Anda di halaman 1dari 7

Pancasila secara ilmiah

1.Berobjek
Syarat pertama bagi suatu pengetahun yang memenuhi syarat ilmiah adalah bahwa semua

ilmu pengetahuan itu memiliki Dua objek yang terdiri dari:


1. Objek material, yaitu pancasila sebagai suatu objek pembahasan baik yang bersifat
empiris maupun non empiris.
2. Objek formal, yaitu pancasila sebagai suatu objek dari berbagai sudut pandang
(moral,
ekonomi, filsafat, yuridis).

2. Bermetode
Setiap pengetahuan ilmiah harus memiliki metode yaitu seperangkatcara atau system
pendekatan dalam rangka membahas Pancasila dalam upaya memperolehsuatu kebenaran
| yang bersifat objektif. Salah satu metode dalam pembahasan pancasila adalah analitico
syntetic. Analitico syntetic adalah suatu metode yang memadukan unsur analisis
dan sintesis Selain itu tedapat metode hermeneutika yaitu metode yang bertujuan untuk
menemukan makna dibalik objek, dan metode koherensi historis (metodepemahaman).

3. Bersistem

Pembahasan pancasila secara ilmiah harus merupakan suatu kesatuan dan keutuhan.
meskipun pancasila memiliki lima rumusan dalam setiap intinya. Namun, hal ini harus
| dipandang sebagai suatu yang “majemuk tunggal” artinya satu sila dengan sila yang lainnya
bersifat interelasi (berhubungan) dan interdependensi (saling ketergantungan).Sehingga
dalam pembahasan ilmiah Pancasila merupakan suatu kesatuan yang sistematik.

4. Bersifat universal

Kebenaran akan suatu pengetahun harus bersifat universal. Artinya pengetahuan


(Pancasila) dipandang sebagai sebuah kebenaran yang tidak berbatas oleh ruang, waktu,
keadaan, situasi, maupun jumlah tertentu. Kaitannya dengan Pancasila ialah dalam
pemahaman dan pemaknaan nilai-nilai Pancasila dapat dipahami dalam setiap ruang dan
sisi. Santiaji, Pancasila suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan Yuridis Konstitusional, Usaha Nasional, Surabaya, hlm.21

TINGKATAN PENGETAHUAN ILMIAH


1. Pengetahuan deskriptif
Pengetahun deskriptif adalah suatu jenis pengetahuan yang memberikan suatu keterangan

penjelasan secara objektif. dalam hal ini ialah penjelasan terhadap Pancasila yang sesuai
dengan kenyataan. Bahwa Pancasila merupakan produk sejarah yang originil dari budaya
bangsa
2. Pengetahuan kasual

Pengetahuan kausal adalah suatu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab
akibat yang berkaitan dengan Pancasila ialah tentang kajian proses terbentuknya pancasila

Terdapat empat kausa dalam Pancasila yaitu kausa materialis, kausa formalis, kausa efisien
dan kausa finalis Serta pengetahuan kausa terhadap keyakinan bahwa Pancasila merupakan
sebab-akibat darisegala norma di negara Indonesia
3. Pengetahuan Essensial

Pengetahuan Essensial adalah tingkatan pengetahun untuk menjawab suatupertanyaan


yang mendalam yaitu suatu pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu, dan hal ini dikaji
dalam bidang ilmu filsafat oleh karena itu kajian ini merupakan kajian untuk mendapatkan
suatu pengetahuan tentang intisari atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila.

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

1. Sidang BPUPKI Pertama

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu :

a) Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)

Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan rumusan dasar negara
sebagai berikut :

1. Peri kebangsaan

2.Peri kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri kerakyatan (permusyawaratan, perwakilan, kebijaksanaan)


5. Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial).

Selain usulan tersebut pada akhir pidatonya Muh. Yamin menyerahkan rancangan naskah
UUD sebagai lampiran yaitu suatu rancangan usulan sementara berisi rumusan Undang
Undang Dasar RI.

b) Prof. Dr. Supomo (31 Mei 1945)

Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan teori-teori negara sebagai berikut:

1. Teori negara perseorangan (individualis)

2. Paham negara kelas (class theory)

3. Paham negara integralistik.

Selanjutnya dalam kaitannya dengan dasar filsafat negara Indonesia Supomo mengusulkan
hal-hal mengenai: kesatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah,
keadilan rakyat.

c) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)

Dalam hal ini Ir. Soekarno menyampaikan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip yang
dirumuskanya yaitu:

1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)

2. Internasionalisme (peri kemanusiaan)

3. kesejahteraan sosial

4. Ketuhanan yang Maha Esa.

Beliau juga mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia.

