misalnya berbeda
dengan kalimat. Logika hanya berurusan dengan proposisi yang berfungsi menginformasikan
sesuatu untuk diingkari atau di iyakan, sementara bahasa tidak semata-mata berurusan dengan
kalimat deklaratif tetapi juga ekspresif dan direktif. Karena fungsi bahasa tidak selalu sejalan
dengan kaidah logika, kita perlu memahami kesasatan logika dalam berbahasa. Pertama
terdapat kesesatan karena ambiguitas dan kedua kesesatan karena relevansi.

MENEMUKAN DAN MENGEVALUASI ARGUMENTASI


Dalam membaca karya ilmiah atau non-ilmiah kita sering melalaikan argumentasi yang
dibangun. Akibatnya, kita menanggapi berbagai proposisi secara terpisah. Kegagalan kita dalam
mengevaluasi kesahihan sebuah pikiran disebabkan oleh ketidakmampuan kita mengenali
argumentasi yang dibangun.
MEMBUAT ARGUMENTASI FILSAFAT
1. Memilih topik dan membuatnya spesifik
2. Melakukan riset terhadap topik
3. Menulis kalimat tesis
4. Membuat garis besar seluruh tulisan

Anda mungkin juga menyukai