Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nova Setiani

No. Absen : 29
NIM : P20624520029
Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


1. Buktikan pancasila ilmu/ memenuhi syarat – syarat ilmiah!
Bukti yang menjelaskan bahwa Pancasila adalah ilmu/sudah memenuhi syarat-syarat
ilmiah yakni, pada Pancasila terdapat syarat-syarat seperti yang dikatakan
Poedjowijatno sebagaimana dikutip oleh Kaelan, (2016:17) sebagai berikut :
1) Berobjek;
2) Bermetode;
3) Bersistem;
4) Bersifat universal

2. Apa obyek dan metode pancasila dan buktikan pancasila merupakan system dan
universal!
Objek Pancasila dibagi menjadi dua, yakni Objek Formal dan Objek Material.
Objek material dibagi dua yakni yang bersifat empirik dan non empirik. Sedangkan
objek formal dari sudut pandang apa itu Pancasila.
Bermetode yaitu seperangkat cara atau sistem pendekatan untuk mendapatkan
suatu kebenaran yang bersifat objektif, salah satu contoh metode diantaranya analisis
sintesa, seperti yang dipidatokan Soekarno dalam pengukuhannya sebagai penggali
dan pencetus Pancasila pada tahun 1957 ialah Metode analitico synthetic. Analitico
synthetic yaitu perpaduan antara metode analisis dan sintesis, serta metode
pemahaman, penafsiran, dan interpretasi yang kesemuanya itu senantiasa didasarkan
atas hukum-hukum logika dalam suatu penarikan kesimpulan (Kaelan, 2004:17).
Adapun metode hermeneutika. Metode hermeneutika, yaitu suatu metode dalam
rangka untuk menggali makna yang terkandung dibalik objek Pancasila tersebut
(Kaderi, 2015: 25)
Bersistem karena sila-sila Pancasila merupakan keseluruhan yang saling
berhubungan, saling ketergantungandan saling mengualifikasi.
Sila-sila pada Pancasila bersifat universal, artinya inti dari setiapsila tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu sehingga bersifat abstrak dan umum. Maksudnya
bahwa kebenaran suatu pengetahuan ilmiah haruslah bersifat universal, artinya
kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, situasi dan kondisi, maupun
jumlah tertentu. Berkaitan dengan pembahasan Pancasila dikatakan bersifat universal
karena intisari , essensi dan makna yang terdalam dari sila-sila tersebut pada
hakikatnya adalah bersifat universal (Kaderi, 2015: 25-26).

3. Sebutkan 4 tingkatan pertanyaan ilmiah!


Tingkatan pertanyaan ilmiah diantaranya :
1. Pertanyaan Apa
2. Pertanyaan Kemana
3. Pertanyaan Mengapa
4. Pertanyaan Bagaimana
4. Apa pancasila? Kemana berpancasila? Mengapa ada pancasila? Dan bagaimana
pancasila?
 Pancasila adalah filsafat Bangsa Indonesia.
 Kita ber Pancasila menuju pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sebagai cita-cita Bangsa Indonesia yang
tertera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea 2.
 Karena ada 4 (empat) kausa, yaitu: Materialis (bahan), kausa formalis
(bentuk), kausa efisien (karya), dan kausa finalis.
 Jawaban untuk pertanyaan Bagaimana pancasila, harus dijelaskan dari
berbagai perspektif utamanya didasari dari segi pengertiannya, fungsinya,
sifatnya, isinya, bentuknya, susunannya, serta segi sejarahnya.

