Definisi Sistem :
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling
berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama
satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh
Definisi Filsafat :
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari
Bahasa Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta) atau
Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti
cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang
dalam bahasa Arab disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran
fundamental dan monumental manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat,
kebijaksanaan); karenanya kebenaran ini diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang
dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup, Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof
dari berbagai bangsa menemukan dan merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran
terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran filosof. Karena itulah berkembang
berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme, spiritualisme; realisme, dan
berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-
kapitalisme; marxisme-komunisme; sosialisme dll.
Definisi Pancasila:
Pancasila adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur
yang bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk
dan beragam dalam artian BHINEKA TUNGGAL IKA. Esensi seluruh sila-silanya
merupakan suatu kasatuan. Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan
unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak dahulu. Objek materi
filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu baik materal konkrit
(manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan pandangan hidup).
Pancasila mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak meremehkan terhadap
orang yang lebih rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, dan
selalu berfikiran positif, kritis, dan berdifat arif bijaksana, universal dan selalu
optimis.
CONTOH.
Seorang ilmuan tidak puas mengenal ilmu hanya dari segi/sudut pandang ilmu itu
sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dari konstelasi lainnya.
Manusia pada hakikatnya kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk tuhan yang
maha esa, maka sesuai dengan sila pertama pancasila juga mengakui kebenaran
wahyu yang bersifat mutlak sebagai tingkatan kebenaran yang tertinggi.
Selain itu dalam sila ke 3, ke 2, ke 4, dan ke 5, maka epistimologis ( hakikat dan
sistem pengetahuan ) pancasila juga mengakui kebenaran konsensus terutama dalam
kaitannya dengan hakikat sifat kodrat manusia makhluk individu dan sosial.
Bidang axiologis adalah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai,
jenis & tingkatan nilai serta hakikat nilai seperti nilai alamiah & jasmaniah, tanah
subur, udara bersih, air bersih, cahaya dan panas cahaya matahari
1. Nilai kebenaran, yaitu nilai bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta
manusia
2. Nilai keindahan/nilai estetis yaitu yang bersumber pada perasaan manusia
3. Nilai kebaikan/nilai moral, yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak
manusia
4. Nilai religius yang merupakan nilai keharmonian tertinggi dan bersifat mutlak.
Nilai ini berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan manusia dan bersumber
pada wahyu yang berasal dari tuhan yang maha esa. Sistem Filsafat Pancasila
mengandung citra tertinggi terbukti dengan berbedanya sistem filsafat pancasila
dengan sistem filsafat lainnya, Berikut adalah ciri khas berbedanya sistem filsafat
pancasila dengan sistem filsafat lainnya:
1. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan system yang bulat dan utuh
(sebagai satu totalitas). Dengan pengertian lain, apabila tidak bulat dan tidak
utuh atau satu sila dengan sila yang lainnya terpisah-pisah,maka ia bukan
pancasila.
2. Prinsip prinsip filsafat pancasila
3. Susunan pancasila dengan suatu system yang bulat dan utuh :
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat memiliki beberapa nilai yaitu Nilai Obyektif
dan Subyektif.
Nilai-nilai Sistem Filsafat Pancasila adalah senagai berikut :
1. Nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai yang
terdapat dalam pancasila merupakan hasil dari pemikiran, panilaian, dan
refleksi filosofis dari bangsa Indonesia sendiri. Deologi pancasila berbeda
denagn ideology-ideologi lain karena isi pancasila diambil dari nilai budaya
bangsa dan religi yang telah melekat erat, sehingga jiwa pancasila adalah jiwa
bangsa Indonesia sendiri, sedangkan ideology lain seperti liberalis, sosialis,
komunis, dan lain sebagainya merupakan hasil dari pemikiran filsafat orang.
2. Nilai Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia menjadi pedoman bangsa untuk mengatur
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus menjadi cermin jati diri
bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan, kebaikan,
dan kebijaksanaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia, karena bersumber dari kepribadian bangsa. Sehingga dalam
perjalanannya akan selaras dengan nilai-nilai pancasila.
Dalam kehidupan bernegara, nilai dasar Pancasila harus tampak dalam produk
peraturan perundangan yang berlaku, dengan kata lain, peraturan perundangan harus
dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, sehingga tidak boleh bertentangan denagn nilai-nilai
Pancasila.
DEMOKRASI INDONESIA
Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dan keabsahan
politik. Kehendak rakyat adalah kehendak utama kewenangan pemerintah menjadi
basis tegaknya sistem politik demokrasi. Demokrasi meletakkan masyarakat pada
posisi penting, hal ini di karenakan masih memegang teguh rakyat selaku pemegang
kedaulatan. Negara yang tidak memegang demokrasi disebut negara otoriter. Ini
menunjukkan bahwa demokrasi itu begitu penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Pengertian Demokrasi
Secara etimologi, demokrasi berasal dari bahasa yunani, yaitu demos = rakyat, dan
cratos / cratein = pemerintahan atau kekuasaan. Yang i ntinya adalah pemerintahan
rakyat atau kekuasaan rakyat.
