Anda di halaman 1dari 11

Sila ke-1 Butir ke-5

AGAMA DAN KEPERCAYAAN MENYANGKUT


HUBUNGAN PRIBADI MANUSIA DENGAN TUHAN
YANG MAHA ESA

Disusun Oleh :
Nama : Ria Puspita
Nim : 15.111021.04.005
Dosen : Sidiq Widianto
Prodi : T. Arsitektur

Salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah pancasila

Universitas Nahdlatul Ulama


Kalimantan Selatan
1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas berkah dan rahmatnya saya dapat
menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul AGAMA DAN KEPERCAYAAN
MENYANGKUT HUBUNGAN PRIBADI MANUSIA DENGAN TUHAN YANG MAHA
ESA

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
Harapan saya semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya. Akhir
kata saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb
                                                                                                                    
Banjarmasin, 22 November 2015

2
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................................................2
Daftar isi....................................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................................................4-5
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................4-5
1.2 Batasan Masalah.....................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................................5
Bab II Pembahasan....................................................................................................................................6
2.1 Pengertian dari Sila Ketuhanan YME dalam Pancasila..........................................................6-7
2.2 Butir Sila kesatu : ketuhanan yang maha esa..........................................................................8
2.3 Pengertian pancasila................................................................................................................8
2.4 Maksud Dari Hubungan pribadi Manusia dengan Tuhan YME Dalam Pancasila................9-10
Bab III Penutupan......................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................11
3.2 Saran-saran..............................................................................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama-
sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa
Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa
dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kom-
pleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa dae-
rah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama
lain tetapi mutlak harus dipersatukan.
Sejarah Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia. Sehingga
tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang
sakral yang harus kita hafalkan dan mematuhi apa yang diatur di dalamnya. Ada pula
sebagian pihak yang sudah hampir tidak mempedulikan lagi semua aturan-aturan yang dimiliki
oleh Pancasila. Namun, di lain pihak muncul orang-orang yang tidak sepihak atau menolak akan
adanya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah  jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang
memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan
digunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari/petunjuk arah semua kegiatan (aktivitas) hidup dan
kehidupan diberbagai bidang, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya,
sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia.

4
Salah satunya di bidang keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan YME yang juga
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan YME. Ini terdapat dalam sila pertama dari
Pancasila Dasar Negara NKRI yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Kalimat pada sila pertama ini
tidak lain menggunakan istilah dalam bahasa Sanskerta ataupun bahasa Pali. Arti dari Ketuhanan
Yang Maha Esa bukanlah berarti Tuhan Yang Hanya Satu, bukan mengacu pada suatu individual
yang kita sebut Tuhan yang jumlahnya satu. Tetapi sesungguhnya, Ketuhanan Yang Maha Esa
berarti Sifat-sifat Luhur / Mulia Tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila
pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifat luhur / mulia, bukan Tuhannya. Dan apakah sifat-
sifat luhur / mulia (sifat-sifat Tuhan) itu ? Sifat-sifat luhur / mulia itu antara lain : cinta kasih,
kasih sayang, jujur, rela berkorban, rendah hati, memaafkan, dan sebagainya.. Oleh karena itu,
banyak ulasan atau penelaahan, yang bisa sama-sama kita lakukan mengenai persoalan ini.

1.2 Batasan Masalah


1. Apa makna dari sila Ketuhanan YME dalam Pancasila?
2. Apa pengertian Pancasila?
3. Apa yang dimaksud hubungan pribadi manusia dengan Tuhan YME dalam Pancasila?

1.3 Tujuan Penulisan


     Dalam menyusun makalah ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Agar mahasiswa mengerti tentang makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Agar mahasiswa dapat memahami tentang Pancasila
3. Agar mahasiswa tidak salah persepsi mengenai makna Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
Pancasila dan dapat menerapkannya di dalam kehidupan sehari hari.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari Sila Ketuhanan YME dalam Pancasila
Kenapa saya katakan bahwa ajaran agama sebenarnya terdapat dalam sila – sila yang ada
pada Pancasila dasar Negara Indonesia, ini terbukti dari makna yang sesungguhnya terdapat
dalam tiap – tiap sila (makna hakiki). Kenapa bisa terjadi demikian karena para Founding
Fathers amat sangat faham bahwa Negara merupakan kumpulan manusia, dan manusia adalah
makhluk ciptaan Tuhan, maka untuk mengelola Negara tidak bisa terlepas dari pedoman –
pedoman dari Tuhan untuk manusia. Untuk merakit dan menservis sepeda motor maka seorang
tukang servis memerlukan buku pedoman dari pabrik pembuat sepeda motor. Dan yang  tahu
betul secara luar dan dalam tentang manusia hanya Tuhan, maka hanya dengan mengacu pada
pedoman yang dibuat oleh Tuhan untuk manusia, Negara bisa menata dan mengatur manusia
secara adil, makmur, dan sejahtera.
Pembukaan UUD 1945 aline ketiga, yang antara lain berbunyi:
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa …. “
Dari bunyi kalimat ini membuktikan bahwa negara Indonesia tidak menganut
paham maupun mengandung sifat sebagai negara sekuler. Sekaligus menunjukkan
bahwa negara Indonesia bukan merupakan negara agama, yaitu negara yang didiri-
kan atas landasan agama tertentu, melainkan sebagai negara yang didirikan atas
landasan Pancasila atau negara Pancasila.
Pasal 29 UUD 1945
1.    Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
2.    Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya.
Oleh karena itu di dalam negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal
Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sikap atau perbuatan yang anti terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
anti agama. Sedangkan sebaliknya dengan paham Ketuhanan Yang Maha Esa ini hendaknya
diwujudkan dan dihidup suburkan kerukunan hidup beragama, kehidupan yang penuh toleransi
dalam batas-batas yang diizinkan oleh atau menurut tuntunan agama masing-masing, agar

6
terwujud ketentraman dan kesejukan di dalam kehidupan beragama.
Untuk senantiasa memelihara dan mewujudkan 3 model kerukunan hidup yang meliputi :
1. Kerukunan hidup antar umat seagama
2. Kerukunan hidup antar umat beragama
3. Kerukunan hidup antar umat beragama dan Pemerintah.

Tri kerukunan hidup tersebut merupakan salah satu faktor perekat kesatuan bangsa. Di
dalam memahami sila I Ketuhanan Yang Maha Esa, hendaknya para pemuka agama senantiasa
berperan di depan dalam menganjurkan kepada pemeluk agama masing-masing untuk menaati
norma-norma kehidupan beragama yang dianutnya.
Sebagai negara yang bermayoritas penduduk agama Islam, Pancasila sendiri yang sebagai
dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh agama yang tertuang dalam sila pertama
yang berbunyi sila “Ketuhanan yang Maha Esa”. yang pada awalnya berbunyi  “dengan
kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” yang sejak saat itu dikenal sebagai
Piagam Jakarta.
Namun dua ormas Islam terbesar saat itu dan masih bertahan sampai sekarang yaitu
Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menentang penerapan Piagam Jakarta tersebut, karena dua
ormas Islam tersebut menyadari bahwa jika penerapan syariat Islam diterapkan secara tidak
langsung namun pasti akan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam dan secara “fair” hal
tersebut dapat memojokkan umat beragama lain. Yang lebih buruk lagi adalah dapat memicu
disintegrasi bangsa terutama bagi provinsi yang mayoritas beragama nonislam. Karena itulah
sampai detik ini bunyi sila pertama adalah “ketuhanan yang maha esa” yang berarti bahwa
Pancasila mengakui dan menyakralkan keberadaan Agama, tidak hanya Islam namun termasuk
juga Kristen, Katolik, Budha dan Hindu sebagai agama resmi negara pada saat itu.

7
2.2 Butir Sila kesatu : ketuhanan yang maha esa
1. Bangsa indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap tuhan yang maha esa
2. Manusia indonesia percaya dan takwa terhadap tuhan yang maha esa, sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhapdap tuhan yang maha esa.
4. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap tuhan yang
maha esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa adalah hal yang menyangkut hubungan
pribadi manusia dengan tuhan yang maha esa yang diyakini dan dipercayainya.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa kepada orang
lain.
2.3 Pengertian Pancasila
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Sifat dari pancasila adalah imperative atau memaksa, siapa saja yang berada diwilayah
NKRI, wajib mentaati pancasila serta mengamalkan dengan tanpa persyaratan. Pancasila adalah
pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan
sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia
menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan
dan kehidupan kenegaraan.

