Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PAPER PEKAN III

“SUMBER YURIDIS, HISTORIS, SOSIOLOGIS, DAN POLITIS


PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT”

OLEH:

NABILA RAMADHANI ARSYAD

K011211058

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021
Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis Pancasila sebagai Sistem
Filsafat

Filsafat berasal dari bahasa yunani “Philosophia” yang terdiri dari kata “Phile”
yang artinya cinta dan “Sophia” yang artinya kebijaksanaan. Cinta artinya hasrat
yang besar atau yang sungguh-sungguh sedangkan kebijaksanaan artinya
kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Sehingga, filsafat berarti
hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. Secara umum,
filsafat ialah bentuk penilaian diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan
terhadap asas-asas dari kehidupan yang adil dan damai. Karena fisafat telah
mengalami perkembangan yang cukup lama, tentunya filsafat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti ruang, waktu, keadaan, dan orangnya. Itulah sebabnya maka
timbul berbagai pendapat mengenai pengertian filsafat yang mempunyai
kekhususannya masing-masing, antara lain, berfilsafat rationalisme mengagungkan
akal, berfilsafat materialisme mengagungkan materi, berfilsafat individualisme
mengagungkan individualitas, dan berfilsafat hedonisme mengagungkan
kesenangan.

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang


dapat menjadi esensi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat pancasila
dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional sebagaimana
pancasila sebagai ideologi bangsa dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan
untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena pancasila merupakan hasil refleksi jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita, yang dituangkan dalam
suatu sistem. Pancasila dikatakan sistem filsafat karena pancasila merupakan
kesatuan bagian-bagian dari sila-sila pancasila yang bulat dan utuh dan juga tiap sila
pancasila mempunyai fungsi yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling
bertentangan, serta keseluruhan sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang
sistematis.

Pada kali ini, saya akan membahas “Sumber Yuridis, Histori, Sosiologis, dan
Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat”. Pancasila sebagai sistem filsafat
merupakan satu kesatuan asas-asas yang saling berikatan, saling bekerjasama
antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan satu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti
sila, nilai dan landasan yang mendasar. Adapun sumber-sumber pancasila sebagai
filsafat dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Sumber yuridis pancasila sebagai sistem filsafat