Pelaksanaan demokrasi ini ada 2 yaitu :
Demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung.
Demokrasi langsung adalah demokrasi yang seluruh rakyatnya di ikut
sertakan dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan dan mengambil
keputusan
Demokrasi tidak langsung adalah demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem
perwakilan ke dewan perwakilan rakyat ( DPR ) dan mejlis permusyawaratan
rakyat ( MPR ).
demokrasi ini dipahami sebagai sikap hidup dan pandangan hidup yang demokratis
dengan didasarkan nilai-nilai demokrasi dan membentu budaya/kultur demokrasi
baik dari warga negara maupun dari pejabat negara/pemerintah. Demokrasi
merupakan penerapan kaidah-kaidah prinsip demokrasi pada kekuatan sistem politik
kenegaraan.
Demokrasi Di Indonesia
Bangsa indonesia sejak dulu sudah mempraktekkan ide tentang demokrasi meskipun
bukan tingkat kenegaraan tetapi masih dalam tingkat desa dan disebut demokrasi
desa. Pendekatan kontekstual demokrasi di indonesia adalah demokras pancasila
karena pancasila merupakan ideologi negara, pandangan hidup bangsa indonesia, dan
sebagai identitas nasional indonesia. Pancasila ideologi nasional karena sebagai cita-
cita masyarakat dan sebagai pedoman membuat keputusan politik. Keterkaitan
demokrasi pancasila dengan civil society atau mayarakat madani indonesia secara
kualitatif di tandai oleh keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa.
Sistem Politik Demokrasi
Pengetahuan ilmiah dapat disebut juga dengan istilah ilmu, ilmu, menurut The Liang
Gie (1998:15) merupakan seraingaikan kegiatan manusia dengan peikirian dan
menggunakan berbagai tatacara sehingga menghasilkan sekumpulan pengetaahuan
yang teratur mengenai genjala-genjala alami, kemasyarakatan, perorangan dan
tujuan mencapai kebenaran, memperloleh pengalaman, dan memberilan penjelasan,
atau melakukan penerapan. Pengertian ilmu dapat dijelaskan dengan tiga segi yakni
kegiatan, tata cara, dan pengatahuan yang teratur sebagai hasil kegiatan.
1. Berobjek yang artinya memiliki sasaran atau objek material dan titik
perhatian tertentu atau objek formal.
2. Bermetode yang artinya mempunyai metode berarti memiliki seperangkat
pendekatan sesuai dengan aturan-aturan yang logis.
3. Bersistem yang artinya memiliki sifat sistematis atau bermaksa kebulatan
dan ketuhanan.
4. Bersifat universal yang artiya memiliki sifat yang objektif.
Dari pembahasan secara ilmiah ini diketahui bahwa terdapat kesatuan logis dari
pancasila. Roseslen Abdul Gani salah sesseorang tokoh BPUPKI menoloak pendapat
yang mengatakan bahwa pancasila tidak mempunyai kesatuan logika. Dalam
menguatkan posisi argumenya. Abdul Gani mengutip pendapat khain yang mengatkan
pancasila adalah sebuah sintesis dari gagasa-gagasan islam modern, ide demokrasi
,sosialisasi, dan gagasan demokrasi asli seperi dijumpai di desa-desa dan didalam
komunalisme penduduk asli, juga,bersandar pada pendapat khain, Abdul Gani
mengatakan bahwa pancasila adalah satu filsafat social yang sudah dewasa.
Konsekuesinya dengan sifat pancasila yang demikian hendaklah dilaksanakan sebaik-
baiknya dalam arti disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Jadi Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian, yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila
pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri. Namun secara
keseluruahan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal dan bersumber pada
hakikat manusia monopluralis yakni :
Dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat
dalam luasnya, dan isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-sila di mukanya.
Sila I menjadi basis dari Sila II, III, IV dan V. Ketuhanan YME adalah Ketuhanan
yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, serta berkeadilan sosial,
sehingga setiap sila terkandung sila-sila lainnya.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Secara filosofis, Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar
ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan
sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme,
komunisme, idealisme dan lain-lain paham filsafat di dunia.
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat
mutlak, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis.
Subjek pokok pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia.
Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Kalau manusia
merupakan basis ontologi Pancasila maka dengan demikian mempunyai implikasi
terhadap bangunan epistemologis dari Pancasila. Terdapat tiga persoalan yang
mendasar dalam epistemologis, yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan
manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak
pengetahuan manusia.
Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada
serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Menurut Notonegoro,
nilai-nilai tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta
manusia.
Nilai keindahan/estetis : nilai yang bersumber pada perasaan manusia.
Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur kehendak (will, wollen,
karsa) manusia.
Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak yang
berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan manusia serta bersumber
pada wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
1. Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada adalah materi. Dengan kata lain Materialisme merupakan
paham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau
nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
2. Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak
adalah nilai politik yang utama.
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah
segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada
akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian,
bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana
kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.
4. Komunisme
1. Paham yang menganut ajaran Karl Marx yang bercita-cita menghapus hak
milik perseorangan dan mengganti hak milik secara bersama (dikontrol
pemerintah).
2. Religiusisme mempunyai pengertian sebagai paham atau keyakinan akan
adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi
kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan
serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas
dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
3. Utilitarianisme berasal dari kata Latin, utilis yang berarti bermanfaat.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi
manfaat tersebut harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan
masyarakat sebagai keseluruhan.
4. Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran
dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan.
5. Kata kapitalisme berasal dari capital yang berarti modal, dengan yang
dimaksud modal adalah alat produksiseperti misal tanah, dan uang. Dan kata
isme berarti suatu paham atau ajaran. Jadi arti kapitalisme itu sendiri adalah
suatu ajaran atau paham tentang modal atau segala sesuatu dihargai dan
diukur dengan uang.
6. Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas
ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa.
1. Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu
penjelmaan pikiran.
2. Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan
aktivitas-aktivitas pikiran.
3. Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala pisikis seperti pikiran-
pikiran, diri, roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan
berkenaan dengan materi.
4. Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam
bentuk fisik tidak ada.
5. Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. dunia eksternal
tidak bersifat fisik.
Pancasila sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang berbeda, hal ini dapat
dilihat dari sila yang memiliki ragam makna yang berbeda, namun sistem juga
memiliki kesatuan yang utuh dan bulat. Sila sila dalam pancasila saling berhubungan
satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Diantaranya pancasila sebagai dasar
negara yang mempunyai fungsi sebagai pedoman didalam berbangsa dan bernegara
juga sebagai moral bangsa Indonesia dalam membentuk suatu Negara .
Unsur unsur pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang digali dari bangsa
Indonesia itu sendiri. Berikut ini merupakan pemaparan contoh unsur unsur
pancasila digali dari bangsa Indonesia.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah prisnsip yang berisi tuntutan untuk
bersesuai dengan hakekat Tuhan, yang dibuktikan dengan adanya
kepercayaan dan agama yang ada di Indonesia sepanjang sejarah dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu prisnsip yang berisi tuntutan untuk
bersesuai dengan hakekat Manusia, yang sudah terdapat dalam diri bangsa
Indonesia sejak dahulu yang dapat ditinjau dari unsur kemanusiaan yang adil
dan beradab dari satu generasi kegenerasi lain yang tidak terputus-putus.
3. Persatuan Indonesia adalam prisnsip yang berisi tuntutan untuk bersesuai
dengan hakekat Satu, yang mengandung makna bahwa persatuan tetap hidup
dalam berbagai bentuk, baik bersifat lokal maupun bersifat nasional.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh rakyat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan yaitu prisnsip yang berisi tuntutan untuk bersesuai dengan
hakekat Rakyat, yang mengandung makna bahwa marsyarakat Indonesia
terkenal dengan kehidupan yang rukundan saling menolong.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah prisnsip yang berisi
tuntutan untuk bersesuai dengan hakekat Adil, yang mengandung maksa
bahwa unsur sosial lebih menonjol dari unsur individu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Unsur Ketuhanan
Secara ontologik ada manusia sebagai yang diciptakan menunjukkan adanya pencipta
yaitu Tuhan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, mempunyai sifat sebagai
individu sebagai makhluk sosial. Karena Tuhan adalah sempurna maka manusia tidak
pengalaman sejarah sebelum datangnya agama Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Bangsa
Indonesia telah mempunyai kepercayaan. Karena keadaan alam sedemikian rupa maka bangsa
tantangan alam tersebut. Salah satu jawaban yang diberikan berupa pandangan hidup atau
kepercayaan bahwa alam ini ada yang menciptakan. Karena pengalaman hidup mereka sehari-
hari dan karena kemampuan yang mereka miliki, maka bentuk kepercayaan yang menguasai
alam, adanya kekuatan gaib yang terdapat pada alam ini dan lain sebagainya. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada waktu itupun sudah percaya kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Setelah agama Hindu dan Budha datang di Indonesia, bangsa Indonesia banyak
memeluk agama-agama tersebut. Demikian pula agama islam yang telah dipeluk oleh
sebagian besar bangsa Indonesia dengan penuh keyakinan. Pada masa itu pengaruh agama
dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari
2. Unsur Kemanusiaan
Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sendirinya bangsa kita
mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur. Pada hakekatnya kemanusiaan adalah bawaan
kodrat manusia. Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber pada nilai
semua bangsa mesti mempunyai kemanusiaan, begitu pula bangsa Indonesia bahkan
kemanusiaannya adalah adil dan beradab. Adil berarti memberikan kepada orang lain apa
yang menjadi haknya dan tahu apa haknya sendiri. Beradab artinya mempunyai adab,
mempunyai sopan santun, mempunyai susila, artinya ada kesediaan menghormati bangsa lain,
menghormati pandangan pendirian dan sikap Bangsa lain. Sejak dahulu bangsa Indonesia
selalu menerima bangsa lain dengan ramah tamah, karena suatu bangsa tidak akan hidup
3. Unsur Persatuan
Bangsa Indonesia dengan ciri-cirinya rukun, bersatu dan kekeluargaan, bertindak bukan
semata-mata atas perhitungan untung rugi dan pamrih serta kepentingan pribadi. Oleh
karena itu unsur persatuan sudah terdapat didalam kehidupan masyarakat Indonesia
Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa adalah rakyat.