5. Jelaskan pengertian, kedudukan, fungsi, sifat, isi, bentuk,susunan, dan sejarah


pancasila!
a. Pengertian : terdiri dari etimologis, historis, dan terminologis.
 Pengertian Pancasila secara etimologis. Secara etimologis istilah
Pancasila berasal dari Bahasa Sanskerta (India, bahasa kasta
Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.
 Pengertian Pancasila secara Historis dimana proses perumusan
Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPK pertama Radjiman
Wedyodiningrat mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas
pada sidang tersebut, masalah tersebut adalah tentang suatu rumusan
Dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada
sidang tersebut 3 orang pembicara yaitu M. Yamin, Soepomo dan
Soekarno. Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Soekarno
berpidato mengenai calon rumusan Dasar Negara Indonesia. Kemudian
untuk memberi nama istilah dasar negara tersebut Soekarno
memberikan nama Pancasila yang artinya 5 dasar. Pada tahun 1947
pidato Soekarno diterbitkan dan dipublikasikan dan diberi judul
lahirnya Pancasila, sehingga dahulu pernah popular bahwa tanggal 1
Juni adalah hari lahirnya Pancasila.
 Pengertian Pancasila secara Terminologis yang dimaksud yaitu
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 telah melahirkan
Negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan
negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka
panitia persiapan kemerdekaan indonesia (PPKI) segera mengadakan
sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil untuk
mengesahkan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik
Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Dalam bagian Pembukaan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang terdiri atas empat alinea
tersebut tercantum rumusan Pancasila. Rumusan tersebut adalah
rumusan Pancasila yang sah dan benar secara konstitusional.
b. Kedudukan : kedudukan Pancasila menempati tempat yang paling tinggi yaitu
sebagai sumber dari segala sumber hukum;
c. Fungsi : fungsi utama Pancasila adalah sebagai dasar negara, falsafah negara,
dan ideologi sebuah negara;
d. Sifat : sifat Pancasila adalah statis-dinamis. Statis artinya tidak bisa dirubah,
sementara dinamis dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman;
e. Isi : isi Pancasila yaitu karakter dan kebudayaan Bangsa Indonesia serta nilai-
nilai luhur Bangsa Indonesia. Adapun nilai-nilai luhur dari budaya Bangsa
Indonesia yaitu : religius, keterbukaan, kekeluargaan/gotong royong,
musyawarah, dan keadilan.
f. Bentuk : bulat dan utuh. Mengandung arti bahwa ketika menjabarkan salah
satu sila, sila yang lain menjadi dasarnya dan tidak bisa dilepas salah satu sila
dengan sila yang lainnya.
g. Susunan : Piramid, dimana sila pertama merupakan dasar bagi sila lainnya.
h. Sejarah : dipopulerkan Soekarno 1 Juni 1945 yang merupakan jawaban dari dr.
Radjiman pada saat membuka sidang BPUPK.

6. Apa hakikat filsafat?


Filsafat dalam bahasa Arab adalah falsafah , dan dalam bahasa Inggris adalah
philosophy berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata philein yang berarti
cinta (love) dan sophia kebujaksanaan (wisdom). Secara etimologis, pengertian
filsafat yaitu cinta kebijaksanaan (love of wisdom). Seorang filosof (philosopher)
adalah pencinta, pendamba dan pencari kebijaksanaan (Lubis, 2015: 5). Dalam
Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) merumuskan bahwa filsafat adalah pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas hukum dan
sebagainya dari pada segala yang ada dalam alam semesta atau pun mengenai
kebenaran dan arti adanya sesuatu.

7. Jelaskan pengertian filsafat ditinjau dari segi metode dan cara berpikir!
a. Filsafat sebagai metode atau cara berpikir adalah cara atau proses berfikir
yang sedalam-dalamnya/mendasar sampai pada hakikat daripada objek yang
dipikirkan.
b. Filsafat sebagai hasil berfikir, perlu disadari bahwa tinjauan-tinjauan dari 2
sisi terhadap filsafat itu harus tetap menyadari bahwa barangnya sendiri, yaitu
filsafat, adalah satu. Satu barang dengan dua sisi. Jadi penjelasan tersebut
jangan dianggap terpisah secara mutlak satu terhadap yang lain. Semuanya
adalah saling melengkapi.

8. Gambarkan peta filsafat!


9. Jelaskan sistematika filsafat, cabang- cabang dan alirannya!
Sistematika filsafat terdiri dari tiga bidang yaitu: ontologi,epistimologi dan aksiologi.
1) Ontologi, cabangnya metafisika; alirannya: monotheisme dan politheisme.
2) Epistimologi, cabangnya metodologi dan logika; alirannya: rasionalisme dan
empirisme
3) Aksiologi, cabangnya etika dan estetika; alirannya: materialisme, hedonisme,
romantisme dan radikalisme.

10. Sebutkan ciri- ciri system!

1. Suatu kesatuan bagian-bagian;


2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi tersendiri;
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan;
4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu;
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

11. Buktikan pancasila sebagai suatu system filsafat!

Pancasila merupakan sistem filsafat karena memenuhi syarat-syarat sebagai suatu


sistem filsafat , yaitu: berontologi, berepistimologi, beraksiologi.

