Anda di halaman 1dari 4

Pancasila 1

Nama: Kelvin Elfa Mahendra

NIM: 32230263

1. Sumber historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

    a. Sila ke-1 : masih berlangsungnya sistem penyembahan dari berbagai kepercayaan dalam
agama-agama yang hidup di Indonesia.

    b. Sila ke-2 : Kemanjuran konsepsi internasionalisme yang berwawasan kemanusiaan yang


adil dan beradab menemukan ruang pembuktiannya segera setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia. 

    c. Sila ke-3 : Indonesia adalah bangsa majemuk paripurna yang menakjubkan karena
kemajemukan sosial, kultural, dan teritorial dapat menyatu dalam suatu komunitas politik
kebangsaan Indonesia. 

    d. Sila ke-4 : Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat memang merupakan fenomena baru di Indonesia, yang muncul sebagai ikutan formasi
negara republik Indonesia merdeka.

     e. Sila ke-5 : Sejarah mencatat bahwa bangsa Indonesia dahulunya adalah bangsa yang
hidup dalam keadilan dan kemakmuran, keadaan ini kemudian dirampas oleh kolonialisme
(Yudi-Latif, 2011: 493--494).

2. Sumber sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

    - Kelompok pertama, masyarakat awam yang memahami Pancasila sebagai sistem filsafat
yang sudah dikenal masyarakat Indonesia dalam bentuk pandangan hidup, Way of life yang
terdapat dalam agama, adat istiadat, dan budaya berbagai suku bangsa di Indonesia. 

    - Kelompok kedua, masyarakat ilmiah-akademis yang memahami Pancasila sebagai sistem


filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis.

Pancasila sebagai sistem filsafat, menurut Notonagoro merupakan satu 

kesatuan utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila Pancasila merupakan
suatu kesatuan utuh yang yang saling terkait dan saling berhubungan secara koheren. 

3. Sumber politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

    - Kelompok pertama meliputi wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat pada
sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara tahun 1958 dan 1959,
tentang pembahasan sila-sila Pancasila secara filosofis.

     - Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang Pancasila sebagai sistem
filsafat yang disuarakan kembali di era reformasi dalam pidato politik Habibie 1 Juni 2011.
Pancasila 2

Wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat mengemuka ketika Soekarno
melontarkan konsep Philosofische Grondslag, dasar filsafat negara. Artinya, kedudukan
Pancasila diletakkan sebagai dasar kerohanian bagi penyelenggaran kehidupan bernegara di
Indonesia. 

 Landasan Ontologi Pancasila

Landasan ontologis Pancasila artinya sebuah pemikiran filosofis atas hakikat dan nilai-nilai
sila Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Sastrapratedja menjabarkan prinsip-
prinsip Pancasila sebagai berikut. pertama, prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan
pengakuan atas kebebasan beragama, saling menghormati dan bersifat toleran, serta
menciptakan kondisi agar hak kebebasan beragama itu dapat dilaksanakan oleh masing-
masing pemeluk agama. Kedua, prinsip Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengakui
bahwa setiap orang memiliki martabat yang sama, setiap orang harus diperlakukan adil
sebagai manusia yang menjadi dasar bagi pelaksanaan Hak Asasi Manusia. Ketiga, prinsip
Persatuan Indonesia mengandung konsep nasionalisme politik yang menyatakan bahwa
perbedaan budaya, etnis, bahasa, dan agama tidak menghambat atau mengurangi partsipasi
perwujudannya sebagai warga negara kebangsaan. Wacana tentang bangsa dan kebangsaan
dengan berbagai cara pada akhirnya bertujuan menciptakan identitas diri bangsa Indonesia.
Keempat, prinsip Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan mengandung makna bahwa sistem demokrasi diusahakan
ditempuh melalui proses musyawarah demi tercapainya mufakat untuk menghindari dikotomi
mayoritas dan minoritas. Kelima, prinsip Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
sebagaimana yang dikemukakan Soekarno, yaitu didasarkan pada prinsip tidak adanya
kemiskinan dalam Negara Indonesia merdeka, hidup dalam kesejahteraan (welfare state).