Dalam bahasa lain Kerakyatan disebut Demokrasi berasal dari kata Yunani Demos yang
berarti Rakyat Kratos yang berarti Berdaulat. Demokrasi bukan hal yang baru bagi bangsa
Indonesia. Meskipun sebelum tanggal 17 Agustus 1945 di Indonesia belum pernah ada
pemerintahan yang bersifat Demokratik seperti sekarang ini namun sebenarnya unsur-
unsurnya sudah ada, yang selama itu tidak pernah dimanfaatkan secara Nasional formal.
5. Unsur Keadilan
Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang
menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang
lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan
kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan
bersama. Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti bekerja sama dan membagi hasil
karya bersama tepat sekali untuk menerangkan apa arti Keadilan Sosial.
Istilah sistem sering digunakan dalam menyebutkan sesuatu, misalnya sistem pemerintahan
, sistem pendidikan dan lain sebagainya. Namun dalam hal ini pengertian system dikaitkan
dengan sistem pancasila.Sebelum membahas pancasila sebagai suatu system ada baiknya
kita pahami pengertian sistem terlebih dahulu. Sistem adalah bekerjanya masing-masing
unsure atau elemen yang berbeda dalam suatu kelompok dimana yang satu dan yang lainya
saling terkait dan saling bergantungan untuk mencapai tujuan tertentu demi mencapai
kesuksesan bersama. Misal sepeda merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat
nsure-unsur yang satu dan yang lain saling terkait, Unsur tersebut velg. Ban luar, ban dalam,
pentil, rantai, stang dan bagian yang lainya. Masing masing unsure tersebut saling terkait
sehingga sepeda tersebut dapat digunakan sebagai alat transportasi untuk mengantarkan
manusia dari suatu tempat ketempat yang lain. Jika salh satu nsure tidak ada, misalnya
pentil yang berpungsi sebagai utuk menahan udara yang berda di dalam ban maka banya
akan kempes, sistem sepeda tadi bisa berjalan akan tetapi perjalananya tidak normal
seperti biasanya. Nah dari situ terlihat betapa pentingnya setiap nsure yang memiliki pungsi
Pancasila sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang berbeda, hal ini dapat kita
lihat dalam sila-sila pancasila yang memiliki ragam makna yang berbeda, namun system
dalam pancasila mempunyai suatu kesatuan yang utuh dan bulat. Sila-sila dalam pancasila
saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Diantaranya
pancasila sebagai dasar Negara mempunyai fungsi sepagai pedoman di dalam berbangsa dan
bernegara juga sebagai moral bangsa Indonesia dalam membentuk suatu Negara.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas pancasila sebagai suatu sistem yang dimana sila-
silanya mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sudah diatur
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang teratur dan tidak bisa dibolak
balik. Dalam sila pancasila memiliki suatu makna yang beruntun. Artinya, sila pertama lebih
luas makanya sehinga menjiwai sila-sila dibawahnya. Itulah makna pancasila sebagai suatu
system.
Sistem adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya, bekerja sama sesuai dengan aturan yang diterapkan, sehingga
membentuk suatu tujuan yang sama.Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Sistem Filsafat adalah kumpulan atau kesatuan pemikiran/ajaran yang saling
berhubungan dan mampu menjangkau seluruh realitas yang ada, mencakup pemikiran teoritis
tentang realitas adanya tuhan, alam, dan manusia, untuk mencapai tujuan tertentu.
filosofis, Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya
filsafat di dunia.
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak,
oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pokok
Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Kalau manusia
merupakan basis ontologi Pancasila maka dengan demikian mempunyai implikasi terhadap
bangunan epistemologis dari Pancasila. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam
epistemologis, yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori
Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak
bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta
moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak
b. Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktivitas
atau kegiatan.
c. Nilai Kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia yang dapat dibedakan
Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia.
Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur kehendak (will, wollen, karsa)
manusia
Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak yang berhubungan dengan
kepercayaan dan keyakinan manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat suatu bangsa, senantiasa memeliki
suatu pandangan hidup atau filsaat hidup masing-masing, yang berbeda dengan bangsa lain
didunia. Inilah yang disebut sebagai local genius (kecerdasan / kreatifitas local ) dan
sekaligus sebagai local wisdom (kearifan local) bangsa. Dengan demikian, bangsa Indonesia
tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup dengan bangsa lain.
