Anda di halaman 1dari 21

Nama : Lusi Meida

Kelas : 1A D-III Keperawatan

Tugas : Pancasila

1. Buktikan pancasila ilmu/memenuhi syarat – syarat ilmiah!

Jawab :

Secara ilmiah pancasila harus memenuhi syarat – syaratnya sebagai hal yang
ilmiah seperti yang dikatakan Poedjowijatno sebagaimana dikutip oleh
Kaelan ,(2016 : 7) merinci syarat – syarat ilmiah,sebagai berikut:

 Berobjek
 Bermetode
 Bersistem
 Bersifat universal

2. Apa obyek dan metode pancasila dan buktikan pancasila merupakan system
dan universal?

Jawab :

Objek pancasila dibagi menjadi dua yakni objek formal dan objek material.
Objek material dibagi dua yakni yang bersifat empirik dan non empirik.
Sedangkan objek formal dari sudut pandang apa itu pancasila. Pada
hakikatnya pancasila dapat dibahas dari berbagai sudut pandang, misalnya
dari sudut moral,maka terdapat bahasan yang disebut dengan moral
pancasila. Dari sudut pandang ekonomi,hingga timbulah kajian yang
membahas tentang ekonomi pancasila. Dari sudut pandang hukum dan
kenegaraan ,maka terdapatlah kajian tentang pancasila secara yuridis
kenegaraan,kemudian dari sudut pandang filsafat ,maka timbulan
pembahasan tentang filsafat pancasila ,dan lain lain.( kaderi,2015: 24)

Bermetode yaitu seperangkat cara atau sistem pendekatan untuk


mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat objektif,salah satu conto metode
diantaranya analisis sintesa seperti yang dipidatokan Soekarno dalam
pengukuhannya sebagai penggali dan pencetus pancasila pada tanggal 1957
ialah metode analitico synthetic ,yaitu perpaduan antara metode analisis dan
sintesis, serta metode pemahaman,penafsiran,dan interpretasi yang
kesemuanya itu senantiasa didasarkan atas hukum – hukum logika dalam
suatu penarikan kesimpulan ( kaelan, 2004 : 17). Adapun metode
hermeneutika yaitu suatu metode dalam rangka untuk menggali makna yang
terkandung dibalik objek pancasila tersebut (kaderi,2015 : 25)

Sila – sila pancasila bersifat universal ,artinya inti dan setiap sila tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu sehingga bersifat abstrak dan umum.
Maksudnya bahwa kebenaran suatu pengetahuan ilmiah haruslah bersifat
universal,artinya kebenarannya tidak terbatas oleh waktu ,ruang, keadaan
situasi dan kondisi, maupun jumlah tertentu. Berkaitan dengan pembahasan
pancasila dia dikatakan bersifat Unviersal karena intisari, esensi dan makna
yang terdalam dari sila – sila tersebut pada hakikatnya adalah bersifat
universal (Kaderi,2015 : 25 – 26).

3. Sebutkan 4 tingkatan pertanyaan ilmiah!

Jawab:

A. Pertanyaan apa

Pertanyaan ini yang memerlukan jawabam yang esensial kefilsafatan.


Apabila ditanya apa pancasila? Maka jawabnya harus menggunakan jawaban
yang berhubungan dengan penjelasan esensial dalam filsafat. Untuk itu,maka
jawabannya adalah filsafat Bangsa Indonesia

B. Pertanyaan kemana

Pertanyaan ini memerlukan jawaban yang bersifat normatif . Apabila ditanya


kemana kita harus ber pancasila? Menuju pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang bersatu,berdaulat,adil dan makmur . Sebagai cita –
cita Bangsa Indonesia yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 alinea 2.

