Sila-sila Pancasila bersifat universal, artinya inti dari setiap sila tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu sehingga bersifat abstrak dan umum. Maksudnya bahwa kebenaran
suatu pengetahuan ilmiah haruslah bersifat universal, artinya kebenarannya tidak
terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, situasi dan kondisi, maupun jumlah tertentu.
Berkaitan dengan pembahasan Pancasila dia dikatakan bersifat universal karena
intisari, essensi dan makna yang terdalam dari sila-sila tersebut pada hakikatnya
adalah bersifat universal (Kaderi,
2015: 25-26).
3. Sebutkan 4 tingkatan pertanyaan ilmiah!
1.Pertanyaan apa
2.Pertanyaan kemana
3.Pertanyaan mengapa
4.Pertanyaan bagaimana
4. Apa pancasila? Kemana berpancasila? Mengapa ada pancasila? Dan bagaimana
pancasila?
1.apa Pancasila? Maka jawabannya harus menggunakan jawaban yang berhubung an
dengan penjelasan esensial dalam filsafat. Untuk itu, maka jawabannya adalah filsafat
Bangsa Indonesa.
2.kemana kita ber Pancasila? Maka jawabannya adalah menuju pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sebagai
cita-cita Bangsa Indonesia yang terera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945 alinea 2.
3.Mengapa ada Pancasila di Indonesia? Jawaban nya karena ada 4 (empat) kausa,
yaitu: Materialis (bahan), kausa formalis (bentuk), kausa efisien (karya), dan kausa
finalis. Apakah yang menjadi bahan adanya Pancasila (kausa materialis)? Jawabannya
adalah karena adanya manusia Indonesia. Bagaimana bentuk Pancasila (kausa
formalis? Jawabannya adalah bentuknya bulat dan utuh, yang artinya ketika
menjabarkan salah satu sila, sila yang lain menjadi dasarnya dan tidak bisa dilepas
salah satu sila dengan sila yang lainnya. Siapakah yang membuat Pancasila (kausa
efisien)? jawbannya adalah para pendiri negara (the founding father) yang tergabung
dalam badan penyelisik usaha persiapan kemerdekaan (BPUPK), melalui sidang-
sidangnya dari tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan Sidang Panitia 9 (sembilan) 22
Juni 1945, sidangBPUPK II yakni pada tanggal 10-16 Juli 1945, yang disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI Apakah tujuan dirumuskannya Pancasila (kausa
Finalis)? Jawabannya adalah untuk dijadikan dasar negara sebagai pedoman bagi
negara dan menata negara dan bangsa untuk mencapai cita-cita dan tujuan negara.
4. Pertanyaan Bagaimana
Bagaimana Pancasila itu? Hal ini harus dijelaskan dari berbagai prespektif utamanya
didasari dari segi pengertiannya, kedudukannya, fungsinya, sifatnya, isinya,
bentuknya, susunannya, serta segi sejarahanya
5. Jelaskan pengertian, kedudukan, fungsi, sifat, isi, bentuk,susunan, dan sejarah
pancasila!
a. Pengertian, terdiri dari etimologis, historis, dan terminologis. Pengertian Pancasila
secara etimologis. Secara etimologis istilah Pancasila berasal dari Bahasa Sansekerta
(India, bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.
Pengertian Pancasila secara Historis di mana proses perumusan Pancasila diawali
ketika dalam sidang BPUPK pertama Radjiman Widyodiningrat mengaju kan suatu
masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut, masalah tersebut adalah
tentang suatu rumusan Dasar Negara Indonesia yang akan di bentuk. Kemudian
tampilah pada sidang tersebut 3 (tiga) orang pembicara yaitu M. Yamin, Soepomo dan
Soekarno. Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Soekarno berpidato
mengenai calon rumusan Da-sar Negara Indonesia. Kemudian untuk memberi nama
istilah dasar negara tersebut Soekarno memberi kan nama Pancasila yang artiya 5
(lima) dasar. Pada tahun 1947 pidato Soekarno diterbitkan dan di publikasikan dan
diberi judul lahirnya Pancasila, sehingga dahulu pernah popular bahwa tanggal 1 Juni
adalah hari lahirnya Pancasila.
b. Filsafat sebagai hasil berfikir philosophy is an inquiry into the nature of life and
existence The philosopher asks what reality is. Real is not necessarily Perlu disadari
bahwa tinjauan tinjauan dari dua sisi terhadap filsafat itu harus tetap menyadari bahwa
barangnya sendiri, yaitu filsafat, adalah satu. Satu barang dengan dua sisi Jadi
penjelasan tersebut jangan dianggap terpisah secara mutlak satu terhadap yang lain.