Ketika para pendiri Negara Indonesia menyiapkan berdirinya Negara Indonesi merdeka,
mereka sadar sepenuhnya untuk menjawab suatu pertanyaan yang fundamental di atas
dasar apakah Negara Indonesia merdeka ini didirikan? jawaban atas pertanyaan mendasar
ini akan selalu menjadi dasar dan tolak ukur utama bangsa ini meng-Indonesia. Dengan kata
lain, jati diri bangsa selalu bertolak ukur pada nilai-nilai pancasila sebagai filsafat bangsa.
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakekatnya merupakan system filsafat.
1. Filsafat: Secara etimologis cinta akan kebijaksanaan, tapi dapat pula diartikan sebagai
2. Filsafat Pancasila: Kebenaran dari sila-sila Pancasila sebagai dasar negara atau dapat pula
diartikan bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang utuh dan logis.
Menurut Ruslan Abdul Gani, bahwa pancasila merupakan filsafat Negara yang
lahir collective ideologie (cita-cita bersama). Dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan
sebagai filsafat, karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan olehthe founding father bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu
system yang tepat. Adapun menurut Notonagoro, filsafat pancasila memberi pengetahuan
Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan bahwa budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
1. Filsafat Komunisme
Filsafat ini tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan. Semua hal diatur oeh satu
kelompok yang paling berkuasa. Dalam filsafat ini, semua kebebasan dihapuskan. Semua hal
diatur oleh penguasa tunggal sehingga sumber dari segala sumber hukum yang berlaku tidak
berasal dari suara rakyat, namun dari penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis
itu berada.
2. Filsafat Liberalisme
Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga memungkinkan adanya benturan-
benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang penanggulangan benturan-
benturan tersebut,. masyarakat hanya akan menegur bila merasa teranggu oleh orang lain,
namun apabila tidak merasa terganggumaka mereka cenderung untuk bersikap masa bodoh.
3. Filsafat Individualisme
Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan masing-masing orang dimana antara orang
yang saru dengan orang yang lain tidak mempunya ikatan sosial atau dengan kata lain,
bersama.
langsung. Hal tersebut bisa mengakibatkan perubahan besar terhadap bangsa di dunia.
internasional dan di sisi lain muncul masalah internal, yaitu maraknya tuntutan rakyat yang
secara objektif kehidupan sekarang masih kurangnya kesejahteraan dan keadilan sosial.
Konflik internal tersebut dapat mengancam jati diri bangsa dan banyaknya nilai-nilai baru
yang masuk serta terjadinya pergeseran nilai yang terjadi di masyarakat yang pada
Prinsip-prinsip dasat yang telah ditemukan ileh prletak dasar (the founding fathers)
negara Indonesia yang kemudian diabstaksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat
bernegara yang disebut Pancasila. Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia telah
mengalami ancaman dari munculnya nilai-nilai daru dari luar dan pergeseran nilai yang
terjadi. Secara ilmiah masyarakat atau bangsa senantiasa memiliki pandangan hidup atau
filsafat hidup yang berbeda dengan bangsa lain hal ini disebut sebagai local genius
(kecerdasan/kreativitas lokal) dan sebagai local window (kearifan lokal) bangsa. Bangsa
ndonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hiduo dan filsafah hidup dengan
bangsa lain.
Jati diri bangsa akan selalu bertilak ukur kepada nilai-nilai Pancasila sebagai
filsafat negara. Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan
kesatuan yang bersifat formal logis tetapi menyangkut aspek ontologis, aspek
Filsfat berasal dari bahsa yunani yaitu philein, yang berarti cinta dan sophia, yang
berarti kebijaksanaan. Filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan kebijakan atau
dapat dilihat dari sejarah, yang sebelumnya dibawah filsafat. Manusia dalam kehidupan
pasti memiliki pandangan hidup yang dianggap paling benar, baik dan membawa
kesejahteraan dalam kehidupannya dan pilihan itulah yang disebut filsafat. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan muncul dan berkembanglah ilmu filsafat yang berkaitan
dengan bidang-bidang ilmu tertentu misalnya filsafat politk, filsafat bahasa, filsafat ilmu
pengetahuan, filsafat lingkungan dan filsafat yang berkaitan dengan bidang ilmu yang lain
(Kaelan, 2007).
2. Filsafat Pancasila
Menurut Ruslan Abdulgani, pancasila merupakan filsafat negara yang lahir sebagai
colective ideology (cita-cita bersama) seluruh bangsa indonesia. Pancasila dikatakan sebagai
filsafat karena hasil perenungan jiwa yang mendalan dan dilakukan oleh the faunding
father, kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Menurut Notonegoro, filsafat
1. Sila-sila pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu
totalitas). Apabila tidak bulat dan utuh atau sila yang satu dengan sila lainnya terpisah-
2. Susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Sila 1 meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2, 3, 4, 5.
b. Sila 2 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari serta menjiwai sila 3, 4, 5.
c. Sila 3 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2 dan mendasari serta menjiwai sila 4, 5.
d. Sila 4 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3 dan mendasari serta menjiwai sila 5.
