Anda di halaman 1dari 2

Nama : Putri Mayang Sari

Kelas : 2A
NIM : P05140120032
TUGAS MERESUME MATERI KE-9
PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

Pengertian Penalaran
Bahasa dan pemikiran tidak dapat dipisahkan dari hasil bernalar seseorang.
Penggunaan bahasa diyakini dapat memanisfestasikan pemikiran abstrak kita yang
dapat tertuang dalam karya ilmiah. Bisa atau tidaknya pemikiran yang tertuang
dalam bahasa tergantung orang tersebut. Penalaran yang baik mampu membuat
rangkaian kata-kata yang mudah pembaca pahami. Penalaran disini mampu
berfikir kritis, logis, serta anjeg. Hubungan pikiran dengan bahasa dikenal dengan
inner speech dan external speech. Inner speech merupakan suatu ujaran, yakni pikiran
yang
berkaitan dengan kata. Kata-kata itu lenyap pada saat pikiran terbentuk, sedangkan
external speech menerangkan bahwa pikiran itu terwujud dalam kaakata. (Dardjowidjojo
2003:284).
Menurut piaget, beliau telah melakukan peneliti mengenai hubungan
pikiran dan bahas. Menurutnya ada dua macan modus pikirian terarah (directed)
atau pikiran intelegen (intelligent) dan pikiran tak terarah atau pikiran austitik
(austitic).

 Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip
atau sifat yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya
disebut induksi.
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut :
Generalisasi
Ganeralisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual
(khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan
fenomena individual yang diselidiki.
Macam-macam generalisasi :
Generalisasi sempurna
 Generalisasi tidak sempurna
Analogi
Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar
dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan
gagasan yang pertama. 
Jenis-Jenis Analogi : 
Analogi Induktif
Analogi Deklaratif
Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku
atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.

Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pembentukan 
1. Teori, hipotesis, 
2. Definisi operasional,
3. Instrumen dan 
4. Operasionalisasi.

Jenis Penalaran Deduktif


Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu:
Silogisme Kategorial : 
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Silogisme kategorial disusun berdasarkan
klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Konditional hipotesis yaitu : bila premis
minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya
Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang mengandung
predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung
subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.

Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Menurut
Parera (1991: 131) Silogisme hipotesis terdiri atas premis mayor, premis minor, dan
kesimpulan. Akan tetapi premis mayor bersifat hipotesis atau pengadaian dengan
jikakonklusi tertentu itu terjadi, maka kondisi yang lain akan menyusul terjadi. Premis minor
menyatakan kondisi pertama terjadi atau tidak terjadi.

Silogisme Akternatif : 
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu
bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak
alternatif yang lain. Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau
menolak salah satu alternatifnya. Konklusi tergantung dari premis minornya.

Entimen
Entimen atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani en artinya di dalam dan thymos artinya
pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian
ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian
dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah "enthymeme"
kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain
silogisme.

Anda mungkin juga menyukai