Anda di halaman 1dari 3

Nama :Athila Rania Insyara

NIM : 2311213056
KELAS : PANCASILA_17
Artikel 1
Pengertian Pancasila
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu dasar negara serta falsafah bangsa dan negara
Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Fungsi Pancasila
Berikut adalah beberapa fungsi Pancasila sebagai sistem filsafat :
Sebagai dasar negara: Pancasila berfungsi sebagai dasar negara dan menjadi pandangan hidup
bangsa Indonesia.
Sebagai sumber hukum: Pancasila dijadikan sebagai sumber hukum tertinggi di Indonesia dan
menjadi pedoman dalam pembuatan peraturan perundang-undangan.
Sebagai ideologi bangsa: Pancasila berfungsi sebagai ideologi bangsa yang menjadi pedoman
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sebagai penjaga keutuhan dan persatuan bangsa: Pancasila berfungsi sebagai penjaga keutuhan
dan persatuan bangsa Indonesia dengan mengedepankan nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan
kerukunan antarumat beragama, suku, dan budaya.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila sendiri dikembangkan oleh
para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia sebagai suatu sistem filsafat yang
mengandung nilai-nilai filosofis.
Sumber : Dwi, Anugrah. 2023. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Sumaterua Utara

Artikel 2
Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
1. Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Beberapa alasan Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat. Pertama, dalam sidang BPUPKI, 1
Juni 1945, Soekarno memberi judul pidatonya dengan nama Philosofische Grondslag daripada
Indonesia Merdeka. Kedua, menurut Noor Bakry, Pancasila adalah hasil permenungan mendalam
para tokoh kenegaraan Indonesia, melalui suatu diskusi dan dialog panjang dalam sidang
BPUPKI hingga pengesahan PPKI. Ketiga, menurut Sastrapratedja, Pancasila menjadi ideologi
negara. Pancasila adalah dasar politik yang mengatur dan mengarahkan segala kegiatan yang
berkaitan dengan hidup kenegaraan, seperti perundang-undangan, pemerintahan, perekonomian
nasional, hidup berbangsa, hubungan warga negara dengan negara, dan hubungan antarsesama
warga negara, serta usaha-usaha untuk menciptakan kesejateraan bersama.

2. Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat.


Manusia memerlukan filsafat dengan beberapa alasan. Pertama, manusia telah memperoleh
kekuatan baru yang besar dalam sains dan teknologi, telah mengembangkan bermacam-macam
teknik untuk memperoleh ketenteraman (security) dan kenikmatan (comfort). Kedua, filsafat
melalui kerjasama dengan disiplin ilmu lain memainkan peran yang sangat penting untuk
membimbing manusia kepada keinginan-keinginan dan aspirasi mereka.
3. Landasan Pancasila sebagai Sistem Filsafat
1. Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Subjectivus.
2.Landasan Ontologis Filsafat Pancasila
3.Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila
4. Landasan Aksiologis Pancasila

4. Sumber Pancasila sebagai Sistem Filsafat


1.Sumber Historis
2 Sumber Sosiologis
3.Sumber Politis

5. Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat


1.Dinamika Pancasila sebagai Sistem Filsafat
2.Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat

6. Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat


1.Esensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
2.Urgensi bagi Pengembangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Sumber : hulu, silferius. 2020.

Artikel 3
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dimaknai sebagai hasil pemikiran manusia Indonesia
secara mendalam, sistematis, dan menyeluruh tentang kenyataan.
Adapun pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat ini dapat dilakukan dengan cara
deduktif dan induktif, sebagaimana dijelaskan oleh Dosen Unikom Sylvia Octa Putri dalam
Pancasila sebagai Sistem Filsafat (2017).
Cara deduktif berarti dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya
secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.
Cara induktif berarti dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya, dan menarik arti serta makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.
Lebih lanjut, filsafat Pancasila sebagai hasil pemikiran juga dapat dimaknai sebagai pedoman
hidup sehari-hari (way of life atau weltanschauung). Pancasila merupakan pencerminan
pandangan bangsa Indonesia dalam menghadapi realitas.
Melalui kelima silanya, yaitu: 1) Ketuhanan yang Maha Esa; 2) Kemanusiaan yang adil dan
beradab; 3) Persatuan Indonesia; 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan; 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Pancasila
sebagai sistem filsafat mencerminkan pandangan bangsa, dengan inti ajaran pada masing-masing
sila sebagai berikut:
1. Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
2. Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
3. Satu, yaitu kesatuan yang memiliki kepribadian sendiri
4. Rakyat, yaitu unsur mutlak negara yang menjunjung nilai kerja sama dan gotong royong
5. Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain sesuai haknya
Sumber artikel 3 : fasawwa, syaima sabine. 2022. Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat,
Makna & Penjelasannya.

Anda mungkin juga menyukai