4. Pancasila sebagai suatu realita, artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan masyarakat
sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam
1. Kausa Materialis yaitu sebab yang berhubungan dengan materi/bahan. Dalam hal ini
pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
2. Kausa Formalis yaitu sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila yang ada dalam
3. Kausa Efisiensi yaitukegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan pancasila
4. Kausa Finalis yaitu berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan diusulkannya Pancasila
dasar sila-sila Pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat dasar ontologis Pancasila adalah
manusia, karna Pancasila merupakan subyek hukum pokok sila-sila Pancasila. Dijelaskan
bahwa berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkesatuan
mengungkapkan bahwa manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis
memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri dari susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan
rohani, sebagai makhluk individu dan sosial serta kedudukan kodrat manusia sebagai
makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Kaelan, secara hierarkis sila
pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, mendasari dan menjiwai keempat sila-sila
Pancasila lainnya.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan lima sila
yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang
mutlak, yaitu bersifat kodrat monodualis, sebagai makhluk individu dan sekaligus sebagai
makhluk sosial dan kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri, juga
penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai Pancasila yang merupakan suatu kesatuan
yang utuh yang memiliki sifat dasar yang mutlak berupa sifat kodrat manusia yang
monodualis tersebut.
Seluruh nilai Pancasila tersebut menjadi dasar rangka dan jiwa bagi bangsa
Indonesia. Hal ini berarti bahwa setiap aspek penyelenggaraan negara harus dijabarkan
dan bersumber pada nilai-nilai Pancasila, seperti bentuk negara, sifat negara, tujuan
negara, tugas negara, kewajiban negara dan warga negara, sistem hukum negara, moral
filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu). Kajian epistemologi
Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologinya. Maka dasar epistemologis
Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya yaitu tentang hakikat manusia.
Menurut Titus (1984: 20), terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam
manusia, dan watak pengetahuan manusia. Epistemologis Pancasila sebagai suatu objek
kejian pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan pancasila dan
susunan pengetahuan pancasila. Sumber pengetahuan pancasila yaitu nilai-nila yang ada pada
bangsa Indonesia itu sendiri. Kembali pada pemikiran filsafat Aristoteles, nilai-nilai
susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi
arti sila-sila Pancasila itu. Susunan sila-sila pancasila bersifat hierarkis dan berbentuk
2. Sila kedua didasari sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila ketiga, keempat, dan
kelima.
3. Sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama, kedua serta mendasari dan menjiwai sila
5. Sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat (Heri
Herdiawanto, 2010).
Susunan pancasila memiliki sistem logis, baik secara kualitas maupun kuantitasnya.
Dasar-dasar rasional logis Pancasila juga menyangkut kualitas dan kuantitasnya serta
menyangkut isi arti sila-sila Pancasila tersebut. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan
landasan kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada intuisi. Sesuai dengan sila
pertama Pancasila, epistemologis Pancasila mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak,
Kebenaran dan pengetahuan manusia merupakan suatu sintesis yang harmonis antara
potensi-potensi kejiwaan manusia, yaitu akal, rasa dan kehendak manusia untuk
mendapatkan kebenaran yang tertinggi. Selain itu, dalam sila ketigga, keempat dan kelima,
kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai suatu paham
hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat
manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan
pengetahuan dalam hidup manusia. Itulah sebab pancasila serta epistemologis harus
menjadi dasar moralitas bangsa dalam membangun perkembangan sains dan teknologi
Kajian aksiologi filsafat Pancasila membahas tentang nilai praksisi atau manfaat
suatu pengetahuan tentang Pancasila. Sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki
satu kesatuan dasar aksiologis, nilai-nila yang terkandung dalam Pancasila juga merupakan
suatu kesatuan. Aksiologis Pancasila membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Nilai dalam
kajian filsafat dipakai untuk merujuk pada ungkapan abstrak yang diartikan sebagai
keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodnes), dan kata kerja yaitu suatu tindakan
suatu kemampuan yang dicapai dan ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Sifat
tersebut menarik minat seseorang atau kelompok. Nilai pada hakikatnya yaitu sifat atau
kualitas yang melekat pada suatu objek. Misalnya bunga itu indah diartikan perbuatan itu
baik, indah dan baik merupakan sifat atau kualitas yang melekat pada bunga dan perbuatan.
Terdapat berbagai macam teori tentang nilai tergantung pada tolak dan sudut
memandang bahwa hakikat niali yang tertinggi adalah nilai material, sementara kalangan
hedonis memandang nilai tertinggi adalah nilai kenikmatan. Dari berbagai macam pandangan
tentang nilai, dapat dikelompokkan pada dua macam sudut pandang, yaitu pertama, sesuatu
yang bernilai berkaitan dengan subjek pemberi nilai yakni manusia dan bersifat subjektif.
