Anda di halaman 1dari 21

MENGAPA

PANCASILA
MERUPAKAN SISTEM
FILSAFAT
NAMA KELOMPOK :
Andhika Malik El Shabaz/D1011231128

Karina Amelia/D1011231053

Muhammad Reva Efanda/D1011231064

Padrepio Christover Nawang/D1011231034

Reni Rahmadiani/D1011231047

Uray Frizky Aditya Ariadiningrat/D1011231045


A.Menelusuri Konsep dan Urgensi
Pancasila sebagai Sistem
Filsafat

Apa yang dimaksud dengan sistem filsafat?


Menurut KBBI filsafat adalah pengetahuan dan
penyelidikan dengann akal budi mengenai hakikat
segala yang ada,sebab,asal,dan hukumnya.
Terdapat 5 pengertian filsafat
berdasarkan watak dan fungsinya
sebagai mana yang dikemukakan
Titus, Smith & Nolan sebagai
berikut:

1). Filsafat arti informal


2). Filsafat arti formal
3). Filsafat arti komprehensif
4.) Filsafat arti analisis linguistik
5). Filsafat arti aktual-fundamental
Ada beberapa alasan mengapa pancasila dikatakan sebagai sistem
filsafat

Pertama,dalam sidang BPUPKI, 1 Juni 1945,Soekarno memberi


judul pidatonya dengan nama Philosofische Grondslag daripada
Indonesia Merdeka.

Kedua,Pancasila sebagai Weltanschauung.


B.MENANYA ALASAN
DIPERLUKANNYA
KAJIAN PANCASILA
SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
1.Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Genetivus
Subjectivus
Pancasila sebagai genetivus-objektivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan
sebagai objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem
dan cabang-cabang filsafat yang berkembang di Barat.

Pancasila sebagai genetivus-subjectivus, artinya nilai-nilai Pancasila


dipergunakan untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang,
baik untuk menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Landasan Ontologis Filsafat
Pancasila

Landasan ontologis Pancasila artinya sebuah


pemikiran filosofis atas hakikat dan raison d’etre sila-
sila Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia.
3. Landasan Epistemologis
Filsafat Pancasila

Landasan epistemologis Pancasila


artinya nilai-nilai Pancasila digali dari
pengalaman (empiris) bangsa
Indonesia,kemudian disintesiskan
menjadi sebuah pandangan yang
komprehensif tentang kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan
bernegara. Pancasila Day
4. Landasan Aksiologis Pancasila

Landasan aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas


yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Sila pertama
mengandung kualitas monoteis, spiritual, kekudusan,
dan sakral. Sila kemanusiaan mengandung nilai
martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab.
Sila persatuan mengandung nilai solidaritas dan
kesetiakawanan. Sila keempat mengandung
nilai demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa
besar. Sila keadilan mengandung nilai kepedulian dan
gotong royong.
C.Menggali Sumber Historis,
Sosiologis, Politis tentang
Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
1. Sumber Historis Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
Pembahasan sila-sila Pancasila sebagai sistem
filsafat dapat ditelusuri dalam sejarah
masyarakat Indonesia yang terkandung pada
sila-sila Pancasila yaitu:
•Sila ketuhanan yang maha esa
•Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
•Sila persatuan Indonesia
•Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
•Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam
2 kelompok:

Kelompok pertama, masyarakat awam yang memahami


Pancasila sebagai sistem filsafat yang sudah dikenal masyarakat Indonesia
dalam bentuk pandangan hidup, Way of life yang terdapat dalam agama, adat
istiadat, dan budaya berbagai suku bangsa di Indonesia

Kelompok kedua,
masyarakat ilmiah-akademis yang memahami Pancasila sebagai sistem
filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis.
3. Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem
Filsafat

Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok:

Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat
pada sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno antara tahun 1958
dan 1959, tentang pembahasan sila-sila Pancasila secara filosofis.

Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang Pancasila sebagai


sistem filsafat yang disuarakan kembali di era reformasi dalam pidato politik Habibie
1 Juni 2011.
D.Membangun Argumen tentang Dinamika dan
Tantangan
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
1. Dinamika Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pada era pemerintahan Soekarno, Pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan
istilah “Philosofische Grondslag”. Gagasan tersebut merupakan perenungan
filosofis Soekarno atas rencananya berdirinya negara Indonesia merdeka. Ide
tersebut dimaksudkan sebagai dasar kerohanian bagi penyelenggaraan
kehidupan bernegara.

Pada era Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat berkembang


ke arah yang lebih praktis (dalam hal ini istilah yang lebih tepat adalah
weltanschauung). Artinya, filsafat Pancasila tidak hanya bertujuan mencari
kebenaran dan kebijaksanaan, tetapi juga digunakan sebagai pedoman hidup
sehari-hari.
2. Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat

kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini


bahwa kebebasan individual pemilik modal komunisme adalah sebuah paham yang
untuk mengembangkan usahanya dalam muncul sebagai reaksi atas
rangka meraih keuntungan sebesar- perkembangan kapitalisme sebagai
besarnya merupakan upaya untuk produk masyarakat liberal.Salah satu
menyejahterakan masyarakat.Salah satu bentuk tantangan komunisme terhadap
bentuk tantangan kapitalisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat ialah ialah.dominasi negara yang berlebihan
meletakkan kebebasan individual secara sehingga dapat menghilangkan peran
berlebihan sehingga dapat menimbulkan rakyat dalam kehidupan bernegara.
berbagai dampak negatif.
E.Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila
sebagai Sistem
Filsafat
1. Esensi (hakikat) Pancasila sebagai Sistem Filsafat Hakikat
(esensi) Pancasila sebagai sistem filsafat terletak pada hal-hal
sebagai berikut:

Pertama; hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia


bahwa Tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk.

Kedua; hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri


atas 3 monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu,
sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan
(Notonagoro).

Ketiga, hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan.

Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah.

Kelima, hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan distributif,
legal, dan komutatif.
2. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Terdapat empat hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai sistem
filsafat meliputi hal berikut.

Pertama, meletakkan Pancasila sebagai sistem filsafat dapat memulihkan harga diri bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik dan yuridis,

Kedua, Pancasila sebagai sistem filsafat membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi berbagai
ideologi dunia.

Ketiga, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi dasar pijakan untuk menghadapi tantangan
globalisasi.

keempat, Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi way of life sekaligus way of thinking bangsa
Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan pemikiran.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai