Anda di halaman 1dari 15

PENALARAN DALAM

PENULISAN BAHASA
INDONESIA

Mata kuliah : Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Dr. Didi Yulistio, M.Pd.
KELOMPOK I

1. Dinda Efriani (F1A021022)


2. Desti Amalia Adinda (F1A021030)
3. Jeeffausal (F1A021068)
4. Rizki Ikhwan. S (F1A021070)
PENALARAN DALAM PENULISAN
BAHASA INDONESIA
A. Pengertian Penalaran
B. Konsep Dasar Penalaran
1. Proposisi
2. Term
3. Argumen
4. Menulis sebagai Proses Penalaran
C. Jenis Penalaran Ilmiah
1. Penalaran Induktif
2. Penalaran Deduktif
D. Pengembangan Penalaran dalam Tulisan
1. Pola Urutan Logis
2. Pola Isi
3. Bentuk Penulisan Bernalar
PENGERTIAN PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang sistematik


dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan.

Bahan pengambilan kesimpulan dapat berupa


fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para
ahli (otoritas).
KONSEP DASAR PENALARAN
Penalaran sebagai proses pengambilan kesimpulan dapat dilakukan dengan
mendasarkan pada sejumlah proposisi yang benar hingga menghasilkan pro-
posisi baru. Proposisi-proposisi itu dalam tulisan bernalar dinyatakan dalam
bentuk term, yakni kata atau kelompok kata yang berfungsi sebagai subjek
atau predikat. Dengan kata lain, term merupakan kata yang berfungsi seba-
gai lambang pengertian (unsur proposisi), gabungan term membentuk pro-
posisi, sejumlah proposisi membentuk penalaran. Lambang term (konsep
pengertian), yakni kata, lambang proposisi, yakni kalimat sedangkan lam-
bang penalaran adalah argumen. Argumen adalah lambang penalaran yang
berbentuk bahasa. Berkenaan dengan istilah premis, yakni proposisi yang
menjadi dasar dalam menarik simpulan.
KONSEP DASAR PENALARAN

Menulis merupakan proses penalaran atau berpikir tentang suatu topik


yang akan ditulis. Bernalar atau berpikir dapat dibedakan menjadi dua,
yakni berpikir ilmiah dan berpikir tidak ilmiah. Kegiatan penuangan
ide dalam bentuk tertulis yang dilakukan dengan metode ilmiah ter-
masuk kegiatan berpikir ilmiah. Sebagai produk berpikir, maka tulisan
ilmiah selalu dicirikan dengan penalaranyang baik, kebenaran objektif
dan didukung informasi atau fakta yang benar. Kegiatan menulis seba-
gai proses berpikir ilmiah dan pengembangan gagasan dapat
dinyatakan dalam wujud satuan paragraf.
PENALARAN IN-
DUKTIF
Penalaran induktif adalah suatu Penalaran induktif dapat dilakukan dengan tiga
proses berfikir yang bertolak be- cara:
lakang dari sesuatu yang khusus 1. Generalisasi
menuju sesuatu yang umum. 2. Analogi
3. Hubungan kasual (sebab-akibat)
GENERALISASI

Generalisasi diperoleh melalui:


1. Pengalaman
2. Observasi
3. Wawancara
4. Studi dokumentasi
Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap,
penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.
Sumbernya dapat berupa:
5. Dokumentasi
6. Statistik
7. Kesaksian
8. Pendapat ahli
9. Peristiwa-peristiwa politik
10. Sosial ekonomi atau hukum
Contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut:
Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti
tangan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak nyaman.
Contoh penalaran induktif dengan cara analogi adalah
ANALOGI sebagai berikut:

Dr. Maria C. Diamond, seorang profesor anatomi dari


University of California tertarik untuk meneliti pengaruh
Analogi adalah suatu proses yang berto- pil kontrasepsi terhadap pertumbuhan cerebral cortex
lak dari peristiwa atau gejala khusus wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan.
yang satu sama lain memiliki kesamaan Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah
untuk menarik sebuah kesimpulan. hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya tikus-
tikus memperlihatkan pertumbuhan yang sangat rendah
Karena titik tolak penalaran ini adalah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hor-
kesamaan karakteristik diantara dua mon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyim-
hal, maka kesimpulannya akan menyir- pulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat
atkan “Apa yang berlaku pada satu hal, perkembangan otak penggunanya.
Dalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond mengana-
akan pula berlaku untuk hal lainnya”. logikakan anatomi tikus dengan manusia. Jadi apa yang
terjadi pada tikus, akan terjadi pula pada manusia.
HUBUNGAN KASUAL (SEBAB-AKIBAT)
Penalaran induktif dengan melalui hubungan kasual (sebab akibat) merupakan penalaran
yang bertolak belakang dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di
dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadianpun
yang muncul tanpa penyebab.

Contoh:
Seorang petani menanam berbagai jenis pohon di pekarangannya, tanaman tersebut dia
sirami, dia rawat dan dia beri pupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar,
melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat ternyata akar-
akarnya rusak dan dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu, petani tersebut menyim-
pulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang
umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan
sesuatu yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang
merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.

Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan dua cara:


1. Silogisme
2. Entinem

Contoh:
Semua makhluk hidup akan mati.
Manusia adalah makhluk hidup. Karena itu, semua manusia akan mati.
ENTINEM
SILOGISME
Silogisme adalah suatu proses penalaran Entinem adalah suatu proses penalaran dengan
yang menghubungkan dua proposisi (per- menghilangkan bagian silogisme yang dianggap
nyataan) yang berlainan untuk menurunkan telah dipahami.
sebuah kesimpulan yang merupakan pro-
posisis yang ketiga. Proposisi merupakan Contoh:
pernyataan yang dapat dibuktikan keben- Berangkat dari bentuk silogisme lengkap:
aran atau dapat ditolak karena kesalahan Premis mayor : Semua rentenir adalah penghisap
yang terkandung didalamnya. darah dari orang yang sedang kesusahan
Premis minor : Pak Sastro adalah rentenir
Silogisme terdirii atas 3 bagian: Kesimpulan : Jadi, Pak Sastro adalah penghisap
Premis mayor : Semua ilmuan adalah darah orang yang kesusahan.
pemikir Kalau proses penalaran itu dirubah dalam bentuk
Premis minor : Habibie adalah ilmuan entimen, maka bunyinya hanya menjadi “Pak
Kesimpulan : Jadi, Habibie adalah pemikir Sastro adalah rentenir, yang menghisap darah or-
ang yang sedang kesusahan”.
PENGEMBANGAN PENALARAN
DALAM TULISAN
Dalam tulisan ilmiah yang baik sudah tentu mengandung proses
penalaran yang juga baik. Proses bernalar dalam tulisan yang
berupa satuan kalimat atau paragraf dapat dikembangkan men-
urut pola (1) urutan logis dan (2) isi karangan. Berdasarkan ur-
utan logis, suatu tulisan dapat dikembangkan menurut pola (a)
urutan waktu, (b) urutan ruang, (c) alur nalar, dan (d) urutan
kepentingan. Menurut isi karangan, suatu tulisan dapat dikem-
bangkan dengan pola (a) generalisasi, (b) klasifikasi, © perb-
andingan dan pertentangan, (d) hubungan sebab-akibat, € ana-
logi, dan lain-lain.
PENGEMBANGAN PENALARAN
DALAM TULISAN
Bentuk tulisan bernalar terdapat pada hampir semua tujuan pen-
ulisan. Menurut tujuannya, ada beberapa bentuk tulisan. Penulisan
yang tujuannya memberikan informasi, penjelasan, keterangan atau
pemahaman termasuk golongan pemaparan. Hasilnya dapat disebut
paparan. Tulisan yang bertujuan meyakinkan orang lain, membuk-
tikan pendapat atau pendirian pribadi, atau mempengaruhi pihak lain
agar pendapatnya diterima, termasuk tulisan pembahasan. Hasilnya
disebut bahasan, persuasi atau argumentasi. Namun demikian, apa-
pun bentuknya, tulisan paparan persuasi dan argumentasi mement-
ingkan logika atau penalaran agar tulisan tersebut sampai kepada
pembaca dan dipahami.
Terima Kasih !

Anda mungkin juga menyukai