Sudut pandang yang kedua, yaitu pandangan yang menyatakan pada hakikatnya sesuatu yang
Notonagoro merinci tentang adanya nilai yang bersifat material dan nonmaterial.
Manusia memiliki orientasi nilai yang berbeda, tergantung pada pandangan hidup dan
filsafat masing-masing. Ada yang berorientasi pada nilai material dan ada yang berorientasi
pada nilai nonmaterial. Nilai material rellatif lebih mudah diukur menggunakan pancaindra
ataupun alat pengukur. Nilai yang bersifat rohaniah lebih sulit untuk diukur, namun dapat
dilakukan dengan hati nurani manusia sebagai alat ukur yang dibantu oleh cipta, rasa, dan
nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan vital. Nilai-nilai Pancasila yang tergolong
nilai kerohanian juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis seperti nilai
material, vital, kebenaran, keindahan atau estetis, kebaikan atau moral, ataupun kesucian
Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis semua sila Pancasila (Darmodihardjo, 1978).
nilai bangsa Indonesia yang telah menghargai, mengakui, menerima Pancasila sebagai
sesuatu yang bernilai. Pengakuan, penghargaan dan penerimaan Pancasila sebagai suatu yang
bernilai akan tampak menggejala dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan manusia dan
bangsa Indonesia yang merupakan pengembannya dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan
WACANA AKHIR
Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar
ontologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis yang membedakan pancasila dengan
sistem filsafat lainnya. Dasar ontologis disebut juga sebagai dasar antropologis yaitu
bidang filsafat yang membahas tentang halikat keberadaan sesuatu dan mencari hakikat
Dasar epistimologis dalam arti pancasila sebagai suatu ideologi bersumber pada nilai-
nilai dasarnya yaitu filsafat pancasila. Epitemologis yaitu bidang filsafat yang membahas
hierarki yang merupakan suatu kesatuan. Aksiologis merupakan bidang filsafat yang
membahas tentang hakikat nilai atau filsafat yang membahas tentang nilai praksis sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA
Darmodiharjo, Darji. 1996. Pokok-Pokok Filsafat Hukum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Herdiawanto heri dan Jumata Hamdayama. 2010. Cerdas, Kritis dan Aktif Berwarganegara.
Jakarta: Erlangga.
Kaelan. 2005. Filsafat Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa Negara Indonesia. Makalah disajikan Pada
Titus Harild, dan Marilyn S., dkk. 1984. Living Issues Philosophy. Terjemahan oleh Rasyidi.
3ID04
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai suatu dasar negara adalah terdiri dari lima sila-sila, tetapi sila-
sila tersebut saling ada hubungannya satu dengan lainnya secara keseluruhan, tidak
ada satupun sila yang terpisah satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu dapat
diistilahkan Eka Pancasila, lima sila dalam satu kesatuan yang utuh, dalam proses
pembentukan pancasila banyak yang berpendapat bahwa pancasila dalam
pembentukanya terdapat bentuk pancasila dan susunan pancasila. Berikut ciri-ciri
bentuk pancasila dan susunan pancasila.
1. Bentuk Pancasila
Semua unsur dalam pancasila menyusun suatu keberadaan yang utuh. Masing-masing
sila membentuk pengertian yang baru. Kelima sila tidak dapat dilepas satu dengan
lainnya. Walaupun masing-masing sila berdiri sendiri tetapi hubungan antar sila
merupakan hubungan yang organis.
Kesatuan yang mutlak tidak dapat ditambah atau dikurangi. Oleh karena itu
Pancasila tidak dapat diperas, menjadi trisila yang meliputi sosio-nasionalisme,
sosiodemokrasi, ketuhanan, atau eka sila yaitu gotong royong sebagaimana
dikemukakan oleh Ir. Soekarno.
2. Susunan Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem nilai disusun berdasarkan urutan yang logis
keberdaan unsur-unsur yang terkandung dalam pancasila terdiri dari limm dasar
yang mencakup segala aspek dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Berikut dibawah ini inti dari sila pertama sampai sila kelima.
Sila ini ditempatkan paling pertama karena bangsa indonesia meyakini segala
sesuatu asalnya dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Tuhan nama lain dalam
filsafat disebut dengan causa prima artinya sebab yang disebabkan oleh segala
sesuatu.
Sila ini ditempatkan kedua setelah sila pertama karena yang akan mencapai tujuan
dan nilai-nilai yang didambakan oleh negara adalah manusianya. Apabila manusianya
hidup rukun, kreatif dan bertanggung jawab maka negara Indonesia akan mencapai
tujuan dan keinginan yang didambakan. Manusia yang bersifat monodualis yaitu
memiliki susunan kodrat yang terdiri atas jasmani dan rohani.