Sumber yuridis pancasila sebagai sistem filsafat terdapat pada
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Melalui UUD 1945 ini, pancasila perlu diaktualisasikan agar dalam praktik
berdemokrasinya tidak kehilangan arah. Selain itu, ditegaskan dalam Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan
bahwa pancasila merupakan sumber dari segala hukum negara. Penempatan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara, yaitu sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945, bahwa pancasila ditempatkan sebagai dasar
dan ideologi negara sekaligus dasar filosofis bangsa dan negara sehingga
setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
b. Sumber historis pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sumber filsafat dapat ditelusuri dalam sejarah
masyarakat Indonesia. Sejak zaman pra dan pasca kemerdekaan Indonesia,
masyarakat telah melalui ribuan tahun pengaruh agama-agama lokal. Hal ini
terbukti dengan masih berlangsungnya sistem penyembahan dari berbagai
kepercayaan yang ada di Indonesia. Pada sistem religi-politik tradisional,
agama memiliki peranan sentral dalam institusi-institusi sosial. Bangsa
Indonesia sejak dahulu dikenal negara maritim yang telah menjelajah ke
banyak penjuru dunia. Berdasarkan rekam jejak perjalanan bangsa Indonesia,
tampak jelas bahwa sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki akar
yang kuat dalam historisitas kebangsaan Indonesia. Kemanjuran konsepsi
internasionalisme yang berwawasan kemanusiaan yang adil dan beradab
menemukan ruang pembuktiannya segera setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
Indonesia adalah bangsa majemuk yang sangat menakjubkan karena
dengan segala keberagamannya, Indonesia bisa bersatu dalam suatu
komunitas politik kebangsaan Indonesia. Kebangsaan mencerminkan adanya
satu kesatuan dalam keragaman, kebaruan, dan kesilaman. Indonesia adalah
sebuah bangsa besar yang mewadahi warisan peradaban nusantara dan
kerajaan-kerajaan terbesar di dunia. Sejarah menunjukkan bahwa kerajaan-
kerajaan pra Indonesia adalah kerajaan feodal yang dikuasai oleh raja-raja
auktorat. Meski demikian, nilai-nilai demokrasi tetap berkembang dalam
budaya nusantara. Tan Malaka pernah berkata bahwa paham kedaulatan
rakyat sebenarnya telah tumbuh di beberapa tempat yang diimplementasikan
dengan kebijakan raja dibatasi dengan ketundukannya pada keadilan dan
kepatutan. Sejarah mencatat Indonesia dahulu adalah bangsa yang hidup
dalam keadilan dan kemakmuran, kemudian dirampas oleh kolonialisme.
Masyarakat adil dan makmur adalah cita-cita bangsa Indonesia yang telah
berkobar ratusan tahun dalam keyakinan bangsa Indonesia. Demi impian itu,
para pejuang telah mengorbankan dirinya untuk mewujudkan cita-cita
tersebut.
c. Sumber sosiologis pancasila sebagai sistem filsafat
Sumber sosiologis pancasila sebagai sistem filsafat dapat
dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama memahami sumber
sosiologis pancasila sebagai sistem filsafat dalam pandangan hidup atau
kearifan lokal yang memperlihatkan unsur-unsur filosofis pancasila sebagai
pedoman hidup yang sifatnya praktis dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam
artian lain, masyarakat awam yang memahami pancasila sebagai sistem
filsafat yang sudah dikenal masyarakat Indonesia dalam bentuk pandangan
hidup, Way of life yang terdapat dalam agama, adat istiadat, dan budaya
berbagai suku bangsa di Indonesia.
Kelompok kedua, masyarakat ilmiah-akademis yang memahami
pancasila sebagai sistem filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis.
Pancasila sebagai sistem filsafat, merupakan satu kesatuan utuh yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan
utuh yang yang saling terkait dan saling berhubungan secara koheren.
Penggambaran kesatuan dan hubungan sila-sila pancasila tersebut terdapat
dalam bentuk kesatuan dan hubungan hierarkis piramidal dan kesatuan
hubungan yang saling mengisi atau saling mengakui.
d. Sumber politis pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila awalnya merupakan konsensus politik sebelum berkembang
menjadi sistem filsafat. Sumber politis pancasila sebagai sistem filsafat dapat
dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama, meliputi wacana politisi
tentang pancasila sebagai sistem filsafat pada sidang BPUPKI, PPKI, dan
kuliah umum Soekarno tahun 1958-1959 tentang sila-sila pancasila secara
filosofis. Wacana politis ini mencuat ketika Soekarno melontarkan konsep
Philosofische Grondslag, dasar filsafat negara. Artinya, kedudukan Pancasila
diletakkan sebagai dasar kerohanian bagi penyelenggaran kehidupan
bernegara di Indonesia. Pada kuliah umum Soekarno di Istana Negara pada
22 Mei 1958 menegaskan tentang kedudukan Pancasila sebagai
Weltanschauung dapat mempersatukan bangsa Indonesia dan
menyelamatkan negara Indonesia dari disintegrasi bangsa.
Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang
pancasila sebagai sistem filsafat yang menyuarakan kembali pentingnya
pancasila bagi kehidupan bangsa Indonesia setelah dilupakan dalam rentang
waktu yang cukup panjang sekitar satu dasawarsa pada eforia politik di awal
reformasi pada pidato politik Habibie 1 Juni 2011. Pertama, pernyataan
Habibie tentang kedudukan pancasila sebagai dasar filosofis bangsa
Indonesia dalam dinamika sejarah sistem politik sejak dahulu. Kedua,
pernyataan Habibie tentang faktor-faktor perubahan yang menimbulkan
pergeseran nilai dalam kehidupan sehingga perlu adanya reaktualisasi
pancasila. Ketiga, penegasan Habibie tentang makna penting reaktualisasi
pancasila .Dan terakhir, pernyataan Habibie tentang perlunya impelementasi
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pemaparan saya di atas, dapat saya simpulkan bahwa . Filsafat


adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan
terhadap asas-asas dari kehidupan. Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena
Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan yang
dituangkan dalam suatu sistem. Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu
kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila
yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan
landasan yang mendasar. Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki berbagai
macam sumber yaitu sumber yuridis, histori, sosiologis, dan politis.
REFERENSI :

Adha, Muhammad dan Dayu Rika Perdana. (2020). Pendidikan Pancasila.


Yogyakarta: Graha Ilmu. Tersedia dari
http://repository.lppm.unila.ac.id/28163/2/3269Pendidikan%20Pancasila.pdf

Audri, R. (2021). Sumber Historis Pancasila sebagai Kajian Sumber


Sosiologis Pancasila. Diakses pada 4 September 2021, dari
https://doi.org/10.31219/osf.io/u3ack

Safitri, R. (2021). Konsep Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Diakses pada 4


September 2021, dari https://doi.org/10.31219/osf.io/u3ack

Anda mungkin juga menyukai