 Lansasan Epistemologis Pancasila

Landasan epistemologi Pancasila digali dari pengalaman dan dipadukan menjadi su
atu pandangan menyeluruh kehidupanbangsa Indonesia.
Pancasila secara epistemologis dapatdiuraikan sebagai berikut. Sila Ketuhanan Yan
g Maha Esa digalidari pengalaman kehidupan beragama bangsa Indonesia sejakdah
ulu sampai sekarang. Sila Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab digali dari pengalaman atas kesadaran masyarakat yang ditindas oleh 
penjajahan selama berabad-abad.
Oleh karena itu, dalam alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwapenjajahan itu tidak ses
uai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
 
Sila Persatuan Indonesia digali dari pengalaman ataskesadaran bahwa keterpecahb
elahan yang dilakukan penjajahkolonialisme Belanda melalui politik Devide et Imp
eramenimbulkan konflik antarmasyarakat Indonesia. SilaKerakyatan yang Dipimpi
n oleh Hikmat  Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan digali dari buda
ya bangsaIndonesia
yang sudah mengenal secara turun temurunpengambilan keputusan berdasarkan se
mangat musyawarahuntuk mufakat. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Pancasila 3

Indonesia digali dari prinsip-prinsip yang berkembang dalammasyarakat Indonesia
yang tercermin dalam sikap gotong royong.
 Landasan Aksiologi Pancasila
Pancasila adalah sumber nilai bagibangsa Indonesia seperti nilai spiritualitas, kema
nusiaan, solidaritas, musyawarah,
dan keadilan.Landasan aksiologisPancasila artinya nilai atau kualitas yang terkand
ung dalam sila-sila Pancasila. Sila pertama mengandung kualitas monoteis,
spiritual, kekudusan,
dan sakral. Sila kemanusiaan mengandungnilai martabat, harga diri, kebebasan,
dan tanggung jawab. Silapersatuan mengandung nilai solidaritas dan kesetiakawan
an. Silakeempat mengandung nilai demokrasi, musyawarah, mufakat,
dan berjiwa besar. Sila keadilan mengandung nilai kepeduliandan gotong royong.

Sumber: Nurwardani, P., dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila. Jakarta:

Direktorat Jendral Pembelajaran ddan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan

Pendidikan Tinggi.

2.

Esensi (hakikat) Pancasila sebagai Sistem Filsafat
•Pertama; hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan
bangsa Indonesia bahwa Tuhansebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk. A
rtinya, setiap makhluk hidup, termasuk warga negara
harus memiliki kesadaran yang otonom (kebebasan, kemandirian)
di satu pihak, dan berkesadaran sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esayang akan dimint
ai pertanggungjawaban atas semua tindakan yang dilakukan.
•Kedua; hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis,
yang terdiri atas 3 monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa,
raga), sifat kodrat (makhluk individu, sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang ot
onom dan makhluk Tuhan).
•Ketiga, hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan terwuj
ud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan
ke dalam 3 jenis, yaitu tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental.
•Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah. Artinya, keputusan yan
g diambil lebih didasarkan atas semangat musyawarah untuk mufakat, bukan
membenarkan begitu saja pendapat mayoritas tanpa peduli pendapat minoritas.
•Kelima, hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilandistributif,
legal, dan komutatif.
Pancasila 4

Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
•Pertama, meletakkan Pancasila sebagai sistem filsafat dapat memulihkan harga diri bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik, yuridis, dan juga merdeka dalam
mengemukakan ide-ide pemikirannya untuk kemajuan bangsa, baik secara materiil mau
punspiritual. 
•Kedua, Pancasila sebagai sistem filsafat membangun alam pemikiran yang berakar darinil
ai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi berbagaii
deologi dunia.
•Ketiga, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat
menjadi dasar pijakan untuk menghadapi tantangan globalisasi yang dapatmelunturkan 
semangat kebangsaan dan melemahkan sendi-sendi perekonomian
yang berorientasi pada kesejahteraanrakyat banyak. 
•Keempat, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi way of life sekaligus way of
thinking bangsa Indonesia untukmenjaga keseimbangan dan konsistensi antara tindakan 
danpemikiran.

Anda mungkin juga menyukai