12. Apakah ontology, epistemology dan aksiologi pancasila!

1. Ontologi Pancasila
Ontologi Pancasila adalah bangsa Indonesia (adanya manusia). Secara
ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar sila-sila Pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat
dasar ontologi Pancasila adalah manusia, karena manusia ini yang merupakan
subjek hukum pokok sila-sila Pancasila.
2. Epistimologi Pancasila
Epistimologi Pancasila yakni Filsafat Manusia Indonesia. Filsafat
Pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila
sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan adanya karena
epistimologi merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu
pengetahuan (ilmu tentang ilmu). Kajian epistimologis ini tidak bisa
dipisahkan dengan dasar ontologisnya.
Oleh karena itu, dasar epistimologis Pancasila sangat berkaitan dengan
konsep dasarnya tentang hakikat manusia. Sebagai suatu paham epistimologi,
Pancasila mendasarkan pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada
hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas
kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu
tingkatan pengetahuan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, Pancasila
secara epistimologis harus menjadi dasar moralitas bangsa dalam membangun
perkembangan sains dan teknologi pada saat ini (Dewantara, 2017: 11)
3. Aksiologi Pancasila
Aksiologi Pancasila yaitu nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila
pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis atau manfaat suatu
pengetahuan mengenai Pancasila. Hal ini disebabkan karena sila-sila Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat memiliki kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai
dasar yang terkandung di dalam Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Aksiologi Pancasila ini mengandung arti bahwa kita
membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Secara aksiologis, Bangsa Indonesia
merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila. Sebagai pendukung nilai, Bangsa
Indonesia itulah yang mengakui, menghargai dan menerima Pancasila sebagai
sesuatu yang bernilai. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan Pancasila
sebagai sesuatu yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam sikap,
tingkah laku serta perbuatan Bangsa Indonesia (Dewantara, 2017: 11-12)

13. Gambarkan hierarkis pyramidal pancasila!

 Sila 1, meliputi, mendasari dan


menjiwai sila 2,3,4,5;
 Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila
1, dan mendasari dan menjiwai sila
3,4 dan 5;
 Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila
1,2, dan mendasari dan menjiwai
sila 4,5
 Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila
1,2,3, dan mendasari dan menjiwai
sila 5;
 Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila
1,2,3,4.

14. Apa arti pancasila sebagai genetivus objectivus dan genetivus subjectivus!

Pancasila sebagai genetivus objectivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai


objek yang dicari landasan filosofinya berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang
filsafat yang berkembang. Misalnya Notonagoro menganalisis nilai-nilai Pancasila
berdasarkan pendekatan substansialitik filsafat Aristoteles sebagaimana yang terdapat
dalam karyanya yang berjudul pancasila ilmiah populer.

Pancasila sebagai genetivus subjectivus, artinya nilai-nilai Pancasila dipergunakan


untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk menemukan
hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai yang
tidak sesuai dengan prinsip dalam nilai-nilai Pancasila.

15. Jelaskan 5 esensi pancasila!

Pertama, hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan Bangsa Indonesia


bahwa tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk.
Kedua, hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri
atas 3 (tiga) monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa,raga), sifat kodrat (makhluk
individu, sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk
Tuhan).
Ketiga, hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa
kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam 3 (tiga)
jenis, yaitu tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental. Tanah air real adalah
bumi tempat orang dilahirkan dan dibesarkan, bersuka, dan berduka, yang dialami
secara fisik sehari-hari. Tanah air formal adalah Negara yang berundang-undang
dasar, dan menggariskan hukum serta peraturan, menata, mengatur dan memberikan
hak serta kewajiban, mengesahkan atau membatalkan, memberikan perlindungan, dan
menghukum, memberikan paspor atau surat pengenal lainnya. Tanah air mental bukan
bersifat teritorial karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, melainkan imajinasi
yang dibentuk dan dibina oleh ideologi atau seperangkat gagasan vital (Jasoef, 1987:
18-20).
Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah.
Artinya,keputusan yang diambil lebih didasarkan atas semangat musyawarah untuk
mufakat, bukan membenarkan begitu saja pendapat mayoritas tanpa peduli pendapat
minoritas.
Kelima, hakikat sila keadilan terwujud dalam 3 (tiga) aspek, menurut
Notonagoro sebagaimana dikutuip oleh Kaelan (2013: 402) ketiga aspek tersebut
yaitu Keadilan distributif adalah keadilan bersifat membagi dari negara kepada warga
negara. Keadilan legal adalah kewajiban warga negara terhadap negara atau
dinamakan keadilan bertaat. Keadilan komutatif adalah keadilan antara sesama warga
negara.

Anda mungkin juga menyukai