C. Pertanyaan mengapa

Karena ada 4 kausa,yaitu: Materialis (bahan), kausa formalis (bentuk), kausa


efisien (karya), dan kausa finalis. Apakah yang menjadi bahan adanya
pancasila (kausa materialis) ? Jawabannya bentuk pancasila (kausa
formalis) ? Jawabannya adalah bentuknya bulat dan utuh,yang artinya ketika
menjabarkan salah satu sila,sila yang lain menjadi dasarnya dan tidak bisa
dilepas salah satu sila dengan sila yang lainnya. Siapakah yang membuat
Pancasila (kausa efisien) ? Jawabannya adalah para pendiri negara ( the
founding father) yang terkabung dalam badan penyelidik usaha persiapan
kemerdekaan (BPUPKI) ,melalui sidang sidangnya dari tanggal 29 mei 1945
sampai dengan sidang panitia 9 (sembilan ) 22 juni 1945, sidang BPUPKI II
yakni pada tanggal 10 – 16 juli 1945 ,yang disahkan pada tanggal 18 agustus
1945,yang disahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI. Apakah
tujuan dirumuskannya pancasila (kausa finalis) ? Jawabannya adalah untuk
dijadikan dasar negara sebagai pedoman bagi negara dan menata negara dan
bangsa untuk menggapai cita – cita dan tujuan negara.

D. Pertanyaan bagaimana

Pertanyaan ini memerlukan jawaban yang sifatnya deskriftif, menjelaskan


/menggambarkan. Bagaimana pancasila itu? Hal ini harus dijelaskan dari
berbagai presepektif utamanya didasari dari segi
pengertiannya,kedudukannya, fungsinya,
sifatnya,isinya,bentuknya,susunannya, serta segi sejarahnya. Pancasila
dilihat dari segi :

A. Pengertiannya,terdiri dari etimologis, historis, dan terminologis.


Pengertian panacasila secara etimologis. Secara etimologis istilah
pancasila berasal dari bahasa sansekerta (India, bahasa kasta Brahmana)
adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa prakerta. Pengertian pancasila
secara historis dimana proses perumusan pancasila diawali ketika dalam
sidang BPUPKI pertama Radjiman Widyodiningrat mengajukan suatu
masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut ,masalah tersebut
adalah tentang suatu rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk.
Kemudian tampilan pada sidang tersebut 3 orang pembicara yaitu
M.Yamin, Soepomo dan Soekarno. Pada tanggal 1 juni 1945 didalam
sidang terdebut Soekarno berpidato mengenai calon rumusan dasar
negara Indonesia. Kemudian untuk memberi nama istilah dasar negara
tersebut Soekarno memberikan nama pancasila yang artinya 5 dasar .
Pada tahun 1947 pidato Soekarno diterbitkan dan di publikasikan dan
diberi judul lainnya Pancasila.sehingga dahulu pernah populer bahwa
tanggal 1 juni adalah hari lahirnya pancasila.

Pengertian pancasila sebagai termonologis yang dimaksud yaitu


proklamasi kemerdekaan tanggal 17 agustus 1945 telah melahirkan
negara RI untuk melengkapi alat alat perlengkapan negara sebagaimana
lazimnya negara negara yang merdeka,maka panitia persiapan
kemerdekaan (PPKI) segera mengadakan sidang . Dalam sidangnya
tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil untuk mengesahkan UUD NKRI
yang dikenal dengan UUD 1945 . Dalam bagian pembukaan UUD 1945
yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum rumusan pancasila.
Rumusan tersebut adalah rumusan pancasila yang sah dan benar secara
konstitusional.

B. Kedudukan: kedudukan pancasila menempati tempat yang paling tinggi


yaitu sebagai sumber dari segala sumber hukum
C. Fungsi : fungsi utama pancasila adalah sebagai dasar negara, falsafah
negara, dan ideologi sebuah negara.
D. Sifat, sifat pancasila adalah statis-dinamis . Statis artinya tidak bisa
dirubah, sementara dinamis dapat menyesuaikan dengan perkembangan
jaman.
E. Isi : isi pancasila yaitu karakter dan kebudayaan bangsa Indonesia serta
nilai- nilai luhur Bangsa Indonesia. Adapun nilai – nilai luhur dari budaya
Bangsa Indonesia yaitu : religius, keterbukaan ,kekeluargaan/gotong
royong, musyawarah, dan keadilan
F. Bentuk: bulat dan utuh. Mengandung arti bahwa ketika menjabarkan
salah satu sila, sila yang lain menjadi dasarnya dan tidak bisa dilepas
salah satu sila dengan sila yang lainnya.
G. Susunan: piramid,dimana sila pertama merupakan dasar bagi sila yang
lainnya.
H. Sejarah: dipopulerkan Soekarno 1 juni 1945 yang merupakan jawaban
dari dr. Radjimana pada saat membuka sidang BPUPKI.