Berdasarkan petunjuk seorang ahli bahasa Ir. Soekarno menamakan kelima asas itu
pancasila yang kemudian siusulkan sebagai dasar negara Indonesia. Dalam masa sidang
tersebut para anggota belum mencapai kesepakatan mengenai dasar negara Indonesia. Sidang
berikutnya di tunda sampai bulan juli sambil menunggu masa berikutnya, Sembilan anggota
BPUPKI membentuk panitia kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno, terdiri dari :

1. Ir. Soekarno

2. Drs. Moh. Hatta


3. Mr. A.A. Maramis

4. Abikusno Cokrosuyoso

5. Abdul Kahar Muzakkir

6. Haji Agus Salim

7. Mr. Achamad Soebarjo

8. K.H.A. Wachid Hasyim

9. Mr. Moh. Yamin

Panitia kecil (panitia Sembilan) bekerja keras merumuskan rangcangan pembukaan


Undang-Undang Dasar yang nantinya harus mengandung asas dan tujuan negara Indonesia
merdeka. Akhirnya tugas itu terselesaikan pada tanggal 22 Juni 1945 dan hasil rumusannya
disebut Piagam Jakarta sesuai dengan nama yang diberikan oleh Mr. Muh. Yamin.

Dalam alinea ke-4 Piagam Jakarta dirumuskan lima asas falsafah negara Indonesia
merdeka sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan menjalakan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan, terutama mengenai rumusan Pancasila


kemudian dijadikan pembukaan UUD 1945.

Nilai- Nilai pancasila

1.Nilai Ketuhanan
Didalam pancasila sila pertama yang berbunyi “ Ketuhanan Yang Maha Esa” terkandung
nilai ketuhanan. Nilai ketuhanan adalah nilai yang menggambarkan bahwa rakyat Indonesia
adalah rakyat yang memiliki agama dan menyakini akan adanya Tuhan. Dengan keyakinan
tersebut maka secara langsung harus bertakwa kepada Tuhan dan menjalankan aturan-aturan
yang ada didalam agama oleh setiap pemeluknya. Dengan kata lain menjalankan semua
perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

2. Nilai Kemanusiaan

Didalam sila kedua Pancasila yang berbunyi “ Kemanusiaan yang adil dan beradab”
terkandung nilai kemanusiaan. Dan makna dari nilai kemanusiaan tersebut adalah
pengakuan dan menghormati martabat dan hak orang lain / sesama manusia, saling tolong
menolong, dan bersikap sebagai manusia yang beradab.

3. Nilai Persatuan

Untuk sila ketiga Pancasila yang berbunyi “ Persatuan Indonesia” terdapat nilai
persatuan yang memiliki makna walaupun Indonesia merupakan negara kepulauan dan
dihuni oleh berbagai suku bangsa persatuan haruslah tetap dijunjung dengan tidak saling
membeda-bedakan apalagi sampai terjadi perpecahan. Dalam nilai persatuan juga
terkandung nilai patriotisme dan cinta tanah air, dimana setiap rakyat indonesia haruslah
bersatu dan rela berkorban demi tanah air tercinta.

4.Nilai Kerakyatan

Dalam sila keempat pancasila yang berbunyi “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” yang dimana nilai yang terkandung
dalam sila ini adalah nilai kerakyatan yang berarti kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap
rakyat berhak memilih perwakilan mereka, setiap rakyat memiliki kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama, dan musyawarah serta gotong royong merupakan nilai yang
terkandung dalam sila keempat.

5. Nilai Keadilan

Terakhir untuk sila kelima pancasila yang berbunyi “ Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia” yang dimana didalamnya terkandung nilai keadilan yang berarti keadilan
dalam kehidupan sosial haruslah meliputi seluruh rakyat indonesia, persamaan hak dalam
berbagai hak yang dilandasi dengan hak dan kewajiban setiap orang, dan sikap saling
menghormati orang lain agar dapat tercapainya keadilan.
MASA SETELAH KEMERDEKAAN

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ternyata bangsa Indonesia masih


menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan Belanda di
Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintahan Nica ( Netherland Indies Civil
Administration). Selain itu belanda secara licik mempropagandakan kepada dunia luar bahwa
negara Proklamasi RI. Hadiah pasis Jepang.
Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, maka pemerintah RI
mengelurkan tiga butir maklumat :

1. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan kekuasaan
luar biasa dari Presiden sebelum masa waktunya (seharusnya berlaku selama enam bulan).
Kemudian maklumat tersebut memberikan kekuasaan tersebut kepada MPR dan DPR yang
semula dipegang oleh Presiden kepada KNIP.

2. Maklumat pemerintah tanggal 03 November 1945, tantang pembentukan partai politik


yang sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada saat itu
bahwa salah satu ciri demokrasi adalah multi partai. Maklumat tersebut juga sebagai
upaya agar dunia barat menilai bahwa negara Proklamasi sebagai negara Demokratis.

3. Maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, yang intinya maklumat ini mengubah
sistem kabinet presidental menjadi kabinet parlementer berdasarkan asas demokrasi
liberal.
Elly M. Setiadi, Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2005, hlm.28

Anda mungkin juga menyukai