0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan23 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang filsafat Pancasila, termasuk pengertian, aspek-aspeknya seperti ontologis, epistemologi, aksiologi, serta nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Pancasila dijelaskan sebagai falsafah negara yang lahir dari cita-cita bersama bangsa Indonesia dan terdiri atas lima sila.
Dokumen tersebut membahas tentang filsafat Pancasila, termasuk pengertian, aspek-aspeknya seperti ontologis, epistemologi, aksiologi, serta nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Pancasila dijelaskan sebagai falsafah negara yang lahir dari cita-cita bersama bangsa Indonesia dan terdiri atas lima sila.
Dokumen tersebut membahas tentang filsafat Pancasila, termasuk pengertian, aspek-aspeknya seperti ontologis, epistemologi, aksiologi, serta nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Pancasila dijelaskan sebagai falsafah negara yang lahir dari cita-cita bersama bangsa Indonesia dan terdiri atas lima sila.
bagi negara Indonesia. Bahasa Sansekerta, pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas/dasar. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (tercantum pada paragraf ke-4 Preambule/ Pembukaan Undang-undang Dasar 1945) Filsafat : bahasa Yunani; “philein” = cinta dan “sophia”= kebijaksanaan/kebenaran/ pengetahuan. Filsafat= cinta akan kebijaksanaan/ kebenaran/pengetahuan. Filsafat adalah keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati. FILSAFAT PANCASILA Menurut Ruslan Abdulgani: Pancasila merupakan filsafat negara yg lahir sebagai cita-cita bersama dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, krn Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yg mendalam yg dilakukan oleh the founding father kita, kemudian dituangkan dlm suatu sistem yg tepat. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila Menurut Prof. Mr. Drs. Notonagoro dalam pidato Dies Natalis Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 10 November 1955 : “Susunan Pancasila itu adalah suatu kebulatan yang bersifat hierrarchies dan piramidal yang mengakibatkan adanya hubungan organis di antara 5 sila negara kita”. Pernyataan dan pendapatnya tersebut kemudian diterima dan dikukuhkan oleh MPRS dalam Ketetapan No. XX/MPRS/1960 jo. Ketetapan No. V/MPR/1973. Pernyataan tersebut diperkuat juga oleh Ketetapan MPR No. XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Dikatakan demikian, karena masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara sendiri- sendiri. Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru tentang Pancasila. B. ONTOLOGIS PANCASILA Aspek antologis menurut Runes, adalah teori tentang adanya keberadaan atau eksistensi. Sementara Aristoteles menyebutnya sebagai ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi ontologis adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan keberadaan), ada sumber, jenis, dan hakikat, termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau kosmologi. Dasar ontologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat dasar ontologis Pancasila adalah manusia. Karena manusia merupakan subyek hukum pokok dari sila-sila Pancasila. C. EPISTEMOLOGI PANCASILA
Epistemologi adalah bidang atau cabang filsafat yang
membahas hakekat ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentuk budaya. Menurut Titus (1984:20) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi yaitu tentang; 1) Sumber pengetahuan manusia, 2) Teori kebenaran pengetahuan manusia, 3) Watak pengetahuan manusia. Sumber pengetahuan Pancasila adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Sesuai dengan sila pertama Pancasila, epistemologi Pancasila mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak. Sebagai suatu paham epistemologi, Pancasila mendasarkan pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan dalam hidup manusia. D. AKSIOLOGI PANCASILA Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Menurut Notonagoro, nilai-nilai Pancasila itu termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang mengakui nilai material. Nilai-nilai material relatif mudah diukur yaitu dengan menggunakan indera maupun alat pengukur lainnya, sedangkan nilai rohaniah alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang dibantu indera manusia yaitu cipta, rasa, karsa serta keyakinan manusia. Nilai-nilai Pancasila yang tergolong nilai kerohanian juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis seperti nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan, atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral, maupun nilai kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematik- hierarkis. E. NILAI FILSAFAT PANCASILA Pandangan mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat merupakan falsafat kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna bagi kehidupan masyarakat. Pancasila memandang bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai apabila berkembangnya hubungan yang serasi antara manusia dengan masyarakat serta hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila pancasila akan terkandung beberapa hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan antar hubungan tersebut, yaitu sebagai berikut : Hubungan vertikal Manusia sebagai warga negara adalah mahluk Tuhan Yang Maha Esa sebagai wujud dari nilai-nilai KeTuhanan Yang Maha Esa (hakekat sila pertama). Dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia memiliki kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhkan/menghentikan larangan-Nya, sedangkan hak-hak yang diterima manusia adalah rahmat yang tidak terhingga yang diberikan dan pembalasan amal perbuatan diakhirat nanti. Hubungan horizontal Adalah hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya sebagai masyarakat, warga bangsa maupun warga negara. Hubungan itu melahirkan mahluk yang berbudaya atau yang beradab (hakikat sila kedua). Untuk mewujudkan suatu negara sebagai suatu organisasi hidup manusia harus membentuk suatu ikatan sebagai suatu bangsa (hakikat sila ketiga). Negara harus bersifat demokratis, hak serta kekuasaan rakyat harus dijamin, baik sebagai individu maupun secara bersama (hakikat sila keempat). Negara harus mewujudkan jaminan perlindungan bagi seluruh rakyatnya. Untuk mewujudkan tujuan seluruh warganya, harus dijamin berdasarkan prinsip keadilan yg timbul dlm kehidupan bersama (hakikat sila kelima). Hubungan alamiah Adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam dengan segala kekayaannya. Seluruh alam dengan segala isinya adalah untuk kebutuhan manusia. Manusia berkewajiban untuk melestarikan karena alam mengalami penyusutan sedangkan manusia terus bertambah. Oleh karena itu, memelihara kelestarian alam merupakan kewajiban manusia, sedangkan hak yang diterima manusia dari alam sudah tidak terhingga banyaknya. F. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Pengertian Ideologi Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita- cita. Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita- cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham. Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara. Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi sebagai sarana pemersatu masyarakat yang dapat memparsatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia. TERIMA TERIMAKASIH KASIH