4. Apa panacasila? Kemana berpancasila? Mengapa ada pancasila? Dan


bagaimana pancasila?
Jawab:
 Apa pancasila?
Jawab:
Filsafat bangsa Indonesia
 Kemana berpancasila?
Jawab:
Menuju pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang bersatu,
berdaulat, adil dan makmur. Sebagai cita-cita bangsa Indonesia yang
tertera dalam Pembukaan Undang Undang (UUD) 1945 alinea ke 2.
 Mengapa ada pancasila?
Jawab
Karena ada 4 kausa yaitu kausa materialis (bahan), kausa formalis
(bentuk), kausa efisien (karya), dan kausa finalis.
Kausa materialis: karena adanya manusia di Indonesia
Kausa formalis: bentuknya bulat dan utuh artinya ketika menjabarkan
salah satu sila, sila yang lain menjadi dasarnya dan tidak bisa dilepas
salah satu sila dengan sila yang lainnya.
Kausa efisien: para pendiri negara (the founding father) yang
tergabung dalam badan penyelidik usaha kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI), melalui sidang-sidangnya dari tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan Sidang Panitia 9 22 Juni 1945, sidang BPUPKI II
yakni pada tanggal 10-16 Juli 1945, yang disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI.
Kausa finalis: untuk dijadikan dasar negara sebagai pedoman bagi
negara dan menata negara dan bangsa untuk mencapai cita-cita dan
tujuan negara.
 Bagaimana pancasila?
Jawab:
Hal ini harus dijelaskan dari berbagai prespektif utamanya didasari
dari segi pengertiannya, kedudukannya, fungsinya, sifatnya, isinya,
bentuknya, susunannya, serta segi sejarahnya.
Pengertian, terdiri dari etimologis, historis dan terminologis.
Pengertian pancasila secara etimologis istilah pancasila berasal dari
bahasa Sansekerta (India, bahasa kasta brahmana) adapun bahasa
rakyat biasa adalah bahasa prakerta. Pengertian pancasila secara
historis dimana proses perumusan pancasila diawali ketika sidang
BPUPK pertama Radjiman Widyodiningrat mengajukan suatu
masalah, khususnya kan dibahas pda sidang tersebut, masalah tersebut
adalah tentang suatu rumusan dasar negara Indonesia yang akan
dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang
pembicara yaitu M. Yamin, Soepomo dan soekarno. Pada tanggal 1
Juni 1945 didalam sidang tersebut soekarno berpidato mengenai calon
rumusan dasar negara Indonesia. Kemusian untuk memberi nama
istilah dasar negara tersebut soekarno memberikan nama pancasila
yang artinya lima dasar. Pada tahun1947 pidato soekarno diterbitkan
dan di publikasikan dan dibei judul lahirnya pancasila, sehingga dulu
pernah popular bahwa tanggal 1 Juni adalah hari lahirnya pancasila.
Pengertian pancasila secara terminologis yang dimaksud yaitu
proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 telah melahirkan
negara republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan
negara sebagai lazimnya negara yang merdeka, maka panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam
sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil untuk mengesahkan
undang-undang dasar (UUD) negara republik Indonesia yang dikenal
dengan UUD 1945. Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiiri
atas empat alinea tersebut tercantum rumusan pancasila. Rumusan
tersebut adalah rumusan pancasila yang sah dan benar secara
konstitusional.
Kedudukan: kedudukan pancasila menempati tempat yang paling
tinggi yaitu sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Fungsi: fungsi utama pancasila adalah sebafgai dasar negara, falsafah
negara, dan ideologi negara.
Sifat: sifat pancasila adalah statis dinamis. Statis artinya tidak biasa
dirubah, sementara dinamis dapat menyesuaikan dengan
perkembangan jaman.
Isi: isi pancasila yaitu karakter dan kebudayaan bangsa indonesia serta
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Adapun nilai-nilai luhur dari
budaya bangsa Indonesia yaitu: religius, keterbukaan,
kekeluargaan/gotongroyong, musyawarah dan keadilan.
Bentuk: bulat dan utuh. Mengandung arti bahwa ketika menjabarkan
salah satu sila, sila yang lain menjadi dasarnya dan tidak bisa dilepas
salah satu sila dengan sila yang lainnya.
Susunan: Piramid dimana sila pertama merupakan dasar bagi sila yang
lainnya.
Sejarah: dipopulerkan Soekarno 1 Juni 1945 yang merupakan jawaban
dari Radjiman pada saat membuka sidang BPUPK.