8
2.4 Maksud Dari Hubungan pribadi Manusia dengan Tuhan YME Dalam Pancasila
Manusia adalah wujud dari gambaran rakyat atau kawulo, sedang Tuhan YME bisa
digambarkan sebagai Ratu atau Raja atau Presiden. Maka dalam diri kawulo juga ada sifat
Ratu/Raja. Ini implementasi dari ajaran agama yakni bahwa Tuhan YME telah meniupkan
rohnya ke dalam wujud manusia, karena itulah manusia hidup. Maka jadilah wujud manusia
yang merupakan gabungan dari perwujudan roh yang mengandung sifat ketuhanan, dan badan
kasar manusia yang dipenuhi berbagai sifat yang bersifat kasar (berbagai sifat kebinatangan).
Sifat-sifat badan kasar manusia bersifat selalu menentang terhadap sifat ketuhanan,
karena sebab inilah Tuhan YME amat berkepentingan untuk menurunkan ajarannya (ajaran
agama) atau mengajarkan manusia bagaimana menjaga kesucian roh ketuhanan / hatinya dengan
cara selalu mengendalikan sifat kasar yang ditimbulkan dari badan kasar manusia.
Dan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila diambil dari inti keagamaan itu sendiri,
yakni :
Cipto / Ning (hening) / Ketuhanan YME, sifat tunggal (manunggal) yang ada pada
manusia sehingga manusia mampu menyatu dengan yang Maha Tunggal, bukankah Tuhan YME
menyampaikan bahwa diriNya bersemayam di hati manusia yaitu hati yang selalu dijaga
kebersihan dan kesuciannya. Maka Tuhan akan “mangejowantah lewat cipto-ning manungso
kang tansah wening atine” dan selalu meyakini suara hatinya yang jernih dan murni. Maksudnya
Cipto / angan-angan yang menyatu dengan hati (keikhlasan) yang mengajak manusia melakukan
ritual atau beribadah untuk menyatukan roh yang telah ditiupkan dengan Sang Peniup roh yakni
Tuhan YME, guna mendapatkan cahaya terang Ketuhanan sehingga dalam menjalani hidup
selalu mendapat tuntunan dan bimbingan Tuhan.
Roso / Rasa / Kemanusiaan yang adil dan beradab, karena manusia mau mengadakan
ritual peribadatan atau olah rasa yakni selalu menjaga hatinya dari penyakit drengki/dengki,
srei/serik, dawen/suka adu domba/panjang mulut, panasten/pendendam, pati-Ópén/suka melihat
orang lain susah. Orang yang selalu olah rasa, Cahaya Ketuhanan akan selalu menyinari rasa
kemanusiaannya sehingga tumbuh dalam dirinya rasa belas-kasihan, rasa kasih-sayang, rasa
keadilan, rasa cinta, dan segala rasa kemanusiaan yang lain yang seharusnya dimiliki oleh
manusia.
Ajaran agama memiliki peran dan fungsi mengarahkan manusia agar tetap tegak berdiri
pada roh kemanusiaan yang murni bukan sebaliknya. Jadi jangan salah tafsir yang akhirnya

9
malah menuhankan ajaran agama bukan menuhankan Tuhan yang sebenarnya. Ajaran agama
atau pedoman bagi pemeluk agama datangnya belakangan setelah diciptakannya manusia, dan
ajaran agama memiliki peran dan fungsi sebagai sebuah pedoman, pengajaran, dan informasi
kepada manusia agar supaya manusia mampu selalu berjalan di rel yang telah digariskan oleh
Tuhan YME. Sehingga inti dari tujuan ajaran agama tidak disimpangkan atau malah ajaran
agama dijadikan sebagai Tuhan ini yang lebih parah.

10
BAB III
 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia sebagai Negara hukum sangat menjunjung Hak asasi manusia, sehingga
memungkinkan masyarakatnya untuk bebas memilih agama dan kepercayaan mereka masing-
masing. Dan pancasila sebagai dasar negara dan landasan yang fundamental mengandung nilai-
nilai bahwa negara negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahluk
yang beradab dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan  tidak akan pernah dapat terlepas dari siapa yang menciptakan mereka.
Dikarenakan untuk mengelola diri  mereka sendiri dan mengelola Negara ini tidak bisa terlepas
dari pedoman – pedoman dari Tuhan untuk manusia. Dan yang  tahu betul secara luar dan dalam
tentang manusia hanya Tuhan, maka hanya dengan mengacu pada pedoman yang dibuat oleh
Tuhan untuk manusia, Negara bisa menata dan mengatur manusia secara adil, makmur, dan
sejahtera.
3.2 Saran-saran
Dengan demikian, segala hal yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan
penciptanya, pemilihanan agama dan kepercayaan, serta pengelolaan diri pribadi dan yang
menyangkut dengan Kenegaraan harus menggunakan pedoman-pedoman yang telah dibuat oleh
Tuhan YME dan harus pula dijiwai dengan nilai-nilai PANCASILA.

DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/makalah-sila-ke-1-pancasila.html
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-pancasila-pancasila-vs-agama/
http://lets-belajar.blogspot.com/2007/09/sila-ketuhanan-yang-maha-esa.html
http://www.kompasiana.com
http://forum.wgaul.com/archive/thread/t-22759-Makna-Sesungguhnya-Di-Balik-Sila-Ketuhanan-
Yang-Maha-Esa.html
http://dunginong.wordpress.com

11

Anda mungkin juga menyukai