Semuanya adalah saling melengkapi Maka, filsafat Pancasila dapat di pandang dari
dua sisi. Pertama, filsafat Pancasila dalam arti Pancasila sebagai objek, dan kedua
filsafat sebagai subjek.
Filsafat timur biasanya lebih menekankan pada aspek spiritual, pemberdayaan sikap
introspektif, me nerima otoritas tertentu (terutama agama), menekankan harmoni dan
keluarga (terdapat dalam filsafat China), dan kesusilaan (terdapat dalam
Konfusianisme).
Menurut Soewardi (2009: 109) ontologi merupakan sesuatu yang bertalian dengan
terbentuknya ilmu, epistimologi dimaksudkan dengan makna ilmu, ialah tentang seluk
beluk ilmu itu sendiri, apa kemampuannya dan apa keterbatasannya, serta aksiologi
merupakan gunalaksana dari ilmu, ialah hal-hal yang bertalian dengan upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
10. Sebutkan ciri- ciri system!
Sistem adalah suatu kesatuan bagian bagian yang saling berhubungan, bekerja sama
untuk tujuan tertentu dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Terdapat 5 (lima) ciri
sistem filsafat, yakni:
1. Suatu kesatuan bagian bagian
2. Bagian bagian tersebut mempunyai fungsi tersendiri,
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan
4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
11. Buktikan pancasila sebagai suatu system filsafat!
Bukti Pancasila merupakan sistem filsafat karena memenuhi syarat-syarat sebagai
suatu sistem filsafat yaitu: Berontologi,Berepistimologi dan Beraksiologi
12. Apakah ontology, epistemology dan aksiologi pancasila!
Ontologi Pancasila
Onto itu ada dan logi itu ilmu (jadi, ilmu tentang ada). Apa ontologi Pancasila?
Ontologi Pancasila adalah bangsa Indonesia (adanya manusia). Secara ontologis,
kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakikat dasar sila-sila Pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat dasar antologi
Pancasila adalah manusia, karena manusia ini yang merupakan subjek hukum pokok
sila-sila Pancasila. Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia
memiliki susunan 5 (lima) sila yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta
mempunyai sifat dasar kesatuan yang mutlak, yang berupa sifat kodrat monodualis
yaitu sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial, serta
kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan sekaligus juga
sebagai makhluk tuhan. Konsekuensinya, Pancasila dijadikan dasar dari Negara
Indonesia adalah segala aspek dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai
Pancasila yang merupakan kodrat manusia yang monodualis tersebut (Dewantara,
2017: 11).
Epistimologi Pancasila
Apa epistimologi Pancasila? Yakni Filsafat Manusia Indonesia. Filsafat Pancasila
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan. Hal ini dimungkinkan adanya karena epistemologi merupakan bidang
filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu). Kajian
epistemologi Pancasila ini tidak bisa dipisahkan dengan dasar ontologisnya.
Aksiologi Pancasila
Aksiologi mengandung arti ilmu tentang nilai/value. Apa ontologi Pancasila? yaitu
nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila pada hakikatnya membahas
tentang nilai praksis atau manfaat suatu pengetahuan mengenai Pancasila. Hal ini
disebabkan karena sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu
kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam Pancasila pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Aksiologi Pancasila ini mengandung
arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Secara aksiologis, Bangsa
Indonesia merupakan pen dukung nilai-nilai Pancasila. Sebagai pendukung nilai,
Bangsa Indonesia itulah yang mengakui, menghargai dan menerima Pancasila sebagai
sesuatu yang bernilai. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan Pancasila sebagai
sesuatu yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam dalam sikap, tingkah laku
serta perbuatan Bangsa Indonesia (Dewantara, 2017: 11-12).