5. Jelaskan pengertian, kedudukan, fungsi, sifat, isi, bentuk, susunan, dan


sejarah pancasila!
Jawab:
Pengertian, terdiri dari etimologis, historis dan terminologis.
Pengertian pancasila secara etimologis istilah pancasila berasal dari bahasa
Sansekerta (India, bahasa kasta brahmana) adapun bahasa rakyat biasa
adalah bahasa prakerta. Pengertian pancasila secara historis dimana proses
perumusan pancasila diawali ketika sidang BPUPK pertama Radjiman
Widyodiningrat mengajukan suatu masalah, khususnya kan dibahas pda
sidang tersebut, masalah tersebut adalah tentang suatu rumusan dasar negara
Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga
orang pembicara yaitu M. Yamin, Soepomo dan soekarno. Pada tanggal 1
Juni 1945 didalam sidang tersebut soekarno berpidato mengenai calon
rumusan dasar negara Indonesia. Kemusian untuk memberi nama istilah
dasar negara tersebut soekarno memberikan nama pancasila yang artinya
lima dasar. Pada tahun1947 pidato soekarno diterbitkan dan di publikasikan
dan dibei judul lahirnya pancasila, sehingga dulu pernah popular bahwa
tanggal 1 Juni adalah hari lahirnya pancasila.
Pengertian pancasila secara terminologis yang dimaksud yaitu proklamasi
kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 telah melahirkan negara republik
Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagai
lazimnya negara yang merdeka, maka panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18
Agustus 1945 telah berhasil untuk mengesahkan undang-undang dasar
(UUD) negara republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Dalam
bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiiri atas empat alinea tersebut
tercantum rumusan pancasila. Rumusan tersebut adalah rumusan pancasila
yang sah dan benar secara konstitusional.
Kedudukan: kedudukan pancasila menempati tempat yang paling tinggi yaitu
sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Fungsi: fungsi utama pancasila adalah sebafgai dasar negara, falsafah
negara, dan ideologi negara.
Sifat: sifat pancasila adalah statis dinamis. Statis artinya tidak biasa dirubah,
sementara dinamis dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
Isi: isi pancasila yaitu karakter dan kebudayaan bangsa indonesia serta nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia. Adapun nilai-nilai luhur dari budaya bangsa
Indonesia yaitu: religius, keterbukaan, kekeluargaan/gotongroyong,
musyawarah dan keadilan.
Bentuk: bulat dan utuh. Mengandung arti bahwa ketika menjabarkan salah
satu sila, sila yang lain menjadi dasarnya dan tidak bisa dilepas salah satu
sila dengan sila yang lainnya.
Susunan: Piramid dimana sila pertama merupakan dasar bagi sila yang
lainnya.
Sejarah: dipopulerkan Soekarno 1 Juni 1945 yang merupakan jawaban dari
Radjiman pada saat membuka sidang BPUPK.

6. Apa hakikat filsafat?


Jawab:
Filsafat dalam bahasa arab adalah falsafah dan dalam bahasa inggris adalah
philosophy berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata philein yang
berarti cinta dan sophia kebijaksanaan. Secara etimologis, filsafat pengertian
cinta kebijaksanaan. Seorang filosof adalah pecinta, pendamba, dan pencari
kebijaksanaan. Dalam KBBI merumuskan bahwa filsafat adalah pengetahuan
dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asa hukum
dan sebagaimana dari segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu.

