NIM : R011231123
Kelas : RA
Filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia, tersusun atas dua kata yaitu philos
yang berarti cinta atau Philia yang berarti persahabatan,tertarik. Kemudian kata “Sophos”
yang berarti kebijaksanaan,pengetahuan,keterampilan,pengalaman, praktis dan
inteligensi. Mempelajari filsafat berarti upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan
hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Filsafat tentu merupakan kegiatan
intelektual yang metodis dan sistematis, namun lebih menekankan pada aspek reflektif di
dalam menangkap makna yang hakiki dari segala sesuatu. Pancasila sebagai sistem
filsafat merupakan hasil perenungan yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Golongan
ini dimaksudkan untuk merumuskan dasar bagi negara yang akan merdeka
Filosofi gronslag atau kemudian bisa juga disebut weltanschaung artinya hal-hal yang
sangat mendasar yang dibutuhkan untuk membangun atau mendirikan Negara Indonesia.
Filosofi grondslag bersifat teoritis dan abstrak, cara berpikir dan memandang realita
dengan sedalam-dalamnya untuk memperoleh kebenaran. Sedangkan Weltanschaung
lebih mengacu kepada pandangan hidup yang bersifat praktis. Jadi filsafat berada di
dalam lingkup ilmu, sementara Weltanschaung berada pada lingkungan hidup manusia.
Pancasila sebagai filosofi grondslag diharapkan bahwa nilai-nilai filosofis yang
terkandung dalam sila-sila pancasila harus mendasari seluruh peraturan hukum yang
berlaku Indonesia. Maka dari itu Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber
hukum. Sementara itu, Pancasila sebagai weltanschaung artinya bahwa nilai-nilai
pancasila sebenarnya sudah ada,berkembang, dan tumbuh di Persada Nusantara sebelum
merdeka menjadi sebuah negara kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila sebagai genetivus objectifus berarti menempatkan Pancasila sebagai objek,
lalu dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang filsafat
yang berkembang.
Pancasila sebagai genetivus subjectivus Berarti Pancasila menjadi subjek, Artinya
bahwa Pancasila digunakan untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang,
baik untuk menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maupun
sebaliknya.
B. Landasan epistemologis
Problem kedua tentang pada tingkatan apa pengetahuan dapat menjadi sesuatu yang
pasti berkembang, maknanya bahwa pengetahuan yang mutlak dan pengetahuan yang
relative. Pancasila dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang mutlak, karena sifat
universal yang terkandung dalam hakikat sila-silanya
C. Landasan Aksiologis
Landasan Aksiologis terkait dengan masalah nilai, nilai merupakan kualitas dari
objek karena nilai membutuhkan pengembangan untuk keberadaannya. Landasan
Pancasila adalah nilai-nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
Kajian aksiologi Pancasila yaitu dengan melihat hakikat tentang nilai praksis atau
manfaat suatu pengetahuan tentang Pancasila.
Intisari video kelima :
A. Pancasila Sebagai Hirarkis Piramidal
Pancasila sebagai dasar negara merupakan suatu kebulatan yang terdiri atas lima asas
yang berhubungan satu sama lain. Pancasila disebut hirarkis karena hirarkis setiap sila
mengandung dibatasi dan disifati oleh sila lainnya, dengan kata lain sila-sila Pancasila
tidak berdiri sendiri atau parsial tapi untuk menyeluruh. Kemudian Pancasila sebagai
pyramidal dari segi keluasannya, maka kemudian sila-sila yang dibelakang itu lebih
sempit dari sila yang berada didepan. Artinya, sila pertama merupakan dasar yang
paling umum bagi seluruh sila-sila yang ada dibelakangnya dan menjiwai semua sila.
Sila kelima memiliki tujuan yang khusus dan tujuan dari semua sila.
Sedangkan pada masa reformasi, Pancasila mulai memudar bahkan hampir menghilang.
Hal ini disebabkan karena banyak masyarakat yang meganggap Pancasila sebagai
bagian dari orde baru. Sehingga menyebabkan bangsa Indonesia mulai kehilangan arah
dan terdapat banyak peristiwa-peristiwa yang mengancam disintegrasi bangsa sehingga
akhirnya dimunculkan sosialisasi oleh MPR tentang pilar pilar kebangsaan.
Tugas Summary
MATERI KELOMPOK 4