13. Gambarkan hierarkis pyramidal pancasila!
14. Apa arti pancasila sebagai genetivus objectivus dan genetivus subjectivus!
Pancasila sebagai genetivus objektivus, artinya nilai nilai Pancasila dijadikan sebagai
objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang
filsafat yang berkembang. Misalnya Notonagoro meng analisis nilai-nilai Pancasila
berdasarkan pendekatan substansialistik filsafat Aristoteles sebagaimana yang
terdapat dalam karyanya yang berjudul pancasila ilmiah populer. Adapun Drijarkara
menyoroti nilai-nilai Pancasila dari pendekatan eksistensialisme religius sebagaimana
yang diungkapkannya dalam tulisan yang diberi judul pancasila dan religi. Pancasila
sebagai genetivus subjectivus, artinya nilai-nilai Pancasila dipergunakan untuk
mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk menemukan hal-hal
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan prinsip dalam nilai-nilai Pancasila.
Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat terletak pada hal-hal sebagai berikut
Pertama, hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan Bangsa Indonesia bahwa
tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk. Artinya, setiap
makhluk hidup, termasuk warga negara harus kesadaran yang otonom (kebebasan,
kemandirian) di satu pihak, dan berkesadaran sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
yang akan dimintai pertanggungjawaban atas semua tindakan yang dilakukan. Artinya,
kebebasan selalu dihadapkan pada tanggung jawab, dan tanggung jawab tertinggi
adalah kepada sang pencipta.
Kedua hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri atas 3 (tiga)
monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu, sosial),
kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan)
Ketiga, hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan
terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu
tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental. Tanah air real adalah bumi
tempat orang dilahirkan dan dibesarkan, bersuka, dan berduka, yang dialami secara
fisik sehari-hari. Tanah air formal adalah Negara yang berundang-undang dasar, dan
menggariskan hukum serta peraturan, menata, mengatur dan memberikan hak serta
kewajiban, mengesahkan atau membatalkan, memberikan perlindungan, dan
menghukum, memberikan paspor atau surat pengenal lainnya. Tanah air mental bukan
bersifat teritorial karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, melainkan imajinasi
yang dibentuk dan dibina oleh ideologi atau seperangkat gagasan vital (Joesoef, 1987:
18-20)
Kelima hakikat sila keadilan terwujud dalam 3 (tiga) aspek, menurut Notonagoro
sebagaimana dikutip oleh Kaclan (2013 402) ketiga aspek tersebut yaitu Keadilan
distributif adalah keadilan bersifat membagi dari negara kepada warga negara.
Keadilan legal adalah kewajiban warga negara terhadap negara atau di namakan
keadilan bertaat. Keadilan komutatif adalah keadilan antara sesama warga negara.
Tugas Lanjutan :
b. Epistemology
Oleh karena itu, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan dengan konsep
dasarnya tentang hakikat manusia. Sebagai suatu paham epistemologi, Pancasila
mendasarkan pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas
nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas
religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan dalam
kehidupan manusia. Oleh karena itu, Pancasila secara epistemologis harus menjadi
dasar moralitas bangsa dalam membangun perkembangan sains dan teknologi pada
saat ini (Dewantara, 2017: 11).
c. Aksiologi
Aksiologi mengandung arti ilmu tentang nilai/value Apa ontologi Pancasila? yaitu
nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila pada hakikatnya membahas
tentang nilai praksis atau manfaat suatu pengetahuan mengenai Pancasila. Hal ini
disebabkan karena sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu
kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam Pancasila pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang utuh. majemuk tunggal karena setiap sila
tidak bisa berdiri sendiri.
1) Kesatuan sila Pancasila yang bersifat organis hakikatnya secara filosofis bersumber
pada ontologis manusia monoplularis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat
jasmani dan rohani, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat
sebagai pribadi yang berdiri sendiri sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa
a) Urutan 5 (lima) sila menunjukan suatu tingkatan dalam luasnya dan isi sifatnya
yang merupakan dari sila sila dimukanya sehinga dapat dikatakan 5 (lima) sila saling
berkaitan,