7. Jelaskan pengertian filsafat ditinjau dari segi metode dan cara berpikir!
Jawab:
Filsafat sebagai metode atau cara berfikir adalah cara atau proses berfikir
yang sedalam-dalamnya / mendasar sampai pada hakikat daripada objek
yang dipikirkan.

8. Gambarkan peta filsafat!


Jawab:
9. Jelaskan sistematika filsafat, cabang- cabang dan alirannya!
Jawab:
Sitematika filsafat ialah hasil berpikir dari segala sesuatu yang ada yang
sudah tersusun secara sistematis.
Cabang-cabang filsafat: 1) Ontologi, cabangnya metafisika: alirannya:
monotheisme dan polithiesme. 2) Epistimologi: cabangnya metodologi dan
logika: alirannya:rasionalisme dan empirisme. 3) Aksiologi: cabangnya etika
dan estetika: alirannya: materialisme, hedonisme, romantisme dan
radikalimse.

10. Sebutkan ciri- ciri system!


Jawab :
Suatu kesatuan bagian-bagian
Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi tersendiri
Saling berhubungan dan saling ketergantungan
Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

11. Buktikan pancasila sebagai suatu system filsafat!


Jawab :
Pancasila berfilsafat karena memenuhi syarat-syarat sebagai suatu sistem
filsafat, yaitu : berontologi, berepistimologi dan beraksiologi

12. Apakah ontology, epistemology dan aksiologi pancasila!


Jawab :
Ontology pancasila adalah bangsa indonesia (adanya manusia). Secara
ontologis, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar sila-sila pancasila.
Epistemology pancasila adalah filsafat manusia indonesia. Filsafat pancasila
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat pancasila sebagai suatu
sistem pengetahuan.
Aksiologi pancasila adalah nilai-nilai luhur bangsa indonesia. Filsafat
pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis atau manfaat
suatu pengetahuan mengenai pancasila.
13. Gambarkan hierarkis pyramidal pancasila!
Jawab :
14. Apa arti pancasila sebagai genetivus objectivus dan genetivus subjectivus!
Jawab :
Pancasila sebagai genetivus objectivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan
sebagai objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem sistem
dan cabang-cabang filsafat yang berkembang. Misalnya notonagoro
menganalisis nilai-nilai Pancasila berdasarkan pendekatan substansialistik
filsafatAristoteles sebagaimana yang terdapat dalam karyanya yang berjudul
Pancasila ilmiah populer. Adapun dari cara menyoroti nilai-nilai Pancasila
dari pendekatan eksistensialisme religius sebagaimana yang diungkapkan
dalam tulisan yang diberi judul Pancasila dan religi. Pancasila sebagai
genetivus subjectivus, artinya nilai-nilai Pancasila dipergunakan untuk
mengkritisi nilai-nilai Pancasila yang dipergunakan untuk mengkritisi
berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk menemukan hal-hal
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai
yang tidak sesuai dengan prinsip dalam nilai Pancasila.
15. Jelaskan 5 esensi pancasila!
Jawab :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, diwujudkan dalam bentuk semangat
toleransiSila Ketuhanan Yang Maha Esa, diwujudkan dalam bentuk
semangat toleransi antarumat beragama.
2. Sila Kemanuasiaan Yang Adil dan Beradab, diwujudkan penghargaan
terhadap pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
3. Sila Persatuan Indonesia, diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara daripada kepentingan kelompok atau golongan, termasuk
partai.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, diwujudkan dalam mendahulukan
pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah dari pada voting.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, diwujudkan dalam
bentuk memperkaya diri atau kelompok dengan keadilan.

