Akar sila-sila Pancasila ada dan berpijak pada nilai serta budaya
masyarakat bangsa Indonesia.
Nilai budaya masyarakat bangsa Indonesia dapat diuangkap
mulai abad IV – diambil dari nilai asli Indonesia juga diperkaya
masuknya nilai budaya dari luar Indonesia. Dari agama Hindu,
Budha, Islam, serta nilai-nilai demokrasi yang dibawa dari Barat.
Pancasila mengakui kebenaran pengetahuan bersumber dari
wahyu atau agama, kebenaran yang bersumber dari akal pikiran
manusia, serta kebenaran bersifat emperis pada pengalaman.
Pengetahuan Pancasila mencerminkan adanya pemikiran
masyarakat tradisional dan modern.
3. Dasar Aksiologi nilai-nilai Pancasila
Aksiologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai,
sumber nilai, jenis dan tingkatan nilai, serta hakikat nilai.
Pancasila tidak hanya mencerminkan identitas manusia
Indonesia, melainkan juga berfungsi sebagai cara (mean)
dalam mencapai tujuan, bahwa dalam mewujudkan cita-cita
negara bangsa.
Indonesia menggunakan cara-cara berketuhanan,
berketuhanan yang adil dan beradab, berpersatuan,
berkerakyatan yang menghargai musyawarah dalam
mencapai mufakat, dan bereadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
LANJUTAN……………………..
Peraturan Pemerintah
Pasal 20A
DPR menggunakan hak-hak tertentu yang dimiikinya seperti
hak angket, hak amandemen, hak interpelasi, hak budget,
hak tanya inisiatif.
c. Hubungan antara DPR dan Presiden
DPR dan Presiden bersama-sama mempunyai tugas:
Membuat undang-undang (Pasal 5 ayat 1, 20 dan 21);
Menetapkan UU APBN (Pasal 23 ayat 1)
LANDASAN PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL:
Pertama, landasan konstitusional pembangunan
adalah UUD 1945.
UUD 1945 merupakan arahan yang paling dasar
dalam menyusun tujuan pokok pembangunan
nasional sebagai suatu visi pembangunan
nasional guna dijadikan landasan dalam
Keputusan/Ketetatapan MPR.
Lanjutan…………..
Periode 1945-1950
Periode 1950-1959
Periode 1956-1965
Pancasila
justru dijadikan sebagai indoktrinasi.
Presiden Soeharto menggunakan Pancasia
sebagai alat untuk melanggengkan
kekuasaannya. Ada beberapa metode yang
digunakan dalam indoktrinasi Pancasila, yaitu:
Pertama, melalui ajaran P4 yang dilakukan di
sekolah-sekolah melalui pembekalan atau seminar.
Kedua, masa tunggal, yaitu presiden Soeharto
membolehkan rakyat untuk membentuk
organisasi-organisasi dengan syarat harus
berasaskan Pancasila.
Lanjutan……………….
Fungsi Pancasila
Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat Negara
terdapat dalam Pembukaan UUD1945 alinea IV yang
berbunyi “…..maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
NegaraIndonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada :ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuanIndonesia dan kerakyatan
yang oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan,….”.Berdasar pada pernyataan “…dengan
berdasar kepada….”
LANJUTAN……………….
Dapat dipahami sebagai dasar filsafat Negara Indonesia.
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara ,Philosofische
Gronslagdari Negara mengandung konsekuensi bahwa dalam
setiap aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila.
Hal itu meliputi segala
peraturan perundang-undangan dalam
Negara, moral Negara, kekuasaan Negara, rakyat, bangsa,
wawasan nusantara, pemerintahan dan aspek-aspek
kenegaraaan lainnya.
Negara adalah lembaga kemasyarakatan dalam hidup bersama.
Suatu Negara akan hidup dan berkembang dengan baik
manakala Negara tersebut memiliki dasar filsafat sebagai
sumber nilai kebenaran, kebaikan, dan keadilan.
BUTIR BUTIR PANCASILA
DALAM TAP MPR NO. I/MPR/2003
Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya serta
ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh Penerapan : Mempunyai serta meyakini satu agama dengan
menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai aturan atau norma
dalam agama yang dianutnya.
2. Warga Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama serta kepercayaannya masing-masing
berlandaskan dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Contoh Penerapan : Menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai
dengan norma agama yang dianut serta tidak menganggu penganut
agama yang lain.
3. Mengembangkan rasa sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh Penerapan : Menghormati serta mau bekerjasama walaupun
dengan pemeluk agama yang berbeda.
LANJUTAN………………
Alinea III
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan
ini kemerdekaannya”.
Kalimat”……Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa”, adalah merupakan suatu
pengakuan adanya Hukum Tuhan. Adapun kalimat “….dengan didorong oleh keinginan
luhur….” adalah adanya HUKUM tuHAN. Adapun kalimat “……dengan didorong oleh
keinginan luhur…….” adalah merupakan suatu pengakuan adanya suatu HUKUM MORAL
atau HUKUM ETIS.
Alinea IV
Kalimat “…………dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, ………………
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi saeluruh rakyat Indonesia”, atau berdasarkan
Pancasila.
Alinea IV ini Panasila sebagai asas-asas dasar umum dari hukum atau dalam istilah filsafat
hukum disebut sebagai HUKUM FILOSOFIS.
BAGAN NILAI-NILAI HUKUM TUHAN, HUKUM KODRAT,HUKUM ETIS
DALAM PEMBUKAAN UUD 1945
HUKUM KODRAT
Alinea I ---------- HUKUM ETIS
SUMBER BAHAN
CITA-CITA
DAN
Alinea II---------- KEMERDEKAAN
SUMBER NILAI
HUKUM TUHAN
Alinea III--------- HUKUM ETIS
Memperkuat nilai-nilai
Religiositas dan semangat kebangsaan. Bahwa Negara
Berketuhanan YME, merupakan konsep yang mencerminkan sikap
religius bangsa Indonesia. Ia tidak menunjuk pada ajaran agama
tertentu. Kehidupan beragama dan kehidupan berkebangsaan tak
bisa saling meminggirkan satu sama lain. Keduanya penting untuk
menjaga keberlanjutan bangsa.
Penghormatan HAM. Bahwa kehidupan masyarakat Indonesia tak
bisa dilepaskan dari fenomena globalisasi yang telah memberi
implikasi pada kesadaran HAM. Namun, harus dilakukan
penyeimbangan antara kepentingan kebebasan individu, warga
negara, dengan kepentingan keamanan negara.
Lanjutan…………………………………..