Sifat kodrat manusia yaitu sebagai mahluk individu, dan mahluk Tuhan. Setelah
prinsip kemanusiaan dijadikan landasan maka untuk mencapai tujuan yang dicita-
citakan manusia- manusia perlu untuk bersatu antar masyarkat, tetapi tidak
mebedakan suku, ras, dan bahasa.
Sila Ketiga Yaitu Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini kaitanya eratnya dengan nasionalisme. Rumusan sila ketiga tidak
mempergunakan awalan (ke) dan akhiran (an), tetapi awalan (per) dan akhiran (an),
dimaksudkan ada dimensi yang bersifat dinamik dari sila ini. Persatuan atau
nasionalisme Indonesia terbentuk bukan atas dasar persamaan suku bangsa, agama,
bahasa, tetapi dilator belakangi oleh sejarah (historis) dan etika (etis). Sejarah
(historis) artinya karena senasib sepenanggungan akibat penjajahan. Etis, artinya
berdasarkan kehendak luhur untuk mencapai cita-cita moral sebagai bangsa yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena itu persatuan
Indonesia, bukan sesuatu yang terbentuk sekali dan berlaku untuk selama-lamanya.
Persatuan Indonesia merupakan sesuatu yang selalu harus diwujudkan,
diperjuangkan, dipertahankan, dan diupayakan secara terus-menerus. Semangat
persatuan atau nasionalisme Indonesia harus selalu dipompa, sehingga semakin hari
semakin kuat.
Sila Keempat Yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanan Dalam
Permusyawaratan Atau Perwakilan.
Sila Keempat merupakan cara-cara yang harus ditempuh oleh rakyat indonesia dalam
membebaskan dari penjajahan dan memerdekakan agar diakui suatu negara yang
berdaulat dan memiliki undang-undang. Dalam sila keempat ini dijelaskan juga bahwa
bangsa indonesia sejak jaman penjajahan selalu melakukan permusyawaratan bila
akan melawan atau mempertahankan daerah bangsa indoensia dari para penjajah dan
dari dulu segala sesuatu peraturan yang menyangkut soal rakyat indonesia pasti di
tangani oleh pemerintah.
Sila kelima Yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Bangsa Indonesia.
Sila Kelima merupakan sila terakhir karena sila ini merupakan untuk selalu
menggambarkan dalam bertindak supaya bersikap adil kepada setiap warga negara
indonesia, tanpa membedakan status sosial, suku, ras, dan bahasa sehingga tujuan
dari bangsa Indonesia akan tercapai dengan keikiutan serta semua rakya bangsa
indonesia dalam mewujudkan suatu negara yang adil dalam segi hal.
Oleh karena itu dari setiap masing-masing sila-sila mempunyai makna dan peran
sendiri-sendiri. Semua sila berada dalam keseimbangan dan berperan dengan bobot
yang sama. Akan tetapi karena masing-masing unsur mempunyai hubungan yang
organis, maka sila yang di atas menjiwai sila yang berada di bawahnya Misalnya, sila
Ketuhanan Yang Maha Esa menjiwai dan meliputi sila ke dua, ke tiga, ke empat, ke
lima. Sila ke dua dijiwai sila pertama, menjiwai sila ke tiga, ke empat, dan ke lima.
Demikian seterusnya untuk sila ke tiga, ke empat, dan ke lima. Susunan sila-sila
pancasila merupakan kesatuan yang organis, satu sama lain membentuk suatu sistem
yang disebut dengan istilah majemuk tunggal (Notonagoro).
Majemuk tunggal artinya Pancasila terdiri dari 5 sila tetapi merupakan satu
kesatuan yang berdiri sendiri secara utuh. Selanjutnya, Notonagoro berpendapat
bahwa bentuk dan susunan Pancasila seperti tersebut di atas adalah hierarkis-
piramidal. Hierarkhis berarti tingkat, sedangkan yramidal dipergunakan untuk
menggambar-kan hubungan bertingkat dari sila-sila Pancasila dalam urutan luas
cakupan dan juga isi pengertian. Hukum logika yang mendasari pemikiran ini adalah
bahwa antara luas cakupan pengertian (teba berlakunya pengertian) dan isi
pengertian berbanding terbalik. Hal ini berarti, bahwa jika isi pengertiannya sedikit,
maka teba berlakunya pengertian itu sangat luas. Misalnya, kata meja mempunyai isi
pengertian yang sedikit, sehingga teba berlakunya pengertian meja sangat luas,
yaitu meliputi berbagai macam meja, kualitas meja, bentuk meja, dll. Akan tetapi
jika kata meja ditambah dengan isi pengertian, yaitu dengan kata tamu, maka teba
berlakunya pengertian itu semakin sempit, karena di luar meja tamu tidak tercakup
dalam pengertian itu.
3. Persatuan Indonesia
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PNCASILA%20OK.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/buku%20ajar%20Konsep%20Dasar%20PK
n.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pancasila%20dan%20UUD%201945.pdf