Tugas Lanjutan
A. Kearifan lokal adalah cara dan praktik yang dikembangkan oleh
sekelompok masyarakat yang berasal dari pemahaman mendalam
mereka akan lingkungan setempat yang terbentuk dari tinggal di
tempat tersebut secara turun-menurun. Kearifan lokal muncul dari
dalam masyarakat sendiri, disebarluaskan secara non-formal, dan
dimiliki secara kolektif oleh masyarakat yang bersangkutan. Selain
itu, kearifan lokal juga dikembangkan selama beberapa generasi dan
tertanam di dalam cara hidup masyarakat yang bersangkutan sebagai
sarana untuk mempertahankan hidup.

Bentuk kearifan lokal dalam masyarakat bisa berupa nilai, norma, etika,
kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Selain
bentuk, kearifan lokal juga memiliki ciri-ciri. Adapun ciri-ciri kearifan
lokal sebagai berikut: Sanggup bertahan terhadap budaya luar.
Mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar.
Memiliki kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam
budaya asli. Memiliki kemapuan mengendalikan. Sanggup memberi
petunjuk pada perkembangan budaya.

Kearifan lokal bisa menjadi kekuatan apabila pengetahuan dan praktiknya


dilaksanakan secara selaras dengan usaha pembangunan masyarakat.
Salah satu contoh kearifan lokal yang bisa digunakan untuk
pembangunan masyarakat adalah hukum sasi yang ada di Maluku.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikenal dengan


keanekaragaman seperti suku dan kebudayaan (multikulturalisme), selain
itu, dikenal sebagai negara yang multiagama dimana banyak dijumpai
beberapa penganut agama yang beragam. Agama resmi yang diakui oleh
pemerintah Republik Indonesia yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik,
Hindu, dan Buddha, serta pada akhir-akhir ini juga dimasukkan agama
Konghucu (Saifudin, 2000:2). Menurut Karl Marx, peran agama begitu
penting dalam kehidupan masyarakat karena di dalamnya terdapat
aspirasi-aspirasi manusia yang paling dalam, agama juga sumber dari
semua budaya tinggi bahkan candu bagi manusia (O’Dea, 1966:2).
Agama yang sebenarnya berfungsi sebagai pemupuk persaudaraan antar
masyarakat dari masa ke masa, namun saat ini justru sering terjadi
perpecahan yang berujung konflik baik dalam ataupun antar umat
beragama (Puspito, 1984:151). Hal ini berbanding terbalik dengan nenek
moyang bangsa Indonesia yang mengajarkan untuk saling toleransi antar
umat beragama dibuktikan adanya proses penyebaran agama di masa lalu
yang diterima dengan baik melalui pendekatan kearifan lokal. Kearifan
lokal memiliki peran penting dalam proses akulturasi agama karena di
dalam kearifan lokal terdapat budaya yang terkandung nilai toleransi
untuk menghargai perbedaan.

Toleransi di Indonesia bukanlah dinilai dari tingkat pendidikan formal


atau siapa dan agamanya, melainkan dilihat dari adanya kemauan untuk
hidup bermasyarakat dengan menjadikannya perbedaan sebagai
pemersatu bukan sebagai permasalahan. Kementerian Agama (Kemenag)
RI telah mengadakan survei yaitu Indeks Kerukunan Umat Beragama
tahun 2019, diketahui lima daerah tertinggi dengan tingkat toleransi di
Indonesia yaitu Papua Barat (82,1%), Nusa Tenggara Timur (81,1%),
Bali (80,1%), Sulawesi Utara (79,9%), dan Maluku (79,4%). Sedangkan
untuk lima daerah dengan tingkat toleransi yang kurang atau di bawah
rata-rata yaitu Aceh (60,2%), Sumatera Barat (64,4%), Jawa Barat
(68,9%), Banten (68,5%), dan Riau (69,3%) (Dilansir dari Akurat.co,
2019). Faktor penentu indeks dalam survei tersebut yaitu berisi korelasi
antara impelementasi kearifan lokal, pendidikan, pendapatan, dan adanya
peran Kementerian Agama terhadap sikap rukun masyarakat di Indonesia
(Dikutip dari Tirto.id, 2019). Oleh karena itu, kearifan lokal sangat
berperan penting dalam membangun toleransi beragama.

Peranan kearifan lokal dalam membangun toleransi beragama dapat


diketahui melalui beberapa contoh di daerah yang ada di Indonesia,
seperti di Papua Barat yang dinilai sebagai provinsi dengan tingkat
toleransi tertinggi. Di Papua Barat khususnya Fakfak terdapat sebuah
filosofi kearifan lokal “Satu Tungku Tiga Batu”, hal ini mengartikan
bahwa tungku sebagai kehidupan sedangkan batu adalah unsurnya yang
terdiri dari aku, kau, dan dia yang mampu menopang kehidupan dengan
syarat harus proporsisi yang seimbang sehingga tungku tersebut tidak
akan jatuh dan pecah. Filosofi tersebut melambangkan toleransi,
harmonisasi, dan kerukunan di lingkungan Fakfak (Ernas, 2015:3).
Dalam kehidupan di Fakfak diakui bahwa tiga batu yang dimaksud yaitu
agama Islam, Protenstan, dan Katolik. Toleransi tersebut dapat dilihat
saat Natal, warga muslim diundang untuk menyalakan lilin di gereja.
Sedangkan saat Hari Raya Idul Fitri, warga Muslim juga mengundang
tetangga mereka yang mayoritas Kristen untuk halal bi halal (Dikutip dari
Kumparannews, 2019).

Selain di Fakfak, juga dapat dilihat adanya toleransi di Raja Ampat yang
dibangun karena adanya kearifan lokal berupa filosofi “Satu Rumah
Empat Pintu”, dalam hal ini empat pintu dimaknai sebagai agama Islam,
Protestan, Katolik, dan Animisme. Ketika dalam satu rumah terdapat
penghuni dengan beragam agama yang berbeda, maka bukan dijadikan
sebagai alat untuk memecahkan ikatan kekeluarga, melainkan pemersatu.
Di dalamnya terdapat ungkapan “sa pu keluarga” berarti saya punya
keluarga yang menjadi dasar ikatan sosial dalam masyarakat, sehingga
dari situ peran keluarga dalam menumbuhkan toleransi dalam masyarakat
sangat tinggi. Saat ada acara, maka panitia tentunya terdiri atas seluruh
pemeluk agama (Wekke, 2015:4).

Kearifan lokal berasal dari budaya leluhur yang diyakini oleh masyarakat
setempat sebagai nilai-nilai luhur yang arif atau bijaksana, sehingga hal
ini patut untuk dilestarikan agar generasi masa depan ikut merasakannya.
Peranan kearifan lokal dalam membendung dampak globalisasi yang
negatif terhadap persoalan lingkungan terutama mengenai agama sangat
berarti dalam masyarakat pluralism di Indonesia. Oleh karena itu, sebagai
generasi muda haruslah menjadi agen dalam menjaga kearifan lokal
sebagai kebudayaan nasional dalam memicu tumbuhnya jiwa-jiwa
toleransi antar agama agar konflik-konflik yang ditimbulkan adanya
perbedaan agama bisa diminimalisir bahkan bisa dituntaskan.
B. Gotong royong adalah bekerja sama untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Perilaku gotong royong dapat menyelesaikan pekerjaan
dan dinikmati hasilnya bersama-sama secara asil. Gotong royong
sendiri sebagai solidaritas sosial yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat, khususnya mereka yang terbentuk dari komunitas.

Manfaat Gotong royong :


o Meringkankan beban pekerjaan
o Menumbukan sikap kebersamaan
o Membina hubungan sosial yang baik
o Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
Nilai-nilai yang terkandung dalam gotong royong, adalah:
o Kebersamaan
o Persatuan
o Rela berkorban
o Tolong-menolong
o Sosialisasi

CINTA DAMAI
Konsep pendidikan damai (peace education) merupakan konsep ideal
yang perlu ditanamkan sejak dini karena berkaitan langsung dengan
kondisi psikologi anak dalam memahami makna dan tujuan hidup
yang sebenarnya. Penanaman cinta damai tidak bisa secara langsung
diberikan tanpa tahapan penting yang menyangkut pemahaman
tentang nilai-nilai perdamaian yang bisa 15 dimanifestasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai perdamaian dalam lingkungan
sekolah juga perlu ditanamkan agar anak tidak terbiasa dengan aksi
tawuran untuk melakukan tindakan kekerasan. Menurut Eliasa (2016)
arti damai berbeda menurut individu dan kelompok damai menurut
individu adalah ketenangan jiwa,kesendirian, kenyamanan dan
kebahagiaan, ketenangan pikiran, dan kebebasan berpikir sedangkan
damai menurut kelompok adalah kebersamaan, harmonis, kerjasama
yang baik.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan unruk memberikan materi
tentang pendidikan damai. Pertama, pendidikan materi memuat
pengetahuan yang meliputi mawasa diri, pengakuan akan prasangka,
damai tanpa kekerasan,lingkungan dan ekologi. Kedua muatan materi
dalam pendidikan damai meliputi komunikasi kegiatan reflektif dan
pendengaran aktif, kerjasama, empati, apresiasi,nilai artistic dan
estetika, sikap sabar dan pengendalian diri. Ketiga muatan materi atau
nilai sikap dalam pendidikan damai meliputi kesadaran ekologi,
penghormatan diri, sikap toleransi, saling memahami antar budaya,
tanggung jawab social, solidaritas berwawasan global
Ciri-ciri peserta didik yang memiliki sikap cinta damai sebagai
berikut:
o Menciptakan suasana yang kelas yang nyaman, tentram, dan
harmonis.
o Saling menghargai sesame peserta didik dan guru.
o Memiliki rasa peduli terhada sesama
o Berteman dngan siapa saja tanpa memandang suku, ras, dan
agama.
o Memilki sikap toleransi
o Bekerjasama dengan teman tanpa membeda-bedakan.
o Tidak melakukan kekerasan.
Pengaruh dan hubungan sikap cinta damai terhadap hasil belajar
siswa. Menurut Simanjuntak (2017) cinta damai merupakan suatu
sikap, perkataan yang membuat orang lain merasa senang atas
kehadiran dirinya. Siswa yang memiliki sikap cinta damai cendrung
bekerja sama, memiliki sikap toleransi, peduli, menghormati sesama,
tidak membeda-bedakan teman serta jarang melakukan tindakan
kekerasan.

C. Pancasila Sebagai Filsafat


Filsafat sebagai metode menunjukan cara berpikir dan cara
mengadakan analisis yang dapat dipertanggung jawabkan untuk dapat
menjabarkan Ideologi pancasila. Sedangkan Pancasila sebagai filsafat
mengandung pandangan, nilai dan pemikiranyang dapat menjadi
subtansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
i. Aspek Ontologi
Ontologi menurut Runes adalah teori tentang adanya keberadaan atau
eksistensi. Sedangkan menurut Aristoteles, sebagai filsafat pertama,
ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu dan disamakan
artinya metafisika. Jadi, ontologi adalah bidang yang menyelidiki
makna yang ada (eksistensi dan keberadaannya), sumber ada, jenis
dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika, dan
kesemestaan dan kosmologi.
ii. Aspek Epistemologi
Epistemologi menurut Runes adalah bidang atau cabang filsafat yang
menyelidik asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu
pengetahuan. Kajian epistimologi filsafat pancasila dimaksudkan
sebagai upaya untuk mencari hakekat pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuannya. Epistimologi Pancasila sebagai suatu obyek kajian
pengetahuan pada hakekatnya meliputi masalah sumber pengetahuan
Pancasila dan susunan pengetahuan pancasila.
iii. Aspek Aksiologi
Aksiologi menurut Runes Berasal dari istilah Yunani, aksios yang
berarti nilai, manfaat, pikiran atau ilmu/ teori. Dalam pengertian yang
modern disamakan dengan teori nilai yakni sesuatu yang diinginkan,
disukai atau yang baik, bidang yang menyelidiki hakikat nilai, kriteria,
dan kedudukan metafisika suatu nilai. Kajian aksiologi filsafat
pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis atau
manfaat suatu engetahuan tentang pancasila.

Anda mungkin juga menyukai